POLITIK
Perwakilan Media Resmi G20 Sengaja Diajak Jokowi Keliling Tahura
Bali, FNN - Presiden Joko Widodo sengaja mengajak perwakilan media resmi G20 berkeliling Taman Hutan Rakyat (Tahura) di Bali, Rabu pagi, sambil menunggu pemimpin negara G20 tiba.“Presiden ngobrol dan terakhir presiden sendiri yang minta. ‘Kita ajak jalan-jalan saja, kasihan nunggu masih lama’,” kata Deputi Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, menyampaikan informasi kepada media di Bali, Rabu.Ia mengatakan keputusan Jokowi mengajak perwakilan media resmi negara G20 berkeliling Tahura karena jadwal kegiatan mundur 1-1,5 jam dari jadwal semula. “Ini menunggu delegasi negara, waktunya mundur 1-1,5 jam. Jadi media resmi setiap negara ini diajak menunggu di ruang tunggu. Jadi sebetulnya bukan mengundang media asing, tapi mereka media resmi yang mengambil foto delegasi setiap negara,” kata dia. Berdasarkan pantauan tayangan langsung video dari media center G20, Jokowi tiba sekitar pukul 8.45 WITA. Kemudian dia berbincang dengan para perwakilan media resmi dari negara G20 saat menanti kehadiran pemimpin G20 di Tahura.Berdasarkan foto-foto dan informasi kegiatan yang diterima dari Biro Pers Sekretariat Presiden di Bali, Rabu, pada kesempatan itu Presiden menjelaskan kepada para media resmi terkait Tahura Bali.Sementara para perwakilan media resmi negara G20 mengaku senang karena tanpa aturan protokoler yang ketat mereka bisa berbincang langsung dengan Jokowi. Pada kesempatan itu, dia didampingi Gubernur Bali, I Wayan Koster, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono. Salah satu momen menarik dalam kegiatan itu adalah Hadimuljono yang ikut, menjadi fotografer pada kesempatan itu. Basuki tampak memegang kamera DSLR dengan lensa panjang dan mengenakan topi yang dipakai terbalik. Basuki tampak berbaur dengan para fotografer mengabadikan kegiatan Jokowi.(Ida/ANTARA)
Di Tahura Ngurah Rai, Joe Biden Tampil Beda dari Tamu Negara Lain
Badung, FNN - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, tampil berbeda dibandingkan tamu negara lain yang menghadiri acara tambahan KTT G20 di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Denpasar, Rabu, untuk menanam bakau dan melihat proses konservasi hutan bakau di Indonesia.Biden, yang tiba di lokasi menggunakan mobil kepresidenan lapis baja Cadillac berjulukan \"The Beast\", mengikuti rangkaian kegiatan di Tahura Ngurah Rai mengenakan setelan jas berwarna biru donker, kemeja biru muda, dan kacamata hitam, sementara tamu negara lain mengenakan baju lengan panjang putih berkerah yang lengkap dengan logo G20 Indonesia.Di titik lokasi berhentinya kendaraan, Biden tidak langsung turun saat kendaraan lapis bajanya itu tiba. Beberapa anggota pasukan pengamanan khusus kepresidenan AS, Secret Service, siaga berjaga mengelilingi \"The Beast\", di antaranya di bagian depan dan belakang pintu penumpang, serta di sisi samping dan belakang mobil.Setelah beberapa menit, Biden pun turun kendaraan disambut langsung Presiden Joko Widodo tidak jauh dari titik berhentinya kendaraan. Jokowi langsung menyambut tangan Biden dan keduanya berbincang singkat di area bawah pendopo/wantilan, yang merupakan area menunggu dan bersantai untuk para tamu negara di Tahura Ngurah Rai.Biden, yang mengikuti Jokowi menaiki anak tangga untuk sampai di area utama wantilan, sempat tersandung. Namun, Jokowi sigap meraih tangan Biden agar presiden AS itu tidak terjatuh.Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, juga melangkah maju menghampiri Biden. Namun, langkah dia terhenti saat melihat Biden dapat kembali berdiri dan melanjutkan langkahnya.Setibanya di dalam wantilan, Biden melepas jasnya dan duduk bersama tamu negara lainnya, salah satunya dengan Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez.Tidak lama setelah Biden tiba di lokasi, yang disusul tamu negara lain, di antaranya Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri India, Narendra Modi, acara pun dimulai.Para tamu negara berjalan kaki menyusuri jembatan kayu di kawasan hutan bakau sambil mendengar paparan mengenai aksi konservasi bakau di Tahura Ngurai Rai.(Ida/ANTARA)
Hari Pertama KTT G20, Ada Kebersamaan dan Kemegahan
Nusa Dua, Bali, FNN - Cuaca di lokasi masuk Apurva, Kempinski, pada Selasa (15/11) begitu cerah. Sebanyak 38 pemimpin delegasi baik kepala negara/pemerintahan, maupun pemimpin lembaga internasional tiba di Apurva, Kempinski Hotel, Bali.Para tokoh dunia itu tiba di lokasi dengan menumpang kendaraan listrik ataupun non-listrik. Polisi Militer dengan sigap mengarahkan iringan kendaraan menuju lokasi kedatangan.Paspampres penjaga keamanan VIP dengan atasan merah dan celana panjang putih berjejer rapi menyambut para tamu negara.Dengan berpakaian sipil lengkap, para tamu spesial itu memasuki teras dan berjalan di lorong berkarpet merah yang kemudian disambut hangat oleh Presiden RI Joko Widodo.Dengan senyum merekah dan jabatan tangan erat, Presiden Jokowi menyalami para kepala negara/pemerintahan dan pimpinan lembaga yang satu per satu tiba di lokasi penyambutan.Di depan instalasi latar tiga lidah api dengan campuran warna merah dan biru berlogo G20 di tengahnya, Presiden menjabat tangan dan berfoto bersama masing-masing tamu.Usai sesi penyambutan dan foto, Jokowi mengajak para pemimpin ke Candi Ballroom untuk mengikuti sesi pertama KTT G20 yang membahas ekonomi global, keamanan pangan, dan energi.Dapat menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT G20 dan memimpin Presidensi G20 Indonesia, menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia.“Merupakan sebuah kehormatan bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah KTT G20. Saya sangat paham, perlu upaya yang luar biasa agar kita dapat duduk bersama di ruangan ini,” kata Presiden dalam sambutan pengantar sesi pertama KTT G20.Pada awal pekan ini, dunia internasional berfokus kepada pertemuan G20. Indonesia berupaya maksimal dalam menjembatani perbedaan yang begitu besar.Indonesia menegaskan bahwa keberhasilan forum G20 dapat tercapai jika seluruh anggotanya berkomitmen, bekerja keras, menyisikan perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret dan bermanfaat bagi dunia.Seluruh negara bertanggung jawab tidak hanya kepada masyarakatnya saja, tetapi juga atas masyarakat dunia. “Bertanggung jawab berarti menghormati hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB secara konsisten,” tegas Jokowi.Usai melakukan sesi pembahasan pertama, Presiden dan para pemimpin melakukan santap siang di Rumah Bambu, Ocean Front Lawn, Apurva Kempinski.Usai santap siang, Presiden dan kepala delegasi kembali ke Candi Ballroom untuk melakukan sesi pembahasan kedua KTT G20.Dalam pembukaan sesi kedua, Indonesia mendorong dunia mengambil langkah nyata dan segera sehingga dunia lebih siap untuk menyelamatkan nyawa dan ekonomi global.Tiga hal langkah nyata yang diusulkan Indonesia yakni penguatan arsitektur kesehatan global, pemberdayaan negara berkembang, dan penyiapan dunia dari darurat kesehatan global. “Never again harus menjadi mantra kita bersama,” ucap Jokowi.Kemudian, dalam pertemuan Kemitraan Infrastruktur dan Investasi Global (PGII), Indonesia mendukung skema itu harus berdasarkan kebutuhan negara tujuan. Upaya PGII juga harus didasarkan kepada paradigma kolaborasi dalam mendukung pembangunan infrastruktur di negara berkembang. Fokus PGII juga harus menghasilkan dukungan pembangunan berkelanjutan, termasuk melalui pembangunan hijau dan transisi energi.Jamuan makan malamPada malam harinya, beberapa kepala delegasi menghadiri jamuan makan malam di Garuda Wisnu Kencana. Sorotan lampu ke arah tebing dan patung garuda wisnu kencana menjadi pemandangan yang spektakuler.Para tamu tiba di karpet merah dan disambut oleh Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Para tamu negara mengenakan batik sementara Presiden dan Ibu Iriana mengenakan pakaian adat khas Bali. Indonesia mengapresiasi kehadiran para tamu dalam acara yang juga menampilkan pertunjukkan seni budaya itu.Patung Garuda Wisnu Kencana karya I Nyoman Nuarta dijelaskan oleh Presiden bermakna cinta, tanggung jawab, keberanian, dan pengabdian.Sedangkan menu santap malam yang disajikan kepada kepala delegasi berasal dari berbagai daerah Indonesia. Sebagai pembuka, campuran mangga, rumput laut, salad dengan bumbu rujak bali dan perkedel jagung daging rajungan Manado. Menu lainnya, tenderloin sapi wagyu asal Lampung, rendang Padang, mousseline singkong dan kentang, asparagus dalam saus kunyit Bali, hingga puree terong balado menjadi menu utama malam itu.Para tamu juga menyicip menu penutup berupa mousse coklat Aceh, nasi tuille, beras ketan hitam dengan kelapa parut, dan coulis mangga.Penampilan kesenian juga dilakukan secara apik dan megah, dengan sorotan cahaya dan video ke arah tebing yang mengelilingi lapangan.Tarian kontemporer, antara lain khas Bali, Jawa, hingga Papua, serta musik dan lirik dalam acara itu sarat makna yang mengingatkan perlunya seluruh negara hidup harmonis bersama untuk keluar dari situasi sulit pasca pandemi COVID-19 yang mendera.Indonesia menjadi Presidensi G20 setelah menerima dari Italia pada 2021, dan akan menyerahkan kepada India sebagai Presidensi G20 2023.Presidensi G20 Indonesia mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger dengan tiga isu prioritas, pertama arsitektur kesehatan, kedua transisi energi berkelanjutan, dan ketiga transformasi digital.Para kepala delegasi telah membahas isu pertama dan kedua pada Selasa (15/11) dan isu ketiga pada Rabu.Selain itu, Bali juga menjadi saksi sejumlah pertemuan bilateral kepala negara/pemerintahan anggota G20, seperti pertemuan bersejarah antara Presiden AS Josep R Biden dan China Xi Jinping yang menyepakati perlunya meningkatkan kembali hubungan kedua negara dan dialog secara terbuka dan jujur.Sejumlah negara lain juga melaksanakan pertemuan bilateral seperti Prancis, Turki, Jerman, dan China. Sebagai tuan rumah, tentu hal itu dapat membuat peran Indonesia dalam pembangunan global semakin meningkat.(Ida/ANTARA)
Heboh, Anies Baswedan Bertemu Gibran, Ada Deal Politik Apa?
Solo, FNN - Kemarin, saat pertemuan KTT G20 yang dihelat oleh Pak Jokowi di Denpasar, Bali, mulai dilaksanakan, ada kehebohan terjadi. Bukan kehebohan dalam KTT, tapi kehebohan di kampung halaman Pak Jokowi sendiri, yakni di kota Solo. Putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, yang saat ini menjadi Walikota Solo, menemui Anies Baswedan di sebuah hotel di kota Solo. Pertemuan ini langsung menjadi trending topic Indonesia dan kata kunci \"Gibran bertemu dengan Anies\" itu paling banyak dicari di Google. Topik ini pula yang dibahas oleh Hersubeno Arif, wartawan senior FNN, dalam kanal YouTube Hersubeno Point edisi Selasa, 15 November 2022. Menurut Hersu, pertemuan Anies Baswedan dengan Gibran ini jelas sangat menghebohkan karena pertemuan ini terjadi di tengah tensi politik yang memanas akibat pencalonan Anies Baswedan oleh partai Nasdem, atau tepatnya oleh Surya Paloh. Tak heran jika banyak orang bertanya-tanya, ada apa ini? Orang pun pasti akan menduga-duga bahwa ada deal-deal politik tertentu. Padahal, bukan rahasia umum lagi bahwa Jokowi tidak suka dengan Anies, bahkan sejak Anies menjadi Mendiknas hingga akhirnya direshuffle oleh Pak Jokowi. Padahal, waktu itu kinerja Anies sebagai menteri menjadi salah satu yang paling mencorong. Hal itu diketahui dari hasil survei, bahkan setelah Anies tidak lagi menjabat jadi menteri, Anies masih masuk dalam tiga besar menteri yang dinilai kinerjanya baik. Kelihatannya waktu itu Pak Jokowi melihat Anies sebagai calon matahari kembar yang bisa menjadi pesaingnya. Oleh karena itu, sebelum dia membesar, dia harus dipangkas lebih lebih dulu. Tetapi, ternyata perjalanan sejarah membawa Anies ke posisi yang jauh lebih strategis dibandingkan sebagai Menteri, hingga pada Pilkada 2017 terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta mengalahkan calon yang didukung oleh Jokowi, yakni Ahok. “Setelah itu, Anies kemudian betul-betul menjadi semacam matahari kembar: Jokowi di Jalan Merdeka Utara, Anies di Jalan Merdeka Selatan,” kata Hersu. Oleh karena itu, lanjut Hersu, kabarnya, pencapresan Anies Baswedan oleh Surya Paloh membuat Jokowi marah besar, apalagi Nasdem adalah partai koalisi pendukung pemerintah. Pasti Pak Surya Paloh tahu bahwa Pak Jokowi tidak menginginkan Anies Baswedan menjadi calon presiden, tapi tiba-tiba dia membelot, dia mencalonkan diri, bahkan sendirian, karena PKS dan Demokrat sampai sekarang belum belum sepakat untuk mengusung Anies, tepatnya belum mendeklarasikan. Dengan ini, kelihatannya Pak Surya Paloh sengaja menyelamatkan Anies yang pada waktu itu ditarget oleh ketua KPK, Firly, untuk jadi tersangka. Jadi, sebelum dijadikan tersangka, Surya Paloh mendahului dengan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres dari Nasdem. Namun, spekulasi bahwa Jokowi marah dibantah oleh Surya Paloh. Dia mengaku bahwa rencana deklarasi Anies capres sudah disampaikan kepada Pak Jokowi dan Surya Paloh mengklaim Pak Jokowi menyambut menyambut dengan baik. Namun, baik dari gestur tubuh maupun pernyataan Pak Jokowi, tampak sekali bahwa Pak Jokowi sangat kesal dan marah, atau netralnya tidak berkenan. Hersu melanjutkan bahwa setelah itu tensi politik makin memanas. Banyak desakan untuk mereshuffle menteri-menteri dari Nasdem, terutama dari PDIP. Ketika muncul berbagai desakan, Surya Paloh mengaku pasrah, karena itu hak prerogatif dari Presiden Jokowi, meski sebetulnya Nasdem masih ingin mengawal Presiden Jokowi dan Ma\'ruf Amin itu sampai akhir masa jabatan, 2024. Kembali ke soal pertemuan Gibran dan Anies, tidak jelas ini inisiatif pertemuan dari siapa. Yang kita tahu, pagi itu Gibran yang mendatangi hotel tempat Anies bermalam, di sebuah hotel di kota Solo. Seperti bisa dilihat di video, setelah bertemu kemudian mereka berjalan masuk ke restoran dan ngobrol berdua selama sekitar 40 menit. “Saya senang sekali tadi pagi bisa menyambut beliau dan sarapan sambil ngobrol. Luar biasa, banyak hal yang kita obrolin,” kata Anis ketika memberikan penjelasan kepada media selesai pertemuan. Penjelasan dan foto-foto pertemuan ini juga diunggah di Instagram pribadi Anies Baswedan. Dalam instagram pribadinya itu Anies menjelaskan alasan pertemuan itu adalah karena sama-sama pernah bertugas mengelola sebuah kota. Kata Anies, salah satu materi pembicaraannya adalah terkait pengembangan kendaraan umum. Hal itu dibenarkan oleh Gibran. Selain masalah kendaraan umum, mereka juga banyak berbagi pengalaman terkait pengelolaan kota pada umumnya. Yang menarik, kata Hersu, usai pertemuan, Gibran dan Anies mengganti celana panjang mereka dengan sarung batik, bahkan Gibran kemudian melepas sepatunya dan mengganti dengan sendal jepit. Dan yang lebih menarik, mereka berdua kemudian masuk ke satu mobil menuju lokasi haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi yang digelar di Pasar Kliwon dan kelihatannya menggunakan mobil Anies. “Luar biasa sekali ini pemandangannya,” ujar Hersu. ”Walaupun Gibran dan Anies mengaku tidak bicara politik, tapi pertemuan mereka kita itu sendiri, bahasa tubuh mereka sendiri, dan kemudian pernyataan mereka yang saling memuji, sulit bagi kita melepaskan bahwa ini bukan merupakan sinyal politik, “ kata Hersu. Pertemuan keduanya ini, lanjut Hersu, kalau diamati di media, termasuk media sosial, itu disambut secara berbeda di antara dua kubu yang berseberangan. Kubu pendukung Anies Baswedan menyambut positif pertemuan itu. Sementara, kubu penentang Anies menilai sebaliknya. Yunanto Wijaya, pemilik lembaga survei pendukung garis keras Ganjar, misalnya, menyindir Anies dan mengkritik ”Cie, hari ini ada yang minta waktu ketemu sarapan bareng Walikota Solo”. Demikian juga anggota DPR RI dari PDIP, Said Abdullah, menilai bahwa ini pasti ada udang di balik batu pertemuan Anies dengan Gibran. Bahkan, dia menilai bahwa selama ini Anies minim prestasi selama memimpin Jakarta sehingga berupaya mendompleng nama Putra Presiden Jokowi untuk mendapat dukungan. “Ini dalam rangka Anies memperbesar suaranya karena Anies tidak punya kinerja,” kata Said Abdullah. Benarkah Anies tengah melakukan manu politik dengan bertemu Gibran? “Saya kira nggak salah juga kalau ada penilaian tersebut. Wajar kalau politisi itu bertemu dengan politisi yang lainnya, itu pasti ada target-target politik tertentu. Sangat mungkin Anies ini ingin menurunkan tensi ketegangan politik dengan Jokowi dengan cara mengirim sinyal atau pesan-pesan politik lewat Gibran,” kata Hersu. Tapi, yang terjadi juga bisa sebaliknya, lanjut Hersu. Kalau melihat langkah Gibran belakangan ini, dia banyak melakukan manuver dan menunjukkan ini ada tanda-tanda dia ingin keluar dari bayang-bayang politik bapaknya, ujar Hersu. Dia, misalnya, beberapa waktu yang lalu bikin heboh dengan menemui Rocky Gerung di rumah pribadinya. Padahal, kita tahu bahwa hampir setiap hari bersama saya Bung Rocky Geruh mengkritik Presiden Jokowi, tetapi Gibran bisa dengan santai menemui Rocky Gerung. “Jadi, luar biasa juga langkah manuver dari Gibran ini,” ujar Hersu. Menurut Hersu, sebelum ketemu Anies, Gibran juga memuji Anies dengan menilai Anies sebagai gubernur yang berhasil membangun kota Jakarta. Jadi, apakah ini manuver politik dari Anies atau dari Gibran atau manuver dari keduanya? Bagaimana penilaian Anda? Forum News Network mendorong terus proses-proses semacam ini, dengan harapan bisa menurunkan ketegangan politik dan yang paling penting bisa mengakhiri pembelahan. Mudah-mudahan, apa yang dilakukan oleh Anies Baswedan dan Gibran tidak hanya membawa kebaikan mereka berdua, tapi juga membawa kebaikan kita bersama, terutama untuk mengakhiri pembelahan di antara bangsa kita. Demikian Hersubeno Arif mengakhiri pembahasannya. (Ida,sws)
Pertemuan Anies dan Gibran Membuktikan bahwa Tokoh Politik Bersatu
Jakarta, FNN - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menegaskan pertemuan Anies Baswedan dan Gibran Rakabuming menunjukkan kedewasaan berpolitik dan semua tokoh politik bisa bersatu.\"Mau disebut manuver atau apa pun, tidak masalah. Itu subjektif, nggak bisa dilarang juga. Pertemuan keduanya adalah warna politik yang dewasa. Keduanya juga menunjukkan politik yang rekonsiliatif,\" kata Willy, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.Willy mengatakan jika pertemuan Anies dan Gibran ini menunjukkan bahwa permusuhan dan rasa kebencian harus dibuang dari politik. \"Praktik keduanya saya kira cukup memberikan pembelajaran bagi publik bahwa corak politik yang penuh permusuhan dan kebencian itu harus dibuang jauh-jauh,\" katanya menegaskan.Hal itu dibuktikan dengan elite politiknya sendiri bisa bertemu, dan saling sapa serta saling tukar pikiran. Dan itu telah ditunjukkan oleh Anies dan Gibran dengan sangat baik.Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR ini menilai sikap politik yang ditunjukkan Anies dan Gibran harus dicontoh oleh politikus lain. Dia mengatakan persaingan gagasan boleh terjadi, tapi jangan sampai saling benci.\"Saya kira apa yang telah ditunjukkan oleh keduanya harus diapresiasi dan dicontoh oleh semua politisi. Tarung boleh, tanding boleh, tapi itu hanya ada di tataran gagasan dan wacana saja. Tidak lebih, tidak kurang,\" kata dia.Sementara terkait pernyataan Said Abdullah yang menyebut Anies bertandang ke Solo dan menemui Gibran karena tidak punya hasil kinerja, Willy mengklaim mayoritas warga DKI Jakarta merasa puas dengan kinerja Anies semasa menjabat sebagai gubernur.Anies menggelar pertemuan dengan Gibran dalam kunjungannya ke Solo, Jawa Tengah, hari ini. Keduanya sempat sarapan bersama sebelum menghadiri acara Haul Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, di area Masjid Ar Riyadh, Pasar Kliwon, Solo.Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah menilai ada kepentingan dan maksud tertentu dari Anies Baswedan yang menemui Wali Kota Solo Gibran Rakabuming sekaligus putra Presiden Joko Widodo.Ketika ditanyakan soal pujian yang dilontarkan Anies ke Gibran. Said menyebut wajar terkait pujian itu. Menurutnya, Anies memuji Gibran karena tidak punya kinerja. Selain itu, Said juga menuding langkah Anies itu bagai pepatah \'ada udang di balik batu\'.(Sof/ANTARA)
LaNyalla: Sesi Ketahanan Pangan G20 Sebaiknya Bahas Kedaulatan dan Dengar Suara Aktivis Lingkungan
Bali, FNN – Salah satu ancaman global yang serius adalah krisis pangan dunia. Dan peringatan soal itu sudah disampaikan Badan Pangan Dunia (FAO). Sehingga, dalam pembahasan G20 Sesi Ketahanan Pangan, Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap Indonesia serius membahas ketahanan pangan dengan paradigma kedaulatan dalam negeri. “Artinya Indonesia mampu membangun ketahanan pangan tanpa ketergantungan dengan bahan yang kita tidak berdaulat. Alias yang masih harus kita impor. Termasuk bahan baku pupuk kimia dan obat-obatan serta vaksin ternak,” tandasnya (15/11/2022) di Bali. Untuk itu, industri penunjangnya harus dibangun di sini, dengan bahan baku yang ada di sini. Dikatakan LaNyalla, negara-negara G20 sudah menerapkan bioteknologi agrikultur. Termasuk AS, Brazil, Tiongkok dan India. Tetapi Indonesia masih mendiskusikan. Padahal kita memiliki Lembaga Riset dan Penelitian untuk itu. “Bioteknologi terbukti sebagai jawaban atas perubahan iklim, krisis air, sekaligus pengurangan pestisida dan emisi karbon dunia. Itu jika orientasi bioteknologi dibaurkan dengan program lingkungan hidup dan energi hijau,” imbuhnya. Karena itu ia berharap, Sesi Ketahanan Pangan G20 juga mendengar aspirasi dari para pegiat lingkungan, seperti Greenpeace, Walhi dan lainnya. Yang sudah menyuarakan beberapa kritik dan masukan mereka. “Kritik mereka membangun. Termasuk kritik terhadap program Food Estate Singkong di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, yang kini videonya viral. Selain dianggap gagal, juga berdampak alih fungsi hutan cukup luas,” urai Ketua Dewan Penasehat KADIN Jawa Timur itu. Padahal, lanjut LaNyalla, pemerintah sendiri sudah mengatakan, melalui Menkeu, bahwa ada ancaman yang lebih dahsyat dari Pandemi Covid, yaitu perubahan iklim, karena pemanasan global yang juga disumbang deforestasi hutan. LaNyalla juga memberi masukan bahwa Indonesia masa depan, dengan keunggulan komparatif sumber daya alam serta jumlah penduduk usia produktif, seharusnya mampu menjadi lumbung pangan dunia dan penghasil oksigen melalui biodiversitas hutan. Ketua DPD RI menghadiri KTT G20 didampingi Anggota DPD RI asal Aceh Fachrul Razi, Staf Khusus Ketua DPD RI Brigjen Pol Amostian, Staf Ahli Ketua DPD RI Baso Juherman dan Kabag Sekretariat Ketua DPD RI Azmaryadhy. (Sof/LC)
Bikin Kaget, Setelah Anies, Kompas Ikut Jadi Antitesa Jokowi
Jakarta, FNN - Litbang Kompas kembali merilis hasil survei yang membuat masyarakat kaget. Setelah sebelumnya Kompas membuat kekacauan dengan membandingkan satu pletora agama dan pletora politik, kini Kompas mendeskripsikan bahwa pengaruh Jokowi terhadap calon presiden yang didukungnya ambyar. Demikian benang merah yang bisa ditarik dari perbincangan Hersubeno Arif, wartawan senior FNN dengan pengamat politik Rocky Gerung dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa, 15 November 2022. Mereka membahas soal konstelasi dalam negeri berkaitan dengan publikasi hasil survei Litbang Kompas. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa ternyata angka endorsement dari Pak Jokowi itu atau presiden yang didukung oleh Pak Jokowi hanya dipilih oleh 15,1% pemilih, sementara yang menolak itu 30,1%. Jadi 100% lebih yang menolak. Ketika ditanyakan pada Bung Rocky ini tanda-tanda apa, Bung Rocky menjawab, “Ini tanda-tanda bahwa endorsement power dari Pak Jokowi sudah nggak ada. Kan selalu presiden di ujung jabatannya dia ingin mewariskan, melanjutkan, yang disebut continuity, tetapi ternyata change-nya lebih banyak. Tapi tetap tanda pertama bahwa daya pengaruh dan daya assesmentship Jokowi sudah tidak ada. Sebagai ada orang yang justru di ujungnya dianggap masih mampu untuk dimintakan sisa-sisa tenaga untuk diwariskan, itu ternyata nggak. Jadi percuma kalau nanti orang datang lagi ke Pak Jokowi, minta restu segala macam, nggak ada gunanya. Jadi sebetulnya kesimpulan saya, satu tadi endorsement-nya berhenti; yang kedua orang butuh antitesis sebetulnya dalam politik. Nah, yang paling harus saya pastikan apakah Kompas sudah jadi antitesis Jokowi juga?” Seperti sudah dibahas sebelumnya bahwa kemarin Kompas membuat kekacauan, lalu orang protes, mengapa Kompas membandingkan satu pletora agama dan pletora politik. Naik haji nggak ada hubungannya dengan keharusan membantu orang miskin. Membantu orang miskin adalah kewajiban, tetapi bukan trade off dengan naik haji. Kelaparan itu, entah apa penyebabnya, tetapi tanggung jawab negara. Oleh karena itu, dalam penjelasan lebih lanjut soal survei Kompas, Rocky Gerung mengatakan bahwa kelihatannya Kompas mau balancing lagi. Dia selalu dalam wilayah abu-abu, sebetulnya wilayah oportunis kalau kita pakai bahasa politik, atau wilayah pragmatis kalau kita pakai istilah bisnis. Jadi, secara bisnis dan politik, Kompas itu opportunis dan pragmatis. Tentu Kompas melihat bahwa ada trend, atau juga mungkin ini cuma dipancingkan saja supaya Pak Jokowi saya kasih perhatian pada keadaan yang sekarang. Tetapi, lepas dari itu, memang orang sudah nggak percaya pada hasil-hasil musra. Yang sebetulnya dikehendaki oleh publik hanya bisa dibaca melalui survei yang jujur, tetapi kalau orang bilang Kompas yang bikin, mungkin orang enggak percaya juga, “Tapi saya mau pastikan bahwa keadaan yang dibaca oleh Kompas itu, persis seperti yang saya lihat di daerah-daerah. Jadi ada gairah untuk menjadikan Anies presiden, ada gairah untuk menganggap bahwa semua yang di endorse oleh Presiden Jokowi itu pasti jadi loyang”. “Saya cuma menyimpulkan secara metaforik dengan Kompas bahwa sebetulnya Kompas mau bilang bahwa sebetulnya Pak Jokowi bukan Raja Midas karena semua yang dia tunjuk tidak jadi emas, justru jadi loyang. Jadi, hati-hati mereka yang minta diasuh oleh Pak Jokowi, dari emas Anda bisa jadi loyang,” lanjutnya lagi. Lebih lanjut, ketika Hersu menyatakan bahwa dirinya percaya dengan hasil survei Kompas dengan alasan Kompas berani menyatakan atau memberikan informasi yang buruk tentang Jokowi, Rocky Gerung menyatakan, “Ya, betul dan sebetulnya survei per hari ini memang Pak Jokowi jatuh semua kan. Indikator ekonomi, makro maupun mikro, apalagi sekarang soal dunia. Jadi ini saat yang betul-betul bagian paling nadir dari Pak Jokowi, di titik bahwah. Dan kita tahu bahwa Golkar misalnya bersiap-siap untuk kembali menjadi partai otonom, mungkin juga Cak Imin lagi berupaya untuk cari jalan lain karena habis baca survei Kompas, dianggap bahwa dekat dengan Prabowo bisa enggak dapat co tail efeknya. Jadi, kompas ini pada hari ini memang membaca keadaan. Jadi dia fit dan proper dengan situasi sosiopsikologis, bukan sekadar sosial ekonomis rakyat.” “Jadi, sekali lagi, temuan-temuan Kompas ini pasti akan diikuti oleh yang lain, yang ingin melihat apakah konsisten temuan Kompas bahwa daya dorong Jokowi itu, endorsement powernya itu, masih ada apa nggak. Kelihatan memang sudah nggak ada,” lanjutnya. Ketika dikaitkan dengan implikasi politik, Rocky menjelaskan, “Kita mau membedakan antara endorsement power yang menurun dengan kemampuan Pak Jokowi masih pegang kartu truf dan sprindik-sprindik. Jadi, kemampuan Pak Jokowi untuk mendorong sudah enggak ada, tetapi kemampuan Pak Jokowi untuk mencegah, masih banyak. Mereka ini pasti juga tetap akan sprindik enggak dikeluarkan Pak Jokowi.” “Jadi begitulah politik, diasuh oleh sesuatu yang irasional, dan kita merasa jijik betul atau jingung, bikin jijik dan bingung, dengan politik yang tidak ada ide, mondar-mandir, kasak kusuk, nggak ada idenya tentang Indonesia,” tegas Rocky Gerung. ((sof, sws)
Indonesia Butuh Angkatan Laut yang Kuat dan Marinir yang Hebat
Jakarta, FNN - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, Indonesia sebagai negara kepulauan membutuhkan angkatan laut yang kuat dan marinir yang hebat.\"Karena tapal kedaulatan kita berada di laut dan garis pantai yang harus kita jaga amatlah panjang,\" kata Yudo dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Kasal (Wakasal) Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono dalam peringatan HUT ke-77 Korps Marinir di Sarang Petarung Marinir, Cilandak, Jakarta, Selasa, yang ditayangkan secara daring. \"Hari ini, untuk menang perang tidak cukup dengan semangat membara meskipun itu adalah modal utama. Hari ini menang perang tidak cukup dengan mental baja, karena musuh telah melangkah jauh dengan teknologinya,\" ujarnya. Oleh karena itu, kata Yudo, TNI AL dan Marinir di dalamnya harus terus dibangun dengan prajurit yang profesional dan alutsista yang modern untuk menjadi kekuatan yang benar-benar tangguh.Menurut dia, Korps Marinir akan berdiri paling depan apabila negara dalam situasi terancam. \"Jika negara terancam, maka marinir pasti berdiri paling depan, tidak peduli nyawa yang menjadi taruhan. Prajurit marinir yang selalu hadir dan menjadi solusi ketika rakyat dan negara ini membutuhkan,\" ujarnya.Prajurit Korps Baret Ungu, kata dia, selama ini tidak pernah mengedepankan ego dan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan sebagai prajurit matra laut yang menjadi pembeda di setiap laga. \"Marinir adalah hantu yang menakutkan bagi setiap lawan, sekaligus simbol prajurit yang rendah hati dan humanis dengan kesadaran tinggi bahwa mereka adalah tentara rakyat yang haram merugikan dan menyakiti hati rakyat,\" tegas Yudo. Yudo juga menyampaikan bahwa dunia saat ini terus berkembang dengan dinamika yang sangat tinggi. Menurutnya, perkembangan tersebut terlihat dari kemajuan teknologi yang terus melompat dan berpacu dengan waktu. Kemajuan teknologi juga menjadi tantangan tersendiri yang sulit diprediksi dan tak menentu.Dia mengatakan, tidak ada negara yang benar-benar menginginkan perang, namun ketika konflik kepentingan tidak dapat dikompromikan, maka kekuatan senjata akan menjadi pilihan untuk menghadapinya.\"Maka, sebagai garda negara yang terdepan, hal terbaik yang harus kita lakukan adalah bersiap menghadapi segala kemungkinan, bahkan yang paling mengerikan,\" kata Yudo menegaskan.Dalam 77 tahun pengabdian tanpa pamrih, tambah dia, prajurit Korps Marinir tidak hanya sekadar mewarnai, tetapi telah menciptakan lukisan tinta emas tersendiri pada lembar sejarah perjalanan bangsa Indonesia.\"Bangsa ini tidak akan lupa jasa dan pengabdian Korps Marinir dalam mencegah bangsa penjajah kembali berkuasa. Rakyat Indonesia tidak mungkin ingkar dengan darma bakti prajurit KKO di masa perjuangan Trikora, Dwikora, dan ketika negara harus menghadapi berbagai pengkhianatan dan pemberontakan,\" tuturnya.Pada kesempatan itu, Yudo menyampaikan rasa bangga dan penghormatan yang setinggi-tingginya atas jasa dan pengabdian patriot sejati prajurit Korps Marinir dari masa ke masa. Terlebih lagi yang telah gugur sebagai kusuma bangsa, sungguh besar jasa mereka dalam mengharumkan nama Korps Marinir, TNI AL, dan Indonesia.\"Kiranya pengorbanan para ksatria samudera ini akan selalu akan dikenang menjadi tauladan pemompa semangat perjuangan kita semua untuk meneruskan pengabdian jalasena yang setia, tulus, dan gagah berani,\" ujar Yudo.(Ida/ANTARA)
Saat Jamuan Makan Siang G20, Jokowi Memberi Kesempatan kepada Presiden IOC untuk Berbicara
Bali, FNN - Presiden RI Joko Widodo memberikan kesempatan kepada Presiden International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach untuk berbicara pada sesi jamuan makan siang kepala negara dan delegasi KTT G20 di Bamboo Dome, The Apurva Kempinski Bali, Nusa Dua, Bali, Selasa.“Pada makan siang ini saya mempunyai dua tamu yang saya harap bisa berbicara. Pertama Presiden IOC Mr. Thomas Bach, dan kedua Presiden FIFA Mr. Gianni Infantino. Sekarang saya mengundang Mr. Thomas Bach untuk menyampaikan sambutannya,” ujar Jokowi.Presiden IOC Thomas Bach dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema KTT G20 Indonesia “Recover Together, Recover Stronger” sejalan dengan moto olimpiade yakni Faster, Higher, Stronger Together.Dia menyampaikan pandemi global memperjelas betapa pentingnya olahraga bagi kesehatan fisik dan mental serta dapat menyelamatkan nyawa.“Inilah mengapa Komite Olimpiade Internasional bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia untuk mempromosikan masyarakat yang sehat dan tangguh melalui olahraga,” kata Bach.Menurutnya, atlet Olimpiade berperan penting sebagai panutan untuk gaya hidup sehat. Dia menyampaikan kerja sama yang sangat baik dengan pemerintah Jepang dan Tiongkok serta kemitraan erat IOC dengan WHO sangat penting bagi IOC untuk menyelenggarakan dua edisi Olimpiade dan Paralimpiade dengan sukses dan aman selama puncak pandemi.“Selama masa-masa kelam ini, Olimpiade Tokyo 2020 dan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 memberikan harapan dan optimisme kepada begitu banyak orang di seluruh dunia,” jelasnya.Dia menekankan pesan penghargaan yang tidak terhitung jumlahnya dari semua lapisan masyarakat dirangkum dengan sangat baik oleh Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom yang mengatakan Olimpiade menyatukan seluruh dunia dalam solidaritas dan perayaan harapan.“Kami hanya dapat menyatukan seluruh dunia, jika para atlet dari 206 Komite Olimpiade Nasional dapat berpartisipasi di Olimpiade. Inilah yang dimaksud dengan pertandingan Olimpiade dan Paralimpiade. Seluruh dunia bersama-sama dalam persaingan damai tanpa diskriminasi apapun,” kata dia.Bach mengatakan dalam situasi sekarang ini beberapa pemerintah mulai memutuskan atlet mana yang diizinkan untuk berpartisipasi dalam kompetisi olahraga internasional dan atlet mana yang tidak. Mereka melakukannya atas dasar politik.Menurutnya, IOC membutuhkan partisipasi semua atlet dalam olimpiade tanpa diskriminasi, termasuk atlet yang negaranya sedang berkonfrontasi atau berperang, guna mendorong terciptanya perdamaian.\"Sebuah kompetisi antara atlet dari negara-negara yang berpikiran sama, bukanlah simbol perdamaian yang bertahap. Di era perpecahan ini, peran kita jelas, untuk menyatukan dunia dan bukan memperdalam perpecahan,\" kata Bach.(Ida/ANTARA)
Jokowi Mengantar Tamu KTT G20 Makan Siang dengan Mengemudikan "Buggy Car"
Nusa Dua, Bali, FNN - Presiden Ri Joko Widodo mengemudikan mobil golf atau buggy car yang membawa sejumlah kepala negara anggota G20 serta perwakilan organisasi internasional menuju lokasi makan siang di sela-sela rangkaian kegiatan KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa.Dengan mengenakan kemeja putih dengan bagian lengannya digulung dan berdasi hitam, Jokowi tampak menyetir mobil golf dari lokasi pertemuan utama di Candi Ballroom, The Apurva Kempinski, menuju Ocean Front Lawn yang masih berada satu kompleks dengan hotel tersebut.Seperti dipantau dari tayangan langsung di media center KTT G20 di Bali, Selasa, Jokowi tampak mengendarai buggy car sembari bercengkerama dengan perwakilan beberapa organisasi internasional, antara lain Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) Mathias Cormann dan Managing Director International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva.Setibanya di lokasi makan siang, Jokowi kemudian disapa oleh Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman. Keduanya lalu mengobrol sebelum Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese turut bergabung. PM Jepang Fumio Kishida dan PM Kanada Justin Trudeau juga terlihat berbincang akrab di acara tersebut.Kawasan Ocean Front Lawn terletak di pinggir pantai yang dibangun sebuah kubah dari bambu khusus untuk KTT G20. Kubah tersebut melambangkan komitmen Indonesia terhadap ekonomi hijau, yang merupakan isu prioritas Presidensi Indonesia di G20, yaitu transisi energi, transformasi digital, dan arsitektur kesehatan global.Indonesia menyelenggarakan KTT G20 pada Selasa dan Rabu (16/11) sebagai puncak Presidensi G20 dengan mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger.(Ida/ANTARA)