ALL CATEGORY
Kursus Penganten
Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Hampir tak terpikir kalau Jepang menggelar kegiatan kursus penganten untuk gadis-gadis yang sudi. Yang pria tak dikursus, mungkin dianggapnya banyak lelaki yang telah berpengalaman. Sembarangan saja \'tu Jepang. Ternyata kursus banyak peminatnya. Kursus antara lain mengajarkan cara bikin kue dari bahan murah, misal kue Satu yang terbuat dari tepung terigu dan sedikit gula. Satu bukan one, dalam Betawi satu itu hatu, atau atu. Dua bukan two, tapi lebar. Tiga tinggi, bukan three. Betawi genre pemula menghitung four ampat. Dan bukan perempatan tapi prapatan. Prapatan Lima di Tanjung Priuk Kramat Tunggak. Prapatan Tuju di Tangerang. Ini simpang yang paling banyak. Penganten mesti kenal dapur. Memasak dengan kayu, belum ada kompor. Dapur disanding tomang. Tinggi rendah panas harus tahu, kalau panas tinggi kayu di di dapur yang menyala ditarik satu batang dan dipindahkan ke tomang. Kalau panas rendah tiup dapur dengan semprong. Dan kayu di tomang dikembalikan. Menggoreng dengan minyak kelapa, sangrai itu menggoreng dengan pasir. Yang disangrai biasanya biji2an, termasuk jambu médé. Perkawinan di jaman Jepang ramai saja. Keterangan ini saya dapat dari ex pengulu di Krukut jaman Jepang. Semangat calon penganten tidak kendor, kata dia. Hidup memang makin lama makin susah. Singkong ditambus saja, tidak digoreng. Kalau ditambus itu, singkong diselipkan di kayu bakar. Dewasa ini makin hari media mainstream dan sosmed makin ramai dengan berita dan ulasan tentang kesulitan hidup rakyat banyak. Masa\' iya sih kita balik ke jaman Jepang? Amit-amit. (RS)
Shireen Abu Aqleh Korban Kekejian Israel
Oleh M. Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan SHIREEN adalah jurnalis perempuan Al Jazeera. Meski beridentitas \"Press\" artinya sebagai reporter, tetap saja ia ditembak mati oleh sniper Israel. Sebagaimana biasa, Israel menuduh bahwa Shireen ditembak Palestina. Tuduhan palsu tanpa bukti ini tentu idak ada yang mempercayainya bahkan mempertegas akan kelicikan dan kejahatan Zionis Israel. Shireen harus menjadi martir dunia untuk menghukum Israel. Shireen Abu Aqleh berkewarganegaraan ganda Palestina dan Amerika, tidak beragama Islam melainkan Protestan. Dibawa ke Katedral the Annunciation of the Virgin Yerusalem untuk kemudian dikuburkan di dekat makam ibunya. Warga Palestina mengiringi jenazah dengan kibaran bendera Palestina. Tentara Israel mengganggu pemakaman. Israel adalah bangsa dan negara yang terkutuk. Harus segera diusir dari tanah Palestina. Kemerdekaan adalah pilihan dan agenda dunia. Penjajahan dan kejahatan Israel tidak bisa terus dibiarkan. Indonesia mesti serius dan tulus dalam mendukung Palestina, tidak berstandar ganda atau coba-coba untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Di depan mata sebenarnya Israel telah menginjak-injak Indonesia dengan mendirikan Museum Holocaust di Minahasa. Negara zalim itu tengah berpura-pura menjadi korban dari kezaliman. Jika Indonesia sungguh-sungguh ingin membantu bangsa Palestina, maka segera tutup Museum Holocaust dan bongkar bangunan provokasi Zionis Israel tersebut. Jangan buka peluang Zionis untuk bergerilya di negeri Pancasila. Shireen adalah jurnalis senior yang telah 25 tahun bekerja untuk AlJazeera. Sebelum bergabung dengan Al Jazeera, Shireen bekerja pada the Voice of Palestine dan Radio Monte Carlo Perancis. Keluarga ibunya ada di New Jersey Amerika. Shireen adalah alumni Universitas Yarmouk di Yordania. Jika Indonesia dapat membangun Museum Perjuangan Palestina maka Shireen Abu Aqleh dan profilnya sebagai pejuang jurnalisme akan mengisi salah satu sudut tampilan Museum. Perjuangan Shireen diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk selalu berjuang keras di berbagai bidang khususnya jurnalisme. Museum di samping menampilkan heroisme juga menampilkan kejahatan dan kekejaman Zionis Israel dalam dimensi kesejarahannya. Zionis itu curang, penipu, fitnah, rasialis, kejam, serta penginjak-injak HAM. Mungkin ada benarnya juga pernyataan bahwa Israel suatu saat harus dihapus dari peta dunia. Shireen dibunuh keji dan Israel telah melanggar pasal-pasal Konvensi Jenewa 1949. Melakukan kejahatan perang. Presiden Palestina Mahmoud Abbas menganugerahi \"Bintang Yerusalem\" dan berjanji akan membawa kasus pembunuhan jurnalis ini ke International Criminal Court (ICC) di Den Haag. Shireen Abu Aqleh adalah martir dunia dan bukti dari kesewenang-wenangan Pemerintahan kolonial Zionis Israel. Shireen adalah pahlawan jurnalisme. Bandung, 15 Mei 2022
Indonesia Sering Salah Memandang Perang Palestina - Israel
Jakarta, FNN - Jakarta, FNN - Perang dingin Israel-Palestina kembali memicu ketegangan baru beberapa negara Timur Tengah, termasuk Indonesia. Apalagi dengan tertembaknya jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh saat meliput penggerebekan oleh Israel Defense Forces di wilayah pendudukan Tepi Barat, Jenin. Pengamat politik Rocky Gerung menyebut, elite politik Indonesia kurang update jika melihat konflik antara Israel dan Palestina karena selalu yang dilihat soal agama. “Yang paradoks itu Indonesia, selalu dianggap bahwa Israel itu ada hubungannya dengan agama. Padahal ini sebetulnya politik kasar saja. Israel memang dari dulu kasar dalam politik, tapi orang Indonesia, ya itu karena informasi yang masuk ke Indonesia membuat bangsa ini juga terpecah dalam soal memandang Israel,” paparnya kepada wartawan senior FNN, Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu, 15 Mei 2022. Menurut Rocky, kepentingan Amerika di Israel adalah mempertahankan hegemoni di kawasan Timur Tengah. “Tetapi, perilaku Israel yang menyerang Palestina dan sekarang ini lebih gila lagi, di mana jurnalis dibunuh oleh tentara Israel. Itu artinya ada pelanggaran di dalam yang disebut hukum perang,” paparnya. Kalaupun ada kekerasan di situ, kata Rocky mustinya petugas kesehatan, jurnalis, adalah pengamanan pertama. “Jadi ini adalah kejahatan yang dilakukan oleh tentara Israel atau oleh pemerintah Israel, bukan oleh bangsa Israel dalam pengertian satu etnis. Ini kan konflik politik, dan itu yang musti kita bedakan supaya Indonesia juga riil mengutuk dan meminta supaya ada sanksi terhadap Israel walaupun dalam basa basi diplomasi pasti Amerika menganggap bahwa itu kejadian kecil. Dan itu bisa memicu ketegangan baru di Timur Tengah,” paparnya. Sekarang ini, kata Rocky politik Israel harus dibedakan antara Israel sebagai pemerintah, apalagi kalau yang berkuasa di situ adalah partai konservatif, itu akan berakibat parah. “Itu yang mesti kita belajar supaya kita melihat politik dunia itu sebagai isu kepentingan saja, nggak ada lain-lain di situ. Jadi jangan dikait-kaitkan lagi dengan agama segala macam,” paparnya. Rocky menegaskan orang sering menganggap bahwa Israel itu Kristen atau Nasrani atau Yahudi atau apa dan berseberangan dengan Palestina yang ada muslim, Arab. “Padahal, Palestina itu multikultural dan multi-agama. Jadi kemampuan kita untuk melihat politik dunia kadang dikacaukan oleh semacam semangat-semangat keagamaan. Itu memburuk cara kita menganalisis politik,” paparnya. Rocky menyayangkan para pemuka agama yang tidak bisa menjelaskan secara jelas kejadian di Palestina. “Ini bahayanya kalau kemampuan para pemuka masyarakat Indonesia tidak mampu membedakan antara politik Israel dan Palestina dan sejarah bangsa itu di dalam peradaban dunia yang memang didasarkan pada perebutan wilayah. Dan adalah hak dari bangsa Palestina untuk memiliki wilayahnya sendiri, tidak ada hubungannya dengan hak keagamaan di situ karena setiap warga negara setiap manusia itu musti punya jaminan bahwa dia punya tempat pemukiman yang aman,” paparnya. Uniknya, Israel selalu menganggap perluasan wilayah itu bagian dari semangat yudaisme dan semangat zionisme. Sementara sikap Amerika pasti dobel standar dan beberapa negara Arab juga ada double standar. “Beberapa negara teluk itu justru pro-Israel supaya bisa membeli senjata Amerika. Itulah politik. Bagian-bagian itu yang seringkali jadi perdebatan di dalam negeri, karena nggak ada pengetahuan tentang apa yang kita sebut sebagai analisa politik ekonomi,” paparnya. Menurut Rocky lantara semata-mata karena kepentingan ekonomi dan ekspor senjata, maka Israel menjadi proksi dalam diplomasi antara negara-negara Arab. Yang ingin punya senjata dari Amerika terpaksa musti seolah-olah berbaik-baik dengan Israel. Itu diplomasinya begitu. “Ya, itu pertama kita musti tahu bahwa proksi-proksi Amerika di Asia Tenggara itu lagi dibujuk oleh Amerika supaya betul berhadapan dengan Cina. Tapi lebih dari itu yang lebih penting kita lihat apa hasilnya buat Indonesia secara ekonomi,” paparnya Janji Biden, kata Rocky hanya untuk memperkuat bidang pertahanan di Asia dalam berhadapan dengan Cina. Tetapi kita tidak tahu apa sebetulnya manfaat Indonesia secara ekonomi, karena kita tahu bahwa Indonesia kehabisan cash dan tentu Indonesia lebih menginginkan ada semacam bisnis yang ditanamkan oleh pemerintah Amerika di Indonesia. “Begitu yang lebih penting bagi Jokowi sebetulnya,” sarannya. Sementara bagi Amerika yang lebih penting adalah kepastian Indonesia dalam berhadapan dengan Cina. Itu intinya. Dan di sinilah mendua sebetulnya Indonesia mau anti-Cina tapi masih butuh bantuan Cina, sementara Amerika ini dapat kepastian,” tegasnya. Janji Amerika itu, kata Rocky bisa berlaku buat negara-negara ASEAN, tapi sebetulnya Indonesia dikecualikan dari situ. Lebih dari itu, kita tahu bahwa defisit di Amerika mendekati dua digit dan itu artinya konsolidasi dollar di situ akan menyebabkan Indonesia kehilangan kemampuan untuk memperoleh harga dollar yang berat karena harga dollar pasti akan naik kalau terjadi konsolidasi kekuangan di Amerika Serikat. “Jadi, kita tetap lihat pertemuan Washington itu sebagai sinyal bagi Indonesia supaya kasih semacam ketetapan apa mau jadi proksi China atau menjadi proksi Amerika,” paparnya. Sementara soal keuntungan ekonomi yang akan didapat Indonesia, Rocky menduga masih jauh Presiden Jokowi bisa bertemu dengan semua CEO di situ. Mereka melihat potensi di Indonesia sudah makin lama makin merosot. Karena mereka juga tahu statistik Indonesia bahwa daya beli rakyat Indonesia turun terus, pertumbuhan ekonomi Indonesia justru merosot, utang luar negeri Indonesia jadi naik terus, dan kekacauan politik di dalam negeri justru itu yang dipantau oleh CEO Amerika yang melihat bahwa ini kabinet Pak Jokowi kok berantakan, sudah ada faksi-faksi tertentu dalam kabinet yang berupaya untuk memperlemah kebijakan pemerintah. “Kan itu yang dibaca oleh financial player dunia. Jadi, kita anggap itu basa-basi diplomatik saja,” pungkasnya. (ida, sws)
ICMI Harus Bisa Merebut Masa Depan
Serpong, FNN ---- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) harus pro aktif dalam perubahan dan harus memiliki andil besar dalam merebut masa depan. Demikian dikatakan Ketua Umum ICMI Pusat, Prof. Dr. Arif Satria, ketika menjadi pembicara kunci pada acara Silaturahmi Kerja Daerah (Silakda) dan Halal Bi Halal ICMI Orda Tangerang Selatan, Jumat (13/5/2022), di Auditorium Universitas Pamulang (Unpam). \"Dalam menghadapi masa depan, setidaknya kita harus memiliki kemampuan merumuskan visi, kemampuan strategi yang fleksibel dan kemampuan eksekusi,\" kata Arif Satria yang juga Rektor Insitut Pertanian Bogor (IPB). Dalam kesempatan tersebut, Arif Satria menguraikan tema ICMI dan Tantangan Masa Depan Dalam Konteks Keummatan dan Kebangsaan. Saat ini, jelas Arif, kita menghadapi dan harus siap dengan perubahan, dimana masa depan itu dipenuhi dengan ketidakpastian. Namun cara terbaik meraih masa depan adalah dengan menciptakannya hari ini, dan kita harus andil dalam memprediksi masa depan serta harus menjadi bagian dari masa depan. Oleh karena itu, cara berpikir kita juga harus berpikir ke depan, dan jangan sering terjebak atau berada dalam cara berpikir masa lalu. ICMI Tangsel Gercep Silakda ini merupakan Silakda pertama setelah Kepengurusan ICMI Orda Tangsel periode 2021-2026 dilantik pada 9 April 2022. Silakda ini dirangkaikan juga dengan Halal Bi Halal, Dalam Anggaran Rumah Tangga ICMI disebutkan Silakda merupakan pertemuan atau forum komunikasi kekeluargaan untuk menyusun dan membahas pelaksanaan program kerja serta evaluasi berkala termasuk masalah koordinasi yang menyangkut kepentingan bersama atau kebijakan publik. Silakda dibuka secara langsung oleh Benyamin Davnie selaku Ketua ICMI Orda Tangsel yang saat ini juga menjabat sebagai Walikota Tangsel. Dalam sambutannya Benyamin Davnie menyampaikan bahwa dalam Silakda ini mengharapkan kepada seluruh bidang untuk mempersiapkan program kerjanya secara matang, terukur dan terkontrol, baik dari substansi maupun output dan outcomenya. Benyamin Davnie juga berharap ICMI Orda Tangsel pada periode ini dapat berkontribusi nyata dalam pembangunan Kota Tangsel, dengan tetap mengingatkan tiga Dimensi Khittah atau Wawasan dan Kebijakan Asasi ICMI, yaitu Dimensi Ke-Islaman, Dimensi Ke-Indonesiaan, dan Dimensi Ke-Cendekiawanan sebagai pegangan dalam merumuskan program kerja ICMI dan aktivitas pengurus ICMI. Dalam Silakda ini, Prof. Dr. Lili Romli selaku Ketua ICMI Orwil Banten memberikan sambutan dan mengapresiasi gerak cepat Orda Tangsel dalam melaksanakan Silakda, tidak lama setelah pelantikan dilaksanakan pada tanggal 9 April 2022. Dalam sambutannya, Lili Romli menekankan agar program yang dirumuskan dapat disinergikan secara optimal dengan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan lainnya dengan tetap mengedepankan nilai-nilai dan khittah ke-ICMI-an. Lili Romli juga menegaskan agar program kerja dipastikan memiliki manfaat bagi masyarakat secara umum, karena kecendekiawanan itu bukan hanya karena ilmunya melainkan sejauhmana tingkat kepeduliannya kepada lingkungan dan masyarakatnya. Sementara Dr (HC) Darsono sebagai ketua Yayasan Sasmita Jaya dan salah satu Dewan Penasehat ICMI Orda Tangsel menyampaikan kebahagiaannya, karena kampus Unpam menjadi tempat Silakda ICMI. Darsono mengharapkan agar ICMI dapat memahami betul kebutuhan masyarakat sebagai rujukan dalam merumuskan program kerjanya. Darsono juga menceritakan bahwa Unpam ini kampus dengan biaya murah namun bukan murahan, karena melihat banyak masyarakat tidak mampu kuliah yang disebabkan mahalnya biaya pendidikan. sampai disini, Unpam hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah agar bisa tetap kuliah dan sukses dalam hidupnya. (TG)
Oligarki Merampas Masa Depan Mahasiswa
Pada saat segelintir oligarki menguasai lahan berjuta hektar untuk sawit dan tambang serta perumahan, dan jutaan keluarga muda mengais kavling sempit 100 m2 di pinggiran kota-kota, kini terpulang pada mahasiswa sebagai agen perubahan apakah ketimpangan ruang ini masuk akal sehat mereka. Oleh: Daniel Mohammad Rosyid, Guru Besar ITS, @Rosyid College of Arts SEJAK Reformasi 1998, akibat amandemen serampangan atas UUD 45, telah terjadi deformasi besar-besaran atas kehidupan berbangsa dan bernegara. Alih-alih tiga agenda reformasi yaitu demokratisasi, desentralisasi, dan pemberantasan korupsi, makin terwujud, agenda itu justru makin jauh panggang dari api. Demokrasi liberal telah menyebabkan biaya politik yang makin tinggi sehingga menyebabkan perselingkuhan elit poltik dengan para taipan. Bangsa ini justru makin menjadi jongos dan negara semakin kehilangan kedaulatan tertimbun hutang yang makin menggunung. Tujuan bernegara telah dibajak oleh oligarki politik dan ekonomi. Pembajakan tersebut terjadi justru saat bangsa ini sedang dianugerahi bonus demografi di mana masyarakat kita didominasi oleh golongan warga berusia produktif yaitu pemuda, termasuk mahasiswa. Banyak mahasiswa sebagai pemuda terdidik tidak menyadari bahwa masa depan mereka telah digadaikan oleh para oligarki ini melalui serangkaian maladministrasi publik, yaitu praktek pembuatan regulasi dan penafsirannya bukan untuk kepentingan publik pemuda, tapi untuk kepentingan oligarki. Kesalahan kebijakan merespons pandemi, manipulasi sejarah, dan juga sistem pendidikan yang hanya menjadi instrumen penjongosan, telah menyebabkan significant learning loss yang berpotensi mengubah bonus demografi tersebut menjadi bom demografi. Paparan internet yang berlebihan, dan kecanduannya telah menyebabkan kehilangan pengalaman ruang 3-dimensi dan waktu pada para pemuda kita. Padahal pengalaman seperti itu sangat penting dalam pendidikan bermakna yang memerdekakan. Menyusutkan ruang dari 3 dimensi menjadi 2 dimensi adalah perampasan kemerdekaan sebagai ruang eskpresi. Pada saat kita masih gagap untuk meninggalkan paradigma schooling ke paradigma learning, digitalisasi kehidupan atau 2-dimensionalisasi telah mengasingkan mereka dari kenyataan sebagai pengalaman ruang-waktu yang diperlukan dalam belajar untuk merdeka sebagai papan lontar leadership mereka kelak. Sebagai pemimpin masa depan, pemuda perlu terpapar dengan banyak pengalaman dalam proses belajar mereka untuk making sense of their rich experiences. Pengalaman yang penuh tantangan fisik dan mental serta spiritual akan menjadi bekal penting sebagai pemimpin. Seiring dengan itu, mereka juga perlu relating with peoples untuk membentuk personal branding mereka. Setelah itu mereka perlu visioning, yaitu membangun imajinasi yang bisa ditawarkan sebagai mimpi bersama bangsanya. Yang terakhir yaitu mereka harus memulai innovating, bekerja keras untuk mewujudkan visinya tersebut. Adalah HOS Tjokroaminoto yang memancing Soekarno, Muso, dan Kartosoewirjo untuk membangun visi Indonesia merdeka. Sementara itu, para oligarki akan sibuk memastikan bahwa para mahasiswa disibukkan oleh agenda-agenda pragmatis jangka pendek seperti lulus tepat waktu dengan predikat cum laude, lalu menjadi profesional di sebuah BUMN atau multi-national corporations dengan gaji dan tunjangan yang mentereng. Sebuah visi dangkal yang tidak keliru tapi menyedihkan. Dosen-dosen pun sibuk memastikan mahasiswa dengan tugas-tugas akademik yang makin mengasingkan mereka dari masyarakat di sekitar mereka. Oleh Ben Anderson, ini disebut sindrom profesionaliasi kampus sebagai persiapan mental untuk patuh bekerja bagi kepentingan para majikan pemilik modal. Pada saat segelintir oligarki menguasai lahan berjuta hektar untuk sawit dan tambang serta perumahan, dan jutaan keluarga muda mengais kavling sempit 100 m2 di pinggiran kota-kota, kini terpulang pada mahasiswa sebagai agen perubahan apakah ketimpangan ruang ini masuk akal sehat mereka. Apakah mereka sanggup keluar dari mimpi 2 dimensi mereka, dan template kehidupan pragmatis sebagai profesional yang bekerja dengan tekun bagi para oligarki? Atau menjadi manusia merdeka yang mengambil tanggungjawab memerdekakan bangsanya? (*)
Konten LGBT dan Pembiaran Negara
Masyarakat memang harus mengasah kewaspadaan sosialnya. Namun, negara tentu tidak boleh lepas tangan dan berlindung di balik jargon demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Oleh: Tamsil Linrung, Ketua Kelompok (Ketua Fraksi) DPD di MPR RI MESKI Deddy Corbuzier telah menghapus konten Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di channel YouTube miliknya, namun Deddy tetap merasa heran. “Gua minta maaf, tapi salah gua di mana?” kira-kira begitu kata Deddy, terkesan bingung. Deddy mungkin tidak sendiri. Kebingungan yang sama juga dialami sejumlah anak bangsa. Fakta bahwa LGBT ada dan nyata di sekitar kita itu tidak bisa dihindari. Fakta ini tentu tidak harus dikubur dalam-dalam. Tapi, juga tidak untuk dikampanyekan. Yang terbaik adalah mencari jalan keluar bagi perilaku penyimpangan seksual ini. Dalam video Deddy, kesan kampanye itu ada. Di sanalah letak kekeliruannya. Herannya, pemerintah seolah tidak bisa berbuat banyak. Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, misalnya, menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi sehingga (pemerintah) tidak memiliki wewenang untuk melarang Deddy Corbuzier menampilkan konten LGBT di podcast-nya. Senada dengan itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate mengatakan, blokir dan take down dilakukan apabila terjadi pelanggaran yang tidak sejalan dengan peraturan. Menurut Menkominfo, yang ingin dilakukan adalah agar inovator atau konten kreator melakukan yang bermanfaat, yang baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan memenuhi syarat-syarat kultural dan religius masyarakat. Pertanyaannya, pada bagian mana tayangan LGBT memenuhi syarat-syarat kultural dan religiusitas masyarakat? Dari perspektif agama, LGBT adalah haram. Tidak ada toleransi, dan tidak boleh ada permufakatan baru yang memberi celah, walau sebesar biji zarrah. Titik! Dari sudut pandang kehidupan berbangsa dan bernegara pun demikian. Kita punya jimat kebangsaan bernama Pancasila, falsafah hidup bangsa. LGBT yang nyata-nyata bertentangan dengan Pancasila seharusnya tidak memiliki ruang untuk berkembang melalui kampanye, langsung atau tidak langsung. Bahwa mereka ada di sekitar kita justru adalah untuk dirangkul dan diberi pemahaman yang baik. Itulah tugas negara. Mengapa? Karena hubungan sesama jenis jelas melanggar sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Pun dengan sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Tak ada adab dalam hubungan sesama jenis. Yang ada, hubungan itu justru menihilkan sisi kemanusia kita, menjadi lebih rendah ketimbang binatang. Sebab, binatang saja tak ada yang berhubungan sesama jenis. Pancasila selalu kita akui sumber dari segala sumber hukum. Maka konstitusi dan hukum positif yang berlaku di Indonesia seharusnya tidak berseberangan dengan Pancasila, atas nama demokrasi sekali pun. Sayangnya, hukum positif di Indonesia yang mengatur soal LGBT, belum diramu secara tegas. Itulah kekosongan hukum yang harus ditambal. Inilah pekerjaan rumah kita! Indonesia memang negara demokrasi (berkedaulatan rakyat). Tapi, Indonesia juga adalah negara nomokrasi (berkedaulatan hukum), yang meniscayakan hukum, mengawal pelaksanaan demokrasi dengan proporsi yang tepat. Di tengah pekik slogan demokrasi yang begitu membahana, nyatanya tidak sedikit suara kritis rakyat yang dibungkam, dihalang-halangi atau ditekan. Tapi, dengan pekik slogan yang sama, pemerintah seperti enggan mengatur tentang LGBT. Lalu, apakah kita biarkan LGBT tumbuh dan mekar begitu saja? Apakah konten-konten (yang cenderung mengampanyekan LGBT) dibiarkan meski bertentangan dengan norma, nilai-nilai dan falsafah hidup bangsa? Negara tidak boleh melakukan pembiaran. Hak mereka sebagai warga negara harus dilindungi, namun negara berkewajiban pula melindungi warga negara lain dari kampanye terselubung perilaku menyimpang. Oleh karena itu negara tidak boleh abai terhadap gejala maraknya konten-konten LGBT yang berpotensi mengekspos dan mengembangkan perilakunya kepada masyarakat umum. Konstitusi memberikan amanah yang begitu mulia kepada pemerintah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Oleh sebab itu, mindset Pemerintah (dan kita semua) seharusnya berangkat dari sudut pandang pemeliharaan generasi dan regenerasi bangsa. Pembiaran konten-konten LGBT adalah kejahatan yang mengancam pemuliaan generasi dan regenerasi bangsa. Juga sekaligus melawan kodrat kita sebagai manusia. Masyarakat memang harus mengasah kewaspadaan sosialnya. Namun, negara tentu tidak boleh lepas tangan dan berlindung di balik jargon demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Pemerintah memiliki kewajiban menjaga nilai-nilai dan standar moral yang selama ini kita pertahankan dengan baik, bukan malah sibuk memikirkan pelanggengan kekuasaannya. (*)
Emas Jatuh 16,4 Dolar Karena "Greenback" dan Imbal Hasil AS Naik
Chicago, FNN - Emas berjangka merosot kembali pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), memperpanjang kerugian pada hari kedua berturut-turut dan menetap di level terendah 14-minggu, karena menguatnya dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS mengurangi daya tarik logam kuning.Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di Divisi Comex New York Exchange jatuh 16,4 dolar AS atau 0,9 persen menjadi ditutup pada 1.808,20 dolar AS per ounce setelah mencapai terendah sesi 1.797,45 dolar AS, terendah sejak 30 Januari. Minggu ini, emas Juni anjlok 3,9 persen.Sehari sebelumnya, Kamis (12/5), emas berjangka anjlok 29,10 dolar AS atau 1,57 persen menjadi 1.824,60 dolar AS setelah terangkat 12,7 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.853,70 dolar AS pada hari Rabu (11/5), dan tergelincir 17,6 dolar AS atau 0,95 persen menjadi 1.841,00 dolar AS pada hari Selasa (10/5).Biaya hidup yang tinggi (inflasi tinggi) dan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS untuk menjinakkan inflasi telah mendorong permintaan dolar AS, yang mencapai level tertinggi yang terakhir terlihat dalam 20 tahun terakhir.Emas jatuh di bawah rata-rata pergerakan 200-hari pada hari Kamis (12/5). Analis pasar berpendapat bahwa konsolidasi dalam minggu depan di bawah 1.830 dolar AS akan memperkuat sinyal bearish, yang akan membuka jalan bagi penurunan 25 persen lagi menuju area 1.350 dolar AS.Meski demikian, ada ruang untuk menghindari skenario bearish, menurut analis pasar.\"Hanya aksi jual tiba-tiba dolar AS yang kemungkinan akan mengubah prospek teknis bearish emas,” kata Jeffrey Halley, yang mengawasi riset pasar Asia-Pasifik untuk platform perdagangan daring OANDA.Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 22,8 sen atau 1,1 persen, menjadi ditutup pada 21,00 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 0,7 dolar AS atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 930,70 dolar AS per ounce. (mth/Antara)
Aktivis Buruh Sebut Pengemudi Ojol Layak Dapatkan Jaminan Pensiun
Jakarta, FNN - Presiden Partai Buruh, Said Iqbal mengatakan pengemudi ojek online (ojol) layak mendapatkan dana pensiun sama seperti pekerja pada umumnya.\"Mereka berhak mendapat hak hak sebagai pekerja, upah layak, jaminan kesehatan, jaminan pensiun dan jaminan jaminan lain,\" kata Said dalam jumpa persnya di depan gedung DPR MPR RI, Jakarta Pusat, Sabtu.Menurut dia, pemerintah bisa menggunakan kapasitasnya untuk memperhatikan nasib para pengemudi ojol yang tidak mendapatkan jaminan apapun sebagai pekerja.Padahal, pengemudi ojol merupakan bidang pekerjaan yang paling banyak digandrungi masyarakat kalangan menengah ke bawah.\"Driver ojol adalah pekerja, bukan mitra kerja yang tidak jelas hubungan kerjanya, sehingga berhak mendapat hak hak sebagai pekerja,\" kata dia.Selain itu, dia juga berharap para pekerja rumah tangga (PRT) mendapatkan jaminan perlindungan yang layak.Dengan aksi demonstrasi yang digelar Partai Buruh hari ini, dia berharap pemerintah mau mendengarkan dan menindaklanjuti aspirasi tersebut.Massa menggelar aksi di depan gedung DPR MPR RI, siang ini. Terlihat massa buruh memenuhi sisi jalan depan gedung, tepatnya di sepanjang Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat.Sambil menggelar aksi, mereka mendendangkan lagu perjuangan untuk membakar semangat massa. Suasa demonstrasi pun semakin semarak kala massa bernyanyi bersama.Di saat yang sama, ratusan petugas melakukan penjagaan di lokasi guna memastikan aksi berjalan dengan aman dan lancar. Hingga saat ini, kondisi di lokasi masih terpantau kondusif. (mth/Antara)
Kapolda Metro Jaya Traktir Bakso dan Ketoprak untuk Massa Buruh
Jakarta, FNN - Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran mentraktir bakso dan ketoprak bagi untuk massa buruh yang tengah berunjuk rasa di depan gedung DPR MPR RI dengan memborong seluruh dagangan penjual yang ada di kawasan itu, Sabtu.Dari pantauan sekitar pukul 11.30 WIB, terlihat Fadil beserta pasukan pengamanan datang untuk memeriksa jalannya aksi demo.Saat sedang berjalan di trotoar depan gedung Parlemen, dia menghampiri Mulyanto, salah satu pedagang bakso yang tengah berjualan di tengah massa.Fadil pun sempat berbincang dan menanyakan beberapa hal kepada Mulyanto. Setelah beberapa saat berbincang, Fadil lalu memberikan uang sebesar Rp900.000 kepada pedagang bakso tersebut untuk dibagikan kepada buruh yang ada di lokasi.Bukan hanya Mulyanto, Waluyo seorang pedagang ketoprak yang ada di sebelah Mulyanto juga mendapat uang sebesar Rp1.000.000 dari Fadil dengan maksud mentraktir seluruh peserta buruh.Setelah perbincangan itu selesai, Fadil beserta jajarannya langsung melanjutkan perjalanan untuk memantau situasi demonstrasi.Mulyanto mengaku Kapolda sempat bertanya tentang pendapatan dia sehari selama menjadi pedagang bakso.\"Habis itu dia langsung kasih bantuan untuk massa buruh. Saya bersyukur Alhamdulillah dagangan saya laris,\" kata Mulyanto. (mth/Antara)
Jenderal Widjojo: Waspada, Infiltrasi China Sudah Terjadi!
Jakarta, FNN – “Telah meninggal dunia Jenderal (Purn) Widjojo Soejono dalam usia 94 tahun pada hari Rabu, 11 Mei 2022, pukul 04.43 WIB di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Soebroto karena sakit,” begitu pesan singkat yang beredar di grup WA dan media sosial, Rabu (11/5/2022). Bangsa Indonesia berduka atas berpulangnya tokoh militer kharismatik yang mantan Kepala Staf Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib), mantan Komandan Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat (Puspassus) 1967-1970 (sekarang Kopassus). Melalui kanal Hersubeno Point, Kamis (12/5/2022), wartawan senior FNN Hersubeno Arief mewancarai Dosen Universitas Nasional (UNAS) yang juga pengamat militer Selamat Ginting. Ginting menggambarkan sosok tokoh militer ini secara gamblang. Menurut Ginting, menjelang dan saat pemakaman, banyak purnawirawan jenderal datang bertakziah. Di situ hadir Ketua Umum PP Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD), Letjen TNI (Purn) Doni Monardo. Pukul 07.00 WIB, Doni meluncur ke rumah duka, di Jalan Karang Asem 1 Nomor 4-6 , Kuningan Timur, Jakarta Selatan, untuk memberi penghormatan terakhir. Di situ juga ada Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Muhammad Herindra, Letjen TNI Purn Sintong Pandjaitan. Termasuk mantan KSAD Jenderal TNI Purn Agustadi Sasongko Purnomo. “Pokoknya, lengkaplah,” ujar Ginting. Jadi, kata Ginting, beberapa senior TNI hadir di situ. “Upacara pemakaman dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa,” lanjutnya. Setahun yang lalu Letjen TNI Purn Sayidiman Suryohadiprodjo (21 September 1927 – 16 Januari 2021) juga sudah wafat. Letjen Sayidiman adalah mantan Wakil KSAD dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang. “Setelah Pak Sayidiman, Pak Rais Abin wafat, Maret. Saya kebetulan banyak mengunjungi beliau-beliau ini, jadi 4 sebenarnya quarted yang masih hidup ketika itu Sayidiman itu Jenderal Pemikir, Rais Abin Jenderal Diplomat, Widjojo Jenderal Tempur,” ungkap Ginting. Kemudian, lanjutnya, sebenarnya ada yang masih hidup sekarang ini. Yaitu, Letjen TNI (Purn) Soerjo Wirjohadipoetro, dia mantan asisten pribadi Presiden Soeharto. “Beliau-beliau itu merupakan perpustakaan hidup. Kebetulan mereka memiliki kualifikasi yang berbeda. Rais Abin dikenal sebagai jenderal diplomat, pernah bertugas sebagai Panglima Pasukan Perdamaian PBB di Timur Tengah (1976-1979), Sekretaris Jenderal Konferensi Tingkat Tinggi (Sekjen KTT) Non-Blok, duta besar di beberapa negara sahabat, serta berbagai jabatan lainnya,” ujar Ginting. Sampai saat ini, Rais Abin merupakan satu-satunya jenderal Indonesia yang pernah memimpin pasukan internasional (PBB). Dalam misi perdamaian yang beranggotakan ribuan tentara dari banyak negara di dunia. Soerjo Wirjohadipoetro, terakhir yang ditemui Ginting di rumahnya pada akhir 2018. Dia merupakan tipe jenderal keuangan. Pernah menjadi asisten pribadi (aspri) bidang keuangan Presiden Soeharto (1966-1974). Pernah juga menjadi Dirut PT Hotel Indonesia. “Beliau kini usianya 104 tahun dan masih hidup,” ungkap Ginting. Ada juga di Jawa Barat yang cukul terkenal legendaris Letjen TNI Purn Solihin Gautama Purwanegara (lahir 21 Juli 1926). Kini usianya 96 tahun,” lanjutnya. Kembali ke Jenderal Widjojo Soejono. Widjojo lebih dikenal dengan panggilan “Willy” ketika masih di Seskoad. Kala itu banyak perwira dari Sumatera Utara, termasuk Sulawesi Utara, yang susah kalau harus menyebut nama “Widjojo”. Suatu saat Ginting menanyakan ke yang bersangkutan, dan dijawab ketika Jenderal TNI Maraden Panggabean menjadi Panglima Angkatan Darat atau KSAD, “Dia panggil Widjojo dengan sebutan Willy, sehingga yang lainnya jadi ikut-ikutan manggil dia Willy: W. Soedjono di papan namanya.” Saat ditugaskan memimpin Kopassus, dia kembali benahi betul, dan Kopassus kembali ke fisik dengan memoles kemapuannya. “Itu misalkan diserahkan 10 peluru, maka sasarannya harus 10 peluru itu juga, tidak boleh ada sisa,” ujar Ginting. Kemudian dia terkoneksi dengan banyak Jenderal yang sempat memimpin TNI misalnya, ketika menjadi Pangdam Merdeka di Manado itu ayahanda Jenderal Gatot Nurmantyo itu dulu ajudannya Widjojo Soejono. Sehingga, hubungan Jenderal TNI Purn Gatot Nurmantyo dengan Widjojo juga bagus sampai sekarang. “Termasuk kemarin pada 6 Mei 2022 Jenderal Hendro Priyono juga membesuk beliau di RSPAD,” ungkap Ginting. Sebagai perwira tinggi, Widjojo Sujono jadi senior yang dihormati betul oleh Pak Harto, juga sangat percaya pada yang bersangkutan karena memang track record pendidikannya, meski memang bukan pendidikan Komando tapi Ranger di Amerika. Ketika mengikuti pendidikan PETA, Widjojo bilang, mereka juga diajari bidang pendidikan intelijen. Kapan intelijen masuk, kapan potensi asing itu masuk, di sana diajari juga. Saat bicara dengan Ginting, dia pernah menyampaikan kekhawatirannya pada kekuatan asing (China) yang mulai masuk ke Indonesia dengan dalih investasi pembangunan. “Sebagai Perwira Komando, dia tahu betul ancaman itu,” kata Ginting. Widjojo memang dikenal sebagai Perwira Intelejen, Perwira Operasi, dan salah satu Jendetal Tempur yang paling tua yang wafat pada era ini. “Dia selalu mengkhawatirkan itu, kalau bisa Anda belajar bahasa Mandarin untuk mempelajari ancaman-ancamam China. Sampai seperti itu beliau ini mengkhawatirkan ancaman China,” ungkap Ginting. “Jadi, tolong ini TNI terutama atase kita dalam menghadapi China juga harus yang lebih cerdas. Potensi ancaman itu bukan sekedar guyonan atau fobhia terhadap China tapi dia sudah menyaksikan peristiwa 65 yang terjadi sampai pecahnya peristiwa G-30S/PKI itu juga,” lanjutnya. Menurut Widjojo, awalnya bagaimana China memasukkan orang-orangnya sampai kemudian senjata bisa masuk? Masa kita mau belajar dari kesalahan-kesalahan serupa pada tahun-tahun sebelumnya? Ini pelajaran empiris dari Widjojo Perwira Operasi yang dikenal oleh Angkatan Darat sebagai Perwira yang punya banyak pengalaman yang sampai sekarang hampir semua Jenderal kalau ingin atau setelah mendapatkan Jabatan pasti datang ke beliau minta restu yang dituakan. “Kalau misalkan infiltrasi dia curiga bahwa infiltrasi sudah terjadi, wajar kalau ada kekhawatiran di mana-mana, misalkan tenaga kerja China dan lain-lain,” ungkap Ginting. Jangan kemudian masuknya seratus terus kita tidak deteksi keluarnya cuma 30 atau 70 yang sisanya itu ke mana? Itu kemudian dia selalu mengigatkan intelijen kita mesti kuat terutama menghadapi warga asing dari China. Pada 2021, Widjojo Sujono menerima Satyalancana Perintis Kemerdekaan dari Presiden Joko Widodo. Penghargaan itu melengkapi sejumlah penghargaan yang pernah dia terima. Antara lain Bintang Gerilya, Yudha Dharma Nararya Pratama, Kartika Eka Paksi Nararya Pratama, Satya Lencana 8, 16, dan 24 Tahun. Widjojo Sujono lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 9 Mei 1928, sebagai putra bungsu 15 orang bersaudara dengan ayah Martodidjojo yang leluhurnya dari Surakarta dan Ibu Roesmirah yang leluhurnya dari Yogyakarta. Sekolah Dasar ditempuh pada zaman Belanda (HIS). Melanjutkan ke Sekolah Teknik yang zaman Belanda bernama K.E.S., lalu zaman Jepang disebut Kogyo Gakko dan sekarang bernama SMK I Surabaya. Ia sekelas dengan Soewoto Sukendar yang kelak jadi KSAU dengan pangkat Marsekal TNI dan Widodo Budidarmo yang di kemudian hari menjadi Kapolri dengan pangkat Jenderal Polisi. Soemitro yang terakhir juga berbintang empat dan menjabat sebagai Wapangab merangkap Pangkopkamtib tapi dari jurusan yang berbeda. Semangat kemerdekaan yang bergelora mendorong Widjojo meninggalkan sekolah pada umur 17 tahun dan mengikuti Latihan Perwira Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor awal 1945. Setelah lulus, Widjojo ditempatkan di Batalyon 4 Karesidenan Malang. Setelah pembubaran PETA dua hari menyusul Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dia ikut membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) di HBS Straat yang sekarang bernama Jalan Wijaya Kusuma, Surabaya. (mth)