ALL CATEGORY
BIN Membantah telah Memberi Informasi ke Kamaruddin Simanjuntak
Jakarta, FNN - Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan H. Purwanto membantah pihaknya memberikan informasi kepada pengacara keluarga Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir Yosua, Kamaruddin Simanjuntak, terkait kasus pembunuhan berencana oleh Ferdy Sambo dan kawan-kawan.\"Tidak benar adanya berita yang menyatakan bahwa BIN memberikan info kepada Kamaruddin sebagaimana dilansir di persidangan oleh pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak,\" kata Wawan dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.Menurut Wawan, BIN hanya melaporkan informasi intelijen kepada single client, yaitu presiden Republik Indonesia. Oleh karena itu, dia menegaskan tidak benar jika Kamaruddin Simanjuntak mengaku dapat informasi intelijen dari BIN.BIN, yang dikepalai oleh Jenderal (Purn) Budi Gunawan, merupakan lembaga intelijen negara, bukan untuk kepentingan lain. Sehingga, Wawan menegaskan BIN sama sekali tidak ikut campur dalam kasus pembunuhan berencana yang melibatkan mantan kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Ferdy Sambo sebagai tersangka.\"BIN tidak intervensi dalam masalah yudikatif. Apa yang terjadi di persidangan adalah mutlak wilayah yudikatif. Itu menjadi kewenangan hakim untuk memutus, jaksa untuk menuntut, dan pengacara untuk membela kliennya. BIN sama sekali tidak ikut campur,\" tegasnya.Wawan mengatakan belum mengetahui apakah BIN akan mengambil upaya hukum atas keterangan tidak benar yang disampaikan Kamaruddin Simanjuntak saat menjadi saksi di persidangan. \"Kita lihat saja nanti. Tidak benar berita tersebut,\" ujarnya.Sebelumnya, Kamaruddin Simanjuntak sempat mengaku memperoleh informasi dari BIN, Polri, maupun TNI saat memberikan kesaksian dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana terhadap Yosua dengan terdakwa Ferdy Sambo dan kawan-kawan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.(Ida/ANTARA)
Aneh, Polisi Yang Salah, Sepakbola Yang Dihukum
Pasca peristiwa tragis di Kanjuruhan sepakbola dibekukan entah sampai kapan. Padahal semua sepakat pemicu tragedi adalah gas air mata yang ditembakkan polisi. Oleh: Rahmi Aries Nova, Wartawan Senior FNN KETUA Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan alias Iwan Bule akan mundur teratur (lewat Kongres Luar Biasa) paling lambat Maret 2023 mendatang. Liga 1 sebagai produk PSSI juga sudah dihentikan lebih dari sebulan. Kegiatan di stadion, bahkan untuk urusan di luar sepakbola seperti Konser Dewa di Jakarta Internasional Stadium juga sudah dilarang. Tapi siapa dan mengapa polisi menembaki Aremania dengan gas air mata belum terungkap. Teror aparat yang mendatangkan mudarat coba ditutup rapat. Kalau sepakbola dan PSSI dibekukan, harusnya hal serupa juga dilakukan pada polisi dan POLRI. Makin aneh Komnas HAM malah mengancam sepakbola, tapi tidak polisi. Bahkan Arema pun tidak bisa disalahkan karena mereka tidak bisa mengantisipasi tembakan gas airmata, terlebih klub-klub lain, peserta Liga 1, Liga 2 juga Liga 3. Sepakbola kita harus dibenahi iya. Tapi dihukum, dihentikan, bahkan dibekukan itu keterlaluan dan pelanggaran HAM juga. Karena ribuan orang menggantungkan hidupnya di sepakbola. Liga juga adalah tujuan jutaan anak-anak yang saat ini berlatih di ribuan sekolah sepakbola di tanah air. Ah tapi kan sepakbola kita tidak maju-maju? Lah memang negara kita negara maju? Untuk ukuran negara yang masuk dalam 100 negara miskin di dunia (peringkat 76) punya liga itu sudah sebuah \'kemewahan\' lho! Kalau liganya nggak \'asyik\' mana mungkin stasiun televisi mau membeli hak siarnya hingga ratusan miliar. Atau bapak-bapak Komnas HAM dan Mahfud MD cs tampaknya memang lebih suka rakyat Indonesia dijejali tayangan sinetron-sinetron kejar tayang yang kadang ceritanya tak masuk akal ketimbang melihat perjuangan riil anak muda menjadi bintang lapangan hijau. Biarlah sepakbola tetap diisi oleh sepak terjang Marcelino Ferdinan dan kawan-kawan, bukan jadi panggung buat pahlawan kesiangan yang mengatasnamakan HAM. (*)
Demi Keselamatan Penggemar, Konser Slank di Palembang Batal
Palembang, FNN - Konser grup musik Slank, yang rencananya berlangsung pada Minggu (6/11) di lapangan Palembang Trade Center, batal digelar demi keselamatan para penggemar, kata Kapolrestabes Palembang Kombes Pol. Mokhamad Ngajib di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu.Saat dikonfirmasi di Palembang, Sabtu, Ngajib menjelaskan surat permohonan izin dari panitia penyelenggara menyebutkan konser bertajuk Beautiful Smile Indonesia Tour itu akan berlangsung di lapangan area komplek pertokoan Palembang Trade Center di Kecamatan Kemuning, dengan estimasi penonton mencapai 10.000 orang.\"Setelah dipelajari, hasilnya kepolisian tidak memberikan rekomendasi atau tidak memberikan izin Slank manggung di lapangan dalam komplek pertokoan Palembang Trade Center itu,\" kata Ngajib.Tidak diberikannya izin terhadap konser itu karena alasan risiko keamanan dan keselamatan penonton yang menjadi pertimbangan kepolisian. Menurut dia, lokasi konser berada di lingkungan mal yang ramai, tempat parkir terbatas, hingga rawan banjir saat hujan.Kemudian, berdasarkan laporan dari personel Intelijen Keamanan (Intelkam), kemungkinan besar para penggemar Slank se-Sumatera diperkirakan akan datang ke Palembang untuk menyaksikan konser tersebut. Sehingga, jumlah penonton diprediksi akan lebih besar daripada angka estimasi panitia.\"Maka, bila terjadi suatu kondisi yang sulit terkontrol atau katakanlah ricuh, akan sangat sulit dilakukan evakuasinya, belum lagi potensi kemacetan oleh antrean kendaraan penonton. Itu yang kami sampaikan ke panitia penyelenggara,\" kata Ngajib.Dengan pertimbangan tersebut, lanjutnya, panitia penyelenggara konser kemudian ingin memindahkan lokasi acara ke Stadion Kamboja, Ilir Timur 1. Namun, Pemerintah Kota Palembang juga tidak memberikan izin dengan pertimbangan serupa, yakni keselamatan para penggemar dan penonton konser.Menurut pertimbangan Pemkot Palembang, berbagai fasilitas di stadion yang berkapasitas maksimal 10.000 orang itu sudah dalam kondisi kurang layak, rawan, hingga rusak karena termakan usia. \"Apalagi bila dipakai untuk konser band sekelas Slank, yang fans-nya merakyat (banyak sekali), bukan saja di Palembang, jadi sangat tidak memungkinkan,\" jelasnya.Atas hal tersebut, Ngajib kemudian menyarankan panitia penyelenggara mengkaji ulang secara menyeluruh, khususnya dengan lebih menjamin keamanan dan keselamatan para penggemar setia Slank dan masyarakat umum.Ngajib memberi contoh konser dengan sistem tiket elektronik yang dapat mendata seluruh pengunjung, seperti berbagai acara musik yang sudah dilangsungkan di Palembang belakangan ini. Sehingga, jika indikator tersebut terpenuhi, maka kepolisian dan Pemkot Palembang akan mempertimbangkan memberikan izin.(Ida/ANTARA)
Elpina Kena Rekoset Saat Aparat Menangkap Kelompok Sparatis Bersenjata
Jayapura, FNN - Kapendam XVII Cenderawasih Kol Kav Herman Taryaman mengakui Elpina Dwitau (7) terkena rekoset peluru saat aparat keamanan melakukan penangkapan anggota Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) Luther Japugau di Sugapa \"Memang benar ada laporan terkait seorang anak bernama Elpina Dwitau (7 tahun) terkena tembakan (rekoset) di bagian pinggang kanan. Insiden tersebut terjadi pada Jumat (4/11) dan korban yang merupakan anak Paulus Dwitau langsung dibawa ke Puskesmas Sugapa,\" kata Herman Taryaman, di Jayapura, Sabtu. Ia mengatakan dari laporan yang diterima terungkap aparat keamanan gabungan TNI-Polri sempat melepaskan tembakan peringatan karena saat hendak ditangkap Luther Japugau yang merupakan anggota KSB Kelompok Undius Kogoya sempat melakukan perlawanan. Saat melakukan penangkapan yang terjadi di Kampung Yokatapa, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, anak buah Undius Kogoya melawan, paparnya. Luther Japugau melarikan diri ke arah lapangan Yokatapa sehingga anggota memberi tembakan peringatan namun tetap berusaha lari sehingga dilaksanakan tembakan terbidik ke arah kaki sasaran sebanyak dua kali. \"Anggota KSB berhasil dilumpuhkan namun anggota kemudian mendapat laporan adanya seorang anak kecil tertembak,\" katanya. (Ida/ANTARA)
Rocky Gerung: Begitulah Konsep Punakawan di Istana Memanfaatkan Prestasi Semu untuk Dipamerkan
PERTEMUAN Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) Keempat diselenggarakan pada 12-13 Oktober 2022, bersamaan dengan Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Grup Bank Dunia (World Bank Group) 2022. Dalam pertemuan terakhir di bawah Kepresidenan G20 Indonesia tersebut, para Menteri dan Gubernur Bank Sentral G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk memecahkan tantangan ekonomi global yang meningkat dan berfokus pada hasil nyata. Presidensi G20 Indonesia terus berupaya untuk menjaga semangat dan efektivitas G20. Pada pertemuan penutup Jalur Keuangan, Presidensi G20 Indonesia telah menghasilkan aksi konkret dan berdampak yang dituangkan dalam simpulan FMCBG G20. Pertemuan FMCBG G20 pada Oktober 2022 lalu dihadiri secara langsung oleh sejumlah pimpinan yang tercatat sejak pandemi, di mana 66 pimpinan hadir secara langsung, dan hanya 4 orang yang hadir secara virtual. Secara keseluruhan, pertemuan tersebut dihadiri oleh 371 delegasi, di mana 304 orang hadir secara langsung dan 67 orang hadir secara virtual. Selain itu, Presidensi G20 Indonesia kembali mengundang Menteri Keuangan Ukraina pada pertemuan ini, menandakannya sebagai undangan ke-3 yang dilaksanakan selama masa presidensi. Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (FMCBG) membahas enam agenda, yaitu: 1) Ekonomi Global; 2) Arsitektur Keuangan Internasional; 3) Peraturan Sektor Keuangan; 4) Investasi Infrastruktur; 5) Keuangan Berkelanjutan; dan 6) Perpajakan Berkelanjutan. Dalam pertemuan ke-4 ini, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20, Menteri Sri Mulyani Indrawati, dan Gubernur Perry Warjiyo memimpin sidang bersama-sama. Disebutkan, G20 berhasil mengumpulkan Finansial Intermediary Fun (FIF) 1,4 miliar dollar dan dana ini akan digunakan untuk pembiayaan kesiapsiagaan pencegahan dan respon pandemi di masa depan. Belakangan, hasil kumpulan dana itu diklaim sebagai keberhasilan Presiden Joko Widodo yang menjadi Presidensi G20. Bagaimana pengamat politik Rocky Gerung melihat klaim ini? Berikut petikan dialog wartawan senior FNN Hersubeno Arief dengan Rocky Gerung dalam Kanal Rocky Gerung Official, Jum’at (4/11/2022). Tentang Isu Politik Global Bung Rocky, kita update dulu peristiwa hari ini, 4 November 2022, banyak sekali gerakan aksi turun ke jalan di Jakarta. Ada yang 411, ada juga buruh yang turun menuntut perbaikan upah, dan sebagainya. Kemudian di dunia juga ada perkembangan-perkembangan menarik, yakni soal percobaan pembunuhan terhadap mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan tetapi gagal karena dia hanya tertembak di bagian kaki. Ada timnya yang meninggal dunia. Itu update kita hari ini (4/11/2022) dan dunia memang semakin panas. Ya, kita mulai dengan peristiwa yang mendebarkan itu lalu kita mulai kalkulasi kenapa mantan Perdana Menteri itu, Jepang kemarin, Pakistan, masih dimusuhi orang itu, masih ada dendam. Kan seharusnya dalam tradisi demokrasi sudah selesai, sudah mempertanggungjawabkan kebijakannya, entah itu ada yang dipidana dulu baru bertanggung jawab, tapi ada yang memang lengsernya baik-baik, tetapi rasa keadilan sosial itu ternyata membekas dalam itu. Dan apapun itu, dendam pribadi segala macam, itu diarahkan kepada seseorang yang menyebabkan kesulitan kehidupan dari mungkin cuma satu orang rakyat yang merasa susah kehidupan, apalagi kalau banyak rakyat yang merasa bahwa kepemimpinan seorang Presiden di masa lalu itu penuh dengan penipuan, penuh dengan manipulasi. Jadi, yang kita sebut dimensi keadilan dia lebih panjang dari tahun pemilu. Dia akan ada dalam benak orang, apalagi kalau dia berhadapan dengan situasi riil pada satu saat yang kemudian dia ingat ini akibat dari kebijakan-kebijakan masa lalu, akumulasi kita hadapi sekarang sebagai rakyat. Itu yang menyebabkan pembunuhan politik itu berlangsung terus-terus kendati seseorang sudah dilengserkan. Sebaliknya, ada yang sudah dilengserkan karena korupsi tapi kemudian diingat kembali bahwa dia punya poin dalam membuat masyarakat itu merasa lega dibandingkan dengan yang sekarang. Itu yang terjadi misalnya pada presiden Lula di Brazil kemarin. Jadi, selalu ada perspektif yang menetap dalam sejarah, yaitu ingatan memori kolektif yang memungkinkan orang memuji ulang Sang Pemimpin atau bahkan mengintai dia kendati dia bukan lagi memimpin. Nah, itu pelajaran buat Indonesia tuh, ketika kita lagi kasak-kusuk untuk bikin Pemilu, sebetulnya di belakang itu ada kalkulasi. Ini calon berikutnya akan punya dendam atau tidak terhadap yang sekarang. Mungkin calon berikutnya akan jadi penerus yang sekarang, tetapi rakyat merasa bahwa bukan itu yang harus dibereskan, tetapi kejahatan di masa lalu. Jadi, bagi saya memori kolektif itu atau past event itu hal yang sudah lampau itu, akan terbawa kembali ke dalam masa kini, ke dalam current situation bila keadaan hari ini memberi kesan bahwa ini disebabkan oleh yang ada di belakang. Jadi, ini juga harus saja kita sebut bahwa ini juga sinyal atau waring Pak Jokowi karena ketika beliau lengser tetap saja ada orang yang dendam, ada orang yang tidak merasa diuntungkan atau bahkan merasa tersingkir di dalam politik Pak Jokowi selama 7 tahun itu. Itu yang mesti kita bayangkan sebetulnya, bukan sekadar nyari capres-capres yang hasil manipulasi atau hasil policy yang tuker tambah. Tentang G20 Oke kita teruskan ya, berkaitan dengan geopolitik global, G20 yang akan segera berlangsung di Indonesia, Zelensky sudah menyatakan bahwa dia tidak akan hadir kalau presiden Putin dari Rusia hadir. Sementara Presiden Putin, meskipun dia menyatakan bahwa dia saling menyebut saudara dengan Pak Jokowi, tapi kemungkinan dia kehadirannya juga belum pasti. Dia menyatakan atau dia memastikan bahwa akan mengirim delegasi tertinggi untuk KTT G20 di Bali, tetapi untuk kehadiran dia sendiri menyatakan mungkin. Mungkin dia hadir. Nah, menurut saya, sebenarnya kan bagaimanapun kehadiran Putin ini tentu saja prestise bagi Pak Jokowi dibanding Zelensky. Zelensky ini kan lebih pada satu kredit tertentu bahwa Indonesia punya peran dalam perdamaian. Kira-kira begitu yang saya bayangkan. Iya, kalau kita lakukan preleminary analysis, analisis pendahuluan awal, artinya ada sinyal dari Zelensky bahwa dia protes bahwa Indonesia berpihak pada Rusia. Kira-kira begitu. Dan, protes Presiden Ukraina Zelensky itu artinya konsultasi dengan NATO. Konsultasi dengan NATO artinya sinyal dari Amerika Serikat. Jadi, sebetulnya Amerika Serikat lagi menekan Indonesia melalui NATO junto Zelensky untuk balancing di dalam politik G20 nanti. Karena terkesan Indonesia kasih porsi yang lebih banyak pada Rusia daripada pada Ukraina soal kemarin, kendati memang dianggap bahwa Indonesia berusaha mendamaikan. Iya, tetapi faktor luar negeri bukan cuma itu masalahnya tuh, tetap bagi Amerika tekanan pada Indonesia adalah Anda mau berpihak kepada siapa dalam politik Ukraina itu. Itu faktor kecil di dalam perubahan geopolitik dunia tuh. Tetap China akan tuntut Indonesia di dalam soal Ukraina, itu di belakang Ukraina ada China, di belakang perang Rusia – Ukraina ada China di situ. Dan proksi China di Ukraina tersebut adalah Rusia dan sebaliknya proksi Rusia di Ukraina adalah China. Jadi, backup-mem-backup itu. Itulah yang akan jadi komplikasi dalam mengatur delegasi mana yang akan disambut duluan di G20. Itu pasti dalam satu minggu ini kan terbaca kesibukan pemerintahan Departemen Perhubungan, kalangan militer, intelijen yang masuk bolak-balik ke Bali hanya untuk mengatur misalnya parkir pesawat Biden di mana nanti. Presiden Rusia minta supaya anggota security-nya itu ditambah, dikasih hotel khusus. Kan pusing mengatur begituan aja kan. Jadi, dari segi permainan opini dunia, Indonesia itu diuji, mampu nggak menyelenggarakan sebuah perhelatan dunia, yang bisa menjamin keamanan, bisa menjamin tidak terjadinya senggol-senggolan intelijen antara Rusia dan Amerika nanti misalnya. Itu rumit sekali. Karena itu saya membayangkan itu kelihatannya Rusia memang nggak akan datang karena dia akan minta diperlakukan lebih istimewa dibanding Amerika. Amerika juga lakukan tekanan yang sama. Itu saya kira di atas kertas. Dan, sekarang ini kita dengar juga ada semacam psywar karena ada semacam spekulasi kesehatan Presiden Putin itu kan juga semakin kencang, dan kemarin ada katanya dokumen-dokumen yang membocorkan kesehatan kesehatan Putin gitu. Tapi ini harus dilihat juga bagian dari psywar internasional antara blok barat dengan Putin. Iya, itu psywar itu akan jalan terus. Mungkin akan disusun bagaimana misalnya Joe Biden berpapasan di dalam ruangan sidang itu. Siapa yang mesti kasih sinyal supaya yang sana lewat sini, yang sana lewat situ. Jadi, kira-kira, yang Ukraina itu lebih cepat memberi sinyal bahwa kami nggak ingin ada Rusia. Kira-kira begitu. Oke. Mari kita ngomongin G20 itu kaitannya dengan masalah domestik ya. Ini saya banyak sekali dikirimin flayer-flayer. Disebutkan, G20 berhasil mengumpulkan finansial intermediary fun (FIF) 1,4 miliar dollar dan dana ini akan digunakan untuk pembiayaan kesiapsiagaan pencegahan dan respon pandemi di masa depan. Ini enggak dijelaskan ini pandeminya di mana. Tapi orang kalau membaca ini, kalau di Indonesia ini pasti untuk dalam negeri. Dan ini kemudian ada juga: konkret, inilah kontribusi G20 Indonesia untuk sembuhkan dunia. Saya kira sebenarnya ini enggak salah memang, karena kalau disebutnya G20 Indonesia saja, enggak disebutkan G20 di Indonesia. Tapi kalau kita cari-cari sebenarnya ini kan bukan kerjaannya Pak Jokowi ya. Ya, itu dengan mudah orang lihat bahwa ini iklan-iklan nyolong program orang tuh. Kita tahu bahwa dari bulan Maret, April, Mei, Juni, Juli, World Bank itu sudah lancarkan mengumpulkan uang itu. Dia bujuk bahkan korporasi dibujuk supaya kasih dana buat FIF itu. Jadi, semua prestasi yang memungkinkan Indonesia dianggap oleh dunia karena harus pameran prestasi di G20, itu enggak ada lagi filternya. Mestinya kita malu, kita mengklaim sesuatu yang bukan kita yang lakukan. Nggak ada Indonesia mengumpulkan dana segitu. Itu proyek Bank Dunia. Jadi, sekali lagi, jangan-jangan pasang poster yang hanya untuk memviralkan sesuatu atau mendorong, ini kan nanti buzzer-buzzer ini akan bilang Presiden Jokowi karena dia Ketua G20 dia berhasil mengumpulkan 1,4 miliar dollar. Itu kita mau cari di mana proyek itu, apa proyek BUMN? Itu proyeknya World Bank dan semua orang tahu bahwa itu adalah hasil dari upaya World Bank untuk membujuk negara-negara maju menyumbang, membujuk korporasi lewat CSR. Jadi jangan bagian-bagian bohong itu dipamerkan terus. Jadi, ini semacam poster gede-gedean yang lagi ditebar di seluruh dunia itu. Saya datang ke Galunggung ada tulisan: Terima kasih Pak Jokowi BLT, Bansos segala macam. Gak ada yang pernah membuktikan bahwa itu sampai ke rakyat atau tidak. Padahal, sebetulnya data dari macam-macam LSM, itu dana BLT dikorupsi sampai banyak betul kepala desa yang kena korupsi itu. Dan kadang-kadang dibiarkan supaya memilih partai tertentu yang mengedarkan BLT itu. Jadi, kelihatannya bahwa poster-poster yang bertebaran, entah itu di tingkat global dalam rangka menyambut G20 maupun di tingkat lokal dalam rangka mempromosikan prestasi Presiden Jokowi, BLT, itu mungkin dibuat oleh relawan-relawan yang sedang ingin menjilat pada Pak Jokowi. Itu bahayanya. Jadi satu waktu Pak Jokowi akan diprotes, ini kok Anda klaim ya. Demikian juga BLT, kok nggak ditulis di situ berapa banyak yang dikorupsi. Bukan Pak Jokowi wajahnya senyum-senyum bagi BLT dan apa namanya bantuan upah segala macam itu. Jadi, begitulah, dalam ketiadaan konsep maka semua punakawan di istana itu memanfaatkan prestasi semu itu untuk dipamerkan. Itu prestasi semu yang dipamerkan. Oke, tapi mari kita pelan-pelan kita bahas dua fakta yang berbeda ini walaupun sebenarnya akhirnya kesimpulan kita sama. Pertama, soal klaim finansial FIF Finansial Intermediary Fun tadi yang dilakukan oleh Bank Dunia, tapi kemudian ini secara halus dispin bahwa itu seolah-olah prestasi dari kepemimpinan Indonesia. Saya penasaran memang dan ternyata kemudian ini kita ketemu, saya ketemu link-nya nih yang dari World Bank Project. Ini memang jelas di sini artikelnya pada tanggal 30 Juni 2022. Jadi sudah sebelumnya itu munculnya. Mudah-mudahan ini bukan kerjaan Pak Jokowi tapi hanya kerjaaan buzzer yang menyebar keberhasilan semua yang diklaim. Kedua, ini baliho yang terkesan memang tidak didesain bahwa itu serius banget dari negara, seolah-olah itu adalah inisitaif dari rakyat. Tapi yang menjadi pertanyaan (ini Anda lihat ini di Cinere), tapi waktu Anda ke Galunggung Anda lihat juga baliho-baliho ini ya. Di Sentul itu, juga penuh dengan poster itu. Di Jawa Barat yang di mana suara presiden itu jatuh di Jawa Barat, itu penuh dengan baliho itu. Dan itu betul-betul di pematang sawah, di pinggir hutan ada itu. Jadi, saya bayangkan ini pasti oligarki yang pasang itu, karena agak sulit kita bayangin bahwa itu dipasang oleh Istana itu. Iya, masif sekali. Buat apa Istana pasang kalau Presiden Jokowi sudah berkali-kali pidato. Jadi, tiba-tiba kok ada upaya untuk mengelu-elukan kembali Presiden Jokowi. Jadi, itu yang kita anggap sebagai permainan komunikasi massa yang bodoh itu. Dan nggak ada orang tahu ini apa isinya tuh. Coba buka Google tentang BLT dan kepala desa, itu banyak betul kan yang dibui. Jadi, hal-hal yang saya semacam ini dan yang juga tadi prestasi Bank Dunia diklaim oleh Indonesia dengan sangat tipis sebetulnya, lalu dianggap bahwa ini prestasi. Jadi, jangan berbohonglah. Bilang saja bahwa itu World Bank di G20 nanti akan melaporkan pengumpulan dana itu dan Indonesia kebetulan G20 maka Indonesia mungkin sekali akan diminta untuk mendistribusikan. Tapi jangan bilang itu dikumpulkan oleh Presiden Jokowi. Bagaimana uang dunia dikumpulkan oleh Presiden Jokowi itu sama dengan klaim, Ukraina telah berhasil didamaikan oleh Presiden Jokowi. Jadi, Pak Jokowi sendiri dijebakkan di situ oleh para penjilat. Ini kedunguann politik saja sebetulnya. Iya, betul. Itu soal misalnya impor gandum untuk pangan dunia itu Turki, bukan Pak Jokowi yang mendamaikan. Gitu yang punya peran itu. Jadi berlebihan ini ketololan-ketololan itu. Dengan mudah orang bisa cari dari mana ini isu itu. Dan poster-poster G20 itu seolah-olah membanggakan bahwa Indonesia terpilih karena reputasinya Pak Jokowi maka Indonesia terpilih untuk memimpin G20. Lo, G20 itu arisan. Kita kebagian hari ini, bukan dipilih. Memang sudah waktunya. Jadi, begitu banyak hal yang dipakai justru untuk mem-backup kekuasaan yang sudah lemah. Itu makin lemah jadinya kan orang anggap ya sudah lemah masih bohong. (ida/sws)
Rocky Gerung Dihujat Habis-habisan Oleh Emak-emak
Jakarta, FNN – Seorang emak-emak menghujat pengamat politik, Rocky Gerung. Perisriwa tersebut terjadi saat diskusi, “Siapa Cocok Mendampingi Anies”, di Jakarta, Rabu, 2 November 2022. Hujatan yang disampaikan oleh Ima itu pun membuat suasana ruang diskusi menjadi riuh. “Diskusi kita sangat menarik sekaligus membengongkan saya, karena tadi (Prof. Firman Noor) mengatakan indikator seorang (calon) wakil presiden ada delapan. Setidaknya akhlaknya baik, berintegritas, mempunyai chemistry dengan presiden nanti,” kata Ima dari komunitas Manis. Ima pun menceritakan selama ini menjadi fans (penggemar) berat Rocky Gerung. “Bahkan saya bisa dikatakan sebagai pengagum berat Abang (Roky) gitu,\" ucap Ima bersemangat. Akan tetapi, ia merasa patah hati terhadap RG, panggilan akrab Rocky Gerung. “Sekarang patah hati dengan pernyataannya. Terus terang saya bisa patah hati, saya bisa menjadi nol di hati dan pikiran saya,” katanya. “Kenapa? Karena ketika indikator bilang ada delapan, kemudian memunculkan calon Bapak LBP (Luhut Binsar Panjaitan), saya langsung syok. Sebab, delapan indikator yang dipaparkan (Firman Noor) tidak ada satu pun menurut saya ada pada LBP,\" katanya berapi-api. Ima pun menyebut Rocky Gerung terlalu picik dalam dunia politik, ketika menilai Anies Baswedan. Apalagi, harus mengambil orang-orang hitam (Rocky menyebut begundal dan koboi) di DPR (Dewan Perwakilan Rakyat). Ia mengatakan, tidak pantas Rocky Gerung menyebut-nyebut LBP menjadi calon pendamping Anies Baswedan. Sebab, dalam pandangannya, Menteri Koodinator Maritim dan Investasi itu banyak mengambil kebijakan yang merugikan telah masyarakat. Kita share saja pribahasa yang mengatakan, \" Di atas langit masih ada langit.\" Kalau ini, \"Di atas Bapak Presiden masih ada Luhut. Bisa dikatakan seperti itu,\" katanya. Jadi pengambil kebijakan di Indonesia ini kebanyakan bukan Jokowi, tetapi sebenarnya Luhut. Menurut Ima, Anies Baswedan sudah perfext (sempurna). Dari segi fisik oke, dari segi akhlak mantap. Anies serba oke. Karena itu, ia pun mengajukan pasangan Anies yang pas adalah AHY (Agus Harimurti Yudhoyono). Meski mungkin dari latar belakang politiknya belum terlalu wow, tetapi ada di belakangnya. Bapaknya (Susilo Bambang Yudhoyono) yang pernah menguasai negeri ini. \"Ketika mau mendaur ulang bisa,\" kata Ima. Hujatan Paling Indah Rocky pun menanggapi hujatan itu dengan santai. \"Hujatan paling indah seminggu ini. Dihujat emak-emak,\" katanya. \"Begini ya. Anies yang membikin kriteria itu, bukan saya yang bikin. Kalau terjadi bagaimana?\" ujarnya. Kalau terjadi continue and change yang paling mungkin adalah LBP. Saya hanya memasangkan parameter yang dibuat oleh Anies sendiri. Yang mampu menstabilkan politik ya LBP. Oleh karena itu, saya bertanya ada nggak yang bisa lawan LBP? AHY tidak punya pengalaman tekhnokratif, sedangkan Anies membutuhkan orang yang mempunuai pengalaman itu. Lain kalau Anies bilang kriteria saya cuma satu, saya pilih sendiri dan itu nanti saya ucapkan sendiri jangan pake keiteria. \"Saya perlu wakil presiden yang dicalonkan oleh ibu, oleh emak-emak, oleh relawan. Apa itu keluar gak dari mulut Anies? Tidak ada! Itu yang saya bilang mesti fair!\" ucap Rocky yang serinh dipanggil Profesor Akal Sehat itu. Anies tida mengatakan kriteria saya mau 8 kek mau 10 mau 20 karena saya elektabilitasnya sudah tinggi, karena saya moralitasnya sudah tinggi, karena saya dipercaya dalam hubungan internasional. \"Anies nggak ucapkan itu. Dia bahkan bikin kriteria untuk napi yang nggak boleh jadi calon wakil presidennya, bukan siapa yang boleh, siapa yang nggak boleh itu!\" kata Rocky. Itu yang saya ucapkan tadi, jangan gairah kita akhirnya menutupi analisis. Ia mengatakan kembali ketika pernah menyebutkan Anies akan dicalonkan Nasdem. \"Semua marah. Tidak mungkin, tidak mungkin! Sekarang sudah terjadi. Bagaimana kalau Anies akhirnya menteri-menteri Nasdem di reshuffle terus mantan Gubernur DKI Jakarta itu menggantikan menteri Nasdem di kabinet, lalu anda kecewa dengan saya nggak?\" ujar Rocky. Ia pun mengingatkan pentingnya polirik itu diasuh dengan pikiran, bukan emosi. \"Jadi, Anies tahu keterangan saya. Jadi sekali lagi bukan saya yang ngurusin LBP. Akan tetapi kriteria yang dipasang itu memungkinkan orang menafsirkan bahwa harus ada unsur dari dalam kekuasaan untuk mendampingi Anies,\" ucapnya. Menurut Rocky, seja awal ia sudah mengatakan, Anies bukan pengganti Jokowi, bukan penerus Jokowi. Dia orang yang berbeda itu LBP berbeda apa tidak? Tida berbeda. Tetapi Anies kasih kriteria itu punya pengalaman tekhnokrat punya pengalaman memimpin negara siapa coba? Ia mengimbau relawan Anies supaya akalnya mesti bersih dalam melihat persoalan. Dalam berpolitik harus ada kejeniusan. Kalau dikatakan saya mengusulkaj LBP, bukan. \"Saya mempersoalkan kriteria yang dibuat oleh Anies sehingga Anies terjebak sendiri pada kesulitan itu,\" ujar Rocky. Rocky kemudian menyebutkan, yang pertama mendeklarasikan Anies (sebagai Capres) adalah KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Lalu Anda tanya, kok KPK? Memang, karena KPK-lah yang mengincar Anies. Karena seperti itu, sehingga orang merasa ok, Anies kita dijadikan presiden saja ketimbang dijebak oleh KPK. (Anw).
Anies Baswedan, President in Waiting
Oleh Asyari Usman - Jurnalis Senior FNN MAU disebut presiden de-facto, takut ada yang tersinggung. Tetapi, massa pendukung Anies Baswedan di Sumatera Utara menganggap beliaulah presiden. Itu tampak dari sambutan meriah di kota Medan ketika dia menghadiri acara sapa relawan Anies. Belasan ribu massa berjejer di sepanjang jalan. Puluhan ribu pula hadir di Istana Maimoon ketika Anies menyampaikan orasi di situ. Teriakan “Anies presiden” menggema. Seolah sudah masuk musim kampanye. Kedatangan capres Nasdem itu sudah lama ditunggu-tunggu warga Sumetara Utara. Kunjungan sapa relawan dan pendukung ke Medan kemarin, Jumat (4 November), merupakan yang pertama sejak Anies meninggalkan Balai Kota Jakarta. Perlu dicatat pula bahwa Balai Kota dan jalan-jalan di sekitarnya penuh dengan massa pendukung ketika Anies keluar dari kantornya pada 16 Oktober2022. Masyarakat yang menyambut di Medan dipastikan bukan massa bayaran. Mereka datang secara sukarela tanpa pengerahan. Mereka menunggu sejak pagi sekali. Hanya ada satu motif mereka dalam memeriahkan sambutan itu. Yaitu, agar seluruh dunia tahu bahwa rakyat Indonesia mendambakan perubahan. Bahwa rakyat sudah sangat jenuh dan muak dengan rezim yang sedang berkuasa dengan keangkuhannya. Penyambutan ini mengirimkan beberapa pesan. Pertama, pesan bahwa bagi rakyat, Anies adalah presiden yang hanya menunggu legitimasi pilpres 2024. Dia dianggap sebagai “president in waiting”. Konsekuensi dari anggapan ini adalah bahwa tidak mungkin orang lain yang terpilih selagi Anies ikut pilpres. Yang kedua adalah pesan kepada lembaga-lembaga yang langsung atau tak langsung terlibat dalam penyelenggaraan pilpres 2024 agar mereka jangan coba-coba melakukan kecurangan. Persoalannya bisa sangat fatal kalau mereka curang. Rakyat tidak akan bereaksi “yah, sudahlah” seperti yang terlihat pasca-pilpres curang 2019. Mengapa kecurangan pilpres 2024 akan berujung fatal, karena Anies bukan Prabowo. Belakangan ini rakyat akhirnya tahu persis bahwa Prabowo memang maju untuk kalah. Begitu banyak begundal-begundal di sekitar Prabowo yang menikmati kekalahan yang disengaja itu. Pesan ketiga adalah bahwa sambutan rakyat yang sangat antusias itu menunjukkan mereka siap membiayai Anies secara ‘saweran’ alias gotongroyong. Sinonim untuk “crowd funding”. Dana publik dalam bentuk donasi terbuka (open donation). Massa pendukung menyadari bahwa Anies harus didukung oleh dana dari semua pendukungnya sesuai kemampuan dan semangat masing-masing. Jadi, dari Medan kita bisa menangkap dengan jelas bahwa Anies akan didukung habis-habisan. Kemarin rakyat keluar untuk melihat wajah Anies. Selanjutnya, rakyat keluar mengirimkan dana saweran untuk mengantarkan Anies ke Istana tanpa Oligarki. Sekali lagi, rakyat melihat Anies sebagai “President in Wainting”. Hanya menanti proses konstitusional yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024.[]
Apakah Jokowi (Menginginkan) Ketum PDIP?
Jokowi memiliki Putra dan Mantu yang bersinar terang sebagai Walikota. Tentu ini jabatan Eksekutif yang mirip dengan keluarga George Bush saat jadi Presiden AS ke-41 kelak digantikan Geroge Bush Jr yang waktu itu Gubernur Texas. Oleh: Andrianto, Aktivis dan Pengamat Kebangsaan ADA yang menghebohkan di jagad kandang banteng saat doa agar Joko Widodo Ketum PDIP. Sontak tensi makin meninggi berpacu seiring belum jelasnya tiket Capres dari PDIP. Apakah salah jika ada yang mendo\'akan Jokowi menjadi Ketum PDIP setelah Megawati Soekarnoputri. (Jabatan yang sudah disandang Megawati sejak 1993 Kongres Luar Biasa di Surabaya). Apakah itu doa yang baik? Bukankah doa justifikasinya selalu baik. Apalagi Do\'a dari elemen relawan Ganjar Pranowo yakni KAMI Ganjar (Koalisi Aktivis dan Milineal Indonesia) yang dipimpin eks petinggi KNPI Joko Priyoski. Yang bikin dahi berkerut reaksi dari pendukung militan Ganjar Pranowo, yakni para BuzerRP yang menyatakan KAMI Ganjar abal-abal. Bukankah doa itu harapan, lagipula disebutkan bila Ganjar Presiden maka untuk memperkuat pemerintahan, PDIP yang diprediksi semua lembaga survei akan mendapat pemilih suara terbesar di Parlemen. Agar selaras dengan Ganjar di eksekutif, maka Jokowi Ketum PDIP. Tentu ini harapan dari KAMI Ganjar. Publik menilau endorsmen Jokowi ke Ganjar tentu bukan tanpa reserve. Jokowi butuh pengganti yang bisa diandalkan loyalitasnya, mengingat banyaknya kasus dan peristiwa poitik berupa pelanggaran HAM (tragedi Bawaslu, KM 50 dll) dan surutnya demokrasi dengan penangkapan aktivis yang dosisnya melebihi era Orba, bahkan Yusril Ihza Mahendra menyakini otoriterisme terhadap Bambang Tri dan Gus Nur perihal isu ijasah palsu. Belum lagi banyaknya project mercusuar sifatnya seperti IKN dan pemihakan ke para Oligarki Ekonomi seperti dinyatakan Faisal Basri yang mengecam keras soal tata kelola Sumber Daya Alam Nikel yang untungkan elit terdalam Jokowi yang berkongsi dengan negara Asing/RRC. Selama ini terlihat gesture Jokowi berupaya keras menjajakan Ganjar, meski PDIP lewat Rakernas ke-2-nya yang dibacakan Ganjar sendiri bahwa domain Capres itu Ketum PDIP yakni Megawati. Namun, tidak berlangsung lama Jokowi justru menggelar MUSRA (Musyawarah Rakyat) elemen relawan militan Jokowi untuk Pencapresan. Nah reaksi Ganjar sendiri sangat keras perihal doa ini. Padahal Relawan KAMI Ganjar bukankah sifatnya non struktural? Memangnya sudah ada relawan resmi Ganjar? Akhirnya kita jadi teringat ujaran terkenal Ketua Mao Zedong, memancing ular keluar dari tanah. Sebuah ungkapan era Revolusi Kebudayaan China, terjadinya penyingkiran tokoh yang kritis terhadap Mao. Akhirnya publik memang menangkap adanya benih-benih keretakan yang parah di kandang banteng. Apalagi dengan makin menuanya usia Megawati. Selain Jokowi memang tidak ada kader yang menonjol lagi. Meski ada Puan Ketua DPR. Puan tentu lebih banteng ketimbang Jokowi. Puan kader yang alami proses natural dan berjenjang sampai akhirnya jadi Petinggi di PDIP. Hal pengkaderan ini tidak dialami Jokowi yang blum pernah jadi pengurus PDIP bahkan saat inipun, bukan pengurus. Pasca Presiden dengan usia yang relatif fresh tentu Jokowi tidak ingin ulangi kesalahan Suharto dan SBY. Keduanya dengan sikond berbeda abai terhadap keluarganya. Bahkan yang tragis Suharto yang besarkan Golkar, Keluarga Cendana tersingkir dari Golkar. SBY pun nyaris terguling dari Partai yang didirikannya akan dibegal oleh orang lingkaran dalam Istana. Jokowi memiliki Putra dan Mantu yang bersinar terang sebagai Walikota. Tentu ini jabatan Eksekutif yang mirip dengan keluarga George Bush saat jadi Presiden AS ke-41 kelak digantikan Geroge Bush Jr yang waktu itu Gubernur Texas. Jokowi pastinya akan mengawal proses Sang Putra ke jenjang tertinggi seperti dirinya. Dan ini bisa terjadi bila Ganjar yang didukungnya bisa menggantikannya. Maka logis do\'a jadi manifest Jokowi Ketum PDIP. Bagaimana menurut anda? (*)
Para Pengacara Desak Keterbukaan Penanganan Pandemi Covid-19
Jakarta, FNN – Para pengacara yang tergabung dalam Garda Hukum 508 kembali menuntut transparansi pemerintah dan DPR RI terkait penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia yang sudah banyak menelan korban jiwa dan menghabiskan anggaran yang sangat besar. Tuntutan itu mereka sampaikan melalui fakta integritas yang dibacakan oleh Ketua GH 508 Gideon saat mendeklarasikan pengukuhan Garda Hukum 508 di Monumen Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat pada Kamis (3/11/2022). Pendiri GH 508 Joko Ahmad Sampurno menegaskan, sejauh ini pihaknya menduga adanya kejanggalan dalam penanganan pandemi dan penerapannya sehingga banyak memicu korban baik yang terpapar maupun yang meninggal dunia. “Diduga banyak penyimpangan hukum dan undang-undang yang dilakukan oleh oknum. Selain itu juga tentang Undang-Undang Karantina yang dibuat oleh DPR sebelum Covid-19 melanda Indonesia,” ungkap Joko melalui keterangan resminya di Jakarta pada Jumat (4/11/2022). Joko mengatakan bahwa dalam menghentikan pandemi yang terjadi saat ini, Kementerian Kesehatan dunia dan Indonesia tidak menggunakan prosedur penghentian pandemi Covid-19 yang sesuai dengan Ilmu Biologi dan Ilmu Kedokteran dalam memberantas virus. “Penghentian Pandemi Pathogen (Virus/Bakteri) dilakukan dengan membasmi Virus/Bakteri atau membasmi pembawanya. Artinya, untuk menghentikan pandemi Covid-19 adalah dengan membasmi Virus Covid-19 atau mengecilkan kelembaban udara,” tegas Joko. Sayangnya, lanjut Joko, Kementerian Kesehatan di seluruh dunia lebih memilih menggunakan strategi Karantina, 5M, dan Vaksin. Sehingga justru diduga malah menghasilkan pembesaran Pandemi Covid-19. “Karena permasalahan itulah akhirnya kami membentuk Garda Hukum 508 yang akan mengawal semua proses hukum juga dalam menuntut transparansi (dari) pemerintah maupun pihak DPR terkait penanganan Pandemi Covid-19 selama ini,” ujarnya. Joko menegaskan sejauh ini pihaknya sudah menyurati dan menyerahkan maklumat atas tuntutannya kepada lembaga-lembaga terkait demi memberikan asas keadilan bagi masyarakat. “Garda Hukum 508 akan mengawal Proses Hukum Pandemi Covid 19 agar Rakyat Indonesia mendapat keadilan di depan Hukum Negara Indonesia. Demikian Pula jika diperlukan Garda Hukum 508 juga siap membantu Proses Hukum ditingkat dunia Internasional,” tutup Joko (red)
Kramat Tunggak dan Kramat Bunder
Oleh Ridwan Saidi Budayawan Kata Kramat merujuk pada monument stone. Kramat Jati tak beralas. Seperti pohon. Kramat Tunggak dan Kramat Bunder alasnya melingkar. Kalau makam disebut kuburan kramat. Kramat Kwitang dan Kramat Sentiong artinya berbeda. Kramat sebagai toponim kewilayahan. Kramat Sentiong artinya Sentiong dalam wilayah Kramat. Juga Kramat Kwitang maknanya idem. Kramat Kali Angke di tepi kali Angke. Lyyric lagu gambang Cente Manis: Kramat ape di kali Angke Sayurlah bayem saye tumisin Kemat ape yang none pake Siang dan malem saye impi\'in Centelah manis dipatok burung PS: Kemat itu guna-guna. Ada seorang arkaelog berkata Kramat Kwitang itu makam Tionghwa yang dikeramatkan. Pak Arkaeolog , Kwitang itu toponim di Burma. Toponim Jakarta ada Batu Tulis, prasasti, dan ada Batu Ceper, yang kalau di Condet Batu Ampar. Artinya dolmen. Di luar Jakarta ada Batu Jajar, itu meinhir. Kalau Pecenongan monument stone yang teksturnya macam pohon cemara. Hek di Cililitan itu statue wanita. Jalan Ketapang di lintas Jalan Gajah Mada hasil kesalahan Pemda yang tak minta pendapat ahlinya. Lidah penduduk Ki Tapang. Diringkas Pemda jadi Ketapang. Tapi di Petamburan Jalan Ki Apang tak berubah. Ki sebutan untuk orang laki-laki yang dihormati. Kalau wanita Kumpi. Misal Kumpi Le Se dan Kumpi La Me di Kebon Siri. Kumpi Tamberang di Jakarta Barat. Panggilan untuk wanita ysng dihormati di Palembang dan Bogor sama. Palembang Buyut Atikah di Bukit Seguntang. Buyut Nyai Dawit di desa Pager Resi. Cibinong, Bogor. Le Se, La Me, Gang Hola, kini Jl Sabang, Gang Hauber di Petojo , Gang Le Re di Sawah Besar fonem Pacific. Inilah Jakarta. (RSaidi)