ALL CATEGORY
The Cornerstone and The Game Changer of Indonesian Politics
Oleh Radhar Tribaskoro - Presidium KAMI Megawati Menolak Tiga Periode Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), tidak diragukan lagi adalah sosok yang berpengaruh dalam pemerintahan Jokowi. Dengan kekuatan suara terbanyak yang diperoleh PDIP dalam pemilu legislatif 2019, partai ini menjadi pilar utama yang menopang pemerintahan. Dukungan Megawati kepada Jokowi telah menempatkan PDIP sebagai kekuatan politik utama di Indonesia, terutama dalam dua periode kepresidenan Jokowi. Namun, Megawati membuat keputusan yang cukup mengejutkan dengan menolak gagasan pemberian tiga periode kepresidenan untuk Jokowi. Ini adalah sebuah gestur yang menunjukkan bahwa, meskipun berada di belakang kekuasaan, Megawati memahami pentingnya menjaga prinsip-prinsip demokrasi dan sistem check and balance. Dengan demikian, dia telah membawa angin segar dalam politik yang sering kali diwarnai oleh kepentingan sempit. Surya Paloh Mematahkan Skenario Oligarki Di sisi lain, Surya Paloh, pemimpin Partai Nasional Demokrat (NasDem), mengejutkan banyak pihak dengan membentuk koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat. Koalisi ini dianggap oleh banyak pengamat sebagai sebuah manuver politik yang cermat dan mengejutkan. Kedua partai oposisi itu dirancang agar tidak dapat mengikuti pilpres karena jumlah suaranya masih dibawah presidential threshold. Skenario yang tidak memungkinkan oposisi mengajukan calon tersebut, menurut Gatot Nurmantyo, adalah pelanggaran berat atas demokrasi. Dengan berkoalisi dengan PKS dan Demokrat, Surya Paloh menegakkan demokrasi sekaligus memutus mata rantai kecenderungan oligarkis dalam politik Indonesia. Koalisi ini tidak hanya mengubah peta politik tetapi juga meruntuhkan narasi bahwa presiden selalu harus \"dari kita lagi,\" sebuah mentalitas yang seringkali membatasi pilihan politik dan mengurangi kualitas demokrasi. Manuver Surya Paloh ini sebenarnya cukup berisiko. NasDem adalah partai pendukung pemerintah, dan koalisi dengan partai oposisi bisa dianggap sebagai sebuah pengkhianatan atau paling tidak sebagai sebuah ambiguitas politik. Namun, Surya Paloh tampaknya memahami bahwa dalam permainan politik, kadang risiko harus diambil untuk mencapai tujuan yang lebih besar: yaitu perbaikan sistem demokrasi itu sendiri. Dua Strategi Satu Tujuan: Demokrasi yang Lebih Baik Meskipun berbeda dalam pendekatan dan metodenya, baik Megawati maupun Surya Paloh menunjukkan bahwa politik tidak selalu tentang kekuasaan semata. Ada ruang untuk prinsip, etika, dan bahkan idealisme dalam labirin kekuasaan yang kompleks. Megawati menunjukkan bahwa dukungan yang konsisten kepada pemerintah tidak berarti harus mengorbankan prinsip-prinsip dasar demokrasi. Dengan menolak gagasan tiga periode, ia menunjukkan komitmennya pada demokrasi yang sehat dan berkeadilan. Dengan sikapnya ini dapat dibilang Megawati adalah Batu Penjuru Politik Indonesia. Sementara itu, Surya Paloh, melalui koalisinya yang tak terduga, menunjukkan bahwa politik bisa lebih dinamis dan tidak harus selalu mengikuti skenario yang sudah ditentukan oleh oligarki politik. Manuvernya menunjukkan bahwa ada cara untuk memperbaiki sistem dari dalam, meski itu berarti harus mengambil risiko. Surya Paloh tidak pelak adalah Game Changer Politik Indonesia. Manuver Jokowi Setelah merasa ditinggalkan oleh Megawati dan Surya Paloh, Jokowi meletakkan semua telurnya di keranjang Prabowo. Ia menggiring PAN, Golkar dan relawan-relawannya untuk mendukung Prabowo. Sekarang ia sedang meyakinkan para taipan mengapa ia meninggalkan PDI Perjuangan dan memilih Prabowo. Jokowi mengatakan bahwa ia membutuhkan kontrol pada pemerintahan yang akan datang. Hal itu tidak ia dapatkan dari PDI Perjuangan, namun ia mendapatkannya dari Prabowo yang menjanjikan kepada dirinya kedudukan Ketua Umum Partai Gerindra. Kepada oligarki Jokowi menjanjikan bahwa pada akhirnya PDI Perjuangan akan bergabung juga. Sehingga tercipta situasi head to head (dua paslon) dalam pilpres 2024, seperti yang diinginkan oleh oligarki. Kesimpulan Dalam politik yang penuh dengan kalkulasi dan manuver, keputusan Megawati dan Surya Paloh membawa angin segar dan menunjukkan bahwa masih ada harapan untuk demokrasi di Indonesia. Mereka mungkin berada di dua kutub yang berbeda dalam peta politik, tetapi keduanya telah memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana memadukan kekuasaan dan prinsip dalam sebuah pemerintahan. Namun apa yang sebenarnya terjadi baru dapat dipastikan pada hari pendaftaran bacapres bulan Oktober nanti. Sikap-sikap telah dinyatakan, tetapi dalam politik Indonesia yang sangat cair, apapun masih bisa terjadi. Terakhir, semua ditentukan oleh pemiih yang berdaulat. Mereka adalah penentu akhir dari pergulatan politik yang diperkirakan akan semakin intense pada bulan-bulan mendatang. Siapa presiden terpilih nanti akan menentukan Indonesia berpuluh tahun kemudian. (*)
Negeri tanpa Rasa
Oleh Anton Permana - Presidium KAMI Negeri itu semulanya kaya dan indah, masyarakatnya akur dan ramah. Zamrut khatulistiwa dijuluki, sepenggal tanah syurga yang jatuh ke bumi. Namun sejarah dan petaka juga selalu datang membayangi, Bergelombang sejak ratusan tahun para penjajah datang silih berganti. Hamparan negeri itu seakan memang diciptakan untuk pusaran masa depan duniawi Namun hari ini, negeri nan elok itu sedang terseok-seok menjalani nasibnya, di antara dua jurang takdir ; surga dan Petaka Lautnya yang dulu biru, sekarang beku Hutannya yang dulu hijau sekarang risau Langitnya yang dulu bersih sekarang ringkih Tanahnya yang dulu indah sekarang hancur dirambah Sungai yang dulu bening sekarang kering Lahannya yang dulu subur sekarang hancur “Rakyatnya yang dulu harmonis dan ramah ; Sekarang gelisah!” Dulu negeri ini sangat mempesona, baik indah alamnya, maupun peradaban masyarakatnya ; yang sangat kaya budaya, beragam bahasa, semua penuh cinta tata krama kehidupannya Berbagai peninggalan budaya dan peradaban semua berkharisma penuh wibawa. Baik tradisi budaya dan bangunan-bangunan megah maha karya terbaik di masanya. Sungguh negeri elok yang penuh pesona dan rasa. Ya rasa, cita rasa sebagai perwujudan tingginya moralitas peradaban manusia. Ada nilai Ada norma Ada budaya Ada kebijaksanaan Dan ada agama dengan Tuhan-NYA Sampai negeri itu kemudian bersatu menjadi satu negara, atas nama satu rasa, dan satu asa menatap masa depan dunia Namun hari ini negeri itu seakan mati rasa, Rasa persaudaraan Rasa kekeluargaan Rasa kebersamaan Rasa persatuan Rasa keberagaman Rasa penghormatan Rasa kemanusiaan Rasa kebijaksanaan Rasa persatuan Rasa ke-Tuhanan Rasa kebudayaan Dan rasa kenegarawanan Semua berganti dan kalah atas nama ; Rasa ambisi Rasa kekuasaan Rasa dengki Rasa kebencian Rasa kepalsuan Rasa kebohongan Rasa kesombongan Rada kerakusan Rasa ketidakpedulian Rasa ketamakan Rasa keindividuan Rasa kepentingan Rasa merasa diri dan kelompoknya yang paling benar, paling berhak, paling memiliki atas negeri ini. Negeri ini tiba-tiba menjadi syurganya para “bajingan tolol !” Yang di sekitarnya dilingkari manusia-manusia munafik. Yang di bawahnya berbaris dengan setia para manusia penjilat. Didukung para manusia oportunis. Dan dipimpin oleh kelompok manusia bejat berjubah malaikat. Negeri yang tiba-tiba menjadi neraka bagi para pecinta kebenaran. Negeri yang seakan asing bagi mereka yang istiqomah di jalan Tuhan. Karena tak tahu lagi membedakan mana yang prilaku manusia dan mana yang perilaku setan. Kebenaran dibungkam Keadilan dicampakkan Nilai ke-Tuhanan disulap menjadi ancaman! Dasar Edan! Negeri yang tiba-tiba berubah menjadi pecinta kepalsuan ; Angka angka palsu Kesejahteraan palsu Investasi palsu Berita palsu Prestasi palsu “Ijazah palsu” Karena para pemimpinya para penipu! Sungguh negeri yang sudah kehilangan rasa, Rasa malu dan rasa bersalah atas segala “kedunguannya”. Negeri yang sempurna, bagi para penikmat dunia. Namun petaka bagi mereka yang masih punya “rasa” Lapas Cipinang, 26 Agustus 2023.
Grace Pojokkan Prabowo
Oleh M Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan WAKIL Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie membuat kejutan dengan pernyataan bahwa Prabowo Subianto menyesal sempat dekat dengan kelompok intoleran. Meski tidak menjelaskan kelompok intoleran yang dimaksud, akan tetapi banyak pihak beranggapan bahwa itu adalah kelompok Islam. Mungkin Habib Rizieq Shihab dan ulama lainnya. Belum ada klarifikasi dari Prabowo maupun penjelasan lanjutan Grace. Ungkapan ini akan menjadi bola liar yang dapat merugikan banyak pihak baik Prabowo, Grace atau juga umat Islam. Sudah ada reaksi dari tokoh yang menyatakan bahwa dirinya menjadi bagian dari umat Islam yang juga menyesal telah mendukung Prabowo waktu lalu. Tentu dengan nada kesal atau jengkel kepada Prabowo dan Grace. Yang paling dirugikan dengan pernyataan Grace adalah Prabowo. Di kalangan sebagian besar bekas pendukung Prabowo, ia telah dicap sebagai pengkhianat. Umat Islam menilai Prabowo \"timbul\" sendirian di tengah \"tenggelam\" nya pendukung yang banyak menjadi korban. Kalimat \"menyesal\" pernah dekat dengan kaum intoleran sangat menyakitkan. Prabowo bakal dilaknat oleh umat. Umat Islam, khususnya ulama, pernah melakukan ijtima untuk mendukung Prabowo dalam Pilpres 2019. Ijtima ulama tersebut tentu strategis untuk mendulang suara bagi kemenangan Prabowo. Prabowo dinilai menang tapi dicurangi Jokowi. Sayangnya sang Komandan ini menyerah, mengalah dan siap jadi pecundang. Sementara pasukan di bawah tetap bertempur berdarah-darah. Pernyataan Grace meskipun kejutan tetapi banyak yang tidak terkejut. Artinya bacaan profil Prabowo memang tipe tokoh yang sulit dipegang. Meskipun ditunggu klarifikasi tetapi mantan para pendukung yang konon \"kelompok intoleran\" sudah tidak berharap apa-apa padanya. Tidak mau tertipu dua kali. Apalagi harus berkali-kali. Memang posisi Prabowo menjadi sulit, jika ia membantah maka Grace yang terpojok. PSI yang sedang berhangat-hangat dengan dirinya menjadi terusik. Bisa-bisa kembali ke pangkuan PDIP. Jika Prabowo membenarkan maka keinginan kembali merangkul pendukung dari kalangan umat Islam akan menjadi sia-sia, bahkan semakin dimusuhi. Jangan-jangan ada ijtima ulama haram pilih Prabowo. Jalan aman adalah \"jalan Jokowi\" yakni tak peduli. Bom nuklir di sebelah meledak juga masa bodoh saja. Melewatkan apapun, padahal itu adalah tumpukan hutang yang esok akan ditagih rakyat. Dikira rakyat bodoh dan tidak mampu berhitung. Jika ini yang diambil Prabowo, maka bagi umat Islam mungkin akan berkeyakinan bahwa : \"diamnya anak perempuan yang ditanya, adalah persetujuan--wa idznuhaa shumaatuhaa\". Jika benar Prabowo menyesal pernah dekat pada umat, maka jangan sekali-kali umat Islam mendekat. Sebagai pengikut Jokowi jangan-jangan Prabowo belajar juga akan gaya kepemimpinannya baik itu plintat-plintut, masa bodoh, otoriter serta tidak bertanggungjawab. Prabowo itu masa lalu bukan masa depan. Bandung, 27 Agustus 2023.
Negeri tanpa Pintu Darurat
Oleh Prihandoyo Kuswanto - Ketua Pusat Studi Kajian Rumah Pancasila. Rumah Pancasila dalam bulan ini mengkaji sistem ketatanegaraan setelah UUD 1945 diganti dengan UUD 2002. Hasilnya ternyata kerusakannya luar biasa, bahkan akan terjadi kekosongan kekuasaan ketika sistem pemilu serentak dilaksanakan. Bagaimana tidak terjadi kekosongan kekuasaan kalau Presiden ,DPR ,DPD demisioner untuk melaksanakan Pemilu. Bagaimana kalau negara dalam keadaan darurat ketika pemilu tidak bisa diselesaikan terjadi keos apa kah presiden bisa berfungsi? Tentu tidak bisa sebab presiden sudah habis masa jabatannya? Atau mungkin Triumvirat yang biasa dilakukan didunia tetapi juga tidak bisa sebab kalau Presiden sudah habis masa kekuasaan nya maka semua kabinet nya juga selesai masa jabatannya. Kecuali kalau Presiden dan Wakil Presiden berhalang tetap dikarenakan sesuatu atau meninggal tetapi kekuasaan kan belum berakhir maka triumvirat bisa dijalankan. Membuat sistem bernegara para pendiri negara bangsa ini sudah dipikirkan secara holistik dan dari segala kemungkinan akan terjadi . Baik secara philosophy groundslag ,secara sistem ,nilai-nilai budaya bangsa nya tidak berhenti disitu tetapi juga mempelajari sistem negara yang ada didunia ini dengan 76 rig untuk mengkaji dan mempelajari serta menguji sistem sendiri yang dipilih atau sistem MPR . Dengan sistem MPR maka MPR tidak perna demisioner sebab MPR hanya 1/3 yang dipilih langsung lewat pemilu yaitu DPR sedang utusan utusan golongan dan utusan daerah tidak perna demisioner jadi kekuasaan dan kedaulatan rakyat tetap terjaga .Dan MPR jika keadaan darurat dan genting bisa mengeluarkan Tap MPR. Misal mengangkat pejabat Presiden .untuk menjalankan tata negara. Sekarang MPR tidak berfungsi sebab MPR bukan penjelmaan sekuruh rakyat Indonesia tetapi hanya satu golongan yaitu golongan partai politik. Ketua Partai Megawati Soekarno Putri , Prabowo, Surya Paloh, Erlangga Hartarto, Ketua DPR, Ketua DPD, Ketua MPR harus menunjukkan kenegarawannya dan berembug untuk menyelamatkan Negara Indonesia dengan kembali ke UUD 1945 dan Pancasila mengembalikan sistem MPR .lupakan pilpres sebab penyelamatan negara ini lebih penting dan silakan presiden dipilih lewat MPR dan DPR biarkan saja lewat pemilu. Keadaan ini membutuhkan kesadaran sebagai negarawan untuk menyelamatkan Indonesia. Kembalikan MPR sebagai lembaga tertinggi negara untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dan menyusun GBHN. Jika kita memang mencintai negeri ini maka butuh kenegarawanan parah tokoh untuk menyelamatkan Indonesia. (*)
PSI Sebut Prabowo Menyesal Pernah Didukung Umat Islam, Sungguh Menyakitkan
Oleh Ahmad Khozinudin - Sastrawan Politik WAKIL Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie Louisa, menyebut Prabowo Subianto menyesal pernah dekat dan didukung umat Islam pada Pilpres 2019 lalu. Dalam video yang beredar viral, Grace menjawab pertanyaan terkait Prabowo yang dulu didukung kelompok intoleran saat Pilpres 2019. Penyebutan kelompok intoleran pendukung Prabowo di Pilpres 2019 lalu tidak lepas dari tuduhan yang dialamatkan kepada umat Islam. Sebab, pada Pilpres 2019 Prabowo didukung umat Islam berdasarkan hasil Ijtimak Ulama II, yang diselenggarakan di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Minggu (16/9). Sikap politik Prabowo - sebagaimana disampaikan oleh Grace ini - jelas sangat menyakiti umat Islam. Pasalnya, dalam Pilpres 2019 lalu umat Islam sudah habis-habisan mendukung Prabowo. Kalau mau itung-itungan, Umat Islam lah yang paling menyesal pernah mendukung Prabowo. Mengingat, setelah didukung dan kalah, ternyata Prabowo malah bersekutu dengan kubu lawan, menjadi bagian dari koalisi Jokowi. Hanya saja ada hikmah besar yang dapat diperoleh dari statemen Grace, yang tentunya harus disikapi oleh umat Islam secara ksatria. Pertama, Prabowo menyesal pernah didukung berdasarkan hasil Ijtima\' Ulama umat Islam. Karena itu, pada Pilpres 2024 ini selain balik menyampaikan penyesalan pernah mendukung Prabowo, Umat Islam sekali kali tidak akan pernah mendukung Prabowo lagi. Kedua, narasi politik kaum intoleran dan politik identitas sejatinya diarahkan kepada umat Islam. Karena itu, umat Islam harus bersatu untuk melawan tuduhan intoleran ini, dengan memastikan agar partai-partai yang berkoar-koar menyampaikan politik intoleran dan politik identitas, agar dipastikan kalah dalam Pemilu 2024. Ketiga, umat Islam khususnya para ulama, harus berhati-hati agar tidak lagi memberikan rekomendasi preferensi politik kepada Prabowo atau politisi lainnya yang tidak ramah kepada Islam. Jangan sampai, dukungan politik yang keliru pada Prabowo akan terulang pada Pilpres 2024. Keempat, karena PSI terbuka menyerang politik Islam, maka umat Islam juga harus terbuka menghadapi PSI dan seluruh partai yang anti Islam. Umat Islam tidak boleh jatuh dua kali pada lobang yang sama. Biarlah, Prabowo menjadi bagian dari masa lalu, yang dapat dijadikan bahan muhasabah bagi masa depan. Umat Islam tidak boleh lagi terkecoh oleh figur dan sosok. Umat Islam wajib memastikan, perjuangan dan pengorbanan itu hanya dan bagi syariat Islam. Bukan dipersembahkan kepada tokoh atau figur tertentu. Umat Islam harus meniti jalan perubahan sendiri, tidak mengikuti rel politik yang telah disediakan parpol dan politisi culas. Saatnya, umat Islam berdikari dengan menjadikan dakwah sebagai satu-satunya jalan untuk mencapai kemuliaan, menuju izzul Islam wal Muslimin. Allahu Akbar ! [].
Duit Devisa Ekspor Lari ke Mana?
Oleh Prof Dr Mukhaer Pakkana - Akademisi KINERJA ekspor komoditas terutama berbasis ekstraktif masih surplus. Para eksportir itu meraup keuntungan superjumbo dari mengeruk sumberdaya alam kita. Mereka bersekongkol dengan investor asing. Tidak semata investor Cina, Jepang, Korea, tapi juga Negara-negara Barat. Lingkungan alam yang makin rusak, cuaca yang tidak bersahabat, tenaga kerja domestik termajirnalkan. Bahkan, rakyat makin merana, karena aksesnya terbatas ke sumberdaya-sumberdaya tersebut. Rakyat terkucilkan di kawasan kaya sumber daya alam. Para eksploitator alam itu, nyaris telah meninggalkan ampas-ampas sumberdaya, yg tidak punya nilai ekonomis lagi. Mereka bergembira ria mengeruk keuntungan di tengah kebodohan kita dan penderitaan rakyat. Permerintah keok alias lemah berhadapan dengan mereka, karena mereka ini digdaya. Mereka memiliki cuan dan mampu mendeterminasi hitam-putih wajah politik Tanah Air. Kasus teranyar, bagaimana PP 36/2023 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang direncanakan berlaku akhir Agustus 2023 ini, proses pembuatannya penuh misteri dan penuh lobi-lobi. PP ini mewajibkan paling sedikit 30% devisa hasil ekspor dari komoditas ekstraktif itu disimpan di bank domestik dan masuk ke sistem pencatatan keuangan Indonesia. Yang menarik, para eksportir itu masih memperoleh insentif menggiurkan. Misal, keringanan PPh jika devisa hasil ekspor itu di deposito di bank dalam negeri. Bayangkan, mereka hanya wajib menyimpan 30% plus keringan pajak. Harapan pemerintah, dgn PP dan insentif itu, paling tidak ada tambalan penambahan cadangan devisa US$60,9 miliar. Dgn begitu, cadangan devisa nasional akan terdongrak melebihi angka US$210 miliar, yg selama ini cadangan devisa kita malas bergerak naik, bahkan selalu tergerus. Tapi anehnya, kebijakan PP yg sudah diteken itu disambut dingin oleh pasar. Sejatinya, PP itu menguatkan devisa dan mengokohkan kurs rupiah, karena bakal banyak cuan yg mengalir ke dalam negeri. Faktanya, kurs rupiah tidak mau beringsut kuat. Artinya, kemana devisa ekspor itu mengalir? Tentu, para eksportir sangat rasional dan culas, mengeruk hasil alam Indonesia, tapi keuntungannya di simpan di negeri asing, di negara-negara sorga pajak, tax haven, tempat berlindung dari kewajiban pajak, karena mereka memperoleh fasilitas insentif dan keamanan. Merujuk data Indonesia Intelligence Unit (CIIU) menemukan data mengejutkan. CIIU memperkirakan, tiap tahunnya ada sekitar Rp2.478 triliun atau US$ 167 miliar Dana Hasil Ekspor (DHE) dari eksportir asal Indonesia disembunyikan atau disimpan di sistem perbankan Singapura. Nilai itu diperoleh dari rerata nilai ekspor Indonesia sejak 2014 - 2022, dikurangi dengan estimasi jumlah dolar AS milik eksportir yang dikonversi ke Rupiah. Ini baru di Singapura. Belum lagi di simpan di Hongkong, Inggris, Panama, Swis, dan lainnya yg tentu jauh lebih empuk. Mengapa hanya diwajibkan 30% bagi eksportir? Mengapa tidak ada tindakan tegas kepada mereka ini? Tentu angka 30% itu sudah kompromi dan sangat minimal. Makannya tidak memberi efek signifikan bagi kinerja ekonomi nasional, terutama dalam penguatan cadangan devisa dan kurs rupiah. Memang bangsa ini selalu tergadai oleh para cukong. Perilaku ini tidak jauh beda imprealisme VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) perusahaan multinasional pertama di dunia, milik Belanda di zaman penjajahan. VOC mengeruk keuntungan berlipat-lipat, mengeksploitasi tenaga kerja, menghisap rakyat, dan menentukan hitam-putih wajah Hindia-Belanda. Sudah 78 tahun kemerdekaan kita, tapi tetap di sandera oleh VOC. Karena Negara kita memang sudah “dipenggal” oleh para oligarki ekonomi. (*)
Merdeka dari Dedikasi Literasi
Oleh Muhammad Chirzin - Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta PIKIRAN adalah kekuatan yang sangat efektif. Kemuliaan manusia terletak pada pikiran, melampaui naluri dan inderanya. Pikiran adalah parameter untuk memilih apa yang baik dan bermakna. Agama menggenapi potensi akal untuk mengetahui dan menentukan benar dan salah suatu sikap, kata-kata, maupun perbuatan. Pikiran membedakan manusia dari binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda mati. Dengan berpikir, manusia bisa menentukan apa yang bermanfaat dan mudarat; mana yang positif dan negatif. Dengan berpikir manusia memilih mana yang cocok un tuk dirinya, dan bertanggung jawab atas pilihannya. Perkataan dan perbuatan dimulai dari pikiran. Pikiran mendorong setiap perbuatan dengan segala dampaknya. Pikiran menentukan kondisi jiwa, tubuh, kepribadian, dan rasa percaya diri. Sumber setiap perilaku adalah pikiran. Dengan pikiran orang bisa maju atau mundur, bahagia atau sengsara. Setiap hari manusia menghadapi lebih dari 60.000 pikiran. Sejumlah pikiran itu membutuhkan pengarahan. Jika dipandu ke arah negatif, maka pikiran itu akan keluar dari memori ke arah negatif. Jika dituntun ke arah positif, maka sejumlah pikiran yang sama juga akan keluar dari ruang memori ke arah yang positif. Berpikir melahirkan pengetahuan, pemahaman, nilai, keyakinan, dan prinsip hidup. Pikiran menjadi titik tolak bagi tujuan dan mimpi-mimpi, referensi dalam eksperimentasi, dan perjalanan hidup. “Dengan pikiran seseorang bisa menjadikan dunianya berbunga-bunga atau berduri-duri.” Islam adalah pembebasan. Al-Quran membebaskan manusia dari kegelapan dalam arti yang seluas-luasnya. Menjadi muslim bebas dari segala pengabdian kepada yang selain Allah swt. Berbakti hanya kepada-Nya semata. Mereka yang mengambil pelindung selain Allah berkata, “Kami menyembah mereka hanya untuk mendekatkan kami kepada Allah.” (QS 39:3). Ada orang yang menyembah selain Allah, seperti harta, kekuasaan, ilmu, atau keinginan pribadi. Orang dapat berkata bahwa semua itu hanya simbol yang membawa lebih dekat kepada perkembangan diri dan mendekatkan ke tujuan hidupnya, lalu mendekatkan kepada Allah. Islam Membebaskan Manusia dari Kebodohan dengan Membaca “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan- menciptakan manusia dari segumpal darah beku. Bacalah, dan Tuhanmu Maha Pemurah,- Yang mengajarkan kepada manusia menggunakan pena,- mengajar manusia apa yang tak ia ketahui.” (QS 96:1-5). Kata bahasa Arab untuk “mengajar” dan “ilmu” dari akar kata yang sama: ‘alima-ya’lamu. Membaca bukan hanya kewajiban untuk mengetahui ajaran Allah swt, tetapi juga tanggung jawab untuk menyebarluaskan kebenaran yang telah dibaca, ditelaah, dan dipahaminya. Nabi Muhammad saw memberikan pilihan kepada para tawanan perang untuk menebus dirinya dengan mengajarkan membaca kepada orang-orang mukmin. Kemampuan membaca dan menulis pun menjadi sarana penjagaan, pemeliharaan, dan pengabadian Al-Quran, serta pengembangan ilmu pengetahuan. Islam membebaskan manusia dari kebodohan dengan mengajarkan Al-Quran dan metode berbicara. “Maha Pemurah Allah! Yang mengajarkan Al-Quran. Dia menciptakan manusia; Dia mengajarkan kepadanya beribacara.” (QS 55:1-4). Wahyu itu datang dari Allah Yang Maha Pemurah. Itulah tanda karunia-Nya yang terbesar. Dia sumber segala ilmu dan cahaya. Cahaya-Nya memancar ke segenap alam raya. Allah adalah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seolah sebuah rongga di dalamnya ada sebuah pelita. Pelita itu dalam bola kaca, dan bola kaca itu laksana bintang berkilau, dinyalakan dengan minyak dari pohon zaitun yang diberkati, yang tumbuh tidak di timur dan tidak di barat. Minyaknya hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya. Allah membimbing pada cahaya-Nya siapa saja yang Dia kehendaki. Allah memberikan perumpamaan-perumpamaan kepada manusia, dan Allah Mahatahu atas segala. (QS 24:35) Allah mengajari manusia berbicara jelas dan mudah dicerna, menyatakan isi hati dan pikiran, memahami dengan terang hubungan sesuatu dan menjelaskannya. Di samping ilham dalam hati, wahyu melalui para rasul berupa ayat qauliyah, Allah membantu pula dengan wahyu dalam alam semesta berupa ayat kauniyah. Allah memberikan kesempatan yang sama di majelis ilmu bagi semua. Hai orang-orang yang beriman! Jika dikatakan kepadamu berilah tempat dalam pertemuan, maka berilah tempat, Allah akan memberi tempat yang lapang kepadamu. Dan bila dikatakan berdirilah, maka berdirilah. Allah akan mengangkat derajat orang beriman di antara kamu dan mereka yang telah diberi ilmu. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS 58:11). Islam mlMembebaskan Manusia dari Perbudakan Kebaikan itu karena beriman, memberikan harta benda yang dicintai kepada kerabat, anak yatim, fakir-miskin, orang dalam perjalanan, mereka yang meminta dan untuk memerdekakan budak... (QS 2:177). Tidak sepatutnya seorang mukmin membunuh orang mukmin yang lain, kecuali bila terjadi kekeliruan. Siapa yang membunuh seorang mukmin karena kekeliruan ia harus memerdekakan budak mukmin dan membayar tebusan yang diserahkan kepada keluarganya, kecuali jika mereka menyedekahkan. Tetapi jika ia dari golongan yang bermusuhan dengan kamu dan ia seorang mukmin, maka cukuplah memerdekakan seorang budak mukmin. Dan jika ia dari golongan yang antara kamu dengan mereka terikat suatu perjanjian, maka membayar tebusan yang diserahkan kepada keluarganya dan memerdekakan seorang budak mukmin. Bagi siapa yang tidak mampu berpuasalah dua bulan berturut-turut sebagai tobat kepada Allah. Allah Maha Tahu, Maha Bijaksana (QS 4:92). Meskipun Allah sudah menganugerahkan berbagai kemampuan dan bimbingan kepada manusia, namun sebagian manusia tidak berhasrat menempuh jalan yang terjal dan sulit untuk kebaikan rohaninya, yakni amal yang baik, cinta yang tulus, memerdekakan budak, memberi makan anak yatim dan orang miskin yang bergelimang di atas debu (QS 90:11-16). Perbudakan identik dengan penjajahan. Secara resmi perbudakan telah dihapuskan di semua negara beradab, tetapi penjajahan masih subur di kalangan masyarakat. Penjajahan politik, ekonomi, dan sosial-budaya. Ada pula penghambaan kepada harta, nafsu atau kekuasaan. Orang yang bijak akan berusaha melepaskan diri sendiri dan orang lain dari berbagai macam perbudakan dan penjajahan itu. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia angkat derajat dan martabat manusia dengan ayat-Nya, tetapi manusia cenderung pada dunia dan mengikuti hawa nafsunya yang rendah. Perumpamaan orang ini seperti anjing; jika dihalau menjulurkan lidah, dan jika dibiarkan ia juga menjulurkan lidah (QS 7:176). Sudahkah kaulihat orang yang mempertuhan hawa nafsunya dan Allah membiarkannya sesat, dan Dia pun memateri pendengaran dan hatinya, dan dipasangnya penutup di matanya? (QS 45:23). Islam Membebaskan Manusia dari Penindasan Mengapa kamu tidak berjuang di jalan Allah; untuk mereka yang lemah – laki-laki, perempuan, dan anak-anak, yang berkata, “Tuhan, keluarkanlah kami dari negeri ini yang penduduknya zalim, dan berilah kami dari pihak-Mu pelindung dan berilah kami dari pihak-Mu penolong.” (QS 4:75). Islam Membebaskan dari Kerusakan Kerusakan telah tampak di darat dan di laut karena perbuatan tangan-tangan manusia. Dia akan merasakan kepada mereka sebagian akibat perbuatan mereka, supaya mereka kembali ke jalan yang benar (QS 30:41). Ada penyakit dalam hati mereka dan Allah menambah penyakit mereka. Bila kepada mereka dikatakan, “Janganlah berbuat kerusakan di muka bumi,” mereka menjawab, “Tidak, kami bahkan berbuat kebaikan.” Sungguh, merekalah yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar (QS 2:10-12). Ada orang yang mendengar, tetapi tidak memperhatikan; melihat, tetapi tidak menangkap makna yang dilihat; merasakan, tetapi tidak menghayati. Orang buta bukan orang yang buta mata kepala, tetapi buta mata hati. Hanya orang-orang yang pernah dijajah yang dapat merasakan arti kemerdekaan. Kemenangan adalah milik orang-orang yang berjuang. Siapa yang ingin menjadi manusia yang merdeka, bebas, dan membebaskan, hendaklah bertawakal kepada Tuhan. (*)
Rangkaian Pertemuan Anies, Upaya Agar Jangan Sampai Relawan Putus Asa
Jakarta, FNN - Pagi tadi, Sabtu (26/8/23), Bacapres dari Koalisi Perubahan dan Persatuan, Anies Baswedan, bertemu dengan Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al-Jufri. Ini merupakan rangkaian pertemuan antara Anies dengan para petinggi partai-partai pendukungnya. Sebelumnya Anies juga telah bertemu Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh (24/8/23) dan Susilo Bambang Yudhoyono (25 /8/23). Anies mengatakan bahwa pertemuannya dengan petinggi PKS tersebut merupakan bagian dari musyawarah. Apakah ini tanda-tanda makin konkret? “Ya, saya kira yang paling menonjol adalah sikap Demokrat yang menuntut terus supaya Nasdem segera meloloskan Anies untuk memilih calon wakil presidennya. Dan itu sudah terlambat 2-3 bulan. Karena itu, Pak SBY terus menerus ingin dipercepat. Jadi, kalau Anies bertemu dengan SBY maka ada hal yang konkret. Kan nggak mungkin Pak SBY terima hal yang tidak kongkret. Itu poinnya di situ,” ujar Rocky Gerung dalam kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Sabtu (25/6/23), mengomentari rangkaian pertemuan Anies dengan petinggi partai koalisi pendukungnya. Tetapi, lanjut Rocky, lebih dari itu memang ada dorongan yang makin lama makin kuat dan bahkan setengah putus asa. Orang seperti hendak mengatakan sudahlah, siapa saja bacawapresnya Anies, yang penting Anies masuk dulu di dalam kompetisi. Hal itu juga yang menjadi poin bagi Anies bahwa siapa pun yang dia pilih menjadi wakil presidennya, orang tidak peduli. Orang hanya akan peduli bahwa Anies membawa misi perubahan. Tetapi, kata Rocky, dalam kalkulasi itu kita juga mesti ingat bahwa koalisi ini adalah tiga partai yang masing-masing punya ego. Jadi, bisa saja Anies justru tidak mendapat tiket kalau bukan AHY atau sebaliknya. “Jadi, tetap kalau kita lihat dari kacamata pertandingan paradigma, mereka yang ada di bawah paradigma Anies menginginkan cepat-cepat ide perubahan itu diucapkan. Dan itu yang enggak bisa mereka pahami,” ujar Rocky. Kelihatannya, itu juga kepentingan politik yang lebih besar bahwa orang ingin segera ada kejelasan, baik pada Anies maupun pada Prabowo, lanjut Rocky. Kalau Ganjar mungkin orang tidak peduli lagi. Orang cuma mau melihat duel antara Anies dengan Prabowo dan Prabowo memang mengundang supaya kita menyaksikan kompetisi politik antara dia dan Anies, entah putaran pertama atau putaran kedua. Jadi, betul juga kalau keinginan publik itu dilayani lebih cepat oleh Anies dan pasti ada courtesy call antara Anies membawa pesan Nasdem kepada SBY, dan setelah itu kalau sudah beres baru ketemu dengan PKS. Jadi urutan berpikirnya jelas bahwa Anies akhirnya menemukan semacam keteguhan hati untuk terus memikirkan nasib koalisi ini, tapi sekaligus determinasi itu datang dari tuntunan publik. “Tidak mungkin Anies itu tiba-tiba mempercepat perteman dengan SBY atau dengan Surah Paloh kalau dia enggak melihat bahwa relawan di seluruh daerah itu sudah mulai resah. Jadi, jangan sampai relawan itu akhirnya putus asa,” ungkap Rocky. Hal itu juga, kata Rocky, yang kita dorong dari awal supaya Anies masuk dalam kompetisi politik. Kita dorong juga Prabowo. Bahkan, tanpa didorong Prabowo memang sudah bersiap untuk face to face atau head to head dengan Anies. Sementara, PDIP masih pusing karena masih berharap janji Jokowi. “Jadi, tetap kita lihat bahwa mungkin dalam satu kali putaran itu langsung terlihat Anies akan masuk putaran kedua bersama Prabowo. Ini indikasi yang kira-kira masuk akal yang kita bayangkan sejak hari ini<” ujar Rocky dalam diskusi yang dipandu oleh Hersubeno Arif, wartawan senior FNN, itu. (sof)
Anies-AHY Skema Akhir, Koalisi Perubahan Konsolidatif
Jakarta, FNN - Analis komunikasi politik Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting mengungkapkan, pasangan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hampir pasti menjadi skema akhir formasi bakal calon presiden dan wakil presiden (capres/cawapres) dari Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP). Hal ini usai Anies dan tim delapan menghadap tiga tokoh puncak dari KPP, yakni Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Surya Paloh; Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY); dan Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf Aljufri, pada Jumat (25/8) dan Sabtu (26/8). “Pertemuan Anies, tim delapan dengan tiga pucuk pimpinan KPP merupakan strategi komunikasi politik untuk menduetkan Anies dengan AHY sebagai skema akhir sekaligus menunjukkan KPP semakin konsolidatif menuju fase berikutnya, yakni deklarasi Anies-AHY,” kata Selamat Ginting kepada FNN di Jakarta, Sabtu (26/8). Menurut Selamat Ginting, pertemuan Anies didampingi tim delapan dengan Surya Paloh, SBY, dan Salim merupakan strategi komunikasi politik jelang pengumuman pasangan capres dan cawapres KPP. Strategi komunikasi politik yang dilakukan dalam dua hari itu, bukan lagi gimmick (kemasan) politik. “itu sudah riil politik, tinggal ketuk palu, setelah melewati dinamika politik yang sangat keras,” ujar dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unas itu. Siap Tarung Dikemukakan, bakal calon wakil presiden yang sebelumnya beredar untuk mendampingi Anies, kini hanya tinggal kemasan saja. Mengingat waktu pendaftaran capres dan cawapres tinggal 2,5 bulan lagi. Beberapa kandidat dari unsur Nahdlatul Ulama (NU), seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar, Zannuba Ariffah Chafsoh (Yeni Wahid), kini tidak lagi mengemuka dalam bahasan koalisi tersebut. “Saya menduga Partai Demokrat akan memanfaatkan momentum HUT partai pada 9 September, sebagai unjuk kekuatan duet Anies-AHY siap bertarung menghadapi kontestasi pilpres 2024,” ujar Ginting. Ginting melihat secara ril politik Anies diasosiasikan sebagai tokoh yang disorongkan Partai Nasdem. Sedangkan AHY merupakan representasi dari Partai Demokrat. Sementara PKS akan kebagian dalam pembagian kekuasaan di posisi strategis dalam kabinet, apabila koalisi ini menang dalam pilpres. “Itulah konsensus politik dalam mengatasi konflik politik di koalisi tersebut. Paloh, SBY, dan Salim adalah king maker dalam koalisi di tengah tarik-menarik kepentingan politik yang menguras energi,” ungkap Ginting. Ganjar dan Prabowo Menurutnya, pertentangan yang keras antara dua poros pendukung bakal capres Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto, justru dimanfaatkan koalisi perubahan untuk semakin konsolidatif mengusung Anies dan AHY. Koalisi yang mengusung Prabowo, belum menemui titik terang mencari bakal cawapres. Terutama setelah masuknya Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Apalagi koalisi ini sebelumnya digagas Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) “Satu hari jelang penandatanganan perjanjian koalisi antara Golkar dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), ternyata Golkar balik badan. Apakah ini pertanda Golkar akan mendapatkan jatah bakal cawapres? Sangat mungkin terjadi,” ungkap Ginting. Apalagi, lanjut Ginting, Gerindra dan Golkar merupakan partai tiga besar dalam pemilu 2019 lalu. Sehingga Golkar merasa lebih memiliki hak dan nilai jualnya lebih tinggi daripada partai lainnya. “PAN pun merasa bahwa elektabilitas Erick Thohir yang diusungnya jauh lebih tinggi darupada Airlangga dari Golkar maupun Muhaimin dari PKB. Sementara Muhaimin merasa PKB merupakan penggagas koalisi bersama Gerindra, sedangkan Golkar dan PAN sebagai pendatang akhir. Ini menjadi kerumitan tersendiri bagi koalisi pendukung Prabowo,” ujar Ginting. Mega dan Jokowi Sedangkan koalisi pendukung Ganjar dari PDIP, lanjut Ginting, kini seperti kesepian. Memang PDIP punya modal 128 kursi, dan bisa melaju sendirian, tanpa harus berkoalisi dengan partai politik lainnya. Namun kondisi ini mengandung risiko politik tinggi jika harus berjalan sendirian. “Memang ada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang mendukung Ganjar, tapi situasi partai itu rawan hukum, karena ketua umumnya masih pelaksana tugas. PPP berpotensi digugat, maka koalisi dengan PPP bisa menimbulkan masalah hukum. Sehingga elite PDIP juga mempersilakan jika PPP akan keluar koalisi. Ini sama juga PDIP mengusir PPP secara halus,” ungkapnya. Menurutnya, upaya PDIP mencari teman koalisi dari partai politik yang berada di parlemen, nyaris sudah tertutup. Semua partai sudah berada dalam tiga koalisi, kecuali ada dinamika politik yang sangat luar biasa dan bisa memporakporadakan formasi politik. Waktu pendaftaran sudah semakin dekat pada 19 November 2023 mendatang, sehingga koalisi Ganjar jauh lebih sulit untuk mencari pasangan. “Komunikasi politik Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri dengan Presiden Jokowi berlangsung tidak mulus. Tidak seperti biasanya, Megawati sudah turun gunung ke Semarang hadiri apel deklarasi Ganjar, tanpa kehadiran Jokowi sebagai kader banteng,” pungkas Ginting. (sws)
Anies, SBY, dan Tim 8 Membahas Kampanye, Termasuk Pengumuman Bacawapres
Jakarta, FNN - Pertemuan bakal calon presiden Anies Baswedan bersama Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Tim 8 Koalisi Perubahan membahas di antaranya strategi kampanye Pemilihan Presiden 2024 termasuk pengumuman nama bakal calon wakil presiden (bacawapres).Anies Baswedan saat ditemui di pelataran kediaman pribadi SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat, menjelaskan pertemuan itu tidak lagi membahas nama-nama yang potensial untuk bakal calon wakil presiden (bacawapres), karena tiga partai solid mendukung keputusan Anies untuk menentukan nama pendampingnya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.“Sudah tidak lagi bicara nama-nama. Tidak bicara itu semua. Bicara ke depan apa langkah-langkah ke depan. Kami merasa bersyukur Koalisi Perubahan untuk Persatuan ini guyub, solid,” kata Anies Baswedan menjawab pertanyaan ANTARA saat jumpa pers.Anies melanjutkan pertemuan antara dirinya, Tim 8 Koalisi Perubahan dan SBY menjadi penanda koalisi antara PKS, NasDem, dan Partai Demokrat solid untuk maju bersama-sama di Pilpres 2024.“Insya Allah ini menjadi penanda bahwa pesan kepada masyarakat semua kami mengikhtiarkan Indonesia yang lebih maju, yang lebih adil, diselenggarakan, diusahakan secara serius oleh koalisi tiga partai ini,” kata Anies.Dalam kesempatan yang sama, Anies juga menilai pertemuan dengan SBY Jumat malam ini menjadi bekal untuk menyusun strategi memenangkan dirinya dalam Pilpres 2024.“Tadi Bapak SBY yang sudah memiliki pengalaman memenangkan Pilpres dua kali, memimpin pemerintahan (selama) 10 tahun, memberikan kepada kami wisdom knowledge, pengalaman yang amat kaya, dan tadi kami semua mencatat dengan amat serius, dan beliau juga memberikan kepada kami semua beberapa catatan-catatan yang perlu menjadi perhatian yang terkait dengan kondisi terkini,” kata Anies Baswedan.Selepas jumpa pers, salah satu anggota Tim 8 Sudirman Said turut membenarkan isi pertemuan salah satunya membahas waktu yang tepat untuk mengumumkan nama bakal cawapres.“Kepada kami (Tim 8) diberikan tugas untuk memikirkan waktu yang terbaik,” kata Sudirman.Pertemuan antara Anies Baswedan, Tim 8, dan SBY berlangsung selama 2 jam lebih dalam ruang perpustakaan pribadi SBY.Dalam pertemuan itu, hampir semua anggota Tim 8 Koalisi Perubahan hadir, kecuali Willy Aditya. Walaupun demikian, ada Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni.Anies Baswedan saat ini diusung oleh dua partai oposisi, PKS dan Partai Demokrat, serta satu partai pendukung pemerintah, NasDem. Tiga partai itu membentuk tim yang disebut Tim 8 untuk mengatur strategi memenangkan Anies dalam Pilpres 2024, termasuk di antaranya menggodok nama-nama yang dipertimbangkan sebagai bakal calon wakil presiden pendamping Anies.Tim 8 itu beranggotakan di antaranya Teuku Riefky dan Iftitah Sulaiman Suryanegara dari Partai Demokrat, Sugeng Suparwoto dan Willy Aditya dari NasDem, Sohibul Iman dan Al-Muzammil Yusuf dari PKS, kemudian Sudirman Said dan Dadang Dirgantara yang merupakan utusan Anies Baswedan.(ida/ANTARA)