OPINI
Bila Pemilu 2024 Ditunda: Manuver Politik Berbahaya!
Masyarakat Indonesia saat ini sudah semakin pinter menjadi intelligence voters, setelah 2x dikibuli dalam Pilpres 2014 dan 2019. Jangan melakukan manuver politik yang way too risky, stupid dan inkonstitusionil. Oleh: Chris Komari, Activist Democracy, Activist Forum Tanah Air (FTA) USA, FTA Global & FTA-RI Nasional Indonesia SEMUA ahli hukum, ahli konstitusi dan pembela demokrasi akan turun ke jalan melakukan pembangkangan masal, protes, dan demo menolak Presiden “illegal” yang melakukan manuver politik dengan menunda Pemilu 2024 secara inkonstitusionil juga! Ada 5 masalah yang bisa memantik (trigger) krisis konstitutional di tanah air yang bisa menyulut chaos dan turmoil politik yang dahsyat! 1). Dekrit Presiden 2). Penundaan PEMILU 2024 3). Perpanjangan masa jabatan Presiden Jowowi 4). Komposisi keanggotaan komisioner KPU 5). Jokowi ikut menjadi Cawapres 2024 A). Dekrit Presiden itu manuver politik yang inkonstitusionil. Melakukan manuver politik dengan Dekrit Presiden apapun alasan dan excuses yang diberikan tetap melanggar konstitusi alias unconstitutional (inkonstitusionil) yang harus dihindari, karena hal itu akan memantik krisis konstitutional dan akan mengakibatkan political chaos dan turmoil di tanah air. B). Menunda Pemilu 2024 juga maneuver politik yang inkonstitusionil. Penundaan Pemilu 2024 adalah juga manuver politik yang jelas melanggar konstitusi alias unconstitutional (inkonstitusionil) meskipun mendapatkan dukungan dari DPR, TNI dan partai politik, karena rakyat tahu bahwa manuever politik itu hanya untuk kepentingan segilintir golongan, yakni untuk kepentingan oligarachs politik dan oligarachs ekonomi. There will be massive rejection and protests! C). Memperpanjang masa jabatan Presiden Jokowi setelah 2 term berakhir jelas melanggar konstitusi UUD 1945 dan inkonstitusionil. Memperpanjang masa jabatan Jokowi hingga 2 atau 3 tahun lagi, atau memperpanjang hingga 3 periode dengan berbagai alasan dan excuses, seperti tidak ada dana Pemilu 2024, resesi ekonomi, inflasi yang tinggi, demi menjaga polarisasi, menjaga integrasi bangsa dan meneruskan kesuksesan selama ini adalah bullshit excuses and arguments. Rakyat tidak akan menerima those bullshit excuses! Bila tidak hati-hati akan memantik political chaos dan turmoil di tanah air karena rekayasa oligarachs politik dan oligarchs ekonomi itu yang sudah bisa dibaca oleh publik, hanya untuk kepentingan mereka yang berpotensi besar mengakibatkan krisis konstitutional. D). Komposisi keanggotaan komisioner KPU harus ditambah 36 orang, yakni 2 orang wakil dari masing-masing partai politik yang lolos Pemilu 2024, selain 11 orang anggota komisioner KPU yang telah dipilih lewat proses seleksi oleh DPR. Komposisi keanggotaan komisioner KPU saat ini sangat rawan untuk melakukan rekayasa hasil Pemilu, melakukan manipulasi suara rakyat, melakukan transaksi terselubung dan abuse of power yang menciptakan sentimen publik untuk tidak mengakui kredibilitas hasil kerja KPU. Karena keanggotaan komisioner KPU untuk Pemilu 2024 sekarang ini berisi orang-orang titipan dan hand-picked oleh penguasa, DPR, partai politik, oligarachs politik dan oligarchs ekonomi. Kondisi komposisi keanggotaan komisioner KPU seperti itu sangat rawan, berbahaya dan mengkhawatirkan sekali akan memantik political chaos dan turmoil pada Pemilu 2024! Hal itu harus dihindari at all cost! Saya sudah memberi solusi agar keanggotaan komisioner KPU ditambah 36 orang, yakni 2 wakil dari masing-masing partai politik yang lolos Pemilu 2024. Sehingga dalam tubuh internal komisioner KPU akan tercipta sistem checks and balances antar anggota KPU, yakni 11 anggota komisioner KPU pilihan penguasa dan DPR melawan 36 anggota komisioner KPU yg mewakili kepentingan partai politik, seperti KPUpada Pemilu tahun 2009. Secara detail bagaimana cara kerja KPU dengan komposisi keanggotaan komisioner KPU yang memiliki 2 competing interest, sudah saya jelaskan dengan cukup jelas di link di bawah ini: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=146884924762732&id=100083236746877 E). Presiden Jokowi “unqualified” dan tidak bisa mengikuti Pilpres 2024 dengan menjadi Cawapres karena melanggar hukum dan melanggar Konstitusi. Apapun dalih para pendukung Jokowi untuk mencari alasan, justifikasi, dan excuses dengan menterjemahkan isi UUD 1945 secara broad dan ambiguous, manuver politik seperti itu sangat berbahaya karena akan menciptakan potensi krisis konstitutional. Masyarakat Indonesia sudah muak dikibuli dengan berbagai kibulan, lip service dan hoaxes. Bila Jokowi ikut menjadi Cawapres pada Pilpres 2024 dan terpilih menjadi Wakil Presiden untuk 5 tahun ke depan, sangat berbahaya. Bila di tengah jalan Presiden berhalangan mengalami perubahan kesehatan, meninggal dunia, atau terjadi kondisi politik lainnya yang membuat Presiden tidak mampu menjalankan tugas dan tanggung-jawab sebagai Presiden, maka secara konstitusi, Wakil Presiden harus dilantik menjadi Presiden. Hal ini jelas akan bertabrakan dan melanggar Konstitusi UUD 1945! Itulah alasan hukum dan konstitutional mengapa Jokowi tidak bisa ikut (unqualified) untuk bisa ikut menjadi Cawapres pada Pemilu tahun 2024. Alasan lain adalah sangat sederhana: 1). Bila seseorang itu tidak qualified menjadi kandidat Presiden, maka orang itu juga tidak qualified menjadi kandidat Wakil Presiden. 2). Bila sudah diberi waktu 10 tahun sebagai Presiden dan tidak mampu membuat perubahan, bagaimana mungkin dengan menjadi Wakil Presiden akan mampu membuat perubahan? Itulah mengapa Presiden yang sudah terpilih 2 kali (2 term), tidak boleh lagi mencalonkan diri menjadi Capres atau Cawapres. Semua argumentasi hanya bullshit excuses dan kibulisasi publik untuk mempertahankan kekuasaan. Lima (5) manuver politik di atas sangat berbahaya yang harus diantisipasi dari sekarang, sebab potensi dan ramifikasi politiknya sangat besar dan berbahaya bagi demokrasi di tanah air. Bahkan, akan menciptakan krisis konstitutional yang bisa memantik political chaos dan turmoil seperti yang terjadi pada masa lalu. Kerakusan akan kekuasaan dengan rekayasa dan manipulasi kedaulatan tertinggi rakyat Indonesia, sangat berbahaya! Masyarakat Indonesia saat ini sudah semakin pinter menjadi intelligence voters, setelah 2x dikibuli dalam Pilpres 2014 dan 2019. Jangan melakukan manuver politik yang way too risky, stupid dan inkonstitusionil. Karena hal itu bisa spark an explosion dari suhu politik yang sudah mulai memanas! (*)
Sabda Alam Dari Gunung Pekik
Situasi seperti ini hanya bisa diatasi bukan hanya dengan people power atau Revolusi, bahkan akan terjadi ludro. Huru-hara besar untuk mengembalikan negara kembali normal. Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih SABDA alam dari Gunung Pekik terdengar dengan jelas dan sangat terang benderang. “Bersikap sombong kepada orang yang sombong adalah sedekah, karena jika kita bersikap tawadhu di hadapan orang sombong maka itu akan menyebabkan dirinya terus-menerus berada dalam kesesatan. Namun, jika kita bersikap sombong maka ia akan sadar” (Syekh Al Khadimi). Ketika alat keamanan telah dipermak menjadi super body sebagai hammer untuk memukul siapapun yang beroposisi atau melawan penguasa, adalah sebuah kesombongan. Mencurigai dan mengawasi siapapun yang tidak sejalan dengan keinginan nafsu penguasa, pasti akan terjadi perlawanan balik dari rakyat semesta. Tugas negara dan penguasa semestinya mencerahkan mental merdeka, mandiri, modern, dan bermartabat. Juga, konstitusional yang anti kolonial, menghancurkan warisan oligarkis, kleptokratis, kartelis, fundamentalis, fasis dan predatoris. Yang terjadi Justru mengawasi mencurigai, menekan dan mengancam rakyat dan umat yang tidak mau menjadi boneka dan budak oligarki atau menjadi neo kolonialisme baru. Ngawurisme, nekadisme sang penguasa ini sudah melampaui batas batas dan rambu-rambu keadaban manusia dan keseimbangan natur alam semesta. Akibatnya rakyat seperti gabah den interi, akibat tirani penguasa yang sudah membabi-buta. Umat Islam selama ini telah dihantam dengan rudal radikakisme, khilafah, intoleran, diadu satu sama lain, bahkan saat ini akan diadu dengan umat lainnya dengan senjata mortir politik identitas. Kondisi ini terus berlangsung melahirkan keprihatinan para leluhur pendiri bangsa yang sesungguhnya sebagian dari mereka ahli tasawuf dan sebagian dari mereka telah pada makom ma\'rifat, yang telah melahirkan Pancasila. Terdengar dengan jelas kepedihan para leluhur sudah sampai ada kemarahan. Ketika melihat rakyat kecil ditindas, ditekan harus masuk alam jahiliah ala Oligarki. Percaya atau tidak, semua atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa, para leluhur sudah merapikan barisan untuk bertindak ketika perlawan fisik rakyat kepada penguasa makin melemah tak berdaya. Situasi seperti ini hanya bisa diatasi bukan hanya dengan people power atau Revolusi, bahkan akan terjadi ludro. Huru-hara besar untuk mengembalikan negara kembali normal. Tanpa perang manusia akan terperangkap dalam kenyamanan dan kekayaan, karena kehilangan kapasitas untuk pemikiran dan perasaan besar, mereka menjadi sinis dan merosot menjadi barbar. (*)
“Ponzi” GoTo Mulai Terjun Bebas
Anehnya juga, kenapa OJK memberi izin IPO kepada GoTo yang prospek bisnisnya tidak jelas, suram, dan diperkirakan tidak bisa memperoleh keuntungan di masa depan? Apa ada permainan? Atau Ada permainan apa? Oleh: Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) SAHAM GoTo masih terus melanjutkan tren turun, dan mencapai level terendah sejak penawaran saham perdana atau IPO, pada awal April lalu. Saham GoTo ditutup Rp 141 per saham pada transaksi kemarin (1 Desember 2022), turun Rp 10 dari rekor terendah pada transaksi sehari sebelumnya yang ditutup Rp 151 per saham. Artinya, saham GoTo pada 1 Desember 2022 sudah turun lebih dari 58 persen dibandingkan harga IPO sebesar Rp 338 per saham. Dengan demikian, market cap (kapitalisasi pasar) atau nilai pasar, GoTo anjlok dari Rp 400,3 triliun pada saat penawaran harga perdana menjadi tinggal Rp 167 triliun saja. Gelembung market cap GoTo sedang meletus. GoTo memang kelihatannya saja besar. Tapi, isi sebenarnya hampa. Bisnisnya tergantung dari ‘bakar duit’. GoTo tidak pernah mendapatkan untung selama berdiri 10-12 tahun yang lalu. Total akumulasi rugi GoTo per 30 September 2022 sudah mencapai Rp 99,3 triliun. Sekarang pasti sudah lebih dari Rp 100 triliun. Anehnya, Telkomsel yang merupakan bagian dari BUMN kok mau membeli saham GoTo yang jelas-jelas sedang rugi, dan kemungkinan besar tidak akan bisa memperoleh untung. Apakah ada yang paksa beli? Siapa? Perlu diusut. Karena, membeli saham GoTo dengan kondisi perusahaan rugi terus seperti itu, Telkomsel dengan sadar, dan sengaja, melakukan spekulasi, tepatnya gambling, dengan tarohan sebesar nilai pembelian saham Rp 6,4 triliun. Dengan menggunakan harga Rp 141 per saham, Telkomsel mengalami rugi Rp3,06 triliun dari investasi di saham GoTo ini. Memang rugi ini fluktuatif. Artinya, masih bisa membesar lagi. Karena harga saham GoTo masih sangat mungkin turun lagi. Maka itu, kerugian investasi Telkomsel ini akan menjadi kerugian negara, yang disengaja. Karena, di dalam prospektus GoTo sudah dijelaskan bahwa GoTo tidak bisa memperkirakan prospek bisnisnya di waktu-waktu mendatang, GoTo sangat pesimis dapat memperoleh laba, GoTo sangat pesimis dapat membagikan dividen, dan GoTo secara eksplisit. mengatakan bahwa tingkat pengembalian investasi di saham GoTo kemungkinan diperoleh dari kenaikan harga saham, yang mungkin tidak pernah terjadi. Secara teori, harga saham perusahaan yang sedang rugi, dengan akumulasi rugi yang sangat besar, dengan prospek bisnis ke depan tidak pasti dan cenderung masih akan rugi, tidak mungkin akan bisa naik. Kenaikan harga saham pada kondisi seperti ini patut diduga karena spekulasi atau dimanipulasi. Anehnya juga, kenapa OJK memberi izin IPO kepada GoTo yang prospek bisnisnya tidak jelas, suram, dan diperkirakan tidak bisa memperoleh keuntungan di masa depan? Apa ada permainan? Atau Ada permainan apa? Maka itu, OJK wajib bertanggung jawab atas (potensi) kerugian investor publik yang mencapai puluhan triliun rupiah. Karena lalai melindungi investor publik. (*)
Membandingkan Jokowi dan SBY dalam Menghadapi Pilpres
Oleh karena itu rakyat memilih Anies Rasyid Waswedan untuk mengubah bangsa ini yang sudah mau hancur-hancuan di tangan Mapal. Oleh: Moh. Naufal Dunggio, Aktivis dan Ustadz Kampung KALAU membandingkan dua orang presiden berikut sama saja kita bicarakan antara anak-anak di TK dan orang dewasa di perguruan tinggi. Joko Widodo kelihatan kayak anak-anak dan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) kelihatan kayak orang dewasa. SBY tidak pernah turut campur urusan Pilpres walaupun rakyat tahu kalau pemerintah saat itu pada tahun 1914 pemerintah memihak Jokowi. Cuma gaya pemerintah bersih sampai gak ketahuan. Tapi tetap saja rakyat gak bisa dibohongi. Beda dengan Jokowi, dia sangat panik bin ketakutan kalau yang jadi presiden bukan dari klan dia yang bisa diatur-atur oligarki. Sehingga di depan Prabowo Subianto bicara lain dan di depan Ganjar Pranowo bilang lain, kemudian di depan cerminnya bilang lain pula. Pokoknya orang ini spesial dijukuki sebagai manusia penuh kepalsuan alias Mapal. Jokowi atau Mapal sangat takut dengan Anies Rasyid Baswedan. Melihat Anies sama saja melihat “raja hantu”. Dan, gak ada do\'a yang bisa dibaca agar ketakutannya hilang maka dia pakai tangan kekuasaan. Gak datang di acara itu atau melarang acara itu, sehingga tempatnya dipakai. Ini terjadi di Palu di acara KAHMI dan di Aceh kala Anies mau ketemu warganya. Ini sama saja Anies dilarang di GBK saat Persija dulu. Hal-hal itu tidak pernah terjadi sama SBY. Sudah mau lengser keprabon saja masih berulah. Malah masih juga pengen diperpanjang masa jabatannya. Padahal, negara ini sudah kayak di neraka. Semua serba sulit. Gak ada enak-enaknya dia menjabat. Malah kalau bisa berbicara langsung dengan Tuhan mau minta agar Tuhan cepat-cepat mengambil dia dari bumi Indonesia dan pindah ke alam lain karena terlalu siksa rakyat dibuatnya. Negara sudah mau dijualnya karena hutangnya. Oleh karena itu rakyat memilih Anies Rasyid Waswedan untuk mengubah bangsa ini yang sudah mau hancur-hancuan di tangan Mapal. Apalagi di kalangan relawannya ada yang mau ajak tempur. Itu tinggal bilang tempatnya di mana dan kapan, karena tidak ada yang ditakuti di dunia ini. Menang saja dengan curang Belagu Sok Jago. Loe jual kita borong. Rakyat sudah resah. Semoga rakyat habis kesabarannya dan terjadi people pawer. Supaya rezim ini segera game over dan the end. Wallahu a\'lam ... (*)
Hidupkan Malam Kala Reuni 212
Inilah tradisi orang-orang saleh sejak dahulu yang menghidupkan malam dalam keimanan, baik di masjid maupun di rumah. Beruntunglah mereka yang dapat menunaikannya. Terlebih lagi secara berkesinambungan. Oleh: Sulung Nof, Penulis BAGI saya pribadi, acara “Munajat Akbar dan Indonesia Bershalawat untuk Keselamatan NKRI” dalam rangka Reuni 212 pada 2022 di Masjid At-Tin lebih seperti i\'tikaf di bulan Ramadhan beberapa tahun silam. Bagi sebagian pihak, barangkali acara ini sulit dimengerti. Mengapa umat rela datang berduyun-duyun dari segala penjuru sejak malam hari menggunakan sepeda motor, mobil, bus, dan lainnya. Dan, mengapa umat rela mengurangi waktu rehatnya dan meninggalkan jam tidur nyenyaknya hanya untuk tahajjud berjama\'ah. Pastilah terasa berat kantuknya. Apalagi tidak dibayar seratus ribu perorang. Anggaplah tulisan ini sebagai pengantar menuju sebuah pemahaman tentang bagaimana umat bertemu karena Allah dan jatuh cinta kepada Rasulullah. Ini salah satu bentuk nikmat iman (halawatul iman). Ketika menyimak alunan zikir dan shalawat yang dipandu oleh Ust. Ridwan Al-Amri sebelum tahajjud, hati sudah terasa tenang. Ada saatnya rasa haru menyelimuti. Dada bergemuruh seolah air mata akan berderai. Inilah tradisi orang-orang saleh sejak dahulu yang menghidupkan malam dalam keimanan, baik di masjid maupun di rumah. Beruntunglah mereka yang dapat menunaikannya. Terlebih lagi secara berkesinambungan. Sejumlah tokoh hadir, antara lain Wakil Ketua MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) RI Hidayar Nur Wahid; pengacara HRS, Aziz Januar, pengacara Egy Sudjana; Ketua GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa) Ulama, Ustaz Yusuf Martak; tokoh PA 212, Ustaz Slamet Marif. Sesuai jadwal, acara akan berakhir pukul 09.00 yang diisi tausiah agama dan doa penutup. Dalam Munajat Akbar ini dihadiri pula keluarga Cendana, Titiek Soeharto dan Didit Prabowo. Shalat tahajjud berjama\'ah saat ini diimami oleh Ust. Imam Ramadhan. Kemudian shalat Subuh dipimpin oleh K.H. Muammar Z.A. Setelah itu dilanjutkan dengan zikir yang dipandu oleh Ust. Abdul Syukur. Jakarta, 2 Desember 2022. (*)
Talak Tiga Jokowi
Oleh M Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan TALAK adalah cerai atau putusnya perkawinan. Talak tiga berakibat hukum tidak dapat untuk rujuk kembali. Urusan selesai. Rumah tangga rontok dalam perpisahan yang pahit. Tentu melalui proses pemeriksaan pengadilan. Talak tiga Jokowi adalah perpisahan abadi dari ruang istana. Jokowi dan istana berada dalam tempat yang berbeda. Masyarakat atau rakyat melambaikan tangan. Selamat jalan, selamat berpisah, Pak Jokowi. Ada yang menangis ada juga yang bahagia. Bahagia karena bangsa terbebas dari kerusakan dan kekacauan. Entah itu terjadi tahun 2024 atau 2023 hanya Allah yang tahu. Pak Jokowi tentu inginnya itu tahun 2029 atau sekurangnya 2027 akan tetapi tampak fenomenanya berada di luar hukum kausalitas. Sulit mencari sebab untuk akibat yang dapat diterima secara rasional dan konstitusional. Jadi 2024 atau 2023 saja. Keharmonisan rumah tangga sudah berat untuk dipertahankan. Menuju perpisahan tampak Pak Jokowi agak kalut dan kulit mengkerut. Rambut untung masih hitam. Ia ingin mewariskan kekuasaannya kepada putra menantunya, tetapi itu terlalu jauh. Mencoba kepada menteri yang super loyal kepadanya, itu bukan jaminan. Pilihan lain adalah Rambo. Rambut bodas. Itupun ternyata banyak kelemahan dan kritik. Nekad sedikit jadi Wapres saja, yang penting selamat. Namun jalan demikian juga masih sempit. Jadinya pusing tujuh keliling. Bergerak menuju 2024 atau 2023 yang penuh ketegangan. Relawan dikumpulkan, partai mulai meninggalkan. pengaruh Jokowi secara bertahap memudar. Di sisi lain \"musuh\" yang ditakuti terus bergerak ke sana-sini. Dukungan terus berlipat. Akhirnya kulit makin berkerut, wajah kecut dan hati semakin kalut. Mulai dihambat kegiatan. Izin penggunaan tempat acara silaturahmi dicabut di berbagai daerah seperti Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh juga di Tasik dan Ciamis. Aspirasi rakyat termasuk mahasiswa yang mendesak agar Pak Jokowi segera mundur dari jabatan adalah \"surat gugatan cerai\" yang sudah teregistrasi di pengadilan. Menunggu jadwal persidangan. Bukti-bukti baik tertulis maupun saksi-saksi disiapkan. Aspek kekerasan sebagai kepala rumah tangga tentu masuk juga dalam pembuktian. Kekerasan di halaman, di jalan tol, maupun di stadion. \"Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain\" Sulit Pak Jokowi mempertahankan argumen harmoni rumah tangga. Faktanya terjadi perselisihan terus menerus. Pasal 39 ayat (2) UU No 1 tahun 1974 Jo Pasal 19 PP No 9 tahun 1975 Jo Pasal 116 KHI \"antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga\". Dua periode sudah cukup untuk hidup bersama dengan Pak Jokowi, tidak perlu ada pikiran memperpanjang dalam segala bentuknya. Masih banyak tokoh yang mampu menggantikan. Toh prestasi dalam menyejahterakan keluarga juga jeblok. Anak istri hidup susah. Ia bukan bapak yang baik dan bertanggungjawab. Talak tiga Jokowi hanya tinggal menunggu waktu. Moga pasca perceraian tidak berimplikasi buruk, artinya semua menjadi baik baik. Persoalan harta atau gono-gini tidak menjadi persoalan baru. Ada KKN di sana. Karena ternyata lanjutannya bukan hanya sengketa perdata tetapi juga pidana. Kita lihat saja ke depan. Hukum kekuasaan memang unik dan mengejutkan. Bandung, 2 Desember 2022
Jam Tangan Satu Dasawarsa dan Kesederhanaan Seorang Anies Baswedan
Oleh Ayu Simah Lestari - Pengamat Budaya PAGI ini, seorang teman mengirimkan sebuah foto dari akun Instagram @fotoanies melalui pesan instan. Di bawahnya, dia berkomentar: “Ini orang gak punya duit apa ya? Masak dari 10 tahun lalu jamnya gak ganti hahaha”. Demikian pesan teman tersebut. Saya paham, pesan dia hanya sebuah seloroh. Hanya sebuah candaan. Dia mengirimkan foto Anies tahun 2011. Jam tangan yang dipakai Anies ternyata masih sama dengan yang biasa dipakai hari ini. Teman saya sudah pasti jeli soal jam. Dia adalah seorang pecinta jam tangan. Meskipun hanya kolektor jam tangan kelas menengah ke bawah, tapi pengetahuannya soal jam sangat luar biasa. Makanya ketika heboh seorang jenderal memakai jam Richard Mille dan bilang palsu, teman saya langsung bilang: bohong. Jam tangan sang jenderal menurut teman tersebut asli. Dan saya percaya pada teman saya ini. Kembali ke topik sebelumnya, tentang jam tangan Anies, hal tersebut sebenarnya bukan hal yang mengagetkan. Tak perlu heran bila Anies menggunakan jam lama yang umurnya sudah 11 tahun atau bahkan lebih. Anies memang sosok yang Sederhana. Bersahaja dan tidak neko-neko. Cerita ini saya dapat dari seorang teman yang kenal dekat dengan Anies Baswedan. Bagi Anies, jam adalah alat penunjuk waktu. Bukan sebuah perhiasan. Bila jam tangan tersebut masih berfungsi baik, kenapa harus gonta-ganti jam. Apalagi alasannya demi meningkatkan prestise. Sederhana atau bersahaja itu adalah sebuah sikap untuk tidak berlebih-lebihan. Sebuah sikap untuk bertindak simple. Bukan berarti segala sesuatunya harus irit. Tapi meletakkan segala sesuatunya sesuai fungsinya. Seperti jam, fungsi utamanya sebagai penunjuk waktu, bukan perhiasan. Rasanya, cara berpikir tersebut tidak lepas dari didikan keluarga. Keluarga Anies adalah keluarga yang bersahaja dan tidak aneh-aneh. Rumahnya pun tidak mewah. Keluarga ini bukan tipe keluarga yang suka bersolek. Mereka lebih suka mengajar dan bekerja untuk sesama. Ayah dan ibu Anies adalah dosen yang mendedikasikan diri untuk dunia pendidikan. Daripada mengumpulkan materi, orang tua Anies lebih suka menggunakan apa yang dimiliki untuk menyebarkan ilmu. Di rumah mereka di Gang Grompol Sleman rutin menggelar kajian. Bersama para tetangga, rumah tersebut dijadikan tempat untuk belajar bersama. Hal tersebut ternyata menurun ke Anies. Meski pernah menjabat posisi-posisi strategis seperti Menteri Pendidikan dan Gubernur DKI Jakarta, tapi hidup Anies tetap bersahaja. Salah satunya terlihat dari jam tangan yang sudah berumur lebih dari satu dasawarsa dan masih digunakan sampai hari ini. Di tengah isu pejabat publik yang gemar pamer gaya hidup mewah, kebersahajaan Anies ibarat oase di tengah padang pasir. Kita memerlukan tokoh publik yang bersahaja seperti Anies. Yang fokus untuk menyemai gagasan dan menggulirkan perubahan, dibanding memamerkan kekayaan. (*)
Rizal Ramli Memenuhi Kualifikasi Calon Presiden: Menghilangkan Hak Seseorang Ikut Kontestasi Merupakan Kejahatan Demokrasi
Namun, sebagai seorang pejuang dan petarung, Rizal Ramli adalah guru yang hidup yang telah mengajarkan bahwa kalah atau menang dalam perebutan posisi bukanlah tujuan utama dari sebuah pertarungan. Oleh: Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) TIDAK diragukan, Rizal Ramli merupakan tokoh nasional dan anak bangsa yang sangat peduli dengan nasib bangsa Indonesia, nasib rakyat Indonesia, khususnya rakyat kelompok menengah ke bawah, yang memang perlu diperhatikan secara khusus agar bisa mengurangi kesenjangan sosial, agar dapat mewujudkan keadilan sosial sesuai sila ke lima dari Pancasila. Sejarah menunjukkan, Rizal Ramli sangat konsisten dalam menyuarakan dan membela demokrasi dan kedaulatan rakyat, serta pembangunan ekonomi yang lebih adil. Jejak Rizal Ramli dalam membela demokrasi dapat dilihat sejak jaman Pak Harto (Presiden Suharto), tanpa kenal takut terus melakukan protes dan demo terhadap kebijakan pemerintahan Pak Harto, yang berujung pada penjara. Setelah itu, Rizal Ramli tetap menyuarakan kebenaran. Hal ini bisa dilihat dari substansi kritik yang dilontarkannya selalu sangat relevan. Baik itu terkait kebijakan ekonomi, kebijakan publik maupun kebijakan politik, semua kritikannya sangat relevan. Bukan kritik yang asal kritik. Tetapi kritik untuk kepentingan bangsa agar menjadi lebih maju. Rizal Ramli memenuhi segala kriteria untuk menjadi pejabat publik, dengan kualifikasi jauh di atas kebanyakan pejabat publik yang ada saat ini, yang kebanyakan bersedia menggadaikan kehormatannya hanya demi jabatan, meskipun harus menggunakan jurus “menjilat”. Hal mana terbukti tidak dilakukan oleh Rizal Ramli ketika menjabat menteri di dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo, meskipun yang bersangkutan harus terlempar dari kabinet. Rizal Ramli menunjukkan perlawanan terhadap kebijakan oligarki yang menyusahkan rakyat di tengah rezim yang dikuasai oligarki, seperti yang diperlihatkannya ketika melawan kebijakan reklamasi pantai utara Jakarta, yang membuatnya terpental dari kabinet. Sikap seperti ini menunjukkan sikap pejuang tanpa pamrih jabatan dan kenikmatan harta, sikap yang sangat dibutuhkan bangsa dan negara, khususnya sebagai calon presiden Indonesia. Maka itu, bangsa ini sangat kehilangan kalau anak bangsa seperti Rizal Ramli tidak mempunyai kesempatan ikut serta dalam kontestasi pemilihan presiden, untuk memperbaiki kehidupan bangsa dan negara. Kualifikasi Rizal Ramli seharusnya tidak kalah dengan kebanyakan nama-nama capres yang sekarang beredar, kalau tidak mau dikatakan jauh di atas mereka, baik kualifikasi teknis maupun akhlak. Tetapi, karena sistem politik sudah dikuaai dan disandera oleh oligarki partai politik dan pengusaha maka jalan Rizal Ramli untuk ikut kontestasi pemilihan presiden sengaja dimatikan, demi melanggengkan kekuasaan oligarki serta penguasaan kekayaan negara. Mungkin ada pihak yang berpendapat Rizal Ramli tidak pantas jika menjadi presiden, itu sah saja di alam demokrasi. Tetapi pendapat tersebut tidak bisa memberangus hak yang bersangkutan untuk mengikuti kontestasi pemilihan presiden. Kalah atau menang dalam kontestasi tak penting di alam demokrasi. Tetapi, yang pasti, menghilangkan hak seseorang untuk ikut dalam kontestasi merupakan kejahatan demokrasi. Semoga rakyat terus memperjuangkan demokrasi dan merebut kedaulatan rakyat dari tangan penjahat demokrasi. Sebelumnya, Aktivis 1998 dari UGM yang juga Tokoh Petisi 28, Haris Rusly Moti yang kerap mengomentari terkait isu ekonomi dan politik di media, juga menyampaikan pandangannya pada sosok Rizal Ramli. “Rizal Ramli itu menjadi contoh bagi kaum aktivis atau yang pernah jadi aktivis. Yang tidak pernah jadi aktivis, tidak bisa merasakan,” kata Haris, dikutip Senin (28/11/2022). Ia menyampaikan bahwa Rizal Ramli sudah menjadi oposisi kritis sejak zaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). “Dan saat pemerintahan Jokowi, masuk kabinet, RR tetap menjadi orang kritis. Walaupun dalam internal struggle, dia gagal melawan lord-lord dan gank mafia dalam kekuasaan,” ujarnya. Moti menyebutkan Rizal Ramli sudah memberikan contoh, bahwa jabatan dan proyek bukan tujuan tapi merupakan cara untuk mewujudkan cita-cita perjuangan dan nilai-nilainya. “RR itu nilainya jauh lebih tinggi daripada aktivis yang jatuh jadi abal-abal dalam kekuasaan,” katanya. Namun, sebagai seorang pejuang dan petarung, Rizal Ramli adalah guru yang hidup yang telah mengajarkan bahwa kalah atau menang dalam perebutan posisi bukanlah tujuan utama dari sebuah pertarungan. “Rizal Ramli telah mengajarkan kita, perjuangan untuk mewujudkan nilai-nilai jauh dan gagasan besar lebih tinggi dari sekedar soal jabatan dan projek,” ujar Moti. (*)
To Kill or to be Killed or Buldozer
Waspada pada jurus katak kungfu hustle, jurus wing chun, rajawali sakti condor heroes atau drunken master si dewa mabuk. Siapkan tepak satu Cimande, naga terbang tapak suci, pulo kali, brajamusti atau lainnya. Oleh: M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan TUHAN baru telah muncul di Indonesia yang bernama “Investasi”. Menteri terdepan penyembah berhala ini adalah Luhut Binsar Panjaitan. Bukan hanya sudah sujud tetapi tersungkur menghamba. Dengan puja-puji berbagai negara akan kehebatan Indonesia yang mungkin basa-basi saja Pak Menteri sudah menggembung hidung. Pikirnya investasi adalah dewa penyelamat negeri. Fatamorgana itu muncul dari bayang-bayang kemakmuran palsu. Keterpurukan dan keputus-asaan rupanya telah membuat halusinasi tentang banjir investasi. Berkokok dengan slogan to kill or to be killed. Lebih gila lagi dengan ancaman akan main buldozer. Emang rakyat itu gundukan tanah yang seenaknya dibuldozer? “Saya akan turun dengan kewenangan saya untuk membuat Anda susah, kalau Anda bermain-main dengan itu tadi. Karena latar belakang saya tentara, buat saya ada satu titik to kill or to be killed. Jadi, gak bisa main-main”. Begitu kata Luhut di Rakornas Investasi, Rabu, 30 Nopember 2022. Ada tiga hal ngawur-nya Luhut di sini, yaitu: Pertama, investasi adalah jurus mabuk cinta eh China yang membuat sang jagal terus minum dan minum hingga hilang kesadaran. Berjalan oleng mengoceh tanpa jelas arah. Main ancam sok jago. Investasi itu bagi Luhut tampaknya sudah menjadi candu. Sebenarnya investor itu tak percaya ketika rakyat tidak mendukung rezim. Kedua, bahwa ada slogan \'to kill or to be killed\' tentu iya, akan tetapi menjeneralisasi bahwa latar belakang tentara harus pada titik ini tentu berlebihan. Tentara itu bukan tukang bunuh. Tukang bunuh namanya pembunuh. Ada aturan main dalam peperangan. Sebenarnya ingin tanya juga kapan ya bapak Luhut berperang ? Kok sombong amat sudah jadi tukang “to kill” Ketiga, Luhut mau bikin Anda susah. Aneh pemimpin model apa seperti ini. Menteri itu pembantu Presiden dalam upaya menggembirakan atau membahagiakan rakyat. Bukan membuat susah. Hanya gerombolan yang suka petantang petenteng kesana sini yang kerjanya menakut-nakuti masyarakat. Geng kampak dengan ketua yang berwajah sinis dan cengengesan. Mungkin berambut putih berkulit keriput. Fokus investasi yang dimaksud Luhut adalah asing atau Foreign Direct Investment. Antara investasi dan penjajahan ekonomi sebenarnya tipis-tipis. Apa kurangnya investasi Belanda di Indonesia dulu, ujungnya ya menjajah. Pembangunan bangsa Indonesia di bawah Jokowi dengan tukang pukul Luhut ini bukan untuk memandirikan ekonomi tapi membuka jalan bagi kolonialisasi. Rakyat dan pelaku ekonomi pribumi harus semakin intensif berlatih mempersiapkan jurus-jurus perlawanan terhadap kedatangan para pebisnis asing yang terang-terangan difasilitasi dan dilindungi oleh centeng-centeng bayaran. Mencoba mengganggunya “Anda akan dibuat susah”. Waspada pada jurus katak kungfu hustle, jurus wing chun, rajawali sakti condor heroes atau drunken master si dewa mabuk. Siapkan tepak satu Cimande, naga terbang tapak suci, pulo kali, brajamusti atau lainnya. Pribumi mandiri dan pribumi usaha bersatu perlu dibangun agar tidak tergerus oleh kekuatan investasi asing dan aseng yang kini digelar karpet merah oleh para penjual atau penggadai kedaulatan bangsa. “Plis inpest tu may kantri”. (*)
Anies adalah Kehendak Sejarah
Oleh Yusuf Blegur - Mantan Presidium GMNI SEDIKIT pemimpin yang sedang menjalankan roda pemerintahannya, begitu ingin dijatuhkan karena prestasinya. Tak banyak figur karena kehormatan dan martabatnya hingga didukung rakyat, diterpa badai fitnah dan upaya kriminalisasi. Anies bergeming tak membalasnya kecuali dengan kebaikan. Ia yakin tatkala menyadari dirinya hanyalah menjadi perkakas Tuhan, bersahabat dengan alam dan mencintai kemanusiaan. Anies merupakan figur pemimpin yang kiprahnya dibangun secara sistematik sejak usia dini, remaja dan dewasa. Struktur sosialnya terbentuk dari keteraturan, disiplin dan pertumbuhan kebudayaan yang sehat. Anies kecil sudah banyak belajar dari lingkungan keluarga yang lekat dengan dunia pendidikan. Dalam dirinya mengalir seorang kakek yang berjiwa nasionalis dan patriotis, berjuang bersama Soekarno dan menjadi pahlawan nasional. Ayah dan ibunya adalah pengajar, menjadi dosen, terlebih ibunya yang seorang guru besar. Trah pejuang dan pendidik begitu kental dalam dirinya. Cinta tanah air, menjunjung kebhinnekaan dan kemajemukan serta jiwa pengabdian yang tulus, menjadi warisan keluarga yang tak terbantahkan dalam diri seorang Anies. Di usia muda Anies sudah menjadi pelajar berprestasi, menjadi ketua OSIS se-Indonesia dan terpilih mengikuti pertukaran pelajar di Amerika. Menjadi ketua senat mahasiswa UGM dan aktif dalam pergerakan sosial politik hingga menyelesaikan master dan program doktornya di Amerika. Anies identik dengan figur yang kuat dalam dalam dunia belajar dan pembelajaran. Bekal itulah yang membuat Anies berprestasi ketika memasuki lingkungan birokasi. Mendirikan program Indonesia Mengajar dan menjadi rektor Universitas Paramadina, keakraban dengan keilmuan itu yang mengawali karir Anies sebelum memasuki dunia pemerintahan. Dari menteri pendidikan hingga menjabat gubernur Jakarta, Anies menghasilkan karya yang mumpuni. Atas kinerja dan prestasinya di Jakarta, kini Anies menuai dukungan rakyat untuk menjadi presiden. Pemimpin yang begitu dielu-elukan dan dicintai rakyat. Anies bukan tanpa celah atau kekurangan, sama seperti pemimpin lainnya pasti ada kesalahan sekecil apapun atau kelemahan layaknya manusia yang tak sempurna. Namun itu tak membuatnya berhenti untuk berbuat yang terbaik, bekerja semaksimal mungkin buat kebaikan rakyat, negara dan bangsa Indonesia. Ada saja upaya berupa isu, intrik dan fitnah yang tak bisa dihindari Anies ketika menjadi pejabat publik. Bahkan semasa mengabdi menjadi gubernur Jakarta, manuver dan rekayasa dari kepentingan tertentu yang berlebihan dan memaksakan kehendak. Membuat Anies dengan apapun kebijakannya, selalu menjadi target dan korban politisasi sampai nyaris mengalami kriminalisasi. Ada gerakan asal bukan Anies, segala cara dilakukan agar Anies tidak menjadi presiden bahkan digagalkan hanya untuk sekedar capres. Sepertinya, dari pelbagai tantangan dan ujian kepemimpinannya, Anies memang dilahirkan untuk rakyat, untuk Indonesia yang maju, modern, beradab dan bermartabat. Dengan latar belakang dan rekam jejak yang mengagumkan, Anies memiliki karakter sebagai pemimpin intelelektual dan intelektual pemimpin. Tak hanya cakap dalam wawasan dan kebijakan politik dalam pemerintahan, Anies juga memiki kesolehan sosial yang patut menjadi contoh bagi siapapun. Pergaulan sosialnya begitu terbuka dan sangat egaliter. Ditopang juga oleh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang tinggi, Anies tetap dituntun berperilaku humanis dan terpuji. Dengan behavior yang mendekati prinsip-prinsip jujur, adil dan santun. Anies tetap mengumbar prestasi dan menebar kemaslahatan bagi kemanusiaan dan kemajuan peradaban negeri, bahkan ditengah dinamika politik kekuasaan yang cenderung menghalalkan segala cara dan terlanjur dianggap kotor. Kini, dalam atmosfer panas pilpres 2024. Anies bak bola salju, bergulir terus membesar menggapai amanat sebagai presiden Indonesia pilihan rakyat. Seakan tak terbendung oleh kekuatan apapun, termasuk kekuasaan rezim sekalipun. Tak dapat dihancurkan oleh konspirasi jahat apapun dan dari manapun. Tak mudah dirusak oleh dominannya oligarki dan sub koordinat jejaringnya. Anies tak terbendung sebagai pemimpin yang benar-benar lahir dari rahim rakyat. Anies layaknya pemimpin yang terpikul dan dipikul natur. Saat keyakinan Ketuhanan menuntunnya melewati jalan kepemimpinan meski peluh dengan penderitaan. Tatkala perjuangan dan pengorbanan diri tak berarti apa-apa dibandingkan dan demi kepentingan rakyat, negara bangsa dan agama. Sesungguhnya Anies telah mewakafkan dirinya sebagai pemimpin sejati dan menjadi harapan seluruh rakyat Indonesia. Maka, faktanya Anies adalah kehendak sejarah bagi republik ini. (*)