CATATAN-BABE

Mat B atau Ahmad Bey, Sosok Jago dari Senen

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Mat B tak dapat dipisahkan dari Bang Pi\'ie atau Imam Syafi\'ie. Mereka pendiri dan tokoh organisasi jasa keamanan Cobra. Nama Cobra memang kontroversial. Tak dapat memberi kesimpulan sederhana tentang Cobra. Korban pencopetan barangnya segra kembali bila melapor pada Bang Pi\'ie atau Mat B. Di zaman revolusi Ka\'icang, Bang Pi\'ie, Mat B, Bir Ali adalah pejuang yang mengambil posisi di front Senen. Mereka berjuang sampai kedaulatan diakui Belanda pada tahun 1949, kecuali Ka\'icang yang tewas tahun 1948 ketika tumpas pemberontakan PKI di Madiun. Tahun 1950 berdiri Cobra dengan pelbagai persepsi publik tentang organisasi ini. Letkol Imam Syafi\'ie sendiri sudah tak aktif di TNI ketika Cobra berdiri. Terlepas dari soal Cobra, pada tahun 1950-an memang merebak pembicaraan publik mengapa seorang seperti Kusni Kasdut yang mempunyai track record pejuang kemerdekaan terlibat dalam kriminal. Cerpenis B.Sularto dalam majalah Sastra menulis cerpen terkenal Domba-domba Revolusi. Ada yang menganalisa gara-gara peraturan Jen TB Simatupang tentang rasionalisasi kepangkatan di TNI. Yang tak pernah mendapatkan pendidikan militer pangkatnya diturunkan 1-2 tingkat.  Bekas pejuang lalu jadi kriminal bukan Kusni Kasdut saja. Ada juga seseorang dari Jakarta Barat yang ditembak mati oleh Letnan Suhanda dari Divisi Siliwangi. Mat B bukan kriminal. Ia seorang jago yang sahabat lamanya Bang Pi\'ie. (RSaidi).

Jaringan Ulama Revolusi

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  TANGGAL 17 Agustus 1945 jatuh pada bulan Ranadhan. Ali Alhamidi seorang ulama yang tinggalnya tak jauh dari Pegangsaan, tempat proklamasi. Ustaz Ali, begitu ia dipanggil, merancang bikin shalat Ied di halaman Pegangsaan dengan Imam dan Khatib M. Natsir yang kala itu tinggal di Bandungl. Bung Karno akur. Beberapa hari jelang lebaran Natsir beri tau Ustaz Ali yang beliau tak dapat ke Jakarta karena tak ada spoor (KA). Tapi shalat Ied tetap jalan, dengan imam dan khatib Ustaz Ali. Buat saya sulit sekali wawancara Ustaz Ali karena beliau tak henti berjenaka, harus tahu cara menyela.  Menurut Mufreni Mukmin perancang rapat raksasa di Gambir tanggal 19 September 1945 untuk medukung proklamasi  Mr Roem dan  Mufreni. Mereka kontak Kyai Nur Ali Bekasi, Haji Darip Klender, Kyai Syam\'un Kampung Mauk untuk mengerahkan massa. Saya pernah bertemu Kyai Nur Ali. Orangnya jarang bicara, ia lebih suka mendengar. Dengan Haji Darip juga saya sempat bertemu. Guru Mansur Jembatan Lima keponakan Junaid al Batawi juga kerahkan massa ke Gambir. Kyai Soleh Iskandar juga datang dari Bogor membawa massa.  Rapat raksasa itu sukses. Januari  1946 Belanda menduduki kembali Jakarta. Peristiwa ini direspons oleh Guru Mansur dengan mengibarkan bendera di menara masjid Jembatan Lima. Rumah Guru Mansur dikepung tentara NICA. Belanda itu suruh Guru Mansur menurunkan merah-putih, Guru Mansur menolak. NICA menembaki sang saka yang berkibar di menara masjid. Lalu tentara NICA itu pergi, dan sang saka tetap berkibar. Para ulama itu: Kyai Nur Ali, Syam\'un, Ali Al Hamidi, Guru Mansur, Soleh Iskandar tetap bersahabat sampai hari tua mereka. Dengan Mr Roem mereka juga terus berhubungan baik. (RSaldi).

Spirit Guru Mugeni dan Pelajar Kita dalam Perang Pelestina 1931

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  GURU Mugeni berdiam di Kuningan. Kuningan merujuk pada nama seorang ulama Betawi Tumenggung Imam Kuningan abad 17/18, bukan nama tempat di Jawa Barat. Pada tahun 1930 Guru Mugeni hendak bangun mesjid di Kampung Kuningan. Ditolak Belanda karena jaraknya terlalu dekat dengan Tegal Parang. Warung Buncit, di mana di situ sudah ada mesjid. Guru Mugeni menolak alasan Belanda, dan tetap membangun mesjid. Belanda akhirnya berhenti menghalangi dan mesjid itu sampai sekarang masih ada. Jago pola ulama itu ditunjukkan dengan cara perlawanan terhadap kezaliman. Syekh Djunaid al Batawi pada 1894 menolak kunjungan Snouck Hurgronje di kediamannya di Mekah. Guru Mansur pada 1946 menolak permintaan Belanda agar merah putih yang berkibar di menara mesjid dekat rumahnya diturunkan. Syekh Amarullah, ayah Buya Hamka, menolak seikere di jaman Jepang dengan risiko beliau dibuang ke Sukabumi.  Mungkin tak paham sejarah, ada orang yang memuji Jampang yang disebutnya jago Betawi. Majalah Sin Po 1918 memuat laporan lengkap dihukum-matinya Jampang di depan kantor polisi Serpong. Kesalahan dia berbuat tak pantas dengan istri-istri orang. Suaminya marah dibacok bahkan ada yang dibunuh. Ada juga rampok kebagian di-jago-jagokan padahal yang bersangkutan diakhiri kezalimannya dengan ditembak mati oleh Letnan Suhanda dari Siliwangi pada 1949, tatkala yang bersangkutan lagi asyik buang hajat di pinggir kali.  Ketika pada suatu hari di tahun 2000 di Jordania saya bertemu tokoh Intifada Dr Walid, saya bercerita pada beliau bahwa pelajar-pelajar Indonesia di Timur Tengah pada tahun 1931 ikut berperang di sisi Palestina melawan Israel. 4 tewas, tapi saya tak ingat semua nama2nya. Spontan Dr Walid menyebut nama keempat mujahid itu. Bagaimana Anda begitu hafal, saya cuma ingat Ibrahim dan Sapulete. Aku merespon.  Diajarkan di sekolah, kata Dr Walid. Aku tercenung, kok aku tak bersekolah di Palestina? (RSaidi)

Pentil Kebakar: Toponim Bukan dari Akronim

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  Toponim nama tempat yang mulai ada sejak era cafe life 9000 tahun lalu (Grunn, 1984).  Tidak ada toponim dari akronim, gabungan potongan kata-kata. Itu marak di zaman Bung Karno: Ampera, Manipol, Inda Madam (Ini dadaku mana dadamu), bahkan ada pentil kebakar (penjaga tilpon kecamatan baru mekar). Zaman Belanda yang ada potong leter. Batavia Centrum jadi Batavia Ct. BVC Bataviasche Voetbal Club. Kita ikut-ikutan TST  (Tau Sama Tau). Toponim pertama belum ada pengaruh luar, pengaruh luar baru setelah kedatangan orang Maya 3050 tahun lalu yang disusul dengan Egypt pada abad IV SM dan seterusnya. Nama-nama gua itu asli native, misalnya yang di Jakarta:; Liang Bo, Tenabang, Jambul, Sekot, Kapitan. Artinya berturut-turut  lubang hunian, panggilan bumi, menbukit, tarikan, lubang ganda.  Tapi, nama gunung sudah dipengaruhi migran: Salak itu perak (Egypt), Gede itu insan (Persia), toponimnya Bojong Gede dan Pondok Gede.  Sekarang lagi musim orang memahami toponim dengan memperlakukannya sebagai akronim dimana ada unsur proper name seorang jago. Marunda: Mak Ronda, emak-emak jago. Poris: Pok Ris empok-empok jago. Tangerang: tengger +  rang. Rang itu perang. Wilayah batas perang. Marunda bahasa Melani karena ada ciri awalan mar. Unda adalah undak. Marunda artinya terrazering.  Poris dari polis (Greek) artinya kota/urban. Tangerang merupakan bahasa Melayu. Awalan ta membentuk kata benda. Ngerang tarjamah hymn (Egypt) . Hymn, atau hymne, nyanyian syahdu yang merintih atau mengerang. Di Poris Tangerang tiap Jumahat (bahasa Swahili untuk Jum\'at) orang berkumpul untuk hymn pada abad  IV - I SM. Sejauh ini toponim dipahami secara tebak-febakan. Mengerti toponim harus dengan metodologi. 1. Koleksi migran sampai XV M. Abad ini texture peradaban Indonesia terbentuk. Migran-migran tersebut: Maya, Egypt, bangsa-bangsa Afro berbahasa Swahili, Amrat Oman. Babylon , Inca, Pacific, Asia minor, Persia, Jepang, Malbari,  Greek, Melayu, Indochina, Portugis. Em sori, China dan India migran setelah XVII M. Em sori.  2. Menjiwai fonem toponim. 3. Memastikan asal bahasa dan mengerti makna dalam Indonesia. 4. Menempatkan toponim yang telah dimengerti dalam konteks sejarah. Ini memerlukan renungan dan pemikiran serta bacaan. Lihatlah gadis dalam photo di atas mengexpresi renungan dan berfikir. (RSaidi)

Masjid Kota Inten 1540

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  SEBELUM berdiri bangunan mesjid di Indonesia, juga Jakarta, berdiri langgar lebih dulu. Di tempat lain disebut surau. Sekarang mushala. Buyut Nyai Dawit dalam kitab yang ditulisnya Sanghyang Siksha Kandang Karesian, 1518, menyebut muslimin sebagai kaum langgara. Langgar artinya penerangan. Dalam bahasa orang-orang Samarkand penerangan Teng. Teng Sin penerangan  Ketuhanan. Teng Long penerangan di bawah. Teng Loleng lampu penerangan jalan. Ada beberapa langgar tua: 1. Langgar Kampung Jawa diperkirakan 1628. Tentara Sultan Agung mukim sementara sampai 1629 di Kampung Jawa. Di kampung Jawa juga pernah ada sumur bor, artinya sumur untuk umum. 2. Langgar di Jl Pengukiran II. Time line tak diketahui. Bangunan masih ada . 3. Langgar Tinggi di Gang Kelingkit Pecenongan berdiri 1688. Langgar ini base guru Cit . Pembangunan Labuhan Sunda Kalapa II meliputi 3 blok: 1. Pasar Ikan 2. Majakatera 3. Kota Inten. Mesjid tertua yang masih eksis di Jakarta di Kota Inten, photo atas. Itu tahun 1540. tahun rampungnya seluruh pembangunan proyek dengan investasi Portugis. Dari terminal Busway Kota Anda belok kiri. Sesudah jembatan langsung ke kiri. Bangunan  pertama adalah mesjid. Mihrab memang tak ada karena areal kelebarannya terbatas. Mesjid selama ini disebut sebagai tempat kumpul2 Sarekat Dagang (maksudnya pebisnis). Pebisnis kumpul-kumpul di Majakatera, seberang Pasar Ikan. Bukan di Kota Inten.  Masjid ini lama tak berfungsi. Kiranya Pemda DKI diharapkan memberi perhatian. Ini situs Islami yang tertua di Jakarta yang masih ada. Kiranya dapat jadi kebanggaan Nasional. (RSaidi)

Lady Gaga

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  LADY Gaga penyanyi top yang pernah direncanakan mentas di Indonesia.  Apakah Gaga dalam nama Lady Gaga dengan Gaga pada toponim Kampung Gaga sama arti? Sama. Keduanya ditulis tanpa H. Saya saluut pada pemda Tangerang yang mempertahankan keaslian toponim. Gaga, seperti juga régé yang berasal dari reggae, dari bahasa yang digunakan di Carribea  dan Trinidad. Gaga unggul, régé enerji. Geometrical régè begini: /\\/\\/\\/\\  ini macam gigi gergaji. Ini pengaruh dari migran yang datang dari tempat2 tersebut seperti halnya pemakaian partikel Che dan Le atau La. Cilamaya Che La Maya. Lé Duc Tho tokoh Vietnam yang berperan dalam perdamaian Vietnam-USA pernah dicalonkan sebagai pemegang hadiah Nobel bidang perdamaian. Ia menolak. Cileduk kalau ditulis Ché Lé Duk dan lalu bandingkan dengan Le Duc Tho. Sama. Karena di Tangerang Anda juga akan dapatkan toponim Legoso (Lé Goso) dan Légok (Lé Gok). Penduduk akan koreksi kita kalau mengucap Legok dan bukan Légok. CABE pernah bahas Çhé Deng dan Lédeng. Kenapa orang-orang ini namanya diabadikan sebagai toponim? Mereka orang yang dihormati mungkin karena jasanya di sektor industri agro misalnya pengairan. Atau ini bukan proper name, tapi nomenclatur misalnya kepala kampung.  Bagaimana dengan Lénong (Lé Nong)? Nong artinya pertunjukan, atau menonjolkan. Jidat jantuk itu disebut nongnong. Lédék (Lé Dék) pemain wanita dalam Topeng yang berperan penggoda. Candi yang artinya susunan, jadi bahasa resmi arkaeologi di Indonesia. Dalam wilayah adat (rechtsringen) Jakarta ini disebut Batu Jaya, justru penduduk di Batu Jaya, Karawang, menyebutnya unur, bahasa Samoa yang artinya subject with intens affection. Prasasti dan dolmen di Jakarta dan Tangerang disebut Batu Tulis dan Batu Çépér. Sedangkan menhir itu batu jajar penunjuk waktu dengan melihat bayangan batu-batu dengan kemiringan berbeda.  Linguistic, seperti halnya musik, adalah  jejak sejarah. Time line pun dapat ditelusuri. Yang penting, jauhilah dongeng dari sejarah. Juga tafsir toponim tak bisa main tebak-tebakan. Bahkan toponim jangan diperlakukan sebagai akronim. Itu ada ilmunya. Belajar ya, sayang. Tung ting tak ting tung ting tak. (RSaidi)

Kapan China Ungguli Taiwan?

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  AWAL Agustus 2022 Ketua DPR AS Nancy Pelosi berkunjung ke Taiwan. China kheki. Setelah Nancy usai berkunjung baru China bikin latihan perang2an di perairan mereka. Tapi pemberitaan kalangan media buzzerist disini se-akan2 China hajar habis Taiwan.  China di jaman Mao Tse Tung pada tahun2  1954, 1955, 1958, dan 1960 memang menyerang pulau Quemoy dan Mitsu\'i yang terletak di selat Taiwan. Dari daratan China menghajar dengan meriam yang lebih modern dari si Jagur yang dipesan Portugis 1540 dari Macau hadiah untuk Wa Item Sunda Kalapa. Tapi Taiwan membalas serangan itu. Chiang Kai Sek masih ada, kok.  Insiden Quemoy sejak 1954 menjadi perhatian Senator John F Kennedy. Bahkan ketika 1960 terjadi debat capres USA 1960 Kennedy vs Nixon Quemoy menjadi salah satu tema debat. Ketika Kennedy terpilih, ia selesaikan Quemoy. Sejak itu sampai kini China tak ganggu Taiwan. Bahkan orang2 di Taiwan pun menikmati hidupnya. Belum lama Presiden RI menyatakan dukungannya untuk one China policy. Benar sih benar cuma issue ini sudah selesai. Taiwan tidak memakai nama China karena kepulauan Formosa (lokasi Taiwan) itu masuk dalam orbit culture Micronesia. Mereka Indo Pacific. Sementara yang saya pahami Indo Pacific adalah region, bukan regional organization. Dalam pertemuan Menlu Asean plus baru2 ini di Pnompenh texture gagasan ini makin jelas. Menlu RRC dan Rusia yang hadir di situ, di waktu senggang daripada bengong, mereka bertemu 4 mata. Sementara di Indonesia dihembuskan ramalan Amerika resesi, minimal resesi teknis, bahkan ada yang meramal dunia resesi tapi Indonesia \'ndak. Memang \'ndak kok. Wong tahun 1929-1931 dunia resesi kita \'ndak. \'Ndak lho, mas. Wong kita ini gunaken bukan istilah resesi, tapi malaise. (RSaidi)

Fientje de Venick Tewas di Depan Rumah Snouck Hurgronje

Oleh Ridwan Saidi | Budayawan  Prostitusi di Jakarta baru ada pada abad 18 setelah bukit Tambora diruntuhkan. Itu behaviour pendatang. Lokasi yang mereka pakai di bekas reruntuhan bukit Tambora. Penduduk menyebut tempat itu Rébo (bukan Rabu) artinya ramai. Wanita Tuna Susila (WTS) disebut cabo. Ini bahasa Latin America yang artinya perempuan.  Mucikari disebut ba\'tau, sedangkan sakit kelamin disebut péhong. Keduanya saya tak tahu bahasa apa.  Masih di lokasi bekas bukit Tambora ada tempat first class namanya Macao Po. Di sini beroperasi WTS yang didatangkan dari Macao. Bisnis prostitusi di luar kepentingan dan urusan native.  Menjelang akhir abad 19 muncul produk baru dunia hitam, namanya Soehian. Soehian adalah rumah hiburan yang dimeriahkan gambang kromong. Yang ke sini baik perempuan maupun laki bukan native atau pun muslim. Perempuan Soehian disebut lonté. Juga perempuan gendak atau bini piara. Tapi umumnya jobong, atau wanita nakal.  Dalam penelitian saya, saya belum pernah dengar ada jago Betawi yang jadi backing soehian atau pun tempat nge-top, perjudian. Pada akhir abad 19 dan awal abad 20, di Palmera ada satu soehian. Sayang sekali tempat dengan toponim  bersejarah: Palmyra, ibukota Assyria, dikotori soehian. Pada suatu pagi di tahun 1911 di Jalan Kebon Siri orang pada kumpul di sekitar rumah Snouck Hurgronye di dekat jembatan Serong. Di kali sodetan ditemukan jenasah perempuan Belanda yang masih muda. Perempuan itu tampaknya dibunuh. Polisi Belanda bertindak. Ditangkap seorang terduga. Ini kasus tak ada urusannya dengan Hurgronje penasehat  Belanda urusan bumi putera, hanya saja terduga pernah melancong ke rumah Hurgronye.  Pelaku orang Belanda  langganan soehian. Ia kenal korban: Fientje de Venick, yang tinggal di Kwitang, di soehian Palmera. Fientje memang kembang di soehian itu. Tapi de Venick tak tertarik dengan Belanda itu. Fientje dibunuh. Kasus terbunuhnya de Venick membuat Belanda tutup semua soehian. Mungkin ada advis dari Snouck Hurgronje. (RSaidi)

Indo Pacific, Kick Off

Oleh Ridwan Saidi  | Budayawan  Menlu ASEAN meeting 5 Agustus 2022 di Pnompenh, Khmer, dihadiri Menlu USA Blinken, Menlu Jepang, dan Menlu China. Menlu Myanmar, sebagai anggota, tak dihadirkan. Dalam pertemuan itu Menlu2 ASEAN mencapai kesepakatan dengan USA akan menjadikan Indo Pacific kawasan yang damai dan makmur. Tampaknya Menlu China hadir sebagai observer saja. Mereka bukan Pacific. Hawaii USA itu Pacific, juga Jepang. Kehadiran China di Pnompenh sebagai, dalam istilah sebuah ormas di sini untuk observer, penggembira. China penggembira dalam  Menlu ASEAN meeting, dan ini berdampak menggembirakan penggemar China di Indonesia, baik pelaku politiknya mau pun pakar kampus.  VOA Indonesia menyiarkan Menlu Retno pada tanggal 22/2/2022 di Paris berkata dengan lantang, Jangan ada satu pun negara yang mendominasi Indo Pacific. Kata orang Betawi jangan diungkit-ungkit lagi. Pinjam istilah Imam Syafi\'i, ucapan Menlu Retno di Paris itu qaul qadim (lama), yang di Pnompenh qaul jadid (baru). Indonesia tak punya pilihan lain kecuali bersama AUKUS berkiprah di Indo Pacific. Dan Indo Pacific sudah kick off. Kiranya dalam pelaksanaan polugri perlu mencari inspirasi dari masa lalu. Bagainana Syahbandar Sunda Kalapa Wa Item pada tahun 1518 ke Malaka menemui Laksmana d\'Albuquerqe membujuk Portugis agar mau investasi membangun labuhan Kalapa II.  Untungnya  Syahbandar Wa Item pandai berbahasa Portugis sehingga semua lancar selama 3 tahun berlangsungnya pembicaraan. Wa Item tidak sebentar-sebentar lihat catatan. Akhirnya perjanjian investasi ditanda-tangani.  Wa Item tidak mau hutang non budget, karena akan menyusahkan Syahbandar pengganti dia. Juga dirinya sendiri. (RSaidi)

Dunia Menjelang Konstelasi Baru (1 Tahun Cabe)

Oleh Ridwan Saidi | Budayawan  Victor Hugo pada 1831 menulis novel The Hunchback of Notre-Dame dan difilmkan tahun 1956 dengan bintang Gina Lollobrigida. Film ini baru beredar di Jakarta tahun 1957. Saya nonton film ini. Film ini berkisah tentang keadaan Perancis abad  XVI yang penuh konflik karena saat itu manusia dan kelompoknya sibuk dengan pencarian identitas. 5 abad berselang konflik berlanjut dalam level global karena sejumlah negara mencari identitas sebagai super power. Ini thema konflik pasca PD II yang berlangsung sampai dengan hari ini tapi sudah mendekati finish untuk tema lomba super power. Itu terlihat dari rekapitulasi Ukraine War dan kepungan terhadap China. Kini tengah berlangsung Super Garuda Shield yang diikuti 4.337 personel, termasuk 3.455 personel Indonesia. Selain Indonesia ada 13 negara lain yang ikut: Amerika, Inggris, Australia (AUKUS), Perancis, Canada, Jepang, Korsel, Papua Nugini,Timor Leste, Indonesia, Malaysia, Singapore, India. Mengomentari tidak adanya China di Super Garuda Shield Panglima TNI berkata, Kalau tidak ada, kita tak bisa maksa, \'kan bayar sendiri2  Keikut-sertaan India dapat dipahami karena India-China cekcok perbatasan. Melihat Latma sekarang yang lebih gempita dari tahun lalu dapat dipahani kalau China diduga resah. Penggemar-penggemarnya di Indonesia juga tak komentar tentang Super Garuda Shield, juga tidak di tahun lalu. Malah penggemar-penggemar tersebut ada yang asyiq komentari USA yang katanya akan resesi. Malah dimunculkan istilah baru: Amerika resesi secara teknis. Setelah Rusia gagal yakinkan dirinya bahwa mereka itu super power,  berikutnya China. Indonesia harus siap hadapi realita baru: one power one road. Politik itu realita, kalau tak mampu ubah realita,  jangan lari dari realita. Atau, realita yang udak-udak  kita. Politik bukan pula soal senang atau tidak, tapi realistis atau tidak.  (RSaidi)