ALL CATEGORY
Gelora Bung Karno, Gelora Anies
Bung Karno itu seorang pemimpin yang banyak bicara dan banyak bekerja. Menjadi politisi dan negarawan sekaligus seorang teknokrat. Banyak karya monumental yang telah ia hasilkan. Salah satunya yang menjadi cita-cita dan semangat nasionalismenya, berupa pembangunan Kawasan Senayan atau sekarang dikenal dengan nama Gelora Bung Karno (GBK). Tak ada langkah-langkah politiknya yang tidak ideologis, begitupun dengan kesehariannya. Kini dalam rentang waktu yang cukup jauh, lahir kepemimpinan Anies yang mengikuti jejaknya. Pemimpin yang menjadi harapan dan masa depan Indonesia. Salah satu prestasinya yaitu kehadiran Jakarta Internasional Stadium (JIS) di Jakarta, yang menjadi mahakarya, juga gelora Anies Baswedan. Oleh: Yusuf Blegur - Mantan Presidium GMNI BUNG Karno merupakan figur pemimpin Indonesia yang begitu dinamis dan meledak-ledak. Begitu banyak pemikiran dan gagasan-gagasan besar mewarnai kepemimpinannya. Ide-ide yang visioner dan melampau jamannya, seperti lekat dengan presiden pertama Indonesia yang dijuluki Putra Sang Fajar, Pemimpin Besar Revolusi Indonesia dan Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Maka wajar saja pemilik nama kecil Kusno yang menjadi presiden pertama Indonesia itu, melahirkan karya-karya spektakuler dan bersifat mercusuar, baik skala nasional maupun internasional yang berhasil maupun yang terpaksa mengalami mangkrak. Proyek-proyek pembangunan fenomenal yang bersejarah, prestisius dan mencerminkan identitas bangsa, tak sedikit berhasil diwujudkan Bung Karno. Beberapa yang sampai sekarang menjadi warisan seluruh rakyat Indonesia, masih bisa dinikmati dan menjadi kebanggaan baik yang berupa fisik maupun maupun warisan nilai-nilai dan semangatnya. Proyek-proyek pembangunan fisik inisiasi Bung Karno yang sebagian besar berhasil dilaksanakan, boleh dibilang sangat istimewa di jamannya. Sebut saja Gelora Bung Karno yang biasa disebut rakyat dengan Senayan. Ada juga Jembatan Semanggi dan Masjid Istiqlal yang arsitekturnya kaya estetika dan langka setidaknya di kawasan Asia pada waktu itu. Selain itu yang sampai sekarang berdiri kokoh, Bung Karno juga menyisakan patung-patung besar nan heroik yang menghampar di penjuru kota Jakarta. Ada patung Pak Tani, Ada Tugu monumen selamat datang, patung Pancoran dll. Semua proyek dan bangunan-bangunan yang menguras perhatian dan biaya besar itu, tergolong menakjubkan dan luar biasa. Mengingat Indonesia saat itu menjadi negara yang baru menikmati kemerdekaan seumur jagung, dibayangi ambisi kolonialisme yang ingin menjajah kembali, dipenuhi konflik politik dan pemberontakan dalam negeri serta ekonomi dan demokrasi yang belum tumbuh dan menguat. Belum lagi, cita-cita dan semangat Bung Karno yang ingin membangun Indonesia secara mental spiritual. Pembangunan yang tidak sekedar fisiknya semata, namun juga pembangunan yang meliputi jiwa raganya, mental spiritualnya , pembangunan semesta alam seperti istilah Bung Karno. Seperti \"Bangunlah jiwanya bangunlah badannya\" yang ada dalam lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya. Seperti itulah Bung Karno memaknai upaya pembangunan Indonesia. Bung Karno memang penuh gairah, eksotis dan begitu berambisi menjadikan Indonesia sebagai kekuatan besar di dunia. Salah satu penggali Pancasila itu, menghentak dunia dengan politik gerakan Non-Blok yang kemudian mengemuka dalam pelaksanaan Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Tak cukup sampai disitu, Bung Karno juga menawarkan Pancasila sebagai sebuah nilai-nilai universal di atas hegemoni kapitalisme dan Komunisme, dalam suatu kesempatan sidang PBB. Bung Karno begitu giat dan gigih menggelontorkan ide-ide progressif terkait nasionalisme dan internasionalisme untuk membawa Indonesia sebagai negara bangsa yang diperhitungkan dan disegani dunia. Cukup menggetarkan dan menyita perhatian dalam negeri dan dunia, Bung Karno terus melakukan propaganda dan provokasi kebangsaan dengan jargon-jargon seperti \"To Build The World A New\", \"Go To Hell With The Aid\" dan tak kalah mengusiknya semboyan kekuatan berbalut \"New Emerging Forces\" dsb. Bahkan telah merancang Pusat reaktor tenaga atom dan menjadikan Indonesia sebagai poros ekonomi dunia dengan program \"Decon\". Pelbagai diksi dan narasi sarat historis, filosofis dan ideologis yang ikut menggerakan revolusi Indonesia. Betapa sangat radikal dan fundamental hasrat dan gelora jiwa Bung Karno ingin diwujudkan dalam pembangunan karakter nasional bangsa. Menjadikan Indonesia berdaulat dalam bidang politik, kemandirian dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Membuat Indonesia sebagai sebuah negara bangsa yang berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dalam pergaulan antar bangsa. Menempatkan rakyat Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri (berdikari). Bukan sebagai bangsa kuli di atas kuli dan bangsa yang menjadi korban eksploitasi bangsa atas bangsa serta korban eksploitasi manusia atas manusia. Meskipun pada akhirnya spirit Bung Karno yang berujung pada politik revolusi, sosialisme Indonesia dan pimpinan nasional (resopim) itu harus pupus berhadapan dengan neo kolonialisme dan neo imperialisme. Bung Karno harus jatuh dan tersingkir oleh kekuatan bangsa asing maupun penghianatan segelintir bangsanya dan juga oleh kelengahannya sendiri. Dalam kekinian, situasi Bung Karno mirip dengan kecenderungan negara gagal yang dihadapi Indonesia karena pengaruh kekuatan kapitalisasi global mewujud oligarki. Pada saat itulah, empiris yang menjadi kegagalan Bung Karno atau dalam kata populer generasi sekarang, disebut proyek mangkrak Bung Karno, khususnya dalam pembangunan non fisik. Anies Seorang Soekarnois Meskipun serupa tapi tak sama. Anies seakan mengikuti jejak langkah Bung Karno. Boleh dibilang Anies menjadi pewaris pemikiran dan gagasan-gagasan Bung Karno. Terutama dalam soal-soal nasionalisme dan patriotisme. Apa yang diimpikan dan menjadi obsesi Bung Karno soal Marhaenisme, seperti tanpa banyak kata-kata oleh Anies direalisasikan dalam kebijakan populis. Menjadi Marhaenisme sejati yang satu kata dengan perbuatannya. Menjadi Gubernur Jakarta, Anies bukan hanya berhasil memajukan kotanya dan membahagiakan warganya. Ia juga menjadikan kota Jakarta sebagai kota megapolitan yang modern namun tetap humanis. Anies mempercantik Jakarta tapi tetap tak menghilangkan kesalehan sosialnya. Pembangunan kota Jakarta berteknologi dan memiliki estetika tinggi layaknya yang dilakukan Bung Karno kala itu, seakan menegaskan Anies itulah figur pemimpin nasionalis Marhaenis. Tak tumbang dicerca, tak terbang terbang dipuja, sebagaimana yang dilansir penulis Ady Amar. Anies memang pemimpin yang tangguh dan berintegritas meski dihujani isu, intrik dan fitnah. Framing jahat dan stereotif dengan cap politik identitas, intoleran, radikal dan fundamental tak mampu menggoyahkan apalagi sampai membunuh karakter Anies. Semua politisasi dan upaya kriminalisasi yang mengarah ke Anies, selalu dijawab dengan prestasi yang ditampuk penghargaan. Dedikasi dan pengabdian Anies kepada kepentingan publik, mampu mengalahkan rekayasa dan permukatan politik busuk. Terutama dari kelompok kepentingan yang bersembunyi di balik para buzzer dan kalangan haters. Anies bergeming dan berhasil merepresentasikan dirinya sebagai seorang marhaen, marhaenis dan penganut marhaenisme, tanpa pencitraan semu dan tanpa kamuflase. Anies perlahan dan pasti menjawab keraguan banyak kalangan akan kepemimpinannya. Anies menegaskan, Kata-kata seorang pemimpin itu bukan janji yang diingkari. Cita-cita dan pengabdian pemimpin kepada rakyatnya itu bukan mimpi. Anies mampu memberikan pengertian, sesungguhnya pemimpin itu adalah nama lain sekaligus perwujudan kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyatnya. Memaknai perjuangan wong cilik itu tidak sebatas pada panggung-pangung kampanye dan retorika politik. Seiring waktu dan terbukti, dari mulai program-program sosial politik, sosial ekonomi dan sosial ekonomi. Anies telah berupaya membangun jiwa raga warganya. Membangun lahir dan batin kotanya. Memodernisasi Jakarta dan memanusiakan manusia seluruh warganya. Bukan hanya sekedar nasionalis, Anies juga seorang Soekarnois. Secara substansi, seperti Gelora Bung Karno dengan manifestasi bangunan stadion Senayan. Maka kiprah generasi penerusnya, Gelora Anies membuncah pada Jakarta Internasional Stadium (JIS). Sebuah mahakarya kebanggaan warga Jakarta dan seluruh rakyat Indonesia, dengan roh kebangsaan dan untuk semua anak negeri berkiprah dalam multi even. JIS siap menggelar agenda nasional maupun internasional demi kebanggaan Indonesia. (*)
Mahasiswa, Pelajar Bersama Rakyat Adakan Konsolidasi Nasional 10-12 Mei 2022
Jakarta, FNN - Sejumlah pemimpin mahasiswa, pelajar bersama petani, nelayan, buruh, akademisi, kelompok profesional aktivis 98, emak-emak, pedagang kaki lima, rakyat korban tambang, para advokat, rakyat korban represi dan beragam profesi lainya yang tergabung dalam Komite Rakyat Lawan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KRL-KKN) akan melaksanakan Konsolidasi Nasional Rakyat Indonesia (KNRI) pada 10-12 Mei 2022, yang akan dilaksanakan dalam rangka menemukan solusi atasi masalah bangsa dalam momentum Hari Kebangkitan Nasional di Jakarta. Demikian rilis yang diterima redaksi FNN, Rabu, 04 Mei 2022. “Konsolidasi Nasional Rakyat Indonesia ini mengambil hikmah atas perjuangan yang sudah dilakukan sejak tahun 1908 ” ucap Ketua Pelaksana Konsolidasi Nasional Rakyat Indonesia (KNRI) Febriditya Ramdhan Dwi Rahyanto di akun instagram @komiterakyatlawankkn, akun official dari KRL-KKN. Ia juga menyampaikan saat ini rakyat Indonesia harus mampu bangkit secara nasional atas apa yang menjadi keluhan rakyat Indonesia. “Memang secara umum keluhan keseluruhan masyarakat hari ini sebenarnya adalah Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme (KKN). Dan Kita pastikan bahwa Kita akan melawan itu semua,” katanya. Febriditya juga menegaskan bahwa Kebangkitan Nasional tahun 2022 ini merupakan simbol bangkitnya rakyat tertindas. “Bangkitnya bapak kita karena PHK, bangkitnya ibu kita karena harga harga yang meroket dan bangkitnya kakak serta adik kita untuk mendapatkan hidup yang layak dan pendidikan yang wajib dirasakan secara merata,” ujarnya tegas. Menurutnya, KKN merupakan musuh bersama. Dan untuk mewujudkan cita-cita hukum, KKN haruslah dihentikan. “Menjawab momentum kebangkitan nasional, konsolidasi nasional ini akan menegaskan KKN sebagai musuh kita. Karena itu, hari ini, kita harus bersatu untuk rakyat dan kebangkitan nasional itu harus kita laksanakan,” ujarnya lagi. Konsolidasi Nasional, juga akan menjadi momentum almamater sebagai simbol kampus menjawab bahwa almamater bukan pemisah antara mahasiswa dengan rakyat. “Saya nyatakan dan saya buktikan, bahwa dalam catatan sejarah, almamater ada dan selalu ada dan selalu berdampingan dengan masyarakat,” katanya tegas. Sementara, Humas KRL-KKN Misbahul Anwar menyampaikan pihaknya mengundang semua pihak dalam kegiatan konsolidasi nasional yang akan diselenggarakan di Jakarta. “Kita akan mulai pada 10-12 Mei 2022. Kami, terutama yang ada di dalam KRL-KKN mengundang untuk mahasiswa, untuk pemuda atau rakyat Indonesia yang ada dari Sabang sampai Merauke untuk berpartisipasi dalam agenda konsolidasi nasional Spirit perjuangan mahasiswa, pemuda dan rakyat bersatu,” ucapnya singkat. Secara terpisah Akademisi UNJ Ubedilah Badrun mengapresiasi upaya mahasiswa tersebut dengan sejumlah harapan. \" saya mengapresiasi setiap upaya untuk memperbaiki bangsa ini, apalagi soal Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang memang saat ini merajalela bahkan berkelindan bersama oligarki predator yang sangat merugikan rakyat banyak\" ujarnya. Lebih lanjut Ubedilah Badrun yang juga pelapor dugaan KKN dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) kedua putra Presiden dan anak petinggi perusahaan besarke KPK itu berharap agar konsolidasi tersebut membuahkan hasil untuk kepentingan negara dan rakyat banyak. \"Saya berharap langkah hebat mahasiswa bersama elemen rakyat ini membuahkan kesepakatan penting untuk bergerak bersama membela rakyat dan menyelamatkan masa depan republik ini dari kehancuran. Sebab seiring dengan KKN yang merajalela sesungguhnya negara ini juga mengalami kemunduran demokrasi dan kemerosotan ekonomi yang kini sangat bergantung dengan utang ditengah utang yang terus membengkak hingga Rp.7000 triliun lebih\" tegas Ubedilah Badrun. (sws)
Ketika Jokowi Bingung Beribadah
Oleh M. Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan TENTU aneh jika ibadah itu membingungkan. Bagi pelaksana ibadah yang khusyu dan ikhlas ibadah itu menenangkan dan menyenangkan. Iman yang kuat menjadi modal bagi petunjuk dari Allah SWT. Muslim diingatkan bahwa taat beribadah itu menjadi sebab bimbingan Allah SWT. Artinya tidak mungkin dibuat bingung. \"falyastajiibuu lii wal yu\'minuu bii la\'allahum yarsyuduun\"--maka ikuti syari\'at-Ku dengan iman kepada-Ku, niscaya mereka akan terbimbing dan tercerahkan (QS 2: 186). Lebih jelas \"alaa bidzikrillahi tathmainnul quluub\"--ketahuilah dengan ingat (ibadah) kepada Allah maka akan tenang jiwa/hati (QS 13: 28). Ibadah itu dapat membuat bingung jika ada motif atau terdapat banyak pertimbangan untuk melaksanakan ibadah tersebut. Apakah motif politik, pertimbangan harga diri, atau mengarusutamakan pencitraan. Fenomena Presiden Jokowi melaksanakan shalat Ied 1443 H di Yogyakarta cukup menarik. Netizen banyak yang melemparkan kritik. Mengapa tidak shalat bersama Menteri dan pejabat tinggi lain di Masjid Istiqlal Jakarta ? Masjid Negara di Ibukota. Usut punya usut rupanya dugaan kuat hal ini berhubungan dengan penyelenggaraan ibadah shalat Ied di Jakarta International Stadium (JIS) yang dihadiri oleh Anies Baswedan. Rupanya ibadah shalat Ied saat ini membingungkan pak Presiden. Jika shalat di Masjid Istiqlal dan jumlah jama\'ah tidak se membludak di JIS, maka publik termasuk media akan membandingkan pengaruh dan wibawa kedua pejabat Jokowi dan Anies. Dan hal Ini tentu menyangkut prestise politik sang Presiden sendiri. Jika Jokowi konsisten \"bersahabat\" dengan Anies sebagaimana kunjungan ke Sirkuit Formula E Ancol yang lalu yakni dengan melaksanakan shalat Ied di JIS, maka lagi-lagi publik dan media akan menilai \"kekalahan\" kesekian kali Jokowi. Di samping tentu akan menuai marah dari kubu Megawati yang semakin kurang akur akhir-akhir ini. Pilihan politik atas kondisi yang membingungkan ini ya hengkang dari Jakarta menuju Istana Yogyakarta. Mengapa bukan Surakarta kampung halamannya ? Ini pun membingungkan sebab jika \"mudik\" ini terjadi, akan melanggar fatsoen lebaran yaitu anak yang pulang untuk berkumpul dengan orang tuanya bukan ayah bunda yang pulang ke rumah anaknya. Kata Wamenag alasan shalat Ied di Yogyakarta karena Jokowi ingin menyapa warga dan Yogyakarta pernah menjadi Ibu Kota Negara. Entah relevan atau tidak alasan ini faktanya Jokowi tidak shalat di Jakarta. Para Menteri juga bertebaran shalat di mana mana, terpisah dan terpecah-pecah. Magnet Wapres KH Ma\'ruf Amien yang shalat di Istiqlal tidak begitu kuat. Pikiran nakal bisa juga muncul, jangan-jangan pilihan shalat di Yogyakarta itu akibat dari bisikan gaib. Yogya tempat yang pernah menjadi ibu kota lama dan ingin memiliki ibu kota baru. Untung tidak ada bisikan untuk sholat Ied di IKN Kalimantan. Jama\'ah terbatas atau seorang diri. Selfi lagi. Bisa berabe menghadapi komentar publik kalau begini. Pandangan Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad yang menyayangkan Presiden tidak shalat Ied di Istiqlal sangat wajar. Semestinya Jokowi menang harus mendeklarasikan diri tetap sebagai Presiden Republik Indonesia yang berkedudukan di Jakarta, bukan warga negara biasa yang harus ikut-ikutan mudik. Lucunya baru Prabowo yang menghadap dan berhalal bil halal di Istana Yogyakarta. Mungkin ada maunya, nih. Presiden minta rakyat berhalal bil halal tanpa makan dan minum, tapi di Yogyakarta Jokowi dan Prabowo berhalal bil halal dengan makan dan minum hidangan opor dan tempe bacem. Membingungkan. Dari urusan ibadah hingga makan minum ternyata membingungkan. Semoga bangsa Indonesia kelak tidak memiliki pemimpin yang terus menerus bingung apalagi linglung. Bandung, 4 Mei 2022
Presidium ARM, Nico Silalahi, Berkunjung ke Rumah DPD RI
Jakarta, FNN - Aktivis Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) mendatangi Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, di Kediaman Ketua DPD RI, kawasan Kuningan, Jakarta itu. Aktivis ARM menyampaikan aspirasi mengenai laju bangsa yang telah dikuasai oleh oligarki. Pada pertemuan itu, Ketua DPD RI didampingi Senator asal Aceh, Fachrul Razi. Sementara aktivis ARM yang hadir adalah sejumlah Presidium, di antaranya Menuk Wulandari, Ida Nurhaida, Tita, Silvia Christie, Esa dan Nico Silalahi. Presidium ARM, Nico Silalahi, mengatakan tak ada lagi harapan yang bisa diandalkan untuk menyalurkan aspirasi selain DPD RI. \"DPR sudah tidak bisa diharapkan lagi. Saat ini, negara kita sudah dibajak oligarki. DPD RI adalah palang pintu untuk menghalau hal tersebut sebagai satu-satunya saluran aspirasi rakyat,\" kata Nico, Selasa (3/5/2022). Dikatakannya, tersumbatnya saluran hal politik rakyat untuk dipilih sebagai kandidat Presiden dan Wakil Presiden adalah salah satu bukti bahwa oligarki sudah mencengkeram begitu kuat bangsa ini. \"Hak rakyat tak diberikan dalam mencalonkan diri selain calon yang disodorkan oleh partai politik dan gabungan partai politik. Tentu ini sangat menciderai konstitusi kita,\" kata Nico. Ida Nurhaida, Presidium ARM lainnya, menambahkan dalam waktu dekat, pihaknya akan menggelar konsolidasi Nasional di depan Gedung DPR RI untuk menyampaikan sejumlah tuntutan mereka. \"30 ribu buruh korban PHK akibat pemberlakuan Omnibus Law sudah siap untuk bergabung. Kita harus luruskan kembali arah bangsa yang sudah melenceng jauh,\" kata Ida. Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, sependapat jika arah perjalanan bangsa ini mesti diluruskan karena sudah melenceng jauh dari konstitusi. \"Namun, cara-cara yang ditempuh juga harus sesuai dengan Undang-Undang. Jangan sampai kita mau meluruskan arah perjalanan bangsa ini dengan cara-cara yang inkonstitusional,\" kata LaNyalla. Senator asal Jawa Timur itu melanjutkan, sebagai bagian dari rakyat, ARM mempunyai hak melekat yang tak dapat diganggu-gugat untuk mengontrol jalannya pemerintahan. \"Tapi sekali lagi, harus konstitusional. ARM juga punya hak untuk mengontrol laju jalannya pemerintahan. Justru bagi saya, seharusnya kita berterimakasih terhadap semua elemen yang melakukan kontrol terhadap pemerintah, karena kepedulian itu masih ada,\" kata LaNyalla. Sebagai Pimpinan Lembaga Negara, LaNyalla mengaku menjalankan amanah sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai wakil rakyat. Sejauh ini, katanya, sudah banyak aspirasi yang diterima oleh DPD RI. \"Ada banyak sekali aspirasi yang kami terima dan tampung. Kami akan meneruskan aspirasi itu kepadanya pemerintah, termasuk apa yang disampaikan oleh Presidium ARM hari ini,\" tutur LaNyalla. (sws)
Jokowi Tidak Sholat Idul Fitri di Istiqlal Takut Bersaing dengan Anies yang Sholat di JIS
Jakarta, FNN - Pilihan Presiden Jokowi untuk sholat ied dan berlebaran di Yogyakarta dengan Sultan Hamengkubuwono X ketimbang di Jakarta kembali menjadi sorotan publik. Seperti yang diketahui Jokowi membawa seluruh anggota keluarganya untuk merayakan Idul Fitri ke Keraton Yogyakarta. Menurut Pengamat Politik Rocky Gerung, sebenarnya keputusan Jokowi lebaran di Yogyakarta sudah bisa diprediksi oleh banyak orang. \"Lebaran selain bersalam-salaman juga orang berbisik-bisik siapa ketemu siapa. Dari Lebaran juga orang bisa memanfaatkan untuk berpolitik. Kenapa Jokowi berlebaran di Jogja. Kenapa Jokowi seolah oleh menghindar dari Jakarta, karena tak ingin menyaingi Anies yang melakukan sholat ied di JIS. Takut seolah-oleh ada matahari kembar,\" katanya kepada wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official Selasa, 03 Mei 2022. Jika Jokowi sholat di Istiqlal, kata Rocky nanti orang menghitung siapa yang datang ke JIS (Jakarta International Stadion) dan siapa yang ke istiqlal. \"Sebetulnya tradisinya Presiden dan kabinet sholat di Istiqlal,\" tegasnya Menurut Rocky, alasan lain mengapa Jokowi lebih memilih ke Jogja, karena gak bakal Jokowi datang ke ibu Megawati, karena Pak Jokowi Presiden. \"Apalagi kalau datang mungkin dicuekin oleh Ibu Mega kan, atau nggak diundang gitu,\" lanjut Rocky Gerung. Di sisi lain Rocky Gerung menilai bahwa Megawati pun memiliki pemikiran yang sama dengan Jokowi. \"Demikian juga ibu Mega, merasa lebih penting orang sowan ke Teuku Umar,\" ungkap Rocky Gerung. Rocky Gerung juga menambahkan bahwa Lebaran ini bisa dilihat sebenarnya Megawati merupakan pemegang kekuasaan yang sesungguhnya. Padahal jika dilihat kenyataannya Megawati tidak menduduki posisi jabatan apapun dalam jajaran kabinet Jokowi. \"Karena bagaimana pun, walaupun informal, tapi bu Mega itu memegang kekuasaan yang riil sebetulnya walaupun beliau tidak punya portofolio di dalam kabinet,\" imbuh Rocky. Sebagai informasi bahwa Jokowi beserta seluruh anggota keluarganya memilih Yogyakarta sebagai tujuan untuk merayakan Idul Fitri. Jokowi melakukan silaturahmi dengan anggota Keraton Yogyakarta pada Senin 2 Mei 2022. Presiden Jokowi memilih Gedung Agung, Istana Kepresidenan Yogyakarta sebagai tempat untuk beristirahat dengan anggota keluarganya. “Iya ini pertama karena saya Idul Fitri saat ini berada di Yogya, tentu saja pertama kali yang kami kunjungi untuk silaturahmi dan menghaturkan selamat hari raya, mohon maaf lahir dan batin, kepada Bapak Sultan Ngarso Dalem beserta Ibu Ratu dan keluarga,” kata Jokowi. (Ida, sws)
Usulkan Capres 2024 Hanya Calon Tunggal Cak Imin Dinilai Makin Cemas dengan Dirinya
Jakarta, FNN - Beberapa waktu yang lalu, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengusulkan supaya pada Pilpres 2024 hanya ada calon tunggal apabila tidak ada tiga pasang kandidat. Cak Imin beralasan calon tunggal tersebut untuk menghindari konflik horizontal. Pernyataan aneh Cak Imin tersebut justru membuat politisi PKB itu disebut tidak memiliki harapan. \"Cak Imin selalu ingin kontroversi dan itu juga pertanda bahwa Cak Imin nggak ada harapan lagi. Mustinya dia bilang sebaiknya dua saja. Kalau dua maka yang nomor dua adalah saya yang akan bersaing dengan politisi. Mustinya lebih gagah kalau dia bilang begitu,\" kata pengamat politik Rocky Gerung kepada wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa, 03 Mei 2022. Tapi kemudian, kata Rocky, dia tahu bahwa NU tidak memberi sinyal positif ke Cak Imin, bahkan NU mungkin menganggap lebih konkrit Erik Tohir dari pada Cak Imin. Tapi di depan kita masih dipertontonkan friksi antara PKB dan NU. Menurut Rocky, pencabutan dukungan dari NU kepada Cal Imin merupakan hal yang positif. \"Itu juga bagus karena jangan anggap bahwa NU itu selalu ke PKB. NU mustinya massa yang cross wilderness. Mentang- mentang PKB didirikan oleh komunitas NU,\" katanya. Namun demikian kata Rocky kita tetap mengevaluasi posisi Cak Imin. \"Dan Cak Imin saya kira sudah masuk pada keadaan yang penuh kecemasan. Karena itu dia mulai cari manuver baru,\" papar Rocky. Rocky mengaku senang-senang saja melihat akrobat Cak Imin. \"Saya sih seneng-senang saja. Saya juga berteman dengan Cak Imin dan kalau ngledek-ngledek begini ke Cak Imin malah enak tuh, nggak pake bigdata,\" tegasnya. \"Kan Cak Imin nggak bilang menurut bigdata calon tunggal lebih baik Kan nggak begitu,\" paparnya \"Kita sebetulnya menunggu reaksi pada Cak Imin. Dan kali ini nggak ada yang bereaksi. Ya iyalah mau calon tunggal aja karena dua calon itu bisa berbahaya dan mungkin orang bilang sudahlah, komirbid Anda tuh musti dihilangkan dulu, dan komorbidnya tuh musti diberesin dulu,\" kata Rocky. \"Jadi Cak Imin sebetulnya sudah perelis, separuh lumpuh, walaupun masih menggeliat geliat. Tapi sekali lagi, selamat Idul Fitri Cak Imin,\" pungkasnya Diketahui, Nahdltul Ulama (NU) disebut tidak lagi memberi suara ke politisi PKB, Muhaimin Iskandar yang posternya mewarnai jalanan di desa-desa. (Ida, sws)
Mau Indonesia Aman dan Damai, Ini Tipsnya
Jakarta, FNN - Selama 2 periode pemerintahan Presiden Joko Widodo yang paling terasa saat ini adalah perpecahan, perpecahan itu dirasa luar biasa. Krimininalisasi terhadap aktivis dan ulama masih saja terjadi. Situasi seperti itu tidak terjadi semasa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Masa Pak SBY tidak pernah mengkriminalisasi aktivis dan ulama saat itu,” tutur wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal Hersubeno Point, Senin (2/5/2022). Kalau ada pandangan yang berbeda ataupun kritikan kepada Presiden SBY, mereka yang ada di pos pemerintahan tidak terus melaporkan (secara hukum). Mereka bersumpah untuk menjauhi hukum. Pertanyaan kita adalah bagaimana kita akan memperbaiki situasi ini? Berikut adalah beberapa sarannya. Bagaimana memilih presiden yang tidak dipromosikan oleh partainya karena sistem kita saat ini dengan ambang batas presiden 20% membuat kita tidak punya pilihan, sehingga kita ingat pemilihan presiden 2019 lalu hanya ada 2 calon presiden: Joko Widodo atau Prabowo Subianto. Jadi, jika orang tidak suka Jokowi nanti kita pilih Prabowo. Sebaliknya kalau dia tidak suka Prabowo akhirnya dia pilih Jokowi. Jadi, pilihan kita bukan berdasarkan rekam jejak orang itu atau benar-benar pilihan terbaik, kita hanya memilih opsi terbaik dari yang terburuk. Ini juga berarti pilpres semuanya buruk, itulah yang terjadi pada Pilpres 2019, kita saksikan adalah pilpres dihantam keras oleh Prabowo yang dipastikan kalah. Kita ingat bahwa dalam banyak kasus ada kesadaran akan hal ini, karena dalam banyak kasus Mahkamah Konstitusi mengatakan Opini Oposisi atau kemudian menguatkannya dalam suatu kasus. Misal, dalam kasus Omnibus Law, yang disebut payung konstitusi bersyarat, tetapi secara inkonstitusional bersyarat. Sekarang, jika banyak lawan yang melakukannya. “Tetapi jika Anda memilih untuk bertarung (di MK), saya pikir Anda tak boleh mengikuti desas-desus, yaitu narasi konstan yang dijalankan oleh divisi kami, kami harus membuat kontra-narasi untuk meningkatkan kesadaran sebagai orang Indonesia,” lanjut Hersubeno. Kita bersaudara, tanpa memandang suku, agama, preferensi politik Anda atau praktik Anda dalam organisasi, sehingga kita mungkin berbeda pendapat, tapi kita bersaudara. Jadi, “Mari kita mulai dengan tidak membuat stigma atau meme yang disebut berudu, lonceng, dan bajingan. Kita seharusnya tidak mengikuti mereka. Kita harus mengabaikan pilihan lain,” ungkap Hersubeno. Menurutnya, pelakunya, para taipan oligarki ini benar-benar tangguh karena mereka begitu kuat dalam mewujudkan modal besar, semakin besar laporan dari berbagai lembaga keuangan negara dan lembaga keuangan dunia dan bank, ia menyatakan bahwa Indonesia adalah orang kaya. Itu semakin kaya dan semakin buruk dan buruk. Kekuatan ini benar-benar perlawanan jangka panjang. Jadi, kita harus membangun ekonomi sendiri, harus ada kesadaran seperti ini, tidak mudah, sangat sulit. Gerakan-gerakan seperti ini muncul setelah aksi 212 tetapi meredup di tengah jalan. Namun, kita harus mandiri secara ekonomi, kita harus mandiri karena jika kita tidak mandiri secara ekonomi kita akan bergantung atau dibimbing oleh kelompok-kelompok oligarki tersebut. (mth)
Pak Jokowi, Mengapa Tidak Shalat Idul Fitri di Mesjid Istiqlal Jakarta?
Oleh: Tjahja Gunawan - Wartawan Senior FNN DALAM setiap Hari Raya Idul Fitri, biasanya kepala negara berada di Jakarta. Presiden Republik Indonesia biasanya melaksanakan Shalat Ied di Mesjid Istiqlal Jakarta didampingi para menterinya. Namun, pada Hari Raya Idul Fitri 1443 H Tahun 2022 ini, Presiden Jokowi justru terbang ke Yogyakarta. Beliau memilih Shalat Idul Fitri di Istana Kepresidenan Yogyakarta, pada Senin (2/5). Shalat Idul Fitri memang bisa dilakukan dimana saja, tapi harus diingat Pak Jokowi sampai sekarang masih Presiden RI. Ketidakhadiran Jokowi di Mesjid Istiqlal saat Shalat Idul Fitri 1443 H, patut dipertanyakan karena Mesjid Istiqlal Jakarta adalah masjid nasional negara Republik Indonesia. Mesjid yang baru saja selesai direnovasi ini bukan hanya simbol Umat Islam Indonesia tetapi juga merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Apalagi jika mengingat dalam dua tahun ini Mesjid Istiqlal Jakarta ditutup karena adanya pandemi, seharusnya begitu sekarang mesjid ini dibuka kembali maka kehadiran Kepala Negara di Mesjid Istiqlal Jakarta seharusnya menjadi sesuatu yang penting bagi seorang Presiden RI. Namun bukan kali ini saja peringatan hari-hari kebesaran umat Islam seolah hilang dari perhatian Presiden Jokowi. Pada masa Presiden sebelumnya, pelaksanaan peringatan hari-hari besar umat Islam senantiasa dilakukan di Istana Kepresidenan. Namun pada era Presiden Jokowi ini, tempat penyelenggaraan acara-acara penting hari-hari besar umat Islam sengaja dipindahkan ke Gedung di Kantor Kementerian Agama di Jl. Thamrin Jakarta. Sepanjang pengamatan penulis, peringatan Isra Mi\'raj dan Nuzulul Qur\'an tahun 2022, dilaksanakan di Gedung Kemenag itu. Padahal sudah puluhan tahun peringatan hari-hari besar Umat Islam dilakukan di Istana Negara Jakarta. Umat Islam di Indonesia memang mayoritas, namun di era Presiden Jokowi ini tidak dianggap penting lagi. Ternyata bukan hanya penulis yang melihat adanya keanehan dari Pak Jokowi di Hari Raya Idul Fitri 1443 H ini. Wakil Ketua MPR-RI, Fadel Muhammad, menyayangkan Presiden Jokowi yang memilih Shalat Idul Fitri 2022 di Yogyakarta. Presiden Jokowi, kata Fadel, sebaiknya shalat di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat yang terletak di ibu kota negara. Prabowo menemui Jokowi Kata Fadel Muhammad, shalat di Yogyakarta memang tidak salah. Namun, absennya Jokowi di Jakarta saat hari besar menurut dia membuat rakyat bertanya-tanya. Ketika shalat Idul Fitri di Halaman Istana Yogyakarta, Jokowi didampingi istrinya Iriana dan anak bungsunya, Kaesang Pangarep. Wakil Ketua MPR, Fadel Muhammad mengaku dirinya mendapat keluhan atas absennya kehadiran Jokowi di Masjid Istiqlal. Banyak warga yang mengungkapkan kekecewaan. Mereka pantas kecewa karena tahun ini merupakan tahun pertama shalat Idul Fitri dilkasanakan di Masjid Istiqlal setelah dua tahun pandemi Covid-19. \"\'Kenapa presiden tidak melaksanakan Idulfitri di ibu kota padahal ini pertama kali dibuka setelah dua tahun.\' Saya jawab saya juga tidak tahu,\" kata Fadel sebagaimana dikutip portal berita CNN Indonesia. Bukan hanya ketidakhadiran Jokowi di Mesjid Istiqlal Jakarta yang mengundang tanda tanya, tapi kedatangan Menhan Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Yogyakarta juga menimbulkan keanehan. Kalau untuk saling mengucapkan maaf memaafkan, kenapa Prabowo sampai harus terbang secara khusus ke Yogyakarta. Sebab dengan Wapres Ma\'ruf Amin, Presiden Jokowi cukup bersilaturahmi melalui video call. Aneh kan? Kalau tujuannya untuk silaturahmi pada Hari Raya Idul Fitri, mengapa juga para menteri lainnya tidak diundang Presiden Jokowi untuk datang ke Istana kepresidenan Yogyakarta?. Sebelum terbang ke Yogyakarta, Prabowo Subianto shalat Idul Fitri di kompleks rumahnya di Kawasan Hambalang Sentul, Jawa Barat. Kemudian Prabowo bersama anaknya Didit Hediprasetyo pergi ke Yogyakarta menemui Presiden Jokowi. Entah apa yang dibicarakan diantara keduanya di hari raya Idul Fitri ini. Apakah sekedar maaf memaafkan atau cuma makan opor, bakso dan tempe bacem seperti diberitakan media massa? Kepada wartawan, Jokowi menyebutkan bahwa pertemuannya dengan Prabowo berlangsung cair. Tak ada topik tentang ekonomi maupun politik. Namun, rasanya publik agak sulit menerima argumen Pa Jokowi ini mengingat yang diundang datang ke Istana kepresidenan Yogyakarta hanya Menhan Prabowo Subianto. Apalagi setelah menemui Jokowi di Yogyakarta, Prabowo Subianto langsung kembali ke Jakarta menemui Megawati Soekarnoputri dan keluarganya. Dalam foto yang beredar luas di media sosial, Ketua Umum DPP PDI-P, Megawati Soekarnoputri nampak didampingi anaknya Puan Maharani yang juga Ketua DPR-RI dan Prananda. Selain itu juga terlihat Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) , Budi Gunawan, yang nampak sedang duduk sambil memegang tongkat.***
Apa Kira-kira Penyebab Rektor ITK Menjadi Anti-Islam?
Oleh Asyari Usman - Jurnalis Senior, Pemerhati Sosial-Politik CUKUP menarik bedah ‘post mortem’ terkait ujaran kebencian “Mahasiswi Berhijab Manusia Gurun” yang dilontarkan oleh rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof Budi Santosa Purwokartiko. Dia jelas tidak suka mahasiswi berjilbab. Lebih lebar lagi, bisa terbaca bahwa Pak Rektor adalah seorang islamofobik. Seorang yang tidak suka Islam. Bedah ‘post mortem’ ini dimaksudkan untuk menjawab apa kira-kira penyebab Pak Rektor menjadi tidak suka mahasiswi berjilbab? Mengapa dia sangat membenci Islam? Sangat anti-Islam? Ada yang mengatakan bahwa Prof Budi pernah menumpahkan isi hatinya kepada seorang perempuan bercadar. Perempuan itu menolak. Inilah yang, konon, membuat Budi putar haluan dalam melihat Islam. Tapi, apa semudah itu Prof Budi mengubah total cara pandangnya terhadap Islam? Kelihatannya tidak mungkin. Sebab, cara pandang terhadap Islam itu biasanya terbangun di atas proses pencarian spiritual yang panjang dan tidak mudah. Hasil pencarian itu tidak mungkin tergoyahkan hanya oleh penolakan panah asmara. Tak masuk akal. Kecuali proses pencarian spiritual itu tidak tuntas. Atau, kecuali penolakan cinta oleh perempuan bercadar itu merupakan hasil istikharah si perempuan tersebut yang membuat dia tegas menolak cinta Prof Budi. Dalam hal ini, kelihatannya si perempuan bercadar itu ‘dikawal’ oleh Yang Maha Mengetahui agar dia menolak. Si perempuan bercadar kemungkinan mendapat ‘pengarahan’ dari Langit bahwa pria yang kemudian menjadi rektor ITK itu, tidak tulus. Dan jika dilihat apa yang terjadi sekarang, penolakan cinta Budi itu sangat tepat. Seandainya cinta itu terima, bisa dibayangkan bagaimana jadinya cadar si perempuan. Mungkin saja dia didesak oleh Budi untuk melepas cadarnya. Itu yang pertama. Yang kedua, ada yang mengatakan bahwa Prof Budi harus bernarasi ekstrem anti-Islam agar dia bisa terus memimpin ITK atau bahkan dipromosikan. Kebetulan, di era Jokowi ini orang-orang yang menghina atau melecehkan Islam pasti dirangkul oleh para penguasa dan diamplifikasi oleh para buzzer cuan. Dia menjadi viral. Diangap berani. Hadiahnya besar. Paling tidak direktur jenderal. Yang ketiga, bisa jadi Prof Budi merasa senang sekali ditunjuk sebagai salah satu pewawancara calon penerima beasiswa LPDP. Saking senangnya dan saking merasa terhormatnya sebagai pewawancara, Prof Budi lupa bahwa kecerdasan itu bisa ada di dalam diri siapa pun juga, yang berhijab atau tidak berhijab. Kebetulan, di hari yang naas itu Budi merasa gembira karena ‘interviewee’ LPDP yang datang menghadap dia semuanya tidak berhijab. Dan semua mereka ini cerdas, pintar, dan tak suka demo. Catat: tak suka demo. Prof Budi kagum sekali. Dari sinilah Pak Rektor ITK menyimpulkan bahwa perempuan-perempuan berjilbab yang disebutnya ‘manusia gurun’ itu tidak bisa apa-apa. Dalam pikirannya yang mulai dibalut lemak-lemak liberalisme, hijab atau jilbab itu menunjukkan keterbelakangan. Dia kemudian menjauhkan diri dari Islam. Setelah cukup jauh, dia lalu masuk ke sarang anti-Islam. Setelah kadar anti-Islam di pikirannya berada di stadium empat, meluncurlah postingan yang mengungkapkan ketakjubannya pada mahasiswi tak berjilbab dan sebaliknya penghinaan terhadap mahasiswi gurun. Postingan ini tersebar sampai ke Sapce-X di Hawthorne, Kalifornia. Di situ ada seorang manusia gurun Indonesia yang berjilbab. Namnya Ars-Vita Alamsyah. Lulusan S-2 Massachusetts Institute of Technology (MIT), universitas nomor satu peringkat dunia. Dia bekerja sebagai salah seorang insinyur di perusahaan pembuat pesawat antariksa itu. Mbak Vita meminta klarifikasi dari Prod Budi tentang manusia gurun itu. Prof Budi sudah bikin klarifikasi umum. Kalau dipahami bahasa klarifikasinya itu, kelihatan pak rektor ITN agak ketakutan bercampur ciut. Barangkali dia tiba-tiba sadar bahwa jilbab dan manusia gurun tidak identik dengan kebodohan, keterbelakangan, maupun ketertindasan. Yang keempat. Bisa jadi Prof Budi SP merasa ilmu sains yang dia kuasai sudah sangat luas. Merasa sudah berada di limit teratas. Yaitu, limit yang menurut dia sudah berhak menyandang keangkuhan. Meksipun Allah Yang Maha Mengetahui sudah mengingatkan di QS Isra’ bahwa ilmu yang diberikan kepada manusia sedikit sekali, termasuk yang di MIT itu. Nah, di posisi mana mau kita tempatkan ITK?[]
Selamat Iedul Fitri Pak Jokowi
Oleh M. Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan Di hari kedua ini masih marak ucapan kegembiraan hari raya umat Islam \"Selamat Iedul Fitri 1443 H taqbbalallahu minna wa minkum--mohon maaf lahir bathin\". Luar biasa sebulan penuh berpuasa dengan segala dinamikanya telah berakhir di hari kebahagiaan, hari kemenangan. Selesai shalat Ied sesama kerabat saling bersilaturahmi. Ketupat dan penganan lain menjadi suguhan hangat untuk silaturahmi. Kembali ke fitrah menjadi tema hari Ied. Makna spiritualnya adalah kembali ke agama. \"fa aqim wajhaka lid dieni haniifa\" begitu perintah-Nya. Agama yang hanief (lurus) dimaksud adalah fitrah Allah. Muslim bahagia dirangkul oleh Allah untuk kembali pada keutuhan beragama. Islam artinya menyerahkan diri ke dalam pangkuan Ilahi. Kembali ke fitrah bukan menjalani kebiasaan buruk sebagaimana sebelum ramadhan. Rakus, zalim atau merusak. Itu namanya bukan kembali ke fitrah tetapi kembali ke fitnah. Berlaku khianah atau lemah dalam menunaikan amanah. Saatnya di syawal 1443 H mengevaluasi serius apakah sudah, belum, atau baru akan kembali. Ketika fitrah Itu diartikan kembali kepada jalur agama, maka agama telah memberi gambaran tentang ciri dan kegembiraannya \"wabasysyiril mu\'minin\"--dan gembirakan orang yang beriman-- (QS At-Taubah 112). Pertama, at taaibuun. Menjadi orang yang selalu bertaubat meminta ampun kepada Allah SWT. Kedua, al aabiduun. Selalu intens beribadah apakah ibadah khusus (mahdhah) maupun umum (ghairu mahdhah). Ketiga, al haamiduun. Bersyukur atas banyaknya kenikmatan dari Allah SWT. Keempat, as saaihuun. Berpergian, bergerak dengan dinamika tinggi. Kelima, ar rookiuun as saajiduun. Tidak pernah meninggalkan shalat. Ruku dan sujud hanya kepada Allah. Keenam, al aamiruuna bil ma\'ruufi wan naahuuna anil munkar. Menegakkan kebenaran dan melawan kezaliman. Ketujuh, al haafidhuuna li huduudillah. Menjaga hak dan hukum Allah. Tidak meragukan kebenaran dan kemuliaan syari\'at. Kepada Presiden Jokowi, rakyat selayaknya mengucapkan selamat Iedul Fitri 1443 H. Pesan dan harapan kiranya ayat-ayat Allah dapat mengingatkan dan meluruskan langkah-langkah yang keliru. Menjadi orang yang selalu bertobat kalau-kalau dosa telah menumpuk. Rakyat ragu apakah pak Presiden memiliki jabatan saat ini itu didapat dengan fair dan jujur? Pelanggaran HAM atas terbunuhnya para pengunjuk rasa, enam laskar hingga dokter disabilitas itu haruskah Presiden Jokowi lepas dari tanggung jawab ? Lalu kebijakan perundang-undangan KPK, Omnibus Law, ataupun IKN itu demi rakyat atau konglomerat ? Penahanan HRS, Munarman, dan aktivis lain yang dibuat-buat itu bisakah bebas dari pertanyaan berat di akherat ? Beribadah dan banyak bersyukurlah, pak Presiden. Korupsi di lingkaran istana itu bukan disebabkan lapar tetapi karena rakus atau serakah. Menjalankan amanah dua periode itu sudah cukup, jangan minta beban tambahan tiga periode. Kerja kerja atau gerak dan gerak bukan hanya slogan tapi tuntutan jabatan. Shalatkah, bapak ? Menegakkan kebenaran dan keadilan kah ? Menghukum orang yang melakukan tindakan kriminal atau semata kepentingan politik? Presiden harus menjadi penjaga atas hak-hak dan hukum Allah. Tidak sedang melecehkan atau membiarkan pelecehan. Mengapa sekarang kaum Islamophobist begitu merajalela dan leluasa untuk berbuat nista di bawah rezim Jokowi bersama oligarki ? Khawatirlah bahwa orang beragama sangat kecewa atau tidak gembira dengan kepemimpinan Pak Jokowi saat ini. Nah pak Jokowi, selamat Iedul Fitri 1443 H, selamat makan opor dan tempe bacem dalam halal bihalal. Rakyat yang tidak boleh. Semoga Ramadhan tahun ini menjadi ruang penting untuk berfikir lebih jernih dan tulus. Tidak perlu berlari atau bertanya ke dunia lain. Presiden terlalu lelah dan sudah tidak mampu memimpin rakyat, bangsa dan negara. Mundur merupakan pilihan cerdas, sehat dan bermartabat. Kembali ke fitrah adalah kembali menjadi rakyat biasa. Siapa tahu masih selamat. Taqobbalallahu minna wa minkum. Kullu \'am wa antum bi khoer. Bandung, 3 Mei 2022