OPINI
Agustus Berhembus Brutus
Oleh Yusuf Blegur | Mantan Presidium GMNI MARCUA Junius Brutus yang lebih dikenal Brutus, kini hidup kembali dan nyaman mendiami republik. Sifat dan agresifitasnya muncul dalam pengkhianatan dan konspirasi politik. Telanjang bertubuh birokrasi dan politisi. Intelektual, pemuka agama, partai politik dan pelbagai elemen aktifis pergerakan, mengekor dan ramai-ramai menjadi pelacur sosial. Menjelang 17 Agustus 2024, memperingati hari ulang tahun ke-79 RI yang sakral. Di tengah kontradiksi makna kemerdekaan hakiki dengan pelbagai krisis multidimensi negara. Perayaan proklamasi kedaulatan Indonesia itu kian terasa hambar, tanpa arti dan semakin semu. Wabah KKN, karut-marut IKN dan pelbagai bentuk penjajahan rakyat oleh bangsa sendiri, seolah-olah menegaskan kemerdekaan masih harus terus diperjuangkan. Faktor fundamental kehilangan kesejatian kemerdekaan indonesia, tak semata karena faktor globalisme. Lebih dari itu, pengkhianatan dan kejahatan juga datang dari rakyatnya sendiri. Penjajahan yang mampu diusir dari bumi pertiwi karena kepahlawanan, kini disambut terbuka dengan sikap mental penghianatan. Bangsa Indonesia selayaknya bercermin pada sejarah Marcus Junius Brutus. Populer sebagai Brutus, seorang senator Romawi yang terlibat pembunuhuan Julius Caesar pada 44 SM. Brutus dikenal dunia menjadi representasi dari pengkhianatan dan konspirasi dalam kekuasaan dan pemimpin politik. Terlepas dari polemik substansi perilaku dan peristiwa yang terjadi pada Brutus termasuk oleh kalangan filsuf seperti JJ Rosseau, John Lock, Thomas Hobber dll. serta tak luput oleh pengadilan sejarah. Seorang Brutus telah menjadi simbol dari pengkhianatan dan kejahatan. Indonesia saat ini yang menjadi bagian dari pemerintahan satu dekade dalam kepemimpinan Jokowi. Seperti telah memasuki fase puncak pengkhianatan dan kejahatan terhadap cita-cita proklamasi kemerdekaan dan keinginan para pendiri bangsa. Praktek-Praktek penyelenggaraan negara oleh rezim Jokowi, begitu kontradiktif dan destruktif dari tujuan kemerdekaan rakyat, negara dan bangsa Indonesia. Tujuan negara kesejahteraan (welfar state) bertolakbelakang dengan kenyataan. Mimpi-mimpi kemakmuran dan keadilan hanya mewujud penindasan dan kesengsaraan. Konstitusi hancur lebur dan demokrasi diberangus, rakyat menjadi korban yang hanya berselimut kemiskinan dan kebodohan. Kepahlawanan yang mahal, begitu berharga dan tak ternilai begitu murahnya ditukar dengan pengkhianatan dan kejahatan. Kemiskinan dan kebodohan “by design” yang dilakukan secara terstruktur, sistematik dan masif terus menyelimuti bangsa Indonesia. Keterbelakangan peradaban itu bahkan terjadi sejak dini usai proklamasi kemerdekaan Indonesia dilansungkan. Mental budak dan rendah diri begitu melekat pada bangsa Indonesia saat masih dalam kekuasan kerajaan (monarkhi), penjajahan dan hingga bertransformasi ke bentuk negara republik kekinian. Kemunduran peradaban bangsa linear dengan semakin surutnya nasionalisme dan patriotisme para leluhur. Daya rusak para pemangku kepentingan publik yang menjelma pada trias politika, bersumber pada hasrat duniawi yang mengejar harta, tahta dan wanita. Birokrat dan politisi yang berbenteng aparat penegak hukum terus mengumbar kebijakan yang distortif dan destruktif. Angkuh memaksakan kehendak dan arogan memanerkan kekuasaan. Sementara rakyat kesakitan menjadi alas pijakan, menjadi bulan-bulanan kekuasaan. Penyimpangan IKN dan pelbagai proyek strategis nasional yang korup dan menindas. Bertengger kokoh menyelimuti harga sembako melambung, pajak mencekik, biaya pendidikan tak terjangkau, harga BBM dan tarif listrik kian menjulang. Tak berhenti dalam masalah-masalah itu, manipulasi konstitusi dan demokrasi menjadi cara bobrok melanggengkan kekuasaan. Partai politik, intelektual, ulama dan pemuka agama serta komponen penyangga negara lainnya begitu mudah melacur dan murah dibeli. Rezim Jokowi sebenar-benarnya dan senyata-nyata telah membawa kerusakan di bumi pertiwi. 17 Agustus 1945 sepertinya telah menjadi dongeng semata. Pengorbanan keringat, darah dan nyawa para pejuang kemerdekaan sekonyong-konyong sia-sia. Segenap tumpah darah Indonesia menjadi tak berarti, ditelan Brutus-Brutus dari generasi penerus bangsa. Kepahlawanan telah digantikan posisinya olen penghianatan. Kemerdekaan sempurna diambil alih oleh kejahatan. 17 Agustus 2024 yang sedianya menjadi momen refleksi dan evaluasi bagi negara dan bangsa Indonesia. Menjadi antiklimaks kemerdekaan di penghujung kekuasaan Jokowi yang mengakhiri musim-musim kebiadaban. Ya, bulan kemerdekaan yang penuh pengkhianatan. Agustus yang berhembus Brutus. (*)
Kudeta Halus Airlangga dari Kursi Panas Ketum Golkar
Oleh Faisal S Sallatalohy | Mahasiswa S3 Hukum Trisakti Hanya ada dua pilihan kepada Airlangga. Ambil kesempatan untuk terlibat kawal proses transisi dari Jokowi ke Prabowo atau dipenjarakan. Apa yang menimpa Airlangga Hartato, bukanlah pengunduran diri dari kursi panas ketum Golkar. Melainkan kudeta halus yang bersumber dari tekanan eksternal. Tekanan eksternal yang dimaksud bersumber dari dorongan arus politik Istana yang saat ini jadi mesin penggerak utama suksesi transisi pemerintahan Jokowi ke Prabowo. Teknananya powerfull. Airlangga tak kuasa menolak. Skenarionya sama seperti badai ancaman yang dilayangkan Istana saat menekan Airlangga berhenti mencalonkan diri sebagai Capres atau Cawapres dan menyerahkan Golkar sebagai partai koalisi pendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 lalu. Kekuatan cawe-cawe Jokowi menggunakan politik premanisme. Jebak, sandera lalu hantam Airlangga dengan sejumlah kasus dugaan korupsi. Di pilpres lalu, Airlangga ditekan gunakan dugaan korupsi izin ekspor Crude Palm Oil. Airlangga diseret ke meja Kejaksaan Agung, dicecar 46 pertanyaan selama 12 jam. Keluarnya Airlangga loyo, menunduk pasrah ikuti arahan Jokowi. Kini Airlangga dipukul lewat dugaan kolusi bersama importir terkait pelepasan 26.415 kontainer barang yang tertahan di pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Airlangga dilaporkan ke Bareskrim pada Jum\'at 9 Agustus. Sehari berikutnya, 10 Agustus Airlangga meneken surat pengunduran diri. Di hari yang sama, Airlangga juga mengahadap Jokowi ke Istana sambil memegang map. Agenda pertemuan dadakan karena tidak terjadwal sebelumnya. Hari berikutnya, Minggu 11 Agustus, Airlangga umumkan pengunduran dirinya ke publik. Dulu, menjelang pilpres, Airlangga dipukul Jokowi agar berhenti calonkan diri sebagai capres atau cawapres dan bersedia serahkan Golkar. Jokowi tekan Airlangga serahkan Golkar ke dalam koalisi pendukung pasangan calon yang ditukanginya: Prabowo-Gibran. Lebih detail lagi untuk suksesi kelanjutan dinasti politik keluarga yang diteruskan anaknya Gibran yang dipasangkan sebagai wakil Prabowo. Akhirnya, mimpi Jokowi jadi nyata. Prabowo-Gibran menang. Kini, Airlangga dikudeta dengan tujuan yang lebih strategis lagi. Golkar harus berada di bawah kendali full Jokowi untuk memastikan dirinya punya kekuatan dalam menjaga eksistensi dinasti politiknya setelah transisi kekuasaan ke tangan Prabowo. Tidak ada pilihan lain. Harus ada partai besar yang digunakan Jokowi sebagai alat politik untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan dinasti politiknya ke depan. Posisi Gibran sebagai wakil presiden saja tidak cukup untuk menjaga kelanjutan dinasti politik Jokowi. Ke depannya sangat berpotensi dimandulkan Prabowo seperti kasus Ma\'ruf Amin yang disimpan Jokowi layaknya \"baby doll\" selama hampir 5 tahun. Saat ini, Prabowo masih menurut apa kata Jokowi. Prabowo berhutang kasa besar kepada Jokowi yang sukses membuat mimpi Prabowo jadi nyata setelah 4 kali gagal capres. Ke depannya, saat Prabowo dilantik, seluruh kendali kekuasaan berada di tangannya. Jokowi bukan lagi siapa-siapa. Jika keretakan hubungan keduanya menguat-memuncak, Prabowo tidak akan segan memukul Jokowi. Lalu siapa yang akan melindungi Jokowi? Mengendalikan salah satu partai besar adalah pilihan terbaik. Meskipun pilihan itu juga tidak absolut kuat. Karena arus politik transaksional antara DPR dan eksekutif yang kuat di Indonesia, ketentuan presidential threshold serta pembentukan koalisi yang berlebihan di parlemen, memberi peluang berlebih kepada presiden mengikat dan memukul ketua partai. Sulit bagi ketua partai menandingi cawe-cawe presiden. Hal ini sudah dibuktikan Jokowi ketika memukul banyak ketua partai selama menjabat. Di satu sisi Airlangga pasti tidak mau ambil risiko besar. Lebih baik bagi Airlangga menuruti desakan Jokowi dan menjadi bagian penting yang dilibatkan dalam proses transisi kepemerintahan Prabowo. Dari pada didiskreditkan, dipidanakan, dikirminalkan, masuk penjara. Jauh lebih baik bagi Airlangga menerima kompensasi yang sudah disiapkan Jokowi dan Prabowo. Boleh jadi, lanjut sebagai menteri lagi. Lihat saja perilaku Airlangga, setelah mengundurkan diri, Airlangga cabut ke IKN, nikmati \"candle light dinner\" bareng Jokowi. Kemudian ikuti rapat kabinet pertama di gedung Istana \"Kelelawar\" Nusantara (IKN) dengan agenda utama: mempersiapkan transisi ke pemerintahan Prabowo. Asik. Seperti dikatakan Bahlil saat menyahut candaan Airlangga dan Sri Mulyani dalam sesi foto bersama setelah rapat di IKN: \"Masuk Barang Itu, saya punya kursi spesial\" Inilah perilaku politik elit Indonesia. Lucu dan menggemaskan! Saya sepakat dengan kalimat Pak JK, dalam kasus ini, tidak ada kecamuk konflik internal di balik pengunduran diri Airlangga. Bagi saya, desakan internal Golkar terhadap Airlangga jelang Pilpres 2024 lalu, udah melunak bersamaan pencapaian Airlangga yang berhasil membawa Golkar meraih 102 kursi DPR RI di Pemilu 2024, meningkat signifikan dari pada Pemilu 2019 yang hanya 85 kursi. Mundurnya Airlangga adalah peristiwa kudeta halus yang didalangi aktor eksternal, yakni Presiden Jokowi. Lalu siapa yang akan dipasang sebagai pengganti Airlangga pimpin Golkar pada Munas di Akhir Agustus mendatang? Entahlah, pastinya proses harus diselesaikan sampai akhir. Pimpinan baru harus manusia dibawah kendali Jokowi. Bisa jadi Bahlil, Gibran dan calon kuat lainnya. Atau boleh jadi Jokowi sendiri yang jadi ketuanya, atau jadi ketua dewan pembinanya. Entahlah. Waktu akan menjawab. (*)
Tujuh Tafsir Pengunduran Diri Airlangga Hartarto
Oleh Djony Edward l Wartawan Senior FNN Bak petir di siang bolong, tetiba Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengundurkan diri dengan sukarela dari posisinya. Pengunduran diri ini sontak saja membuat geger jagad politik dan bikin panas suasana internal partai beringin ini, sebab pengunduran diri Airlangga berlangsung di tengah keberhasilannya memimpin. Airlangga yang menjabat Ketum Partai Golkar sejak 13 Desember 2017 itu seharusnya mengakhiri masa jabatannya sampai akhir tahun ini. Tepatnya pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada Desember 2024, sebagaimana ditetapkan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar pada 2021. Memang ada tuntutan internal agar Munaslub dipercepat pada September atau Oktober 2024. Airlangga mengumumkan pengunduran dirinya pada Minggu (11/8). Namun, surat pengunduran dirinya sudah diteken sejak Sabtu (10/8). Dalam video resmi yang beredar Minggu pagi, dia menyatakan pamit dari jabatannya. “Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat maka dengan mengucapkan Bismillahirohmanirohim dan atas petunjuk Tuhan yang maha besar, maka dengan ini menyatakan pengunduran diri sebagai ketua umum DPP Partai Golkar,” ujar Airlangga dengan nada agak gamang di rumah dinasnya di Jl. Widya Chandra. Dia menegaskan, DPP Partai Golkar akan menyiapkan mekanisme organisasi sesuai ketentuan AD/ART. “Semua proses ini akan dilakukan dengan damai, tertib dan menjunjung tinggi marwah Partai Golkar,” tegasnya. Dia menambahkan, demokrasi harus terus dikawal dan partai politik adalah pilarnya. Partai Golkar selama 60 tahun telah membuktikan hal ini. Tentu saja pengunduran diri Airlangga ini mengejutkan, karena pengunduran diri itu terjadi di tengah prestasinya memimpin Golkar sedang moncer-moncernya. Bayangkan, pada Pileg 2024, Golkar menenangkan 102 kursi DPR RI, ratusan bahkan ribuan kursi parlemen di berbagai tingkat dari Sabang sampai Merauke juga diraihnya. Itu artinya ada tambahan 17 kursi DPR RI dibandingkan hasil Pileg 5 tahun sebelumnya yang hanya meraih 85 kursi. Praktis menempatkan Partai Golkar sebagai pemenang Pemilu peringkat kedua setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Airlangga juga dinilai begitu gigih sehingga berhasil dalam memperjuangan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024. Bahkan partainya adalah partai terbesar dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung pasangan ini. Disamping itu Airlangga dinilai sukses dalam memimpin Kementerian Koordinator Perekonomian RI selama dua periode berturut-turut dan berhasil meraih pertumbuhan ekonomi rerata 5%, di tengah krisis ekonomi. Sungguh menakjubkan. Doli mengatakan, pihaknya baru tahu Airlangga mundur pada Sabtu (10/8) malam, pengunduran diri tersebut pun mengejutkan elite-elite partai berlambang pohon beringin itu. \"Tadi saya katakan. Kita pertama sangat terkejut dengan pengunduran diri Pak Airlangga. Tadi saya jelasin lagi, kami tahunya pengunduran diri itu tadi malam,\" ujar Doli di kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Minggu (11/8) malam. Doli yang berada di Pontianak pun diminta untuk kembali ke Jakarta dan menemui Airlangga di rumah dinas di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan. Selain Doli, ada juga beberapa elite Golkar di rumah Airlangga pada Minggu siang tadii, antara lain Erwin Aksa dan Maman Abdurrahman. \"Kami tadi yang diundang sekitar 5 orang,\" ucap Doli. Dalam pertemuan itu, Airlangga menjelaskan bahwa ia mengundurkan diri dari ketua umum Partai Golkar karena alasan pribadi. Doli menyebutkan, keputusan itu diambil Airlangga setelah rapat bersama keluarga. \"Jadi alasan yang sangat pribadi. Sebelum kami diundang, itu sudah ada rapat keluarga Pak Airlangga dengan istri tercinta, anak-anak, adik, segala macam. Dan keputusan pengunduran diri itu sudah dirapatkan dan menjadi keputusan keluarga,\" kata dia. Oleh sebab itu, ia mengajak publik untuk menghormati keputusan Airlangga mengundurkan diri dari jabatan ketua umum Partai Golkar. \"Jadi saya mohon kita hormati keputusan Airlangga yang personal dan sangat pribadi dan kita tidak usah mengkaitkan apa latar belakang dan seterusnya atau mengaitkan dengan siapa saja,\" kata Doli. 7 Tafsir Liar Karuan saja, pengunduran diri Airlangga di tengah puncak karirnya ini mengundang tanda tanya besar. Ada apa sebenarnya? Adakah tekanan dari kekuasaan dimana ia sendiri berada di dalamnya? Adakah tekanan dari luar yang membuatnya harus mundur, atau ada peristiwa hukum apa yang harus dijalani Airlangga. Walaupun ada alasan formil yang disampaikan Airlangga, bahwa mundurnya dari puncak pimpinan Partai Golkar untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilisasi transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, tapi publik tetap percaya ada sesuatu yang tersembunyi di balik pengunduran diri itu. Paling tidak kalau melihat kronologi menjelang pengunduran diri Airlangga ada tanda-tanda keras akan terjadi sesuatu, dan sesuatu itu adalah pengunduran dirinya. Setelah pengunduran diri Airlangga, ada kejutan apa lagi. Kita belum tahu. Kalau merunut kronologi dalam pencairan berita dalam sepekan terakhir, ada empat tonggak kejadian penting terkait Partai Golkar. Pada 6 Agustus 2024, beredar berita yang mengatakan bahwa Partai Golkar akan dicuri, berita itu melitnas di grup-grup whatsapp maupun di aplikasi X, Instagram, website berita dan Facebook, begitu massif. Pada 8 Agustus 2024 Pembina Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan dan Aburizal Bakrie meminta fungsionaris Partai Golkar harus tetap solid, jangan mau diatur-atur oleh orang luar, penggantian pimpinan Golkar harus berlangsung terbuka, seluruh kader harus mempersiapkan diri dalam perebutan pimpinan puncak dengan baik, Rapimnas Partai Golkar harus sesuai Rapimnas 2021 yaitu pada Desember 2024. Tanggal 10 Agustus 2024, Airlangga dipanggil oleh Presiden Jokowi di Istana Negara. Entah apa yang dibicarakan, tapi dugaan publik adalah terkait posisi Airlangga di Partai Golkar. Pada tanggal 11 Agustus 2024, Airlangga lewat podcast pribadinya, didampingi sejumlah pengurus inti mengumumkan pengunduran dirinya. Tentu saja publik ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Penulis sendiri mencoba meraba-raba, apa gerangan yang sebenarnya terjadi? Setidaknya ada tujuh tafsir dibalik pengunduran diri Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar, di tengah-tengah puncak karirnya. Pertama, Airlangga akan menghadapi perkara hukum terkait kasus izin ekspor minyak sawit mentah di Kejaksaan Agung. Sebelumnya ia sempat diperiksa Kejaksaan Agung sebagai saksi selama hampir 13 jam pada 18 Juli 2023 lalu. Ke depan bisa saja status Airlangga akan ditetapkan sebagai tersangka, sehingga kalau posisinya tetap sebagai Ketua Umum Partai Golkar, proses hukum itu akan mengganggu keutuhan Partai Golkar. Kedua, desakan dari konflik internal yang memintanya mengundurkan diri karena dinilai gagal memposisikan diri sebagai capres atau setidaknya cawapres pada Pilpres 2024 lalu, sebagaimana amanat putusan Munas 2021. Komunikasi politik Airlangga dinilai kurang canggih, dimana ia seharusnya bisa maju menjadi capres atau minimal cawapres, ternyata hanya memposisikan diri sebagai penggembira pasangan Prabowo-Gibran. Atas kegagalan itu dia diminta kalangan internal Partai Golkar untuk mengundurkan diri. Ketiga, ada kekuatan yang lebih besar ketimbang kekuatan mesin Partai Golkar yang memaksanya untuk mundur. Kekuatan itu diduga adalah permintaan Presiden Jokowi, dimana jika Airlangga mundur maka Bahlil Lahadalia akan mulus menggantikannya pada Munaslub mendatang, atau bisa jadi Gibran yang diminta menggantikan Airlangga sebagaimana rumors yang berkembang. Jokowi sendiri dikabarkan akan menduduki posisi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, posisi yang nyaman buat sang presiden pasca lengser pada 20 Oktober 2024 mendatang. Keempat, adanya tekanan kartel politik KIM lantaran Airlangga dinilai agak rewel karena menuntut posisi 5 menteri di kabinet Prabowo-Gibran, sementara partai koalisi lain tidak minta posisi menteri sebanyak itu. Alasannya, Partai Golkar adalah partai terbesar dalam koalisi yang memperjuangkan menangnya pasangan Prabowo-Gibran, tapi kartel politik KIM tidak suka dan memaksanya mengundurkan diri. Kelima, polemik di KIM lantaran Airlangga ingin mempertahankan Ridwan Kamil (RK) sebagai calon Gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024 dengan alasan sebagai incumbent, posisi RK sangat kuat dan pasti menang. Tapi KIM menginginkan RK mencalonkan diri sebagai calon gubernur di Daerah Khusus Jakarta (DKJ) untuk melawan Anies Baswedan, sementara posisi calon gubernur Jawa Barat sudah diserahkan kepada Dedi Mulyadi yang nota bene kader Partai Gerindra. Jadi Airlangga dianggap tidak mendukung RK dalam kerangka KIM Plus di DKJ. Keenam, pengunduran diri Airlangga sebagai hukuman yang tertunda karena dimasa lalu, dimasa pencapresan 2024, Airlangga kedapatan bertemu dengan Anies Baswedan dan itu membuat Jokowi dan Prabowo marah, walaupun akhirnya ia tetap mendukung pasangan Prabowo-Gibran, tapi Airlangga tetap dipersalahkan. Ketujuh, dalam pencalonan kepala daerah di beberapa kota, kabupaten dan provinsi di Indonesia, Airlangga banyak keluar dari kesepakatan KIM, sehingga calonnya dari Partai Golkar melenggang sendiri karena menganggap posisinya kuat, hal ini tentu membuat Prabowo tidak senang, sehingga mengancam keutuhan KIM. Tentu saja ketujuh tafsir tersebut hanyalah sebuah pemikiran sempit penulis, fakta sebenarnya yang mengetahui mengapa Airlangga harus mengundurkan diri adalah Airlangga sendiri. Tapi setidaknya penulis mencoba merangkum beberapa kejadian, hubungan antar partai, komunikasi politik partai-partai, rumors yang berkembang di masyarakat beberapa pekan terakhir antara Airlangga dengan orang-orang disekitarnya. Semoga bermanfaat!
PKS Menuju Partai Munafik
Oleh M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan DALAM agama Islam munafik itu perbuatan yang hina dan dikutuk Allah. Orang yang kafir terang-terangan ternyata \"lebih terhormat\" dibandingkan orang yang mengaku muslim bahkan mu\'min, namun hatinya berpindah-pindah. Karakter yang tidak ajeg. Terggoda oleh urusan dunia baik harta maupun tahta. Munafik namanya. QS An Nisa 145 mengingatkan posisi paling buruk dari perilaku munafik itu. \"Innal munafiqiina fied darkil asfali minannaar. Walan tajida lahum nashiiro\". (Sesungguhnya orang munafik itu berada di tempat paling bawah dari Neraka. Dan kamu tidak mendapatkan seorang pun penolong bagi mereka). Kita tentu bukan berbicara tentang PKS di Neraka tetapi sikap mental istiqomah senantiasa diperlukan sebagai keyakinan bahwa pertongan itu datang dari Allah, bukan selainnya. Ayat di atas mengingatkan jangan sampai kemunafikan itu membawa siapa dan apapun ke tempat yang terhina. PKS disorot karena mengecewakan rakyat atau umat atas sikap teguh yang biasanya mampu berlawanan dengan arus utama. Kini berubah menjadi ikut bersama arus itu seolah lupa pada keyakinan bahwa ketika lepas pegangan dari Allah, maka Allah akan melepas pegangan-Nya. Abu Hanifah saat kecil berdebat dengan atheis dewasa, menjawab tentang bukti Tuhan ada dan berkuasa. Untuk Tuhan ada tapi dimana, maka jawaban Abu Hanifah adalah apakah tuan Dahria hidup ? Ya karena ada nyawa. Nah dimana nyawa ada, di kepala, dada, paha ? Dahria tak mampu menjawab. Tuhan itu ada meski tanpa tahu di mana. Saat debat Dahria berdiri di mimbar, Abu Hanifah di bawah. Abu Hanifah meminta \"gantian\" dia yang di mimbar, Dahria di bawah. baru ia akan menjawab tentang kekuasaan Allah. Dahria setuju berganti. Abu Hanifah dari mimbar mengatakan \"Inilah bukti kekuasaan Allah\", kini anak kecil di atas mimbar, Dahria atheis di bawah. Allah telah menunjukkan kekuasaan-Nya. PKS yang bagus dan sudah berada \"di atas\" dalam keteguhan prinsip, dikhawatirkan dengan mudah Allah jungkirkan menjadi \"di bawah\". PKS yang kehilangan simpati dari akar rumput. Tiga fenomena \"perubahan\" PKS, yaitu di Sumut mendukung Bobby Nasution mantu Jokowi, di Solo berakrab-akrab dengan PSI Kaesang, anak Jokowi, dan di Jakarta PKS cenderung melepas Anies dan bergabung dengan KIM untuk dukung Ridwan Kamil. Tentu PKS memiliki sejumlah alasan, akan tetapi fenomena politik yang terjadi tersebut telah mengubah simpati umat atau pendukung. PKS masuk dalam ruang \"hitung-hitungan\" murahan sejalan dengan isu-isu \"mahar\" yang sering diajukan PKS untuk dukungan partainya. Inilah yang dimaksud pergeseran dari keajegan yang selama ini dipertahankan. Kini keajegan itu telah runtuh. PKS pun sedang bergerak menuju partai munafik. Sukses menyelamatkan kepercayaan rakyat kepada partai politik untuk tetap menjadi kekuatan infrastruktur politik, penyalur aspirasi rakyat dan umat. Sekarang rontok dan berubah untuk bersama-sama partai politik lain menempatkan diri pada kedudukan bagian dari suprastruktur politik. Bahkan telah menjadi alat dari kepentingan politik pemerintah. Rakyat yang semakin dijauhi. Secara keseluruhan partai-partai politik telah merebut kedaulatan dari rakyat. Mencuri bahkan menjadi perampok. Menipu untuk sokongan suara setelah itu kabur dan berkhianat. Mungkin telah sampai saatnya bahwa partai politik bersama rezim itu berposisi sebagai musuh rakyat. Khusus Jakarta, menjegal Anies untuk maju dalam Pilkada adalah kejahatan politik. PKS yang menjadi bagian dari penggagalan tersebut dinilai telah ikut berkontribusi dalam melakukan kejahatan politik. Masih ada waktu untuk konfigurasi politik sehat PKS. Kembali kepada khitah perjuangan mewakili aspirasi rakyat yang tertindas oleh kekuasaan zalim.Ketika PDIP disandera rezim sehingga tidak mampu berkata dan berbuat banyak, ketika Airlangga didesak mundur atas sandera hebat dirinya dan Partai Golkar, maka saat itu PKS justru sedang menyodor-nyodorkan diri agar disandera. Jika tidak kembali dan bertaubat, PKS sedang bergerak dan meluncur menuju status sebagai partai munafik. (*)
Jokowi Menerkam Golkar
Oleh Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Politik Merah Putih POLITIK Jokowi selalu mempertontonkan kekumuhan terus menerus mempertontonkan praktek politik gorong-gorong. Sosok presiden yang sakit dan terganggu jiwa dan pikirannya. Beberapa yanyg termasuk kategori ini adalah Gangguan Bipolar, Delusi, Skidzofrenia, Dimensia & Delirium. Perilaku politiknya hanya hanya fokus transaksional mengejar kalah dan menang, lalu lupa akan substansi dari mengapa orang berpolitik yakni untuk membangun bonum commune (kebaikan bersama). Jokowi sedang menciptakan skenario politik kartel baru untuk mengamankan anaknya sekaligus mengamankan dirinya, di ujung kekuasaannya yang penuh resiko akan di gantung di monas atau di kubur di IKN. Politik kartel sesungguhnya memiliki fungsi yang lebih luas dengan ciri cirinya: - melemahkan bahkan akan memusnahkan ideologi partai.- sikap permisif dalam pembentukan kartel koalisi - melumpuhkan oposisi- pemilu / pilkada dan pilpres hanya formalitas- parpol hanya menjadi pelengkap kartel koalisi Dalam kaca mata politik polarisasi semacam ini hanya akan dilakukan oleh orang terganggu jiwanya, karena akan sangat mengganggu dan merusak program dan jalannya roda pemerintahan membangun bonum commune Gibran akan menduduki jabatan Wakil Presiden harus memiliki parpol sebagai kelengkapan terlibat pembentukan kartel politik. Jokowi wajib bertindak cepat sebelum habis masa jabatannya harus bisa membajak atau mengkudeta salah satu parpol besar untuk Gibran. Kita sudah mulai melihat manuver politik Jokowi untuk menjaga Gibran, menyergap Golkar dan Ketum Golkar harus mundur sebelum habis masa jabatannya digantikan putra mahkotanya Gibran sang Wakil Presiden mendatang. Skenario politik Jokowi terang benderang akan mempertahankan kartelisasi oligarkis kawin silang antara politik kartel dan oligarki yang saat ini menjadi nyawa kekuasaan Jokowi. Upaya kudeta terebut seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi untuk penguatan posisi Wakil Presiden dan untuk meneruskan kawin silang politik kartel dangan oligarki di bawah kendali Gibran meneruskan peran ayahnya sebagai boneka oligarki. Posisi Gibran selepas Jokowi lengser tanpa memiliki posisi sebagai ketum parpol besar perannya bisa hanya sebagai pupuk bawang, fungsi utama melindungi ayahnya setelah lengser dari segala mara bahaya akan lumpuh total. Spekulasi skenario Jokowi menerkam Golkar kalau benar benar terjadi bukan jaminan Jokowi akan aman dari sergapan hukum setelah lengser dari jabatannya. (*)
Lawan Oligarki, Mega dan Anies Harus Bersatu
Oleh Yusuf Blegur | Mantan Presidium GMNI Sama-sama dikhianati dan didzolimi Jokowi. Mega dan Anies ditantang sanggup memasuki fase “vivere pericoloso” demi menyelamatkan Indonesia dari cengkeraman oligarki dan politik dinasti. Atmosfer politik nasional diprediksi akan mengalami turbulensi dan tumbukan di Jakarta. Pilgub Jakarta sepertinya tidak akan mengulang hasil pilpres 2024, dimana cawe-cawe presiden berkuasa dan politik dinasti mengangkangi konstitusi dan demokrasi. Indonesia bisa dipastikan akan mencapai titik jenuh pada dominasi pragmatisme atas kedaulatan rakyat. Pilgub Jakarta perlahan membuka ruang bagi lahirnya perlawanan kekuatan spiritual terhadap hegemoni material. Rezim tirani mengalami antiklimaks kekuasaan, geliat perubahan tak terbendung lagi. Adanya Megawati Soekarno Putri dan Anies Baswedan dalam realitas kekuasaan tirani dibawah kepemimpinan Jokowi. Membuka peluang upaya melakukan dekonstruksi dan rekonstruksi atas distorsi akut penyelenggaraan negara selama satu dekade ini. Mega yang ikut berdosa bersama Jokowi, meski tersandera namun tegas menginsyafi keyakinan oposisinya. Pernah bersama Jokowi merajut kekuasaan, kini Mega melakukan perlawanan. Begitupun Anies Baswedan, berkali-kali menjadi bulan-bulanan kekuasan rezim Jokowi, tetap istiqomah dalam gerakan perubahan. Mega dan PDIP memerlukan trigger politik pada pemimpin yang bisa menjadi representasi kekuatan arus bawah. Sementara Anies harus memenuhi kebutuhan elektoral yang menopang gerakan perubahan dalam jalur konstitusional dan demokratis. Kohesifitas politik Mega dan Anies akan menjadi manuver signifikan dalam pilgub jakarta, terlebih dalam menegasikan upaya melanggengkan kekuasaan rezim Jokowi yang konspiratif Megawati Soekarno Putri dengan kebesaran PDIP yang memiliki rekam jejak historis, ideologis dan empiris. Anies Rasyid Baswedan dengan politik integritas yang mengedepankan moral, etika dan spiritualitas. Keduanya figur pemimpin strategis itu, dapat membangun sinergi, kolaboritas dan bahkan kontrak politik jangka panjang untuk memulihkan Indonesia yang karut-marut. Dengan mengusung Anies sebagai calon gubernur Jakarta, Mega melalui PDIP telah mulai membuka tabir kegelapan kekuasan oligarki dan politik dinasti. Api kesadaran progressif revolusioner itu telah dihidupkan di Jakarta, ibukota negara yang terpinggirkan. Diliputi maraknya orientasi uang, kekuasaan dan jabatan serta politik sandera terutama tang terjadi pada kebanyakan pemimipin dan partai politik. Mega dan Anies bisa melakukan inisiasi dan berpotensi membangun simbiosis mutual demi keselamatan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Momentum pilgub Jakarta yang mendesak, sesungguhnya bisa menghidupkan politik perubahan melalui simbiosis mutual Mega dan Anies. Semoga. Saat kedua anak-cucu pahlawan nasional bersatu. Bukan hal mustahil Mega dan Anies menghidupkan kembali api nasionalisme dan patriotisme dalam dekadensi Indonesia. (*)
Halusinasi Indonesia Emas
Oleh Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Politik Merah Putih PADA Kamis Pahing tanggal 08 Agustus 2024 ( malam Jumat ) peserta Kajian Politik Merah Putih, setelah bertadarus bersama sekedarnya. Dilanjutkan berdiskusi rutin dengan acuan thema ternyata sudah di sepakati : Solitudinem faciunt pacem appellant (mereka menciptakan kehancuran dan menyebutnya perdamaian) danThe wrong man in the wrong place with the wrong idea and idealism(Orang yang salah di tempat yang salah dengan ide dan cita-cita yang salah). Muncullah percikan pikiran bebas antara lain : Selama sepuluh tahun kita tertipu dipimpin seorang yang dikira pahlawan rakyat kecil, merakyat ternyata penghianat negara bisa berbuat apa saja dan kita tak berdaya menghentikannya. Simpul simpul perlawanan di mandulkan, penguasa jadi bebek piaraan taipan Oligarki, kenyataan hidup bangsa ini seperti dalam dongeng. Keadaan ini seperti tidak masuk akal tetapi terjadi sebagai realitas. Penipuan, kebohongan, kelicikan Jokowi berjalan mulus, telah menimbulkan bencana kemanusiaan, tata kelola negara terburuk dan porak poranda, kita semua jadi korbannya Salah seorang peserta diskusi begaya spiritual mengatakan : \"Arwah Deng Xiaoping tersenyum bangga doktrinku tetap bejalan: Sembunyikan kemampuan kita dan tunggu saat yang tepat lumpuhkan dan kuasai mereka\". Kita ini bangsa yang tolol, tidak menyadari strategi dagang Tiongkok juga didasarkan pada seni perang kontemporer tidak selalu terungkap seperti : Deklarasi bahwa Tiongkok tidak akan pernah mencari hegemoni, strategi Tiongkok itu jelas menipu. Kita lengah melihat niat dan perilaku mereka yang sebenarnya. Lebih tolol lagi sang penguasa menangkap tipuan rersebut diamini sebagai kebenaran bahkan berbunga bunga mengira sebagai berkah. Tidak sadar atau memang sudah dungu bahwa taipan oligarki Cina sudah menguasai politik dan sumber daya ekonomi di Indonesia. Ini sasaran utama untuk menguasai Indonesia, tidak peduli dengan pasal 33 UUD 45. Kita bertarung siang malam di berbagai media sosial sementara taipan oligarki strateginya sangat senyap tetapi mematikan tetap di dasarkan pada tipu daya, dan itulah doktrinasi saudagar etnis Cina. Terlihat sangat jelas sama dengan tampilan prilaku Jokowi, dengan segala tipu daya, licik dan pembohong. Pemimpin RRC biasanya menyebutkan ide kerjasama saling menguntungkan sebagai jebakan maut hutang di tawarkan gila gilaan. Jokowi menangkap perangkap tersebut sebagai anugerah dan keberuntungan. Tiongkok telah memberikan bantuan hutang yang sangat besar kepada Indonesia. Perang non-senjata meliputi perang dagang, perang finansial. Ketika tidak mampu mengembalikan hutangnya ini ancaman sangat besar pulau pulau di jual ke asing dengan dalih disewakan. Ide penakluk disintegrasi mencakup politik, ekonomi, budaya, psikologi, ancaman militer, konspirasi, propaganda media, hukum, informasi, dan intelijen. Semua konsep ini jelas dibangun di atas ide-ide Sun Tzu tentang penipuan, gangguan, dan menaklukkan musuh tanpa berperang. *Indonesia sudah masuk dalam perangkap politik dan skenario hegemoni ekonomi Taipan Oligarki dan RRC adalah petaka dan bahaya besar, Jokowi masih menebar impian dan halusinasi Indonesia Emas 2045, lagi lagi kita terbius mengamininya, persis didepan mata kuburan siap mengubur NKRI*. (*).
Amerika Dalang di Balik Kerusuhan dan Kudeta Militer Bangladesh
Oleh Faisal S Sallatalohy | Kandidat Doktor Hukum Trisakti INTELIGEN Amerika di balik kerusuhan massal Bangladesh. Amerika merancang proses kudeta terhadap Perdana Menteri Sheikh Hasina dengan menebar isu kegagalan demokrasi, kemunduran ekonomi, dan penguatan otoritarianisme rezim. Nafsu Amerika menjatuhkan Hasina mulai menguat sejak penyelenggaraan dua pemilu terkahir di Bangladesh. Amerika secara terbuka mengumumkan kecaman dengan menuding Hasina dan Partai Liga Awami melakukan penyimpangan signifikan, termasuk kotak suara yang dipalsukan dan ribuan pemilih siluman. Dengan kecurangan itu, masing-masing, Hasina sukses memenangkan 84% dan 82% suara. Amerika marah dan jengkel terjadap Hasina yg menjadi forxy Rusia dalam pengembangan reaktor nuklir untuk listrik PLTN di kawasan Asia Selatan, sejak 2017. Bersama perusahan Rusia, Rosatom State Atomiс Energy Corporation, Hasina membangun reaktor nuklir utk PLTN pertama di Ruppur, distrik Pabna, bagian barat Bangladesh, 90 mil dari Dhaka. Beton pertama pada tahap konstruksi proyek dimulai sejak 2017. Sementara Batu Fondasi diletakan pada 2023 lalu. Proyek senilai US$ 12,65 miliar, 90% di antaranya dibiayai melalui pinjaman Rusia yang dapat dilunasi dalam waktu 28 tahun, dengan masa tenggang 10 tahun. Pembangkit dengan kapasitas 2.400 MW Ini menjadi prpoyek infrastruktur terbesar di negara berpenduduk sekitar 170 juta orang itu. Kemarahan Amerika terhadap Hasina memuncak sejak 6 Oktober 2023 lalu, bertepatan dengan momen penyerahan uranium Rusia kepada Hasina sebagai bahan dasar reaktor nuklir. Menlu Rusia, Sergey Lavrov hadir langsung dalam upacara penyerahan di Bangladesh. Sementara Vladimir Putin dan Hasina, saling memberikan sambutan secara virtual. Lewat proyek Rusia ini, Bangladesh menjadi pengguna bahan bakar nuklir ke-33 di dunia. Bangladesh kini dapat menyediakan energi nuklir untuk PLTN yg sangat dibutuhkan bagi perkembangan kekuatan ekonominya yang sedang berkembang di level regional. Rusia tidak hanya membangun reaktor nuklir untuk pengembangan PLTN, melainkan juga memberikan bantuan sepanjang siklus proyek nuklir beroperasi di Bangladesh. Rangkaian bantuan meliputi kewajiban penyediaan bahan bakar reaktor jangka panjang, pemeliharaan pembangkit listrik tenaga nuklir, pengelolaan bahan nuklir bekas, serta melatih personel berkualifikasi tinggi untuk industri nuklir Bangladesh. Bangladesh yang terletak di antara India dan Myanmar di Teluk Benggala, menjadi sasaran persaingan geopolitik yg ketat. Sebelum diterima, Rusia bersaing ketat dengan Amerika memberi tawaran kerjasama dan inveatasi kepada Sheikh Hasina. Namun Rusia lewat Rosatom mampu menawarkan pembiayaan hingga 90% untuk proyek nuklir dengan pembayaran yg dicicil selama beberapa dekade dengan suku bunga minimal. Pembiayaan yg lebih menarik membantu Rosatom Rusia memenangkan kesepakatan tersebut. Sementara Amerika lewat Perusahaan Listrik Westinghouse tidak dapat menandingi persyaratan yg ditawarkan oleh Rosatom Rusia. Wajar jika Rusia dimenangkan. Bagi Bangladesh, Persyaratan yang menguntungkan dari Rusia “sangat penting bagi negara-negara miskin seperti Bangladesh dengan peringkat kredit rendah. Pembiayaan semacam itu, sulit ditemukan di tempat lain. Proyek reaktor nuklir PLTN Rooppur Bangladesh telah memberi Moskow pijakan yang tak ternilai untuk mengendalikan Geopolitik di kawasan Asia Selatan. Amerika dan sekutu Barat cemas serta khawatir, proyek reaktor nulir Rusia di Bangladesh adalah ancaman bagi kelangsungan geopolitik, geokonomi, geostrategis mereka di kawasan. Mantan sekretaris energi nuklir di Departemen Energi Amerika, Kathryn Huff, mengatakan, proyek Rusia di Bangladesh adalah bentuk awal kesuksesan perluasan wilayahnya ke belahan bumi selatan. Lewat proyek ini, Rusia sukses mengikat Bangladesh selama beberapa dekade. Memanfaatkan Bangladesh untuk memperluas pengaruh Kremlin di Bumi Selatan seperti yg telah dilakukannya terhadap negara lain yg tidak memiliki kapasitas nuklir sendiri. Menurutnya, sangat penting bagi Amerika dan sekutunya untuk memutus perluasan tersebut. Amerika harus membangun kembali rantai pasokan nuklir yg stabil untuk menggeser Rusia dari kepemimpinan di sektor nuklir global di wilayah ini. Namun dirinya pesimis Amerika mampu menggeser pengaruh Rusia secara profesional dalam waktu singkat meskipun Amerika masih menjadi Sumber investasi ekonomi terbesar dan pasar ekspor utama Bangladesh. Kathryn Huff melihat kenyataan industri Nuklir Amerika dan sekutu yang masih perlu waktu satu dekade untuk mewujudkannya. Memanfaatkan kekuatan intligennya, Amerika menunggangi oposisi dan militer lewat tangan pesaing Hasina, ketua partai oposisi utama Bangladesh National Party, Khaleda Zia untuk mendorong proses kudeta dari atas. Dadi bawah, Amerika berupaya menghasut masyarakat, kritikus dan Mahasiswa. Selain menggunakan isu Kegagalan demokrasi, otoritarianisme, pengangguran, kemiskinan dll, Amerika juga menebarkan isu bencana masa depan ekonomi, korupsi, jebakan utang menggunung, jebolnya devisa untuk pengembalian pinjaman proyek, kenaikan harga liatrik yang tinggi dan kemiskinanasa depan. Menurut perhitungan oposisi berbaju akademis, Mahmud Titumir, ekonom Universitas Dhaka, jika dihitung berdasarkan perkiraan biaya konstruksi pembangkit, harga untuk PLTN Rooppur capai 9,36 sen per kilowatt/jam. Kenaikan harga sangat tinggi hampir 100% dibandingkan dengan 5,34 sen untuk jumlah energi yg sama dari proyek tetangga India. Menurutnya, Bangladesh akan lebih baik jika menghabiskan uang untuk tenaga surya dan angin yang dihasilkan di dalam negeri yang biayanya telah turun tajam dalam beberapa tahun terakhir. Daripada menciptakan ketergantungan pada Rusia untuk energi nuklir yg mahal dan berpotensi berbahaya. Menurutnya ini adalah bencana. Rencana dan keterlibatan Amerika dalam proses kudeta Hasina, bukanlah hal baru. Ia bahkan sudah 19 kali menjadi target pembunuhan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini diungkapkan sendiri olehnya dalam sesi wawancara bersama Time dengan judul \"Hard Power: Prime Minister Sheikh Hasena and the Fate of Democracy in Bangladesh\" \"Saya mengatakan kepada parlemen, bahwa Amerika berusaha menghilangkan demokrasi Bangladesh dengan merekayasa penggulingan saya\". Sebagai tanggapannya, selain mendikresitkan proyek Nuklir Rusia, Hasina juga dituding Washington sebagai pemimpin Bangladesh yang mengarah pada despotisme. Itulah kenapa, Hasina tidak diundang ke dua pertemuan KTT Demokrasi berturut yang diselenggarakan Amerika. Kemudian pada Mei 2023 Amerika mengumumkan pembatasan visa bagi warga Bangladesh pendukung Rezim Hasina. Kini, Hasinah melarikan diri berlindung di India. Karena India adalah sekutu sekaligus mitra yang disertakan Rusia dan Bangladesh ke dalam proyek Reaktor Nuklir Rooppur. India turut menyediakan perusahaan-perusahaannya yang terlibat dalam mengerjakan pembangunan PLTN sebagai kontraktor. Selain itu, spesialis Bangladesh dilatih di Rusia dan India. Pada akhirnya, Hasil perubahan pemerintahan Bangladesh dengan jatuhnya Hasina tidak akan menghasilkan perubahan berarti untuk kebaikan masyarakat. Perubahan rezim hanyalah upaya pergeseran dominasi dari pencuri yang lama ke perampok yang baru. Dari rezim Tiran Hasina ke calon rezim Jongos besutan Amerika dan sekutu. Mirisnya, saat ini, Amerika menggeser opini terkait akar konflik ke arah fundamentalisme Islam. Judulnya \"Minoritas Hindu Jadi Korban Kerusuhan\". Terminologi yang meyeret Islam sebagai agama mayoritas. Islam pelaku kekerasan. Pergeseran opini dan tindakan mankpulatif tersebit sejalan dengan pernyataan yang dimuat di portal Time pada 2 November 2023. Bahwa Bangladesh adalah tempat yang sulit karena penduduk Muslim yang lebih banyak daripada negara Timur Tengah mana pun. Muslim yang mayoritas bercampur dengan minoritas yang signifikan sekitar 10% penganut Hindu, Buddha, Kristen, dan lainnya. Meskipun secara konstitusional, Bangladesh sekuler, seorang diktator militer pada tahun 1988 dan kini dilanjutkan Hasinah, menjadikan Islam sebagai agama negara, menciptakan paradoks yang terbukti menjadi lahan subur bagi fundamentalis radikal. (*)
IKN: Istana Kampret Nusantara
Oleh M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan SEBAGAIMANA suasana mistis yang menyertai penetapan Km 0 IKN di Penajam Kaltim dahulu maka di saat akan memperingati HUT Kemerdekaan RI di IKN tiba-tiba sorotan pada bangunan Istana semakin tajam. Alih-alih bernuansa Garuda, bangunan Istana tersebut malah mirip Kelelawar. Warnanya pun coklat gelap. Istana Garuda berubah menjadi Gedung Kelelawar. Menurut Nyoman Nuarta arsitek Istana Garuda sengaja warnanya coklat gelap sebab nanti akibat oksidasi akan berubah menjadi warna hijau, waktunya cukup lama minimal 5 tahun. Tapi lucu juga keindahan harus menunggu oksidasi dulu. Nuarta membandingkan dengan patung GWK, namun GWK sejak pembangunan sudah bernuansa warna hijau. Apa yang terjadi jika IKN ternyata mangkrak ? Warna itu berubah menjadi hijau karena memang banyak lumut. Apakah Nyoman Nuarta kompeten sebagai orang berprofesi sebagai arsitek, apalagi untuk membuat Istana Negara ? Para arsitek berhak memprotes seniman patung ini. Lalu simbol Garuda pada Istana ternyata bukan menengok ke kanan sebagaimana semestinya tapi menghadap ke depan dan tertunduk. Garuda yang tidak gagah lagi, bahkan telah bermimikri menjadi Kelelawar. Sungguh suatu penghinaan. Setelah prediksi IKN akan menjadi kota hantu ternyata sinyalnya sudah ada yaitu istana seram seperti hantu. Hantu kelelawar yang membingkai Istana Garuda. Sejak awal Jokowi sudah mengundang hantu ke IKN. Mulai dari Gubernur yang membawa air kendi dan tanah keramat berbagai daerah, lalu Jokowi pakai sarung bermalam ditenda. Tidak jelas motif rasionalnya. Dan kemarin ketika menginap di Istana ia menyatakan tidak bisa tidur, mungkin diganggu hantu teman-temannya. Menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 79 di IKN di media sosial mistik-mistik muncul kembali. Dukun dari Banyuwangi KRT Ilham Triadi Nagoro didatangkan untuk \"menahan hujan\" dengan 5 keris dan 1000 dupa-dupa. Dalam rangka komunikasi alam ghaib dan penyelarasan alam, katanya. Mungkin pada tanggal 17 Agustus 2024 esok akan ada penampilan mistik lainnya. Entahlah yang jelas dunia pedukunan atau perhantuan sudah menjadi habitat dari Jokowi dan rezimnya. Ironi sekali di tengah keinginan menjadikan IKN sebagai \"smart metropolis\" ternyata warna yang dicelupkan adalah ritual klenik. Ya akibatnya Tuhan pasti marah. Investor tidak akan datang, utang berkembang, serta target yang tidak tercapai. Jokowi akan panik proyeknya terbengkalai. Ia harus bertanggungjawab atas keputusan yang bersandar pada kemauan dan nafsunya sendiri. Manusia kelelawar (Bat man) jagoan dalam pembela kebenaran, berbeda dengan hantu kelelawar (Ghost bat) yang menyeramkan dan menghisap darah. Bertaring dan berjubah hitam berkumpul bersama dalam komunitas Vampir, Dracula dan Voldemort.Istana Kelelawar tidak estetis atau bernilai seni tetapi lebih bercerita tentang alam kegelapan. Kegiatan klenik di atas dalam kaitan keagamaan namanya syirik dan hal itu termasuk kategori dosa besar, tidak terampuni, menghapus amal, dan menurut QS Al Bayyinah 6, akan kekal di Neraka. \"Sesungguhnya orang-orang kafir dari golongan ahlul kitab dan orang-orang musyrik (masuk) Neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk\". Istana Kampret \"hitam\" dan segala atribut pembangunannya tidak membuat \"cahaya\" bangsa. Kusam, seram, beraroma dupa-dupa. Maka tidak akan mendapat berkah Allah SWT. Karenanya jika IKN ingin berlanjut, maka bongkar bangunan Istana Kampret itu, bangun kembali dengan bangunan simbol Garuda yang benar. Dirancang dan dibuat oleh arsitek yang profesional, beriman dan bersertifikat asli. (*) Bandung, 11 Agustus 2024
Anies Effect dan Bargaining Value
Satu hal lain lagi yang diberikan Anies--tidak cuma Anies Effect--tapi ada yang selainnya, dan itu seperti \"berkah\" tersendiri. Sebab seorang Anies, itu bisa jadi alat tawar tinggi dalam negosiasi dengan pihak KIM. Lebih tepat pihak Jokowi. Anies punya bargaining value yang bisa mengangkat PKS--mungkin juga dengan NasDem dan PKB. Oleh: Ady Amar | Kolumnis Anies Baswedan bawa berkah bagi partai pengusungnya dalam Pilpres 2024 lalu. Pemilu yang dilaksanakan serentak, baik Pilpres maupun Pileg, itu terbukti menambah perolehan kursi legislatif partai pendukungnya, baik Partai NasDem, PKB, dan PKS. Penambahan kursi tidak saja tingkat DPR RI, tapi juga tingkat DPRD Provinsi, maupun DPRD Kota/Kabupaten. Semua seperti sepakat menyebut, itulah Anies Effect. Di mana konstituen yang memilih Anies Baswedan juga memilih partai pengusungnya. Anies Effect disebut faktor penambah kursi partai pengusung. Itu bisa dilihat dari penambahan kursi DPR RI di mana NasDem mendapat tambahan 10 kursi, PKB 10 kursi, dan PKS 2 kursi. Tapi ada bonus buat PKS sebagai tambahan lainnya. PKS memenangi perolehan kursi di DPRD Provinsi Jakarta. PKS mendapat 18 kursi. Menggusur PDI Perjuangan yang sebelumnya selalu keluar sebagai pemenang. Karenanya, jabatan Ketua DPRD Jakarta akan jadi milik PKS. Anies Baswedan yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar memang tak memenangi Pilpres 2024. Pemenang pilpres adalah Prabowo Subianto. Kekalahan Anies dan kemenangan Prabowo memunculkan faktor penyebab kekalahan di satu pihak dan kemenangan di pihak lainnya. Faktor penyebabnya sudah sama-sama diketahui terang benderang. Pilpres 2024 boleh disebut pilpres paling norak dalam sejarah penyelenggaraan pilpres pasca Reformasi. Belum ada presiden sebelumnya cawe-cawe dalam penyelenggaraan Pilpres dengan memaksakan kemenangan jagoannya. Politik gentong babi (pork barrel politics) dimainkan dengan begitu masif. Film dokumenter Dirty Vote karya Dandhy Dwi Laksono menjelaskan itu semua dengan begitu apik dan ditail. Biarlah ini jadi kenangan tak terlupa dalam sejarah kelam demokrasi era Jokowi. Mari kembali fokus saja pada \"berkah\" Anies yang itu pasti disyukuri, tak salah \"memakai\" Anies untuk mendongkrak perolehan suara signifikan. Anies Effect pastilah menenteramkan partai pengusungnya. Tak perduli capres dan cawapres yang diusung tak memenangi. Taklah mengapa, jika perolehan kursi legislatif di semua jenjangnya bertambah dengan jumlah kursi tidak sedikit. Pertanda bahwa yang diusung diakui atau tanpa perlu pengakuan, bahwa \"berkah\" itu ada. Itu jadi faktor penentu konstituen memilih partai yang mengusung semangat perubahan yang disuarakan Anies Baswedan. Tidak cukup Anies Effect yang diambil dari seorang Anies Baswedan. Sepertinya partai-partai itu masih \"memakai\" Anies dengan suara lantang mengawali pencalonannya di Pilkada Jakarta 2024. Belakangan bisa disimpulkan bahwa di balik itu justru menyelisih Anies dengan meninggalkan dengan sajian cara masing-masing yang menjijikkan. NasDem setidaknya belum berterus terang seolah pakewuh akan bicara apa meninggalkan pencalonan Anies yang sebelumnya pernah menyatakan nyaris setingkat deklarasi memilih Anies pada Pilkada DKI Jakarta. NasDem seperti tidak mampu untuk mengatakan bahwa kebersamaan dengan Anies mesti diakhiri. NasDem seperti sedang menunggu momen yang tetap untuk mau tidak mau menyatakan sikapnya. Sepertinya Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan jadi sandarannya. PKB lantang meski belum sampai Ketua Umum Muhaimin Iskandar yang bersuara akan bergabung dengan KIM. Tapi Jazilul Fawaid Wakil Ketuanya sudah menyatakan akan bergabung dengan KIM. Banyak yang menyebut NasDem dan PKB korban sandera bisnis dan politik. Maka mustahil punya nyali untuk berbeda pilihan. Maka kemesraan dengan Anies yang terbina selama Pilpres 2024 perlu disudahi. Bagaimana dengan PKS? Menurut setingkat juru bicaranya menyatakan akan bergabung dengan KIM. Belum jelas apakah keputusan itu sudah bulat. Karenanya tak bisa diganggu gugat jika keputusan keluar dari Majelis Syura. Belum tahu persis apakah suara-suara riuh dari politisi PKS yang disampaikan itu sudah keputusan bulat bergabung dengan KIM. PKS bahkan perlu menegaskan dalam 1-2 hari ini PKS akan memutuskan siapa calon gubernur yang dipilih pada Pilkada Jakarta. Publik menyebut dengan simpulan, bukan kejutan jika yang dideklarasikan PKS itu Ridwan Kamil, jagoan yang diajukan KIM. Tanda-tanda itu sudah dibuat PKS yang berhasrat masuk ke kubu KIM. Bahkan Prabowo Subianto Ketua Umum Gerindra pun sudah benderang menyebut PKS akan bersama KIM. Jika itu benar, maka berakhir pula kebersamaan panjang PKS bersama Anies. Publik dan bahkan hampir semua pengamat menyebut PKS nyaris tak punya beban politik maupun bisnis elitenya bisa jadi alat penekan untuk tidak mengusung Anies. Maka tidak perlulah menampilkan jurus dengan berdalih Anies tak mampu mencari kekurangan 4 kursi yang diminta PKS, agar bisa mencalonkannya. Justru muncul kesan kental, bahwa langkah PKS itu menyandingkan Anies dengan kadernya Shohibul Iman, itu justru mengunci Anies. Setelah itu coba menjajakan agar bisa didukung PKB dan NasDem. Mana ada partai sudi negosiasi dengan hasil yang sudah dipatok di depan. Jika serius mestinya duduk bersama lalu membicarakan siapa yang pantas mendampingi Anies. Anies hampir sehampir-hampir pasti akan ditinggalkan PKS. Tak masalah jika itu sudah keputusan bulat yang dibuat. Tapi jangan bilang PKS sudah mengupayakan maksimal dan tidak berhasil, dan karenanya PKS perlu kepastian untuk mencari koalisi baru. Itu _sih_ seperti lagak takut ketinggalan kereta saja. Lalu perlu Anies ditinggalkan. Karenanya buru-buru perlu menumpang kereta yang dipilih serombongan koalisi KIM. Soal Anies biarlah ia ditinggal semaunya. Jika Tuhan berkehendak tak mustahil Anies akan menumpang kereta berikutnya. Satu hal lain lagi yang diberikan Anies--tidak cuma Anies Effect--tapi ada yang selainnya, dan itu seperti \"berkah\" tersendiri. Sebab seorang Anies, itu bisa jadi alat tawar tinggi dalam negosiasi dengan pihak KIM. Lebih tepat pihak Jokowi. Anies punya bargaining value yang bisa mengangkat PKS--mungkin juga dengan NasDem dan PKB. Anies lagi-lagi bawa \"berkah\" yang tidak dicukupkan pada Anies Effect saja tapi lebih dari itu. Soal ini boleh juga disebut sebagai sedekah Anies yang tak puas diambil sesukanya. Allahul musta\'an.**