ALL CATEGORY

Marbot Masjid Korban Yusuf Mansur: Saya Tagih Sampai Akhirat!

SETIDAKNYA sampai saat ini ada empat gugatan perdata yang ditujukan kepada Jam\'an Nurchotib Mansur alias Ustadz Yusuf Mansur di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan dan PN Tangerang, Kota Tangerang. Rinciannya, YM digugat tiga kasus di PN Tangerang dan satu kasus di PN Jakarta Selatan. Gugatan itu tertuang dalam Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN masing-masing. Tak tanggung-tanggung, YM dkk dituntut membayar total kerugian hingga lebih dari Rp 98 triliun untuk keempat perkara tersebut. Gugatan bervariasi, mulai dari kasus ingkar janji (wanprestasi) investasi dana hotel/apartemen hingga investasi batu bara. Wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam Kanal Hersubeno Point, Jum’at (1/7/2022) sempat mewawancarai seorang Marbot Masjid korban investasi tambang batubara. Namanya Muslimin. Berikut petikannya. Masih ingat ya kemarin wawancara saya dengan seorang pengacara sekaligus korban investasi Yusuf Mansur di Masjid Darussalam Kota Wisata. Pak Zaini waktu cerita, ada seorang Marbot masjid yang juga ikut menjadi korban investasi itu. Nah sekarang saya sudah terhubung dengan Pak marbot Masjid itu. Namanya Pak Muslimin. Assalamuakaikum Pak muslimin. Kemarin saya denger cerita dari Pak Zaini ada seorang Marbot saya sebenarnya membayangkan bahwa Marbot ikut investasi tambang batubara Keren dong gitu ya banyak duitnya dong ya kalau bisa ikuti investasi bener itu Pak muslimin? Banyak duit sih gak Pak, cuman ya sedikit ada tabungan biar ikut konstribusi juga bisa untuk membangun Pesantren, ya walaupun sedikit kan kita ingin ya sedikit berinfak Pak, untuk kebaikan akhirat. Waktu itu kan katanya iming-imingnya ini untung dunia dan akhirat gitu ya dengan ikut investasi di tambang batubaranya Pak Yusuf Mansur. Betul sekali Pak, waktu itu kenapa kami tertarik, karena ada tabungan terus kemudian yang ikut itu kan orang-orang besar seperti bos-bos di Darussalam. Kemudian saya sangat tertarik, sehingga saya percaya dan saya juga yakin. Kemuudian saya diskusi dengan keluarga ya sudah kapan lagi. Kesempatan itu nggak datang dua kali, Insya’ Allah dapat, apa namanya, bagi hasil juga dan sekaligus ikut konstribusi untuk pembangunan pondok pesantren. Pada waktu itu Pak Muslimin berapa banyak nyetor yang pertama kali? Pertama kali saya tiga juta Pak, karena saya hanya punya tabungan 3 juta. Mari kita bandingkan tahun 2000 ini, peristiwanya tahun 2009? Betul 2009 betul. Penghasilan Bapak kalau boleh tahu tahun-tahun segitu berapa waktu itu perbulannya? Ya kurang lebih gaji paling masih satu jutaan, satu juta kurang lebih Pak, gak nyampe bahkan. Ini jadi kira-kira digaji tabungan gaji seluruhnya dari gaji bapak tiga bulan-lah kira-kira gitu ya waktu investasinya. Ya kurang lebih begitu Pak. Itu kemudian waktu pertama kali itu investasi, apakah bapak sudah dapat pengembalian dana yang bagi keuntungan atau sudah sempat dapat? Untuk tahap pertama, saya akui Alhamdulillah ya dari 3 juta itu bulan pertama itu udah dapat berlian sekitar 10% dari nominal yang saya itu memasukkan investasi gitu, terus di tahun keduanya itu masih nambah Pak, maksudnya motor enam motor, sampai saya pun sempat saya gadein Pak, untuk masukin lagi ke situ (investasi) enam juta. Terus akhirnya teman saya ikut juga karena kan lihat saya dapat bagi hasil. Kemudian programnya sangat bagus itu Pak, karena untuk pembangunan pasantren dan ada kajian-kajian pertemuannya ada itu rutin dilakukan, minimal sebulan dua kali, akhirnya teman saya juga tertarik dan memohon untuk menitipkan uangnya kepada saya 20 juta. Kemudian juga saya membujuk kakak supaya ikut gabung begitulah, dan kakak saya punya tabungan 5 juta terus saya rayu itu maksudnya. Ayolah kapan lagi uang kan kalau di bank juga ya cuma manfaatnya sedikit, ayo kita gabung divestasi ini dan kita dapat yang lumayan kok terus kemudian kita bisa konstribusi juga sebagian karena untuk wakaf pembangunan di pesantren gitu Pak. Jadi akhirnya tertarik itu, wah 5 juta dari kakak saya. Oke jadi kira-kira sekitar 30-an juta lebih dari bapak dengan teman dan kakaknya tadi ya. Apakah mereka kemudian juga sudah dapat pengembalian dana karena masuknya belakangan ini, kawan sama abangnya Pak Muslim ini. Qodarullah itu Pak saya nggak tahu sistemnya seperti apa? Pas temen saya sama kakak masuk itu udah, nah 10% lagi Pak. Yang ini dapat itu Pak. Nah cuman berapa persen mungkin udah separuhnya. Udah nggak ada kayaknya Pak. Ini tuh juga terus berikutnya dapetnya cuman sekedarnya aja, udah sampai tuh, wassalam nggak ada kabar lagi itu Pak. Oke jadi kira-kira dari total yang Bapak investasikan kan tadi 3 juta ditambah sepeda motor 6 juta yang digadaikan jadi 9 juta, kawan bapak 20 juta, kakak bapak 5 juta itu masing-masing kira-kira dapat beberapa yang kembali? Kalau yang 20 juta itu kurang lebih paling baru sejutaan, tapi enggak tahu, kayaknya nggak nyampe deh Pak. Kalau kakak mungkin ya udah nyampe 500.000, saya lupa-lupa inget, gitu. Yang jelas sudah enggak sesuai lagi dengan yang dijanjikan pertama itu Pak. Oke yang yang sepeda motor bisa balik berapa? Yang awal-awal itu kita kurang lebih dapat 2 puteran Pak, tapi setelah kurang lebih. Kalau 6 juta kan berarti 10% nya aja enam ratus, kurang lebih 1,2 juta. Jadi motornya bisa ditebus gadeinya tuh jadinya? Nggak Pak kebetulan karena bisa aja ya akhirnya dengan uang bukan dari investasi itu Pak. Iya ceritanya kenapa Bapak kok bisa jadi tertarik itu. Di sana apakah karena Bapak tadi cerita bahwa banyak orang besar-besar yang investasi dan juga mereka mendapatkan hasil atau apa nih sebenarnya? Betul saya lebih tertarik yang pertama sih, sebenarnya ada kepikiran untuk ini apa-apa nggak ada niatan cuma sekedar dapat untung aja. Dulu inginnya ke situ. Kemudian kajian-kajian itu yang disampaikan itu lebih kepada hidup itu harus bermanfaat, jangan untuk diri sendiri. Gitu kita lebih mendingan infak, sedekah kayak gitu, saya itu sih motivasi saya yang kenapa saya memaksakan diri walaupun saya enggak punya gitu Pak. Terus juga teman-teman saya juga itu bukan sekedar pengen dapat bagi hasil saja, pengen karena akan tinggi ingin membantu wakafkan, nggak bisa secara langsung ya mungkin sekarang ini yang tepat itu pasti prestasi itu. Nah dampaknya gimana setelah itu tidak balik, apakah Bapak dituntut teman bapak dan juga kakaknya Bapak ini menuntut Bapak karena bagaimana kalau pada kasus-kasus temen-temenkan ingin ikut tapi kalau pada abang bapak atau kakak bapak ini kan dibujuk oleh Pak Muslimin gitu ya. Betul sekali pak, ya dengan kejadian saya sebenernya sempet shock, sedih banget gitu Pak, berpisah dengan istri di mana itu pas susah-susahnya gitu, tapi alhamdulillah temen saya menyampaikan juga. Padanya kalau ini kan istilahnya begini berhenti aja udah enIggak dapat bagi hasil gitu. Jadi, alhamdulillah menerima itu Pak. Ya Tuhan walaupun saya sok banget dan sedih banget walaupun itu bukan uang saya. Uang 20 juta bagi saya itu besar sekali. Saya sampai beberapa hari tuh kepikiran, sebenarnya apa itu cuman di mana, tapi alhamdulillah ya karena yang temen saya juga paham agama. Akhirnya menerima keadaan ini buat pelajaran. Makanya kedepannya cari investasi itu jangan semata-mata karena ketokohan, karena Ustadz tertentu. Harus jelas ininya, ada akadnya segala macam gitu. Buat pelajaran ke depannya. Gitu aja sih Pak. Temen saya, alhamdulillah menerima apa adanya. Cuman justru yang berat lagi kan karena kakak itu yang lima juta itu terus terang aja karena bukan kemauan dia. Dia sebenarnya dari awal udah curiga juga gitu. Bisnis apa sih yang bisa begitu? Masa’ iya sih bisa sampai 10% yang didapat. Udah gitu termasuk infaq juga, buat pesantren, gimana caranya? Saya cuman sampaikan, ini bukan bisnis yang main-main. Ini juga jama\'ah-jama\'ah besar orang berpendidikan di Darussalam pada ikut, gak sedikit lagi yang gabung itu, yang uangnya divestasikan ada yang sampai miliaran seperti itu. Saya Pak untuk meyakinkan ke keluarga. Cuman karena kejadiannya begini ya saya bilang komposisinya macet, tapi itu udah tanggung jawab saya. Akhirnya saya bagaimanapun saya bayar gitu Pak walaupun dengan susah payah. Alhamdulillah. Dicicil bapak mencicil pembayaran ke abangmya yah? Betul saya cicil waktu itu. Alhamdulillah nyampe lunas. Bapak tidak berhutang gara-gara kasus ini utang utang ke orang lain akibat salah investasi ini?   Gak sih pak cuman itu saja karena memasuki nama kakak saya aja sama temen gitu aja sih Pak. Iya iya, nah kan Bapak Marbot ya dan Bapak tahu setelah ribut-ribut ini kan ini diurus oleh semacam BMT-nya masjid gitu ya kalau nggak salah. Yang pertama kali ya? Apakah kemudian timbul situasi yang tidak menyenangkan di masjid itu setelah ribut-ribut investasi enggak bisa dikembalikan ini? Iya Pak. Betul Pak harusnya saya juga sedih sekali itu biar bagaimana masjid tujuannya orang pada ibadah cari ketenangan di situ. Jadi yang dibicarakan masalah duit kembaliannya nanti bagaimana? Menurut saya itu jadi keresahan juga gitu jama\'ah daripada nanya-nanya jadi omongan-omongan gitu. Jadi saya saling curiga. Apalagi, ada beberapa yang udah diapa, namanya ada yang dikembaliin, katanya cuma kan kita gak ngerti yang di kembaliin siapa, apa hanya isu-isu aja. Saling curiga kayak gitu yang membuatnya nyaman bagi saya. Dulu bener-bener Pak waktu itu saya juga sedih sekali itu Pak. Jadi ada semacam apa kecurigaan ada mungkin fitnah yang muncul ya sejak kasus itu ya? Betul. Fitnah terus. Jadi saya bercerai-berai, yang tadinya nyaman persatuan terus saling inilah, menghormati segala macem satu sama lain, beribadah nyaman. Dengan adanya kasus begini terus terang Pak bikin nyesek. Apalagi yang ditokohkan oleh Yusuf Mansur istilahnya ulama besar mungkin. Itu yang membuat begini umat Islam gitu Pak. Ya seolah-olah kembali lagi itukan sebenernya kalau fungsi cuman saya sendiri menjadi sedih itu, Pak. Seharusnya orang yang jadi panutan kok jadi begini. Tadinya memang Pak Yusuf Mansur sering memberikan kajian di Masjid Darussalam ini? Pernah, bebrapa kali. Saya punya salah satunya menyembunyikan masalah investasi itu. Cuman setelah itu ada panitianya yang itu yang di sini hilangkan BMT ya untuk apa namanya yang mengatur pembayaran sudah lama macem itu kan setoran lewa BMT. Katanya setelah ribut-ribut macet itu pak Yusuf Mansur pernah datang ke sana dan bicara dengan para investor jadikan akan mengembalikan betul itu? Ya saya sih tidak ketemu langsung. Cuman kata temen-temen seperti itu dan ada komitmen katanya mau mengembalikan dengan cara mengangsur. Cuman sejak itu enggak tahu kabarnya lagi. Sampai kapan gitu lunasnya, harusnya kalau memang beliau komitmen membayar itu gak sampai sekarang bertele-tele sampai puluhan tahun ini udah sepuluh tahun lebih kejadiannya ya Pak sejak 2009 itu. Jadi Bapak total itu dana-dana teman bapak dana Bapak dan saudara itu lost betul hilang semua itu sampai sekarang ya? Betul lost, enggak ada kabar, enggak tahu kembaliannya gimana itu. Bapak sendiri termasuk kemarin ikut gak menuntut ketika datang ke rumah pak Yusuf Mansyur? Kemarin kebetulan sedang ada kegiatan, jadi enggak ke sana. Cuman temen-temen pada ke sana Pak sebagai perwakilanlah. Tapi Anda sendiri masih punya harapan gak dana itu bisa kembali? Ya kalau harapan sih pasti ada, pasti kita berharap langsung semoga Yusuf Mansur bertobat. Beliau asetnya kan masih banyak Pak. Kalau memang ada itikad baik itu bisa dijual asetnya untuk menyelesaikan di dunia inilah. Kalau usaha enggak menyelesaikan di dunia ya untuk di akhirat, meskipun pasti itu keadilan. Mungkin kalau enggak dapat keadilan di dunia pasti dapat keadilan di akhirat. Belajar dari pengalaman ini bagaimana Anda menyikapinya? Bagaimana Anda bisa berbagi pengalaman dengan orang lain supaya kasus serupa tak menimpa jamaah lain? Iya kalau menurut saya itu jangan mudah dengan iming-imingan investasi-investasi yang kira-kira nggak masuk akal dan yang tidak jelas dengan inti akarnya segala macem gitu. Tidak bisa walaupun itu dengan ulama atau siapapun kalau investasi itu harus jelas akarnya kemudian juga ada kayak macam perjanjian itu. Harus jelas kalau yang sekarang ini, mohon maaf, kalau yang kemarin itu kayak modal. Untuk modal apa? Modalnya kepercayaan aja gitu Pak. Kalau menurut saya seperti itu belum pernah. Waktu itu bergabung enggak ada perjanjian kayak itu. Misalkan saya tanda tangan apa sebenarnya udah lama bisnisnya sih Pak belum pernah investasi yang. Tanda tangan di atas materai itu nggak ada? Nggak ada Pak. Kalau saya dan yang lainnya yang jelas nggak ada. Nggak ada perjanjiannya yang mengikat Pak. Nanti seperti apa itu enggak ya maksudnya harus hati-hati itu. Jangan cukup percaya aja gitu, harus lebih hati-hati. Terus sekarang yang mengiming-imingi yang apa namanya dapat bagi hasil yang besar itu, juga kayaknya harus hati-hati lah pokoknya Pak. Itu menurut saya pengalaman sangat berharga di waktu usia saya yang masih muda dapat pengalaman begini karena, mohon maaf, kemarin ada pengalaman juga ada anggota yang ikut investasi itu usianya udah tua, rumah satu-satunya gitu Pak dijual dimasukkan ke investasi tersebut, itu saya sedih banget. Sampai sekarang udah kebeli rumah masih ngontrak itu Pak. Rumah satu-satunya berapa ratus juta waktu itu, kalau gak salah 500 jutaan. Beberapa gitu ya. Kalau harga rumah sekarang udah miliaran itu. Akhirnya dia sampai rela ngontak segala macem itu sampai sekarang belum punya rumah. Padahal sudah pensiun? Iya udah pensiun, maksudnya udah nggak kerja lagi. Banyak-banyak makan korban kemarin itu. Saya dengar ada juga yang katanya saudaranya di kampung menitipkan sampai menjual sapinya gitu ke jamaah betul itu ada cerita semacam itu? Pernah denger, saya belum tahu orangnya yang mana, karena kan banyak perkumpulannya juga, kurang lebih ada 250 orang. Itu namanya mungkin nama yang terdaftar punya yang gangguan-gabungan. Jadi lebih banyak lagi sebenernya. Cerita lain selain tadi selain ada seorang pensiunan sampai jual rumah dan sebagai ada cerita-cerita Bapak denger yang atau bapak bisa terus saksikan sendiri? Itu temen-temen buruh, buruh, mohon maaf, yang gajinya enggak terlalu banyak-lah pas-pasan. Tabungan hanya itu-itunya, dimasukkan ke dalam investasi kayak gitu ya akhirnya itu sedih juga. Mungkin dia punya uang segitu-segitunya. Istilahnya untuk masa depan bikin rumah atau apa, ternyata malah ya nyesek kalau diceritain mah banyak yang kejadian-kejadian yang di luar ini sih Pak dugaan gitu ya Allah. Ok jadi orang yang seperti bapak ini kan tadi kalau ceritanya kan orang di kota wisata ini rata-rata orang berduit gitu, ya tinggal di sana. Tapi orang seperti Bapak ini sebagaian banyak juga diantara 255 orang yang jadi korban itu ya. Ada banyak acuan saya nggak tahu persis gimana tinggalnya banyak Pak. Orang-orang yang pembantu rumah tangga juga ada itu. Ada pembantu rumah tangga juga yang ikut ketipu, saya bisa membayangkan berapa gajinya seseorang pembantu rumah tangga dan sebagainya. Bapak harapannya apa ke Yusuf Mansur, apalagi ini dalam situasi sekarang ini? Iya menurut saya sih harap Yusuf Mansur segera bertobat untuk tidak lagi bikin investasi-investasi yang merugikan masyarakat itu, dan semoga juga yang para korban-korban yang lain bukan hanya di BTM, di tempat lain juga saya dengar juga banyak itu. Segera diselesaikan, kapan lagi kan masih diberi kesempatan umur semua itu nanti akan dipertanggung jawabkan. Kalau nggak sekarang di dunia kapan lagi, jangan sampai di akhirat nanti semua nuntut nggak punya amal apa-apa kan sedih juga gitu Pak. Iya iya dan saya kira dampak yang lain ini agama ya Pak. Citranya jadi jelek dong ya. Karena bagaimanapun beliau disebut-sebut sebagai pemuka agama. Betul Pak, investasi ini kan selalu bawa-bawa agama, ini untuk daya tariknya. Tidak semata-mata investasi dapat bagi hasil gitu. Ajakan dia pendekatannya memakai agama sih Pak. Jadi satu-satunya sebenarnya salah satu kekuatannya bukan hanya karena keuntungan yang akan didapat tetapi ada iming-iming bahwa ini ada amal di situ ya? Betul sekali Pak. Jadi kalau bisnis biasa semuanya keuntungnya mungkin udah biasa gitu, ini kan karena di iming-imingin nanti ada wakaf untuk pembangunan Pesantren, untuk ngurusin operasional Pesantren segala macem. Orang lebih tersentuh lagi gitu Pak. Anehnya lagi menurut saya itu juga enggak jelas kayak surat menyuratnya itu  nggak jelas gitu. Aduh saya gak habis pikir Pak, atau gimana nanti kejadian yang terakhir Pak, semoga tidak terulang lagi di tempat lain ya. Baik ya terima kasih Pak muslimin atas perbincangannya. Saya cuman bisa menyatakan harus banyak bersabar dari segi itu saya kira nanti Allah Insya’ Allah akan mengganti lagi ya dengan yang lebih lebih besar. Karena ada niatnya kan baik dari Pak Muslimin, itu dicatat sebagai amal gitu ya. Aamin aamiin Pak. Terima kasih banyak, dan saling mendoakan aja yang terbaik juga untuk Yusuf Mansur dengan korban yang lain, semoga diberi kekuatan kesabaran dan mudah-mudahan ada jalan yang terbaik untuk menyelesaikan ini semua. (mth/sws)

Partai Politik Menjadi Penentu Masa Depan Bangsa: Saat Ini Cenderung Membawa Kehancuran

Oleh: Anthony Budiawan – Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) “Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely”, kalimat Lord Acton yang terkenal mengandung kebenaran yang tidak bisa dibantah. “Kekuasaan cenderung korup, dan kekuasaan mutlak pasti korup”. Karena itu, kekuasaan Eksekutif atau Presiden harus dibatasi. Melalui pengawasan ketat agar tidak menyimpang dan berkembang menjadi kekuasaan absolut, kekuasaan tirani, kekuasaan sewenang-wenang, yang pasti korup. Lembaga yang mengawasi Eksekutif dinamakan Parlemen, terdiri dari berbagai kelompok masyarakat yang menyebut dirinya ‘perwakilan rakyat’. Kelompok tersebut diberi identitas Partai Politik. Parlemen yang terdiri dari perwakilan Partai Politik tersebut mempunyai dua fungsi utama, yaitu fungsi pengawasan dan fungsi membuat undang-undang sebagai lembaga Legislatif. Parlemen harus mengawasi Presiden agar roda pemerintahan berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Parlemen juga harus mengawasi penggunaan anggaran (fiskal) negara, untuk kepentingan masyarakat luas, untuk mencapai keadilan sosial. Selain itu, Parlemen juga wajib membuat undang-undang yang berpihak kepada kepentingan bangsa, dan mengawasi pemerintah agar selalu patuh terhadap perintah undang-undang tersebut. Semua itu menjelaskan betapa pentingnya fungsi Parlemen sebagai kekuatan penyeimbang kekuasaan Presiden, khususnya di dalam sistem presidensial di mana Presiden mempunyai kekuasaan sangat besar. Kalau fungsi Parlemen ini dijalankan dengan benar dan jujur maka praktis sebagian besar permasalahan bangsa sudah terselesaikan dengan sendirinya, dengan memberlakukan dan melaksanakan peraturan dan undang-undang yang adil dan berpihak kepada kepentingan bangsa.  Sebagai contoh, peraturan dan undang-undang anti-monopoli diberlakukan untuk menciptakan persaingan pasar sempurna (prefect market competition) yang adil bagi semua pelaku pasar. Kalau undang-undang anti-monopoli tersebut dijalankan dengan benar, maka dengan sendirinya akan tercipta industri yang lebih efisien, alokasi faktor produksi lebih baik, dan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan merata. Sebaliknya, apabila undang-undang dibuat untuk kepentingan golongan tertentu, tidak adil, dan bertentangan dengan kepentingan bangsa, maka undang-undang tirani tersebut dapat memicu kekacauan, memicu perpecahan bangsa, menuju jurang kehancuran. Misalnya, UU KPK atau UU Cipta Kerja, yang ditengarai banyak pihak tidak pro kepentingan bangsa, sempat memicu protes dan demo dari berbagai kelompok masyarakat, bahkan menelan korban. Apa jadinya kalau undang-undang yang membatasi kebebasan berpendapat, atau undang-undang anti-demokrasi, diberlakukan? Apakah bangsa ini akan menjadi lebih baik, atau malah membawa negara ini menjadi negara tirani menuju jurang kehancuran? Artinya, Parlemen mempunyai peran kritikal dalam menentukan nasib bangsa di masa depan, menentukan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. Semua ini tergantung dari Partai Politik, apakah dapat mengendalikan Parlemen dan membuat undang-undang yang pro-rakyat, apakah dapat mengawasi Presiden secara efektif, atau malah mendukung Presiden menjalankan roda pemerintahan secara tirani? Kalau Parlemen menjalankan fungsinya secara benar, maka fungsi Presiden menjadi tidak terlalu penting lagi. Pemilihan Presiden (Pilpres) bukan lagi merupakan peristiwa istimewa. Pilpres menjadi lebih sederhana, hanya fokus kepada calon presiden yang mampu taat hukum berdasarkan rule-of-law, serta bermoral dan beretika tinggi. Permasalahan kementerian teknis dapat dengan mudah diselesaikan oleh para teknokrat dalam bidangnya masing-masing. Karena, tugas utama Presiden hanya menjalankan peraturan dan undang-undang yang berlaku. Apabila Presiden tidak taat dan menyimpang dari peraturan dan undang-undang tersebut, maka Parlemen wajib menegur, kalau perlu memberhentikan Presiden dalam hal terjadi pelanggaran berat, misalnya pelanggaran konstitusi, pelanggaran HAM atau pelanggaran berat lainnya. Karena itu, Partai Politik tidak perlu memagari kekuasaannya dengan menetapkan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) menjadi 20 persen. Sebaliknya, semakin banyak calon presiden, semakin baik bagi bangsa ini, dan semakin besar kemungkinan mendapat calon presiden yang taat hukum dan bermoral tinggi, yang dapat menjalankan peraturan dan undang-undang secara adil. Partai Politik tidak boleh menjadikan Presiden sebagai ‘Petugas Partai’. Setiap orang yang menjadi Presiden wajib membebaskan dirinya dari identitas Partai Politik. Mereka harus bersumpah untuk taat pada semua peraturan dan undang-undang, serta konstitusi. Partai Politik yang menyatakan Presiden (dan Kepala Daerah) sebagai ‘Petugas Partai’ secara jelas berniat melanggar konstitusi. Karena, Partai Politik secara konstitusi mengendalikan Parlemen, dan kini juga berniat mengendalikan Presiden sebagai ‘Petugas Partai’, melanggar fungsi Parlemen sebagai pengawas Presiden, dan menciptakan tirani Partai Politik. Penyatuan fungsi Eksekutif dan Parlemen oleh Partai Politik sedang berlangsung sangat cepat di era reformasi, terus berkembang dan memburuk sejak 2014 ketika pengusaha ikut mengatur calon presiden. Karena itu, demi masa depan Bangsa Indonesia, rakyat wajib menuntut Partai Politik kembali kepada fungsi sebenarnya. Sebagai tahap awal, Partai Politik wajib menghapus presidential threshold menjadi nol persen.

Jahat, Seorang Profesor Menuduh Anies Baswedan Bersedia Makan Babi Asal Jadi Presiden

Jakarta, FNN – Akun twitter pendiri lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) tengah ramai diperbincangkan warganet. Hal itu karena cuitannya yang menyinggung soal Gubernur rela makan babi demi menjadi Presiden. “Ini komunitas yang sering jadi sasaran intoleransi Gubernur itu sekarang inclusive terhadap berbagai kelompok agama. Saya bilang kalau nggak ngerti bodoh aja, orang itu jangankan nyabanin gereja, disuruh makan babi pun dia makan kalau bisa jamin jadi presiden,” ungkap Mujani dalam unggahan twitternya, Rabu (29/6/22). Walaupaun tidak menyebutkan siapa nama Gubernur yang dimaksud, tetapi akibat cuitannya itu beberapa netizen kemudian mengaitkan ini yang dimaksud oleh Saeful Mujani  pasti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Karena dia saat ini menjadi Gubernur bahkan disebut calon presiden.  “Saya jadi bingung kenapa Saiful Mujani memilih kosa kata seperti itu, padahal dia seorang Profesor, seorang political science, terlebih lagi dia ini polster, pemilik lembaga survey,” ujar wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (1/7). Dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official Rabu (1/7) , Rocky menceritakan sebetulnya mereka ini satu geng the di awal. Itu yang saya kenal. Kalau sekarang terjadi perselisihan itu artinya sudah ada blocking yang habis-habisan di antara kawan-kawan ini. Jadi persaingan itu kemudian meledak di media sosial karena saling kirim info. Apalagi dalam beberapa terakhir ini ada berita bahwa Anies Baswedan itu mulai dekat dengan oligarki yang disebut oligarki melalui Suny Tanuwijaya, tangan kanannya Ahok. (Sama-sama alumnus Nort Illinoi di Amerika, sama-sama Doktor dengan Anies). “Jadi soal-soal semacam itu. Dan kesimpulan orang Anies berarti sudah diasuh oleh poster lain semacam CSIS yang memang secara ideologis harusnya berseberangan dengan Anies, karena Anies dianggap 212 identiknya, sementara CSIS identik dengan Katolik, komunitas Cina, konglomerasi segala macam, kita tahu petanya. Mungkin karena itu, ada bisnis yang juga terganggu di antara para polster. Begitu kira-kira. Tapi kemudian bisnis itu dikait-kaitkan dengan kejengkelan, ya sangat mungkin ada yang dibatalkan lembaga surveinya,” ujar Rocky Semuanya berubah, Grace Natalie yang PSI dulu juga mengatakan bahwa Pak Suny yang biasanya jadi sponsor financial atau jembatan dengan yang kita tahu disebut oligarki akhirnya pindah ke Anies. Jadi semua variabel berubah, itu yang memicu kejengkelan. Peta bisnis politik berubah, berarti juga dana-dana pesanan oligarki juga berubah itu survei.  “Saya hanya bisa menangkap itu, gejala itu. Karena kok marah betul ya Saiful Mujani terhadap Gubernur yang disebutnya pokoknya kalau suruh makan babi pun mau asal jadi presiden, Tapi oke, biarkan kita lihat itu dan kita analisis itu sebagai sinyal bahwa ada yang sedang berantakan di kalangan komunitas lembaga survei.” tegas Rocky. (Ida, Lia)

Anggota DPD-RI: Kepentingan Kami Adalah Menyuarakan Suara Rakyat

Jakarta, FNN - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Sulawesi Tengah Abdul Rahman Thaha mengaku sangat prihatin dengan komentar politisi PDI-P Effendi Simbolon yang mempersoalkan sepak terjang Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti. Abdul Rahman menanggap Effendi keliru menuduh La Nyalla menggunakan fasilitas negara, dalam hal ini Kelembagaan DPD RI untuk kepentingan politiknya. Juga terlalu dini menuduh fasilitas DPD RI dipakai untuk memperjuangkan La Nyalla menjadi calon presiden (capres) pada 2024. \"Sebagai anggota DPD saya tahu sekali bahwa La Nyalla melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah adalah karena banyaknya aspirasi dan  pengaduan masyarakat ke lembaga DPD RI. Itu sebabnya sebagai pimpinan ia turun langsung, melakukan kunjungan kerja, karena memang masyarakat yang meminta,\" jelas Abdul Rahman kepada FNN. Masyarakat sangat berharap DPD bisa menyelesaikan berbagai persoalan di daerah terutama masalah pertanahan dan masalah-masalah sosial. Dalam kunjungan kerja itu juga banyak yang mengeluhkan soal proses demokrasi khususnya soal pencalonan presiden yang hanya bisa lewat partai politik. Berbeda dengan pilkada yang membolehkan calon independen.  \"Tentunya kamikan menjelaskan ke masyarakat bahwa proses itu tidak bisa karena aturan proses pilpres itu sudah diatur dalam UU Pemilu. Sayangnya UU pemilu yang tidak punya dasar dalam konstitusi yang mengatur ambang batas 20 % dan hanya partai politik yang dapat mengusung,\" ungkapnya lagi. Akibat dari ambang batas 20% kini rakyat merasakan bahwa mereka tidak bisa \'memilih\' presiden karena presiden terpilih pasti pilihan oligarki yang \'menguasai\' partai-partai politik. Jadi jika banyak pihak melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi termasuk juga DPD itu adalah bagian dari proses demokrasi dan semua punya kesempatan yang sama untuk memperbaiki dan menentukan arah bangsa ini. Jadi Abdul Rahman tidak paham maksud Effendi meminta Kapolri menegur La Nyalla. \"Di mana legal standingnya? DPD RI adalah lembaga politik yang sama-sama dipilih oleh rakyat secara Demokrasi. Kami tidak punya kepentingan, kepentingan kami adalah menyuarakan suara rakyat di daerah,\" tegas Abdul Rahman. (Rahmi Aries Nova)

Usai Diminta Ma’ruf Amin, MUI Kaji Fatwa Ganja Medis

Jakarta, FNN - Wakil Presiden Ma\'ruf Amin meminta agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengkaji fatwa seputar ganja medis. Menurutnya, MUI diperlukan untuk membuat fatwa baru mengenai kriteria kebolehan penggunaan ganja untuk medis. Ketua Bidang Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh mengapresiasi permintaan tersebut. Dia menyampaikan pihaknya akan menindaklanjuti dengan pengkajian komperehensif dalam perspektf keagamaan. “Kami akan menindaklanjuti dengan pengkajian komperehensif dalam perspektif keagamaan. Kami akan kaji, yang intinya MUI akan berkontribusi dalam memberikan solusi keagamaan atas dasar pertimbangan kemaslahatan umum secara holistik,” ujar Ketua Bidang Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh dalam keterangannya, (Kamis,30/6/22). Kemudian pada hari yang sama, sebelumnya Santi juga diterima pimpinan DPR Sufmi Dasco Ahmad untuk audiensi. Pimpinan DPR berjanji usulan legalisasi ganja medis akan dibahas dalam Rancangan Undang-undang tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang kini sedang digodok DPR bersama pemerintah. “Wacana legalisasi ganja untuk medis ini menguat setelah Santi Warastuti, warga Sleman, Yogyakarta, mengampanyekan legalisasi ganja untuk medis pada hari (Minggu, 26/6/22) ketika ada car free day (CFD) di Jakarta. Kemudian ibunya Fika ini membawa tulisan berisi tuntutan kepada Mahkamah ‘Tolong anakku butuh ganja medis’, karena anaknya mengidap celebral palsy, kondisi kelainan yang sulit diobati. Sampai saat ini treatment yang paling efektif adalah menggunakan minyak biji ganja,” ujar wartawan senior FNN Agi Betha dalam wawancara di kanal YouTube Off The Road FNN, Rabu (29/6).  Di beberapa negara ganja itu memang dapat dipakai untuk pengobatan ataupun medis. Namun, di Indonesia Undang-undang kesehatan ataupun narkotika masih belum memungkinkan dan belum mengakomodir hal tersebut. Karena hal ini sudah ramai di publik, DPR akan berkoordinasi dengan Komisi terkait dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menyikapi penggunaan ganja medis.  Terpisah dari hal itu, pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) menegaskan sampai saat ini Indonesia belum memiliki wacana untuk membahas legalisasi ganja sekalipun untuk kepentingan medis. BNN juga mengatakan bahwa di Indonesia, ganja masih menjadi salah satu jenis narkotika yang masih dilarang digunakan sebagai obat. Sehingga ganja sama sekali illegal di Indonesia. Hal Ini tentunya sangat menarik, dan akan menjadi perdebatan panjang untuk beberapa hari kedepannya, karena Wapres sudah meminta untuk dikaji, sehingga akan menjadi wacana nasional, dan Nahdlatul Ulama (NU) juga mulai mendukung persoalan itu.  “Posisi kita sekarang ini, kalau soal untuk kesehatan ya namanya obat-obatan butuh di support, tetapi pesan kita adalah bagaimana pengawasan penegakan hukumnya jalan, dan yang ini jujur saja kita tidak bisa berharap sangat banyak,” tutup wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam wawancara di kanal YouTube Off The Road FNN, Rabu (29/6). (Lia)

Partai Buruh Dukung Cuti Melahirkan 6 Bulan untuk Perempuan dan 40 Hari untuk Laki-Laki

Jakarta, FNN - Partai Buruh bersama elemen Serikat Buruh dan Serikat Petani mendukung penuh inisiatif dari DPR yang membuat RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA). Di mana di dalamnya memuat cuti melahirkan 6 bulan untuk buruh perempuan dan cuti untuk suami yang istrinya melahirkan selama 40 hari. Menurut Presiden Partai Buruh Said Iqbal, pihaknya tidak hanya melakukan kritik terhadap Pemerintah dan DPR. Tetapi jika memang ada kebijakan yang berpihak pada rakyat, partai buruh akan berdiri di garda terdepan untuk memberikan dukungan. \"Cuti melahirkan selama 6 bulan adalah hal yang biasa bagi perempuan. Perihal cuti ini juga tercantum dalam Konvensi ILO No 183 tentang perlindungan maternitas,\" ujar Said Iqbal. \"Bahkan sudah biasa ketika suami juga ikut cuti ketika istrinya melahirkan. Karena, memang, merawat anak adalah tanggung jawab suami istri,\" lanjutnya. Said Iqbal juga memberikan data beberapa negara yang memberikan cuti melahirkan lebih dari 3 bulan dan upahnya tetap dibayar.  Berdasarkan catatan ILO, kata Iqbal, beberapa negara tersebut adalah Swedia 64 minggu, Norwegia 49 minggu, Islandia 48 minggu, Finlandia 46 Minggu, Republik Ceko 28 minggu, Hungaria 24 minggu, dan Italia 20 minggu. Di Finlandia, selain cuti bagi perempuan yang melahirkan selama 46 minggu, juga memberikan cuti bagi laki-laki yang istrinya melahirkan 54 hari. Selama waktu tersebut, keduanya berhak mendapat gaji penuh. \"Dari hasil penelitian ILO, cuti melahirkan yang lebih lama berhasil menurunkan kematian Ibu dan anak. Finlandia sebagai contoh, bahkan menduduki posisi ketiga sebagai negara tingkat kematian ibu dan bayi terendah di dunia,\" kata Said Iqbal. Jangan Hanya di Atas Kertas Sementara itu, Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, Anak, dan Sosial Partai Buruh Mundiah berharap wacana ini tidak berhenti di atas kertas.  \"Jangan hanya sebatas peraturan di atas kerja. Namun harus dipastikan ketentuan ini bisa dijalankan oleh seluruh perusahaan dan instansi pemerinta,\" tegasnya.  Untuk itu, harus ada sanksi tegas bagi perusahaan yang melanggar. Tujuannya agar lebijakan cuti melahirkan selama 6 bulan bisa ditaati. \"Kami dari pemberdayaan perempuan, anak, dan sosial meminta DPR jangan hanya megesahkan saja. Tetapi juga memperkuat pengawasan dan monitoring,\" lanjutnya. Selain itu, yang lebih penting, RUU KIA ini harus bisa segera disahkan menjadi Undang-Undang. RUU PPP saja yang ditolak rakyat bisa disahkan dalam waktu cepat, harusnya UU KIA yang berpihak pada rakyat tidak perlu menunggu waktu lama. (bun)

Sandera Spindik E-KTP untuk Pilpres 2024 dan Kematian Buruh Migran di Malaysia

MESKI Pilpres 2024 masih 2 tahun lagi, namun seolah sudah di depan mata. “Saya bingung, sebenarnya pilpres itu kapan, sih? Koq kelihatannya kayak pekan depan pilpresnya,” komentar wartawan senior FNN Hersubeno Arief di Kanal Rocky Gerung Official, Kamis (30/6/2022). Dalam dialognya dengan pengamat politik Rocky Gerung itu, banyak masalah yang dipertanyakan oleh Hersubeno Arief. Bagaimana Rocky Gerung melihat persoalan politik dan sosial yang berkembang ini? Berikut petikannya: Sebenarnya Pilpres itu kapan, sih? Kelihatannya kayak pekan depan ya? Ya betul. Jadi seolah-olah itu suasana politik sudah di depan. Padahal dua tahun (lagi) itu segala macam bisa berlangsung di situ. Apalagi perubahan geopolitik, kesulitan ekonomi. Jadi membayangkan ada siklus normal di 2024 itu agak absurd. Tapi, halang-menghalangi mulai dari sekarang. Jadi, kekacauan itu sudah mulai terjadi per hari ini, karena tidak ada harapan. Kalau ada harapan orang akan tahan-tahan, tertiblah, jangan sodok sini sodok sana dulu. Jadi memang keaadaan kita menunjukkan, orang ingin sebuah percepatan saja lebih baik. Karena itu, sindir-menyindir berlangsung, sprindik antar sprindik sudah mulai dikeluarin. Macam-macamlah isu. Dan itu semuanya isu yang akan membakar kita pada keadaan jika kita tidak bersatu sebagai bangsa. Itu intinya. Jadi secara makro begitu, kecemasan menimbulkan kecurigaan, dan kecurigaan memaksa orang untuk saling intrik. Kan begitu politik. Saya akan mengajak Anda membahas dua topik sekaligus, karena menurut saya sama-sama menariknya. Yang satu sangat menarik, tapi yang satu lagi mengenaskan. Yang pertama soal sprindik. Tadi ada sebut karena ini mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi ini sudah dipanggil lagi oleh KPK berkaitan dengan E- KTP. Dalam soal E- KTP politisi dari empat penjuru angin bisa kena libas dan saling sandera Pilpres. Yang berikutnya soal kabar meninggalnya para buruh migran kita di penjara Malaysia. Laporan dari koalisi buruh migran mencapai 149 orang. Tapi rupanya bukan hanya dalam satu peristiwa tapi rentang waktu tertentu, meskipun kemudian dibantah jumlahnya oleh Kemenlu hanya 25 orang. Tetap saja itu jumlah yang sangat besar dan itu tragedi kemanusiaan, khususnya untuk keluarganya. Tapi kalau di luar negeri tentu itu tragedi bangsa. Kita mulai dengan soal sprindik Gamawan Fauzi. Soal Sprindik Gamawan Fauzi Ya, Pak Gamawan Fauzi sudah dihukum untuk soal yang sama dan sekarang ternyata betul, lokomotifnya sudah masuk bengkel, tapi gerbong itu ternyata masih panjang. Dan kita tahu bahwa semua partai ada di itu waktu skandal E-KTP. Tetapi, dengan jelas orang mengasosiasikan pemanggilan Gamawan Fauzi itu adalah untuk menyeret Ganjar Pranowo, karena nama Ganjar yang pertama kali muncul setelah lama itu enggak terdengar makin ke sini nama Ganjar itu disebut lagi. Dan itu bersamaan dengan konflik di PDIP, ketidakmampuan dari Presiden Joko Widodo untuk menetapkan bahwa penerusnya adalah Ganjar. Jadi, ini semua harus kita baca sebagai permainan politik tingkat tinggi saja untuk saling memeras. Itu intinya. Tapi, tetap kita mau menuntut, masyarakat sipil memang menuntut dari awal supaya semua nama yang pernah masuk dalam Radar KPK dipanggil. Tidak bisa hanya karena sudah mengembalikan uang terus dianggap sudah selesai. Problemnya, kenapa dia kembalikan? Dan kenapa baru dikembalikan setelah mulai rame. Jadi, balik lagi pada soal etika. Orang akan ingat apakah Ganjar jujur ketika itu. Kira-kira begitu. Walaupun kita tahu, yang dipanggil adalah Gamawan Fauzi, tapi terhadap apa. Kan Gamawan Fauzi sendiri sudah sudah clear masalahnya. Tentu orang-orang di sekitar maslah E-KTP itu, semua partai terlibat di situ karena pembagiannya cukup merata. Jadi, kita dorong KPK untuk buka itu supaya benar-benar bersihlah. Ganjar itu kan kasihan, dia mau maju tapi terus ada info bahwa dia akan dipanggil KPK. Karena itu Ganjar mungkin sekali lagi operasi supaya dia tidak dipanggil. Tapi ada kekuatan yang memaksa supaya sprindik dikeluarkan buat Ganjar. Kan begitu. Jadi kita hanya bisa menganalisis itu sambil menunggu keterangan resmi KPK. Tapi karena kondisi politik sekarang ada ketegangan, tetap kita lihat bahwa yang disasar adalah Ganjar Pranowo yang adalah calon presiden. Disebutkan oleh Nasdem, PDIP, dan siapa saja. Jadi, kita baca sekarang counterflow-nya yaitu datang dari mereka yang ingin sebetulnya melihat proses politik ini berantakan. Dan, mereka senang kalau ada politik yang berantakan.  Dan saya kira kalau Ganjar dilibatkan juga disebutkan oleh Setya Novanto. Jadi sangat mungkin juga Setya Novanto nanti akan dipanggil lagi karena ada kasus misalnya, kemarin kasus Garuda. Emirsyah Attar juga salah satu pengusaha yang dipanggil dan ditetapkan sebagai tersangka lagi. Tapi kalau soal Gamawan Fauzi bagaimanapun juga kita pasti melihat ini kaitannya dengan Partai Demokrat. Apakah ini juga berkaitan dengan isu dan intrik-intrik ingin pembentukan koalisi Pilpres. Ya, sinyalnya pasti begitu. Ganjar adalah sasaran utama, tapi nanti ekornya itu bisa mengimbas ke Demokrat karena pada waktu itu memang demokrat yang berkuasa dan Gamawan Fauzi adalah menterinya SBY. Jadi, sekali lagi, soal yang seolah-olah biasa saja kriminal, di dalamnya ada elemen politik yang tinggi. Ini yang kita sebut black market of justice. Jadi, pasar gelap keadilan di sini. Kalau keadilannya terbuka ya dari dulu dong proses. Siapa di Demokrat yang masih terkait dengan soal Gamawan Fauzi; siapa yang di PDIP; siapa yang di semua partai; di mana Ganjar ketika itu. Jadi, jangan dicicil seolah-olah akan jadi tagihan politik ketika menjelang Pemilu. Itu yang buruk sebetulnya. Tapi ya sudah. Karena sudah dibuka maka lakukan, supaya semua pihak merasa lega bahwa hambatan-hambatan untuk membentuk koalisi tidak lagi dihalangi oleh isu-isu politik. Itu sebetulnya kejelasan. Walaupun kita tetap menganggap bahwa semuanya tidak ada gunanya kalau nol persennya tidak diucapkan, karena itu sinyal pertama. Tapi, bahan bakar politik musti diajukan hari-hari ini. Nah, Gamawan Fauzi adalah bahan bakar yang bagus untuk membakar Ganjar, Demokrat, PDIP, dan segala macam. Nah, di ujungnya kita mau lihat ini permainan siapa? Karena, kita nggak bisa percaya lagi kalau KPK itu punya semacam intensi yang sekadar soal kriminal. Di dalamnya pasti ada intensi politik, dan faksi-faksi di KPK tentu dari awal kita tahu bahwa ya KPK yang sekarang adalah mainan politik. Karena soal ketegangan antar partai politik, isu di dalam DPR waktu memilih komisaris, lalu ada masalah Novel Baswedan yang kemudian sampai sekarang juga terkatung-katung statusnya, walau sudah resmi dikeluarin, tapi dianggap masih memegang sprindik. Jadi banyak hal sebetulnya di dalam KPK yang memungkinkan siapapun bisa masuk ke KPK untuk mencari-cari cara mensprindikkan seseorang. Oke, sebetulnya gampang banget kok membacanya, kenapa sih kasusnya tidak dituntaskan pada waktu itu? Kenapa tidak waktu ramai? Itu mencerminkan ada tarik-menarik kekuasaan pada waktu itu; ini memang sengaja disimpan sebagai sandera, politik sandera. Kita tahu semua kok. Makanya ada temen kita yang menyebutnya bahwa sekarang ini politisi-politisi kita masih menjadi pasien rawat jalan dari KPK. Jadi tinggal nanti sekali waktu seperti dokter bilang ini harus dirawat lagi, harus masuk, baru masuk. Ini sebenarnya betul-betul tidak sehat. Kita bisa membayangkan nanti presiden sekualitas apa yang dihasilkan dari proses semacam ini. Tentu bukan orang yang terbaik, tetapi orang yang memang dikehendaki oleh oligarki. Itu akhirnya politikal ekonomis dari Pilpres sekarang itu tidak sepenuhnya bisa kita anggap demokratis walaupun diterangkan bahwa ini agendanya demokrasi, tetapi isinya bukan demokrasi. Isinya ada kongkalingkong. KPK sudah kasih sinyal dulu bahwa penyebab korupsi itu adalah karena presidential threshold 20% sehingga semua orang mencari tiket dan bayar mahal. Jadi sebetulnya secara eksplisit KPK tahu bahwa 20% itu menghina demokrasi dan bahkan memungkinkan terjadinya korupsi yang di-backup oleh tema 20% itu. Jadi kalau misalnya itu yang terjadi mustinya Firli Bahuri sebagai Ketua KPK juga datang sebagai lembaga untuk meminta judicial review, sama seperti LaNyalla (AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Ketua DPD RI) yang sangat berani akan mengajukan judicial review atas nama lembaga. Kematian Buruh Migran di Tahanan Malaysia Oke kita ganti topik lain dan saya kira ini peristiwa yang mengenaskan. Kalau data dari koalisi buruh migran ini disebutkan ada 149 orang yang meninggal di tahanan imigrasinya Malaysia. Kemudian dibantah Kemenlu, itu hanya ada 25 orang. Tapi, berapapun jumlahnya, menurut saya ini akan menjadi satu situasi yang sangat menyedihkan. Bagaimana sebuah negara tidak bisa melindungi orang-orang yang sering disebut sebagai pahlawan devisanya. Dan orang-orang ini kalau dia bisa punya lapangan pekerjaan di Indonesia yang layak, mereka pasti enggak maulah pergi jauh-jauh meninggalkan anak istri dan keluarganya. Iya, itu kalimatnya Deplu menghina, hanya 25 orang, karena takut disebutkan yang banyak. Kalau hanya 25, misalnya, kenapa nggak waktu masih 2-3 orang itu Deplu tidak bersuara. Kenapa dia musti tunggu 25 orang. Nggak ada yang percaya pada Deplu sekarang. Orang percaya pada buruh migran karena mereka yang ada di depan memantau secara harian statistik kekerasan terhadap buruh migran kita. Jadi, tetap orang anggap itu memang besar betul 141, sementara Presiden Jokowi menganggap bahwa itu kecil karena tugas saya adalah mendamaikan Rusia dan Ukraina. Kan itu jadi kontrasnya begitu. Presiden Jokowi lagi memuji dirinya sendiri mampu mendamaikan Ukraina dengan Rusia, faktanya di tetangga kita, Malaysia, kejahatan kemanusiaan berlangsung tanpa sepengetahuan pemerintah. Pemerintah baru mulai heboh ketika laporan dari buruh migran. Dan hebohnya itu bukannya melakukan protes diplomatik atau kirim tim, tapi langsung membantah enggak, hanya 25 doang. Hanya 25 tuh. Ini bagaimana cara berpikir Deplu. Banyak orang dungu memang yang tidak dalam posisi untuk melindungi citra pemerintah. Kan mustinya Deplu bilang, iya dari awal kita tahu, tapi kami lakukan operasi diplomasi tersembunyi dulu. Ini tidak ada, tiba-tiba sekadar membantah soal jumlah. Ini bukan soal jumlah, tapi ini soal kejahatan yang dialami oleh buruh migran kita. Kejahatannya, bukan jumlah kejahatannya. Itu meski cuma satu pun dia tidak melakukan proteksi. Jadi buruh migran kita tidak diproteksi di luar negeri oleh Deplu. Sedangkan di dalam negeri tidak diproteksi untuk lapangan kerja sehingga mereka harus berceceran, berkeliaran, menghadapi kekerasan di luar negeri. Jadi pemerintah memang gagal memenuhi tugas yang diberikan konstitusi, yaitu melindungi orang miskin, pelihara fakir miskin. Itu benar nggak terjadi. Padahal negara bilang kami surplus Rp 400 triliun. Kalau surplus Rp 400 triliun kenapa orang masih cari kerjaan di luar negeri. Jadi enggak ada tetesan dari masuknya uang ekspor komoditas kita ke APBN terhadap tenaga kerja dan lapangan kerja. Jadi dengan mudah sekali kita bisa tahu bahwa pemerintah ini pelit kok. Dia cuma mau simpan uang itu untuk main politik, bukan untuk membela buruh migran dan bukan untuk menciptakan lapangan kerja di dalam negeri supaya tidak ada buruh migran yang mengalami penderitaan, karena harus cari kerja keluar negeri. Saya khawatir ini hanya fenomena gunung es karena ini kan di imigrasi Sabah. Padahal kita tahu banyak sekali buruh-buruh kita juga tersebar bukan hanya di Sabah. Saya kira di Kaula Lumpur juga banyak. Mestinya Deplu lebih proaktif, tidak hanya reaktif menanggapi apa yang terjadi di Sabah. Tapi dengan ini menjadi momentum untuk masuk lebih jauh ke Malaysia. Tetapi karena profil politik luar negeri kita lemah, bahkan terhadap negara tetangga kita Malaysia pun kita tidak bisa berbuat terlalu banyak dalam menghadapi persoalan problem semacam ini. Jadi ajaib. Mustinya Deplu bergembira atau membantu LSM buruh migran ini karena mereka lakukan perhitungan harian. Dan, ini ajaibnya itu, kaya’ Deplu memarahi LSM. Mustinya dia bilang, oke mungkin kita memang salah. Deplu, Anda benar. Mari kita sama-sama lakukan investigasi. Ini dia bantah duluan. Jadi, ajaib negara memusuhi masyarakat. Masyarakat ini sedang membantu masyarakat lain yang mengalami ketidakadilan. Justru diomelin oleh Deplu. Ini betul-betul biadab. Ini orang meninggal dalam tahanan dan kemungkinan besar proses hukumnya itu buruk dan perlindungan hukumnya juga tidak diberikan, tetapi malah dikecil-kecilkan. Sementara mereka yang secara voluntir, teman-teman aktivis buruh migran ini volunter, untuk membela tenaga kerja kita, eh malah dicurigai sebagai sekedar membesar-besarkan jumlah. Itu konyolnya Deplu kita. (mth/sws)

PSI Mulai Ditinggalkan Petingginya Dukung Anies

Jakarta, FNN – Sunny Tanuwijaya melepas jabatan Dewan Pembina (PSI). Salah satu Dewan pembina PSI itu memilih untuk membantu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang belakangan ini gencar mendapat kritikan dari partainya. Kepastian Sunny melepas jabatan itu disampaikan oleh Ketua Dewan Pembina Grace Natalie. Menurut Grace, orang kepercayaan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) itu memutuskan untuk membantu Anies Baswedan. “Dia mengakui lebih memilih untuk membantu Pak Anies,” ujar Grace Natalie, Rabu 26 Juni 2022. Grace sebelumnya menyampaikan ke Sunny bahwa PSI tidak akan pernah mendukung Anies pada Pilpres 2024. Selain itu PSI menganggap Anies itu sebagai seseorang yang intoleran dalam memainkan politik identitas untuk meraih kekuasaan. “Grace mengatakan bahwa selama setahun belakangan ini Sunny sudah mulai tidak terlihat aktif di dalam operasional PSI,” ungkap wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam Kanal Hersubeno Point, Kamis (30/6/2022). PSI memang belum mengusulkan siapa calon presiden yang didukung pada pilpres 2024 nanti, dan dia menegaskan bahwa PSI hanya mendukung calon presiden dengan rekam jejak yang baik, tidak intoleransi hingga korupsi. “Tergantung rembuk rakyat. Rembuk rakyat ini merupakan jejak pendapat rakyat terbuka. Siapa calon yang layak mereka dukung menurut list mereka. Memang ada 9 nama yaitu ada Ganjar Pranowo, Andika Perkasa, Mahmud MD, Tito karnavian, Ridwan Kamil, Erick Thohir dan lain-lain,” ujarnya. Hersubeno, menyebutkan, bagi PSI mundurnya Sunny dengan menyerberang jalan ke Anies merupakan pukulan yang sangat telak kali kedua di PSI setelah sebelumnya Tsamara Amany Alatas sebagai salah satu Ketua DPW PSI juga mengundurkan diri. Menurutnya, lepas benar kemunduran Tsamara dari PSI dikarenakan status suaminya Ismail Fajri Alatas sebagai pendukung Anies dan sekarang giliran Samara yang juga akan menjadi pendukung Anies ini. “Tetap saja kemunduran Tsamara ini menjadi pukulan berat bagi PSI karena bagaimanapun Tsamara selama ini telah menjadi ikon dari PSI yang muda, cantik, dan smart,” lanjut Hersubeno. Tapi jangan lupa juga latar belakang Tsamara sebagai keturunan Arab dan muslim sebagai nilai tambah bagi PSI, ditambah lagi bahwa mereka ini anti terhadap komunitas Arab, muslim yang kultur, budaya, dan juga agama dari Anies baswedan. Sebagaimana yang dituturkan Grace Natalie bahwa Sunny sudah satu tahun belakangan ini tidak aktif lagi dalam kepengurusan PSI dan kalau kita lihat berbagai pemberitaan media itu pada bulan September 2021 secara resmi menggantikan Grace Natalie sebagai ketua umum PSI. Sementara Raja Juli naik kelas menggantikan posisi Dewan Pembina Sunny Tanuwijaya. Bukan hanya menjadi Dewan Pembina, Raja Juli, sebagai mantan direktur eksekutif Ma’arif Institute ditunjuk oleh Jokowi menjadi wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang. Mengapa pengunduran diri Sunny baru diumumkan sekarang? Apalagi ketika pengumuman itu disampaikan bersamaan dengan menguatnya posisi Anies Baswedan sebagai calon Presiden 2024. Setelah namanya diumumkan oleh Ketum Partai Nasdem Surya Paloh pada 17 Juni lalu, menyebutkan tiga nama sebagai calon presiden 2024, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Prakasa. Akan tetapi banyak orang yang menduga dua nama selain Anies Baswedan adalah sebagai pemanis. Nama utama yang diusung Partai Nasdem yaitu Anies Baswedan sebagai Capres dan Cawapresnya Puan Maharani. Posisi Anies-Puan ini berubah setelah Surya Paloh menyodorkan Ganjar-Anies ke Jokowi, peruahan itu tampaknya ada kaitan dengan dinamika internal PDIP serta membaiknya hubungan Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri, Ketum PDIP. Pasangan Anies-Puan ini sebenarnya sudah disodorkan oleh mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada Megawati. “Ini perlu dicatat, hubungan antara Surya Paloh dan Jusuf kalla ini kan sama-sama mereka dari kader Partai Golkar, jadi mereka punya hubungan yang sangat dekat,” ujar Hersubeno. (mth/sws)

Haji dan Sejarah Religiositas Manusia

Oleh: Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation ADA indikasi kuat bahwa haji atau amalan-amalan ritual di Tanah Haram sudah ada sejak awal turunnya manusia ke atas bumi ini. Hal itu terbukti dengan jejak-jejak sejarah kedua orang tua manusia, Adam dan Hawa, yang diturunkan ke bumi ini di sekitar wilayah tanah haram itu. Belakangan kita ketahui bahwa pertama kali mereka turun atau diturunkan ke bumi ini mereka terpisah. Mereka pun saling mencari didorong oleh rasa “rahmah” (kasih sayang) yang ada pada keduanya. Maka atas kasih sayang Allah mereka dipertemukan di sebuah bukit yang juga dikenal dengan “rahmah” (bukit kasih sayang). Bukit itu memang lebih dikenal saat ini dengan nama “Jabal Rahmah”. Sudah pasti tidak ada catatan sejarah mengenai mereka berdua. Tidak ada catatan tinta kasat, kecuali narasi-narasi yang berkembang dari waktu ke waktu, yang pada akhirnya seolah menjadi catatan sejarah resmi.  Belakangan disebutkan bahwa Adam sendiri meninggal di kota suci Mekah. Beliau dikuburkan di sekitar “lokasi suci” sekitar Ka’bah. Ada yang menyebutkan bahwa Adam dikuburkan di sebuah lokasi antara Ka’bah dan Sumur Zam-Zam saat ini. Sementara Hawa melakukan perjalanan hingga ke pinggiran pantai di sebuah daerah di luar kota suci Mekah. Daerah pinggiran pantai itu sekarang dikenal sebagai sebuah kota metropolitan di Saudi Arabia bernama Jeddah. Di sanalah Nenek manusia itu dikuburkan. Bahkan kuburannya hingga kini menjadi salah satu destinasi ziarah kota Jeddah. Namun demikian, catatan sejarah tentang ritual haji yang paling jelas dalam literasi agama kembali kepada sejarah Ibrahim AS dan keluarganya. Ibrahimlah dan keluarganya, khususnya anak isterinya Hajar dan Ismail AS, yang kemudian menjadi tema sentra dalam pembicaraan tentang haji dan tanah suci. Ibrahim menjadi sebutan yang berulang dalam membahas tentang haji dan Tanah Haram. Dari Ihram, ke Wukuf, Muzdalifah, Mina, hingga ke Thawaf dan Sa’i. Semuanya tidak terlepas dari sejarah napak tilas Ibrahim AS dan anaknya Ismail AS. Walau tidak sepopuler Ibrahim, ternyata ada juga riwayat jika Musa AS juga pernah melakukan thawaf di sekitar Ka’bah. Entah kapan dan bagaimana? Memang hanya Allah yang Maha mengetahui. Tapi yang pasti memang Ka’bah-lah dalam sejarah agama yang pertama kali dijadikan sebagai pusat “ibadah”. Karenanya sangat wajar jika manusia secara turun-temurun telah menjadikan tempat ini sebagai pusat “peribadatan”. Al-Quran menyebutkan: “sesungguhnya Rumah (tempat ibadah) yang pertama ditempatkan di bumi adalah yang ada di Bakkah Yang Suci itu” (Al-Quran). Demikian dalam sejarahnya kita kenal juga bahwa jauh sebelum Rasulullah SAW dilahirkan di Tanah Mekah, kaum Arab dan tetangga-tetangganya telah menjadikan Ka’bah sebagai pusat ritual ibadah mereka. Hanya saja mereka melakukan itu tanpa Syariah (aturan agama) yang benar. Salah satu yang kita baca dalam sejarah bahwa kaum Arab sebelum Nabi Muhammad SAW hadir melakukan thawaf di sekitar Ka’bah dan Da’i di antara Shofa-Marwa tanpa menutup badan. Demikian seterusnya tempat yang dikenal dengan Tanah Haram ini menjadi pusat peribadatan sepanjang sejarah. Belakangan dengan kehadiran Ibrahim dan putranya Ismail yang mendoakan: “Wahai Tuhan kami, jadikan hati sebagian manusia cinta kepadanya (Mekah)” hal itu semakin mengakar. Puncak dari semua itu adalah diutusnya Rasul dan Nabi penutup Muhammad SAW, yang menjadikan praktek ritual bersejarah itu menjadi “hukum” atau Syariah yang baku. Bahkan dalam agama Islam haji menjadi salah satu pilar (tiang) agama itu sendiri. Karenanya melaksanakan ibadah haji sesungguhnya adalah sekaligus merupakan “napak tilas” perjalanan sejarah “religiositas” manusia. Pusat ketaatan kepada Tuhan bermuara dari pusat dunia yang memang dikenal sebagai “Ummul Qura” (Ibu negeri). Para ulama menyebutkan jika di sekitar Bait al-Ma’muur di sekitar Arsy Allah malaikat tiada henti melaksanakan thawaf menyembah dan membesarkan Asma Allah. Maka di bumi di sekitar Ka’bah tempat para hamba Allah dari kalangan manusia tiada hentinya menyembah Allah dan membesarkan AsmaNya. Dengan melaksanakan ibadah haji kita diingatkan kembali perjalanan “keagamaan” dan “ketaatan” manusia  kepada Tuhan. Seolah dengan perjalanan haji kita menyegarkan dan membangun kembali komitmen keagamaan dan ketaatan yang telah terjadi sepanjang sejarah interaksi manusia dengan Penciptanya. New York City, 30 Juni 2022. (*)

Jokowi Akan Menjadi Sekjen PBB?

Oleh M. Rizal Fadillah Pemerhati Politik dan Kebangsaan PRESIDEN Jokowi ke luar negeri lagi. Kali ini ke Ukraina dan Rusia dengan didahului ikut dalam pertemuan KTT G-7 di Jerman. Konon ke Ukraina dan Rusia tujuannya adalah mendamaikan kedua negara yang sedang berperang. Sebagai presidency G-20 rute perjalanan ini boleh terbilang menarik, akan tetapi kunjungan tersebut ternyata sepi dari pemberitaan dunia. Mungkin dianggap perjalanan piknik.  Piknik karena di samping berangkat bersama istri bu Iriana juga dengan basis keraguan publik. Ragu akan kemampuan Jokowi untuk menjadi penengah. Presiden Jokowi yang di dalam negeri saja gagal mendapat simpati rakyat apalagi dipercaya penuh baik oleh Ukraina maupun Rusia.  Bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskiy di Kiev. Pembicaraan antara lain soal kepedulian Indonesia terhadap perdamaian, siap sampaikan pesan ke Putin, kran impor pangan, serta undangan pertemuan G-20 November di Bali. Ketika bertemu Presiden Rusia pesan Zelensky tersebut konon telah disampaikan. Jokowi mengundang Putin ke G-20 dan Putin sejak awal telah menyatakan siap hadir.  Zelensky akan hadir tetapi melihat kondisi dalam negeri dahulu katanya, demikian juga akan melihat komposisi peserta pertemuan di Bali tersebut. Sebagaimana diketahui Amerika dan sekutunya menyatakan tidak akan hadir jika Putin diundang. Jokowi tentu pusing.  Tiga hal menarik dari perjalanan Jokowi dan Iriana ini, yaitu : Pertama, tampilan \"Islami\" Ibu Iriani berjilbab tertutup. Padahal pertemuan G-7 maupun Rusia-Ukraina tidak berhubungan dengan langkah keagamaan. Politisi PDIP Efendi Simbolon mengaitkan dengan \"G-3\" soal keinginan Jokowi untuk jabatan 3 periode. Kedua, langkah \"luar\" yang gencar adalah untuk menutupi situasi \"dalam\" yang ambyar. Sebenarnya keduanya juga ambyar. Komunikasi global Jokowi tidak lancar. Penghargaan dunia internasional atas Presiden Jokowi lebih pada basa basi ketimbang apresiasi.  Ketiga, efekivitas kunjungan masih disangsikan. Misi penengah perdamaian perang Rusia dan Ukraina adalah \"mission impossible\". Rusia menyerang Ukraina atas dasar \"kill or to be killed\" ada NATO dan kepentingan Barat di Ukraina.  Perdamaian terjadi jika ada kesepakatan antara Putin dengan Biden bersama NATO. Itu yang semestinya diarah oleh Jokowi.  Pertanyaan mendasar dari misi Jokowi adalah kepentingan mana yang lebih dominan luar negeri atau domestik. Semakin sering bergerak ke luar negeri sebenarnya Jokowi sedang lari dari masalah dalam negeri. Mencoba mengalihkan diri melalui performance sebagai tokoh internasional. Sesuatu yang dianggap ilusi karena Jokowi sendiri gagap dalam berkomunikasi.  Sangat berlebihan ungkapan anggota DPR bahwa upaya-upaya mendamaikan Rusia dan Ukraina akan membawa Jokowi mendapat hadiah perdamaian Nobel dan membuka jalan untuk jabatan Sekjen PBB.  Mungkin ada netizen yang bergembira dan berujar bahwa lebih baik Jokowi menjadi Presiden dunia daripada menjadi Presiden Indonesia. Biar dunia pun ikut merasakan betapa nikmatnya banyak dibohongi oleh janji dan ocehan Jokowi.  Bandung, 1 Juli 2022