EKONOMI
Produksi Baja Global Mei Naik 16,5 Persen, Permintaan di China Melemah
London, FNN - Produksi baja global melonjak 16,5 persen tahun ke tahun pada Mei karena pelonggaran pembatasan pandemi memicu aktivitas ekonomi, tetapi pertumbuhan di pasar utama China mendingin, data menunjukkan pada Selasa (22/6/2021). Produksi baja mentah global naik menjadi 174,4 juta ton pada Mei dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kata Asosiasi Baja Dunia (WSA) dalam sebuah pernyataan. Produksi baja di China, produsen dan konsumen logam utama dunia, diperkirakan akan terus kehilangan tenaga dalam beberapa bulan mendatang karena pemerintah berusaha untuk mengekang emisi dan mengurangi pertumbuhan kredit, kata Capital Economics. Meskipun produksi baja mentah di China naik 6,6 persen tahun-ke-tahun menjadi 99,5 juta ton pada Mei, produksi harian turun 1,6 persen bulan-ke-bulan, kata Caroline Bain, kepala ekonom komoditas di Capital Economics, dalam sebuah catatan. “Kami memperkirakan produksi China akan terus berkurang selama tahun ini karena permintaan melemah,” kata Bain. Sebaliknya, produksi di tempat lain melonjak, dengan Jepang, India dan Amerika Serikat masing-masing meroket 42 persen, 47 persen dan 48 persen tahun ke tahun. Industri AS mengambil keuntungan dari reli harga baja di sana, kata Bain. "Produksi AS masih relatif lambat untuk pulih dari penurunan terkait virus tahun lalu, yang sebagian menjelaskan kekuatan harga di sana.” (mth)
Malaysia Lampaui Indonesia Menjadi Pemasok Minyak Sawit Utama India
Mumbai, FNN - Malaysia telah melampaui Indonesia menjadi pengekspor minyak sawit mentah (CPO) terbesar ke konsumen utama India pada 2020/21, setelah Indonesia memberlakukan pajak lebih tinggi atas ekspor minyak nabati tahun lalu, pejabat industri mengatakan kepada Reuters . Ekspor minyak sawit Malaysia ke India melonjak 238 persen menjadi 2,42 juta ton dalam tujuh bulan pertama tahun pemasaran 2020/21 yang dimulai pada 1 November, menurut data yang dikumpulkan oleh The Solvent Extractors' Association of India (SEA), sebuah badan perdagangan penyuling dan pedagang minyak nabati India. Selama periode tersebut, pengiriman minyak sawit Indonesia ke India anjlok 32 persen menjadi 2 juta ton. Itu terjadi setelah Indonesia memberlakukan pajak yang lebih tinggi pada ekspor minyak sawit mentah pada Desember untuk mengumpulkan dana bagi program biodiesel berbasis sawit yang ambisius, yang bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan minyak nabati di dalam negeri. Pajak ekspor Indonesia berada pada level tertinggi selama lima bulan berturut-turut, menurut pejabat perdagangan. “Malaysia diuntungkan dari pajak ekspor Indonesia. Mereka mendapatkan pangsa pasar dengan menawarkan minyak sawit dengan harga diskon dibandingkan pasokan Indonesia,” kata B.V. Mehta, direktur eksekutif SEA. Namun, peningkatan pengiriman Malaysia ke India akan segera dibatasi karena Indonesia akan memangkas pajak ekspor, kata Sandeep Singh, direktur The Farm Trade, sebuah perusahaan konsultan dan perdagangan yang berbasis di Kuala Lumpur. Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengatakan pada Senin (21/6/2021) bahwa pemerintah akan memangkas tarif pagu untuk pajak ekspor CPO menjadi 175 dolar AS per ton dari 255 dolar AS, tanpa memberikan kerangka waktu. Produsen utama Indonesia mengenakan bea dan pajak sebesar 438 dolar AS per ton untuk pengiriman minyak sawit pada Juni. Sebagai perbandingan, bea ekspor Juni di saingannya Malaysia hampir 90 dolar AS. Itu membantu eksportir Malaysia untuk menawarkan minyak sawit dengan diskon besar bahkan setelah mempertahankan margin yang sehat, kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian di pialang minyak nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai. Eksportir Malaysia menawarkan diskon sebesar 100 dolar AS per ton pada Mei tetapi sekarang menawarkan diskon yang lebih kecil sebesar 25 dolar AS karena Indonesia akan mengurangi pajak ekspor, kata para dealer. Pemotongan pajak ekspor pada akhirnya dapat membantu Indonesia mendapatkan kembali pangsa pasar, kata Singh. “Dengan pasar mengalami penurunan tajam lebih dari 25 persen dalam dua minggu terakhir dan juga diskusi tentang pengurangan pajak minyak Indonesia, peralihan kembali ke Indonesia mungkin akan segera terjadi,” kata Singh. (mth)
KKP Yakin Udang Asal Indonesia Bisa Dominasi Pasar AS Karena Bebas BM
Jakarta, FNN - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meyakini bahwa komoditas udang dari Indonesia bisa mendominasi pasar Amerika Serikat (AS) karena ada aturan baru dari negara adidaya tersebut terkait pembebasan Bea Masuk (BM) untuk udang yang masuk ke AS. "Pangsa pasar produk udang di AS yang besar dengan tren positif tersebut, Indonesia pun memiliki daya saing terkait produk dimaksud," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Artati Widiarti dalam keterangannya di Jakarta, Selasa. Menurut Artati, sejumlah produk udang yang memiliki pangsa besar dengan tren meningkat di negeri Paman Sam di antaranya shrimp warm-water peeled frozen (udang kupas beku), shrimp breaded frozen (udang tepung beku), dan shrimp warm-water shell-on frozen (udang utuh beku) dari beragam ukuran. Peluang itu, ujar dia, kian terbuka lantaran produk udang di pasar AS sudah tidak dikenakan tarif BN bagi semua negara eksportir, sehingga sudah tidak menjadi penghalang dalam ekspor udang ke AS. Guna mendorong peningkatan ekspor, Artati menyoroti tidak hanya peningkatan produksi, tetapi juga adanya efisiensi dan inovasi produksi (hulu-hilir) dan distribusi agar menghasilkan produk udang yang berdaya bersaing. Dengan demikian, lanjutnya, tidak hanya harga udang Indonesia yang lebih kompetitif, tetapi sekaligus menciptakan citra produk yang lebih baik dibandingkan dengan negara-negara kompetitor. "Untuk itu, pemenuhan kepatuhan sesuai persyaratan negara tujuan ekspor, baik persyaratan dari pemerintah maupun persyaratan khusus dari importir patut kita penuhi," urai Artati. Sebagai gambaran, berdasarkan data National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Fisheries, pada bulan April 2021, nilai impor udang AS mencapai 514,2 juta dolar AS atau meningkat sebesar 17 persen dibanding April 2020. Dari sisi volume, impor udang AS pada April 2021 sebesar 61,1 ribu ton atau meningkat sebesar 18,2 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara udang yang berasal dari Indonesia sejak Januari-April 2021 sebesar 503,8 juta dolar (24,1 persen) dengan volume 58,0 ribu ton (23,5 persen). Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan juga menyatakan optimistis bahwa dengan dorongan penuh terhadap program peningkatan ekspor udang nasional akan bisa membuat Indonesia menguasai pasar udang global. Menurut dia, udang merupakan komoditas perikanan yang paling banyak diminati pasar global. Dalam kurun waktu 2015-2019 udang merupakan permintaan pasar nomor dua setelah salmon. Selain itu, ujar dia, Indonesia sendiri selama kurun waktu tahun 2015-2020 berkontribusi terhadap pemenuhan pasar udang dunia rata-rata sebesar 6,9 persen per tahun. Untuk mendukung hal tersebut bisa tercapai, Menteri Trenggono memaparkan beberapa program yang telah disiapkan oleh KKP untuk meningkatkan produksi dan ekspor udang nasional, antara lain revitalisasi tambak dengan membangun infrastruktur atau sarana dan prasarana sebagai percontohan kawasan udang bagi masyarakat, dan penyederhanaan perizinan usaha tambak udang. Ia menambahkan, ada pula pembangunan Model Shrimp Estate untuk budidaya udang dari hulu ke hilir. Shrimp Estate sendiri merupakan budidaya udang berskala memadai yang proses budidayanya dalam satu kawasan dengan proses produksi berteknologi agar hasil panen optimal, mencegah penyakit, serta lebih ramah lingkungan agar prinsip budidaya berkelanjutan tetap terjaga. (mth)
Sri Mulyani: Realisasi Pembiayaan Investasi Pemerintah Melonjak 298 Hingga Persen
Jakarta, FNN - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan realisasi pembiayaan investasi pemerintah hingga Juni 2021 mencapai Rp25,6 triliun atau 13,67 persen dari pagu anggaran Rp187,18 triliun. Sri Mulyani menuturkan realisasi tersebut meningkat 298 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yakni hanya Rp6,4 triliun. “Ini meningkat sangat drastis dibandingkan tahun lalu hanya Rp6,4 triliun jadi kenaikan hampir tiga kali lipat atau 298 persen,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Jakarta, Senin. Sri Mulyani menuturkan investasi dilakukan dengan mempertimbangkan performa penerima dan urgensi penggunaan dana. Secara rinci investasi tersebut meliputi kepada Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Rp5,6 triliun dan BLU Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Rp8 triliun. Kemudian Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) daerah Rp10 triliun dan BLU Lembaga Dana Kerja sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Rp2 triliun. Ia menjelaskan investasi pemerintah yang tumbuh ini sangat bermanfaat secara langsung kepada masyarakat. Manfaat itu meliputi penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) melalui PPDPP tahun anggaran 2010-2021 sebesar Rp64,12 triliun untuk pembiayaan 843.231 unit rumah. Pendanaan pengadaan lahan pada LMAN menjadi enabler dengan dimulainya pembangunan 97 Proyek Strategis Nasional (PSN) diberbagai sektor dengan nilai Rp78,16 triliun untuk 159.839 bidang seluas 182.974.804 meter persegi pada 2016 sampai 2021. Pinjaman PEN ke daerah untuk membiayai berbagai sektor, antara lain jalan dan jembatan, SDA, pendidikan, kesehatan, jalan umum serta lainnya. Terakhir yakni pemberian hibah melalui LDKPI untuk penanganan COVID-19, penanganan bencana, dan peningkatan kerja sama negara sahabat dalam rangka pencapaian tujuan dan kepentingan nasional. (sws)
PT Timah Fasilitasi UMKM Bangka Ekspor Produk Udang Olahan
Pangkalpinang, FNN - PT Timah Tbk memfasilitasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), untuk bisa mengekspor produk olahan udang "ebi", sebagai bentuk komitmen perusahaan membantu UMKM mengembangkan usaha dan memperluas pasar. "Kami memfasilitasi produk UMKM agar berstandar global dan memiliki branding yang kuat untuk memacu ekspor makanan dan minuman olahan khas daerah ini," kata Kepala Bidang Kemitraan PT Timah Tbk Erwan Sudarto di Pangkalpinang, Sabtu. Ia mengatakan peningkatan ekspor produk UMKM ini difokuskan di lingkungan operasional perusahaan sebagai komitmen PT Timah membantu pemerintah daerah (pemda) dalam mewujudkan UMKM yang mandiri dan berdaya saing di pasar global. "Saat ini sudah ada beberapa produk kerajinan, pangan dan minuman yang memasuki pasar Jepang, Korea Selatan, dan Eropa," ujarnya. Pelaku UMKM pengolahan udang "ebi" Bangka Rospa Edia Wati menargetkan untuk bisa ekspor ebi ke berbagai mancanegara. "Kalau untuk ekspor ini semuanya harus sesuai standar mulai dari peralatan dan untuk menambah modal, saya jadi mitra binaan PT Timah. Pinjaman dari PT Timah itu saya pakai buat siller yang lebih canggih, stok bahan baku dan peralatan lainnya,” ujar Rospa Ediaa Wati. Menurut dia, dengan menjadi mitra binaan PT Timah, ia juga dibantu secara pemasaran. Saat ini produknya dipasarkan di Galeri Serumpun Sebalai yang ada di Bandara Depati Amir. “Dibantu juga pemasaran, packaging saya jadi lebih bagus karena sudah punya siller yang memang sesuai kebutuhan. Ini semua setelah saya jadi mitra binaan PT Timah. Semoga nanti saya bisa ekspor karena produk ebi ini lebih unggul dalam rasa,” ujarnya. (mth)
LPEI Dorong Keberhasilan Ekspor UMKM Melalui CPNE
Jakarta, FNN - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank terus mendorong keberhasilan ekspor pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui Coaching Program for New Exporters (CPNE) di sejumlah kota besar di Tanah Air. "Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan ekspor nasional, membantu pemulihan ekonomi nasional, serta meningkatkan kapasitas UKM di daerah, agar dapat melakukan kegiatan ekspor dan memasarkan produknya ke pasar global," kata Direktur Eksekutif LPEI D.James Rompas dalam pernyataan di Jakarta, Sabtu. LPEI, kata dia, membantu membukakan akses pasar melalui global marketplace dan pameran, baik yang dilakukan secara luring maupun daring, serta melakukan pengembangan community development melalui Program Desa Devisa. Dari kegiatan tersebut LPEI telah memiliki lebih dari 2.200 UKM mitra binaan, diantaranya 353 produk UKM telah berhasil di-posting di global marketplace dan menghasilkan 60 eksportir baru, serta mengembangkan dua Desa Devisa. Program CPNE kali ini diselenggarakan di Kota Medan, Sumatera Utara, dan menjadi kota ketiga dari rangkaian Program Jasa Konsultasi LPEI pada 2021 yang sebelumnya diselenggarakan di Kota Surakarta dan Bali. Kota Medan khususnya dan Provinsi Sumatera Utara pada umumnya memiliki potensi UKM berorientasi ekspor yang terbesar di Pulau Sumatera. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh IEB Institute beberapa waktu lalu, Kota Medan, Sumatera Utara, mampu mencatat pertumbuhan ekonomi 5,98 persen pada 2019 dengan nilai ekspor 20 miliar dolar AS ditopang oleh komoditi unggulan berupa sayuran, buah, kopi, rempah, dan makanan minuman. Program CPNE merupakan program pelatihan dan pendampingan berdurasi satu tahun yang diberikan LPEI kepada pelaku UMKM yang telah melewati penjaringan dan seleksi. Modul pelatihan yang diberikan antara lain mengenai tata cara ekspor, penyusunan laporan keuangan, legalitas dan sertifikasi ekspor serta turut dalam kegiatan pameran ekspor. Pelatihan kali ini diikuti 25 orang pelaku UMKM Sumatera Utara yang mengelola usaha antara lain rempah, hasil perkebunan kopi, produk kelapa dan turunannya serta produk makanan minuman. Salah satu peserta CPNE pelaku UMKM bergerak di bidang perkebunan kopi dari Deli Serdang, Darwis Harahap, berharap produknya bisa menembus pasar global. “Saya ingin kopi dari Sumatera Utara tidak hanya dikonsumsi di Indonesia atau Medan saja, tetapi bisa dinikmati di luar negeri. Saya tahu bahwa ini tidak mudah tetapi saya yakin kita mampu," ujar Darwis. Sementara itu Wakil Gubernur Medan Musa Rajekshah mengapresiasi segala bentuk inisiatif untuk meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat Medan. "Pelatihan seperti CPNE sangat diperlukan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM yang ada di Medan agar dapat bersaing di pasar global. Mengingat kita telah memiliki potensi dari sumber daya alam maupun manusia, seharusnya upaya-upaya positif seperti ini harus kita dukung. Karena hasilnya nanti akan kembali ke para pelaku UMKM dan masyarakat Medan," ujarnya. (mth)
Bank Dunia Setujui Dana USD 400 Juta Atasi Kerentanan Keuangan RI
Jakarta, FNN - Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui pendanaan sebesar 400 juta dolar AS atau sekitar Rp5,6 triliun yang akan dimanfaatkan untuk mendukung reformasi pemerintah Indonesia guna memperdalam, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat, ketahanan sektor keuangan. Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen di Jakarta, Jumat, mengatakan pendanaan baru ini dirancang untuk membantu Indonesia dalam mengatasi kerentanan di sektor keuangan yang diperparah oleh pandemi COVID-19. "Pendanaan ini melengkapi berbagai upaya pemerintah untuk melindungi sektor keuangan dan perekonomian secara keseluruhan dari dampak-dampak yang ditimbulkan oleh krisis COVID-19," katanya. Ia menjelaskan pendanaan untuk kebijakan pembangunan yang baru ini akan mendukung berbagai reformasi di sektor keuangan melalui tiga pendekatan utama. Pertama, pendanaan bertujuan untuk memperdalam sektor keuangan dengan memperluas akses kepada layanan keuangan, termasuk oleh generasi muda dan perempuan, memperluas cakupan produk-produk keuangan, dan memberikan insentif untuk simpanan jangka panjang. "Berbagai upaya tersebut akan mengurangi kerentanan Indonesia terhadap arus keluar portofolio asing," kata Kahkonen. Kedua, pinjaman ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya di sektor keuangan dengan memperkuat kerangka kepailitan dan hak-hak kreditor, melindungi konsumen dan data pribadi, serta membangun sistem pembayaran yang lebih efisien dan cepat dengan memanfaatkan teknologi digital. "Hal ini akan membantu pembayaran bantuan sosial yang berskala besar kepada masyarakat rentan selama berlangsungnya krisis," tambah dia. Ketiga, mendorong kemampuan sektor keuangan bertahan dari guncangan dengan memperkuat kerangka resolusi untuk menghindari berbagai gangguan terhadap kegiatan keuangan jika terjadi kegagalan bank, meningkatkan efektifitas pengawasan sektor keuangan serta menerapkan praktik keuangan yang berkelanjutan. "Dengan menjadikan layanan keuangan lebih transparan, dapat diandalkan, dan berorientasi kepada teknologi, maka simpanan dapat disalurkan kepada investasi-investasi yang paling produktif secara lebih hemat, lebih cepat, dan lebih aman," katanya. Dengan demikian, menurut dia, pendanaan untuk memperkuat sektor keuangan ini dapat membuka peluang bagi masyarakat untuk berinvestasi demi masa depan dan untuk melindungi diri dari berbagai guncangan yang tidak diharapkan. Saat ini pandemi COVID-19 telah menyebabkan resesi di Indonesia, serta berpotensi memberikan dampak terhadap turunnya kinerja sektor keuangan, fiskal, dan sosial secara berkepanjangan. Sementara itu, sistem perbankan yang selama ini didukung modal yang cukup dengan keuntungan tinggi, dan kurang mendalamnya pasar keuangan Indonesia, telah meningkatkan kerentanan negara ini terhadap guncangan dari luar. Terkait kondisi tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan wabah COVID-19 telah menjadikan berbagai reformasi struktural dalam mengatasi kerentanan sektor keuangan mendesak untuk segera dilakukan. "Indonesia berkomitmen untuk memperkuat sektor keuangan karena perannya yang sangat penting dalam menjaga pertumbuhan Indonesia dan mengurangi kemiskinan, terutama selama tahap pemulihan COVID-19," katanya. (sws)
OJK: Investasi Ilegal Rugikan Masyarakat hingga Rp117,4 Triliun
Solo, FNN - Investasi ilegal di Indonesia terhitung mulai tahun 2011 hingga 2021 telah menimbulkan kerugian di kalangan masyarakat sebesar Rp117,4 triliun, kata pejabat Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Sepuluh tahun ini investasi ilegal merugikan masyarakat sampai sebesar itu. Ini belum yang tidak melaporkan. Kejadian ini memang berulang terus," kata Kepala Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sekaligus Ketua Satuan Tugas Waspada Investasi Tongam L Tobing di Solo, Jumat. Bahkan, kata dia, saat ini pelaku maupun korban berasal dari berbagai kalangan, tidak tergantung dari latar belakang pendidikan mereka. Salah satu alasan masih banyak korban dari investasi ilegal adalah iming-iming keuntungan besar dalam waktu cepat. Ia mengatakan investasi ilegal ini sering terjadi dengan melibatkan keluarga, yaitu anggota keluarga yang sudah terjebak pada investasi ilegal mengajak anggota keluarga lain untuk masuk dengan mengiming-imingi keuntungan besar. "Karena yang disasar ini lingkungan tertentu, pelaku tidak harus orang pintar dan korban tidak harus orang yang kurang pendidikan. Kalau sudah sekali masuk maka uang tidak kembali, aset habis," katanya. Oleh karena itu, hingga saat ini pihaknya terus aktif mengedukasi masyarakat, salah satu yang disampaikan kepada masyarakat adalah selalu memegang dua prinsip, yaitu logis dan legal. "Legal artinya memastikan status perizinan jelas dan logis artinya imbal hasil wajar dan memiliki risiko. Selama ini kan diiming-imingi kaya dan dapat uang cepat," katanya. Meski demikian, katanya, hingga saat ini masih ada permasalahan penegakan hukum pada kasus investasi ilegal, baik dari sisi pelaku maupun korban. Dari sisi pelaku adalah sering tidak semua pelaku diproses hukum, selain itu mereka tidak jarang mengganti entitas baru. "Sedangkan dari sisi korban, sering mereka tidak melapor karena malu, kerugian kecil, atau karena takut diteror. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi yang dilakukan terus-menerus," katanya. (ant)
BNI CorpU Raih Rredikat Gold Internasional dalam Ajang GCCU Award 2021
Jakarta, FNN - BNI Corporate University atau BNI CorpU meraih penghargaan gold pada kategori Branding and Durability dalam ajang Global Council of Corporate University (GCCU) Award 2021 menyisihkan peserta dari Amerika Serikat dan Rusia. Direktur Human Capital dan Kepatuhan BNI Bob Tyasika Ananta menyatakan salah satu poin plus kategori ini adalah agility dalam pandemi COVID-19 yakni BNI CorpU mengintensifkan pembelajaran digital dengan mengembangkan Zoominars COVID-19 dan Program Learning from Home. “Pada kategori Best Corporate University - Branding and Durability BNI berhasil menyisihkan pesaing dari DAU (AS) dan Rosatom Tech (Rusia),” katanya dalam keterangan di Jakarta, Kamis. Bob mengatakan dewan juri menilai BNI CorpU mampu menunjukkan keterlibatan yang tinggi dalam mendukung corporate culture serta pengembangan competency, skill, dan attitude untuk mendukung bisnis perusahaan. BNI CorpU juga layak dipandang sebagai masterpiece dari branding Corporate University karena memiliki fasilitas pembelajaran digital yang memadai. Fasilitas pembelajaran digital tersebut meliputi Artificial Intellegence LeVA (Learner’s Virtual Assistance), Learning Game, Podcast dan Webinar Suplemen Pengetahuan BNI CorpU TV melalui saluran YouTube. Selain itu, branding logo BNI CorpU turut dinilai sangat menarik oleh tim juri internasional karena mengusung moto learn, grow, and lead. Bob menuturkan BNI CorpU juga meraih akreditasi Corporate Learning Improvement Process (CLIP) dari EFMD (European Foundation for Management Development) sebagai bank pertama di Asia yang mendapatkan akreditasi ini pada 2019. Global CCU merupakan sebuah organisasi yang didirikan pada 2005 dengan tujuan untuk menghubungkan jaringan global yakni para profesional di bidang corporate university serta membantu anggotanya saling belajar dari pengalaman dan best practice masing-masing. GCCU Awards merupakan event dua tahunan sebagai pengakuan Corporate University terbaik di skala global yang menciptakan nilai strategis untuk people, business, dan society. “Kami berharap penghargaan ini dapat semakin meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas BNI CorpU untuk dapat memberikan layanan terbaik bagi pemangku kepentingan di internal BNI maupun pihak eksternal,“ kata Bob. Ia melanjutkan, keikutsertaan BNI CorpU dalam ajang GCCU Award ini bertujuan untuk membuka peluang saling berbagi dan belajar antar CorpU seluruh dunia secara langsung. Hal itu dapat terjadi karena ajang ini mampu memunculkan adanya interaksi antar Chief Learning Officers, pengelola sumber daya manusia, dan VP Executives melalui platform inovatif. Tak hanya itu, keikutsertaan BNI CorpU juga sebagai upaya melakukan self assessment berdasarkan standard best practice CorpU dunia, mengetahui positioning di antara corporate university lain, serta dasar untuk melakukan improvement terhadap proses bisnis dan output. “Langkah ini dilakukan dalam rangka melakukan benchmarking best practice Corporate University secara global,” katanya. (mth)
Menteri Pertanian: Realisasi Produksi Pangan Meningkat
Jakarta, FNN - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan realisasi produksi sejumlah komoditas pangan utama meningkat pada tahun 2020 dan bahkan melampaui target yang ditetapkan. “Capaian produksi padi tahun 2020 mencapai 54,65 juta ton, lebih tinggi 0,09 persen dari produksi tahun 2019,” kata Syahrul dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu. Beberapa produksi komoditas pangan lainnya seperti jagung, bawang merah, cabai, dan daging sapi atau kerbau realisasinya pun melampaui target. Produksi jagung 23,09 juta ton atau 101 persen, produksi bawang merah 1,81 juta ton atau 113 persen, produksi cabai 2,77 juta ton atau 105 persen, dan produksi daging sapi/kerbau mencapai 0,54 juta ton atau 132 persen. Syahrul Yasin Limpo juga menyebutkan program akselerasi ekspor yang dilaksanakan selama tahun anggaran 2020 hingga sekarang telah berdampak positif terhadap peningkatan nilai ekspor pertanian. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor produk pertanian selama Januari hingga Desember 2020 mencapai Rp451,8 triliun, meningkat 15,79 persen dibandingkan tahun 2019 senilai Rp390,2 triliun. “Sementara pada periode Januari sampai April 2021, ekspor pertanian mencapai Rp189,09 triliun, tumbuh 34,97 persen dibanding periode yang sama,” tuturnya. Seiring dengan meningkatnya kinerja produksi dan ekspor pangan, Syahrul menyebutkan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional turut meningkat, terlebih di masa pandemi COVID-19. “Selama tahun 2020, hampir seluruh sektor ekonomi Indonesia tumbuh negatif, sebaliknya sektor pertanian mampu tumbuh positif,” kata dia. Merujuk data BPS, Syahrul menyebutkan pada Triwulan II 2020, PDB sektor pertanian tumbuh 16,24 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (qoq). Pada triwulan III dan IV, PDB pertanian juga tumbuh masing-masing 2,15 persen dan 2,59 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. “Pertanian mampu menjadi penyelamat perburukan resesi ekonomi nasional,” tutur Syahrul. Sementara pada tahun 2022, Kementerian Pertanian berfokus pada perencanaan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat dengan menjaga keberlanjutan peningkatan produksi komoditas prioritas. (mth)