OPINI

Pertamina di Blok Rokan, "Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula"

Jadi, walaupun Pertamina mengambil alih ladang migas Blok Reokan dengan harga Rp 10,5 triliun. Jumlah tersebut hanya untuk membeli dari doang. Belom termasuk operasional nantinya. Pertamina bakal merogok kantong lagi. Paling kurang cari uatang baru lagi. Sebab masih butuh uang lagi untuk membiayai operasinal ladang migas Blok Rokan setelah tahun 2021. By Salamuddin Daeng Jakarta, FNN- Sebetulnya Pertamina tidak mempunyai kemampuan keuangan untuk membeli ladang Migas Blok Rokan kepada Pemerintah pada akhir tahun 2018 lalu. Posisi keuangan Pertamina sedang payah. Kondisi ini sebagai akibat begitu banyak beban dan tanggung jawab yang harus dipikul oleh Pertamina. Perusahaan BUMN terlalu banyak menjalankan kebijakan-kebijakan populis pemerintah menuju Pilpres 2019 lalu. Pertamina terpaksa harus melipatgandakan utang baru untuk menjaga keuangan perusahaan. Caranya, Pertamina menerbitkan global bond senilai U$ 750 juta atau setara dengan Rp 10,5 triliun. Hasil yang didapat dari global bond tersebut untuk dapat membayar lading Blok Migas Rokan kepada pemerintah melalui pembayaran signature bonus. Nilai pembelian lading minyak Blok Rokan yang terbilang sangat sangat besar. Lelang lading Migas Blok Rokan dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Daya Mineral (ESDM). Hasilnya, Pertamina yang dimenangkan. Pertamina mengalahkan peserta pesaing lainnya termasuk Chevron. Meskipun sudah membayar dengan nilai sangat pantastis dan besar, ternyata Pertamina tidak bisa langsung dapat memasuki Blok Rokan. Pertamina juga tidak bisa melakukan aktvitas pengeboran minyak dan gas di Blok Rokan. Pertamina baru dapat masuk secara penuh ke ladang Migas Blok Rokan, dan melakukan kegiatan setelah kontrak Blok Rokan berakhir tahun 2021 nanti. Sementara proses secara bertahap menuju ke tahun akhir 2021 atau tinggal 21 bulan lebih lagi itu, tidak bisa berlangung dalam tahap yang normal. Padahal Pertamina berharap bisa masuk ke Blok Rokan dari sekarang. Namun tampaknya, Satuan Khusus Kerja (SKK) Migas gagal memfasilitasi proses peralihan secara bertahap ladang Migas Blok Rokan, dari tangan Chevron kepada Pertamina. Kondisi ini sangatlah membahyakan bagi Pertamina. Karena apabila Pertamina tidak masuk secara bertahap ke dalam pengeloaan ladang Migas Blok Rokan dari sekarang, maka dapat dipastikan produksi migas tahun 2021 akan berada dalam kondisi yang sangat bahaya. Sebagaimana diketahui bahwa ladang Migas Blok Rokan di Provinsi Riau, merupakan blok migas dengan produksi migas terbesar di Indonesia. Ladang migas tersebut telah yang dikelola oleh perusahaan AS Chevron Oil selama kurang lebih 100 tahun. Mengapa mau dilepas oleh Chevron? Karena produksi di ladang Migas Blok Rokan terus menerus berada dalam kondisi penurunan. Tanpa adanya pengeboran dan sumur-sumur migas baru, maka produksi Blok Rokan akan menurun dratis. Sementara Chevron tidak mungkin diharapkan melakukan investasi baru, karena akan segera meninggalkan lapangan tersebut. Ibarat pepatah, “sudah jatuh tertimpa tangga pula”. Pertamina harus berhadapan dengan harga minyak mentah di pasaran dunia yang semakin merosot. Tidak ada harapan harga minyak akan pulih dalam dua atau tiga tahun mendatang. Jadi, walaupun Pertamina mengambil alih ladang migas Blok Rokan dengan harga Rp 10,5 triliun. Jumlah tersebut hanya untuk membeli dari doang dari pemerintah. Belum termasuk biaya operasional nantinya. Pertamina bakal merogok kantong lagi. Paling kurang Pertamina perlu cari utang baru lagi. Sebab masih butuh uang lagi untuk membiayai operasinal ladang migas Blok Rokan setelah tahun 2021 nanti. Uang yang dikeluarkan Pertamina untuk urusan ladang migas Blok Rokan tentu tidak kecil. Namun uang yang didapat kelak darin Blok Rokan, tidak cukup untuk mengembalikan uang yang dikeluarkan Pertamina. Bahasa kampongnya “Untung Nama Bilang Belanja” atau "Gali Lobang Untuk Tutup Goa". Selain produksi Blok Rokan ini akan menurun secara alamiah, harga jual minyak mentah yang dihasilkan tidak akan menutupi biaya-biaya produksi nanti. Apalagi untuk menutupi utang Pertamina yang sudah terlanjur besar dan menggunung sekarang. Berdasarkan laporan Pertamina, utang dalam bentuk global bond Pertamina sekarang senilai U$ 12,5 milliar atau dengan Rp 175 triliun. Jumlah tersebut belum termasuk utang kepada bank, baik itu bank dalam maupun luar negeri. Jadi nasib usaha hulu migas Pertamina dan blok-blok migas dalam negeri yang baru dibeli Pertamina tampaknya akan bernasib suram. Semoga ada jalan keluarnya. Penulis adalah Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

Tindak Lanjut Dugaan Korupsi Hibah KONI, Siapa Siap Eksekusi?

Oleh Mochamad Toha Jakarta, FNN - Sejak Jum’at (6/3/2020) sebuah rekomendasi beredar di KPK, Kejaksaan, dan Polri. Sejenis “perintah” agar melacak proses Kontrak Atlet yang menggunakan Dana Hibah Olahraga dari KONI Provinsi. Isinya menyangkut penyalahgunaan dana tersebut. Kabarnya, target pertama adalah Kontrak Atlet yang tampil pada PON 2016 di Bandung. Ada tiga KONI Provinsi menjadi sasaran ketiga lembaga penegak hukum itu. Yakni: KONI Jatim, Jabar, dan DKI Jakarta. Aroma korupsi terkuat dilakukan ketiganya. Berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, PP Nomor 16, 17, dan 18 Tahun 2007 sudah memastikan, dana Hibah Olahraga hanya untuk Pembinaan Atlet Daerah. Bukan Dana Transfer Atlet! Sehingga, dapat dipastikan, KONI Provinsi yang melakukan Kontrak Atlet telah melanggar aturan perundangan yang berlaku. Coba kita simak Pasal 9 UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahgaraan Nasional, Bagian Kedua mengenai Alokasi Pendanaan. Pasal 9 (1)Dana yang diperoleh dari sumber pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 hanya dapat dialokasikan untuk penyelenggaraan keolahragaan yang meliputi: a.olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi; b.pembinaan dan pengembangan olahraga; c.pengelolaan keolahragaan; d.pekan dan kejuaraan olahraga; e.pembinaan dan pengembangan pelaku olahraga; f.peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana olahraga; g.pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan; h.pemberdayaan peran serta masyarakat dalam kegiatan keolahragaan; i.pengembangan kerja sama dan informasi keolahragaan; j.pembinaan dan pengembangan industri olahraga; k.standardisasi, akreditasi dan sertifikasi; l.pencegahan dan pengawasan doping; m.pemberian penghargaan; n.pelaksanaan pengawasan; dan o.pengembangan, pengawasan, serta pengelolaan olahraga profesional. (2)Tata cara penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Selanjutnya kita simak juga PP Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pendanaan Keolahragaan, Bab XII mengenai Pendanaan Keolahragaan. Pasal 69 (1)Pendanaan keolahragaan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. (2)Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengalokasikan anggaran keolahragaan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pasal 70 (1)Sumber pendanaan keolahragaan ditentukan berdasarkan prinsip kecukupan dan keberlanjutan. (2)Sumber pendanaan keolahragaan dapat diperoleh dari: a.masyarakat melalui berbagai kegiatan berdasarkan ketentuan yang berlaku; b.kerja sama yang saling menguntungkan; c.bantuan luar negeri yang tidak mengikat; d.hasil usaha industri olahraga; dan/atau e.sumber lain yang sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 71 (1)Pengelolaan dana keolahragaan dilakukan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. (2)Dana keolahragaan yang dialokasikan dari Pemerintah dan pemerintah daerah dapat diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 72 Ketentuan lebih lanjut mengenai pendanaan keolahragaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 sampai dengan Pasal 71 diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dalam setiap penyelenggaraan PON, dipastikan terjadi transfer atlet nasional antar provinsi yang menggunakan Dana Hibah Olahraga dari Pemprov untuk KONI Provinsi. Kabarnya, ini terjadi di ketiga provinsi yang disebut di atas tadi. Jejak digital yang ditulis Kompas.com (11/02/2016, 20:07 WIB), terungkap adanya praktek kontrak atlet antar provinsi dalam gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016, September 2016. Atlet renang nasional, Indra Gunawan misalnya, ketika itu mengaku masih menunggu dana yang akan digunakan untuk latihan dan persiapan menjelang membela kontingan Jawa Timur di arena PON 2016, September 2016. Indra Gunawan, 27, yang saat itu bermukim dan berlatih di Bali mengaku mengalami kendala dana untuk berlatih secara maksimal. “Dana untuk suplemen, try out, training camp, dan juga peralatan tak pernah turun hingga saat ini,” kata Indra yang dikontrak Jatim bersama beberapa atlet nasional lainnya seperti Glenn Victor Sutanto. Ia menyebut, bahkan untuk melakukan tes fisik di Surabaya pun, Januari 2016, Indra tak bisa datang karena terkendala dana. “Pemberitahuan terlalu mepet, sehari sebelumnya. Belum lagi ada kendala dana,” ungkap Indra. Indra Gunawan merupakan peraih satu-satunya medali emas buat tim renang Indonesia di ajang SEA Games di Singapura, Juni 2015. Ketika itu Indra meraih medali emas untuk nomor 50 meter gaya dada. Indra yang dikontrak Jatim setelah pindah dari Sumatera Utara mengaku tidak bermasalah dengan gaji bulanan dari KONI Jatim. “Meski waktunya tidak teratur, namun gaji bulanan selalu saya terima,” kata ayah dua anak ini. Berita yang ditulis Kompas.com itu merupakan salah satu petunjuk adanya praktek Kontrak Atlet antar provinsi. Yang banyak Kontrak Atlet untuk PON 2008, 2012, dan 2016: Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Untuk mengambil atlet angkat besi Eko Yuli Wirawan misalnya, Jatim mesti membayar Kaltim dengan mahar Rp 300 juta. Nominal berkisar Rp 200 juta hingga Rp 500 juta juga dikeluarkan untuk 15 atlet lain yang pindah ke Jatim. Melansir Tirto.id (23 September 2016), diantara mereka ada lima atlet boling dari Jabar, yakni Oscar, Billy Muhammad Islam, Fachry Askar, Putri Astari, dan Tannya Roumimper. Jatim juga telah berhasil membajak perenang pelatnas, Ressa Kania Dewi dan Glen Victor Susanto. Kabarnya mahar dua atlet ini di atas Rp 600 juta. Untuk melobi perenang andalan Jabar lain, Triady Fauzi Sidiq, Jatim bahkan sempat menego Rp 780 juta. Namun, tawaran itu ditolak oleh KONI Jabar. Semakin besar prestasi dan potensi si atlet mendapat medali maka semakin juga mahal “uang pembinaannya”. Kegilaan tawaran mutasi atlet memang sudah kelewat batas. Pecatur andalan Jabar, Irene Kharisma Sukandar bahkan sempat “dibeli” Jatim Rp 1 miliar pada 2013. Surat kontrak antara Irene dan KONI Jatim sudah dibuat. Tapi, transaksi ini gagal karena Jabar menang saat proses gugatan di Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI). Dalam setiap penyelenggaraan PON pasti terjadi Transfer Atlet Nasional antar provinsi yang menggunakan Dana Hibah Olahraga dari Pemprov. Padahal, Dana Hibah Olahraga Provinsi itu targetnya untuk Pembinaan Atlet Daerah. Penyelewengan Dana Hibah Olahraga Daerah semakin besar dilakukan oleh KONI Provinsi di posisi 3 besar PON 2008, 2012, dan 2016. Ketiga besar PON itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Ketiga daerah dipastikan melakukan penyelewengan Dana Hibah Olahraga dari Pemprovnya. Untuk fee transfer dan kontrak atlet nasional dari provinsi rival. Nilainya terbanyak dibanding daerah lain. Penyelewengan yang dilakukan KONI Provinsi tersebut berkedok permainan kontrak pemain. Kabarnya, KPK dan Kejaksaan sedang “membidik” tiga KONI Daerah (DKI Jakarta, Jabar, dan Jatim) sebagai tiga besar saat PON 2008, 2012, dan 2016. Ketiga daerah peserta kontingen PON 2008, 2012, dan 2016 itu yang banyak kontrak atlet nasional milik provinsi lain. Karena, dana Hibah Olahraga dilarang digunakan untuk bayar fee transfer dan kontrak pemain. Tampaknya, rekomendasi yang beredar tersebut dalam waktu dekat bakal dieksekusi oleh lembaga penegak hukum. Kita tunggu saja buktinya, bukan janji! *** Penulis wartawan senior.

ANTISIPASI WABAH VIRUS CORONA ATAS JATUHNYA BULAN HARAM - 3 (Habis)

Oleh Mochammad Sa'dun Masyhur Jakarta, FNN - Secara spesifik, mengadapi perubahan musim pancaroba, sehingga timbul banyak wabah penyakit termasuk penyebaran virus corona, dan dalam kaitannya untuk menjaga nafs sebagai sel genetik, dapat disampaikan beberapa hal penting antisipatif, sebagai berikut: Pertama, menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tidak berlebihan dikatakan bahwa Islam mungkin adalah satu-satunya agama di dunia yang mengatur hal-hal pernak-pernik kehidupan yang seolah remeh temeh. Di dalam Islam tidak hanya memperhatikan persoalan kebersihan dan higienitas, tetapi di atas itu, mengajarkan tentang kesucian. Dalam persoalan bersuci (thoharoh), syariah Islam tidak hanya mengatur ketentuan menyangkut media bersucinya, berupa air atau tanah, tetapi juga mengatur tata cara bersuci. Misalnya, dalam hal membersihkan kotoran tertentu, diperlukan hingga 7x siraman dengan air mengalir, yang di antara itu harus membersihkan bagian yang terkena najis tertentu itu, dengan tanah. Untuk menjaga kesucian, dalam kaidah syariah, air yang digunakan bersuci, harus air yang mengalir atau air dalam volume tertentu. Syariat juga melarang membasuh atau memasukan tangan kotor ke dalam bejana berisi air, tetapi harus memakai gayung. Atau mengatur cara membersihkan kotoran (istinjak) sampai sifat-sifat kotoran itu hilang, dengan tangan kiri. Dan makan mengunakan tangan kanan yang didahului dengan cuci tangan. Agar tubuh tetap bersih dan menghindari berbagai penyakit, Sunah Rasul menuntun untuk bersiwak/gosok gigi utamanya setelah makan dan hendak sholat, berwudhu dengan benar, khususnya saat menyapu kepala, adalah hal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan. Demikian juga diatur pakaian menutup aurat, dan disunahkan memakai wewangian, karena renik patogen, cenderung berbau busuk dan tidak nyaman di lingkungan yang wangi. Mengingat suhu tubuh manusia normal dalam kisaran 36,5 sd 37,3 derajat Celcius, dan tidak didesain mengalami kejutan suhu. Maka sangat tepat mandi sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelam. Dan agar tidak terjadi sock suhu, awali dengan berwudhu. Atau saat kehujanan, beradaptasi dulu dengan air biasa, dan tidak langsung mandi dengan air panas. Dalam hal menjaga kebersihan lingkungan, sunah mengajarkan mengalirkan air tergenang, menutup bejana, menimbun bangkai dan hal-hal berbau busuk, menutup pintu dan jendela sebelum malam tiba dan membuka sebelum matahari terbit. Juga menutup mulut saat batuk, menguap atau bersin. Khusus bersin disertai untuk saling mendoakan. Dalam hal-hal tertentu, sorban sebagai kesunahan, sering dipandang sebelah mata. Padahal berguna fungsional sebagai pelindung kepala disaat hujan atau panas terik, penutup hidung, melindungi wajah dan kepala dari tiupan angin dan debu. Singkatnya ia berfungsi multiguna termasuk sebagai penganti masker, penghangat tubuh disaat dingin, dll. Maka tidak perlu apreori, menganggap itu ke arab-araban. Tentu masih banyak hal tentang menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang bagi seorang muslim sudah menyatu dalam kehidupan keseharian. Tentang menjaga kebersihan itu, Allah SWT berfirman yang artinya Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur,_ (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 6). Kedua, Meningkatkan kebugaran dan kekuatan tubuh. Sangat penting untuk selalu menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga. Minimal, kombinasi jalan 300 meter dan lari kecil-kecil 100 meter, seperti sa'i berjarak 7x sofa-marwa atau sekitar 3 km, selain baik untuk kebugaran, akan sangat cocok bagi penderita gangguan jantung. Jenis olah raga yang lebih berat lagi dilakukan nabi, sebagai atlit yang sering memenangi kejuaraan bergulat, memanah dan berkuda. Berkaitan dengan kekuatan itu, Nabi berpesan, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah; meskipun pada keduanya itu ada kebaikan, (HR. Abu Hurairah)._ Sedang untuk meningkatkan kekuatan tubuh, sesuai kaidah medical Quran, sebagaimana tercantum dalam kisah Zakariyya, tanda mulai penuaan terdapat pada kondisi lemahnya tulang dan timbulnya uban. Singkatnya, kekuatan tubuh sangat tergantung pada kondisi tulang belulang. Oleh karena itu berbagai asupan yang mengandung unsur-unsur pembentukan tulang sangat dibutuhkan, terutama bagi usia pertumbuhan. Sedangkan bagi usia lanjut, berguna untuk mempertahankan kondisi fisik agar tetap kuat, dan terhindar osteoporosis. Ketiga, Meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh. Upaya untuk meningkatkan imunitas dan daya tahan tubuh ditujukan agar kondisi nafs sebagai sel genetik, mampu berkembang, atau sekurang-kurangnya dapat mempertahankan diri. Oleh karena itu unsur-unsur pembentukan nafs sebagai sel genetik, sangat dibutuhkan. Ingat sel genetik itu berupa polimer berisi ratusan hingga ribuan nukleotida. Adapun tiap nukleotida itu mengandung gula pentosa deoksiribosa (gula murni), gugus fosfat, dan basa nitrogen. Dalam kaitan itu, otomatis unsur-unsur lain yang bertentangan dan berlebihan, utamanya unsur gula apalagi sintetis, lemak jenuh, koleterol dan polutan atau radikal bebas akan merusak sel genetik. Maka unsur-unsur yang dapat mengganggu dan merusak nafs itu , mutlak harus dihindari dan dijauhi. Adapun unsur-unsur yang berhubungan dengan nafs itu diatur sangat khusus, berlaku kaidah kehalalan, kethoyiban dan tidak berlebih-lebihan. Tiga kaidah itu bersifat equal, artinya kaidah tidak thoyib itu sama dengan tidak halal, dan sama dengan berlebih-lebihan. Atau sebaliknya berlebih-lebihan itu sama dengan haram, sama dengan tidak thoyib, demikian seterusnya. Melanggar kaidah itu, otomatis akan merusak nafs. Sedangkan dalam 3 kaidah itu melekat aspek sifat dan jenis makanan dan minuman, sifat dan jenis pekerjaan, serta sifat dan tabiat pasangan hidup. Di luar itu sunah nabi mengajarkan etika dan cara makan dan minum. Misalnya tidak mengendus-endus dan meniup makanan dan minuman, menetapkan waktu tidur lebih awal dan bangun sepertiga malam, posisi tidur miring ke kanan, karena jantung di bagian kiri, dll, dll. Selanjutnya, terlepas dari perdebatan tentang Chadits puasa sunah di bulan Rajab, bagimanapun amalan puasa adalah salah satu cara yang baik, bahkan paling efektif untuk meningkatkan imunitas tubuh. Proses peningkatan kekebalan tubuh itu terjadi karena saat puasa akan berlangsung pengurangan atau paceklik gizi di dalam tubuh. Kondisi menipisnya gizi itu, secara alamiah akan mendorong seluruh bagian tubuh bereaksi, dengan mengaktifkan seluruh sistem pertahanan diri semaksimal mungkin. Kemudian dari gizi saat sahur dan buka puasa (pilih yang terbaik), tubuh akan memproduksi sistem imun baru, sel-sel baru yang dibutuhkan tubuh. Bahkan menurut hasil studi terakhir, puasa 3 hari berturut-turut akan secara langsung dapat memperbarui sistem kekebalan tubuh. Karena itu, meskipun mengurangi makan, puasa dengan cara yang benar, akan membuat tubuh tidak mudah flu atau terkena wabah penyakit. Jadi salah satu cara yang efektif untuk terhindar serangan virus, termasuk COVID-19 adalah berpuasa. Alasan lainnya saat berpuasa, suhu tubuh akan naik menjadi lebih panas, sehingga tidak disukai renik patogen, setidaknya kondisi itu menyebabkan virus tidak berkembang biak. Selebihnya puasa akan memberikan manfaat kesehatan menurunkan gula darah dan meningkatkan produksi gula murni pentosa pada seluruh bagian tubuh. Dan secara keseluruhan puasa akan meningkatkan kesehatan perut (Arab: buthun, jamak dari batnun), yang secara fisik melekat kaidah perbaikan kesehatan tulang belakang bagian perut (pinggang). Adapun secara holistik dalam kaidah Quran, buthuun sebagai seluruh bagian perut, berakar kata ba-tho-nun, dikamuskan Alquran sama dengan akar kata bathin. Karena itu secara langsung puasa berhubungan dengan kesehatan bathin. Ketenangan dan kebahagiaan. Dengan alasan itu maka disarankan kaum muslimin melakukan dan memperbanyak puasa khususnya di bulan haram, termasuk di bulan Rajab ini. Setidaknya dapat mengikuti sunah puasa senin kamis, dan ayyamul bidh, yaitu puasa tengah bulan hijriyah, jatuh tiap tanggal 13, 14 dan 15, dengan cara yang benar. Yakni, tetap makan sahur, tidak minum es, menghindari makan mengandung pengawet, perasa dan pewarna buatan, mengurangi gula, menghindari gula sintetik, jika terpaksa ingin rasa manis gantilah dengan madu, serta perbanyak makan buah-buahan. Wajarlah makan dan minum, jangan sampai kekenyangan. Tentu masih banyak hal lain ibadah yang dapat meningkatkan kekuatan dan imunitas tubuh, misalnya, memperbanyak sholat sunah, membaca Alquran, dll, dll. Persoalan besar selanjutnya yang akan dihadapi adalah bagaimana proses penanganan dan penyembuhan korban. Tentu perlu penjelasan dan penanganan khusus. Di atas segala ihtiar selanjutnya, akhirnya kita berserah diri kepada Allah, karena sebaik-sebaiknya pertolongan adalah perlindungan Allah SWT. Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan. Aamiin ya Robbal alamin. Penulis adalah Holistic Healing Consulting, Expert and Inventor Medical Quran, tinggal di Bogor, Indonesia.

Butuh Menko Perekonomian Yang Punya Kemampuan di Atas Rata-rata

By Kisman Latumakulita Jakarta FNN – Krisis dan resesi ekonomi itu hampir pasti datang menghampiri kita. Penyebaran Covid -19 awal tahun 2020 berakibat pada aktivitas ekonomi China dan ekonomi dunia tertekan. Sangat tergantung pada berapa lama kasus ini dapat diatasi. Semakin lama virus ini merajalela, semakin parah pula tingkat kerusakan ekonomi yang ditimbulkan. Dalam kondisi ketidakpastian ini, ekonomi China dan ekonomi dunia dipastikan anjlok pada triwulan pertama tahun 2020. Bahkan ada yang memprediksi ekonomi China bisa mengalami pertumbuhan negatif. Dampaknya terhadap ekonomi Indonesia juga bissa fatal. Apalagi, nilai ekspor Indonesia ke China selama 2019 tercatat U$ 25,85 miliar. Dampak dari melemahnya pertumbuhan ekonomi China kepada Indonesia, juga sebagai akibat dari struktur ekonomi Indonesia yang memang sangat lemah, sehingga krisis sulit untuk dihindari. Diperkirakan kita akan berhadapan dengan dua macam krisis, yaitu krisis keuangan dan krisis ekonomi. “Krisis ekonomi kemungkinan akan berkepanjangan. Berujung pada resesi ekonomi. Pemulihannya tidak mudah. Penyebab dan perjalanan kedua krisis ini akan berbeda, “ujar Managing Director Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan (Watyutink.com 03/03/2020). Sedangkan krisis keuangan, akan berakibat pada anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar. Kondisi ini sebagai akibat dollar yang keluar (capital outflow) lebih besar dari dollar yang masuk (capital inflow). Dampaknya, cadangan devisa akan terkuras dan menipis. Permintaan dollar akan menjadi sangat besar, sehingga kurs dollar naik, sementara rupiah bisa anjlok atau terjun bebas. Larinya dollar ke luar negeri, sebagai akibat dari defisit neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan yang sangat besar. Angkanya mencapai U$ 30 miliar pada tahun 2018 dan 2019. Kecil kemungkinan untuk tahun 2020 bisa lebih rendah. Bahkan bisa jadi lebih besar dari tahun 2018 dan 2019. Namun kita anggap saja sama, yaitu sebesar U$ 30 miliar. Walaupun kemungkinan itu tidak mungkin terjadi. Untuk menambal lubang defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan yang sangat besar itu, harus melalui dua cara. Pertama, investasi langsung (foreign direct investment) dan investasi portopolio (portopolio investment) pada saham dan surat utang. Foreign direct investment pada tahun 2018 hanya sebesar U$ 12,5 miliar. Sedangkan tahun 2019 hanya menghasilkan U$ 20 miliar. Dengan kondisi ekonomi global yang tidak menentu sekarang, kemungkinan foreign direct investment akan mengalami hambatan serius untuk masuk ke Indonesia. Paling banyak kita hanya bisa mendapatkan pemasukan devisa sekitar U$ 15 miliar dari foreign direct investment. Itupun butuh kerja super dari tim ekonomi. Tim ini harus punya kemampuan mamahami makro ekonomi dan lobby di atas rata-rata. Kemampuan mereka tidak boleh di bawah rata-rata. Sisanya sekitar U$ 15 miliar lagi harus didapat dari portopolio investment. Masalahnya, investor asing sekarang ada kecenderungan untuk menunda investasi di semua lini. Investor asing lebih cenderung menyimpan dana cash. Terbukti, menurut Bank Indonesia (BI), investor asing sudah keluar dan menukar dollar setara dengan Rp 30,8 triliun. Jumlah tersebut setara dengan U$ 2,2 miliar. Terdiri dari investor asing yang melepaskan Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 26,2 triliun. Sedangkan penjualan saham sebesar Rp 4,1 triliun. Sisanya, sekitar Rp 500 miliar lagi dalam bentuk penjualan obligasi korporasi. Kedua, Indonesia tahun 2020 ini membutuhkan dollar dalam jumlah besar untuk membayar utang, baik dalam bentuk SUN maupun obligasi korporasi yangh jatuh tempo. SUN yang jatuh tempo diperkirakan Rp 428 triliun, atau setara U$ 31 miliar. Dari jumlah tersebut, yang dipegang investor asing sekitar 60% atau setara U$ 18,6 miliar. Pemerintah tentu tidak punya persediaan dollar yang cukup untuk membayar SUN punya investor asing, yang jatuh tempo 2020 tersebut. Dengan demikian, utang kepada investor asing yang jatuh tempo sebesar U$ 18,6 miliar itu harus dibayar dengan menerbitkan SUN baru. Resikonya, SUN yang baru diterbitkan pemerintah tersebut, harus dibeli oleh investor asing. Jika gagal, kemungkinan rupiah akan anjlok semakin dalam. Sebagai gambaran, dengan kondisi ekonomi global yang melemah, resiko gagalnya menarik hutang baru terbuka lebar. Apalagi pada Februari lalu, investor asing terbukti menjual SUN dan obligasi korporasi U$ 2,2 miliar. Kenyataan ini memerlukan kerja tim ekonomi yang luar biasa ekstra. Tidak bisa asal-asalan, atau sambil mengurus organisasi partai dalam menghadapi pilkada 2020. Dari gambaran yang ada, terbukti neraca transaksi berjalan kita bermasalah atau merah. Neraca perdagangan kita juga merah. Neraca penerimaan sudah lebih dulu merah sebesar Rp 353 triliun. Pertanyaannya, berapa kemungkinan rupiah akan anjlok terhadap dollar? Seberapa besar rupiah bisa bertahan melawan dollar? Jawabannya tergantung pada seberapa besar cadangan devisa yang dipunyai Indonesia. Sebab, sangat terkait dengan naik-turunya cadangan devisa dari neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan. Lagi-lagi, untuk itu dibutuhkan komandan tim ekonomi yang punya kemampuan di atas rata-rata. Budiono dan Rizal Ramly Melihat gambaran tiga neraca keuangan kita yang semuanya merah, yaitu neraca transaksi berjalan , neraca perdagangan dan neraca penerimaan, maka Presiden Jokowi harus membuat keputusan yang terbilang radikal dan ekstrim. Presiden Jokowi harus secepatnya mengganti Menko Perekonomian, dengan yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata. Orangnya, harus sudah teruji menghadapi badai krisis ekonomi. Langkah ini pernah dilakukan Presiden SBY ketika berhadapan dengan krisis ekonomi 2008. Atas nama bangsa dan negara, SBY merunduk kepala kepada Budiono, dan meminta Budiono menggantikan Aburizal Bakrie sebagai Menko Perekonomin. Aburizal digeser SBY ke Menko Kersra menggantikan Alwi Shihab. Padahal Aburizal ketika itu Ketua Umum DPP Partai Golkar, partai pemenang pemilu 2004. Alhamdulilaah, hasilnya sangat dan sangat menggembirakan. Indonesia berhasil keluar dari krisis ekonomi tahun 2008. Sebaliknya, bisa mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 4%. Padahal hampir semua negara di dunia, hanya mampu mencatat pertumbuhan ekonomi di bawah 2%. Amerika Serikat malah mencatat pertumbuhan ekonomi minus -1%. Luar biasa terobosan yang dilakukan SBY. Langkah seperti SBY ini yang perlu dilakukan Pak Jokowi sekarang. Mumpung belum terlambat. Selain mantan Wapres Budiono, anak bangsa yang juga mampu berhadapan dengan badai krisis ekonomi, dan mempunyai kemampuan di atas rata-rata adalah Rizal Ramly. Sebagai arsitek tim ekonomi Presiden Gus Dur, Rizal dengan timnya berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi 7,5% hanya dalam waktu 23 bulan pemerintahan Gus Dur. Saat Gus Dur menggantikan Presiden Habibie, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat minus -4%. Namun ketika Gus Dur jatuh, dan digantikan Presiden Megawati, ekonomi Indonesia telah mencatat pertumbuhan 3,5%. Dengan demikian, selama Gus Dur menjadi presiden 23 bulan, ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 7,5%. Luar biasa Rizal Ramly dan tim ekonominya. Prestasi yang pernah dicapai Gus Dur, lebih besar dari prestasi tertinggi yang pernah dicapai Soeharto di akhir massa jabatannya tahun 1998. Namun prestasi Gus Dur, tentu saja bukan karena kemampuan Gus Dur di bidang ekonomi. Namun karena keberanian Gus Dur memberikan kewenangan kepada Rizal Ramly untuk memimpin tim ekonomi di pertengahan dan akhir masa jabatannya. Pada akhir tahun 1997, ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 7,1%. Dengan angka pertumbuhan ekonomi 7,1% tersebut, berakibat pada Indonesia dimasukan ke dalam empat negara “Macan Ekonomi Baru di Asia”. Indonesia ketika itu bersama-sama dengan Singapura, Taiwan dan Korea Selatan. September tahun 1997, Rizal Ramly berani mengingatkan ABRI tentang kemungkinan Soeharto akan jatuh. Soeharto jatuh karena krisis ekonomi yang menghadang di depan mata. Ketika itu Rizal meminta agar ABRI segere mengantisipasi kemungkinan dari kejatuhan Soeharto. Peringatan Rizal kepada ABRI tentang kemungkinan kejatuhan Soeharto itu tidak disampaikan di sembarang tempat. Rizal menyampaikan warning tersebut di Markas Seskogab, Bandung. Disampaikan di depan pimpinan dan siswa-siswa Seksogab ABRI. Sekolah yang menyiapkan calon-calon jenderal dari Tiga Matra Angkatan (TNI AD, TNI AL, TNI AU) dan Polisi. Karakter Rizal juga terlihat sangat dominan adalah tidak mau didikte oleh siapapunm negara atau lembaga keuangan yang akan membantu Indonesia. Bantuan itu, baik dalam bentuk pinjaman maupun hibah. Sikapnya itu terlihat ketika memimpin pertemuan Consultative Group on Indonesia (CGI), lembaga donor bentukan Bank Dunia sebagai pengganti IGGI di Jepang tahun 2000. Lamanya waktu yang diberikan kepada anggota delegasi CGI yang mau ketemu empat mata dengan Rizal, sangatlah ditentukan oleh besar kecilnya nilai donor atau hibah yang akan diberikan. Jika nilai uanya besar, maka waktunya bisa lumayan lama ketemu dengan Rizal. Namun jika nilai komitmen itu di bawah U$ 100 juta, maka waktu yang tersedia tidak lebih dari 10 menit. Begitulah cara Rizal menunjukan kelasnya dalam bernegoisiasi. Demi harga diri bangsa dan negara Rizal tak mau membungkuk badan kepada negara atau lembaga keuangan manapun di muka bumi ini yang berjanji akan memberikan bantuan hibah atau pinjaman kepada Indonesia. Kemampuan sekelas Budiono dan Rizal Ramly itu yang hari ini tidak dimiliki oleh Airlangga Hartarto. Airlangga Hartarto hanya lulusan teknik mesin dari Fakultas Teknik UGM. Prestasinya selama menjabat Menteri Perindustrian juga tidak ada yang menonjol. Tidak ada yang bisa dibanggakan. Airlangga tidak lebih baik dari Hartarto Sastrosoenarto, ayahnya yang menjabat Menteri Perindustrian selama sepuluh tahun (periode 1983-1993) di eranya Soeharto. Sebagai wartawan yunior, dari Harian Ekonomi NERACA, yang sering meliput bidang perindustrian di eranya Hartarto dan Tungki Ariwibowo Menteri Perindustrian, kemampuan Airlangga masih dua sampai tiga digit di bawah Hartarto dan Tungki. Pemahaman Arilangga terhadap makro ekonomi malah lebih para lagi atau minim. Bisa tiga sampai empat digit di bawah Hartarto dan Tungki. Untuk itu, tidak ada pilihan bagi Pak Jokowi, kecuali secepatnya mengganti Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan. Percayakan kepada anak bangsa yang sudah teruji dan terbukti menghadapi badai krisis ekonomi. Lepaskan dulu warna baju koalisi pendukung Pak Jokowi. Situasinya bisa saja bergerak lebih cepat dari yang diperkirakan. Sekarang urusan penyelamatan bangsa harus di atas segala-galanya. Jika lambat atau salah membuat keputusan, badai krisis ekonomi bisa mengulung Pak Jokowi bersama-sama koalisi partai pendukung. Ingat, tahun 1998 dulu itu, Soeharto sangat kuat-kuatnya memperoleh dukungan politik dari Golkar dan ABRI. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga terbilang berhasil, yaitu sebesar 7,1%. Soeharto juga merencanakan untuk merombak kabinet. Namun semua langkah Soeharto itu, kalah cepat badai krisis ekonomi. Akhirnya, Soeharto bersama ABRI-nya tergulung juga, bersamaan dengan datangnya badai krisis keuangan global yang tidak bisa dibendung negara manapun. Semoga bermanfaat. Penulis adalah Wartawan Senior

Soal Corona, Masyarakat Bisa Akses Informasi dari 79 Negara

Aksi memborong kebutuhan sehari-hari di pasar modern maupun tradisional, karena adanya kekuatiran bakal terjadi kelangkaan produk. Contoh lainnya ketika pemerintah menghimbau untuk menjaga stamina. Masyarakat merespon bukan dengan memborong vitamin di apotik yang relatif lebih mahal, tetapi dengan memborong bahan-bahan herbal yang secara kultur sudah dipercaya khasiatnya oleh banyak orang. Sekali lagi ini soal trust. By Gde Siriana Yusuf Jakarta FNN - Percuma jika pemerintah ingin meredam kepanikan dan hoax atas penyebaran Corona hanya dengan himbauan. Informasi penyebaran yang cepat, yang meliputi 79 negara di luar China dengan mudah diakses masyarakat di manapun. Secara alamiah ketakutan itu muncul sebagai upaya untuk menjaga-jaga. Tidak perduli apapun bangsanya. Namun ketakutan ini dapat diimbangi dengan membangun trust kepada masyarakat. Apa saja upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam menghentikan penyebaran wabah Corona. Ada tiga aspek yang diamati masyarakat secara bersamaan, dan akan mempengaruhi sikap masyarakat dalam merespon perkembangan tentang Corona ini. Pertama, bagaimana cara kerja pemerintah dalam melawan Corona? Seperti apa konsistensi dan keselarasan ucapan atau penjelasan pejabat pemerintah. Bagaimana juga kordinasi antara pusat-daerah, dan kesiapan semua posko kesehatan yang ada di daerah. Bagaimana penyediaan gratis sanitizer hand wash maupun masker. Masyarakat juga perlu mendapat kesan bahwa pemerintah memang serius dan fokus menangani Corona. Masy akan selalu akan membandi-bandingkan apa yang dilakukan oleh pemerintah di sini dengan negara lain. Apalagi masyarakat dapat mengakses jurnal-jurnal ilmiah atau media internasional tentang Corona sebagai referensi untuk menilai situasi di dalam negeri. Contohnya, sebagian masyarakat meragukan Pemerintah yang menyatakan Corona masih zero case. Kedua, bagaimana ketersediaan semua kebutuhan masyarakat dengan harga normal. Kelangkaan suatu bahan pokok akan merusak trust kepada pemerintah, sehingga masyarakat akan berpikir kemungkinan banyak lagi barang-barang kebutuhan pokok yang susah didapat. Kondisi ini ditambah dengan pengetahuan masyarakat bahwa, banyak pabrik di Indonesia membeli bahan baku yang diproses dari China sudah cukup merata. Artinya masyarakat akan memproses sendiri informasi yang diterima dari pemerintah maupun sosial media, termasuk media online dengan fakta di pasar. Setelah itu, masyarakat yang menentukan sendiri bentuk responnya. Aksi memborong kebutuhan sehari-hari di pasar modern maupun tradisional, karena adanya kekuatiran bakal terjadi kelangkaan produk. Contoh lainnya ketika pemerintah menghimbau untuk menjaga stamina. Masyarakat merespon bukan dengan memborong vitamin di apotik yang relatif lebih mahal, tetapi dengan memborong bahan-bahan herbal yang secara kultur sudah dipercaya khasiatnya oleh banyak orang. Sekali lagi ini persoalan trust. Ketiga, kondisi pasar valuta dan saham. Baik itu pedagang besar, kecil maupun yang bukan pedagang. Setiap hari, baik langsung maupum tidak langsung, akan menerima informasi tentang naik-turun nya kurs rupiah dan harga saham. Pedagang setiap kali membeli bahan baku atau masyarakat yang berbelanja di pasar, akan mendapatkan harga naik, sudah tentu akan melakukan stocking lebih banyak lagi karena merasa harga akan terus naik. Tiga cara pandang ini jika bekerja secara bersamaan dalam pikiran-pikiran masyarakat, dapat saja membentuk kepanikan sosial yang lebih luas. Masyarakat sudah paham bahwa Corona tidak mematikan seperti flu burung. Tetapi masy paham bahwa penyebaran Corona lebih luas dan crpat dari flu burung. Masyarakat pikir sudah siap dengan kemungkinan itu. Tetapi pemerintah juga harus siap siaga dalam menjaga ketersediaan barang di pasar. Tentu dengan harga normal dan kestabilan rupiah. Sebab gejolak di pasar barang dan kurs lah yang lebih kuat dalam menciptakan kepanikan masyarakat. Penulis adalah Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS)

ANTISIPASI WABAH VIRUS CORONA ATAS JATUHNYA BULAN HARAM - 2

Oleh Mochammad Sa'dun Masyhur Jakarta, FNN - Tulisan sebelumnya telah diuraikan siklus perubahan alam dan hubungannya dengan perhitungan atas jatuhnya bulan haram, khususnya bulan Rajab, sebagai bulan ke 7 dalam urutan kalender hijriyah. Ternyata bulan Rajab ini, yang sekarang masuk di hari ke 12, dalam catatan para ahli astronomi Jawa, ditandai sebagai masa puncak terjadinya penyebaran wabah penyakit yang menyerang seluruh mahluk hidup di dunia. Maka dengan pertimbangan telah teridentifikasinya pasien suspect virus corona di Indonesia yang diumumkan resmi Presiden 3 hari lalu, judul tulisan ini sedikit digeser menjadi, Antisipasi Wabah Virus Corona, Atas Jatuhnya Bulan Haram. Aspek yang sangat menarik dari QS. 9. Attaubah, ayat 36 yang menerangkan tentang perhitungan 4 bulan haram, persis pada bagian tengah ayat itu memuat larangan agar manusia tidak menthzolimi nafs (sebagai sel-sel genetik), dirimu sendiri, (falaa tathzlimuu fiihinna anfusakum). Kandungan ayat di atas relevan dinyatakan berhubungan dengan perihal menjaga kesehatan nafs. Dan dijamin dapat dibuktikan secara ilmiah, bahwa nafs yang dimaksud Alquran adalah sel genetik. Dunia medis menemukan bahwa pada setiap makhluk hidup, memiliki materi genetik yang terdiri atas kromosom, gen, DNA, dan RNA, yang akan diturunkan melalui proses reproduksi. Struktur sel genetik adalah suatu molekul besar kompleks yang saling berpilin membentuk heliks ganda, berupa polimer dari ratusan hingga ribuan nukleotida. Setiap nukleotida ini terdiri dari: gula pentosa deoksiribosa, gugus fosfat, dan basa nitrogen. Dalam kaitan itu, otomatis unsur-unsur lain yang bertentangan dan berlebihan, utamanya unsur gula apalagi sintetis, lemak jenuh dan polutan atau radikal bebas akan merusak sel genetik. Tentang muasal nafs sebagai sel genetik ini, sepenuhnya diciptakan dan berasal langsung dari Allah SWT. Untuk pertama kalinya nafs itu diciptakan, bersamaan dengan penciptaan Adam dan istrinya, yang dinyatakan Alquran sebagai min nafsin wahidatin, tepat dimaknai sebagai sebagian daripada sel-sel genetik yang tunggal. Fakta temuan mutahir berkaitan dengan bahan sel genetik di dunia, sangat mengejutkan. Ternyata nafs semula, memang bukan berasal dari bumi. Fakta itu diketahui dalam Prosiding National Academy of Sciences, (Nov 2019). Dalam jurnal ilmiah itu, Furukawa, seorang ilmuwan dari Universitas Tohoku, Jepang menyatakan, bahwa untuk pertama kalinya ilmuwan menemukan gula dan blok bangunan penting kehidupan, termasuk asam amino (komponen protein) dan nukleobase (komponen DNA dan RNA) pada meteor yang jatuh ke bumi. Subhanallah. Sayangnya dalam kesempatan sempit ini tidak mungkin membahas secara menyeluruh perihal nafs, yang disebut Alquran sebanyak 198 kali itu. Semoga Allah melimpahkan keberkahan umur, untuk membahas bersama, setelah menyelesaikannya dalam bentuk buku, yang sudah separo jalan. Setidaknya dari jejak ayat sebelumnya, pada QS. 9. Attaubah, ayat 35, menyebut secara eksplisit bagian lambung (junuub), tulang belakang (thzuhur) dan dahi (jibah, sebagai pelindung), merupakan bagian-bagian tubuh, penentu dalam mekanisme dan metabolisme pertumbuhan atau kerusakan sel genetik, yang berujung kematian (kullu nafsin dzaaiqotul maut). Mengingat berbahayanya kerusakan sel genetik tersebut, beriring dengan keterangan awal ayat itu tentang siksa neraka jahanam, pada ujung ayat yang sama disampaikan ancaman yang keras. “Inilah harta benda (nutrisi) yang kamu simpan (berlebihan) untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (sakit akibat kerusakan nafsmu itu), karena apa-apa yang kamu simpan sendiri." Dari berbagai keterangan di atas dan berkaitan dengan kandungan ayat yang menerangkan tentang jatuhnya bulan haram serta mewabahnya virus corona di dunia, prinsip utama amalan yang tepat dilakukan kaum muslimin adalah semua amalan, yang dapat menjaga kesehatan nafs sebagai sel genetik. Adapun secara spesifik, untuk menghadapi mewabahnya virus corona, berikutnya akan disampaikan beberapa hal penting antisipatif, BERSAMBUNG #SERI 3 (TERAKHIR) Penulis adalah Holistic Healing Consulting, Expert and Inventor Medical Quran, tinggal di Bogor, Indonesia.

PM India Narendra Modi, Ekstremis Hindu dengan Ideologi Fasis

By Asyari Usman Jakarta, FNN - Amukan virus Corona sudah sampai ke 84 negara. Indonesia baru konfirmasi dua kasus, Senin (2/3/2020). Ketakutan dunia pada virus ganas ini membuat isu-isu penting domestik dan internasional menjadi tertutupi. Di antara yang terabaikan media di Indonesia adalah kerusuhan anti-Islam di India. Kerusuhan di Delhi, ibukota India, pada 27/2/2020 yang menewaskan lebih 49 orang (sebagian besar warga muslim), adalah peristiwa yang ‘diinginkan’ oleh Perdana Menteri (PM) Narendra Damodardas Modi. Dia ‘merestui’ itu. Tidak tepat disebut ‘kerusuhan’. Sebab, massa ekstremis Hindu-lah yang melancarkan serangan membabibuta terhadap kaum muslimin. Massa ekstremis Hindu membakar sejumlah masjid dan pertokoan milik orang Islam. Mengeroyok warga muslim yang tidak bersenjata. Hebatnya, Polisi di Delhi hanya berdiam diri. Tidak melakukan pencegahan. Bahkan mereka ikut meneriakkan slogan-slogan anti-Islam bersama massa ekstermis Hindu. Ada juga kabar yang menyebutkan bahwa polisi melakukan tindakan brutal terhadap madrasah-madrasah milik kaum muslimin. PM Narendra Modi adalah ‘arsitek’ penyerangan warga muslim. Dalam arti, kerusuhan itulah yang dia dambakan. Terlihat jelas dari reaksi Modi yang bungkam berhari-hari selama kerusuhan itu berlangsung. Modi pasti sadar akan terjadi kerusuhan. Dia tahu peris perubahan konstitusi India yang dipaksakan melalui parlemen yang dikuasai partainya, BJP (Bharatiya Janata Party), akan menyulut reaksi keras umat Islam. Amandemen yang diprakarsai Modi mendiskrimanasikan 200 juta umat Islam di India. Dengan amandemen itu, semua warga minoritas dari negara-negara tetangga India yang menganut agama Hindu, Budha, Kristen, Jain, Sikh dan Parsi dimudahkan menjadi warga negara India begitu mereka masuk sebagai pencari suaka atau alasan lain. Sedangkan orang Islam tidak diberi hak itu. Kemudian, parlemen yang dikuasai Modi juga mengubah status otonomi Kashmir yang berpenduduk mayoritas muslim. Status otonomi itu dicabut. Sebegitu jahat agenda Modi. Amandemen konstitusi yang menyudutkan warga Islam ini menyulut aksi. Unjukrasa terjadi di mana-mana selama tiga bulan belakangan. Apa yang menyebabkan PM Modi anti-Islam dan terinspirasi fasisme? Kronologinya simpel saja. Modi adalah penganut paham ekstrem Hindu. Bagi dia, di India hanya Hindu yang boleh ada. Itulah isi kepala Modi. Itulah keinginan natural politisi Hindu esktremis tsb. Dia mendambakan pelenyapan kelompok-kelompok minoritas di India. Khususnya Islam. Ideologi fasis itu tersemai ketika Modi masih remaja. Dia ikut menjadi anggota Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS). RSS lebih-kurang berarti Orgnasisasi Relawan Nasional. Para pendiri RSS terinspirasi oleh gagasan fasisme Adolf Hitler di Jerman dan Bennito Mussolini di Italia. Hitler dan Mussolini ingin menjadikan negara mereka tanpa golongan minoritas. Narendra Modi merasa cocok dengan RSS. Dia masuk ke ormas ini sejak 1971. Masih berusia 21 tahun. RSS adalah ormas yang melakukan kerja-kerja yang membantu kaum miskin Hindu di India. Tujuan politik RSS adalah menjadikan India sebagai ‘negara Hindu’ (Hindu Rashtra) berdasarkan ‘Hindutva’ (Hinduness atau kehinduan). RSS memang berpotensi mencapai cita-cita ini. Mereka punya jutaan anggota semi-militer aktif (paramilitary). Mereka terlatih dengan disiplin militer dan memiliki sturktur kemiliteran. Pada 2014, anggota RSS antara 5-6 juta orang. Modi ‘merintis’ Hindu Rashtra ketika dia menjadi Menteri Besar (Chief Minister) di negara bagian (provinsi) Gujarat pada 2001. Pada 2002, terjadi kerusuhan antara orang Hindu dan warga muslim yang menyebabkan lebih 1,000 warga muslim terbunuh. BJP dan sekutunya Vishwa Hindu Parishad (Dewan Hindu Dunia atau VHP) menghasut massa Hindu agar menghajar umat Islam. Modi sendiri waktu itu melecehkan umat Islam yang sedang berada di kam-kam pengungsian. Inilah yang diuraikan oleh Rana Ayyub, wartawan India yang menulis buku “Gujarat Files: Anatomy of A Cover Up”. Ketika itu Rana berusia 19 tahun dan ikut menjadi relawan yang membantu warga muslim korban pembantaian Gujarat 2002. Rana menulis tentang Narendra Modi, “I have witnessed his lust for power and his ease with bloodshed from close quarters.” (Saya menyaksikan nafsu kekuasaannya dan rasa senang dia melihat pertumpahan darah). Kata Rana, Modia sampai sekarang tidak pernah merasa bersalah dalam peristiwa pembantaian Gujarat itu. Dia tak pernah menyebut-nyebut kerusuhan itu apalagi meminta maaf. Itulah sekilas tentang fasisme pikiran Narendra Modi. Dia ikut pemilihan parlemen nasional atau Lok Sabha pada 2014. BJP menang. Modi dilantik menjadi PM. Di periode kedua jabatannya sebagai PM sejak dilantik Mei 2019, Modi unjuk kekuatan. Dia menang besar di pemilu 2019 itu. Dia semakin yakin bahwa melenyapkan Islam dari India adalah target yang didukung sebagian besar umat Hindu. Modi berhasil membentuk umat Hindu basis pendukungnya menjadi akar rumput yang ekstrem dan brutal. Modi adalah ekstremis Hindu yang memainkan sentimen nasionalis-Hinduisme. Jelas sekali dia naik menjadi PM melalui jalur ekstremisme Hindu yang menghendaki pembentukan negara Hindu India tanpa Islam. Dia adalah ekstremis Hindu yang bermuka dua. Dia memang sangat lihai melakonkan muka dua itu. Terutama di depan para pemimpin asing, khususnya para pemimpin dunia Islam, yang bertamu ke India atau ketika dia bertamu ke negara-negara lain. Di pentas internasional, Modi memoles ekstremisme Hindu di wajahnya menjadi seorang negarawan palsu. Dia pandai berkomunikasi dengan para kepala negara dan pemerintahan asing. Seolah dia bukan seorang yang bergagasan fasis anti-Islam. Para pemimpin negara Islam kemudian memuliakan Modi dengan penghargaan tertinggi. Termasuk dari Palestina, Uni Emirat Arab (UAE), Afghanistan, Arab Saudi, dst. Dia juga dipilih sebagai tokoh yang berpengaruh oleh sejumlah media besar di dunia, termasuk majalah TIME untuk 2014, 2015, dan 2017. Majalah Forbes pada 2015. Begitu juga CNN-IBN pada 2014. Bloomberg pada 2015. Semua penghargaan itu tak pantas untuk pikiran kotor fasisme PM Modi. Dia tak layak disebut negarawan. Tangannya berlumuran darah umat Islam di India. Para pemimpin internasional dan dunia Islam harus disadarkan tentang ideologi fasis Narendra Modi.[] 5 Maret 2020 Penulis wartawan senior.

Ironi Virus Corona, Siapa yang Hoax?

Oleh Mochamad Toha Jakarta, FNN - Panik! Itulah yang terjadi pasca Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya dua orang Indonesia positif terkena Virus Corona di Indonesia, Senin (2/3/2020). Sebagian warga DKI Jakarta ada yang memborong berbagai kebutuhan sehari-hari di super market. Istilah kerennya, telah terjadi panic buying. Melakukan belanja besar-besaran. Ada juga yang panik karena tidak mendapatkan masker. Hingga Presiden Jokowi pun memerintahkan untuk menangkap pihak yang menimbun masker dalam jumlah besar. Menurut Presiden Jokowi, dua orang ini berinteraksi dengan WN Jepang yang sempat masuk ke wilayah Indonesia. “Ternyata orang (WN Jepang) yang terkena virus corona berhubungan dengan 2 orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun,” kata Jokowi. “Dicek dan tadi pagi saya dapat laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona,” ujar Jokowi, seperti dilansir Detik.com, Senin (2/3/2020). Presiden Jokowi ketika itu belum membuka kedua suspect virus corona ini tinggal di mana. Menkes Terawan Agus Putranto menyebutkan, dua orang WNI yang positif virus corona ini tinggal di wilayah Depok, Jawa Barat. “Daerah Depok,” katanya di Istana Kepresidenan, Jakarta, seperti dilansir Kompas.com, Senin (2/3/2020). Menurut Terawan, Keduanya tertular dari warga negara Jepang yang berkunjung ke rumah mereka di Depok. Warga Jepang itu baru terdeteksi positif corona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia. Setelah itu, Kemenkes melakukan penelusuran dan dipastikan bahwa ibu dan anak yang melakukan kontak dengan warga Jepang itu juga positif corona. “Dia (WN Jepang) itu guru dansa. Dia dansa dengan teman dekatnya itu pada 14 Februari,” kata Terawan. Lalu pada 15 Februari 2020, WNI tersebut mengalami batuk-batuk dan tidak enak badan. Dia lalu melakukan rawat jalan di RS Mitra Keluarga di Depok. Ternyata sakitnya terus berlanjut. Baru pada 26 Februari 2020 pasien ini minta dilakukan perawatan di rumah sakit. “Dia minta dirawat aja, wong batuknya enggak ilang-ilang,” jelas Terawan, seperti dikutip di berbagai media. Baru pada 28 Februari 2020, warga Jepang yang tinggal di Malaysia dan bertamu ke pasien itu menelepon dan mengabarkan bahwa dia (WN Jepang) positif corona Saat ini, kata Terawan, dua warga yang dinyatakan positif virus corona atau Covid-19 itu tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof. DR. Sulianti Saroso, Jakarta Utara. “(Sekarang dirawat) di RSPI Sulianti Saroso di ruang khusus yang tidak terkontak dengan yang lain,” ucap Terawan. Dengan pengumuman ini, maka untuk kali pertama ada penemuan orang yang terjangkit virus corona di Indonesia. Beberapa waktu lalu diberitakan, ada sejumlah WNI yang terjangkit virus corona, tetapi mereka berada di luar Tanah Air. Misalnya, seorang perempuan WNI yang berada di Singapura. Dia diketahui sebagai WNI pertama yang terjangkit virus corona ketika bekerja sebagai pramuniaga di Negeri Singa. Perempuan itu belum pernah ke China. Dia diduga terjangkit virus corona dari sejumlah wisatawan yang datang ke toko tempat dia bekerja. Kasus berikutnya adalah setidaknya 9 WNI yang terjangkit virus corona saat bekerja sebagai awak kapal pesiar Diamond Princess. Dari sembilan WNI itu, lima orang diantaranya dirawat di rumah sakit, sedangkan empat orang sisanya masih di kapal. Dengan adanya pernyataan Presiden Jokowi dan Menkes Terawan terkait ibu-anak positif virus corona tersebut, kekhawatiran WHO selama ini terjawab sudah. Indonesia termasuk salah satu dari 73 negara yang terkena virus corona. Terbaru, virus corona atau COVID-19 sudah tembus 73 negara dan terhitung 90.872 kasus. Dari 90.872 kasus virus corona, ada 3.117 orang meninggal dunia akibat virus corona. Tapi, terhitung juga ada sebanyak 48.002 orang sembuh dari virus corona itu. Dari jumlah korban terinfeksi virus corona, dinyatakan alami lonjakan dari hari ke hari. Hal itu dikutip Kompas.com dari SCMP, data hingga Selasa (3/3/2020) pagi hari. SCMP sebut total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia 90.872 kasus. Data Hoax? Mengutip CNNIndonesia.com, Selasa (03/03/2020 15:41 WIB), salah satu warga Depok, Jabar, NT, merasa nama baiknya menjadi buruk karena kabar dia dan ibunya positif virus corona. Dia merasa, informasi yang berkembang dan beredar tentang dia dan ibunya tidak benar. NT mengatakan saat ini mentalnya jatuh meski secara fisik dia baik-baik saja. “Physically fine, but mentally drained with all the rumors (Secara fisik baik-baik saja, tapi secara mental lelah karena berbagai rumor). Enggak terima gue, kita dijelek-jelekin gini,” ujar NT. Selama bertahun-tahun dia sudah berjuang di bidang kesenian untuk mengharumkan nama bangsa. Bahkan ibundanya juga seorang tokoh budaya yang sering mendapatkan penghargaan atas nama Indonesia. “Saya dan ibu saya adalah penari profesional, bertahun tahun mengharumkan nama Indonesia di mancanegara dengan kegiatan tari dan budaya. Ibu adalah tokoh/budayawan yang berjuang untuk kesenian dan kebudayaan Indonesia dan kami melakukan itu semua karena kami cinta Indonesia, bukan untuk diolok-olok di saat kami sedang menjadi korban virus,” ucapnya. “Ibu juga tokoh budaya. Tokoh tari terkenal banget di Indonesia. Pada 2018 kemarin dapat Chevalier dans l'ordre des Arts et Lettres dari Pemerintah Prancis. Sekarang nama kami seperti ini,” ujarnya. NT juga mengklarifikasi seorang WN Jepang yang disebut berkunjung ke rumahnya. NT dan ibunya disebut tertular dari WN Jepang. NT menyatakan tidak pernah mengenal WN Jepang tersebut. Dia juga menyebut WN Jepang itu sama sekali tak pernah bertamu ke kediamannya. “I don't know who this Japanese person is (Saya tidak kenal siapa orang dari Jepang ini). Saya garis-bawahi, orang Jepang ini perempuan, bukan laki laki. Juga tidak pernah ke rumah kami seperti yang diberitakan,” kata NT. Lebih lanjut NT menceritakan runutan kejadian awal hingga akhirnya diisolasi di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara. Dia mengatakan, pada 16 Februari, dia batuk dan demam. Semenjak itu dia memutuskan tidak keluar rumah. “Hari Kamis lalu, karena masih sakit saya ke RS Mitra Keluarga Depok dan diinfokan bahwa saya bronchopneumonia dan ibu saya tifus. Kami saat itu masih tidak ada pikiran apapun meskipun dirawat,” kata NT. Pada Jumat, 27 Februari lalu dia mendapat telepon dari kawannya di Malaysia. Temannya mengatakan, perempuan Jepang yang sempat ke Amigos, Kemang pada 14 Februari dan ke Paloma Lounge and Bar, Menteng pada 15 Februari, positif virus corona per-26 Februari dan dirawat di Malaysia. NT sendiri pada 15 Februari itu menjadi pembawa acara di Paloma Lounge and Bar. “Demi keamanan dan kesehatan nasional, saya info ke dokter agar saya diperiksa karena itu saya diisolasi dari hari Minggu. Saya bahkan sampai sekarang tidak tahu dan tidak kenal perempuan Jepang ini siapa,” kata NT. “Saya hanya sempat berada di ruangan yang sama dengan perempuan Jepang ini tanpa mengenal dia siapa,” tambahnya. NT menuturkan, dia sudah memberikan nomor kontak keluarga dan teman-teman terdekat. Mereka sudah dihubungi oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan diambil sampelnya untuk memastikan virus tidak tersebar. NT menyebut, dia merasa berada di tempat dan waktu yang salah. Karena itu dia meminta semua pihak untuk tidak menyebarkan foto-foto dia dan ibunya maupun informasi tidak benar ke media sosial. “Tolong jaga privasi saya dan keluarga saya, berhenti menyebarkan foto foto kami dan berita melenceng tentang kami,” kata dia. Adanya penetapan 2 orang penderita secara tiba-tiba ini, apalagi belum ada hasil peneliaian dari Litbangkes Kemenkes, akhirnya bisa mengesankan, Presiden Jokowi main tuduh saja, tanpa informasi yang lengkap. Setelah ditetapkan, penderita protes di medsos terkait status corona dan profil keluarganya. Bahkan, penderita membantah telah berdansa dengan orang Jepang dan tidak mengenalnya. Dia hanya salah satu tamu di sebuah klub. Ketua RT tempat penderita, tidak diberitahu apapun tentang status penderita tersebut. Ketua RT membantah penderita hidup eksklusif. Sebab dia aktif di lingkungan. Apalagi, Menkes bilang, corona tidak lebih bahaya dari flu biasa dan corona bisa sembuh sendiri. Presiden Jokowi sudah perintahkan tangkap penimbun masker. Tapi, mengapa untuk kasus korupsi Jiwasraya, Asabri, BLBI, Dana Haji, BPJS, Trans Jakarta, dan Harun Masiku nyaris tak ada perintah? Adakah pemberitaan secara massif ini hanya untuk menutupi kasus-kasus korupsi tersebut? Sampai tokoh sekaliber Dahlan Iskan menulis dengan judul Dua Pertama yang isinya terkait sosok ibu dan anaknya yang divonis positif corona tersebut? “Seperti juga Liverpool dan Barcelona, akhirnya pertahanan Indonesia jebol juga. Setelah dua bulan bikin aneh warga jagat raya 1 Maret kemarin ditemukanlah penderita virus corona pertama di dekat Jakarta. Sekaligus dua,” tulisnya di Disway.id (03 March 2020). Mas Dahlan, begitu saya biasa memanggil mantan Menteri BUMN itu, terlalu dini ikut "memvonis" dua warga Depok ini positif corona tanpa melihat catatan medisnya terlebih dahulu. Dapat dipastikan, dalam beberapa pekan, isu virus corona di Indonesia akan selalu mewarnai pemberitaan media secara massif. Apalagi, Bank Dunia sudah menyiapkan paket bantuan senilai US$12 miliar, setara Rp170 triliun (kurs Rp14.221 per dolar AS) untuk membantu negara anggotanya memerangi wabah virus corona. Bantuan untuk mengatasi masalah kesehatan, serta ekonomi di negara-negara miskin dan berkembang yang ditimbulkan oleh virus corona atau Covid-19. Sudah jelas kan ke mana arah "serangan" virus corona itu? Bank Dunia mencari koloni ekonomi baru! ** Penulis wartawan senior.

Krisis Keseimbangan &Tenggelamnya Kapal Pemerintahan

By Haris Rusly Moti Jakarta FNN - Alam memberikan isyarat melalui peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Tuhan Yang Maha Kuasa memberi kelebihan pada setiap ciptaanya. Manusia misalnya diberi kelebihan akal yang tak dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Sementara itu, ciptaan Tuhan yang lain juga diberi kelebihan dalam insting hingga penglihatan dan penciuman yang sangat tajam dalam menditeksi setiap ancaman yang akan terjadi. Karena itu, alam dan makhluk hidup di luar manusia sering kali memberi isyarat tentang sebuah peristiwa yang akan terjadi. Kadang isyarat itu tak dapat dicerna oleh akal manusia yang tumpul batinnya. Hanya dengan kepekaan batiniah, kita bisa menangkap isyarat yang disampaikan alam. Isyarat alam itu biasanya terlihat berlangsung secara kebutulan (coinsdence). Orang Jawa menyebutnya “ndilalah”. Walaupun sebetulnya tak ada yang ujuk-ujuk terjadi. Tidak ada juga yang kebutulan. Jika dirunut, setiap peristiwa pasti ada sebab-musababnya. Ada hukum sebab akibatnya (kausalitas). Kapal Sinar Bangun yang tenggelam di danau Toba beberapa tahun lalu dapat saja dikatakan sebagai isyarat alam. Isyarat tentang nasib dari bangsa dan negara kita ke depan. Isyarat yang disampaikan oleh Toba, dapat ditafsirkan sebagai keadaan dan situasi yang dapat saja terjadi pada kapal pemerintahan. Kapal yang di-nakhodai oleh Presiden Joko Widodo ke depan. Krisis Kapasitas Ada dua isyarat alam yang dapat kita ditafsirkan terkait tenggelamnya kapal di Toba tersebut. Pertama, isyarat tentang “krisis kapasitas” yang merusak keseimbangan alam, juga keseimbangan ekonomi, sosial dan politik yang menenggelamkan sebuah “kapal” pemerintahan. Kapal Sinar Bangun itu dikabarkan sengaja mengangkut penumpang melebihi kapasitasnya. Ketika badai itu datang, maka kapal yang kelebihan kapasitas (over capacity) otomatis pasti kehilangan kendali keseimbangan. Kapalnya oleng, lalu tenggelam ke dasar danau. Pengalaman krisis keuangan dan resesi ekonomi yang terjadi di sejumlah negara, juga dipicu baik oleh kelebihan produksi (over production). Selain itu, terjadi kelebihan kapasitas (over capacity) yang menciptakan situasi ketidakseimbangan (unbalance) dalam neraca pergerakan ekonomi. Karena itulah, Tuhan Yang Maha Kuasa di dalam Qur’an Surat Ar-Rahman mengajarkan agar senantiasa menjaga keseimbangan. “Dan langit telah ditinggikan-Nya. Dan Dia ciptakan keseimbangan. Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu. Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu”. Ketidakseimbangan dalam bidang ekonomi akan memicu krisis atau resesi ekonomi. Revolusi sosial atau amuk massa adalah akibat saja dari tidak tegaknya keseimbangan sosial yang ditandai oleh adanya ketimpangan antara sikaya dengan simiskin. Demikian juga alam semesta, jika keseimbangannya dirusak oleh tangan-tangan manusia, maka akan memicu “amuk alam” atau “revolusi alam”, seperti banjir, longsor, tsunami, gunung berapi, dan lain-lainnya. Surprising Krisis Kedua, isyarat tentang efek kejut atau "serangan pendadakan" yang memicu kepanikan dan mengguncang keseimbangan. Isyarat kejut ini dapat menenggelamkan sebuah kapal angkutan. Begitu juga dengan "kapal" pemerintahan. Persis seperti efek kejut (surprising) dari serangan krisis moneter yang merusak keseimbangan ekonomi. Efek yang pernah menenggelamkan sejumlah kapal pemerintahan di dunia. Termasuk diantaranya tenggelamnya kapal pemerintahan Orde Baru yang di-nakhodai oleh Presiden Soeharto tahun 1998. Sebagaimana kapal Sinar Bangun yang dikejutkan oleh serangan badai yang tidak diperkirakan sebelumnya oleh nakhoda kapal. Ketika badai itu datang secara mendadak, pasti tak ada sama sekali persiapan untuk mengantisipasinya. Nakhoda panik, penumpang juga panik dan hesteris. Maka, kapal yang kelebihan kapasitas itu otomatis kehilangan keseimbangan, dan tenggelam. Pelajaran tentang pendadakan serangan seperti itu sudah ditulis di dalam Qur’an surat Az Zumar. “Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu (Al-Qur’an) dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu secara mendadak, sedang kamu tidak menyadarinya”. Pendadakan azab itu dengan senjata “amuk alam”, seperti gempa, tsunami, lonsor, dan lain-lain. Biasanya azab datang di saat manusia sedang lengah, tidak waspada. Misalnya, sedang tertidur pulas, pesta pora, atau sedang sibuk dengan urusan dunia lainnya. Di dalam dunia intelijen, strategi pendadakan atau surprising intelijen, biasanya terjadi di luar dari jangkauan perkiraan keadaan (Kirka) maupun perkiraan dukun (Kirduk). Persis amuk alam yang terjadi di luar perkiraan, seperti gempa dan tsunami, yang datang secara mendadak dan mengejutkan. Karena itu, salah satu fungsi pentingnya intelijen negara adalah sebagai peringatan dini (early warning system). Tujuannya, untuk menghindari strategi pendadakan (strategic surprised) yang mengguncang keseimbangan. Termasuk yang bisa melumpuhkan mental, memicu kepanikan dan amuk sosial. Surprising intelijen atau strategi pendadakan (surprises), seperti peledakan bom, capital flight dan pelemahan nilai tukar, wabah penyakit adalah salah satu hal yang harus diantisipasi oleh intelijen negara. Apalagi kemajuan teknologi informasi saat ini, strategi pendadakan seperti itu dapat terjadi secara simultan dengan kecepatan pergerakan yang sulit dikendalikan. Krisis Keseimbangan Persis seperti manusia yang memikul beban (amanah) di luar batas kapasitasnya. Jika dipaksakan terus memikul, maka pasti akan tersungkur. Demikian juga sebuah negara dan pemerintahan, dapat berdiri karena ditopang baik oleh kapasitas mental manusianya, maupun kapasitas sistem negara yang mengoperasikannya. Jika kapasitas mental (karakter) manusianya telah rusak dan menjadi rongsokan. Para pemimpinnya sibuk merampok memperkaya diri dan keluarganya. Maka kapal pemerintahan tersebut, pasti akan hilang keseimbangannya dan tenggelam ketika dikejut kan oleh badai krisis yang bergolak. Di era reformasi, dan khususnya di era pemerintahan Joko Widodo, krisis keseimbangan terjadi dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Ketidakseimbangan alam terjadi akibat keserakahan mengeruk kekayaan alam . Kondisi ini ditopang oleh sistem Otonomi Daerah dan Pilkada langsung. Ketidakseimbangan di dalam neraca pergerakan ekonomi juga tak kalah mengancam. Ekonomi lebih besar pasak dari tiang. Lebih besar utang dari asset. Lebih besar impor dari ekspor. Lebih besar konsumsi dari produksi. Lebih besar belanja dari pendapatan. Demikian juga ketidakseimbangan di dalam kehidupan sosial jauh lebih mengancam. Global Wealth Report 2016 yang disampaikan oleh lembaga riset Credit Suisse menyebutkan Indonesia berada di posisi keempat negara dengan tingkat kesenjangan tertinggi di dunia. Dalam laporan terbaru Oxfam tahun 2017 berjudul “Menuju Indonesia Yang Lebih Setara” menyimpulkan sebagai berikut “Indonesia berada pada peringkat keenam dalam kategori ketimpangan distribusi kekayaan terburuk di dunia”. Pada tahun 2016, sebanyak 1 persen individu terkaya dari total penduduknya menguasai hampir separuh (49 persen) total kekayaan secara nasional. Jumlah miliarder mengalami peningkatan dari hanya satu orang pada tahun 2002 menjadi 20 orang pada tahun 2016. Selanjutnya Oxfam mencatat “tahun 2016, kekayaan kolektif dari empat miliarder terkaya tercatat sebesar U$25 miliar. Lebih besar dari total kekayaan 40 persen penduduk termiskin, sekitar 100 juta orang. Hanya dalam waktu sehari, orang Indonesia terkaya dapat meraup bunga dari kekayaannya lebih dari seribu kali lipat jumlah pengeluaran rakyat Indonesia termiskin untuk kebutuhan dasar mereka selama setahun penuh”. Penulis adalah Mantan Aktvis ‘98

Wabah Virus Corona dan Antisipasi Jatuhnya Bulan Haram - 1

Oleh Mochammad Sa'dun Masyhur Jakarta, FNN - Tulisan ini telah selesai 3 hari sebelum Presiden mengumumkan bahwa dua warga Depok, seorang ibu dan anak gadisnya positif suspect virus corona. Sempat urung saya sebarkan, takut disalahpahami, lalu dilaporkan, telah menyebarkan berita bohong, dan membuat keresahan. Pengumuman Presiden itu harus dipahami bahwa kini keberadaan virus corona di Indonesia telah menjadi realitas, harus diterima semua pihak, dengan segala konsekuensinya. Dan deklarasi perang terhadap virus corona, sudah ditabuh. Realitas ini sekaligus mematahkan spekulasi yang beredar luas, bahwa orang Indonesia kebal virus corona. Atau ungkapan bahwa daerah tropis aman penyebaran virus yang memiliki nama resmi COVID-19 itu, tidak benar. Dalam hal ini keberhasilan tim medis untuk melakukan identifikasi COVID-19, terhadap pasien pertama di Indonesia, patut diacungi jempol. Keberhasilan itu, tidak hanya menyangkut kecangihan peralatan medis yang digunakan hingga menepis keraguan banyak pihak, tetapi juga menunjukkan kemahiran dan kehandalan Tim dan seluruh pihak yang terlibat. Selanjutnya, dalam rentang waktu 14 hari ke depan, teriring doa, dan harap-harap cemas, rakyat menantikan, semoga dua pasien pertama itu dapat diselamatkan, dan sehat kembali. Bagi masyarakat sangat penting dipahami bahwa wabah penyakit, termasuk COVID-19, adalah suatu fenomena alam biasa. Tidak perlu panik, tetapi tetap butuh kewaspadaan yang tinggi, dan perlu membekali diri dengan pengetahuan yang tepat dan berguna, termasuk informasi bagaimana fenomen alam ini akan berlanjut. Lantas, apa hubungannya dengan bulan Rajab, yang disebut sebagai bulan haram, bulan khusus yang dimuliakan? Dalam ilmu astronomi, rotasi dan revolusi bulan, bumi dan matahari akan berpengaruh terhadap perubahan rasi bintang. Secara kasat mata dapat dirasakan dan dilihat, perbedaan pancaran gemerlap kerlip bintang di langit, perubahan siang-malam, terjadinya gerhana, pasang surut air laut, perbedaan musim dan iklim, serta perubahan arah dan kecepatan angin. Dengan alat sederhana, dapat juga diukur perubahan gravitasi bumi dan perjalanan waktu. Seluruh perubahan itu kemudian akan mempengaruhi kehidupan seluruh mahluk hidup. Yakni setiap mahluk yang memiliki sel genetik, yang dalam terminologi Alquran disebut sebagai tiap-tiap yang bernafs (kullu nafsin). Perubahan itu akan mempengaruhi terhadap seluruh aspek kehidupan: kelahiran, pertumbuhan, perkawinan, pembuahan dan kematian. Itulah sebabnya hanya pada bulan tertentu bunga-bunga bermekaran warna-warni. Kupu-kupu yang beragam jenisnya, tiba-tiba hadir mengepak-epakkan sayapnya yang indah. Atau pohon-pohon tertentu berbuah hanya pada musim tertentu. Dan sekiranya pohon yang sama itu berbuah setiap waktu, rasa buahnya menjadi berbeda-beda. Dalam kaitanya dengan perhitungan bulan, QS. 9 Attaubah: 36, menetapkan bahwa jumlah bulan dalam satu tahun sebanyak 12 bulan. Perhitungan ini menganulir kepercayaan kaum pagan, penyembah berhala atau matahari di jazirah arab waktu itu, yang semula meyakini jumlah bulan setahun sebanyak 13 bulan. Selanjutnya pada Ayat yang sama juga dinyatakan, di antara 12 bulan itu terdapat 4 bulan haram. Sesuai Chadits, jatuh pada bulan Muharram, Rajab, Dzulkoidah dan Dzulhijah, yang secara berurutan sebagai bulan ke 1, 7, 11 dan 12 Hijriyah. Masa waktu bulan itu, nyaris sama ditetapkan dalam kalender Jawa dikenal sebagai bulan Suro, Rejeb, Apit, dan Besar. Dalam hubungannya dengan perubahan siklus bulan, kebetulan sekarang ini bertepatan dengan bulan Rajab, yang dalam kalender solar terjadi antara 23 Februari s/d 24 Maret 2020. Fenomena wabah virus corona, dan wabah penyakit lainnya yang terjadi sekarang ini, tidak dapat dilepaskan dengan perubahan siklus semesta alam, yang terjadi pada bulan-bulan sebelumnya. Perubahan musim dan cuaca ekstrim, sebenarnya telah mulai pada bulan kelima, yang dalam astronomi Jawa, disebut mongso manggolo. Pada musim ini, ditandai dengan terjadinya hujan sangat lebat (tidak harus di P Jawa), pohon asam mulai menumbuhkan daun muda, ulat mulai bermunculan, ular keluar sarang, dan laron keluar dari liangnya. Tanda lainnya bagi petani, jenis tumbuhan empon-empon, lempuyang dan temu kunci mulai bertunas. Sebenarnya mongso kalimo atau terjadi pada bulan Jumadil Awal itu, semua mahluk hidup mengalami perkembangan atau pertumbuhan awal, dimana pada bulan sebelumnya menetas dan mulai tumbuh dan berkembangbiak. Musim ini juga disebut mongso labuh-semplah karena berbagai jenis ragam ikan di laut banyak bermunculan, sehingga para nelayan mulai panen raya ikan, dan banyak kapal berlabuh untuk menjual ikan di pelabuhan. Perkembangiakan dan tumbuhan nernagai jenis dan ragamnya juga terjadi dan dialami biota renik, serta segala macam mikroorganisma di muka bumi. Pada musim inilah diperkirakan virus corona mulai berkembang biak. Secara faktual, virus corona awalnya hanya dikenali sebagai virus yang menyerang hewan itu, dilaporkan terjadi pada medio November 2019, di pasar grosir hewan, Wuhan, China Selatan. Penyebaran virus antar hewan itu kemudian bermutasi menjadi virus yang menyerang manusia, dan dilaporkan korban pertama pada 31 Desember 2019, meskipun dalam laporan yang lain disebut 3 Desember 2019. Berlanjut kemudian, penyebaran COVID-19 itu terjadi antar manusia dengan sangat cepat dan mematikan. Masa pancaroba ini kemudian bertemu musim buah, sebagai sumber kehidupan yang melimpah bagi seluruh kehidupan mahluk hidup. Pada mongso kanem ini, hampir seluruh buah-buahan, mangga, durian, rambutan, sawo, manggis dan lain-lainnya, panen raya. Pada musim ini, sebenarnya melimpah sumberdaya bagi manusia untuk memilih asupan gizi yang terbaik guna menjaga daya tahan dan kesehatan tubuh, sebagai cadangan di musim berikutnya. Memasuki mongso kapitu bersamaan dengan bulan haram, Rajab, dalam. siklus mata rantai mahluk hidup yang terputus akan terjadi ledakan populasi. Persoalan akan muncul jika populasi yang mengalami ledakan itu bersifat patogen bagi manusia, sehingga sangat berbahaya. Akibatny, dalam astronomi Jawa, bulan Rajab ini, dicatat sebagai puncak penyebaran penyakit. Condro pranoto mongsonya berbunyi, wiso kéntir ing maruto, artinya racun hanyut bersama tiupan angin. Sehingga akan banyak timbul penyakit, tidak hanya pada manusia tetapi juga ternak unggas serta menjangkiti semua mahluk hidup. Perubahan mulai masuknya musim panas pada dua bulan berikutnya, setelah bulan Sya'ban (mulai 25 Maret 2020) dan pada Ramadhon (24 April 2020), akan sangat menolong, karena dalam kondisi panas berbagai jenis jamur dan renik patogen dengan sendirinya akan berkurang, atau setidaknya tidak mampu berkembang. Karena itulah penyebaran COVID-19, diperkirakan baru akan dapat diatasi atau mereda paling cepat pada akhir bulan April 2020. Sayangnya penanggalan berdasarkan perhitungan bulan, yang banyak memberikan pemahaman terjadinya fenomena alam itu, tidak lagi banyak dipakai, bahkan sudah ditinggalkan, dianggap kuno dan berbau mistik. Hampir di seluruh dunia fokus mengunakan kalender perhitungan matahari, sehingga kebanyakan orang sulit memahami fenomena alam, selain hanya berguna untuk peringatan hari-hari yang tidak jelas pangkal ujungnya. Seyogyanya kaum muslimin kembali mengunakan penaggalan hijriyah, agar mudah menyesuikan diri dengan perubahan alam. Saking tidak tahunya, menganggap bahwa alam enggan bersahabat dengan manusia, padahal sebaliknya manusialah yang harus bersahabat dengan alam. Melihat perkembangan yang terjadi di banyak negara, wabah virus corona ini telah menjadi persoalan yang sangat serius. Setidaknya lebih dari 80 ribu dinyatakan suspect, dan 4% dari jumlah itu telah meninggal dunia. Bagi Indonesia, kondisi iklim tropis akan sangat membantu dan menguntungkan dalam pengendalian wabah penyakit. Meski demikian pemerintah harus bertindak cepat, berlomba dengan waktu. Di jaman modern ini, berbagi rekayasa teknologi untuk menghindari mengganasnya suatu wabah penyakit mudah dan harus segera dilakukan. Misalnya dengan mengatur curah hujan suatu wilayah, agar tidak terlalu lembab, merekayasa arah angin, penyemprotan desinfektan pada area tertentu dengan drone, dll, dll. Berkaitan dengan mewabahnya virus corona, dan upaya pencegahan, apakah Alquran dan Chadits menuntun, amalan yang tepat dilakukan pada bulan Rajab, sebagai salah satu bulan haram ini? Bagaimana hubungannya dengan kandungan ayat tentang bulan haram yang melarang agar tidak menthzolimi nafs (sebagai sel genetik) dirimu sendiri itu? BERSAMBUNG #SERI 2.... Penulis adalah Holistic Healing Consulting, Expert and Inventor Medical Quran, tinggal di Bogor, Indonesia.