CATATAN-BABE

Kongres Muhammadiyah ke XX Tahun 1931

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  JAMIATUL Khair organisasi (Islan) tertua berdiri 1903. Lima tahun lebih dulu dari Boedi Oetomo. Muhammadiyah berdiri , 1912. Sarekat Dagang sebagai komunitas bisnis sudah ada di zona-zona ekonomi sejak Islam menguasai dagang di Indonesia XI M. Sarekat Dagang yang memilih Syahbandar. Sarekat Dagang Islam Samanhudi di Solo: \"koperasi\" batik muslim.  Tak sentralistik. Di Jakarta SDI oleh Tirtoadisuryo 1909 dan di Bogor oleh Bajenet 1909. H0S TJokro ikut SDI tapi tak ada kaitan inspiratif dengan jkelak berdirinya SI 1912. Tapi sejarawan\' mengkaitkannya keduanya.  Pendiri SI OMAR SAID dan Ali Surati Indian Moslem. A Muis later on. Diduga Surati ide drager  perlunya organisasi Islam idiologis. Mungkin ia orang Pan Islamisme jaringan Pekojan. Sarekat Islann dapat RECHTSPERSOON 1913.  Menurut A.P.E Korver pada tahun 1914 anggota SI tercatar sudah 2  juta. SI menjadi organisasi besar dan kuat berkat disiplin iuran anggota . Muhammadiyah dalam waktu 19 tahun,  1912-2931, menggelar 20 kali kongres. Disiplin yang menbuat Muhammadiah sukses dalam menhalankan program pendidikan dan kesehatan. Diduga asset Muhamnadiah kini senilai puluhan Triliun Rupiah.  Ini bisa membuat yang lagi kantong tipis dan dililit hutang ilernya me-netes-netes, mau meminjam tapi malu. Muhammadiyah anggota istimewa Masyumi. Tahun 1968 ikut mendirikan Parmusi. Setelah itu sebagai organisasi Muhammadiyah tak lagi melibatkan diri dalam politik praktis. Pribadi-pribadi bebas untuk ikut politik praktis mau pun politik yang tidak praktis.  Saya mengenal akrab seorang tokoh Muhammadiyah  sejak Orla sampai Suharto roboh: Lukman Harun. Ia type aktivis sejati. Suatu hari di jaman Orba ia berpesan,  Wan kalau  politik ummat mau selamat, pegang Pak Harto. Suatu hari tatkala reformasi sudah muncul  saya ketemu Lukman, Man pak Harto rubuh, Man. Lukman menyahut,  Wan ente lihat saja nanti Islam bakal bagainana. UUD 45 sudah diacak-acak. Ketika tanggal 15 Maret 2022  PBB sahkan resolusi Perangi Islamo phobia,  tiba-tiba saya teringat temanku Lukman Harun yang \'lah lama pergi.  Lukman tak mengalami, bisik hatiku. (RSaidi)

Paham Jakarta

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Di Jakarta terdapat banyak istilah yang ternyata memiliki makna tersendiri. Beberapa toponim yang tersohor di Jakarta antara lain: Tenabang artinya panggilan bumi. Tomang artinya dapur umum Grogol artinya flora. Pejagalan artinya lapangan. Slipi artinya buntelan musafir.  Ada juga Kemayoran yang berarti  kebon sayur mayur. Sunter: air. Ayer:: gen. penyaringan (bukan penjaringan): pertahanan kota. Glodok, batu-batu bukit (Tambora). Krukut/krekot  jenis rumput. Gg Chasse (JL PEMBANGUNAN II): GYPSI. Heran?  ANCOL., genangan air. Luar Batang , di luar labuhan. Pasar Ikan: khas jual ikan Beos, hunian orang Turki. Jembatan Dua,  jembaran lebar Jembatan Tiga, hunian orang Portugis. Jembatan Mera, Jamba-tana-mera artinya hunian migran Carribea.. Jembatan Lima, jamba tana Lima hunian orang Peru.  Toponim ini produk budaya Betawi. Belanda yang baru nongtol kemarin sore, merusaknya. Lalu ada Tanah Sereal, di Jakarta Barat. Juga Bogor . Tanah ini berstatus desa karena jauh dari labuhan  Tanah Seratus, Jakarta Timur, bebatuan. Gunung Sari, bukan Sahari. Artinya bukit. Lokasi bukit di Jl Kartini. Pejambon: Jambo atau jamba mengingatkan kita pada lagu Caribbea Jamba Laya. Itu artinya hunian. Sama dengan Rawa, misal Rawa Mangun, itu artinya hunian. Kalau rawa-rawa itu tebat. Banyak toponim dengan rawa: Rawa Jelawe, Rawa Bangke, Rawa Kucing, Rawa Bebek, Rawa Buaya. Rawa apa pun dibilang Kampung Rawa. Taoi ada juga Kampung Gedong . Yang penting toponim bukan akronim, kecuali Gg Usdek. Palmerah itu nama kota tua Lubnan: Palmyra, bukan akronim Palang Merah.  Salemba ikan salem baba-baba. Salah. Salemba metatesis Selamba, hunian Selam (Islam). Kwitang, baba Kwi jualan kentang. Salah. Kwitang toponim Indochina. Petamburan, empek-empek maen tambur. Bukan. Petamburan artiya bukit. Glodok bunyi air grojok-grojok. Aneh. Glodok batu-batun bukit. (RSaidi)

BK Jaga Martabat di Depan Presiden Rusia

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  (Photo poster film The cranes are flying) MUNGKIN tahun 1964 saya nonton di Globe Pasar Baru film Rusia The Cranes Are Flying yang dibintangi Tatiana Samoilova. Ia wafat dalam usia 80. Dalam usia seperti itu jejak kecantikan masih membekas di tepian wajahnya. Dramaturgi skenario film mengalir dalam mimik dan total gesturenya seraya vocal presentationnya memberi dukungan kuat pada aktingnya. Tak heran dalam kunjungan BK ke Rusia beliau minta diagendakan bertemu ramah dengan Tatiiana.  Mungkin Ruski sudah mencium BK mulai merapat ke China, pada santapan pagi Presiden Worosilov sindir BK yang bikin BK panas. Woro: Tuan naksir Tatiana? Moga-moga Tatiana juga begitu. BK: Nyet! Kaga. Kalau saya naksir, dia sudah saya kawinin.  BK tersinggung sekali. Tapi di tangga pesawat mau balik Jakarta BK sambil balik badan lambaikan tangan: Doswidania Selamat tinggal. Dalam polugri, Bung Karno seterusnya meninggalkan Rusia dan rapat-rapat  ke  China sampai tahun 1965. Tahun-tahun terakhir ini pplugri Indonesia juga sama dengan tahun 1964-1965. Dengan Rusia berteman suam-suam kuku, dengan China hangat macam ubi matang dikukus. Namun kedua negara itu lagi musibah sekarang.  Cremia bridge anbruk, yang mengancam ambruknya Rusia. Jin Ping sudah 2  minggu tak tampak di ruang publik. Ekonomi China pun yang biasanya main panjat pinang , sekarang main prosotan.  Amerika? Pidato terakhir Joe Biden, setelah, Cremia,  mengesankan USA siap kalau Rusia main nuklir dalam konfliknya dengan Ukraine. Beberapa hari lalu Presiden Jokowi  bercerita bahwa ia ditelpon Menkeu USA bahwa sudah 28 negara jadi pasien IMF. Tentu terpapar hutang. Tak dijelaskan apa Indonesia masuk kelompok pasien 28 apa tidak. Mengikut  kaidah pemahaman dalam fiqih ada yang disebut mafhum mukhalafah. Dengan metode inj dapat disimpulkan Indonesia dalam negara yang 28. Kalau tidak buat apa Menkeu USA telpon Jokowi.  Ini menambah beban pikiran selain soal diploma yang dituduh palsu. Tiba-tiba lagu Skeeter Davis menerkam telinga dari rumah tetangga. Please help me I\'m falling I can\'t help you I\'m falling too Yah nasib nasib. Salah sendiri , udah tahu mereka orang lagi susah,  dimintain tulung lagi. (RSaidi)

Kroncong Rindu Malam

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  SEBELUMNYA kita dudukkan dulu istilah kroncong atau keroncong secara linguistik. Awalnya keroncong nama bunga, kembang keroncong. Roncong artinya lengkung. Gelang kerioncong bentuknya melengkung-lengkung. Bodi gitar, biola, cello, bass dikasi sepasang lubang untuk pengaturan udara,  berbentuk lengkung seperti tekstur kembang keroncong. Nama keroncog merujuk pada instrumen, bukan pada musiknya. Ada sangkaan musik keroncong asalnya dari Portugis. Musisi keroncong Achmad pimpinan Orkes Keroncong Asli kesal. Ia undang staf Kedubes Portugal datang ke Kayu Manis tahun 1969 ke tempat grup keroncong dia latihan. Bukan, kata Franco diplomat Portugal. Anda ada lain dalam cara mainkan cello. Ini musik Anda, bukan Porto. Keroncong ada dua aliran: Jawa dan Jakarta. Dalam konteks tulisan ini saya batasi pada keroncong Jakarta. Cello  dipetik seperi ngegending. Gitar ditokol dari awal hingga akhir lagu, suara gitar mengalir terus. Kadang-kadang gitar memainkan intro lagu. Pemain gitar  terbaik tahun 1950-an Momo Kelana orang Karang Anyar, Sawah Besar.  Keroncong umumnya mulai populer akhir abad XIX. Sayekti salah satu penyanyi keroncong pujaan masyarakat. Ia pandai sekali bernyanyi keroncong Rindu Malam yang hitungan maat-nya tak sama dengan lagu lain. Bernyanyi slow dengan iringan musik menrora. Itulah kecerdasan Sayekti dalam bernyanyi. (RSaidi)

Musibah Kanjuruhan dan IQ Jongkok

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Tabel di atas adalah peringkat IQ 10 bangsa-bangsa ASEAN. Teratas  Singapura dengan rata-rata IQ 105,89. Lalu berturut-turut  ke-2   sampai ke-9 Kamboja, Myanmar, Vietnam, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Fiilipina, Laos dengan rata-rata IQ 80,99. Dan ke 10 alias buncit: Indobesia dengan rata-rata IQ 78,49. Kalau penelitian  ini akurat saya teringat Rocky Gerung yang tiap berkomentar tak lupa menyelipkan kata dungu. Dalam istilah pop disebut IQ jongkok. Formil  ini tanggung  jawab Mendikbud Nadiem Makarim. Istilah membangun SDM saban saat diucapkan tanpa membenahi cara-cara rekrutmen level elit. Justru kebanyakan virus IQ jongkok ditularkan lapisan ini. Musibah IQ jongkok harus segera diatasi hingga tidak menimbulkan efek lain yaitu mengkhayal dan berdusta. Kita segera lepas landas cut cut cut (sambil telapak tangan digoyang arah langit). Yang terjadi justru proyek-proyek pada mangkrak atau mubazir. Lihatlah persoalan nyata di depan mata: 1. Meningkatkan pendapatan rakyat 2. Menanggulangi musibah IQ jongkok 3  .Mencegah berulangnya peristiwa KM 50, Kasus Sambo, dan tragedi Kanjuruhan. Ini tambahan 3 butir masalah selain butir-butir terdahulu seperti oligarkhi dan korupsi yang masih menggantug..  Sementata itu pertemuan Bogor pada  8/10/2022 Jokowi-Megawati  yang diselingi dengan makan kacang-kacangan (re: CNB) memberi kesan keadaan ekonomi dan keuangan Indonesia mencemaskan sehingga diskusi berwarna kontemplasi.  Pertanyaannya,  apakah pilptes itu solusi? Empirik tidak. Ada yang mengajukan solusi lain:  kembali ke UUD 45  yang murni. Persoalannya di era globalisasi ini kita  tidak sendirian bicara soal kita. Karena bagi Arrerika, Indonesia itu penting untuk  global. Bahkan bukan untuk Indo Pacific saja.  Tak dapat kita elakkan bahwa orang luar pun berpikir tentang  Indonesia. Apalagi mssalah makin rumit, meminjam istilah Faisal Assegaf,  selain OLIgarki kita juga hadapi OLIbekas, maksudnya elit yang tak bermutu.  Celakanya lagi OLIbekas bersanding dengan OLIgarki. (RSaidi)

Binnenstad Kalimati dan Pate Hila (Arkaeologi Jakarta - VII)

Oleh Ridwan Saidi Budayawan Orang Belanda masuk Jakarta mulai 1595. Pada tahun itu rombongan Cornelis de Houtman masuk Banten terus ke Maluku. Yang di Jakarta tidur di loji berbayar di Sunda Kalapa. Belanda tak kuat tidur berbayar akhirnya pada 1610 mereka minta tanah untuk dirikan bangunan di Majakatera, dan ditolak  Syahbandar Sunda Kalapa Aria Rana Manggala (re: van der Zee, Stad van Coen, 1922). Belanda akhirnya berkantor di pulau Kapal yang mereka ganti namanya jadi pulau Onrust.  Di sini banyak bangunan yang ditinggal begitu saja oleh orang-orang Asia Minor. Untuk keluarganya, VOC bangun hunian di kawasan Kalimati yang Belanda namakan Binnenstad tahun 1620-an, atas prakarsa Jan Pieterzon Coen yang dalam lidah Betawi jadi Yang Pinter Pikun. Kalimati adalah kali sodetan dari sodetan Ciliwung belakang Istana. Sodetan ini dilakukan orang Betawi untuk mengakses labuhan Kalapa. Route Kalimati: Gang Tibo (Juanda III) -  Sawah Besar - Gang Kumendan Mangga Besar - Tangkè dan Gang Labu - lokasi Binnenstad - Jassenbrug (Jembatan Batu) - mati \'tu kali. Tangké berasal dari tangkai, kemudian tangké dibaca tangki. Toponim ini berasal dari pembatas selatan Binnenstad kemudian lanjut Buitenstad. Buitenstad tangkai Binnenstad. Belanda tak boleh berhuni di Beos, Bey Os, karena hunian Turki, juga tak boleh di Sionka (Pinangsia)  karena hunian orang Arya berpaham Zion. Dilarang juga di Pintu Besar karena hunian Portugis. Maka Belanda di Kalimati. Bekas-bekas bangunan lama di Kalimati masih banyak. Akses ke Kalimati di jaman kini via Jalan Cengkeh, sebelum perempatan belok ke  timur. Itu Jalan Kunir yang ada kampung  Betawi Kebon Pisang. Bersebelahan dengan Kebon Pisang adalah Pasar Pisang yang merupakan tanah kosong belaka. Tanah ini dibiarkan kosong sejak Pasar Pisang yang berlokasi di situ dibakar Pate Hila pada tahun 1540. Pate Hila dkk dihajar habis-habisan oleh Syahbandar Kalapa Wa Item dan pasukannya. Dalam luka Pate Hila kabur ke Cirebon lalu tewas (Mendez Pinto 1539-1540, Babad Cirebon). Dari titik bekas Pasar Pisang ke timur sekitar 300 meter, dan anda dapatkan jembatan Jl Kunir. Di bawahnya masih mengalir Kalimati. Di tepi kiri-kanan Kalimati selatan itulah Binnenstad.(RSaidi)

Bintang Betawi Kinclong-kinclong di Langit Sejarah Indonesia

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  BANYAK sarjana sejarah Indonesia yang mengira orang-orang Betawi tergolong fuqara wal masakin (miskin lagi pula papa) dalam hal pemilikan pahlawan dan orang masyhur. Maka mereka patungan shodaqoh dua nama agar orang Betawi sudi apalah kiranya menerima dua nama itu sebagai pahawan kesuma warga Jakarta.  Yang satu PJak yang katanya memmbagun Jakarta. Dan satunya lagi PHila yang katanya melumat penjajah Portugis di Jakarta. Info  ini tanpa penjelasan riwayat dua nama itu dan tanpa time line pula sehingga mirip wayang klitik yang dimainkan dengan jari jemari. De Stad van Coen yang ditulis  van der Zee  mengatakan  tahun 1610 PJak mengaku pemilik tanah Jakarta. Ia tawarkan pada Inggris. Khobar keberadaan calo tanah sampai ke teligga Syahbandar Rana Manggala. Pasukan Betawi dengan senapan serbu PJak dan pengikut di Kp Gusti. Mereka ditewaskan. PJak dan 10 pengikut lari ke arah barat dan dikejar. Di satu tempat bernama Kasemen PJak dan pengikutnya ditewaskan semua. Tentang PHila dapat dibaca dalam laporan Ferdiinand Mendez Pinto Adventres 1539-1540, 602 hal. PHila dalam rombongan  orang Achem, di barat Algier, dengan missi taklukan zona econ Pasuruan.  Mereka kalah dan tekuk mereka punya lutut. Sisa pasukan Achem yang hidup ada yang bikin onar di Sumedang dan PHila tahun 1540  mengonari Jakarta..  Tanpa ampun PHila dan pengikutnya dihancurka pasukan Syahbandar Wa Item. Dalam luka PHila  lari ke Cirebon dan sampai di tempat mati. Berikut kronologi  orang-orang masyhur dan berjasa dari Tanah Betawi.  1. Nashr Ibni Ibrahim alias mualim Teko, Kapuk Muara. Ulama fikih dan penulis. Karyanya di British Library.  Wafat 983 M 2. Sa\'ili, pelukis XV M . Pluit. Saya koleksi karyanya. 3. Wa Item. Historical time frame 1512-1540. Syahbandar Sunda Kalapa dan juru runding dengan Portugis 1521. 4. Mundari, patih Majakatera. Tandem (mitra) Wa Item runding dengan Portugis  5. Ki Alang, pujangga penulis Hikayat Tumenggung al Wazir. Life time medio XVI M - awal XVII M.  6. Asmat bin Asba XVII M. Ahli hukum Islam 7. Tumenggung Imam Kuningan XVIII M. Ulama dan orang tajir seJakarta 8. Bapa Slamet, julukan, pejabat tinggi era Daendels 1810-1825 9.  Rama Ratu Jaya 1869  memimpin pemberontakan di Tambun lawan Belanda 10. Junaid al Batawi 1880an Imam Masjidil Haram 11. Muhamad Bakir, pujangga akhir XIX 12. Ahmad Beramka, idem nomor 11. 13. Tong Gendut 1916 pimpin pemberontakan lawan Belanda di Condet 14. M Husni  Thamrin mencuat di pentas Volksraad 1918  15. Haji Ra\'ijin Kebon  Siri berjuang depan Kranenburg, ahli adatrecht, u/ dpt pengakuan atas hukum adat Betawi pada 1918. Di-OK 16. Kaiyin bapa Kayah 1924 pimpin pemberontakan lawan Belanda di Tangerang 17. Mr Royani Su\'ud 1928 jadi Sekjen Kongres Pemuda II 18. Guru Mugeni mempertahankan mesjid yang dibangunnya 1930 di Kuningan yang mau ditutup Belanda. Penutupan gagal. 19. Ismail Marzuki 1930 mencuat namanya sebageai great composer  20 - 26. tokoh 45: Ka\'icang, Imam Syafi\'i, Kyai Nur Ali, Kyai Syam\'un Mauk, H. Darip, Nurjanah, Mufreni Mu\'min 27. Saleha Thabrani bintang kampanye pemilu 1955 28. Sejak 1957 Firman Muntaco populerkan dialek Betawi dlm karyanya di mingguan terbesar Berita Minggu. Ada pun Machbub Djunaidi sejak 1970 kolumnis nomor wahid.  29. Fifi Young sejak 1957 populerkan logat Betawi yang guri dalam film2nya 30. Abdul Chalik 1957 meroket namanya sebagai komponis Melayu Betawi. (RSaidi).

Soal Pertahanan: Ubah System atau Orientasi?

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  BEBERAPA hari lalu seorang tokoh partai berkata karena perubahan politik global kita harus mengubah sistem pertahanan kita. Pernyataan ini langsung diresponi Istana. Panglima TNI Jend Andika usai pertemuan di Istana 3/10/2022  berkata dengan tenang kepada pers bahwa TNI akan bekerja dengan apa yang ada pada TNI. Kemungkinan besar TNI sudah mengantisipasi perubahan global ini.. bukan sekedar paham.  Tentu beda dengan mereka yang mendadak paham. Mirip mendadak dangdut. Perubahan global terasa kuat bahwa Rusia sejak dua bulan lalu ternyata gagal mengintervensi  Ukraine . Dan China juga makin tampak ragu menginvasi Taiwan. Malah Jin Ping sudah sekitar 10 Hari tak tampak.  Perubahan yang diendus mereka yang lagi berkuasa itu makin kuatnya Amerikka.  Indonesiia di era Jokowi malah akrabnya dengan China. Kalau mau,  revisi politik luar negeri (polugrii) agar tak nampak kali kedekatan kita dengan China.   Mestinya ini yang diubah bukan system tapi orientasi  Indonesiia di era Jokowii  malah akrab dengan China. Tempat Indonesia tidak bagus-bagus amat di konstelasi  global, apalagi setelah tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 182 orang. Ini melukai rasa kemanusiaan sejagat. Di setiap stadion bola di seluruh permukaan bumi mesti  dijembreng spanduk yang cerminkan rasa kecewa kepada Indonesia.  Imej Indonesia jatuh di mata  dunia. Nilai rupiah jatuh di  pasar uang. Tokoh resmi itu mesti insyaf bahwa bukan masanya lagi untuk jual tampang. Apa yang didapat penguasa dengan serangkaian pameran kekuasaan mulai dari KM 50 hingga Kanjuruhan?  Jatuhnya nama Indonesia, dan saya tidak yakin kejatuhan ini dapat ditolong dengan tindak copras capres.  C atau core copras capres jual tampang. Tampang tampang.  (RSaidi)

Che Putat, Che Liwung dan Che Guevera.

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Pakar sejarah domestik heran belaka kalau kita sebut migran pertama yang masuk Indonesia orang Maya. Ini pendapat Prof Kern tahun 1951 setelah memperbandiingkan 11 bahasa yang digunalkan di wilayah Indo Pacific. Menurut Kern orang Maya masuk Indonesia 3050 tahun yan lalu, atau abad XI SM.   Pakar menebak migran India yang duluan dan mereka datang IV M. Sejatinya Indian muslim masuk XI M dan India non-muslim thn  1887 via Medan. Jejak Maya terutama  pada toponim. Kali Sedane menjadi Cisadane, Kali Tarum mernjadi Citarum, Kali Wahanten menjadi Ciwahanten. Ci dari che partikel Maya berfungsi penghormatan. Orang Maya menghormati sumber penghidupan. Kata Kang Tebak-tebakan Ci dari Cai  air. Cilandak tak ada airnya.  Ciputat? Che Putat. Flora  \'kan? Cideng atau Che Deng orang. Merekalah yang tentukan apa yang dihormati dan tidak. Che Guevera  dihormati karena perjuangannya. Siapa yang menghormati Pablo Escobar yamg menggunakan hasil jual beli candu untuk kendalikan pemerintahan. Semua capres diongkosi, yang menang siapa pun di  saku Escobar. Di Karawaci, Tangerang, ada makam Syekh Yussa penyebar tauhid abad V M. Di makam dan sekitarnya banyak pohon bencongan, tapi tanpa  Che. Di Pulo Mesigit Lemah Abang Karawang di makam Syekh Siti Jenar VII/VIII M banyak pohon Rengas, juga tanpa Che. Di Jakarta Pusat pernah ada pemakaman lMangga Dua lalu digusur dan jadi pertokoan . Dalam konteks ini mangga flora. Dua? Lebar. Mangga Dua buahnya lebar tidak bundar tapi kecil. Disebut juga Mangga Kecipet. Tidak pqkai Che. Tak pantaslah masa\' Che Kecipet. Pohon makam tak berbuah atau buahnya kecil. Maka cuma Putat yang memakai Che. Ciputat mungkin pernah pemakaman. Banyak pakar yang tidak mengerti sejarah peradaban Indonesia. Seharusnya mereka mengerti peradaban Indonesia terbentuk tak luput dari sumbangan peradaban bangsa-bangsa di dunia: Maya, Egypt, Afro berbahasa Swahili.  Bangsa-bangsa Asia minor, Inca, Arab, Greec. Pakar tahunya India dan terutama China. Dan ini merembet ke politik. China hebat lu. (RSaidi)

Masuk Sekolah Rakyat Sistem Colek Kuping

Oleh Ridwan Saidi Budayawan SAYA masuk Sekolah Rakyat, kini SD, di jaman Jakarta daerah pendudukan dengan batas-batas yang tak jelas. Tak dapat diketahui dengan mudah bagi rakyat mana daerah Republik dan mana zona Belanda. Orang tua saya tak tahu bahwa SR Taman Sari II, dimana saya disekolahkan, itu di bawah administrasi Belanda. Masuk SR gampang sekali. Cek umur dengan merujuk pada pengakuan orang tua murid saja. Hampir tak ada yang anaknya punya akta lahir. Saya punya surat keterangan lahir diketik dengan tanda tangan Komicho, kepala kampung. Setelah klarifikasi umur, calon murid disuruh pelintangkan tangannya ke atas kepala. Kalau jari tangan kanan bisa colek kuping kiri, artinya bisa masuk sekolah tanpa bayar apa pun. Di dinding ruang kelas menggantung potret wanira Belanda bermahkota. Kemudian saya tahu itu Ratu Juliana. 17 Agustus sekolah diliburkan. Tak ada perayaan kemerdekaan. Malah  ketika saya naik kelas II tahun 1949 sekolah merayakan jaarig (HUT) Ratu Juliana. Kami dikasih permen, coklat, biskuit, dan bendera merah putih biru Belanda. Lalu kami dibolehkan pulang. Di jalan orang-orang  ramai berteriak menyuruh kami buang itu bendera Belanda. Kami pun buang itu bendera. Tahun1950 ada yang terasa aneh di sekolah kami SR Taman Sari II. Guru-guru lama tak tampak sama sekali. Yang tersisa cuma Pak Sipan, penjaga sekolah dan keluarganya yang bertinggal di kompleks sekolah. Lalu banyak murid baru, katanya pindahan dari daerah. Mereka yang masuk kelas III usianya sudah 12 tahun. Kalau itu anak perempuan sudah berbody gadis. Kalau anak lelaki suaranya sudah pecah, tampaknya sudah balegh. Dalam istilah Betawi \"sudah ngarti perempuan\". Di dinding ruang kelas menggantung potret Bung Karno dan Bung Hatta. Wajah guru-guru pun baru semua.  Guru baru kami namanya Pak Sumarso. Sebagai perkenalan dia mengajarkan kami menyanyi lagu Di Timur Matahari: Di timur matahari Mulai bercahya Bangun dan berdiri Kawan semua Marilah menyusun Barisan kita Untuk Indonesia Yang sejahtera. (RSaidi)