NASIONAL

Mantan Ketua Ikatan Mahasiswa Geodesi Dapat Restu Ketua Umum PP IA-ITB Pimpin IA-ITB 2010

Jakarta, FNN - Sosok yang digadang-gadang menjadi Ketua Pengurus Komisariat Ikatan Alumni ITB 2010 (IA-ITB 2010), Kemal Ar-Raniri, tampak sumringah saat para jurnalis meminta keterangan pada dirinya, Selasa, 15 November 2022, malam. Pasalnya, Kemal, sapaannya, baru mendapat restu dari Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni ITB (PP IA-ITB), Gembong Primadjaja, untuk menjadi Ketua IA-ITB 2010. \"Alhamdulillah, lampu hijau dari mas Ketum (Ketua Umum-red).\", kata Kemal singkat. Ketika ditanya isi pembicaraannya dengan Ketua Umum PP IA-ITB, Kemal menjawab bahwa pertemuan hangat tersebut sebatas silaturahmi. \"Sebagai alumni ITB, saya tentunya perlu bersilaturahmi dengan beliau (Gembong-red).\" tambah eks Ketua Ikatan Mahasiswa Geodesi ini.  Kemal yang sejak awal meyakini bahwa niat mulianya menyatukan 3.000-an alumni ITB angkatan 2010 akan mendapat kemudahan, menjadi semakin yakin. \"Insya Allah Surat Keputusan pembentukan IA-ITB 2010 dari mas Ketum akan segera terbit dan ada perwakilan kami yang hadir di Pangkalpinang saat Rapat Kerja Nasional IA-ITB bulan depan.\",  tutup Kemal sambil pamit kepada para jurnalis. (*)

LaNyalla: Sesi Ketahanan Pangan G20 Sebaiknya Bahas Kedaulatan dan Dengar Suara Aktivis Lingkungan

Denpasar, FNN – Salah satu ancaman global yang serius adalah krisis pangan dunia. Dan peringatan soal itu sudah disampaikan Badan Pangan Dunia (FAO). Sehingga, dalam pembahasan G20 Sesi Ketahanan Pangan, Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap Indonesia serius membahas ketahanan pangan dengan paradigma kedaulatan dalam negeri.  “Artinya Indonesia mampu membangun ketahanan pangan tanpa ketergantungan dengan bahan yang kita tidak berdaulat. Alias yang masih harus kita impor. Termasuk bahan baku pupuk kimia dan obat-obatan serta vaksin ternak,” tandasnya (15/11/2022) di Bali. Untuk itu, industri penunjangnya harus dibangun di sini, dengan bahan baku yang ada di sini. Dikatakan LaNyalla, negara-negara G20 sudah menerapkan bioteknologi agrikultur. Termasuk AS, Brazil, Tiongkok dan India. Tetapi Indonesia masih mendiskusikan. Padahal kita memiliki Lembaga Riset dan Penelitian untuk itu. “Bioteknologi terbukti sebagai jawaban atas perubahan iklim, krisis air, sekaligus pengurangan pestisida dan emisi karbon dunia. Itu jika orientasi bioteknologi dibaurkan dengan program lingkungan hidup dan energi hijau,” imbuhnya. Karena itu ia berharap, Sesi Ketahanan Pangan G20 juga mendengar aspirasi dari para pegiat lingkungan, seperti Greenpeace, Walhi dan lainnya. Yang sudah menyuarakan beberapa kritik dan masukan mereka.  “Kritik mereka membangun. Termasuk kritik terhadap program Food Estate Singkong di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, yang kini videonya viral. Selain dianggap gagal, juga berdampak alih fungsi hutan cukup luas,” urai Ketua Dewan Penasehat KADIN Jawa Timur itu. Padahal, lanjut LaNyalla, pemerintah sendiri sudah mengatakan, melalui Menkeu, bahwa ada ancaman yang lebih dahsyat dari Pandemi Covid, yaitu perubahan iklim, karena pemanasan global yang juga disumbang deforestasi hutan.  LaNyalla juga memberi masukan bahwa Indonesia masa depan, dengan keunggulan komparatif sumber daya alam serta jumlah penduduk usia produktif, seharusnya mampu menjadi lumbung pangan dunia dan penghasil oksigen melalui biodiversitas hutan. Ketua DPD RI menghadiri KTT G20 didampingi Anggota DPD RI asal Aceh Fachrul Razi, Staf Khusus Ketua DPD RI Brigjen Pol Amostian, Staf Ahli Ketua DPD RI Baso Juherman dan Kabag Sekretariat Ketua DPD RI Azmaryadhy. (mth/*) 

Survei Litbang Kompas: Dukungan Sangat Rendah terhadap Jokowi, Cuma 15,1 Persen

Jakarta, FNN- Survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan seberapa berdampaknya pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mendukung sosok calon presiden (capres) untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Demikian pembahasan wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Hersubeno Point, Senin (14/11/22) di Jakarta. Hersubeno panggilan akrab Hersu menyampaikan judul yang dipublikasikan oleh Survei Litbang Kompas: 15,1 Persen Warga Pilih Capres yang Didukung Jokowi. Survei Litbang Kompas ini diselenggarakan pada 24 September-7 Oktober 2022 secara tatap muka. “Jadi ini masih hangat-hangatnya ya,” ungkap Hersu. Diketahui, Litbang Kompas bertanya kepada responden, \"Apakah Anda akan memilih sosok calon presiden yang disarankan oleh Presiden Joko Widodo?\". Rupanya, hanya 15,1 persen responden yang yakin memilih sosok capres yang mendapat dukungan dari Jokowi. Sementara itu, 35,7 persen responden menjawab masih mempertimbangkan, 30,1 persen tidak akan memilih sosok yang disarankan Jokowi itu, dan 19,1 persen sisanya tidak tahu. l Itu artinya, jumlah warga yang sudah yakin memilih capres yang disarankan Jokowi memang masih terpaut jauh dari sepertiga publik yang menyatakan akan mempertimbangkan. Adapun menurut Hersu yang dapat dibaca dalam survei terbaru Litbang Kompas tersebut adalah: Pertama, Kompas adalah media pendukung pemerintah. Jadi tidak mungkin Kompas mempublikasikan hasil survei yang sudah difabrikasi. Kedua, angka 15,1 persen adalah angka yang sangat rendah dan menunjukkan rakyat tidak percaya lagi dengan pilihan Jokowi. Ketiga, jelas ini kabar buruk bagi para capres yang berlomba-lomba meminta dukungan Jokowi. Keempat, publik akan memilih calon yang tidak terafiliasi dengan Jokowi. Kemudian, Hersu menyebut konsekuensi dari hasil survei ini yakni Jokowi akan ditinggalkan para capres yang semula berkerumunan di sekitar Jokowi. “Kalau tidak ingin mendapatkan dampak buruknya, para capres harus pelan-pelan memutuskan afiliasi dengan Jokowi, karena sangat merugikan mereka,” pungkasnya. (Lia)

Ibu Iriana Terpeleset di Tangga Pesawat, Petanda Apa Ini?

Jakarta, FNN - Video terpelesetnya Ibu Negara, Ibu Iriana Jokowi, di tangga pesawat ketika akan mendarat di Bali masih terus viral  dan luar biasa heboh di media sosial. Bahkan, sampai ada yang membawa soal ini ke persoalan mistik, ini petanda apa? Namun demikian, tidak semua menanggapi terpelesetnya ibu Iriana Jokowi di tangga pesawat itu dengan berlebihan. Aktivis Hak Asasi Manusia dari Papua, Natalius Pigai, misalnya, meminta agar dilakukan investigasi bagaimana mungkin Ibu Negara bisa jatuh terpeleset di tangga pesawat dalam sebuah momen yang sangat penting. Seperti kita ketahui bahwa saat ini Indonesia, terutama Bali, sedang menjadi fokus perhatian dunia karena sejumlah kepala negara, ada 17 kepala negara, termasuk Presiden Jokowi, sedang berada di Bali untuk menghadiri KTT G20. Peristiwa jatuhnya Ibu Riana Jokowi ini tentu menjadi sorotan dunia internasional. Oleh karena itu, Natalius Pigai meminta agar dilakukan investigasi dan harus diperiksa, mulai dari direksi Angkasa Pura yang bertanggung jawab menyediakan tangga ketika pesawat presiden akan turun, kemudian direksi Garuda, juga Paspampres. Akibat peristiwa ini, menurut keterangan dari Biro Protokol Istana, tidak terjadi hal yang serius pada Ibu Iriana. Hal ini terlihat dari video bahwa Ibu Iriana dan Pak Jokowi tetap bisa melanjutkan berbagai agenda yang berkaitan dengan KTT G20 yang sedang berlangsung di Denpasar, Bali (15-16 November 2022). Namun, menurut Hersubeno Arif, wartawan senior FNN, dalam kanal YouTube Hersubeno Point, Senin (14/11/22), bagaimanapun juga karena yang jatuh bukanlah orang sembarangan, beliau adalah Ibu Negara, maka netizen cenderung bersikap lebay. Padahal, lanjut Hersu, sebenarnya kalau kita lihat bisa saja terjadi karena kelelahan setelah mengikuti rangkaian acara yang sangat padat.  Seperti diketahui  bahwa Ibu Iriana baru saja kembali dari Kamboja mendampingi Pak Jokowi yang menghadiri KTT ASEAN. Dalam ingatan Hersubeno Arif, sebenarnya soal peristiwa Ibu Iriana jatuh di depan umum bukan peristiwa yang pertama. Pada tahun 2019, saat kampanye Pilpres untuk periode yang kedua dari Pak Jokowi, Ibu Iriana juga jatuh, bahkan posisinya lebih parah. Saat itu sedang berlangsung kampanye di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan ibu Iriana naik ke panggung bersama dengan Pak Jokowi, kemudian Pak Jokowi sedang bersalaman dengan para pendukungnya.  Begitu juga dengan Ibu Iriana, beliau jongkok di atas panggung, kemudian tiba-tiba terjengkang ke belakang. Saat itu, foto-foto dan videonya juga viral. Jadi, jika dibandingkan maka terpelesetnya Ibu Iriana di tangga pesawat kemarin tidak separah ketika jatuh di Banjarmasin.  Kemudian, terkait pertanyaan netizen apakah ada petanda buruk, Hersubeno Arif mengatakan  bahwa kalau kita mengaca pada kejadian 2019, di mana ketika itu Ibu Iriana jatuh dan lebih parah, ternyata bukan pertanda buruk karena kemudian Pak Jokowi terpilih lagi untuk periode yang kedua. Kalau dikaitkan dengan akan lengsernya Pak Jokowi setelah tahun 2024 di mana Pak Jokowi sendiri sudah menyatakan akan pulang kampung ke Solo, tetapi kita tahu gerakan relawan yang mendorong Pak Jokowi untuk tetap melanjutkan kepemimpinan 3 periode atau memperpanjang masa jabatannya, kelihatannya masih terus berjalan.  Musyawarah rakyat, misalnya, yang tadinya dibatalkan di Makassar, Sulawesi Selatan, akhirnya dilaksanakan kembali, dan direncanakan nanti akan berlanjut di seluruh kota di Indonesia. Selain itu, baliho-baliho Pak Jokowi berkaitan dengan bantuan langsung tunai dan bantuan-bantuan sosial lainnya terpasang di mana-mana, di seluruh Indonesia. Ini mengesankan bahwa memang seolah-olah Pak Jokowi masih kampanye.  Tetapi, menurut Hersu, beberapa hari ini memang kelihatannya keluarga Pak Jokowi sedang terkena apes. Putra Pak Jokowi yang bungsu, Kaesang Pangarep, yang baru terbang dari Changi menuju ke Sidoarjo, mungkin dalam rangka pulang ke Solo, tiba-tiba kopernya nyasar sampai ke Bandara Kualanamu, Medan. Peristiwa ini juga membuat heboh sehingga dengan cepat Batik Air melakukan investigasi dan koper itu ditemukan dan segera dikirim ke Kaesang Pangarep. Selain minta maaf, Batik Air juga sedang melakukan investigasi internal mengapa sampai kejadian semacam itu. Jadi, menurut Hersu, netizen yang masih menghubungkan peritiwa-peritiwa ini dengan mistik atau politik, disarankan untuk tidak menghubungkannya dengan persoalan yang mistik. Lebih baik, seperti yang disarankan oleh Natalius Pigai, lakukan investigasi terhadap para pihak yang bertanggung jawab. (ida)

Deklarasi Dukung Anies Baswedan, Rabu di Yogyakarta

Jakarta, FNN – Forum Kabah Membangun (FKM) dan Forum Ulama Membangun (FUM) besutan  mantan senior pengurus,anggota dewan,maupun yunior Partai Persatuan Pembangunan (PPP)  akan menggelar deklarasi serta dukungan untuk Anies Baswedan, di Yogyakarta. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Rabu, 16 Nopember 2022 dari pukul 12.00 hingga pukul 15.00. Pada awalnya, kegiatan ini akan diselenggarakan pada 13 Oktober 2022. Dengan berbagai macam pertimbangan, kegiatan ditunda ke 30 Oktober 2022. Jadwal terus mengalami pergeseran secara dinamis. Hingga akhirnya, fix pada 16 November 2022. Ketua Panitia, Bambang Ari S, dalam rilis yang dikirim ke redaksi FNN malam ini,mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka menyalurkan aspirasi keluarga besar PPP. Pertama, untuk mengangkat kader umat berprestasi ke dalam pucuk pimpinan nasional. Kedua, untuk menyelamatkan PPP agar lolos Parlementary  Threshold dalam Pemilu 2024. Dengan mendukung Anies Baswedan, diperkirakan elektabilitas PPP akan meningkat pesat. Mengapa dipilih lokasi  DIY untuk Deklarasi dukungan FKM dan FUM kepada Anies?  Hal ini tidak lepas dari sejarah Yogyakarta sebagai Kota yang pernah menjadi ibukota negara. Serta perannya yang dianggap menyelamatkan  keberadaan Republik Indonesia melalui Serangan Umum 1 Maret. Kegiatan Deklarasi akan diikuti oleh para peserta lintas elemen. Ada peserta dari simpul-simpul relawan, perwakilan partai politik, keluarga besar PPP berbagai propinsi, barisan Mak-Mak, aktifis gerakan,  dan lain-lain. Menurut rencana, Anies akan dijemput oleh para pendukung di bandara YIA. Kemudian diarak menuju lokasi kegiatan, di gedung Pacific Jalan Magelang Km 4,5. Baik pendukung dari FKM, FUM, hingga  pendukung dari berbagai simpul  relawan yang ada di DIY maupun Jawa Tengah. Siapapun diperbolehkan untuk  hadir dalam kegiatan Deklarasi ini. Dengan harapan, semua peserta agar berperilaku tertib dan santun selama mengikuti berlangsungnya acara.  Kegiatan ini diiperkirakan akan melibatkan sekitar 5000 peserta dari berbagai wilayah. (IP)

Politik Makin Konyol dan Nggak Bermutu, Ada Proyek De-Aniesasi di Jakarta

PENGGANTI Anies Baswedan, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, diduga telah berupaya melalukan De-Aniesasi atas beberapa kebijakan yang sebelumnya telah ditetapkan Anies. Seperti terkait dengan suksesnya Anies menurunkan emisi gas karbon hingga mencapai 26% saja. Sementara di berbagai kebijakannya mulai diamputasi. Jalur sepedanya ini, dihapus. Pembangunan jalur sepeda pada 2023 itu akan di-nolkan oleh Budi.  Jadi, jika dinolkan itu artinya sama saja dihapus. Bahkan, ada program juga yang menarik ternyata untuk subsidi transportasi tarifnya itu, oleh Pj Gubernur yang sekarang ini dialihkan untuk dihibahkan ke TNI dan Polri membeli kendaraan operasional. Pj Gubernur Heru sempat didemo Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Perwakilan Daerah DKI Jakarta. Ketua Perwakilan Daerah KSPI DKI Jakarta Winarso mengingatkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono jangan arogan dalam memimpin. Adapun arogansi yang dimaksud Winarso yakni terkait beredar kabar bahwa Kartu Pekerja Jakarta (KPJ) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) program Gubernur DKI Jakarta terdahulu Anies Baswedan bakal dihapuskan. “Saya katakan Heru Budi, jangan terlalu arogan dalam pemimpin DKI Jakarta. Kami mendengar ada isu, KPJ dan KJP dan juga kesejahteraan yang sudah digelontorkan era sebelumnya akan dihapus atau dikurangi,” kata Winarso di depan Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (10/11/2022). Winarso juga memperingatkan bahwa kesejahteraan masyarakat DKI Jakarta harus diutamakan dibandingkan kepentingan yang dibawa Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. Program Kartu Pekerja Jakarta (KPJ) sendiri merupakan salah satu andalan Pemprov DKI Jakarta meningkatkan kesejahteraan buruh. Adapun manfaat yang bisa didapatkan gratis menggunakan Transjakarta, pangan murah/bersubsidi; daging sapi Rp 35.000/kg, daging ayam Rp 8.000/kg, beras Rp 30.000/5 kg/1 sak. Bagaimana pengamat politik Rocky Gerung terkait adanya upada De-Aniesasi beberapa program Anies Bawesdan yang dibangun sebelumnya? Berikut dialog wartawan senior FNN dengan Rocky Gerung di Kanal Rocky Gerung Official, Senin (14/11/2022).   Soal Kompas yang kembali bikin blunder. Ini lagi rame, netizen membahasa soal Kompas yang bikin blunder lagi. Kemarin kita bahas soal ada satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, yang meninggal dunia, karena katanya kelaparan, mungkin polisi sekarang belum menyatakan, langsung bantah belum pasti karena kelaparan. Tapi, yang dipersoalkan adalah kenapa ada artikel di Kompas yang membahas kaitan antara naik haji dengan kesalehan sosial. Kemudian ilustrasinya adalah foto dari keluarga di Kalideres itu. Nah ini kan mengingatkan kita pada kasus Anies Baswedan yang fotonya digunakan untuk ilustrasi berkaitan dengan remisi terhadap para koruptor. Yang menarik kemudian, orang/netizen membuat konten dengan kemarahan tapi dia menunjukkan persoalan, loh, kok yang disalahin orang naik haji. Ini kan tanggung jawab pemerintah, mestinya persoalan IKN, soal jalan kereta api cepat, kemudian Kompas meralat beritanya, tetapi tetap mengaitkan dengan kesalehan sosial. Itulah cara Kompas untuk membangun narasi yang insinuatif, menyodorkan sesuatu secara tersamar. Dan orang bisa baca, di belakang itu memang masih ada sisa-sisa pikiran yang tertuju pada satu kelompok, dan karena Kompas yang muat maka kelompok itu langsung dianggap sebagai Islam. Jadi, Islamofobia samar-samar juga masih ada pada Kompas. Itu bahayanya sebetulnya. Dan kalau misalnya kita lihat, nggak trade off ada kesalehan sosial dengan tanggung jawab pemerintah. Kesalehan itu istilah teologi, istilah agama, yang menyangkut hak orang untuk memperoleh kesalehan dengan menjalankan tugas-tugas keibadahan. Beda dengan tugas pemerintah. Tugas pemerintah dalam menjamin ada keadilan sosial. Itu soalnya. Keadilan sosial tidak diperoleh oleh keluarga yang ada di Jakarta Barat itu. Kan itu poinnya. Jadi, jangan dianggap bahwa trade off itu harus diperlihatkan sebagai zero zoom kind.....  Nggak begitu cara melihat problem. Sesuatu yang secara batinnya ingin dibuat saleh, itu enggak ada urusannya dengan negara. Negara fasilitasi saja kan semua orang yang ingin menjadi saleh, tapi bukan berarti bahwa dengan itu lalu ditagih, karena ada kesolehan sosial yang berlebihan maka keadilan sosial jadi kurang. Tidak begitu trade off-nya. Negara harus menjamin kesalehan sosial, sekaligus menyediakan keadilan sosial. Begitu cara kita menguliahi kembali Kompas. Tapi saya kira kenapa ini kita singgung karena kontras dengan yang terjadi selama ini. Itu yang membuat bangsa kita ini menjadi terbelah dan sekarang ini selalu dieksploitasi. Kita lanjutkan dengan situasi sekarang di G20, yang sekarang ini sudah mulai,  sangat ramai sekali karena kepala negara sudah mulai hadir dan besok akan dilaksanakan pertemuan KTT dan Pak Jokowi kelihatannya hari ini bersiap-siap meresmikan masjid Pangeran dari UEA di Solo. Yang lebih penting kemarin media ramai juga mengutip pernyataan Pak Jokowi dalam wawancara dengan Ekonomis, Pak Jokowi berencana setelah ini akan pulang kampung, ke Solo, dan kemudian katanya mau jadi apa ditanya aktivitasnya, ternyata mau jadi pemerhati lingkungan. Seru juga Bung Rocky. Kalau itu wellcome betul, Pak Jokowi akan bersahabat dengan saya. Karena itu harapan saya bukan sekadar pemerhati, tapi protector lingkungan. Jadi, harus lebih jauh lagi, bukan memperhatikan lingkungan, nggak ada gunanya kalau sekadar memperhatikan, tapi tidak membatalkan kebijakan-kebijakan yang merusak lingkungan. Dan, kalau ditagih konsistensi itu, itu artinya Pak Jokowi akan membatalkan IKN. Kalau niat untuk menjadi pengamat atau pemerhati lingkungan, itu pasti bertentangan dengan proyek yang sedang dia lakukan. Jadi, orang akan tagih konsisten enggak Pak Jokowi mengatakan pulang ke Solo sebagai pemerhati lingkungan. Sementara, dia masih berupaya pengganti dia itu meneruskan perusakan lingkungan di Kalimantan dengan bangun ibukota, dengan food estate yang gagal di Papua, gagal di Kalimantan, yang pohonnya sudah dipangkas, dijual, sementara food-nya, tanaman pangannya nggak tumbuh di situ. Jadi, kelihatannya juga orang akan meragukan keputusan Pak Jokowi untuk lengser dengan cara yang indah, lengser keprabon lalu mulai menjadi aktivis lingkungan. Nah, mulai dari sekarang saja Pak Jokowi aktivis lingkungan. Apa cara yang paling bagus, batalkan undang-undang omnibuslow, karena omnibuslow itu merusak lingkungan. Jadi begitu nasihat/kuliah saya untuk Pak Jokowi yang akan menjadi pemerhati lingkungan. Pada akhirnya Pak Jokowi tahu bahwa dunia ini sedang ada di dalam konsep baru tentang Green ekonomi, environmental etic segala macam. Itu artinya Pak Jokowi mesti juga mengkritik GP Ansor yang menghalangi Green Peace untuk pergi ke Bali. Green Peace adalah pemerhati lingkungan. Jadi, itu kira-kira. Kita mau menguji sebetulnya kebijakan publik dengan etika politik. Jadi kalau etika politik seorang pemimpin yang hari ini namanya Pak Jokowi ingin melindungi lingkungan maka public policy-nya harus tidak merusak lingkungan. Kan kontrasnya itu. Jadi, The Economist sekarang lagi seri pemberitaan ekonomis itu adalah untuk memastikan bahwa perdamaian dunia harus menghasilkan keadilan ekologi. Dan, saya baca berkali-kali Economist ingin menerangkan bahwa kita mungkin akan gagal untuk mencapai 1,5 derajat perjanjian penurunan suhu bumi, yang sangat mungkin enggak tercapai. Dalam keadaan itu, saya baca bahwa justru Anies Baswedan di Jakarta sudah melampaui target yang diwajibkan di 2030 bahwa emisi karbon harus turun 30%. Dalam pemerintahan Anies, Jakarta sudah turun 26%. Jadi Anies sudah sukses dalam soal lingkungan. Karena itu, mestinya Pak Jokowi belajar pada Anies. Soal De-Aniesisasi Malah yang terjadi sebaliknya Bung Rocky. Kayaknya pengen belajar dengan Anies itu Bloomberg. Bloomberg kan mengundang Anies Baswedan di side stage (bukan main stage). Jadi diundang, dia bicara di sana. Sementara, kemudian di Jakarta, berbagai kebijakannya mulai diamputasi tuh. Jalur sepedanya ini, dahsyatnya pembangunan jalur sepeda di tahun 2023 itu bukan tanggung-tanggung, dinolkan. Jadi, jika dinolkan itu artinya diamputasi, dibunuhlah gitu programnya. Kemudian, ada juga program yang menarik ternyata untuk subsidi transportasi tarifnya itu, oleh Gubernur yang sekarang ini dialihkan untuk dihibahkan ke TNI dan Polri membeli kendaraan operasional. Ini kan dua hal yang sangat berbeda. Ini satu orang mendorong naik sepeda kemudian pindah ke public transportasi, eh ini malah mobil lagi yang ditambah. Inilah akan ditonton dunia bahwa ada G20 di Bali dengan tema lingkungan dan perdamaian, dan semua orang tahu bahwa prinsip-prinsip awal G20 yang mulai diberlakukan sejak 23 tahun lalu, adalah soal emisi karbon. Jadi, sebetulnya nanti wartawan atau pemerintah tamu di G20 akan bingung baca headline. Indonesia mengundang kami untuk bicara tentang penurunan emisi karbon, sementara Jakarta justru melarang sepeda. Kan ajaib itu? Jadi, betul-betul kontras tuh. Apalagi orang mau lihat bagaimana sebetulnya Jakarta itu meneruskan target-target yang sudah mulai diselesaikan oleh Anies dalam soal lingkungan. Ada jalur sepeda khusus, itu artinya mengurangi emisi karbon. Ada transportasi umum, itu artinya mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang boros energi. Kan semua itu yang dilakukan Anies sehingga Anies dapat undangan macam-macam soal di luar negeri dan sekarang diundang dengan tema yang sama di G20 di side event yang dibuat CNBC atau Bloomberg untuk melihat bagaimana Anies sebagai Gubernur mengupayakan target dunia, yaitu turunnya emisi karbon 30% di 2030. Anies lakukan itu dan sudah tercapai sebelum 2030 sebesasr 26%. Tinggal diteruskan oleh gubernur yang baru, tapi justru gubernur yang baru sedang menaikkan kembali emisi karbon dengan membatalkan anggaran transportasi umum, dengan membatalkan anggaran untuk memperpanjang jalur sepeda. Kan kontradiksi. Jadi, hal-hal semacam ini kita bisa pahami bahwa ada upaya untuk de-Aniesisasi. De-Aniesisasi itu tuh bertentangan dengan visi G20 yang hari ini dibuka oleh Presiden Jokowi. Jadi, itu ngaco sebetulnya, ya dungu juga sebetulnya. Dan yang menarik, yang paling kenceng kalau saya baca di media, itu memang PDIP, kemudian PSI. Ini dua partai yang selama ini memang sangat sangat anti Anies. Dan yang konyol ini apa yang dilakukan oleh PSI. Ini kan anak-anak muda, harusnya pasti pro pada soal lingkungan. Kalau PDIP okelah, itu kan memang old passionlah, kita maklum, tapi kalau terjadi pada PSI itu menyedihkan. Walaupun kemudian belakangan mencoba meralat dengan menyatakan bukan itu maksud dia. Itu PSI singkatan dari Pe-Sepeda Indonesia kan? PSI juga tanda tekanan atmosfer dari ban sepeda kan, 20 PSI biasanya atau 32 PSI, tekanan angin sepeda. Sekarang angin itu kempes, jadi sepeda nggak boleh lagi dipakai di Jakarta. Ya marahlah seluruh netizen yang muda. Jadi, sekali lagi, itu betul-betul enggak ada perspektifnya PSI itu, kan. Dia meralat sesuatu yang sudah dia ucapkan. Kan mestinya ada kepekaan. Kami partai milenial, karena itu kami pro lingkungan. Karena itu, kami dorong supaya ada energi alternatif, yaitu kaki buat dikayuh, bukan masukin timbal ke dalam mobil. Jadi, memang ini partai yang nggak punya perspektif, jadinya ya mau diapain. Sebetulnya, karena hanya ingin mendegradasi Anies maka PSI lakukan hal-hal yang konyol gitu. Ya sudah, tapi saya selalu menganggap bahwa memang berpolitik itu mesti punya otak. Tapi kan ini bahaya, karena kita selalu bicara soal etika. Etika publik, etika politik, dan saya kira kalau cuman karena persaingan untuk menuju tahun 2024 sehingga kita melakukan hal-hal yang yang negatif, apapun yang diwariskan oleh Anies dihajar terus, saya kira ini enggak sehat. Memang, dan kelihatannya orang sudah frustrasi. Jadi, PSI itu kelihatannya sudah frustrasi itu. Mau dukung Ganjar, Ganjar enggak mau didukung PSI. Mau anti-Anies, Anies justru lakukan hal yang membahagiakan milenial yang adalah komponen PSI. Jadi, kehilangan pakem. Sebetulnya bukan karena nggak mampu untuk melihat keadaan, tapi memang kurang otaknya. Jadi gampangnya begitulah. Kan orang yang punya perspektif pasti pakai akal. Dan, kemampuan memperspektifkan politik, itu nggak ada di situ. Karena PSI adalah partai yang bereaksi terhadap kebijakan, bukan dia yang punya perspektif. Dia bereaksi doang. Dia orang yang terus-menerus bereaksi tanpa dia sendiri punya konsep. Jadi, itu bahayanya kalau partai yang didesain oleh oligarki dan dikendalikan khusus hanya untuk menghalangi seseorang, itu konyolnya di situ. Kan parta mestinya punya jalan menuju cita-cita dia, bukan menghalangi orang. Itu dungunya di situ. (ida/sws)

Idham Maulana: Kemal Ar-Raniri Sosok Pemimpin yang Tepat bagi IA-ITB 2010

Jakarta,  FNN  - Salah satu petinggi Pengurus Pusat Ikatan Alumni ITB (PP IA-ITB) periode 2021-2025, Idham Maulana, memberikan kepercayaan penuh kepada saudara Kemal Ar-Raniri untuk menjadi Ketua Pengurus Komisariat Ikatan Alumni ITB 2010 (IA-ITB 2010). Idham yang merupakan Wakil Kepala Lembaga Pengendalian Kebijakan dan Sumber Daya Alumni (LPKSDA) PP IA-ITB ini berpandangan bahwa pengurus komisariat angkatan bukan hanya organisasi yang diatur dan menjalankan amanat AD/ART IA-ITB, melainkan lebih dari itu, pengurus komisariat angkatan memiliki peran lebih dalam mengkonsolidasikan alumni ITB dalam satu angkatan. “Oleh karena itu saya sebagai alumni ITB angkatan 2010 berharap pengurus IA-ITB 2010 dipimpin oleh orang yang berpengalaman dalam organisasi dan mampu masuk ke semua kalangan, baik aktivis, profesional, peneliti, sampai sosialita, agar supaya tujuan konsolidasi angkatan dapat tercapai,\'\" tutur Idham. Idham meyakini bahwa Kemal merupakan sosok yang tepat untuk mengemban amanah itu. “Tentunya saya kenal baik dengan Kemal, dia pasti paham betul yang namanya seni mengorganize massa dan event karena pernah menjadi ketua Ikatan Mahasiswa Geodesi pada zamannya. Dia juga humble sehingga tidak akan kesulitan untuk approaching ke rekan-rekan alumni ITB 2010. Hal ini menjadi krusial pada tahapan forming sebuah organisasi.”, sambungnya. Pernyataan Idham ini merupakan reaksi atas rencana dikukuhkannya Pengurus IA-ITB 2010 pada Rapat Kerja Nasional IA-ITB di Pangkalpinang, Bangka Belitung pada 17 Desember 2022 nanti. Kemal sendiri adalah seorang alumni Teknik Geodesi ITB yang memiliki passion di bidang keuangan dan saat ini berkarier di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Hal yang menarik dari seorang dirinya pernah menjadi Abang Jakarta Timur pada tahun 2015. Kala itu ia berpasangan dengan Tania Safira, mahasiswi Universitas Indonesia, sebagai Nonenya. (*)

Anies Baswedan Silaturahim dengan Mudrick di Kartopuran Solo

Solo, FNN – Bertempat di kediaman Mudrick SM Sangidu, Kartopuran, Solo, Senin (14/11/2022), Anies Baswedan bersilaturahmi dengan Pendiri Mega- Bintang ini. Dalam kunjungannya Anies menyampaikan silaturahmi ini adalah silaturahmi kekeluargaan. “Pada waktu reformasi dulu, orang tua kami menceritakan bahwa Pak Mudrick adalah putra Bapak Malkan Sangidu sahabat orang tua kami. Sehingga dalam silaturahmi ini adalah silaturahmi kekeluargaan,” ungkap Anies. Dalam menyambut kehadiran Anies, Mudrick didampingi oleh Aktivis Mega- Bintang se-Solo Raya. Mudrick menyampaikan bahwa hubungan keluarga sudah terjalin sejak Bapak Ibu dan Kakek Nenek mereka. “Ayah saya sangat bersahabat baik dengan keluarga Mas Anies baik yang ada di Solo maupun Jogjakarta,” kata Mudrick. Selanjutnya Mudrick berpesan kepada Anies yang saat ini telah dicalonkan sebagai Calon Presiden oleh Partai Nasdem untuk fokus pada pencalonan Presiden jangan menghiraukan kasak-kusuk yang ada di luaran. “Jadi begini, Mas Anies. Anda saat ini telah dicalonkan Partai Nasdem untuk maju sebagai Calon Presiden pada Pilpres tahun 2024. Saya hanya berpesan kepada Mas Anies untuk fokus pada pencalonan Mas Anies. Selalu menjaga kesehatan dan tetap istiqomah memperjuangkan kepentingan rakyat,” pesan Mudrick. Menanggapi pesan yang disampaikan oleh Mudrick, Anies menyampaikan ucapan terima kasih dan akan senantiasa memegang pesan pesan Mudrick. “Saya sangat berterima kasih kepada Pak Mudrick, sengaja saya sowan ke sini karena Pak Mudrick adalah tokoh yang telah melampaui beberapa dekade perjalanan Bangsa Indonesia. Sehingga saya perlu banyak belajar kepada Pak Mudrick,” ungkap Anies. Usai berkunjung di kediaman Mudrick Sangidu, Anies melanjutkan perjalanan diantaranya berkunjung ke Pasar Kliwon yang saat ini diselenggarakan acara Haul Habib Haul Habib Ali bin Muhammad Al-habsy atau sering disebut dengan Haul Solo. (mth)

Kompas Blunder, Warga Meninggal Kelaparan Ibadah Haji Disalahkan

Jakarta, FNN- Media sosial dibikin geger dengan tulisan berita dari KompasTV terkait kasus empat jenazah yang masih satu keluarga ditemukan meninggal dunia di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat pada Jum\'at, (11/11/22). Demikian perbincangan dua wartawan senior FNN Hersubeno Arief dan Agi Betha dalam kanal YouTube Off The Record, Senin (14/11/22) di Jakarta. Agi Betha menyebut judul berita dari KompasTV soal kejadian ini tidak nyambung. Terlebih, KompasTV juga memakai gambar ilustrasi rumah dan empat orang jenazah tersebut. Judul berita KompasTV itu “Membantu Tetangga yang Kelaparan Lebih Utama daripada Berhaji, Sayangnya Banyak yang Tidak Peka”. Sontak saja KompasTV banyak menuai kecaman dari netizen karena judul dan framing berita itu tidak berdasar fakta yang terjadi, hanya karangan dan mengait-ngaitkan yang sama sekali tidak ada kaitannya. Setelah banyak diprotes, KompasTV akhirnya mengganti judul berita di situsnya dengan judul baru “Kasus Kematian Keluarga di Kalideres Karena Dugaan Kelaparan dan Pentingnya Kesalehan Sosial”. “Saya juga sangat heran ya, kenapa KompasTV membuat judul yang sangat sensitif,” ungkap Agi. Kemudian, Hersubeno panggilan akrab Hersu menyebut bahwa kasus ini tidak ada hubungannya dengan Haji dan umat Islam. Apalagi diketahui, korbannya adalah keluarga Tionghoa, bahkan tetangga yang pertama kali mengendus bau adalah ketua RTnya yang bernama Asiong keturunan dari Tionghoa juga. Lalu, kenapa yg disalahkan orang Islam dan dikaitkan dg ibadah Haji? “Jadi tidak pantas ya ini kasus dikaitkan dengan agama,” pungkas Hersu.(Lia)

Peserta Membludak, Gelora Boat Race Diusulkan Jadi Lomba Nasional untuk Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Tanah Air

Jakarta, FNN- Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia sukses menggelar \'Gelora Boat Race 2022\' di Pantai Gelora, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (13/11/2022). Gelora Boat Race 2022 ini, merupakan ajang balapan sampan atau perahu bermotor yang digelar untuk kedua kalinya, setelah even yang sama untuk pertama kalinya digelar pada 2021 lalu. Pantai Gelora sendiri yang berada di Meno, Utan, Kabupaten Sumbawa, NTB diresmikan oleh Anis Matta selaku Ketua Umum Partai Gelora pada Senin, 23 November 2020. Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan, \'Gelora Race Boat 2022\' diikuti hampir 100 peserta dari seluruh wilayah pesisir di Kabupaten Sumbawa. \"Tahun kedua ini minat pelomba makin besar, hampir seratus tim berasal dari seluruh wilayah pesisir di Kabupaten Sumbawa,\" kata Fahri Hamzah, Senin (14/11/2022). Selaku inisiator \'Gelora Boat Race\', Fahri mengatakan, balapan sampan ini merupakan pesta rakyat, sekaligus menyalurkan minat dan kegembiraan masyarakat. \"Balapan sampan ini pesta rakyat, diperlukan agar masyarakat dapat menyalurkan minat dan kegembiraannya,\" ujar Fahri. Karena itu, kata Fahri, dalam waktu dekat, \'Gelora Boat Race\' akan diusulkan ke pemerintah untuk menjadi ajang balap sampan nasional. Sebab, even balapan sampan ini juga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke tanah air. \"Dari Sumbawa, berikutnya kita berharap mengundang dari Kalimantan, Sulawesi, Bali, Pulau Lombok, NTT dan Ambon. Berikutnya lagi dari wilayah lain secara nasional,\" katanya. Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini mengatakan, tidak sulit untuk merealisasikan ide tersebut, karena daerah pesisir Indonesia memiliki tradisi sampan atau perahu yang telah mengakar. \"Balapan sampan ini tidak sulit direalisasikan, karena daerah pesisir Indonesia memiliki tradisi sampan atau perahu yang telah mengakar,\" ujarnya. Ketua DPD Partai Gelora Kabupaten Sumbawa Burhanudin Jafar Salam menambahkan, even \'Gelora Race Boat 2022\' merupakan ajang kegiatan maritim terbesar di Sumbawa. \"Tahun 2021 hanya 39 peserta, tahun ini mencapai 84 peserta terbagi ke dalam dua kelas standar dan terbuka. Tercatat minimal 1.400 penonton memadati pantai saat hari final dilangsungkan,\" kata Burhanuddin. Menurut dia, even \'Gelora Boat Race\' juga sekaligus untuk mengenalkan keberadaan Partai Gelora di Meno, Kabupaten Sumbawa, NTB ke tingkat nasional maupun mancanegara yang memiliki alam yang indah seperti di Bali dan Lombok. \"Jadi Pantai Gelora di Meno ini dibuka untuk umum pada hari-hari biasa. Selain berpasir putih untuk wisata pantai, wisatawan menyukai kegiatan menyelam dan berperahu, karena ombaknya tenang,\" katanya. Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta mengungkapkan, Pantai Gelora juga menjadi tempat kolaborasi bagi semua orang untuk mengekspresikan mimpi-mimpinya yang akan membawa kemajuan Sumbawa, NTB, dan Indonesia. Pengembangan Pantai Gelora sebagai tempat bercengkerama dan bergembira ini, lanjut Anis Matta, merupakan ide Fahri Hamzah, Wakil Ketua Umum Partai Gelora. Sebab, di tengah pandemi Covid-19 saat ini, yang diperlukan adalah menemukan peluang di tengah krisis. \"Kita sedang hidup di tengah krisis, kita fokus menemukan peluang seperti kata Pak Fahri Hamzah mengubah wajah pantai ini menjadi tempat bercengkerama dan tempat bergembira, begitu juga jika ingin mengubah Indonesia,\" kata Anis Matta, Senin (23/11/2022) lalu. \"Jadi jika bicara laut dunia, kita hanya bicara tiga tempat wisata, yakni laut Mediterania, laut Karibia dan laut Indonesia. Luas laut Indonesia adalah luas laut Mediterania yang dinikmati banyak negara, tapi kita Indonesia sendirian. Karena itu, kita perlu mempertahankan kegembiraan kita di tengah krisis ini,\" imbuhnya. (Lia)