OPINI

Komnasham Harus Bongkar Kembali Tragedi KM 50

Oleh M Rizal Fadillah | Koordinator Kajian Politik Merah Putih  KOMNASHAM baru pimpinan Dr. Atnike Nova Sigiro, M.Sc didesak melalui aksi-aksi Front Persaudaraan Islam (FPI) untuk melakukan penyelidikan ulang peristiwa pembantaian 6 anggota Front Pembela Islam (FPI) pengawal Habib Rizieq Shihab (HRS) yang dikenal dengan kasus KM 50. Komnas HAM lama yang diketuai Ahmad Taufan Damanik dinilai tidak maksimal dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan kewenangannya.  Penyelidikan dahulu jelas keliru dasar hukum yang digunakan yaitu UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM semestinya mendasari pada UU No 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa telah terjadi pembunuhan sistematis yang dapat dikualifikasi sebagai pelanggaran HAM berat. Penyelidikan berdasarkan UU No 26 tahun 2000 dapat melibatkan unsur masyarakat. Akibat pemeriksaan pelanggaran HAM biasa maka terdakwa \"ecek-ecek\" dua orang anggota Kepolisian yaitu Briptu Fikri Ramadhan dan Iptu Yusmin Ohorella divonis bersalah tapi dibebaskan. Peradilan sesat \"dagelan\" itu tentu tidak memenuhi rasa keadilan. Bahkan lucunya, sejak awal para terdakwa itu berkeliaran bebas, tidak ditahan. Diduga dibebaskannya kedua terdakwa terkait dengan operasi Satgassus pimpinan Ferdy Sambo yang saat itu merangkap sebagai Kadiv Propam Mabes Polri. Ada keterlibatan \"orang-orang Sambo\" dalam operasi pembantaian sistematis KM 50 tersebut. Hal ini penting untuk digali oleh Komnas HAM periode 2022-2027 pimpinan Dr. Atnike Nova. Desakan kepada Komnas HAM untuk bekerja adalah satu di antara 3 opsi kelanjutan proses membongkar kembali kasus KM 50. Dua lainnya adalah mendesak Kepolisian untuk memeriksa ulang berdasarkan novum yang sudah ditemukan atau mendesak Kepolisian untuk menuntaskan Rekomendasi Komnas HAM terdahulu yang hingga kini masih menggantung.  Sebagai extra ordinary crime atau sering disebut unlawful killing, maka kejahatan kemanusiaan ini akan menjadi hutang yang terus ditagih, khususnya oleh umat Islam. Dikejar dan diperiksa berbagai figur yang diduga terlibat seperti Fadil Imran, Dudung Abdurahman, Budi Gunawan, Listyo Sigit, bahkan Tito Karnavian dan Jokowi. Mantan Menkopolhukam Mahfud MD pun harus berbicara jujur. Melalui Komnas HAM baru yang bekerja berdasarkan UU No 26 tahun 2000 maka diharapkan kabut kasus KM 50 dapat tersingkap, keadilan harus ditegakkan. HRS sudah bertekad untuk mengejar para pelaku dan pihak terlibat agar segera diseret ke meja hijau. Dagelan peradilan kemarin harus dikoreksi dan diluruskan kembali. Kebetulan Jokowi sang Ketua Umum rezim sudah tiada. Pertanyaan seriusnya adalah apakah Jokowi mengetahui dan membiarkan pembantaian 6 anggota Laskar FPI itu atau Jokowi yang memang telah  memerintahkan operasi pengejaran HRS dan keluarganya yang berujung pada penyiksaan dan pembunuhan tersebut? Kasus KM 50 adalah kasus serius di masa pemerintahan Jokowi yang dicoba diselesaikan dengan pementasan drama yang sangat menistakan nilai-nilai kemanusiaan. Jika Jokowi, Fadil Imran, Budi Gunawan, Dudung Abdurahman dan lainnya benar terlibat dalam kejahatan ini maka wajar seluruhnya untuk dapat dihukum Mati.Prabowo Subianto yang kini menjadi Presiden dan dahulu Menteri Pertahanan tidak boleh diam saja. Harus berbuat dan bertindak tegas demi tegaknya kebenaran, keadilan, dan kejujuran. Jangan sampai muncul pertanyaan yang lebih serius yaitu apakah Prabowo Subianto juga terlibat? Sikap dan kebijakan Prabowo dalam penuntasan kasus KM 50 ini akan menjadi indikator. Pernah ada acara menarik yang dipandu oleh Dr. Refly Harun bertema : \"Pak Prabowo, Ada KM 50\". Nah, remember and get it done--ingat dan selesaikan! (*)

Jokowi Post Power Syndrome atau Memang Sakit?

Oleh M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan DIHALANGI banyak orang ke rumahnya, pejabatpun diipanggil untuk menghadap, keluyuran diabring-abring, bagi-bagi bingkisan hingga tandatangan sana tandatangan sini. Tidak ada prasasti, motor Vespa pun ditandatangani. Bak artis, orang mengerubungi entah karena prihatin atau lumayan dapat berfoto-foto dengan mantan.  Seperti gembira gerak-gerik Jokowi purna tugas tapi sesungguhnya raut wajahnya ruwet. Ketika menjawab persoalan rilis OCCRP nampak kusut meski spesialis ngeles ini tetap menyeletuk \"mana bukti\" he he ia mengerti atau pura-pura tidak mengerti bahwa OCCRP itu bukan ICC atau ICJ yang berbasis bukti. OCCRP adalah lembaga jurnalisme yang menampung input jaringan investigasi dunia.  Banyak tokoh dunia jika sudah \"dikepret\" OCCRP langsung \"klepek-klepek\". Negara yang disorot selalu heboh bahkan koruptor Bashar Assad  tumbang. Jokowi terkejut namanya melejit di luar dugaan. Bergabung bersama William Ruto juga Sheikh Hasina. Jangan main-main dengan OCCRP, karena lembaga ini kredibel. Jokowi tidak usah berfikir mau lapor atas pencemaran nama baik ke Polsek Colomadu. Nanti dipertanyakan kesehatan jiwanya. Bercitra bahwa Jokowi adalah Presiden tiga periode merupakan Post Power Syndrome (PPS). Ia kesana kesini merasa masih sebagai Presiden yang dielu-elukan dan sakti mandraguna. Tidak ada yang bisa menyentuhnya. Rasanya semua masih mengabdi dan \"nurut\" kepadanya. Patung pun dibuat untuk memperhebat dirinya. Dengan pakaian putih blusukan mengkampanyekan Cawalkot/bupati, titip ini titip itu, hingga kunjungan kerja dengan pengawalan dan penyambutan khusus. Ia gemar bermain di alam presiden-presidenan. Sebenarnya kasihan juga pak Jokowi. Tapi mengingat dosa politiknya yang menumpuk, maka rasa kasihan dapat dikalahkan oleh semangat untuk mengadili dan menghukum. Jika terus \"jet lag\" dan tidak bisa sadar-sadar, maka tentu hal ini bukan lagi Post Power Syndrome, tetapi sakit kekuasaan. Bisa Megalomania atau gangguan kepribadian narsistik (Narcissistic Personality Disorder) yang tidak pernah merasa salah atau jika salah ia bermain sebagai korban (Playing Victim). Contohnya adalah ungkapan \"mana bukti\", lalu \"framing jahat\". Narcissistic Personality Disorder (NPD) termasuk gangguan menetap artinya sulit disembuhkan. Butuh terapi serius dengan obat-obatan, baik obat anti depresan, anti kecemasan, anti psikotik, anti kejang, penstabil mood dan tentu juga harus sering konsultasi kepada psikolog atau psikiater. Sebaiknya Jokowi segera sadar bahwa dirinya bukan lagi Presiden. Setelah berstatus Ksatria saatnya menjadi Brahmana pasca mungkin pernah menjadi Waisya dan Sudra. Jika itu memakai konsepsi kasta. Jadilah petapa yang bijak, guru kehidupan, bukan terus cawe-cawe merendahkan diri seperti orang stress karena tidak berkuasa lagi. Masuk ke gorong-gorong kembali.  Jika orang NPD tidak mendapat respons selayaknya dan di luar kendali, maka bisa mengalami gangguan mental lebih parah yaitu Skizofrenia. Ada delusi, halusinasi,  emosi datar, tidak tahu diri sendiri, kekacauan berfikir dan tidak bisa membedakan khayalan dengan realita.  Jokowi mungkin baru NPD setingkat lebih dari PPS oleh karenanya masih dapat dipertanggungjawabkan perbuatannya. Untuk itu seruan atau desakan agar Jokowi ditangkap dan diadili adalah rasional, obyektif dan semestinya.  Adalah kerugian besar bagi rakyat dan bangsa Indonesia jika Jokowi ternyata sudah tidak dapat lagi dipertanggungjawabkan segala perbuatan jahatnya. Menurut Pasal 44 KUHP gila itu menjadi alasan pemaaf. Jika Jokowi ingin dimaafkan, ya gila dulu. (*)

MENYIBAK TABIR MISTERI NUSANTARA:  Putra Betara Indra adalah “Budak Angon” (7)

Oleh Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Politik Merah Putih  Misteri Bait-bait Terakhir Ramalan Joyoboyo. Dalam bait-bait terakhir ramalan Joyoboyo digambarkan suasana negara yang kacau penuh carut marut serta terjadi kerusakan moral yang luar biasa. Namun dengan adanya fenomena tersebut kemudian digambarkan munculnya seseorang yang arif dan bijaksana yang mampu mengatasi keadaan.  Sesuai dengan keheningan, kearifan sebagai Waliyullah Kanjeng Sunan Kalijaga dalam  bait-bait (Sinom nya) menggambarkan ciri-ciri atau karakter seseorang itu dengan  tokoh wayang dalam Wiracarita Mahabharata yang sudah dikenal masyarakat luas. Dati cuplikan Bait 159 sampai Bait 173 terbaca sebagai berikut : Bait 159: \"Selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping tahun sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu; bakal ana dewa ngejawantah; apengawak manungsa; apasurya padha bethara Kresna; awatak Baladewa; agegaman trisula wedha; jinejer wolak-waliking zaman\" … Bait 160:\"Iku tandane putra Bethara Indra wus katon; tumeka ing arcapada ambebantu wong Jawa\" Bait 162:\"Bala prewangan makhluk halus padha baris, pada rebut benere garis; tan kasat mata, tan arupa; sing madhegani putrane Bethara Indra; agegaman trisula wedha; momongane padha dadi nayaka perang perange tanpa bala; sakti mandraguna tanpa aji-aji\" Bait 163:\"Apeparap pangeraning prang; tan pokro anggoning nyandhang; ning iya bisa nyembadani ruwet rentenging wong sakpirang-pirang\" Bait 164:\"Mumpuni sakabehing laku; nugel tanah Jawa kaping pindho; ngerahake jin setan; kumara prewangan, para lelembut ke bawah perintah saeko proyo kinen ambantu manungso Jawa padha asesanti trisula weda; landhepe triniji suci; bener, jejeg, jujur; kadherekake Sabdopalon lan Noyogenggong\" Bait 166:\"Idune idu geni; sabdane malati; sing mbregendhul mesti mati; ora tuwo, enom padha dene bayi; wong ora ndayani nyuwun apa bae mesthi sembada; garis sabda ora gentalan dina; beja-bejane sing yakin lan tuhu setya sabdanira; tan karsa sinuyudan wong sak tanah Jawa; nanging inung pilih-pilih sapa\" Bait 167:\"Waskita pindha dewa; bisa nyumurupi lahire mbahira, buyutira, canggahira; pindha lahir bareng sadina; ora bisa diapusi marga bisa maca ati; wasis, wegig, waskita; ngerti sakdurunge winarah; bisa pirsa mbah-mbahira; angawuningani jantraning zaman Jawa; ngerti garise siji-sijining umat; Tan kewran sasuruping zaman\" Bait 167\"Waskita pindha dewa; bisa nyumurupi lahire mbahira, buyutira, canggahira; pindha lahir bareng sadina; ora bisa diapusi marga bisa maca ati; wasis, wegig, waskita; ngerti sakdurunge winarah; bisa pirsa mbah-mbahira; angawuningani jantraning zaman Jawa; ngerti garise siji-sijining umat; Tan kewran sasuruping zaman\". Bait 168:\"Mula den upadinen sinatriya iku; wus tan abapa, tan bibi, lola; awus aputus weda Jawa; mung angandelake trisula; landheping trisula pucuk; gegawe pati utawa utang nyawa; sing tengah sirik gawe kapitunaning liyan; sing pinggir-pinggir tolak colong njupuk winanda\" Bait 170\"Ing ngarsa Begawan; dudu pandhita sinebut pandhita; dudu dewa sinebut dewa; kaya dene manungsa\" Bait 171\"Aja gumun, aja ngungun; hiya iku putrane Bethara Indra; kang pambayun tur isih kuwasa nundhung setan; tumurune tirta brajamusti pisah kaya ngundhuh; hiya siji iki kang bisa paring pituduh marang jarwane jangka kalaningsun; tan kena den apusi; marga bisa manjing jroning ati; ana manungso kaiden ketemu; uga ana jalma sing durung mangsane; aja sirik aja gela; iku dudu wektunira; nganggo simbol ratu tanpa makutha; mula sing menangi enggala den leluri; aja kongsi zaman kendhata madhepa den marikelu; beja-bejane anak putu\" Bait 172:\"Iki dalan kanggo sing eling lan waspada; ing zaman kalabendu Jawa; aja nglarang dalem ngleluri wong apengawak dewa; cures ludhes saka braja jelma kumara; aja-aja kleru pandhita samusana; larinen pandhita asenjata trisula wedha; iku hiya pinaringaning dewa\" Bait 173,\"Nglurug tanpa bala; yen menang tan ngasorake liyan; para kawula padha suka-suka; marga adiling pangeran wus teka; ratune nyembah kawula; angagem trisula wedha; para pandhita hiya padha muja; hiya iku momongane kaki Sabdopalon; sing wis adu wirang nanging kondhang; genaha kacetha kanthi njingglang; nora ana wong ngresula kurang; hiya iku tandane kalabendu wis minger; centi wektu jejering kalamukti; andayani indering jagad raya; padha asung bhekti\" *Misteri dari semua Bait Bait di atas, antara lain :* \"Siapa orang yang dilambangkan Batara Indra, yang datang  untuk membantu orang Jawa bersenjatakan trisula wedha, para asuhannya menjadi perwira perang, jika berperang tanpa pasukan, sakti mandraguna tanpa azimat\" \"Kelihatan berpakaian kurang pantas, namun dapat mengatasi keruwetan banyak orang. Menguasai seluruh ajaran (ngelmu), memotong tanah Jawa kedua kali, mengerahkan jin dan setan; seluruh makhluk halus berada di bawah perintahnya bersatu padu membantu manusia Jawa berpedoman pada trisula weda, tajamnya tritunggal nan suci, benar, lurus, jujur, didampingi Sabdopalon dan Noyogenggong\" \"Ludahnya ludah api, sabdanya sakti (terbukti), yang membantah pasti mati; orang tua, muda maupun bayi, orang yang tidak berdaya minta apa saja pasti terpenuhi, garis sabdanya tidak akan lama, beruntunglah bagi yang yakin dan percaya serta menaati sabdanya; tidak mau dihormati orang se tanah Jawa, tetapi hanya memilih beberapa saja\" Tidak bisa ditipu karena dapat membaca isi hati, bijak, cermat dan sakti; mengerti sebelum sesuatu terjadi, mengetahui leluhur anda; memahami putaran roda zaman Jawa, mengerti garis hidup setiap orang dan tidak  tertelan zaman\"_ \"Oleh sebab itu carilah satria itu; yatim piatu, tak bersanak saudara; sudah lulus weda Jawa; hanya berpedoman trisula, ujung trisulanya sangat tajam; membawa maut atau utang nyawa; yang tengah pantang berbuat merugikan orang lain, yang di kiri dan kanan menolak pencurian dan kejahatan\" \" Ia bukan begawan pendeta apalagi dewa. Jangan heran, jangan bingung; itulah putranya Batara Indra, yang sulung dan masih kuasa mengusir setan, turunnya air brajamusti pecah memercik, hanya satu ini yang dapat memberi petunjuk tentang arti dan makna ramalan saya, tidak bisa ditipu, karena dapat masuk ke dalam hati.\" \"Ada manusia yang bisa bertemu, orang itu memakai lambang ratu tanpa mahkota, sebab itu yang menjumpai segeralah menghormati, jangan sampai terputus, menghadaplah dengan patuh, keberuntungan ada di anak cucu\" \"Inilah jalan bagi yang ingat dan waspada, pada zaman kalabendu Jawa, jangan melarang dalam menghormati orang berupa dewa, yang menghalangi akan sirna seluruh keluarga, jangan keliru mencari dewa, carilah dewa bersenjata trisula wedha, itulah pemberian dewa\"_ *Menyerang tanpa pasukan, bila menang tak menghina yang lain, rakyat bersuka ria; karena keadilan Yang Kuasa telah tiba, raja menyembah rakyat, bersenjatakan trisula wedha; para pendeta juga pada memuja; itulah asuhannya Sabdopalon. Segalanya tampak terang benderang, tak ada yang mengeluh kekurangan, itulah tanda zaman kalabendu telah usai, berganti zaman penuh kemuliaan; memperkokoh tatanan jagad raya; semuanya menaruh rasa hormat yang tinggi. Sampai di sini kita akan dapat mulai memahami siapakah yang dikatakan oleh Prabu Joyoboyo dengan istilah “Putra Betara Indra” itu ? Bait-bait tersebut telah mengurai secara rinci tentang ciri-ciri dan karakter orang tersebut. Putrau Betara Indra tidak lain dan tidak bukan adalah Waliyullah (aulia) yang tertulis di dalam sinomb ait 28 pada Serat Musarar Joyoboyo. Perlambang paras Kresna dan watak Baladewa bermakna satria pinandhita. Karena hakekat dua bersaudara Kresna dan Baladewa (Krishna Balarama) melambangkan kepribadian yang taat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan hakekat ini setidaknya kita dapat meraba bahwa Putra Betara Indra adalah juga “Budak Angon” (Anak Gembala) yang telah dikatakan oleh Prabu Siliwangi di dalam Uga Wangsit Siliwangi* Berbeda jaman wangsit ramalan Joyoboyo tersambung dengan wangsit ramalan Siliwangi. (Bersambung).

Indonesia Akan Dibubarkan Menjadi Singapura

Oleh Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Politik Merah Putih  JOKOWI memunculkan PSN  dengan Peraturan Presiden No 3 Tahun 2016 yang berturut-turut diubah dengan Peraturan Presiden No 58 Tahun 2017, Peraturan Presiden No 56 Tahun 2018, dan Peraturan Presiden No 109 Tahun 2020, adalah strategi awal Xi Jinping akan menyulap Indonesia menjadi Singapura. Peraturan Presiden No 109 Tahun 2020. yang mulai berlaku pada tanggal 20 November 2020, dengan alasan akan mengutamakan penciptaan lapangan kerja secara luas dan intensif, hanya strategi licik Jokowi sebagai boneka RRC. Dalam waktu 6 (enam bulan) pada Kamis 6 Mei 2021 di unggah  melalui akun Facebook “Informasi Kegubernuran 9 Naga”, seperti dikutip dari terkini.id. Beredar pernyataan diduga James Riyadi, dalam 10 tahun mendatang, rakyat China akan mengeliminasi pribumi Indonesia.  Niat jahat  dan strategi James Riady dan Jokowi adalah sejak diawal Jokowi naik tahta sebagai presiden 2014. Selama 10 tahun   pemerintahan Jokowi, semua terlena bahkan lengah, dengan dalih percepatan Program Strategis Nasional (PSN) dengan alasan mengutamakan penciptaan lapangan kerja secara luas dan intensif, adalah program bohong dan tipuan. Program yang sesungguhnya adalah James Riady (Oligarki) akan menguasai Nusantara dan program rakyat China akan mengeliminasi pribumi Indonesia.  Fakta yang terjadi pada musim pandemi dimulai pada akhir tahun 2019 – 2020 – 2021. Pada tahun 2021 Diperkirakan sudah  sudah masuk 17 juta imigran baru rakyat China telah berdiam di seluruh pelosok-pelosok wilayah Indonesia. Semua imigran  masuk dengan leluasa di musim pandemi saat itu terdapat 1.238 penerbangan dari RRC tujuan Indonesia melalui bandara-bandara internasional maupun bandara - bandara kecil di seluruh wilayah Indonesia dengan aman. Sedangkan 933 kapal-kapal besar dan sedang telah sukses membawa para emigran melalui pelabuhan-pelabuhan besar dan pelosok di Indonesia. Saat itu Jokowi terus memberi  info bohong tentang jumlah tenaga kerja etnis Cina yang masuk ke Indonesia. Sesuai perintah Xi Jinping 125 perusahaan konglomerasi 9 Naga harus menjamin kesejahteraan seluruh imigran beserta keluarganya untuk menetap dan menjadi WNI. Tidak ada kamus setelah masuk ke Indonesia akan kembali pulang ke RRC. Kita saksikan sekarang dengan PSN Oligarki sesuai perintah Xi Jinping harus memperluas tempat tinggal para imigran etnis Cina baik yang sudah masuk dan yang akan menyusul masuk di tahap berikutnya. Perampasan tanah terjadi di berbagai wilayah dengan dalih investasi, dan mematok laut akan di urug adalah persiapan hunian imigran etnis Cina. Pembangunan PIK 2 dengan segala perangkatnya menurut informasi intelijen sudah di jaminkan / di agunkan / di collateralkan ke Bank  konsorsium China  87.5 % dan Jepang 12.5%. Untuk PIK 2 bangsa ini di bohongi oleh Antony Salim (pemegang saham lebih 80% PT PANI) dan Aguan. Hal ini juga terjadi di usaha lainnya dengan payung PSN yg ada di seluruh Indonesia.  Semua tipuan yang terjadi adalah Indonesia akan di bubarkan dan di sulap menjadi Singapura. (*)

Hancurkan dan Musnahkan Kejahatan Proyek Strategis Nasional

Oleh  Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Politik Merah Putih  State Corporate Crime  (SCC) atau Kejahatan negara-korporasi adalah tindakan ilegal atau merugikan masyarakat yang terjadi ketika pemerintah bekerja sama dengan korporasi kejahatan. Penghianat negara itu bukan hanya Oligarki tetapi terlibat didalamnya unsur pejabat publik yang telah bersekongkol dengan  Oligarki yang jahat dan tamak dan telah merampas kedaulatan negara  SCC dan Program Strategis Nasional (PSN) di Indonesia tampak sangat jelas akan merubah negara setelah sukses merubah UUD 45 menjadi UUD 2002. Perilaku binal, liar dan biadab kaum kapitalis telah menjelma menjadi kekuatan akan membangun negara dalam negara. Rakyat harus  melawan dan habisi semua ancaman yang akan merobohkan bangunan NKRI - SCC PSN adalah  musuh negara jangan diajak berunding apalagi kompromi,  semua yang terlibat harus di hukum mati. Dalam hukum perang para penghianat negara sangsinya hukuman mati dan sita seluruh asetnya harus dirampas untuk negara.  Ilustrasi daripada penjabaran State Corporate Crime : \"ketika terdapat realisasi proyek pembangunan yang dilakukan secara kerjasama antara pemerintah dan korporasi (perusahaan swasta) yang bukan Perusahaan Negara atau BUMN-BUMD yang dalam praktik pelaksanaan proyek dimaksud, terjadi kejahatan\" Berbagai perilaku menyimpang dari korporasi antara lain adanya attitude keterlibatan korporasi dalam berbagai kejahatan ekonomi :  korupsi, tindak pidana suap, perpajakan, gratifikasi, pencucian uang/money laundry, biasa disebut \"white collar crime\" kejahatan kerah putih. Program Strategis Nasional(PSN) yang di inisiasi Jokowi adalah kejahatan kriminal sistemik berupa State Corporate Crimes (SCC) dalam wilayah NKRI yang telah menyebabkan minimal enam masalah :  Pertama, diyakini telah terjadi kekuasaan negara dalam negara pimpinan James Riady dan Joko Widodo yang telah menihilkan daulat rakyat dan kekuasaan NKRI; *Kedua*, terjadi pengerahan sistemik aparat negara, penegak hukum, pejabat pemerintah daerah & pusat, termasuk operasi preman yang melanggar konstitusi ; *Ketiga*, terjadi pemanfaatan aset-aset negara, SDA negara dan keuangan negara untuk kepentingan kelompok bisnis oligarki pimpinan Aguan-Salim dan Joko Widodo; *Keempat*, berlangsung pembebasan dan prampasan tanah rakyat, wilayah adat, wilayah pantai dan wilayah tangkap nelayan di 10 kecamatan di Tangerang dan Serang, Banten secara paksa, represif, intimidatif, manipulatif, criminal, koruptif, dll;  *Kelima*, hilangnya sumber pencaharian, pangan dan penghidupan rakyat yang memperparah kesengsaraan dan kemiskinan secara terstruktur, sistematis, dan massif;  *Keenam*, timbulnya krisis agraria, sosial, ekonomi, mobilisasi, akses, lingkungan yang berdampak luas dan berdaya rusak tinggi.  Program Strategis Nasional ( PSN ) sudah dikuasai oleh kapitalis  merupakan persekongkolan ( conspiracy ), para taipan, korporatokrasi ( penghancur lingkungan alam dan sosial ), sembilan barongsai, oligarki, naga kuning dari utara, dan neo kolonialisme. Mereka harus di musnahkan. Menghadapinya kondisi seperti ini _\"Jangan Naif\"_ , kejahatan korporasi yang akan mendirikan negara dalam negara, tidak boleh ada kompromi dan tidak boleh ada jalan tengah, pilihannya mereka harus dihancurkan.(*)

METAMORFOSIS INDONESIA, Skema dan "Total Football" Kluivert

Oleh Sabpri Piliang | Wartawan Senior   \"TOTAL FOOTBALL\" (\'totalvoetbal\'), bukan \'Tiki taka\'. Bukan pula \'Catenaccio\'. Konsep sepak bola modern ini, terbukti ampuh melahirkan juara dunia. Atau setidaknya, finalis.    Kedatangan Patrick Kluivert ke (Indonesia), mengingatkan saya pada klub elite Ajax Amsterdam. Betul, Patrick besar di Ajax. Tapi bukan itu! Klub yang didirikan hampir 125 tahun lalu (Maret 1900) inilah, \'pengonsep\' sekaligus \'engineering\'nya.    Skema \"total football\" diciptakan dan dipopulerkan Ajax kurun 1969-1973, kemudian diadopsi oleh pelatih Piala Dunia Belanda 1974 (Rinus Michels). Konsep ini membawa \"The Dream Team\" ke final \"World Cup\" 1974, 1978, 2010.      Hampir semua Tim besar, dan berkelas di-luluhlantakan oleh \"total football\". Sebut saja juara dunia Brasil, dibekuk trio Johan Neeskens-Johan Cruyff, dan Johny Rep 2-0 (Piala Dunia 1974). Atau Argentina, dihajar 4-0. Filosofi  \"total football\" tak ada ampun.      Patrick Kluivert, suka atau tidak. Adalah \"kepanjangan tangan\" skema ini. Sama seperti Piala Dunia 1974, Johan Cruyff adalah \"managing\" dan eksekutor pikiran \"coach\' Rinus Michels.     Filosofi \"total football\" diperankan Cruyff dengan sangat elegan. Cruyff meng-ejawantahkan pikiran Rinus Michels terhadap rekannya di Timnas Belanda: Ruud Krol, Rob Resenbrink, Wim Suurbier, Willy van de Kerkhov dan kembarannya Rene van de Kerkhov, Arie Haan, Wim Jansen dll.      Banyak kesamaan Johan Cruyff dan Patrick Kluivert. Mereka sama-sama berasal dari pembinaan dini Ajax Amsterdam di usia 10 (Cruyff), dan  Kluivert pada usia 7 tahun.      Keduanya juga sama-sama hijrah  ke  Barcelona setelah meninggalkan Ajax. Bedanya, bila Cruyff hanya lima tahun (1973-1978), Sementara Kluivert selama enam musim berada di Barcelona (1998-2004).     Sehingga keduanya faham betul dengan skema \"total football\" alias \'khatam\'.  Skema ini, sangat eksplosif, di mana 11 pemain yang ditampilkan, tidak menetap di satu posisi. Sangat dinamis!     Saya jadi teringat dengan pemain belakang Indonesia saat mengalahkan Arab Saudi 2-0 di \"matchday\" ke 6 pra-Piala Dunia. Betapa Calvin Verdonk bergerak dinamis dari bawah hingga ke atas. Bahkan satu \'assist\'nya kepada Marselino Ferdinan berbuah gol. Itulah \'total football\'.     \"Total football adalah, sebuah filosofi revolusioner dalam permainan sepak bola. Di mana, tidak ada pemain yang \"positioning\"nya menetap dalam satu skema statis alias \'mobile\'.      Konsepnya paradoks dengan \'tiki taka\' (juara dunia 2010/Spanyol). Di mana, sang pemain harus sudah tahu area yang mesti dikuasainya. Umpannya, pun pendek-pendek dari kaki ke kaki, untuk mencipta ruang.       Berbeda lagi dengan \"catenaccio\". Konsep ini diperkenalkan dan sukses dijalankan pelatih Italia  Enzo Bearzot. Catenaccio adalah, satu skema permainan sepak bola  yang menitikberatkan pada pertahanan total (grendel).       Catenaccio merupakan kebalikan dari \"Total Football\". Strategi catenaccio sangat efektif dalam bertahan. Garis ganda pertahanan, akan mencegah lawan masuk ke area penalti. Jika garis pertahanan bisa ditembus musuh, masih ada libero dan penjaga gawang.    Lawan akan dibuat frustrasi, dan cenderung memancing semua pemain musuh mendekati area \"catenaccio\". Lantas, cuma bertahan? Tidak! Pada saat yang tepat, umpan lambung jauh ke depan, akan berbuah gol.     Italia juara Piala Dunia 1982 di Spanyol, berdasarkan skema ini. Paolo Rossi (bintang Italia) adalah pengejawantah Enzo Bearzot. Bisa disebut menjadi \'think  tank\'nya. Sama seperti Johan Cruyff-nya Rinus Michels (1974)     Skema \"total football\". Membutuhkan fisik dan nafas yang kuat. Semua pemain bebas bergerak di posisi manapun. Sebutan posisi \'eleven\', hanya sekadar simbolis.     Coba lihat gerakan Ragnar Oratmangoen saat gol pertama Indonesia versus Arab Saudi! \"Target Man\" Marselino Ferdinan, begitu sigap menyambut terobosan Orat mangoen.    Karenanya, setelah permainan dimulai, semua pemain akan bergerak ke segala arah. Tak ada pemain yang menetap di lini depan. Tak ada pemain \"fixed\" di lini belakang, maupun tengah.      Semua pemain adalah penyerang. Semua pemain adalah \"playmaker\", dan semua pemain adalah \"palang pintu. Menyerang bersama, lalu mundur bersama. Itulah \"total football\".     Patrick Kluivert yang digodok dari klub pencipta \"total football\". Berasal dari negara yang melahirkan total football, tentu memiliki \"chemistry\" dengan pemain naturalisasi yang lahir dan dibesarkan di Belanda.      Materi dan \'habit\' Jay Idzes dkk, memadai untuk \'total football\'. Di tangan Patrick Kluivert,  skema sepak bola Indonesia akan ber-metamorfosis  menjadi \'total football\'.      Tontonan menarik. (***)

Ada Ada Saja, Pagar Laut Dibangun Swadaya Nelayan Hi Hi Hi...

Oleh M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan SETELAH pihak perusahaan Aguan menyatakan tidak tahu yang membuat pagar laut dan menepis sebagai pemasangnya, muncul kelompok yang menamakan dirinya Jaringan Rakyat Pantura (JRP) mengaku secara swadaya telah membuat pagar itu dengan tujuan mitigasi abrasi dan tsunami. Demi kepetingan nelayan, katanya.  Pengakuan yang dikemukakan koordinator JRP Sandi Martapraja ini tentu tidak mudah dipercaya bahkan menambah bukti adanya pihak yang beralibi. Mengada-ada jika pembangunan pagar laut 30,16 KM itu atas swadaya nelayan. Nelayan kita bukanlah nelayan kaya raya yang rela berdonasi milyaran untuk sekedar mencegah abrasi dan tsunami. Kayanya kegedean tuh bohongnya. Bertentangan dengan temuan dan fakta  bahwa pekerja pembuat yang dibsyar itu tidak berhubungan dengan JRP tapi bekerja demi kepentingan perusahaan PIK-2 selurangnya dikenal sebagai orang-orang perusahaan. Advokat Khozinudin bahkan menyebut tangan Aguan bernama Ali Hanafiah Lijaya sebagai orang atau dalang yang bertanggungjawab. Pihak penegak hukum sesungguhnya sudah bisa mulai bertindak pasca penyegelan oleh KKP dengan memanggil dan menyidik Sandi Martapraja dan Ali Hanafiah Lijaya. Itu pintu awal untuk mendobrak motif jahat pihak tertentu dari pembangunan pagar laut 30,16 KM. Dugaan adanya rencana pengurugan dan parluasan pantai patut untuk segera dibuktikan.  Masalah pengurugan Aguan yang punya cuan memang ahlinya, dahulu ia pernah diperiksa oleh KPK atas dugaan suap kepada anggota DPRD DKI soal Raperda reklamasi pantai utara Jakarta. Sayang Aguan dapat melepaskan diri dari proses lanjutan. Kini dalam PIK-2 cuan Aguan membahayakan pejabat, aparat, aktivis hingga ulama dan kyai. Tidak mungkin pembuatan pagar laut sepanjang 30,16 KM itu tidak diketahui lama oleh Kepala Desa setempat, Camat, bahkan Bupati dan Gubernur termasuk KKP dan aparat penegak hukum. Hanya diduga semua menutup mata karena hal itu adalah bagian dari proyek besar kepentingan PIK-2. Kasarnya, siapa sih yang berani mengusik Aguan yang dilindungi Jokowi ? Pagar laut tidak mungkin pula dibuat oleh jin atau alien sehingga tidak diketahui siapa yang bertanggung jawab. Yang jelas genderuwo pengintimidasi rakyat agar melepas hak tanahnya masihlah gesit bergentayangan. PIK-2 adalah proyek hantu para teroris. Tentara dan polisi pun ikut lari-lari ketakutan. Moga saja Prabowo tidak.  Pagar laut hanya satu kasus teror, nelayan jelas sangat dirugikan. Seribu kasus menyelimuti PIK-2 karenanya semua harus dibongkar habis. Mulai tangkap dan interogasi pembuat pagar, perintahkan secara hukum bongkar pagar, bongkar suap cuan-cuan, cabut PSN dan batalkan PIK-2. PIK-2 menjadi kamuflase investasi untuk aneksasi, invasi dan kolonialisasi. Bongkar patung Naga yang menjadi simbol dari arogansi dan penjajahan kaum oligarki. Tangkap Aguan dan Jokowi sang penggerus kedaulatan rakyat, hukum, dan negara. Hancur negara ini oleh perilaku kolusi dan korupsi.  Investasi hanya jembatan bag para penjahat untuk menginjak-injak demokrasi. (*)

MENYIBAK TABIR MISTERI NUSANTARA: Misteri Munculnya Tanjung Putih (6)

Oleh Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Politik Merah Putih  LANJUTAN misteri mencari tempat seseorang memahami dan mengetahui solusi dari apa yang akan  terjadi di Nusantara melalui petunjuk Serat Musarar Joyoboyo. Pada bait 27 berbunyi: “Dene besuk nuli ana, Tekane kang Tunjung putih, semune Pudhak kasungsang, Bumi Mekah dennya lair, Iku kang angratoni, Jagad kabeh ingkang mengku, Juluk Ratu Amisan, Sirep musibating bumi, Wong nakoda milu manjing ing samuwan,” Bait 28 tertulis: “Prabu tusing waliyulah, Kadhatone pan kekalih, Ing Mekah ingkang satunggal, Tanah Jawi kang sawiji, Prenahe iku kaki, Perak lan gunung Perahu, Sakulone tempuran, Balane samya jrih asih, Iya iku ratu rinenggeng sajagad.” Inti misterinya pada bait 27  siapa: \"Kemudian kelak akan datang Tunjung putih semune Pudak kasungsang\"  Petunjuknya ia lahir di bumi Mekah. Yang akan menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amisan, untuk meredakan kemelut di bumi. Kalau ada yang menebak itu “Satrio Piningit” (nama muncul di Jawa). Harus diingat dalam Serat Musarar Joyoboyo.  Ia lahir dari bumi Mekah, itu pasti seorang muslim sejati, sangat mungkin ia Waliyullah. Apakah itu \"Imam Mahdi\" (tetap semua itu masih hasil tebakan).  Inti misterinya pada bait 28  siapa: \"Raja utusan waliyullah\" itu. Yang letaknya dekat dengan gunung Perahu, sebelah barat tempuran.  Bait ini menggambarkan bahwa pemimpin tersebut adalah hasil didikan atau tempaan seorang Waliyullah (Aulia) yang juga selalu tersembunyi. Sedangkan gunung Perahu seperti telah disinggung di atas adalah Lebak Cawéné. Kembali lagi, di mana tempatnya? Kita telah membaca bait 22 di atas. Ya di Semarang, Tembayat itulah tempatnya.  Sedangkan tempuran adalah pertemuan dua sungai di muara yang biasanya digunakan untuk tempat bertirakat ”kungkum” bagi orang Jawa. Namun di sini tempuran bermakna ”Watu Gilang” sebagai tempat pertemuan alam fisik dan alam gaib. Dalam budaya spiritual Jawa keberadaan Watu Gilang sangat lekat dengan eksistensi seorang raja (Insya Allah).  Pemimpin tersebut akan mampu memimpin Nusantara ini dengan baik, adil dan membawa kepada kesejahteraan rakyat, serta menjadikan Nusantara sebagai ”barometer dunia\"  (istilah Bung Karno ”Negara Mercusuar”) . (Bersambung).

Audit  "Rumah Keserakahan" Jokowi di Colomadu

Oleh M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan BENAR berdasarkan UU No. 7 tahun 1978 mantan Presiden dan atau Wakil Presiden berhak mendapatkan rumah yang layak dengan perlengkapannya. Namum UU ini tidak mengatur besaran atau nilai. Presiden SBY mendapat tanah seluas 1500 M2 di Jakarta. Suharto dan lainnya menerima hadiah negara dalam bentuk uang. Menurut Keppres 81 tahun 2004 besaran harga rumah itu maksimal 20 milyar.  Hebatnya jika sebelum Jokowi nilai maksimal adalah 20 milyar, nah saat Jokowi dibuat aturan dengan harga tidak terbatas. APBN dapat membiayai berapa saja asal luas tanah di DKI Jakarta  1500 M2 di luar setara dengan itu. Aturan dibuat oleh Sri Mulyani melalui Permenkeu No. 120/PMK-06/2022. Ruang korupsi terbuka setelah ada aturan ini.  Jokowi minta sendiri tanah yang kemudian mulai dibangun bulan Juli 2024. Luas tanah 12.000 M2 di Jl Adi Sucipto Colomadu Karang Anyar. Menurut Kades Blulukan Colomadu Slamet Wiyono harga tanah disana dahulu 10-12 juta rupiah per meter, kini katanya 15-17 juta per meter persegi. Dengan harga lama minimal, maka harga tanah yang dibeli APBN untuk Jokowi adalah 120 milyar. Itu baru tanahnya saja. Dimulai dari luas tanah menurut Permenkeu 120 tahun 2022 antara 1.500 M2 di DKI (masih Ibukota) dengan 12.000 M2 di Colomadu batas Surakarta-Karang Anyar sangat mencolok. Ini perlu audit akan kesetaraannya. Kemudian mengenai pembangunan dengan  tanpa pembatasan biaya justru  membuka peluang bagi ketidakterbatasan penggunaan dana APBN.  Aturan terdahulu hanya maksimal 20 milyar itu sudah tanah dan bangunan. Kini untuk Jokowi tanahnya saja sudah 120 milyar belum bangunan maka bukan mustahil jika dana APBN yang digelontorkan bisa mencapai lebih dari 200 milyar. Sri Mulyani telah membuka pintu bagi perampokan dana APBN. Bukankah Sri Mulyani itu adalah Menteri atau pembantunya Jokowi ? Awalnya tanah yang dihadiahkan negara kepada Jokowi hanya 9000 M2 tapi ujug ujug bertambah menjadi 12.000 M2.  Ternyata hamparan tanah tersebut terdiri dari 4 patok. 3 patok seluas 9000 M2 dibeli dari Yustinus Soeroso pemilik PO Rosalia Indah dan 1 patok +-3000 M2 dibeli dari Joko Wiyono. Kades Blulukan Slamet tidak tahu siapa Joko Wiyono dan tidak tahu pula transaksi jual beli serta lainnya. Kata Slamet, Joko Wiyono bukan orang blulukan.  Ada bau perkeliruan pada hadiah negara untuk mantan Presiden Jokowi di Blulukan Colomadu   ini. Dibandingkan Presiden terdahulu, maka Jokowi telah membuat rekor \"keserakahan\" mantan Presiden.  Tanah paling luas dan pembiayaan APBN paling mahal. Diawali dengan indikasi kongkalikong dengan Sri Mulyani Menteri Keuangan dan Mensesneg Pratikno, pengelola hadiah. Pembelian dan pembangunan adalah tanggungjawab Mensesneg. Kontraktor pembangunan adalah \"pilihan terbaik\" asal Denpasar Bali PT Tunas Jaya Sanur. Rupanya Jokowi ingin membangun rumah kerajaan di Colomadu. Rumah sekarang saja sudah banyak didatangi wisatawan yang berfoto-foto dengan sang \"Raja Jawa\" versi Bahlil. Nah, untuk nilai hingga puluhan atau ratusan milyar proyek negara bolehkah dengan penunjukan langsung ? Untuk klarifikasi agar tidak ada dugaan korupsi atas hadiah negara kepada mantan Presiden Jokowi, maka BPK atau lembaga lain segera turun untuk mengaudit \"rumah keserakahan\" Jokowi di Colomadu. KPK dan Kejagung  bersiap-siap. Pertanggungjawabkan kepada rakyat dan buktikan bahwa Jokowi itu orang yang lugu dan sederhana. (*).

Jokowi Pasti Menyerah

Oleh Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Politik Merah Putih  TIDAK ada yang statis pergantian perubahan  dalam kehidupan pasti tiba. Semua terbaca dengan jelas dalam peradaban dan sejarah kekuasaan manusia di muka bumi ini. Semua jejak keangkuhan, kesombongan, kejahatan, kebiadaban, kekejaman, kebengisan, penipuan, kelicikan bagi manusia pasti akan berakhir menjadi bencana bagi pelakunya. Bencana kecil hukuman sesama manusia untuk sementara bisa dihindari dengan berbagai rekayasa. Bencana besar adalah pengadilan Tuhan sedikitpun manusia tidak akan bisa menghindarinya. Seorang penguasa tidak lebih hanya menjalankan amanah untuk kebaikan bersama rakyatnya. Apapun definisi politik, hukum atau apapun namanya hanya sarana menjalankan tugas yang diamanahkan. Sebagai mantan Presiden mestinya bisa hidup tenang justru terkena   penyakit Skizofrenia : \"gangguan mental yang terjadi dalam jangka waktu panjang, gangguan tersebut menyebabkan penderita mengalami halusinasi, delusi, kekacauan berpikir, seolah olah masih berkuasa \". Keadaan yang sesungguhnya Jokowi sedang  mengalami kepanikan, ketakutan pada stadium parah,  dengan nasib setelah lepas dari kekuasaannya yang tidak menentu.  Jokowi mungkin tidak sadar mengendalikan bagaimana persisnya sasaran bereaksi adalah akan melahirkan berbagai kemungkinan. Salah sasaran akan membuat penurunan pada frustasi, kelelahan dan putus asa. Jokowi mengelola  dan menentukan terlalu banyak cara mengamankan dirinya paska lengser dari segala ancaman hukuman dari rakyat. Akan menjadikan dirinya nanar, kelelahan, melakukan banyak kesalahan dan akhirnya akan kehilangan kendali atas situasinya. Kondisi terburuk Jokowi adalah kondisi kebuntuan, menjadikan kemandegan mental, kehilangan untuk berfikir. \"Pada titik seperti ini segalanya hilang\" Bahwa kepanikan, ketakutan dan emosi adalah kelumpuhan dan akan menjadi kalang kabut. Kejatuhan mental selalu akan mengawali kejatuhan fisik tidak lama lagi Jokowi akhirnya akan menyerah. Tapak sejarah ini semoga jadi Ibrah bagi Prabowo Subianto - jangan sembrono dalan mengelola dan mengendalikan negara. (*).