CATATAN-BABE

Kronologi Andunisi

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  ANDUNISI kenegerian Ibu Suri. Ini bahasa Swahili sebagai nama sebelum Indonesia yang digunakan  bangsa-bangsa Arab dan Moor.  Banyak mukimin Indonesia di Nakah gunakan Andunisi sebagai nama fan a l Abdull Kadir Abdul Mutalib  Al  Andunisi penulis kitab Al Mazhab.  Kronologi 9000 SM sampai abad XVII M 1. Sampai 9000 tahun lalu Era cave life (Bernard Grunn, 1984). 2. Setelah butir (1) sampai 3050 tahun lalu era river basin community. 3. Pertumbuhan peradaban dengan kedatangan bangsa Maya 3050 tahun lalu (Prof Kern, 1951). 4. Perdagangan klasik. Kedatangan bangsa Egypt IV SM. Bukti-bukti archaic sarcopagus di Tapamuli, Nias, Bali, Kalimantan, Banten.  5. Era Theism. Kedatangan Queen of Sheba Axumite II M   (Giovanni, Italy, XV M, Raffles). 6. Perdagangan pra modern,  kedatangan bangsa-bangsa berbahasa Swahili West Afro IV M. Bukti: Betsheba pulau Bidadari Jakarta, Mojokerto. Dan pemukiman Yahfat Sunda Kalapa. 7. Era alat tukar dan datangya Islam  VII M. Kedatangan bangsa-bangsa  Bahren. Kp Bahar Jakarta dan Tangerang. Gelang Bahar Sulawesi Maluku. Pulau Rubiyah Aceh Utara. Bangsa Imarat datang dengan bukti Zambia VII M di Aceh. Kp Emrat Sunda Kalapa. Orang Basrah Irak fam Hamadi. Mesjid pola Karbala VII M di Luwu Utara Sulsel. Pulau/bukit Hammadi di Raja Ampat, Papua. Migrasi bangsa2 peradaban Inca.  8. Era zona econ sejak IX M. Kedatangan bangsa-bangsa  Caucasus a.l  Samarkand lalu bangsa Koja Malbari India Selatan yang muslim XI M dan Melayu Malaka XIV M. Zona-zona ekonomi: Banda Aceh, Belawan, Palalawan Riau, Bandar Lampung, Bandar Sunda Kalapa, Samarang, Tuban, Gresik, Panarukan, Pasuruan, Lombok, Banjar (Masin), Makasar, Buton, Amurang, Saparua, Banda Neira. Era Mayor Power Systems nomenclatur kerajaan abad XIII M : Liwu, Samudra Pasai, Majapahit. Migrasi bangsa-bangsa Indochina.  XIV M: Pagaruyung, Palembang lama Sunda, Sumedang, Lombok, Bima.  Era Kesultanan Islam XV-XVI M: Aceh, Palembang, Banten, Mataram, Banjar, Gowa, Bone, Ternate.    Kedatangan bangsa-bangsa Eropa XV-XVII M berturut-turut: Portugis, Inggris, Belanda. Migrasi orang China XVII M (re: sensus VOC). Note:  orang India non muslim baru berhadir di bumi Pertiwi via Medan tahun 1873. Tidak ada bukti pada XIII M orang Gujarot India migrasi ke Indonesia.  Sebagai kelana dan pedagang orang China sudah mundar mandir Andunisi sejak V M, sebagai migran XVII M. Orang Yemen nigrasi XVIII M. (*)

Lenong Ambil Lakon Raja Tulalit

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  UJA seorang pemimpin grup lenong Gumbira Ati. Hampir tiap malam ia ngelenong di pentas jalanan di sebuah pasar. Income dari saweran penonton. Pukul 20.00 penonton sudah kumpul, Sudara-sudara malam ini lenong Gumbira Ati yang saya pimpin ambil lelakon Raja Tulalit. Penonton bertepuk, dan ada yang lempar saweran.  Lenong lakon Raja Tulalit buka kisah: kuat pada jimat,  rasmi (sah,) ada di mahkota, kebesaran pada singgasana. Apes, semua hiiang dicolong. Ini yang bikin Raja Tulalit bingung. Gue ini jadi raja apa\'an? Tulalit omong sendirian.  Sial susul menyusul. Timbul kelaparan. Raja letak gentong di alun-alun minta orang-orang kaya meyumbang madu. Besokannya gentong dibuka, aer melulu. Tak ada madu. Raja bingung, penonton malah semangat. Raja suruh Perdana Mentri kumpulkan surat fatwa waris dari setiap keluarga dan dituker sama bulu ayam kalkun. Rakyat marah, penonton sorak dan teriak: Lawan! Tahu tahu Uja gulung layar lenong sambil berkata: \"udahan\". Hey Ja lu jangan berhenti dong! Tu rakyat berontak kagak?  Uja diam sambil terus beres-beres. Hey Uja! Raja Tulalit gimana akhirnya? Jato kaga?  Uja menyahut, Nasib Raja lihat besok. Soalnya, gue hitung saweran cuma sedikit. Besok dah. Tahu-tahu Uja girang. Penonton lempar dia dengan duit.  Terus maen Ja! Gue mau lihat si Tulalit jato. Pas Lenong mau maen, hujan turun rintik-rintik  Waduh Tulalit tak jadi jato nih. Tahu-tahu muncul seorang penonton bawa payung 10 tangkai. Ni payung kasih panjak (pemain). Kita basah-basahan tak apa-apa. Kalau lu tak mau, gue tonjok lu Ja. Kita tak sabar lihat si Tulalit jato. Betul-betul, penonton berteriak. Turunin Tulalit, Tulalit raja bego, teriak penonton lagi. Tahu-tahu Uja jato duduk. Ampun-ampun, seumur-umur gue baru ngalamin, ngelenong pake payung. Lu salah ambil lelakon Ja, tukang go\'ong (gong) merespon. Kenapa si Tulalit lu suru jadi raja jolim, udah begitu geblek lagi. Emang, gua salah ngedalang. (RSaidi)

Putar-putar Jakarta

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  CUMA di dua kota toponim Polonia, Jakarta dan Medan . Itu lidah Melayu untuk migran Polandia.  Mester itu flora. Kornelis itu relijius bukan dari Mr Cornelis. Matraman bukan dari Mataram. Asal kata Betawi Teraman, selesa, nyaman. Kramat term Betawi untuk monument stone. Tanjung Priyuk, priyuk = U-turn Senayan, pemakaman. Kebayuran dari Bayur flora. Jenis pterospermum Javanicum. Karet Tengsin, tengsin penerangan ketuhanan.  Pecenongan, monument stone Baturaja, monument stone. Kampung Bali, bali: circle Pintu Besi, bagian dari defentie lijn van de Bosch yang di Bungur. Marunda, terrazering . Versi kang tebak-tebakan: Dulu ada ibu-ibu namanya Ma\' Ronda, dia ahli silat. Poris, Tangerang, metatesis Polis, kota. Versi Kang tebak-tebakan: Poris dari Po\' Ris, ahli silat. Semua kang silat, tak ada kang gado-gado.  Petojo, direction. Versi Kang tebak-tebakan: Dulu ada bapak-bapak, dia pake pet ijo, suka mundar mandir. Angke, tanah kosong. Versi Kang tebak-tebakan: Dulu ada si Aang, dia  suka bawa-bawa toke. Kok si Aang bukan si Oong. Pluit, tanah berair. Versi Kang tebak-tebakan: Dulu ada bapak-bapak suka keliling kampung sembari tiup-tiup peluit.  Toponim itu jejak sejarah yang harus dipelihara. Toponim native baik di USA, Canada, Aussie dilindungi dan dilestarikan. Topinim native di Jakarta dirusak oleh; 1. Belanda. Misal Gg Sekot (menarik masuk) diganti Scott. Motif: mereka ingin disimpulkan lebih tua dari native. 2. Pemda. Motif awam tapi ingin dikesankan cerdas. 3. Kang tebak-tebakan. Motif: ingin dikesankan penemu sejarah. Mestilah mereka insaf bahwa memahami toponim ada metodenya. Seorang yang merasa ahli sejarah berkata bahwa Cengkareng itu nama burung. Saya tanya mana itu burung. Dia cep kelakep mulut dibekep ama kekep. Cengkareng: ceng + kareng atau karaeng. Minor power sys Cengkareng menarik didalami karena ada toponim di sekitar Pesakih: tempat suci. Dan Bambu Larangan: orang pandai yang suci . Kang tebak-tebakan bilang Condet dari Ciondet. Ondet buah . Mana tu ondet? Kang tebak bungkem   Condet ulat yang dapat dljadikan sutera . (RSaidi)

Pulau Daun Bawang

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  MEMAHAMI toponim Kepulauan Seribu mestilah via pintu Armenia. Oknum pemda dan arkaeolog DKI awam belaka dengan bahasa ini karena tak kunjung diajarkan kedatangan migran yang besar itu orang Armenia. Anak didik dijejali info bahwa orang India itu di sini sejak IV M tanpa pembuktian. Pulau Perak artinya tanah pertanian. Pulau Pelemparan artinya daun bawang. Zaman bang Ali diganti pulau Harapan. Saya menjadi tidak heran dengan banyaknya digunakan toponim  Armenia setelah mengamati foto penganten pulau Pelemparan seperti di atas. Secara administratif Keputusan Seribu masuk Jakarta era Gubernur Ali Sadikin. Kebudayaan mereka pada dasarnya Betawi. Tapi masih banyak dari mereka yang menyebut diri orang Pulo. Pulau Kotok artinya dalam Armenia pohon. Kotok Betawi artinya tak melihat. Pulau Macan artinya murni. Bukan tiger. Kanda:  Cintaku macan padamu Dinda: Oh kanda jangan-jangan dinda takut digeragot macan. Pulau Pari itu perempuan tua. Pari doyan pari. Perempuan tua doyan ikan pari. Tapi ada pulau Putri. Lagunya juga ada: Pulau lah Puteri Pandanglah tak jemu Di situlah tempat Cinta kita bertemu. Juga ada pulau Bidadari yang bikin arkaeolog yang bertugas menjadi kocak jenaka musicana. Situs pulau Bidadari mereka bilang benteng Portugis. Supaya shahih mereka pasang meriem fitik sebesar sepeda roda tiga balita. Tanyalah native. Mereka akan jawab, itu Mortelo. Maksudnya telaga orang Moor. Itu bethseba. Bethseba arkaeolog Indonesia diduga tak pernah tau karena mereka belajar di India: Mehra juta hei Japan Yeh patlul ka himdustan Sarpelal topi ruski Firbidil ke hindustan Acha arkelogiye. (RSaidi)

Peta Nusa Kalapa Pangeran Panembong

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  NUSA Kalapa ya\'ni Kalapa dan sekitarnya. Pangeran Panembong menak Kerajaan Sunda periode Prabu Siliwangj 1482-1518. Peta dibuat di atas lawon untuk batik. Arah mata angin yang digunakan sedikit menyulitkan untuk memahami peta, tapi dapat dimengerti. Yang disebut daerah Nusa Kalapa fokus pada Labuhan Kalapa. Kata Nusa mengandung makna sekitarnya berbatas barat kali Cisadane dan batas timurnya kali Citarum. Dalam paraneter sekarang Nusa Kalapa bukan peta wilayah administrasi Jakarta tapi peta wilayah budaya Betawi. Dengan pengertian di Cikarang bahasa lokal yang digunakan  Betawi dan Sunda, juga beberapa kecamatan di Kabupaten Tangerang berbahasa Sunda, dan di Tangerang Selatan 1 kecamatan berbagasa Sunda. Tampaknya seluruh wilayah Nusa Kalapa sudah dijelajahi Pangeran Panembong termasuk batas Selatan yang disebutnya Cibinong. Di Cibinong juga digunakan dua bahasa lokal Betawi dan Sunda. Di kawasan budaya berbaur seperti Cikarang masih digelar pertunjukan Wayang Golek dan Jaipongan (Sunda) dan Lenong (Betawi). Yang menarik munculnya ide Prabu Siliwangi membuat peta yang diperintahkan pada Pangeran Panembong untuk membuatnya. Bagaimana proses ini dapat terjadi. Dalam sejarah ini disebut een historische vraag. Pertanyaan sejarah. Meski di sekitar era itu Juan Barros membuat peta Java 1485 dan Tom Pires membuat peta Jacatra 1512. Tehnik pembuatan peta Pangeran Panembong seperti pembuatan batik. Apa pun, yang berharga adalah idenya. Seperti halnya Buyut Nyi Dawit yang pada tahun 1518 menulis kitab Sanghyang Siksha Kandang Karesian yang berisi  tour perjalanannya ke labuhan Kalapa dan Karawang. Buyut melaporkan tidak mudahnya menjadi penerjemah di Sunda Kalapa karena pelaku bisnis dari rupa-rupa bangsa itu bicara dalam bahasa masing-masing. Buyut juga melaporkan industri batik Karawang yang maju  dengan corak khas terkenal  yang disebut Gringsing Wayang. Panggilan keakraban Buyut sebelumnya juga dipakai di Palembang. Di Bukit Seguntang ada makam Buyut Atikah, ia muslimah. Pangeran Panembong dimakamkan di Garut. Buyut Nyi Dawit di Cibinong. (RSaidi).

Sukarno Numpang di Rumah Orang?

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Tidak. Melihat watak da kepribadiaan BK. BK bukan tukang tebeng.  Ayahnya itu seorang guru yagg aktif dalam gerakan freemason (Rickleff, Indonesia Modern History). Koneksi cukup luas. Waktu Sukarno HIS ia dengan orang tua di Blitar. Waktu HBS di Surabaya. Ia sering ke HOS Tjokro tapi bukan numpang. Ia ngekos di tempat lain. Saat THS di Bandung BK ngekos di rumah Bu Inggit, lalu itu ibu dia kawinin. Pertama BK dibui awal 1930-an di Banceuy, Bandung. Fasilitas buruk. MH Thamrin berjuang pindahkan ke Suka Miskin.  Bebas dari Suka Miskin ia terus berpolitik sambil cari nafkah dengan membuka Biro Arsitek.  Sukarno ditangkap lagi dan dibuang ke Endeh. Ia sendirian. Cuma ada teman korespondensi:  A. Hassan Bandung yang suka ngirim biji mede kegemaran BK. Bebas dari Endeh, Sukarno balik Ke Bandung. Perkawinannya dengan Inggit berakhir dalam time frame ini. Lalu ia ditangkap lagi dan dibuang ke Bengkulu.  Februari 1942 ke Jakarta. Mula-mula bertinggal di rumah Jl Diponegoro yang kelak jadi  rumah Ruslan Abdulgani..  Lalu BK dan Ibu Fat pindah ke Pegangsaan Timur 56. Februari 1949 ditangkep lagi sebagai Presiden dan Syahrir selaku PM. Mereka dibuang ke Parapat, Sumut. Soekarno hobby nyanyi lagu Belanda. Ia suka menyanyi di tempat buangan. Als de orchiideen bloeien Dan denk ik terug aan jouw Syahrir tak suka. Tak akurlah mereka. Didatangkanlah Agus Salim dari tempat ia dibuang di Brastagi. Mereka akur lagi.  Tapi sekembali dari Parapat, Syahrir dan Sukarno tak lagi saling bertemu, kecuali sekali dan yang terakhir di bulan Agustus 1960 tatkala pimpinan Partai Sosialis Indonesia diminta BK untuk bubarkan diri. Masyumi juga, tapi pertemuan dengan BK dalam waktu berbeda.  Usai Parapat Syahrir sebagai PM diganti Muhammad Hatta. Syahrir wafat 1966 di Eropa ketika jalani perawatan di rumah sakit dalam status tahanan politik. Dari kronologi di atas mustahil BK nebeng-nebeng (numpang) di rumah orang seperti qisoh yang diceritakan ahli-ahli vermakt sahibul hikayat menjadi sejarah. Saya selalu menuturkan sejarah Sukarno tanpa kebencian., Begitu pula terhadap Suharto. Mereka orang besar yang membangun tanpa mangkrak dan mubazir.   Untuk hal-hal yang  kuantitatif mereka tak pernah berkhayal. Semisal, dalam bidang econ Indonesia akan jadi 7 besar dunia. Sejatinya kini termasuk 28 negara yang jadi pasien IMF. Suatu hari di rumah guruku M. Natsir saya diberi nasihat yang tak terlupakan.  Saidi, berpolitiklah tanpa kebencian.  Kukerling wajah Natsir yang lembut seraya membersit kasih sayang, padaku. (RSaidi).

Realita Si Pitung

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Ke mana Pitung melarikan diri? Menurut Margriet van Tiel, Pitung, setelah membunuh jago Glodok 1886 dipenjara di Mester, kemudian meloloskan diri lalu membunuh Demang Kebayoran yang telah membunuh misannya bernama Ji\'ih. Sejak itu Pitung melarikan diri hingga 1894. Ia balik ke Jakarta dan dipergoki lalu ditembak polisi Belanda di Pondok Kopi (re: koran-koran semasa). Ketua Bamus Suku Betawi Haji Oding menuturkan pengalamannya menjadi tamu di Kerajaan Siak Sri Indrapura. Haji Oding diperlihatkan  salinan surat 8ultan Riau XIX M pada pemimpin negeri Betawi patih Majakatera/Jakarta. Nomenclatur patih juga terdapat dalam perjanjian dengan Portugis 1521.  Tuan rumah di Riau juga berkisah tentang anyaman bambu untuk simpan ikan tangkapan yang di zona ekonomi Lingga disebut pitung merujuk nama Pitung yang memperkenalkan model anyaman bubu untuk simpan ikan tangkapan. Kok Pitung? Menurut pihak kesultanan Siak, dalam pelariannya Pitung berdiam di Lingga selama 7 tahun. Aksi perampokan Pitung diberitakan koran-koran justru pada saat Pitung sembunyi di pulau Lingga hingga ada pembaca kritis yang menulis menyatakan keheranannya tentang Pitung tokoh  perampok, padahal sejatinya si Conat, kata dia. Sumber-sumber shahih tak ada yang menyebut istri dan anak-anak Pitung. Margriet van Tiel yang menulis Pitung 1984 mengatakan ditemukan surat-surat Pitung dengan nama asli Solihun di mesjid Al Atiq Bukit Duri Tanjakan tanpa mengungkap isi surat-surat itu (sic!). Maka patut diduga Pitung seorang gusti, ahli tulis. Biasanya gusti dipakai jasanya di labuhan sebagaimana penerjenah. Sangat mungkin Pitung berdiam di Kampung Gusti. Pitung dituduh membunuh jago Glodok dengan pistol, juga Demang Kebayuran. Kalau Demang dibunuh dengan rencana, bagaimana dengan jago Glidok? Dan bagaimana pula Pitung begitu mudah mendapatkan pistol di jaman itu. Belanda takut sama Pitung dapat dibuktikan dengan laporan Snouck Hurgronje pada Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Snouck mengkritik keras kepala polisi Hijne yang main dukun demi memburu Pitung. Pitung tampaknya memiliki jaringan tapi bukan crime malah mengarah intelejen. Lantas Pitung bekerja untuk siapa? Kenapa jago Glodok dibunuh? Mengapa juga Demang Kebayuran dibunuh? Karena bunuh Ji\'ih. Kok \'tu Demang tak ditangkep, hingga Pitung yang dibui punya cukup waktu untuk bunuh dia. Kesimpulan: 1. Pitung true story yang dirusak dongeng. 2. Kisah Pitung bertendensi supaya kontra seperti dihukum matinya Bang Puasa pada tahun 1821. (RSaidi)

Lambang Kotapradja Djakarta Raja

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  LAMBANG ini dibuat sebelum ada Monas dan obsesi Jakarta dikepung benteng masih bergelayut di pemikiran sementara orang di Jakarta dan sekitarnya. Kasteel (benteng) itu rencana orang-orang  Belanda akhir abad XVI sebelum mereka ke Batavia. Hingga pun 1602 mereka ke Batavia sampai Proklamasi Kemerdekaan 17/8/45 in benteng dalam makna kasteel belum pernah dibikin Belanda.  Kesibukan kemudian pindah ke kalangan sementara arkaeolog Indonesia. Mereka incar dua sasaran: 1. Toponim benteng 2. Tembokan atau pun tumpukan batu bata. Benteng itu artinya pojok, bojong, quartier, atau tempat hunian tersudut. Di Ciampea saja ada benteng masa\' iya ini defence be system. Batu bata berserak, apalagi tersusun, kecuali yang di pangkalan material, sudah mereka nyatakan bukti yang cukup untuk menjatuhkan kesimpulan bahwa itu benteng/kasteel tanpa lihat posisi dan lingkungan. Dinding-dinding bata di Jl Tongkol itu tongkol yang bernakna (tembok) ratapan. Saya pun perlu memberi catatan bahwa Gang Tembok, baik yang di Kali Pasir atau Kota, tak ada kaitan dengan kasteel. Itu tembok rumah  penduduk  jaman Indonesia medeka.  Begitu juga toponim Gedong Rubu di Kemayoran Sunter, tak ada kait mengait dengan kasteel. Dalam bahasa Betawi gedong itu rumah batu, atau goa. Dia roboh karena tanah penyangga goa tergerus air sodetan kali Sunter. Lambang Kotapradja dengan unsur kasteel melekat di KTP. Ukurannya besar, sulit dikantongi, baik kantong baju atau celana belakang. Diselipin di pici juga tetap nongol. Yang aman ditaruh di rumah. Untung itu zaman tak ada razia KTP, yang sering razia jengki (jeans). (RSaidi)

Setan dalam Mitologi Betawi

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  KATA lain setan dalam Betawi orang alus, dari kata halus  Penunggu dibedakan dengan setan. Penunggu jelmaan arwah yang selagi hidup dianggap sakti. Jenis-jenis setan dalam mitologi Betawi: 1. Kolong wewe, pengganggu anak kecil.  Suka sembunyikan anak-anak di balik buah dadanya yang super besat. Orang-orang mencari anak itu dengan ramai-ramai pukul tampah. 2. Setan yang suka berbuat crime, mengambil uang victim. 2.1. Setan kicik, sejenis tuyul. Ambil uang orang sekedar saja. Kalau cara manusis sekedar pas untuk ongkos becak. 2.2. Setan ngepet, tukang bobol. Disebut ngepet karena setan ini tiap buang hajat besar tak pernah bebersih. Justru ini punya daya hisap tinggi terhadap rupiah . 3. Setan longga-longga. Tinggi setinggi tiang listrik. Setan ini suka langkahi orang-orang yang tidur di jalan dalam rangka siskamling. Bahaya bila dilangkahi longga-longga victim bisa hernia. Penangkal: kalau tidur di jalan sebaiknya tengkurap.  4. Setan pale time. Kepala setan ini terbuat dari timah. Kalau lagi jalan dan papasan maka si Pale Time benturkan kepalanya ke victim. Victim terjatuh dan kelojotan. Penangkal: Kalau jalan malam-malam agar membungkuk.  5. Setan sekadar nakut-nakutin: 5.1. Setan kuncung, semacan pocong.  5.2. Ririwa, disebut juga si Jabrik, rambutnya awut-awutan. Dan ini setan suka udak-udak victim. Penangkal: Kalau jalan malam ketiak jangan dikasi wewangian karena setan jenis ini paling takut sama bau ketiak. Jangan kata setan, orang jugs takut sama aroma ketiak.  6. Kuntil Anak, CABE pernah mengulas. Ini setan jenis wanita.  7. Setan bekatul. Ia bermain di perut victim. Kalau kena setan bekatul victim makan nasi sebakul langsung ludas. Fungsi mitologi hanya ingatkan manusia agar berhati-hati menjalani dalam hidup. (RSaidi)

Pharao Paroan Separoq

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  EGYPT kerajaan yang diklaim sudah berdiri sebelum masehi memang punya dasar. Egypt telah mencetak mata uang abad II SM. Tapi kalah dengan Italia yang telah mengeluarkan mata uang Hatra pada abad III SM. Nomenklatur raja Egypt disebut Pharao yang artinya paro atau bagian-bagian. Separo artinya sebagian. Paroan artinya bagi dua. Pharao berkuasa dalam bagian/,periode waktu tertentu. Tak boleh tiga periode, apalagi seumur TN hidup . Penentu ini semua Dewan Pandita, semacam MPR, yang kekuasaannya lebih tinggi dari eksekutif karena punya hak dan berhentikan pharao. Kata paro  di jaman Pujangga Baru dibagus-bagusin jadi paruh yang artinya patuk . Migran Egypt bersebar ke penjuru dunia sejak Alexender de Great menaklukan mereka pada IV M. Sebelumnya mereka sudah datang Abdunisi di Barus untuk mencari rempah-rempah pembalsem mayat. Mereka bukan migran. Orang Egypt suka berkumpul untuk bernyanyi hymn (tanpa e). Hymn lagu yang dinyanyikan dengan mengerang. Mengerang bukan menangis karena kesakitan. Mengerang artinya bersenandung pilu. Tempat senandung pilu disebut TANGERANG. Kata dasar erang, awalan Ta, seperti juga Pa, pembentuk kata benda. Salak artinya perak, Gunung Salak warnanya keperakan di waktu pagi. Buah salak berwarna perak, salak yang manis gurih salak masir (Mesir). Maestro gambang kromong Masnah berseloka: Tinggilah tinggi si mateyari Panas melekek sampe ke bumilah tinggi si mateyari Panas melekek sampe ke bumi Mateyari bahasa Egypt untuk matahari. Kunti jenis neceh-neceh yang bertugas menghadang arwah jahat ke sorga. Ini mitologi Egypt. Kunti di Jakarta jadi Kuntil Anak yang ber-ayun-ayun di dahan pohon sembari ketawa kik kik kik. Menakut-nakuti orang pulang malam. Begitu cerita seorang tukang begadang. (RSaidi)