ALL CATEGORY
Bunuh Saja Lalu Minta Maaf
0leh Yusuf Blegur - Mantan Presidium GMNI Ini kisah tentang suatu negeri yang manusianya tak lagi diperlakukan manusiawi. Saat binatang liar dan buas sekalipun, dididik untuk bertingkah jinak dan bersahabat layaknya mahkluk berakal dan berbudi pekerti, sementara manusia diintai, terancam, diterkam dan dianiaya tak ubahnya binatang buruan. Pembunuhan begitu mudah dipertontonkan oleh bahasa dan perilaku kekuasaan, kalaupun tetap hidup manusia kehilangan kehormatan dan harga dirinya. Terampas haknya, menjadi tak berarti dan sia-sia sebagai korban dari eksploitasi kebinatangan manusia. Ada sebuah negara bangsa yang sering mengaku berasal dari peradaban besar dan kebudayaan adi luhung. Terkenal dengan tradisi ketimuran, religius dan berahlak mulia. Selain patriotisme dan nasionalisme yang menyejarah, nenek moyangnya mewarisi keberanian menegakkan kebenaran dan keadilan. Tepo seliro dan toleransi yang tinggi menjadi urat nadi dari karakteristik sifat gotong royong yang mengokohkan kebhinnekaan dan kemajemukan populasinya. Itulah corak dan ornamen yang pernah ada pada sebuah negara bangsa, yang sepertinya telah menjadi fosil dan berangsur-angsur punah dan mulai menjadi dongeng. Cerita sebuah bangsa yang berubah dari nilai-nilai hakiki menjadi ironi, dari kekuatan Ilahi menjadi kekuasaan oligarki. Dasar negara dan falsafah bangsa begitu indahnya disusun sebagai konsensus nasional. Konstitusi tersusun rapi dan sistemik, sebagai sebuah pijakan bercengkeramanya anak bangsa. Simbol-simbol dan jargon sungguh memesona rakyat yang telah peluh dan berdarah berhimpun dalam kesatuan semangat mempejuangkan, memelihara dan mengisi kemerdekaan. Tapi semua itu hanya sebuah awal dari cita-cita meraih sebuah negara kesejahteraan, yang terus meredup, terasa seperti mimpi dan berujung uthopis. Nilai-nilai kaya spiritualitas itu, pada akhirnya tercerabut dari jiwa dan sanubari manusianya. Bagai zombi yang mengerikan, penduduk negeri yang diklaim gemah ripah loh jinawi menjadi rakus dan ganas berebut makanan. Bagai separuh manusia dan separuh monster atau iblis, pada akhirnya sesama warga negara itu saling memangsa. Kapitalisme dan komunisme berkolaborasi menjadi panduan dan gaya hidup sebagian besar rakyatnya. Agama sebatas status sosial dan keyakinan kepada Tuhan sekedar basa-basi. Negara dikuasai bromocorah, menjadi sarang penyamun dan menjadi habitatnya kumpulan kebiadaban. Negara ketika pemahaman spiritualnya rakyatnya hanya nenghasilkan bangsa yang beragama tapi tak bertuhan. Harta, tahta dan wanita telah menjadi tujuan hidup yang begitu diagung-agungkan dan dimuliakan. Kemunafikan terbungkus ambisi, penghianatan menghiasi siasat. Keduanya menjadi standar memenuhi kepuasan batinnya. Tak peduli bagaimapun dan dengan cara apapun dilakukan untuk meraihnya. Meneteskan air mata, menumpahkan darah dan menghilangkan nyawa, seakan menjadi cara yang biasa dan lumrah untuk mengejar nafsu dunia. Meskipun harus dengan menghilangkan kemanusiaan dalam dirinya dan membiarkan determinasi setan begitu dominan mengendalikan syahwatnya. Tragedi demi tragedi, pembunuhan demi pembunuhan terus berjaya menampilkan karakter kekuasaan. Darah rakyat tak pernah berhenti tumpah dan mengalir di bumi pertiwi. Membasahi panggung-panggung politik, menyirami kantor-kantor insitusi negara, tampias ke pemukiman kumuh rakyat, hingga menyeruak ke stadion sepak bola. Selalu saja ada kekejian dan kebengisan di setiap pelosok dan sudut-sudut sempit sekalipun dalam ruang publik. Selalu ada kesempatan dan momentum rakyat meregang nyawa kapan dan di mana saja. Nusantara memang telah menjadi tempat yang penuh mistik, horor dan mengerikan karena politik dan hukum telah bersekutu dengan iblis. Sifat-sifat iblis yang mewujud perangai manusia dalam peran dan aksi aparatur penyelenggara negara. Seperti Dolores O\'Riordan seorang musisi kenamaan asal Irlandia dan vokalis The Cranberries yang melantunkan lagu Zombie. Seakan mengesankan negara telah menjadi penjara paling brutal bagi rakyat yang lemah dan tertindas. Seiring itu, aparatnya berfungsi sebagai mesin pembunuh yang paling efisien dan efektif. Kini, rakyat hanya bisa pasrah menerima kenyataan bahwa kemanusiaannya telah disingkirkan. Berjibaku menuntut sekedar kelayakan hidup, atau bermimpi yang lebih tinggi lagi tentang kemakmuran dan keadilan. Tak lagi dapat berharap pada manusia, hanya keyakinan pada kebesaran kekuasan Tuhan yang mutlak menjadi solusinya. Sembari menunggu kebenaran itu akhirnya dapat memenangkan pertarungan melawan kejahatan. Rakyat hanya bisa menyaksikan dan merasakan penderitaan berkepanjangan. Terlebih ketika korban jiwa rakyat begitu marak dan menggejala, saat dimana-mana terdapat kematian baik secara personal maupun massal. Pembunuhan karena motif politik dan semata-mata demi kepentingan merebut dan mempertahankan kekuasaan. Setelah rakyat jatuh berserakan dan mayatnya bergelimpangan. Cukup dengan kata-kata maaf dan pemberian hadiah dan kompensasi, semua maslah selesai. Begitulah praktek-praktek kekuasan mengemuka dan jadilah negeri ini dipenuhi drama dengan lakon, bunuh saja lalu minta maaf. (*)
Nasdem Gurun (Disingkat Nasrun Bukan Nasdrun) Artinya Pertolongan Tuhan
Oleh Hariqo Satria - Pengamat Media Sosial dari Komunikonten. Penulis Buku Seni Mengelola Tim Media Sosial YANG pertama kali menuliskan kata “Nasrun” (bukan Nasdrun) di medsos adalah akun twitter kurawa pada 3 Okt 2022. Ia menuliskan: Selamat!! Tepat jam 11.00 hari ini resmi telah bergabung sebuah komunitas politik baru bernama: NASRUN: Nasdem Gurun. Postingan itu ia tambahkan dengan dua emoji tertawa ngakak. Lalu sebuah akun mengomentari dengan menuliskan: \"dalam bahasa Arab, Nasrun artinya kemenangan...,\" atau pertolongan dari Tuhan. Netizen lain menimpali \"bakal diubah lagi tuh kalo denger begitu\". Kemudian dua akun lain mencuitkan: \"Nasrun tetangga saya dulu\" dan \"Nasrun Masikun\". Benar prediksi netizen di atas. Lima hari ini saya amati, beberapa akun anonym mulai menggunakan kata Nasdrun, karena mereka baru sadar kalau Nasrun itu artinya pertolongan Tuhan. Sebagai sarjana perbandingan agama, saya memahami bahwa semua agama di dunia percaya pada pertolongan Tuhan (sila pertama). Dalam sejarah, frasa pertolongan Tuhan, perlindungan Tuhan selalu diucapkan para pejuang, utamanya sejak rakyat Maluku yang dipimpin oleh Sultan Baabullah berhasil menaklukkan Portugis pada 1575. Bung Tomo menyebut “Tuhan akan melindungi” dalam pidato 10 November, Jenderal Sudirman juga terinspirasi pada kata \"Nasrun\" dalam pernyataannya yang terkenal, \"Kami percaya bahwa perjuangan yang suci itu senantiasa mendapat pertolongan dari Tuhan.\" Teman-teman, jadi strategi menempelkan stigma (ciri negatif) kepada lawan politik tidak bisa sembarangan atau “ngasal”. Pihak yang memberi label cebong merasa beruntung kalau lawan politiknya disebut cebong, sebaliknya pihak kampret merasa beruntung jika lawan politiknya disebut cebong. Lalu siapa yang dirugikan? ya Indonesia. Padahal pihak itu hanya segelintir orang saja, tapi didukung ribuan akun palsu. Merasa paling nasionalis, merasa paling agamis dapat membuat seseorang merasa pantas memberikan label-label sesukanya tanpa memikirkan kepentingan nasional. Padahal dalam tubuh setiap golongan selalu ada nafas nasionalis dan agamis dan is is yang lain. (*)
Kroncong Rindu Malam
Oleh Ridwan Saidi Budayawan SEBELUMNYA kita dudukkan dulu istilah kroncong atau keroncong secara linguistik. Awalnya keroncong nama bunga, kembang keroncong. Roncong artinya lengkung. Gelang kerioncong bentuknya melengkung-lengkung. Bodi gitar, biola, cello, bass dikasi sepasang lubang untuk pengaturan udara, berbentuk lengkung seperti tekstur kembang keroncong. Nama keroncog merujuk pada instrumen, bukan pada musiknya. Ada sangkaan musik keroncong asalnya dari Portugis. Musisi keroncong Achmad pimpinan Orkes Keroncong Asli kesal. Ia undang staf Kedubes Portugal datang ke Kayu Manis tahun 1969 ke tempat grup keroncong dia latihan. Bukan, kata Franco diplomat Portugal. Anda ada lain dalam cara mainkan cello. Ini musik Anda, bukan Porto. Keroncong ada dua aliran: Jawa dan Jakarta. Dalam konteks tulisan ini saya batasi pada keroncong Jakarta. Cello dipetik seperi ngegending. Gitar ditokol dari awal hingga akhir lagu, suara gitar mengalir terus. Kadang-kadang gitar memainkan intro lagu. Pemain gitar terbaik tahun 1950-an Momo Kelana orang Karang Anyar, Sawah Besar. Keroncong umumnya mulai populer akhir abad XIX. Sayekti salah satu penyanyi keroncong pujaan masyarakat. Ia pandai sekali bernyanyi keroncong Rindu Malam yang hitungan maat-nya tak sama dengan lagu lain. Bernyanyi slow dengan iringan musik menrora. Itulah kecerdasan Sayekti dalam bernyanyi. (RSaidi)
Buruh Ancam Kosongkan Pabrik dan Turunkan Jokowi
Jakarta, FNN – Sekretaris Jenderal DPP FSP LEM SPSI Arif Minardi bersama buruh lainnya mengancam akan mengosongkan pabrik dan menurunkan Presiden Joko Widodo dari jabatannya apabila tuntutan mereka tidak digubris. Hal ini disampaikan Arif pada orasinya di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Senin (10/10). Unjuk rasa yang dipelopori oleh berbagai serikat buruh bertajuk \"Aliansi Aksi Sejuta Buruh\" dari berbagai daerah ini memulai demonstrasi sekitar pukul 13.41 WIB dan memadati ruas Jalan Medan Merdeka Barat. Demo terpantau kondusif dengan arahan dari beberapa massa di atas mobil komando yang diterjunkan ke lokasi. Salah satu orator yang juga merupakan Ketua Umum Aliansi Aksi Sejuta Buruh, Arif Minardi menegaskan bahwa terdapat dua pilihan antara demo akan diberhentikan atau Joko Widodo yang mundur dari jabatannya sebagai presiden. “Maka ada dua pilihan, kita berhenti demo atau Pak Jokowi yang mundur jadi presiden,\" tegas Arif dalam orasinya di Patung Kuda pada Senin, 10 Oktober 2022. Dalam orasinya, Arif mengajak buruh lainnya untuk siap mengosongkan pabrik demi menggelar aksi besar-besaran agar mendapat respons dari presiden. \"Kawan-kawan, kita siap mengosongkan pabrik, maka kita akan aksi,\" ujar Arif. Arif mengajak agar demonstrasi bisa menghasilkan perubahan. \"Kalau Anda semua, buruh, tidak turun besar-besaran, kita akan begini terus. Saya tidak mau demo begini terus. Kita harus akhiri. Kita harus akhiri Jokowi sebagai presiden karena dia tidak menggubris demo-demo kita, dia hanya menggubris teman-temannya,\" tuturnya menambahkan. Diketahui, sebanyak 35-40 serikat buruh mengikuti demonstrasi kali ini. Arif mengatakan akan mengumumkan kepada massa yang lebih banyak untuk menutup rangkaian demo terakhir nanti. \"Karena ini sedikit, terus ini sebagian kecil sebetulnya. Kami ingin, kan kalau kayak gini terus juga nggak lucu juga. Orang kasihan demo terus. Makanya, terakhir harus kita umumkan,\" ujar Arif saat ditemui setelah menyampaikan orasi. Demonstrasi buruh ini dilandasi dengan tuntutan pencabutan UU Cipta Kerja (Omnibus Law), turunkan harga BBM, dan batalkan RUU KUHP. Lantaran tidak adanya respons pemerintah menyebabkan buruh geram dan akan kembali melakukan aksi hingga Presiden Jokowi lengser (oct)
Eggi Sudjana: Tembok Pembatas dan Kawat Duri, Polisi Melanggar Hukum
Jakarta, FNN – Aksi unjuk rasa kembali digelar oleh Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB) untuk menuntut penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), serta batalkan undang-undang Cipta Kerja dan RUU KUHP di depan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat pada Senin, 10 Oktober 2022. Pengamanan demonstrasi dengan tembok beton dan kawat berduri kembali menjadi sorotan. Eggi Sudjana, aktivis Indonesia yang juga seorang advokat dalam orasinya mengatakan bahwa pengamanan tersebut telah melanggar hukum. \"Menurut pasal 13 Undang-Undang Nomor 9 tahun 1998, harusnya polisi memfasilitasi demo kita diterima oleh presiden. Jadi, barikade itu melanggar hukum,\" ucap Eggi. Eggi juga mengatakan, seharusnya aparat kepolisian mempertemukan demonstran kepada presiden agar dapat melakukan audiensi. “Tidak ada di dalam undang-undang itu. Itu penyimpangan hukum, tidak benar. Pasal 13 Anda bisa baca, siapa yang didemo difasilitasi oleh polisi harus ditempatkan ketemu dengan yang didemo,\" tukas Eggi. \"Persoalannya kita menghadapi orang-orang yang tidak mau mengerti hukum. Padahal itu sudah ada dalam hukumnya,\" tutur Eggi menambahkan. Adapun aksi AASB hari ini adalah aksi kedua setelah aksi pertama pada 10 Agustus 2022. (Rac)
Mega Bertemu Jokowi, PDIP Dorong Nasdem Segera Dikeluarkan dari Kabinet
PRESIDEN Joko Widodo sudah bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Istana Batu Tulis, Bogor pada Sabtu (8/10/2022). Menurut Kepala Negara, pertemuan tersebut membahas beberapa hal mulai dari soal ekonomi hingga politik jelang 2024. Jokowi menilai stabilitas politik dan keamanan domestik saat ini menjadi penting. Pasalnya, kedua hal tersebut memiliki korelasi langsung dengan stabilitas ekonomi. “Jangan sampai menjelang Pemilu 2024 ada persoalan besar dalam ekonomi global dan ekonomi kita ikut terganggu. Itu yang kita tak kehendaki, sehingga saya intens berbicara dengan ketua partai politik,” katanya di Istana Merdeka, Senin (10/10/2022). Hanya itukah yang dibicarakan Jokowi dan Megawati? Pengamat politik Rocky Gerung membahasnya bersama Wartawan Senior FNN Hersubeno Arief dalam Kanal Rocky Gerung Official, Senin (10/10/2022). Berikut ini petikan dialognya. Halo halo, Bung Rocky. Kita mulai percakapan hari Senin ini, seperti kita juga sudah prediksi, ketegangan politik itu terus meningkat, gitu. Dan kelihatannya, sinyal-sinyal dari Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, ini mulai ada tekanan agar Nasdem segera didepak dari kabinet, karena dia membuat analoginya itu yang paling menarik adalah perobekan bendera Belanda di atas hotel Mojopahit di Surabaya dulu, jadi warna birunya yang disobek, sekarang tinggal warna merah putihnya. Karena katanya Nasdem sudah punya calon presiden sendiri. Itu ramai juga ini Bung Rocky. Ya, waktu itu yang menyobek bendera Belanda itu adalah pejuang. Kalau sekarang yang nyuruh nyobek itu ya orang yang ada di dalam. Mustinya yang menyuruh menyobek yang dari luar, kalau yang dari dalam itu pengkhianat justru. Itu cara membuat metafor juga kadangkala kacau. Dan saya kira ini sebetulnya nggak terlalu terkejut kalau ada tekanan-tekanan semacam itu ya, karena memang seperti yang kita perkirakan bahwa akan ada ketegangan-ketegangan semacam itu setelah Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan dan sekarang ini di dunia maya mulai diserang dengan namanya bukan Nasdem tapi jadi Nasdrun, Nasional Demokrat tapi kadrun. Masih saja itu narasinya. Artinya, nggak berhenti orang untuk membahas Islamofobia juga itu. Nasdrun itu semacam tema yang diparodikan, tapi di belakang itu ada desain (gerakan) Islammofobi. Dan orang sudah menduga siapa sebetulnya yang masih doyan Islamofobi. Ya sudah pasti yang menginginkan supaya persaingan politik itu tidak didasarkan pada politik identitas. Kan begituan-begitaun saja itu. Jadi bolak-balik lagi di situ. Tetapi, kalau PDIP dalam dua tiga hari terakhir ini sangat intensif untuk memojokkan Nasdem, itu sama artinya PDIP kehilangan endosi untuk memajukan dirinya sendiri kan. Kan kalau dalam persidangan politik, kalau Nasdem tumbuh maka PDIP harus tumbuh juga, supaya terjadi konfrontasi pikiran dalam bentuk debat misalnya. Kalau PDIP ingin melecehkan Nasdem, itu artinya PDIP nggak mampu untuk menumbuhkan diri sendiri. Jadi, menunggu orang lain jatuh baru dia merasa unggul. Lalu orang (bilang) jatuhin dong dalam persaingan yang fair. Jadi, itu kritik saya. Tapi itu adalah permainan politik. Dan Nasdem juga pasti akan kirim lagi bikin sinyal baru itu. Itu menunjukkan juga sekaligus memang ide dari Presiden Jokowi untuk hanya dua calon dan itu juga yang bocor pada SBY, memang sedang berlangsung. Nah, PDIP akhirnya terbaca juga hanya ingin dua calon, kira-kira begitu kan. (Hasto juga menyampaikan hal yang sama, dua calon). Hasto kan dari awal merasa bahwa efisien. Jadi, sebetulnya PDIP berupaya untuk mendekatkan pada Jokowi supaya Jokowi nggak marah betullah pada PDIP. Padahal, Pak Jokowi juga merasa sudah saatnya Nasdem... bikin kekuatan blok sendiri kan. Jadi, tetap persaingan itu berlangsung, tapi tanggung gitu. Kalau PDIP betul-betul ingin menghukum Pak Jokowi karena peristiwa yang kemarin, ya nggak usah bikin kehebohan dan mengatur pertemuan dengan Ibu Mega, lalu ditafsirkan itu sebagai pertemuan dua Soekarnois. Ngapain kan. Dan orang juga merasa bahwa iya, Presiden Soekarno dulu bener, tapi banyak hal yang juga buruk kepada Presiden Soekarno, yaitu menjadikan dirinya presiden seumur hidup. Apa itu yang mau kita tiru? Kan bukan itu. Yang ingin kita tiru adalah cara berpikir Bung Karno yang kritis, yang logikanya bagus, metaforanya bagus, cara menjebak orang dalam perdebatan bagus. Itu mustinya tuh. Jadi, ingatkan bagian bagus dari cara berpikir Bung Karno. Itu yang nggak terlihat pada PDIP yang kader-kadernya tidak mampu berpikir secerdas Bung Karno. Itu saja. Dan sebenarnya kita dengan jelas kelihatannya kemarin pertemuan itu, apalagi kan kita kemarin ingat Hasto menyatakan, ini bicara tentang kesinambungan pemimpin nasional yang dimulai dari Bung Karno, Ibu Megawati, dan kemudian Pak Jokowi. Dan itu artinya saya kira pasti mereka mengingatkan bahwa ya harusnya terjatuh ke tangan PDIP lagi. Itu yang harus diingatkan oleh Ibu Megawati ke Pak Jokowi, kira-kira begitu. Jadi, harus trah Soekarno-lah kira-kira sekarang yang harus jadi. Gitu kan. Iya. Jadi, terlihat bahwa PDIP itu cemas sekali tuh. Akibatnya, pindah lagi bandulnya. Sekarang Pak Jokowi bisa distribusikan sisa-sisa grip dia, sisa-sisa genggaman dia ke siapa. Sangat mungkin juga PDIP berpikir jangan-jangan Jokowi sudah bikin Gentlement Agreement dengan Pak Surya Paloh. Hal-hal semacam itu menimbulkan spekulasi bahwa PDIP tidak siap untuk berkompetisi karena kadernya kurang. Ini saya gambarkan secara deskriptif saja. Dan kita bisa uji itu di dalam, ini tadi saya ngomong dengan mahasiswa di Palu dengan LSM di Palu, juga partai-partai politik yang ada di situ. Dan, semuanya minta analisis tentang hubungan Ibu Mega dengan PDIP, hubungan Nasdem dengan Ibu Mega, serta hubungan Ibu Mega dengan Pak Jokowi di dalam kondisi Anies dicalonkan oleh Nasdem dan Nasdem masih bagian dari pemerintah. Jadi, sampai ke bawah juga orang bicarakan itu tuh. Dan, orang merasa bahwa politik Indonesia kasak-kusuk di antara mereka saja tuh. Jadi, hak rakyat untuk memperoleh perdebatan politik bermutu itu dibatalkan oleh saling jegal di Istana tuh. Tadi teman-teman di Palu menganggap bahwa ya sudah, biarin saja kan. Ada Nasdem, ada PDIP, ada Pak Jokowi. Ya sudah, kita mau cepat-cepat lihat kampanye sampai ke daerah tuh. Anies bertengkar dengan Ganjar, Ganjar bertengkar dengan Puan, Puan bertengkar dengan Prabowo, masyarakat Palu menginginkan cara berpikir itu. Saya kira juga seluruh Indonesia menginginkan itu walaupun saya dan FNN tetap menganggap bahwa Pemilu itu susah untuk diperlihatkan kualitasnya kalau masih ada 20%. Tapi rakyat menginginkan orang melihat ada pertengkaran langsung dalam bentuk debat, bukan kirim-kirim sinyal, ini pertemuan Batu Tulis, yang ini sobek bendera. Itu apa? Tapi, kalau kita lihat sinyalnya Bung Rocky, walaupun sudah berlangsung pertemuan di Batu Tulis, kelihatannya agenda Pak Jokowi masih jalan terus sendiri. Kita kemarin mendengar PPP yang bergabung dalam KIB Banten kan sudah mulai mendeklarasikan Ganjar Pranowo. Kemudian ini kemarin di Jawa Timur, muskwilnya Jawa Timur juga menyebut 10 nama, ada nama Anies dan sebagainya, tapi tetap menempatkan Ganjar di urutan teratas. Ini kan bukan kadernya sendiri yang calonkan. Malah kadernya sendiri, Pak Yasin, yang sekarang ini Wakil Gubernur Jawa Tengah, malah ditempatkan di urutan ke-10. Saya kira kan ini kita tahu belaka bahwa ini bagian dari operasi politik dan merupakan sinyal bahwa Pak Jokowi terus bergerak juga dengan agendanya sendiri. Bayangkan misalnya milenial, kemarin saya masih ngobrol dengan kalangan milenial tentang isu lingkungan bersama Green Peace, dan isu ini masuk tuh, kalangan milenial merasa apa sih sebetulnya yang mau kita pilih apa, yang kita ikuti siapa, ini operatornya siapa sih. Jadi, ini pemilih pemula yang merasa terus nantinya apa yang mau dipamerkan dari kasak-kusuk itu. Mereka mengikuti, tapi mereka nggak ngerti itu. Kenapa mesti ada 10 sih? Kenapa bahkan Nasdem juga dikritik? Kenapa nggak satu saja dari awal Anies. Kenapa musti 3 kan? Kan bagi mereka aneh, mencalonkan orang tapi ada 10. Itu dianggap ini kok kayak ada sembunyi-sembunyian, ngumpet-ngumpet gitu, atau mau menang banyak, tapi pasangnya macam-macam, lalu sebetulnya nggak ada yang diunggulkan. Jadi, memasang banyak orang itu harusnya ada yang diunggulkan. Tetapi, betul tadi ini saling meraba dulu. Kan kirim-kirim rabaan politk dulu tuh di antara tokoh-tokoh itu kan. Tapi kelihatannya memang PPP itu ya memang massa PPP ya pasti ke Anies-lah, walaupun direkayasa tapi kalau saya bertemu dengan mereka merasa ya itu kan partai yang bikin tuh. Tapi societal base ini, basis di bawah itu menganggap bahwa yang paling cocok dengan PPP ya Anies. Itu intinya kan. Bahkan, mereka tanya ke saya, itu apa argumennya ya kenapa PPP dekat dengan Anies. Ya karena Anies beroposisi, dan PPP punya tradisi beroposisi juga tuh. Yang nggak beroposisi sekarang yang memang mencari jabatanlah dalam pemerintahan kan. Saya sendiri juga pernah berbincang, kita juga membahas adanya forum Ka\'bah Membangun, itu kader-kader senior, orang-orang seperti Pak Mudrik Sangidu dan sebagainya. Itu kan ini kita tahu nih tokoh-tokoh selain ini tokoh kultural gitu kita sebutnya ya. Ya, itu kan perahu retak masalahnya. Mau ditempel secara formil melalui PPP yang resmi diakui negara. Padahal, PPP itu berceceran, berserakan di mana-mana, dan bisa dikumpulkan dengan ide yang sama, ide yang satu. Lalu nanti timbul dua versi, nanti deklarasinya di sana, Anies PPP juga massanya, yang di sana Ganjar. Lalu orang bingung tuh. Tapi orang akan lihat, ya kalau Ganjar deklarasinya rapi, itu artinya ada uang di situ tuh. Dan dideklarasikan oleh elit partai PPP, sementara Suharso Monoarfa yang sebetulnya elit juga disingkirkan. Lalu orang merasa oh, itu artinya memang orang yang dikehendaki adalah Ganjar, bukan hasil dari konferensi dari bawah. Jadi, perpecahan sudah pasti terjadi, dan selalu dalam perpecahan semacam itu, massa itu yang cair itu akan pergi pada orang yang dizolimi itu. Jadi, semakin Anies dideklarasikan di KPK, ini kan begitu pikirannya kan, makin orang akan memilih Anies. Jadi, sebetulnya Anies itu pertama kali dideklarasikan di KPK, bukan di Nasdem. Tapi justru itu yang menjadi heboh dan dukungan kepada Anies terjadi setelah Firli mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden. Oke. Tetapi sebenarnya dengan apa yang dilakukan oleh PPP ini dan kita tahu PPP itu adalah KIB, tahu bahwa ternyata meskipun bertemu di Batu Tulis, ya tetap saja ada nggak ketemulah antara Bu Mega dengan Pak Jokowi. Ini kalau orang bilang seperti satu ranjang tapi dua mimpi, gitu ya Ya, susah. Sebetulnya bukan lagi satu ranjang, tapi connecting door-lah. Jadi, tetap terlihat, yang cemas itu PDIP. Itu intinya. Jokowi nggak cemas, karena dia merasa dia sudah punya musyawarah kerja, sudah punya Ganjar segala macam. Tetap Pak Jokowi kendati masih meraba-raba arahnya tapi dia merasa lebih firm sebetulnya dalam politik. Jadi, tersingkir sebenarnya PDIP. Karena itu, PDIP butuh rekonsiliasi dengan Jokowi dan publik merasa ya berarti PDIP lemah dong. Katanya petugas partai, tapi kok minta bertemu petugas partai. Panggil saja mustinya kan. Jadi, sinyal itu menunjukkan PDIP galau dalam menghadapi fenomena Anies style. Jadi, kalau Anda baca ini kemungkinan besar bisa-bisa justru PDI yang nantinya nggak dapat partner ya? Ya, itu. Lama-lama nanti orang anggap ya PDIP 20% iya, tapi kan 20% itu tiket. Yang orang tanya, terus nonton siapa di situ punya tiket tapi mau nonton siapa. Puan tetap nggak bisa naik suaranya itu. Padahal, PDIP berapa minggu lalu bilang, nggak, kami akan maju sendiri. Kalau mau maju sendiri ngapain masih bertamu ke Pak Jokowi. Orang baca juga begitu. Kangen ya atau tahulah bahwa Pak Jokowi itu sebetulnya potensial untuk bikin betok sendiri di luar PDIP kan. Itu bahayanya. Ya Pak Jokowi sebagai seorang politisi yang sudah 7 tahun, dia mengerti itu kimia politiknya. Di situ keunggulan Pak Jokowi, dia mengerti kimia politik. Tapi kita senang saja kan. Bahwa ini cekcok lalu berantakan ya yang paling senang ya sayalah, karena saya memang nggak menginginkan lihat ada persatuan. La pemilunya curang. Kan saya usulkan terus supaya kan mustinya partai-partai yang nggak punya kuota 20% itu rame-rame bikin deklarasi bahwa kami membubarkan fraksi kami di DPR. Itu baru ada kejutan. Kan nggak ada soal kan bubarin fraksi DPR kan bikin orang oh ya itu ada pemberontakan etis di situ kan. (Ida/sws)
Gerakan Nasional Pembela Rakyat Bersama Aliansi Buruh Tuntut Harga BBM Diturunkan
Jakarta, FNN - Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) menggelar aksi unjuk rasa untuk yang ketiga kalinya, di area bundaran Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (10/10/2022). Tiga isu sentral tetap menjadi tuntuan mereka sejak aksi pertama dan kedua. Pertama, turunkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak). Kedua, turunkan harga-harga dan ketiga, tegakkan supremasi hukum. Sebelum melaksanakan aksi, orator GNPR, Habib Muhammad mencoba menenangkan massa dengan cara mengajak membaca Al-Fatihah dan Solawat Nabi Muhammad. Selain GNPR, massa buruh juga melakukan aksi unjuk rasa di tempat yang sama. Jumlah peserta aksi yang digelar Aliansi Gabungan Serikat Buruh tidak seperti yang disampaikan pimpinan pekerja yang menyebutkan, \"Aksi Sejuta Buruh.\" Tuntutan yang disampaikan buruh hampir sama dengan GNPR, yaitu menolak kenaikan harga BBM dan meminta supaya pemerintah menurunkan harga berbagai kebutuhan pokok. Selain itu, para buruh meminta supaya mencabut Undang-Undang Ciptakerja. Koordinator lapangan aksi Gerakan Buruh Seluruh Indonesia (GSBI), Emilia menjelaskan tuntutan mereka. “Pertama tuntutan kami memintan supaya Undang-Undang Omnibus Law atau Ciptakerja Nomor 11 tahun 2002 dicabut. Kedua, batalkan Rancangan Undang-Undang Kitab Hukum Pidana (RUU KUHP),\" kata Emilia. Menurut Emilia, sekarang ini para buruh menghadapi berbagai beban berat akibat kenaikan harga BBM dan kebutuhan pokok. Oleh karena itu, ia berharap supaya ada kepastian kenaikan upah minimal. Ia juga menyampaikan semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan. Ditambah lagi dengan banyaknya korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang masih terus terjadi. Sejumlah buruh membawa pamplet yang antara lain bertuliskan, “Batalkan kenaikan harga BBM, Cabut Undang-Undang Ciptakerja, Turunkan Harga Sembako, Tolak RUU KUHP.\" Emilia mengancam akan menurunkan massa yang lebih banyak lagi jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak segera memenuhi tuntutan mereka. “Kami meminta Presiden Jokowi supaya mendengarkan aspirasi buruh. Jika tidak, maka kami akan melaksanakan aksi selanjutnya dengan massa yang lebih banyak,\" katanya. Sedangkan salah seorang peserta aksi, Arif Gunardi mengaku sudah mulai lelah melakukan aksi unjuk rasa. Namun, mereka tidak akan berhenti berjuang menyampaikan tuntutan. “Apa segini saja kaum buruh kita, apa kita cukup diam jika tuntutan mengenai UU Ciptakerja tidak dikabulkan.” kata Arif. Arif mengajak kaum buruh dan elemen masyarakat terus melakukan aksi unjuk rasa. Bahkan, katanya, aksi yang lebih besar akan dilakukan dengan tuntutan supaya Jokowi mundur jika tidak memenuhi keinginan mereka. Sekitar pukul 17.00 buruh membubarkan diri dengan tertib. (Anw).
Rapimnas Gerakan Nasional Indonesia Juara Dukung Ridwan Kamil Maju di Pilpres 2024
Jakarta, FNN - Hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerakan Nasional Indonesia Juara (GNIJ) mendukung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk maju di Pilpres 2024. \"Dalam rapimnas ini menyatukan visi dan suara untuk mendukung Ridwan Kamil maju di Pilpres 2024,\" kata Juru Bicara Nasional (Jubirnas) GNIJ Nunung Sanusi usai Rapimnas GNIJ di Jakarta, Senin. Dalam rapat yang berlangsung selama dua hari, dari Minggu (9/10) hingga Senin itu dihadiri oleh pimpinan GNIJ dari 31 provinsi di Indonesia serta 18 pimpinan simpul relawan yang selama ini bergerak bersama GNIJ. \"Mereka merumuskan beberapa kebijakan strategis, khususnya yang menyangkut Pemilu serentak 2024,\" ujarnya dalam siaran persnya. Nunung menegaskan, keputusan untuk mengusung Ridwan Kamil (RK) sebagai capres sudah bulat dan sudah disepakati oleh seluruh pimpinan GNIJ bersama 18 pimpinan simpul relawan yang ikut dan hadir dalam rapimnas di Jakarta. Keputusan itu diambil lantaran mereka menganggap RK memiliki kapasitas untuk menjadi pimpinan nasional. Tidak hanya itu, rekam jejak RK selama memimpin Bandung dan Jawa Barat juga baik. Nunung menyampaikan bahwa RK sudah menunjukkan kemampuannya membawa perubahan signifikan di Bandung dan Jawa Barat. \"Mengantarkan Bandung Juara dan Jabar Juara. Dan tagline itu juga kami dorong untuk Indonesia Juara,\" tuturnya. Keputusan mendukung RK untuk maju dalam pilpres 2024 juga sudah disampaikan langsung kepada Ridwan Kamil. Di tengah-tengah rapimnas, pada Minggu malam, Ridwan Kamil hadir. Orang nomor satu di Jawa Barat itu menemui seluruh pimpinan GNIJ dan 18 pimpinan simpul relawan. Pertemuan tersebut berlangsung sekitar dua jam untuk berdiskusi, termasuk menyampaikan hasil rapimnas tersebut kepada mantan wali kota Bandung itu. \"Bahwa akang, oleh kami didorong, didukung untuk maju di RI 1 untuk 2024 nanti. Itu saya sampaikan,\" kata Nunung. Atas hasil rapimnas GNIJ, kata dia, RK menyambut positif. Meski sampai saat ini belum ada kendaraan politik, GNIJ optimistis RK akan segera bergabung dengan salah satu partai politik. Kepada GNIJ, lanjut dia, RK sudah menyampaikan akan bergabung dengan partai politik pada Desember 2022 atau Januari 2023. \"Sudah disampaikan. Januari beliau akan menentukan partai. Partainya apa akan diumumkan. Dan kami akan bersama-sama mengusung beliau,\" ujarnya. Di tempat yang sama, Sekjen GNIJ Suhara Iskandar menyampaikan bahwa RK sudah menjelaskan kepada seluruh pimpinan GNIJ terkait dengan dinamika politik. \"Politik bukan matematik. Yang penting, GNIJ akan terus bergerak untuk menyampaikan bahwa RK memiliki banyak prestasi dan layak untuk menjadi pimpinan Indonesia,\" kata Suhara. (Sof/ANTARA)
Pertemuan Jokowi-Megawati Bentuk Konfirmasi Politik
Jakarta, FNN - Ketua Umum Relawan Arus Bawah Jokowi (ABJ) Michael Umbas menyatakan pertemuan antara Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan bentuk konfirmasi politik.Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, dia menjelaskan pertemuan itu bukan soal isu apakah membahas personal capres antara Ganjar atau Puan, tetapi lebih dari itu, yakni bentuk konfirmasi sikap politik Jokowi dan Megawati selalu dalam bingkai ideologis, seiring sejalan, dan bukan pragmatisme atau kepentingan temporal.\"Pertemuan ini dianggap wujud komunikasi politik yang perlu terus dilakukan oleh partai koalisi pendukung Jokowi,\" katanya.Dia menegaskan bagi relawan ABJ, pertemuan itu adalah wujud komunikasi politik yang perlu terus dilakukan dengan koalisi partai yang masih satu visi. \"Jokowi memberi pesan bahwa beliau sangat solid dengan Megawati, ketika ada barisan koalisi yang sudah mulai berbelok arah,” ungkapnya.Menurut Umbas, Jokowi telah belajar banyak dari sikap kenegarawanan Megawati. Begitu pula kesabaran revolusioner yang kuat dan teruji dari Megawati. “Ketika tahun 2014, Mega mengalah menjadi capres, meskipun beliau ketua umum partai. Untuk kepentingan rakyat, Mega menyerahkan tiket capres PDI Perjuangan kepada kader terbaiknya, yakni Jokowi,” jelasnya.Umbas mendorong Jokowi untuk melakukan konfigurasi ulang koalisi, termasuk perombakan dalam kabinet. Hal ini penting agar pemerintah hingga 2024 tetap solid, konsisten bekerja untuk rakyat, bangsa, dan negara.“Pertemuan antara presiden dan mantan presiden ini untuk membahas berbagai persoalan kebangsaan, terutama ancaman krisis ekonomi global yang akan berdampak bagi Indonesia,” katanya. (Sof/ANTARA)
Bedah Sosok Anies Baswedan sebagai Capres oleh Relawan Alinsan
Jakarta, FNN - Relawan Aliansi Indonesia Sukseskan Anies Baswedan (Alinsan) membedah sosok Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) dalam diskusi publik di Jakarta, Senin.Diskusi dengan tema \"Indonesia Memanggil” itu digagas Alinsan bekerja sama dengan KBA News yang menghadirkan sejumlah tokoh partai politik dan komunitas masyarakat.Ketua DPP Partai NasDem Hermawi Taslim menyebutkan tiga alasan NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai capres, yakni usianya harus lebih muda dari presiden sekarang, memiliki intelektual, dan wajib mempunyai jiwa nasionalis.\"Pada kriteria nasionalis, Anies Baswedan membuktikan dia seorang nasionalis. Bukan hanya dia, melainkan juga kakeknya adalah pahlawan nasional yang berjuang untuk bangsa dan negara ini,\" kata Hermawi Taslim menegaskan.Taslim mengungkapkan saat ini ribuan orang mendaftar menjadi kader NasDem usai partai tersebut mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres.Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Jansen Sitindaon menjelaskan tiga kriteria capres dan cawapres dari Demokrat, yakni integritas, kapasitas, dan elektabilitas.Menurut Jansen, sangat penting bagi seorang capres mempunyai elektabilitas sebab jarak dari pendaftaran serta penetapan capres/cawapres pada bulan September sampai dengan Oktober 2023 menuju pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024 relatif sangat singkat.Selain itu, capres harus bisa menjadi motor perubahan dan perbaikan di Indonesia. Dalam hal ini, kata dia, Partai Demokrat telah mempunyai kedekatan yang baik dengan Anies Baswedan. \"Anies Baswedan adalah sosok moderat yang berdiri di atas semua golongan,\" katanya menegaskan.Sementara itu, Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pipin Sopan mengatakan bahwa Anies Baswedan secara khusus hadir pada Milad PKS pada bulan Mei 2022. \"Aspirasi kader PKS waktu itu menyebut bahwa Pak Anies Baswedan presiden,\" ungkapnya.Menurut dia, jika ada desakan untuk mendeklarasikan Anies, PKS tidak akan ke mana-mana. Hal ini mengingat partainya paham betul aspirasi rakyat dan tidak akan menggadaikan idealisme dan kepentingan rakyat.Ketua Umum Lintas Komunikasi Alumni Jerman Meidy Juniarto menyebutkan sebagian besar dari mereka menginginkan pemimpin strong leader dan punya pengalaman internasional. (Sof/ANTARA)