ALL CATEGORY
Raih Kemenangan, Anies Minta Relawan Beri Fakta dan Jaga Akhlak
Bukittinggi, FNN - Anies Rasyid Baswedan mengajak para relawan menjadi pemberi fakta yang akurat. Karena hal itulah kekuatan sesungguhnya, yang akan membawa pada kemenangan. \"Kalau menonjolkan fakta yang akurat, insyaa Allah kita akan diantarkan pada kemenangan,\" katanya ketika memberikan sambutan secara daring dalam acara Forum Konsolidasi Wilayah (FKW) Relawan Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (Anies) Sumatera Barat, di Bukittinggi, Sumbar, Kamis, 27 Oktober 2022. Anies juga berpesan agar relawan bekerja keras dan menjaga akhlak dalam setiap interaksi. Ini juga menjadi kekuatan para relawan yang akan menghadirkan kemenangan. \"Kekuatan kita pada akhlak. Mari kita jaga akhlak dalam setiap interaksi,\" katanya dalam siaran pers yang diterima FNN, di Jakarta, Sabtu, 29 Oktober 2022. Dengan menonjolkan fakta yang akurat dan menjaga akhlak, lanjut Anies, perjuangan untuk menjadikan Indonesia lebih baik akan diberkahi dan dimenangkan. FKW Anies Sumbar dihadiri 130 pengurus relawan Anies dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumbar. FKW membahas rencana aksi memenangkan Mas Anies di Sumbar. (Anw).
Dua Kapal Patroli Dikerahkan untuk Mengevakuasi Tanker Djibouti yang Kandas
Jakarta, FNN - Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Kementerian Perhubungan, mengerahkan dua kapal patroli untuk mengevakuasi Kapal Tanker MT Young Yong berbendera Djibouti yang kandas di Selat Singapura dekat Pulau Takong Kecil, Kota Batam, Kepulauan Riau.“Dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa dan pencemaran, kami berusaha melakukan evakuasi secepatnya. Evakuasi juga dilakukan dengan ekstra hati-hati agar tidak menimbulkan dampak yang lebih besar,” kata Direktur KPLP Capt. Mugen S.Sartoto dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.Dikatakan, kapal kandas sejak 27 Oktober 2022 pukul 20.00 WIB dievakuasi secara hati-hati karena lokasi kandasnya kapal itu berada di jalur pipa gas Singapura.MT Young Yong bertolak dari Pelabuhan Tanjung Pelepas, Malaysia, menuju Pulau Nipa, Kabupaten Karimun, Kepri, pada 18 Oktober. Kapal itu mengangkut 284.429 ton minyak dan dilaporkan tidak ada korban jiwa dan pencemaran.Lebih lanjut Mugen mengatakan MT Young Yong berukuran panjang 332 meter dan lebar 58 meter, kapal tersebut diawaki oleh 25 orang dan dioperasikan oleh East Wind Ship Management Ltd. Perusahaan yang bermarkas di Hong Kong itu memiliki kantor perwakilan di Singapura.KPLP melalui Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai Kelas II Tanjung Uban mengerahkan 1 (satu) unit kapal KNP. Rantos P-210 dan KSOP Kelas I Tanjung Balai Karimun mengerahkan KNP. 366 ke lokasi pada 27 Oktober.Delapan petugas di kedua kapal patroli KPLP tersebut ditugaskan melakukan survei untuk mengecek kondisi dasar laut tempat MT Young Yong kandas dan melakukan pengawasan serta Pengamanan terhadap kandasnya MT.Young Yong di perairan Takong Kecil / Pulau Nipah.\"Saat ini telah ditangani oleh instansi terkait yakni KSOP Kelas I Tanjung Balai Karimun, Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Pinang, Pangkalan PLP Kelas II Tanjung Uban dan pemilik kapal melalui Agent Pelayaran untuk mengambil langkah-langkah upaya penyelamatan,” kata Mugen.(Ida/ANTARA)
Untuk R20, Ketua Umum PBNU Bersinergi Dengan Masyarakat Bali
Jakarta, FNN - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya beserta Panitia Pelaksana Forum Religion Twenty (R20) bersinergi dengan masyarakat Bali untuk penyelenggaraan R20.\"Ada tiga agenda Gus Yahya beserta rombongan pada hari pertama itu. Pertama bertemu dengan Gubernur Bali dan Kapolda Bali pada pukul 14.00 WITA,\" kata Ketua Lembaga Komunikasi dan Informasi PBNU Ishaq Zubaedi Raqib, dikonfirmasi dari Jakarta, Sabtu.Pertemuan kedua, silaturahmi dengan Pengurus Cabang NU se-Bali yang bertempat di Gedung PWNU Bali pada pukul 17.00 WITA. Agenda hari pertama ditutup dengan pertemuan bersama perwakilan tokoh adat dan pemuda pada pukul 20.00 WITA.Ketua pelaksana Ahmad Suaedy menyampaikan kedatangan Gus Yahya dan panitia untuk memohon izin kepada masyarakat Bali terkait perhelatan Forum R20 yang akan diselenggarakan di Nusa Dua pada 2-3 November mendatang.Menurut Suaedy, mereka yang ditemui merespons positif Forum R20 yang pertama kali diadakan dan digelar di Bali ini. “Mereka mengatakan ini ide yang brilian. Ini kesempatan. Jadi, mereka merasa Bali memperoleh kehormatan, karena ditempati event yang pertama, dan kemudian (dianggap) sebagai sesuatu yang tepat karena di Bali terbangun masyarakat yang harmonis,” kata Suaedy.Suaedy menambahkan bahwa para tokoh lokal Bali ini akan diundang, tapi bukan sekadar undangan biasa.“Mereka tidak semata-mata peserta, karena itu kami ketemu dulu malam ini. Kalau diundang biasa, datang atau nggak datang terserah, tapi ini kami izin dulu, kami jelaskan tujuan kami apa. Mereka pun siap mengusung produk yang dihasilkan pada forum R20,” ujarnya lagi.Sekretaris Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Putu Wiratha Dwikora, yang bertemu langsung Gus Yahya, mengaku sangat mengapresiasi ide perdamaian ini. Menurutnya lagi, karena inisiatif berada di Bali, tentu ke depannya diharapkan berkembang, tidak berhenti di sini.“Kami siap mendukung, siap bekerja sama. Tadi yang hadir juga perwakilan Majelis Desa Adat dan perwakilan KMHDI (Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia). Kami berterima kasih ada inisiatif seperti ini,” ujar Wiratha.(Ida/ANTARA)
Ratusan Guru di Bengkulu Meminta DPD RI Mengangkat Honorer Menjadi PPPK
Kota Bengkulu, FNN - Sebanyak 524 guru honorer yang lulus passing grade meminta Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Perwakilan Bengkulu untuk memperjuangkan pengangkatan honorer sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). \"Kami minta anggota DPD RI untuk menyampaikan aspirasi kami ini ke Kemenpan RB,\" kata Ketua Persatuan Guru Lulus Passing Grade Bengkulu Yuniana, di Kota Bengkulu, Jumat (28/10). Penyampaian tersebut terkait pengadaan formasi serta pengangkatan PPPK bagi guru honorer yang telah lulus passing grade pada 2021. Salah satu anggota DPD RI Perwakilan Bengkulu Ahmad Kanedi menyebutkan akan langsung menindaklanjuti aspirasi guru honorer tersebut. \"Saya akan membantu memperjuangkan nasib 524 guru honorer ke Kemenpan RB dalam waktu dekat,\" ujarnya. Sebelumnya, ratusan honorer yang lulus passing grade seleksi guru PPPK juga mengadakan unjuk rasa untuk meminta Gubernur Bengkulu segera mengeluarkan Surat Keputusan (SK) guru honorer sebanyak 524 orang. Hal tersebut dilakukan, sebab hingga saat ini Pemerintah Provinsi Bengkulu belum mengajukan kuota formasi guru PPPK, padahal wilayah lainnya di Provinsi Bengkulu telah mengusulkan PPPK ke Kemenpan RB. Berdasarkan janji Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI Nadiem Makarim bahwa guru non-Aparatur Sipil Negara (ASN) yang lolos passing grade akan diprioritaskan pada pengadaan guru PPPK 2022. Setelah melakukan mediasi dengan sejumlah pejabat di lingkungan provinsi, pihaknya akan berdiskusi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Bengkulu terkait jumlah formasi guru yang dibutuhkan. Namun, jika tuntutan pengeluaran SK PPPK guru yang lulus passing grade tersebut juga tidak terealisasi, maka pihaknya akan terus berjuang bahkan mendatangi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB). Asisten I Setda Provinsi Bengkulu Khairil Anwar menegaskan bahwa pengangkatan 524 guru honorer yang lulus passing grade tersebut menjadi PPPK ditunda. \"Para guru ingin bertemu dengan Gubernur namun beliau tidak ada di Bengkulu. Saya tegaskan mereka belum diangkat bukan tidak diangkat, artinya tertunda dan mereka berpeluang untuk diangkat, namun masih menunggu,\" ujar Khairil. Oleh karena itu, para honorer tersebut harus menyiapkan bahan yang ingin disampaikan terkait langkah-langkah yang harus dipersiapkan saat dipertemukan dengan Gubernur Bengkulu. (Ida/ANTARA)
Ketua DPD RI: Pemerintah dan Pertamina Harus Jamin Akses BBM Masyarakat Desa
Jakarta, FNN – Susahnya masyarakat di pedesaan bisa mendapatkan BBM, menjadi perhatian serius Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Menurutnya, pemerintah dan Pertamina harus menjamin seluruh masyarakat tak mampu bisa menjangkau BBM subsidi, termasuk masyarakat pedesaan. Dijelaskan LaNyalla, ia telah menerima aspirasi dari masyarakat desa mengenai hal ini. Termasuk masyarakat desa di Majalengka, Jawa Barat, yang mengadukan jika mereka harus membayar hingga Rp 14.000 perliter demi mendapatkan BBM subsidi jenis Pertalite. Padahal, bandrol Pertalite hanya Rp10.000 perliter. Senator asal Jawa Timur itu mengingatkan jika pengawasan harus dilakukan dengan ketat. \"Yang harus diingat, SPBU memang sudah tidak boleh menjual ke pengecer semenjak UU Migas ada, SPBU hanya boleh menjual ke end user,\" tuturnya, Sabtu (29/10/2022). Menurut LaNyalla, BUMDes sebenarnya bisa menjual BBM dengan membuka Pertashop. “Tapi, Pertashop hanya menjual Pertamax. Kita harapkan Pertamina memberikan kebijakan lebih. Sehingga Pertashop yang ada di desa juga bisa menjual BBM jenis lain, khususnya subsidi. Sehingga masyarakat desa bisa menikmatinya sesuai dengan harga pasaran,” jelasnya. Untuk beberapa kasus di desa, terutama desa-desa di pegunungan yang susah dijangkau oleh truk Tangki, menurut LaNyalla, masih dimungkinkan untuk diskresi. “Tapi harus ada rekomendasi dari kelurahan lewat bupati untuk pembelian di SPBU melalui drum. Hanya saja mekanisme penjualan ke konsumen, khususnya untuk Pertalite dan Bio Solar, tetap harus tercatat secara digital,” katanya. Untuk kasus Majalengka, LaNyalla mengimbau sebaiknya melalui mekanisme yang sudah ada. Artinya, Kades atau Lurah intens berkoordinasi dengan jajaran di atasnya, termasuk kepolisian untuk menjamin distribusi. “Contoh di Madiun, saat petani membutuhkan BBM untuk mengisi genset yang digunakan untuk air sawah, bupati minta dialokasikan BBM-nya ke Pertamina. Kemudian Pertamina menunjuk SPBU yang boleh menyalurkan BBM-nya,\" terang LaNyalla. (mth/*)
Anies Diteriaki Presiden Saat Peluncuran Buku Sabri Saiman
Jakarta, FNN – Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri peluncuran buku biografi tokoh Jakarta Utara Sabri Saiman di Bidakara, Jakarta, Jumat malam (28/20/22). Kehadiran Anies saat memasuki ruangan, sontak membuat keriuhan peserta dan meneriaki Presiden. “Nah ini baru Presiden beneran, Allohu Akbar,” pekik seorang yang hadir. Meski terlambat datang, namun kehadiran Anies di penghujung acara ini kembali hangat. Anies datang mengenakan kostum batik coklat dan seperti biasa tetap segar dan penuh senyum ceria. Kedatangan Anies langsung disambut Sabri Saiman. Menurut Anies, Sabri Saiman adalah sosok yang dalam pergaulan sosial sangat unik, berkarakter dan penuh semangat, terutama di kalangan Jakarta Utara. “Bang Sabri adalah juga sosok yang senantiasa memikirkan orang (dan rakyat) dibandingkan dirinya sendiri,” ungkapnya. Anies juga mengisahkan, sebagian besar hidup Bang Sabri Saiman untuk kerja sosial kepada masyakat. Sehingga wajar selalu menjadi rujukan untuk studi dan pengembangan di Jakarta. Untuk itu pula, kata Anies, sepatutnya kita bersyukur sekali Jakarta Utara punya sosok seperti Sabri Saiman. “Jika Jakarta Utara aman, maka Jakarta juga aman,” nilai Anies. Menurut Bakal Capres RI Anies Baswedan, begitu banyak tokoh yang juga memiki pengalaman panjang dan menarik tapi hanya menempel di badan dan tidak ditulis. Namun, pengalaman orang itu tidak ditulis, sehingga pengalaman itu tidak bisa dipetik hikmahnya. Maka sudah tepat apa yang dilakukan teman-teman Bang Sabri untuk menulisnya. “Apa yang dialami Bang Sabri ini bisa jadi pelajaran kita semua. Kita punya banyak tokoh, tapi saat wafat hanya jadi dongeng saja tidak ada dokumentasi semasa hidupnya,” tuturnya. Anies juga mengungkapkan, ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies adalah sosok terdepan dalam mengutamakan keinginan masyarakat. “Terus terang ini jadi cirinya, saya sering jika bediskusi dengan beliau mejanya ikut bergetar karena gebrakan Bang Sabri apalagi bila berbicara tentang sosial dan kemanusiaan,\" ungkap Anies sambil tersipu. (bunayya saifuddin)
Renungan Sumpah Pemuda: Pemuda, Bangkit Melawan atau Mati Kelaparan!
Persoalannya adalah bagaimana pemuda ini akan mampu menjadi Avant Garde bagi penjaga nasionalisme jika mereka sendiri dihantui kecemasan yang berjangka panjang. Oleh: Dr. Syahganda Nainggolan, Sabang Merauke Circle BERBAGAI berita hari-hari ini bicara tentang Sumpah Pemuda mengharapkan kejuangan pemuda untuk membangun persatuan nasional, sebagaimana yang diharapkan bangsa ini jika merujuk pada sejarahnya, Sumpah Pemuda 1928. Persoalannya adalah apakah pemuda kita saat ini, mempunyai kemampuan untuk berbicara nasionalisme? Atau sebaliknya, pemuda saat ini menjadi beban negara yang harus diselamatkan? Dalam tulisan saya terdahulu, “Gelombang PHK dan Perfect Storm: Buruknya Nasib Buruh Indonesia” (12/10/2022), yang dapat diakses beberapa media online, telah dibahas lebih dari satu juta pengangguran baru selama 9 bulan tahun ini. Hal itu dapat dilihat dari 2,2 juta pencairan JHT. Banyak diantara mereka kaum muda, karena tabungan JHT-nya masih beberapa tahun. Pertanyaannya seberapa besar pengangguran kaum muda? Dalam data bank dunia, https://data.worldbank.org/indicator/SL.UEM.1524.ZS?locations=ID, pengangguran kaum muda usia 15-24 tahun berada pada angka 16% tahun 2021. Jauh di atas kelompok usia lainnya atau angka total 5,8 % (Februari 2022). Angka usia 15-24 ini berada pada 15,9% pada saat Jokowi mulai berkuasa. Pada saat SBY berkuasa, pengangguran kaum muda usia itu berkisar 26%, turun hampir 10% ketika SBY turun. Artinya, selama Jokowi berkuasa pengangguran kaum muda usia ini tetap begitu saja, secara rerata. Jumlah usia 15-24 berjumlah 21,3 juta jiwa dan usia 15-44 tahun berjumlah 88,61 juta jiwa. Jika kita asumsikan usia muda itu di bawah 45 tahun, maka jumlah usia sangat muda telah memasuki dunia kerja hampir mencapai 25%. Pengalaman buruk mereka sebagai pencari kerja di awal kehidupannya, seperti susah mendapatkan pekerjaan dan gaji yang tidak bisa mencukupi, membuat kemungkinan adanya krisis kehidupan pada hidup mereka kelak. Secara kualitatif sulitnya sarjana mendapatkan pekerjaan dan sulitnya mempunyai penghasilan yang cukup dalam bekerja diuraikan dalam artikel CNN Indonesia (28/10/2022), dalam “Sarjana Susah Cari Kerja, Siapa Yang Salah?” dan “Barisan Para Perantau Muda Ke Jakarta: Sulit Menabung, Dibunuh Sepi”. Memang pemerintah mengklaim telah terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 4,45 juta selama kuartal Indonesia/2022, namun angkatan kerja baru yang masuk mencari kerja mencapai 4,2 juta, pada saat yang sama (merdeka.com, 9/5/2022). Dari penyerapan naker itu mayoritas pada pertanian, yang hampir 1,9 juta pekerja, lalu sektor pengolahan dan perdagangan, masing-masing 840 ribu dan 640 ribu. Tapi, gelombang PHK yang terjadi saat ini telah menunjukkan secara total terlihat tidak terjadi pertumbuhan lapangan kerja di Indonesia. Bagaimana dengan pemuda yang bekerja? Pada tulisan terdahulu saya, yang saya singgung di atas, saya sudah membahas temuan “Mekari White Paper”, April 2022 yang dilansir Kompas (10/10/2022), di mana terjadi kemerosotan daya beli karyawan sebesar 74%, 61% tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari dan 15% saja yang masih punya tabungan jika di-PHK, serta uraian survei Litbang Kemenhub (Kompas, 9/10/2022) tentang penghasilan Ojek online, berkisar Rp 50.000 – Rp 100.000 per hari yang langsung habis dalam sehari. Mereka adalah kaum muda, yang sebesar 40,6% berusia 20-30 tahun. Data kuantitatif ini jika kita sambungkan dengan laporan CNN Indonesia di atas, yang menggambarkan sosok-sosok pekerja muda di Jakarta, yang bertahan hidup tanpa tabungan, namun harus bertahan di Jakarta, karena tidak punya alternatif kerja dengan penghasilan lebih baik, apalagi balik ke desa, tentu lebih semakin nyata, bahwa kaum muda sudah terjebak dalam kehidupan pas-pasan. Kesulitan menciptakan lapangan kerja, sebenarnya juga dapat terlihat dari laporan CNN Indonesia (27/10/2022), dalam judul \"Turun Naik Nasib BLK dan Asa Pemuda Mengejar Mimpi”. Berita ini menggambarkan upaya pemerintah menciptakan pelatihan berorientasi kerja. Di mana disebutkan bahwa dari anggaran yang disalurkan pemerintah pada Balai Latihan Kerja (BLK) di Bandung, Sidoarjo, dan Solo masing-masing Rp 100 miliar hanya mampu menciptakan naker terserap sebanyak 674 orang, 1.257 orang, dan 1.432 orang. Sejumlah 3.000-an orang pekerja dengan anggaran lebih 300 miliar pelatihan menunjukkan susahnya menciptakan “link and match” antara pencari kerja (skill and competence) dan penyedia kerja. Gambaran tentang buruknya nasib kaum muda sudah kita gambarkan. Kita masih melihat ini dalam standar resmi pengangguran. Jika kita bicara riil, maka cakupan defenisi pengangguran dapat diperluas lagi. Jika di Amerika, BPS mereka menentukan angka pengangguran standar dengan ukuran U3, namun ukuran riil dengan U6, angkanya berbeda jauh. Dalam kamus Britannica, “How is the U.S. Unemploynent Rate Calculated”, yang memuat pengertian U3 dan U6 tersebut, disebutkan bahwa angka standar pengangguran Amerika 2022 adalah 4,4%, namun secara riil sesungguhnya 8,7%. Secara umum kita sudah memperlihatkan bahwa kaum muda dan pemuda mengalami persoalan besar bagi dirinya sendiri. Mereka menjadi bagian dari sistem perekonomian kita yang menempatkan mereka sebagai alat produksi semata, yang digunakan untuk memenuhi rumus-rumus pembangunan ekonomi ala neoliberal. Mengapa demikian? Sistem ekonomi kapitalis yang berkembang di Indonesia memang dijalankan dengan prinsip sebagai berikut: pertama, ekonomi harus bertumbuh tanpa memikirkan pertumbuhan untuk siapa. Yang pasti pertumbuhan ekonomi selama ini lebih menguntungkan kaum kapitalis oligarki yang segelintir jumlahnya. Kedua, jika inflasi tidak terkendali, maka pemerintah dan Bank Sentral harus merem inflasi dengan menaikkan suku bunga. Dengan suku bunga yang tinggi uang beredar berkurang. Namun, resikonya adalah PHK. Mengatur inflasi pada tingkat 2-3 % adalah rumusan yang tidak perduli nasib pekerja. Ketiga, Flexicurity. Ini sebuah prinsip di mana hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja diusahakan pada titik kepentingan terbatas sekali. Kapan merekrut pekerja dan mem-PHK dipersilakan pada pengusaha. Ini disebut Flexiblity Labour Market. Aspek Security, yakni kesejahteraan pekerja atau pekerja yang di PHK, diserahkan pada negara. Pengusaha tidak mau terlibat. Pekerja Indonesia sudah masuk pada fase ini, sehingga pekerja tidak punya lagi kepastian hidup dan karir. Bangkit Melawan atau Mati Kelaparan Krisis ekonomi yang akan melanda Indonesia, sudah pasti akan (dijadikan alasan) memperburuk nasib kaum muda pekerja. PHK, pembayaran upah jam-jaman, penurunan upah riil, dan lain sebagainya akan terus terjadi dan bertambah buruk. Banyak orang memprediksi akan terjadi tahun depan. Persoalannya adalah bagaimana pemuda ini akan mampu menjadi Avant Garde bagi penjaga nasionalisme jika mereka sendiri dihantui kecemasan yang berjangka panjang. Ini adalah pertanyaan besar bagi kaum muda ketimbang orang-orang meminta kaum muda menjaga persatuan nasional. Sebab, pula perpecahan nasional selama ini bukanlah tanggung jawab pemuda, melainkan pertarungan politik kaum tua. Tanggung jawab pemuda saat ini adalah merebut Indonesia untuk mereka miliki demi masa depan mereka. Merebut artinya tidak membiarkan Indonesia berjalan tanpa memastikan kepentingan kesejahteraan kaum muda meningkat dan berkelanjutan. Sedangkan memiliki artinya memastikan mereka bukan sekedar buruh murah yang tergantung pada kepentingan segelintir kapitalis pemilik kekuasaan. Di sinilah letak kepentingan kita membicarakan kaum muda dan pemuda kita. Bukan menyerahkan urusan politik perpecahan, isu persatuan dan tetek bengek lainnya. Pemuda harus kita sadarkan untuk bangkit melawan kaum kapitalis atau mati kelaparan. Salam. (*)
Ultimatum Jokowi, Mahasiswa dan Buruh Kembali Bergerak
RASANYA sulit sekali untuk minta Presiden Joko Widodo “turun tahta”, meski demo besar-besaran telah dilakukan oleh mahasiswa, buruh, emak-emak, dan elemen masyarakat lainnya. Tidak kurang juga Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) telah pula memberi penilaian Kabinet Joko Widodo – Ma’ruf Amin: NASAKOM, “Nasib Satu Koma”. Ini karena indeks prestasinya “satu koma” saja. Praktis tidak ada satu prestasi pun yang bisa dibanggakan dari slogan “kerja-kerja-kerja” itu. Jokowi – Ma’ruf lebih mengejar pembangunan infrastruktur ketimbang menyejahterakan rakyatnya. Mahasiswa dan buruh pun akhirnya mengancam Jokowi bakal menurunkan massa yang lebih besar lagi. Apakah Jokowi masih bisa bertahan? Berikut ini dialog Wartawan Senior FNN Hersubeno Arief dengan pengamat politik Rocky Gerung dalam Kanal Rocky Gerung Official, Jum’at (28/10/2022). Tentang Sumpah Pemuda, 28 Oktober Halo-halo, apa kabar Anda semua? Ketemu hari Jumat ini, ya bersama dengan saya Hersubeno Arif dan Bung Rocky Gerung, dari Rocky Gerung official Forum News Network. Bung Rocky, hari ini tanggal 28 Oktober ya, ini bersamaan dengan hari Sumpah Pemuda dan juga hari ini ada unjuk rasa besar-besaran di Jakarta dan beberapa tempat di kota di Indonesia. Ya, ada kebangkitan kembali semangat Sumpah Pemuda dan justru karena bangsa ini ada di depan pintu gerbang perpecahan. Jadi, kita harus mengingat kembali bahwa jauh sebelum Indonesia merdeka, 17 tahun sebelum Indonesia merdeka, justru para pemuda ini yang sudah memerdekakan bangsa ini sebelum negara ini merdeka itu. Dan kita ingat bahwa kan janji Sumpah Pemuda itu nusa satu, bangsa satu, dan bahasa persatuan satu. Dia nggak bilang satu bahasa, bahasa Indonesia itu bahasa persatuan di antara bahasa-bahasa daerah yang berbeda itu. Jadi jelas dari awal, filosofi dari Sumpah Pemuda itu kira-kira bunyinya begini: karena kami berbeda maka kami memerlukan persatuan. Jadi, itu pentingnya ontologinya karena kami berbeda, kami memerlukan persatuan. Sekarang, rezim ini justru membalik, demi persatuan tidak boleh ada perbedaan. Kan itu konyolnya begitu kan. Jadi, sebetulnya pengertian-pengertian pluralitas itu dari awal dipahami oleh anak-anak muda ini. Mereka tahu bahwa Sulawesi pasti beda wataknya dengan Sumatera, orang Batak beda dengan Jawa, tetapi demi sesuatu di masa depan, dia bersatu. Dengan kata lain, jangan hapuskan perbedaan itu, karena justru adanya perbedaan itu yang membuat mereka bergembira untuk bersatu. Sekarang kami Pancasila, yang lain berarti bukan. Jadi, demi Pancasila semua nggak boleh. Itu kacau kan sebetulnya. Jadi, Pancasila itu harus dianggap sebagai ide yang mempersatukan, bukan ide yang membasmi perbedaan. Itu soalnya tuh. Itu terkait dengan soal Islamofobia. Islamofobia itu seolah-olah menganggap bahwa semua hal yang berbau Islam itu berbahaya buat persatuan. Justru karena ada Islam, ada Kristen, ada Hindu, segala macam diperlukan merawat perbedaan. Jadi, kita mengingat Sumpah Pemuda dalam upaya merawat perbedaan, bukan memusuhi perbedaan. Itu poinnya. Dan yang lebih penting sebetulnya anak muda cuma bersumpah Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa. Mereka nggak bersumpah satu pajak. Dan kalau kemudian kita proyeksikan sekarang, dengan rendah hati kita mesti bilang bahwa tokoh-tokoh Pemuda dulu, para founding parent kita itu jauh lebih cerdas dan jauh lebih bijak dibandingkan kita sekarang ini ya. Iya betul, karena mereka nggak pernah berkoalisi. Mereka datang dengan indentitas sendiri bahwa kami datang dengan perbedaan tapi kami bangga dengan perbedaan itu. Itu sebetulnya yang mesti dirayakan dalam demokrasi. Kalau sekarang, itu semuanya menganggap ini mesti koalisi demi supaya menghimpun kekuatan. Semua partai itu justru kuat, ngapain ada koalisi-koalisi. Memangnya sistem parlementer, ada koalisi segala macam. Ini sebetulnya etika politik kita dari awal itu paham betul apa itu demokrasi, apa itu pluralitas, apa itu perbedaan. Sekarang nggak ada, jadi harus sama ya. Koalisi ini harus sama, walaupun partai-partai berbeda, tapi kita sama-sama harus tunggu sinyal dari Presiden Jokowi. La itu untuk apa. Bagaimana mental begitu. Tentang Buzzer (Komisari BUMN) yang Mengubah Kata Khilafah Menjadi Khilafuck Dan beberapa hari ini kita kembali diganggu buzzer yang menjadi komisaris. Dan ketika menjadi komisaris juga dia nggak berubah sifatnya dari buzzer, misalnya mengubah kalimat Khilafah menjadi Khilafuck. Itu apa? Kadang-kadang saya bingung. Ini kalau kita biarkan ini ngaco, tapi kalau kita ikut mengomentari kita jadi ikut bodoh, gitu. Itu kalau dia ikut Kongres ‘28 bisa ditempeleng sama anak-anak muda ’28, lo bego banget sih. Bayangkan, misalnya 100 sekian tahun setelah Sumpah Pemuda masih ada kunyuk-kunyuk seperti itu tuh, yang berupaya untuk menyelipkan kebencian dengan framing, dengan frasa-frasa bodoh semacam itu kan. Jadi, kelihatan memang orang ini nggak ada otaknya itu. Mau diapain kan. Dia orang yang gak ngerti, mau ditempeleng juga nggak ngerti kenapa dia harus ditempeleng, mau dihina dia merasa ya sudah memang bagian gua menghina-hina kan. Jadi, ini yang disebut sebagai ,,,, g itu. Bahkan, yang banal pun, yang kejahatan pun dia nggak paham. Dia nggak paham bahwa dia komisaris dari BUMN yang adalah digaji oleh rakyat. Kan itu lembaga negara. Kalau dia anak swasta mungkin dia bisa bilang ya gua kan nggak digaji. Ini Komisaris BUMN, digaji oleh negara lewat APBN, tapi menghina rakyat yang menggaji dia. Mau diapain coba. Itu dalam bahasa filosofi ada namanya nausea, rasa muak dari rakyat tetapi muaknya aneh. Muak lihat orang bodoh. Kira-kira begitu. Ya kalau dia memang sudah susah gitu, mau diapain. Tapi, yang jadi persoalan kok justru malah pemerintah mengangkat dia menjadi komisaris, dan kemudian juga ketika kasus-kasus semacam ini dilaporkan ke polisi justru dilindungi. Itu kan yang jadi persoalan serius malah. Ya, saya bergaul dengan rakyat bawah. Setiap kali saya naik gunung, masuk desa-desa, pasti saya ketemu tukang ojek, penjaga keamanan sekolah, segala macam itu, dan mereka adalah rakyat biasa, rakyat kecil itu, yang punya pandangan politik berbeda dengan Pak Jokowi. tetapi, kalau saya bicara dengan mereka yang orang sering bilang bodoh, enggak. Itu pintar semua, rakyat kecil itu pintar. Mereka paham bagaimana membedakan isu itu kebencian dan kritik itu. Ini komisaris kok bisa dungu. Apapun istilahnya, memang dia dungu sebetulnya, dan itu yang justru akan diselamatkan oleh pimpinan BUMN. Oh, ini nggak begitu, dia begini. Apa? Itu dari segi pernyataan, memilih kalimat saja sudah buruk gitu kan. Jadi, di saat kita justru merayakan Sumpah Pemuda, ada seorang pemuda dungu yang berupaya memecah-belah bangsa. Tentang Gerakan (Demo) Mahasiswa Tetapi, di tengah kedunguan itu kita masih punya harapan karena mahasiswa, terutama dari BEM seluruh Indonesia hari ini mulaibergerak gitu. Dan tuntutan mereka juga sangat substansial karena mereka ingin Presiden Jokowi mencabut omnibuslaw dan kemudian segera mengeluarkan Perpu. Kalau tidak, ini akan unjuk rasa terus-menerus. Dan kita tahu kan dampak dari omnibuslaw itu seperti apa. Iya itu. Dan, disambut oleh buruh. Jadi akan ada gerakan baliklah gitu. Mungkin si Komisaris ini minta ditakar IQ-nya oleh BEM UI. Dan BEM UI tidak pernah anggap, itu barang, bukan orang. Tapi balik tadi pada kritik BEM UI dan itu kemudian diikuti oleh banyak daerah sekarang, menganggap bahwa yang diucapkan oleh BEM UI memang itu proposal alternatif itu. Artinya, kalau negara membiarkan hal-hal yang fundamental itu dilindungi oleh hukum yang dia buat sendiri juga, itu artinya ada hak rakyat untuk terus mempersoalkan. Dan demonstrasi akan berlanjut. Jadi terlihat betul bahwa kemampuan publik untuk membuat kontras bahwa yang dilakukan oleh rezim ini sudah buruk semua tuh. Bahkan, dalam omnibuslaw ternyata ada bagian pasal yang menganulir sifat pidana dari ijazah. Kan hal-hal begituan yang kemudian orang curiga, kalau begitu sudah berlangsung jauh, sehingga kemudian yang kita baca kemarin lawyer-nya Bambang Tri itu atas permintaan Bambang Tri konsultasi menarik kembali kasus itu. Tentu saja orang lantas berpikir ada apa di belakang itu, segala macam alasan teknikalitas, nggak mungkin orang lagi di penjara itu dibawa ke dalam sidang untuk peristiwa yang lain. Itu sebetulnya memang diakali begitu supaya dia nggak masuk dalam sidang kan. Jadi, terlihat bahwa semakin soal ijazah ini ditutup-tutupi itu justru semakin terlihat atau semakin terasa bahaya memang ada yang enggak benar kan. Jadi, apapun, itu entah alasan lawyernya nebis in idem nanti, agar mencegah nebis in idem, tapi publik sudah merasa bahwa kalau begitu ini akan jadi black number lagi nih kasus ini. Jadi, balik pada BEM, BEM melihat semua itu bahwa ada ketidakadilan yang dipalsukan, ada pemerataan yang enggak jadi, ada akumulasi yang berlanjut dengan konsekuensi disparitas, karena semua itu enggak ada satupun di antara anggota kabinet, termasuk presiden, yang IP-nya dikasih dua. Semua di bawah dua. Artinya buruk. Jadi, kalau istana saja buruk, apalagi buzzer-buzzer-nya kan. Saya sebenarnya termasuk orang yang menghindari untuk membicarakan para buzzer ini, karena menurut saya ini pekerjaan mubazir dan mengotori pikiran kita saja. Tapi kalau sudah berlebihan seperti ini, ya mau nggak mau kita mesti membicarakannya. Ya, sekadar untuk melampiaskan kebingungan kita dalam memahami persoalan kok bisa ada sebuah negara dikelola seperti ini. Jadi, semua hal yang diucapkan Presiden Jokowi itu, “nanti kita ada bonus demografi”, apa? Apa deviden yang akan kita peroleh kalau kita nggak kasih investasi baik pada bangsa ini. Jadi, sekali lagi, ada yang masih nikmat untuk menunggu deklarasi-deklarasi capres ini, tetapi secara umum masyarakat menganggap ya adalah, tapi buat apa kita masuk ke dalam kerumitan itu. Ya, putuskan saja Anies Baswedan jadi presiden. Kira-kira begitu. Jadi, orang sudah frustrasi sebenarnya, lu mau ngapain gitu. Walaupun tetap Anies mesti diuji, tapi di benak publik menganggap semuanya bohong begitu kan. Lebih baik proteksi Anies, tapi kemudian Anies juga masuk di dalam jebakan-jebakan tuh. Jadi, hal-hal semacam ini akan terbawa terus, sementara di depan mata kita itu ada ancaman krisis pangan dan energi, Indonesia sudah mau kehilangan kemampuan untuk memproduksi pangan sendiri. Gitu-gitulah. Iya, betul-betul. Untung diingatkan Anda. Saya juga baru baca itu Pak Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengingatkan agar Bulog segera serap produksi gabah dari para petani karena katanya stok beras itu sekarang menipis di Bulog. Ini serius sekali Bung Rocky kalau sampai terjadi. Ya, itu stok kurang itu artinya ya ada betulnya juga di Bulog buffer stoknya itu buffernya dinaikin, tapi sekaligus Menteri Perdagangan memberi sinyal silakan para importir mulai mengimpor. Mendua sebetulnya itu. Tetapi, ya Menteri Perdagangan lebih enak meng-import daripada ngurusin pertanian rakyat. Kalau Menteri Pertanian sih iya, dia pasti ingin beras rakyat itu di-stok di Bulog. Tapi kalau Menteri Perdagangan ya itu nggak ada fee-nya tuh, mending import-lah. Jadi kita mesti waspada kalau, pokoknya kalau kabinet yang ngomong itu soal laporan rakyat, itu mesti waspada. Bisa sebaliknya tuh. (ida/sws)
Legenda Si Mata Biru
Oleh Ridwan Saidi Budayawan PADA tahun 1979 saya pindah dari Sawah Besar ke Kelapa Gading. Boleh dikata tiap hari saya melintas Jl Prrintis Kemerdekaan. Dan acap kali melintas saya selalu lempar pandang ke waduk alami di Pulo Mas: Ria Rio. Wah Brazil. Rio itu air atau juga sungai. Ria tentu bukan gembira tapi penyedap dalam kata berulang a-simetris macam sungsang sumbel. Yang prnyedap di sini: sumbel, kata kedua. Pada Ria Rio yang penyedap Ria, kata pertama. Di Indonesia etnografi tak dilibatkan dalam mendalami sejarah, sehingga pakar-pakar terkait hanya punya koleksi 3 bangsa: India, China, dan Portugis yang migrasi ke Indonesi. Padahal migran yang malah datang lebih dulu dari Amerika Selatan, Pacific. Asia Tengah, Afrika, Arab, Eropa. Maka jika membaca karya tulis sejarah oleh orang Indonesia terkesan dianya pasti punya ijazah asli tapi tak punya SEKIL (skill). Kalau orang bermata biru langsung dibilang Portugis. Orang-orang suku Lamno, Aceh Jaya, suku pedalaman Lingon di Yamini, Halmahera Timur, itu banyak yang bermata biru dan kadang-kadang berambut pirang. Mereka bukan Portugis seperti yang disangka sementara pakar, mereka Csucasia, Asia Tengah. Orang Portugis tidak berdiam di pedalaman. Portugis berdiam di zona ekonomi. Mereka pebisnis. Yang juga bermata biru suku pedalaman Buton. Suku Togutil tidak bermata biru, mereka diam di Halmahera Timur. Di antara mereka banyak yang Islam. Suku Maya di Mexico sejak 1995 banyak yang masuk Islam. Bermula tahun 1995 kala suku Maya berdemo di kota-kota Meksico menuntut keadilan yang akhirnya menuntun sebagian mereka masuk Islam. Per 2021 orang Maya yang Islam seribuan. Juga untuk generasi muda muslim Maya sudah ada pusat pengajaran Islam. Lebih 3000 tahun lalu migran Maya di Indonesia berkata: Ahu aviki. Aku tahu Tuhan, tapi aku tak tahu apa-apa tentang itu. Sekarang muslim Maya berkata: Aku tahu Tuhan, dan aku menyembahNya. Allahu Akbar. (RSaidi)
Todongkan Pistol Mau Ketemu Jokowi?
Oleh M Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan MENURUT keterangan Kepolisian motif Siti Elina berjalan di depan luar pagar Istana dan mengacungkan pistol FN ke anggota Paspampres adalah ingin menemui Jokowi dan menyampaikan bahwa bernegara berdasar Pancasila itu salah seharusnya Islam. Keberadaannya dikait-kaitkan dengan Negara Islam Indonesia (NII). Aksinya dengan mudah dilumpuhkan oleh beberapa personal polisi lalu lintas. Motif jauh dari relevansi aksi. Mau ketemu Presiden Jokowi dengan cara menodongkan pistol FN ke arah Paspampres. Lucu sekali. Menurut berita tetangga, Siti Elina baru menjadi guru ngaji dan stress terhimpit oleh persoalan ekonomi. Nah mulai ketemu benang merahnya lebih kuat ke ekonomi ketimbang ideologi. Mungkin kecebur kolam jebakan. Bahrul Ulum suaminya yang dituduhkan terkait NII konon ditangkap bukan untuk kasus Siti Elina. Lalu siapa yang memainkan Siti Elina ? Ketika kasus ini diambil alih oleh Densus 88 maka jadilah bagian dari dugaan terorisme. Lalu ini akan segera masuk ke ruang yang semakin gelap. Kasus karet multi dimensional. Kiri kanan oke. Cerita dimulai dari motif perjuangan ideologi yang dilakukan dengan cara naif, lucu dan bodoh. Rekayasa lebih relevan menjadi model gerakan Satgassus Sambo ketimbang mendirikan Negara Islam. Singgungan kepada umat Islam yang masif, tendensius dan berulang. Moeldoko dan BNPT mulai ikut mengatur ritme orkestra. Konon 2023 dan 2024 akan meningkat radikalisme. Ia mencoba menjadi tukang sihir eh tukang ramal. Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyatakan Siti Elina terkait kelompok radikalisme \"Setelah kami lakukan riksa ternyata benar tersangka ini mengarah kepada hal hal berkait radikalisme dan teror\". Belum terekspose darimana ia memiliki pistol dan mengapa melakukan tindakan sebodoh dan selinglung itu. Mungkin akan segera tercatat dalam buku sejarah bahwa pernah ada radikalis atau teroris terbodoh di dunia yang ingin jumpa Presiden dengan cara mengacungkan pistol kaliber FN. Jauh di luar gerbang Istana. Memakai jilbab dan hijab lagi. Sungguh pelecehan luar biasa dalam perekayasaan yang keji. Gawatnya, buku-buku yang disita dan dikaitkan dengan radikalisme adalah \"Jalan Menuju Hidayah\", \"luruskan Aqidah Anda\" dan \"Pribadi dan Akhlaq Rosul\". Waduh jika buku-buku agama dengan judul seperti ini dianggap radikal apalagi teror maka semakin ngawur saja negara ini dibawa. Mungkin ada benarnya jika para mantan Kapolri berkumpul dan sengaja mendatangi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mendukung dan mendorong perbaikan kinerja Kepolisian yang dinilai semakin babak belur pasca terbongkarnya perilaku \"mafia\" dan \"tukang rekayasa\" Satgassus pimpinan Ferdy Sambo. Terorisme termasuk mainannya pula. Kasus Siti Elina yang aneh dan tidak rasional itu perlu dicermati apakah kejahatan sebenarnya atau kejahatan buatan. Isunya terorisme dan radikalisme. Isu itu selalu digunakan untuk memojokkan umat Islam. Mengapa dibangun framing HTI dan NII itu organisasi teroris ? Apa dasar hukum nya ? Sungguh zalim sekali. Sebaiknya bapak Densus 88 membaca dan mendalami buku-buku \"Jalan Menuju Hidayah\", \"Luruskan Aqidah Anda\" dan \"Pribadi dan Akhlak Rosul\". Semoga dengan mendalami itu bapak mendapat hidayah Allah, lurus akidah dan senantiasa meneladani akhlak Rosulullah SAW. Bandung, 29 Oktober 2022