ALL CATEGORY
Rizal Ramli Sosok yang Tepat dalam Mengatasi Permasalahan Bangsa Indonesia ke Depan
Oleh Tito Roesbandi - Ketua Umum Komite Peduli Indonesia HASIL survei LPM Milenium sebulan yang lalu (4/4) tentang kriteria pemimpin Indonesia setelah Jokowi menyimpulkan bahwa kebanyakan rakyat inginkan Presiden yang mampu bereskan krisis ekonomi. Kriteria pemimpin yang paling tinggi dipilih rakyat adalah presiden yang memiliki kriteria; Paham & mampu mengeluarkan Indonesia dari krisis ekonomi, sebanyak 89,8 persen, artinya isu kesejahteraan dan perbaikan ekonomi masyarakat masih yang sangat tinggi diharapkan oleh masyarakat. Begitu juga kriteria tertinggi kedua. Masyarakat menginginkan presiden yang punya pengalaman di pemerintahan, hampir 89,6 persen responden menginginkan hal tersebut. Saat ini belum satu pun partai secara formalistik melalui prosedur kongres/ munas/ raker ataupun konvensi memutuskan pasangan calon presiden & wakil presiden. Jadi KPI mengamati dari nama-nama calon presiden baik yang dimunculkan melalui dukungan para relawan ataupun berbagai survei yang “heboh” dengan nama-nama yang dimunculkan melalui survei. Survei masih merupakan “rekayasa”, figur yang populer karena sedang manggung di kekuasaan eksekutif. Apakah itu jabatan Menteri ataupun Gubernur. Sebagian lagi “diciptakan meroket” hasil survei nya karena “disenangi/ diciptakan” oleh olikargi sebagai penerus kekuasaan mereka (status quo). Tanpa dikaitkan dengan prestasi mereka selama menjabat. Ada juga nama yang digadang karena “penasaran” sudah berkali-kali maju berlaga sebagai capres lagi, bahkan sudah tiga kali gagal. Hasil survey LPM Milenium sebenarnya suatu kemajuan pandangan bangsa Indonesia terhadap pemimpin, membuktikan pula bahwa masyarakat Indonesia tidak lagi silau dengan cara pandang lama lebih mengutamakan faktor emosianal tentang “sosok” seperti ketampanan, pintar bertutur kata, style “merakyat” bergaya sederhana, bersepatu ket. Akan tetapi hasil survei lebih subtantif, sangat tinggi kepada sosok yang berpengalaman/ track record, serta kemampuan mengatasi problem. Saat ini problem terparah Indonesia yang diwariskan oleh pemerintah Jokowi adalah masalah ekonomi. Hutang yang sangat tinggi baik Pemerintah maupun BUMN. Beban bunga yang menjadi beban APBN. Banyak BUMN terancam bangkrut karena besarnya hutang dan jatuh tempo. Infrustruktur yang menjadi beban karena tidak produktif bahkan terancam mangkrak. Mafia pangan yang meraja lela. Hal ini pekerjaan yang maha berat terutama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dari nama-nama yang muncul/ dimunculkan selama ini sebagai capres ada dua kategori, pertama yang sedang manggung di kekuasaan karena jabatan mereka di Legislatif, Eksekutif dan Ketua Partai sering muncul/ dimunculkan di Media seperti ; Puan Maharani (Ketua DPR-RI), La Nyala Matalliti (Ketua DPD-RI), Prabowo Subianto (Menhankam), Erick Thohir (Menteri BUMN), Sandiaga Uno (Menteri Ekonomi Kreatif), Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian/ Ketua Umum Golkar), Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta), Ridwan Kamil (Gubernur JABAR), Ganjar Pranowo (Gubernur JATENG), Jenderal Andika Perkasa (Panglima TNI), Agus Harimurti Yudhoyono (Ketum Partai Demokrat), Muhaimin Iskandar (Ketum PKB) Kategori kedua adalah tokoh nasional yang saat ini tidak punya jabatan apa-apa dikenal oleh media karena kritis dan solutif terhadap pemerintah seperti ; Dr. Rizal Ramli (Mantan Menko Perekonomian dan Mantan Menko Maritim & Sumber Daya) dan Jenderal Purn. Gatot Nurmantio (Mantan Pamlima TNI). Komite Peduli Indonesia (KPI) melakukan pembedahan kepada setiap calon tersebut, semua calon dibedah melalui 2 kriteria hasil survei LPM Millenium, dengan penambahan satu kriteria hubungan dan pergaulan dengan luar negeri, karena bagaimanapun solusi terhadap beban ekonomi adalah kecakapan pergaulan dan kewibawaan serta keberanian di dunia Internasional. Hanya tiga calon yang punya latar pengetahuan dan pengalaman dibidang ekonomi yakni Dr. Rizal Ramli, Sandiaga Uno titik beratnya keahliannya adalah ekonomi usaha, bukan makro ekonomi , Airlangga yang kebetulan saat ini punya jabatan sebagai Menko Perekonomian, namun kegagalan pemerintahan Jokowi meningkatkan kesejahteraan merupakan juga kegagalan dirinya. Dengan demikian kriteria LPM Milenium ada pada Dr. Rizal Ramli demikian juga terhadap kriteria pergaulan ditingkat international serta keberanian pergaulan dengan Negara didunia, ada pada Rizal Ramli (RR). Bonus lebihnya RR dikenal karena pemikirannya yang sangat pro-rakyat, kritis dan solutif. Sebagai penutup KPI ingin, sepertinya juga keinginan semua rakyat terbukti banyaknya gugatan masyarakat kepada MK – RI melalui Preshold 0 % agar semua calon diatas, sebanyak 14 orang dapat dicalonkan oleh Parpol sebagai capres dan cawapres. Kemudian baru pada putaran kedua muncul dua pasang calon yang dipilih rakyat, jadi bukan cuma dua pasang calon (ada juga keinginan calon tunggal) hanya ditentukan oleh oligarki partai dan oligarki pengusaha. Kemudian rakyat di/ terpaksa memilihnya. Untuk hal tersebut KPI meminta agar Hakim-hakim MK- RI jangan menjadi Pengawal Tirani, seharusnya menjadi Pengawal Kedaulatan Rakyat. Agar memutuskan preshold/ ambang batas pencalonan presiden nol persen, sehingga semua partai bisa mengajukan pasangan calon presiden. Bogor, 07 Mei 2022
Presiden Bersenang-senang di Tengah Penderitaan Rakyat
Oleh Tjahja Gunawan - Wartawan Senior FNN PADA momen Hari Raya Idul Fitri tahun ini, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menjadi tuan rumah peringatan Idul Fitri di Gedung Putih, hari Senin (2/5/2022). Pada momen itu Biden menyerukan pentingnya sikap toleransi dan menyatakan perang melawan Islamofobia. Itu yang dilakukan Presiden Amerika yang note bene non muslim dan memimpin negara besar yang mayoritas rakyatnya juga non muslim. Lalu apa yang dilakukan Presiden Indonesia yang konon memimpin negara yang mayoritas rakyatnya beragama Islam? Pada hari pertama hari raya Idul Fitri, Presiden RI Joko Widodo sengaja meninggalkan Istana Kepresidenan di Jakarta. Dia lebih memilih merayakan Idul Fitri di Istana Kepresidenan Yogyakarta. Setelah itu, Jokowi dan keluarganya pergi bersenang-senang liburan ke Pulau Bali. Salahkah apa yang dilakukan Jokowi dan keluarga? Tentu tidak. Jika beliau sudah tidak menjadi Presiden RI lagi, boleh-boleh saja Jokowi dan keluarganya mau keliling dunia sekalipun. Itu hak dia. Yang menjadi masalah, sampai saat ini Jokowi masih menjabat sebagai Presiden RI dan sebelumya dia meminta kepada masyarakat yang mudik Lebaran agar pulang lebih awal untuk menghindari kemacetan. Eh...dia sekarang malah justru pergi piknik ke Bali. Menggunakan pesawat kepresidenan dan iring-iringan kendaraan Paspampres, mungkin tidak akan sampai menimbulkan kemacetan lalu lintas, tapi anggaran negara yang nota bene bersumber dari duit rakyat Indonesia, dipakai untuk kepentingan piknik keluarga presiden ke Bali akan membuat APBN semakin kering kerontang. Kepada masyarakat yang mudik, presiden menghimbau agar pulang lebih awal. Sementara presiden sendiri, baru pergi liburan dan entah kapan kembali menjalankan tugasnya sebagai presiden. Makin lengkap sudah julukan yang disematkan masyarakat kepada Presiden Jokowi: Antara yang diucapkan dengan apa yang dilakukan berbanding terbalik. Dalam kondisi bangsa Indonesia saat ini yang diterpa berbagai persoalan, seorang presiden seharusnya bisa memiliki sikap sense of crisis. Tidak mengumbar kesenangan pribadi secara vulgar kepada masyarakat yang sebagian besar mengalami kesulitan ekonomi akibat kenaikan harga berbagai kebutuhan hidup. Saat ini bangsa ini juga menghadapi kemiskinan dan pengangguran yang angkanya terus meningkat. Belum lagi utang pemerintah yang terus membengkak sementara praktek korupsi merebak dimana-mana. Pamer Kemewahan Ditengah situasi bangsa seperti itu, patutkah seorang Presiden memamerkan kemewahan diri sementara rakyatnya menderita? Alih-alih menunjukan sikap empati dan mencari solusi-solusi atas berbagai persoalan rakyat, Presiden Jokowi justru menampakan sikap cuek bebek bahkan cenderung membiarkan rakyat Indonesia semakin menderita. Bagi sebagian orang bijak, bangsa Indonesia saat ini mengalami kecelakaan sejarah yang sangat memprihatinkan. Mempunyai pemimpin yang memiliki sifat kontradiktif, antara ucapan dan tindakannya selalu bertolak belakang. Tidak peduli dengan penderitaan rakyat Indonesia, tidak peduli dengan utang yang membengkak. Yang penting berbagai proyek mercusuar bisa dibangun. Tetap memaksakan membangun kereta cepat Jakarta-Bandung, membangun Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur. Padahal tidak ada satupun negara dan investor asing mau memberikan utang. Mereka enggan berinvestasi di IKN, karena dari aspek apapun proyek tersebut memang tidak layak dibiayai alias proyek halusinasi. Di tengah situasi krisis ini, seharusnya seorang presiden makin dekat dengan rakyatnya. Kedekatan dan kepedulian presiden itu bukan ditunjukan dengan cara melempar barang dari atas mobil kepresidenan saat dia melewati kerumunan orang-orang. Justru sikap seperti itu merupakan sifat orang jahil. Seorang presiden yang memiliki wibawa dan peduli pada rakyatnya, dia akan hadir pada momen-momen yang tepat. Misalnya, saat hari Raya Idul Fitri belum, Presiden dan keluarga bisa melakukan open house di Istana Negara Jakarta. Kalau presiden ketakutan tertular virus, berlakukan protokol kesehatan dengan ketat saat bertemu dan bersalaman dengan masyarakat yang datang. Ini jangankan mengundang rakyat datang ke Istana Kepresidenan, bersilaturahmi dengan jajaran menterinya pun tidak dilakukan oleh Presiden Jokowi. Cuma Menhan Prabowo Subianto yang datang menemui Jokowi di Yogyakarta. Pak Jokowi, kalau bapak memang sudah merasa tidak sanggup lagi menjadi Presiden RI sebaiknya segera mendatangi MPR-RI kemudian menyatakan mundur. Sikap seperti itu jauh lebih terhormat daripada terus menerus menjadi beban rakyat Indonesia. Saya yakin para pendukung bapak pun akan legowo menerima keputusan politik Anda. Sebab tidak sedikit pendukung Pak Jokowi yang saat ini mengalami kesulitan ekonomi. Bangsa Indonesia yang jumlah penduduknya banyak ini, tidak bisa dikelola secara amatiran seperti yang Pak Jokowi lakukan selama ini. Memberi kepercayaan dan tanggungjawab kepada seorang menteri seperti Luhut Binsar Panjaitan dengan memberi dia banyak jabatan, juga tidak bisa menyelesaikan berbagai persoalan bangsa ini. Sebaliknya, justru hanya akan memberikan kesempatan kepada Luhut Binsar Panjaitan untuk semakin menumpuk kekayaan pribadinya melalui jabatan yang dimilikinya sekarang. Ingat Pak Jokowi, pangkat dan jabatan tidak ada yang kekal di dunia ini. Semuanya akan dipertanggungjawabkan, baik di dunia maupun akhirat. Di dunia mungkin bisa lolos, tapi pengadilan akhirat akan tetap menanti bapak.*** Artikel ini ditulis di pelataran mesjid di Kawasan Serpong, Tangerang Selatan
Pemudik Mencapai 85 Juta Bukan Ukuran Ekonomi Tumbuh
Jakarta, FNN – Pemerintah mengklaim pemudik tahun 2022 ini mencapai 85,5 juta orang sebagai bukti bahwa ekonomi tumbuh dengan baik. Namun klaim sepihak itu dibantah oleh pengamat politik Rocky Gerung. “Ini soal kita memaknai mudik kali ini. Karena banyak orang yang mempromosikan, terutama kalangan istana yang menganggap bahwa ekonomi tumbuh karena yang mudik mencapai 85 juta orang. Padahal sebetulnya yang mudik itu, karena ini adalah peristiwa kebudayaan maka ada uang atau tidak ada uang, sudah dua tahun tidak ketemu orang tua dan kerabat, maka pasti mereka datang ke daerah untuk semacam kewajiban moral sehingga berupaya bahkan cari pinjaman supaya bisa mudik. Jadi, beda dengan tahun-tahun yang lalu orang mudik bawa uang. Sekarang orang mudik dari Jakarta membawa pinjaman. Mungkin dia gadaikan HP-nya supaya bisa ketemu dengan ibu bapaknya. Kita harus baca dengan cara lain,” kata Rocky Gerung kepada wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat, 06 Mei 2022. Menurut Rocky, keinginan untuk mencari kedamaian rohani itu tidak bisa dicegah oleh ekonomi yang sulit. Orang bisa melakukan apa saja untuk bisa bersilaturahmi dengan orang tua yang sudah lama tak dikunjunginya. Masalah berikutnya, kata Rocky kalau mereka pulang ke Jakarta mereka musti nebus gadaian itu dan itu yang membuat dia pusing. “Jadi begitu cara membaca yang disebut sebagai dalam ekonomi Indonesia disebut sebagai ekonomi subsistem, bertahan pada dasar yang terakhir. Itu hanya ada pada ciri dalam masyarakat Indonesia,” tegasnya. Menurut Rocky, kalau masyarakat modern nggak punya uang, maka dia tidak akan mudik. “Tapi ini dorongan batin dan dorongan batin adalah cahaya kehidupan. Walaupun susah di kota tetapi tetap ingin balik ke desa. Nah itu sebetulnya yang kita sebut sebagai local wisdom yang pemerintah musti pahami bahwa ada keakraban yang tersisa dalam masyarakat Indonesia, bukan dengan mengeksploitasi Islamofobia,” tegasnya. Mereka yang pulang kampung dan kembali ke Jakarta kemudian membuka warung mulai berpikir ulang bahwa mereka berharap wartegnya bisa hidup lagi karena minyak goreng sudah turun harganya. Tapi ternyata tidak. Demikian juga mereka yang kehilangan pekerjaan karena memaksakan diri untuk pulang kampung dengan menggadaikan barang-barangnya itu juga akan jadi komplikasi baru. Jadi pemerintah betul-betul tidak bisa melihat apa yang disebut sebagai justice keadilan sosial. Pada tekanan ekonomi, ada tekanan ekonomi di desa dan balik lagi ke Jakarta tekanan itu akan makin besar karena lapangan kerja yang makin susut dan konsumen yang pasti makin terbatas karena harus menghemat. Setelah Lebaran biasanya orang pulang ke Jakarta untuk menghemat karena tekanan ekonomi. Seperti diketahui Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang mengatakan dengan asumsi jika jumlah yang mudik sekitar 85 juta orang dan rata rata per keluarga tiga orang, maka jumlah yang mudik lebih kurang 28 juta keluarga. Jika rata-rata per keluarga membawa minimal Rp1 juta saja maka uang yang mengalir ke daerah paling sedikit Rp28 triliun, jika membawa rata-rata Rp1,5 juta/keluarga maka potensi perputaran di kisaran Rp42 triliun. Angka tersebut diharapkan dapat menggerakkan perekonomian daerah serta meningkatkan produktivitas berbagai sektor usaha,\" ungkapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu 1 Mei 2022. Masyarakat akan semakin sulit kehidupannyya ketika Presiden Jokowi memastikan bahwa uang akan diguyurkan lagi ke IKN, masih berbau mistik sebetulnya karena kita nggak ngerti, apa dasarnya pelibatan 13 macam pajak untuk membiayai IKN yang orang banyak tahu pasti bahwa itu banyak melanggar Undang-Undang karena bagaimana otorita dikasih hak untuk memungut pajak. “Itu artinya nggak akan ada audit segala macam. Memang bisa dibikin aturan-aturan tambahan. Tapi aturan-aturan itu sebetulnya upaya untuk melanggar undang-undang tentang pemerintahan daerah. Jadi akal-akalan yang dasarnya ambisi ini yang menyebabkan presiden tidak punya lagi sense of reality. Dia nggak bisa tahu lagi apa keadaan masyarakat yang sebetulnya. Ini yang dalam etika politik disebutkan bahwa kekuasaan itu jangkanya pendek tapi ambisi membuat dia panjang. Ini sumbernya,” paparnya. Jadi, lanjut Rocky pemimpin yang nggak paham etikabilitas dan tidak punya intelektualitas pasti kapabilitasnya rendah dan legitimasinya turun. (ida, sws)
Rocky Gerung: Jokowi Kecil Mulai Ikut-Ikutan Jualan Radikalisme
Jakarta, FNN – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sedang dielus-elus untuk melanjutkan kekuasaan Jokowi. Ia menggunakan peta jalan yang sama dengan menggelar dagangan radikalisme, intoleransi, dan anti-NKRI. Pemimpin yang tidak paham etikabilitas dan tidak punya intelektualitas pasti kapabilitasnya rendah dan legitimasinya turun. Demikian benang merah yang bisa ditarik dari perbincangan eksklusif antara pengamat politik Rocky Gerung dengan wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat, 06 Mei 2022. Rocky bisa memastikan bahwa Jokowi ingin mengasuh seseorang untuk menjadi penggantinya, yang mana mengarah pada sosok Ganjar. “Yang ada di depan mata kita cuma, Ganjar dan Ganjar,” paparnya. Rocky berharap agar Ganjar bisa menjadi politisi yang punya etika dan intelektualitas, namun sayang, dari awal sudah bisa dibaca arah dantujuannya. “Kita ingin Ganjar itu jadi pemimpin yang ada etika dan intelektualitas. Tapi kalau kita lihat kampanye Ganjar, itu hanya soal radikalisme, dan intoleransi. Di mana isi pikiran masa depan kalau kita cuma nakut-nakuti rakyat. Sementara pesaingnya Ganjar, Anis Baswedan, sudah beredar keluar negeri. Seluruh kegiatannya di Jakarta kemaren disorot oleh internasional. Apa pun keterangannya Anis tetap bisa melampaui kemampuan konseptual dibandingkan Ganjar yang diolok-olok orang sebagai Jokowi kecil. Dia cuma bikin isu aja,” tegasnya. Dalam sebuah postingan di medsos, Ganjar diklaim satu-satunya harapan untuk memerangi intoleransi dan radikalisme. Ini sebuah poster atau flyer yang disebarkan di media sosial yang menunjukkan sikap tegas Ganjar terhadap apa yang dia sebut sebagai radikalisme dan intoleransi. Setelah dicek ternyata dari jejak digital ditemukan apa yang ada di poster tersebut disampaikan sendiri oleh Ganjar melalui akun Twitter resminya yang telah centang biru at Ganjar Pranowo ini pada tanggal 17 Nov 2012 pukul 15.38 sore. Dia mencuit begini, “tidak ada toleransi kelompok radikal penolak Pancasila di negeri ini, karena ketika kita biarkan mereka akan menggurita. Mari sama-sama waspada. Mari sama-sama menjaga Indonesia.” Ganjar tampaknya akan manut saja mengikuti perintah seniornya untuk memenangkan pertarungan. Menurut Rocky, persepsi akan berbeda kalau Ganjar mengatakan, “Saya Ganjar Pranowo akan bertanggung jawab terhadap kemiskinan yang diakibatkan oleh policy saya selama lima tahun ini atau sepuluh tahun bahkan. Karena Jawa Tengah menjadi wilayah yang tingkat kemiskinanannya naik lima kali lipat,” katanya. Kata Rocky, tak ada yang bisa dibanggakan dari sepak terjang Ganjar, di mana provinsi yang dipimpinnya semakin miskin. “Jumlah kabupaten yang miskin lima kali lipat. Nah itu sebetulnya sumber radikalisme. Kan kemiskinan adalah sumber radikalisme. Siapa yang kuat dengan kebijakan yang Ganjar bikin. Sekarang dia mau ceramahin penduduk Jawa Tengan dengan radikalisme. Lo Anda sendiri yang musti perbaiki kemiskinan supaya radikalisme tidak tumbuh. Jadi dia mau menentang kebijakannya sendiri itu. Kalau kita pastikan logikanya, Ganjarlah penyebab radikalisme di Jawa Tengah. Kenapa? Karena kemiskinan itu adalah sumber radikalisme. Apa kemiskinan itu berkurang? Tidak. Justru bertambah. Dan itu data statistik yang menunjukkan bahwa Ganjar gagal untuk memberantas kemiskinan. Bahkan meninggikan kemiskinan,” papar Rocky. Tercatat ada lima kabupaten yang sekarang jatuh miskin di Jawa Tengah. “Jadi kontradiksi-kontradiksi itu yang memperlihatkan pada kita kemampuan untuk membayangkan masa depan,” tegasnya. Oleh karena itu kata Rocky, sangat relevan apa yang ditulis oleh Bivitri Susanti dan Fahri Hamzah untuk mengingatkan bahwa problem bangsa ini bukan elektabilitas tetapi etikabilitas. Jadi etikabilitas itu yang hilang. “Dulu saya sebutkan intelektualitas, sekarang Bivitri dan Fahri Hamzah menambahkan elemen baru. Jadi pemimpin yang nggak paham etikabilitas dan tidak punya intelektualitas pasti kapabilitasnya rendah dan legitimasinya turun,” kata Rocky. “Masih untung ada Bivitri yang masih menganalisis keadaan dengan tenang, mengucapkan seuatu yang kemudian kita anggap sebagai problem kita bukan masalah elektabilitas, tetapi etikabilitas. Kemudian Fahri Hamzah yang akhirnya juga harus menulis panjang untuk memberi refleksi pada bangsa ini. Jadi itu soal kita,” pungkasnya. (sof, sws).
Agama Bukan Ancaman Bagi Bangsa dan Negara
Jakarta, FNN - Silaturahmi Idul Fitri 1433 Hijriah atau Lebaran tahun 2022 ini menarik untuk terus kita cermati, selain karena ini merupakan silaturahmi offline pertama setelah dua tahun tidak berlebaran, juga karena kita sudah mulai memasuki tahun politik. Para politisi memanfaatkan silaturahmi sekaligus sebagai lobi-lobi politik, siapa ketemu siapa, siapa bicara apa. Ini bisa kita jadikan indikator ke mana arah pendulum politik ke depan. Demikian analisis wartawan senior FNN, Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Hersubeno Point, Jumat, 06 Mei 2022. Hersubeno mencatat salah satunya adalah silaturahmi antara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir di kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta hari Kamis (05/05/2022). Pertemuan ini mau tidak mau harus kita kaitkan dengan figur Ganjar yang saat ini disebut-sebut sebagai salah satu kandidat capres pada tahun 2024. Dalam pertemuan itu kata Hersu, Haedar berpesan kepada Ganjar Pranowo, jika kelak terpilih menjadi presiden jangan lagi menggunakan isu radikalisme, intolernasi, dan anti NKRI sebagai tameng untuk mempertahankan dirinya. Ada banyak agenda yang dibicarakan dalam pertemuan yang berlangsung selama satu setengah jam itu, antara lain: yang formal yakni rencana Muhammadiyah akan melakukan Muktamar ke-48. Ganjar menyatakan mendukung pelaksanaan Muktamar itu. Tetapi yang seksi dan perlu penting kita highlight adalah ada beberapa agenda yang sangat penting sebagaimana keterangan tertulis yang disampaikan oleh Haedar Nashir. Ada empat hal yang dibicarakan: pertama yakni mengangkat ekonomi masyarakat melalui UMKM, kedua membahas peran agama dalam kehidupan kebangsaan. Haidar mengatakan agama dan umat beragama bukan ancaman bagi siapa pun apalagi bagi bangsa dan negara. Ketiga membahas peran Muhammadiyah dalam membangun amal usaha Muhammadiyah. Keempat pentingnya rekonsiliasi dan dialog antar-komponen anak bangsa. “Saya ingin fokus pada dua pesan yang disampaikan oleh Pak Haedar Nashir yakni soal agama bukan ancaman bagi siapa pun, apalagi ancaman bagi bangsa dan negara serta soal rekonsiliasi dan dialog antar-komponen anak bangsa,” kata Hersubeno. Hal ini kata Hersu bukan berarti ia mengesampingkan dua topik lainnya yakni peran UMKM dalam mengangkat ekonomi rakyat dan amal usaha Muhammadiyah. “Kita tahu amal usaha Muhammadiyah itu luar biasa melalui rumah sakit melalui sekolah-sekolah dan juga melalui kegiatan ekonominya,” paparnya. Dua hal penting tersebut disampaikan Kyai Haedar kepada Ganjar. Ganjar sebagaimana sudah lama kita amati menyiapkan diri dan disiapkan menjadi capres tahun 2024. Dia sangat aktif di media sosial dan namanya tampak sedang di-branding atau sedang dielus-elus oleh berbagai lembaga survei yang katanya sejauh ini elektabilitasnya paling tinggi. Tetapi kalau Anda mengamati berbagai lembaga survei ini, macam-macam hasilnya, ada yang menyebutnya Ganjar paling tinggi, ada yang menyebut Prabowo menyebut paling tinggi, ada juga Anies yang paling tinggi. Ini memang aneh, bagaimana mungkin dalam waktu yang bersamaan bisa disimpulkan berbeda-beda. Padahal selain respondennya sama. Yang kedua Ganjar ini ditengarai menjadi capres yang dipersiapkan oleh Jokowi untuk meneruskan kepemimpinan dan sekaligus mengamankan dan menjaga kepentingan politik pasca dia lengser. Kalau kita ngomong kepentingan Jokowi, ini tentu bukan hanya kepentingan keluarga Jokowi, tetapi juga kepentingan-kepentingan para oligarki yang sekarang mendukung Jokowi. Indikasi bahwa Ganjar ini sedang dipersiapkan oleh Jokowi atau mereka-mereka yang berada di belakang Jokowi atau para oligarki yang selama ini menopang Jokowi, sangat jelas, karena hampir semua relawan Jokowi itu saat ini menjadi tulang punggung relawan Ganjar. Sementara para relawan Jokowi dalam berbagai kampanyenya mereka tegas menyatakan tahun 2024 tegak lurus ndherek Pak Jokowi. Sikap itu juga bisa kita maknai dari dua hal: pertama mereka berusaha keras memperpanjang masa jabatan Jokowi, baik melalui penundaan Pemilu ataupun melalui tiga periode. Terbaru, ada upaya-upaya - kalau tidak bisa tiga periode, diupayakan dipasangkan dengan Prabowo, tetapi Pak Jokowi menjadi wakil presiden. Relawan Projo (Prabowo-Jokowi) sudah siap mendukungnya. Kedua bila Jokowi tak berhasil diperpanjang masa jabatannya, maka Ganjar figur yang akan didukung oleh Jokowi dan berbagai kepentingan yang ada di belakangnya. Sangat mudah membaca bagaimana skenario yang akan dijalankan oleh Ganjar. Trek dan jalurnya sama persis dengan apa yang telah dilakukan oleh Jokowi pada Pilpres 2014, yakni bagaimana Jokowi muncul ke pentas nasional. Ini kelihatannya coba diulang lagi oleh Ganjar dan kendaraan yang akan digunakan tentu saja PDIP sebagai partai pengusung dan pendukungnya. Hersu mengingatkan bahwa kita masih ingat pada tahun 2014 bagaimana Jokowi mengambil-alih tiket pencapresan dari tangan Megawati. Sementara kalau sekarang Ganjar ini mencoba mengambil-alih tiket dari tangan Puan Maharani. Semua skenarionya persis dengan Pilpres 2014. Ganjar di-branding oleh berbagai survei dan elektabilitasnya dinaikkan. Kalau pada waktu itu ada perbedaan bangunan opini publik yang pada waktu zaman Jokowi itu sangat masif, para opinion leader itu menyuarakan bahwa kalau PDIP mau menang Pemilu dan sekaligus menang presiden, maka harus mendukung harus mencalonkan Jokowi pada waktu itu. Dan mereka rupanya berhasil yang memojokkan Ibu Megawati dan kemudian memaksa dia untuk menyerahkan tiket pencapresan kepada Jokowi. Ini terjadi pada tahun 2014. Namun situasinya kali ini berbeda. Megawati kelihatannya enggak mau kecolongan lagi. Dia sejak awal sudah mengingatkan bahwa yang memutuskan untuk menjadi calon presiden dari PDIP itu ada di tangan Ketua Umum. Dan kita bisa membaca secara terbuka bahwa preferenesi dari Megawati ini lebih kepada Puan Maharani. Ini bisa disadari karena sekarang ini kan Ibu Megawati usianya cukup lanjut segera, sekitar 76 tahun. Yang jelas Megawati ingin menyiapkan dinasti Soekarno untuk meneruskan kepemimpinannya baik melalui PDIP dalam arti kepemimpinan politik atau di level negara yakni menjadi presiden atau setidaknya menjadi wakil presiden. Kita tahu juga Ibu Megawati juga pertama kali muncul ke puncak panggung politik dengan menjadi wakil Presiden Gus Dur. Baru setelah Gus Dur jatuh di tengah jalan kemudian dilanjutkan Megawati menjadi presiden. Sayangnya ketika Ibu Megawati mencoba peruntungannya untuk memperpanjang masa jabatannya melalui Pilpres 2004, dia kalah melawan pasangan SBY dan Jusuf Kalla. Nah kali ini kelihatannya Ibu Megawati tidak mau kecolongan. Dia sudah menyiapkan secara serius Puan Maharani dan yang pertama kali dilakukan adalah menjaga agar tiketnya tidak diserobot oleh Ganjar. Kalau itu yang terjadi maka Ganjar ini sekarang terancam. Sekarang posisinya menjadi tunawisma parpol, kenapa karena sebagai kader PDIP tak mau memberikan tiket padanya. Sebagai gantinya ini kelihatannya nama Ganjar mulai disodorkan ke Partai Nasdem. Coba kalau Anda baca dari di berbagai lembaga survei maupun pengamat, nama Ganjar disebut-sebut sebagai calon yang akan diusung oleh Nasdem. Partai Nasdem saat ini mulai menyiapkan tiga nama yang akan disodorkan yang diputuskan oleh Ketua Umum Surya Paloh. Selain nama dan Ganjar sebut nama Anies Baswedan dan ada kandidat lainnya. Dengan latar belakang politik seperti itu pesan Haidar kepada Ganjar ini sesungguhnya juga bisa dilihat sebagai pesan yang ingin disampaikan kepada Jokowi. Jadi ini semacam pukulan bola bilyar dalam politik, sebenarnya siapa yang dipukul tetapi targetnya ke mana, ini bisa terbaca. Dua agenda yang disampaikan oleh Haedar Nashir tadi pertama adalah agama khususnya Islam sebagai ancaman bangsa dan negara dan yang kedua yakni pembelahan atau perpecahan antar-anak bangsa yang sangat terasa pada era kepemimpinan Jokowi selama delapan tahun terakhir. Ada upaya yang sangat jelas terbuka mendiskreditkan dan pada gilirannya ingin mengeluarkan umat Islam dari kehidupan berbangsa dan negara. Narasi radikalisme, intoleransi, dan anti-Pancasila, anti NKRI itu sangat gencar digaungkan. Juga berbagai stigma labelling dan naming seperti kampret dan kemudian belakangan kadrun itu sangat gencar dinarasikan bukan hanya oleh mereka yang disebut oleh buzzer, tapi juga oleh berbagai kalangan di lembaga pemerintahan dan lembaga pendidikan, yang kita ingat yang terakhir adalah heboh dari status media sosial atau tulisan ditulis di Facebook Rektor ITK, Profesor Budi Santoso Purwokartiko. Narasi itu terkesan memang sengaja terus-menerus diproduksi untuk menyudutkan Islam. Saya sendiri sejak kemarin itu mendapat banyak kiriman tentang narasi itu, yang juga ternyata ini digunakan oleh Ganjar. Salah satunya adalah poster ini, bagaimana disebutkan bahwa Ganjar adalah satu-satunya harapan untuk memerangi intoleransi dan radikalisme. Ini sebuah poster atau flyer yang disebarkan di media sosial yang menunjukkan sikap tegas Ganjar terhadap apa yang dia sebut sebagai radikalisme dan intoleransi. Saya mencoba mencari tahu dan mengecek apakah Ganjar menyampaikan hal itu. Kalau betul dia menyampaikan itu, kapan dia menyampaikannya dan apa konteksnya. Ternyata dari jejak digital saya menemukan hal itu disampaikan oleh Ganjar melalui akun Twitter resminya yang telah centang biru at Ganjar Pranowo ini pada tanggal 17 Nov 2012 pukul 15.38 sore. Dia mencuit begini, “tidak ada toleransi kelompok radikal penolak Pancasila di negeri ini, karena ketika kita biarkan mereka akan menggurita. Mari sama-sama waspada. Mari sama-sama menjaga Indonesia.” Narasi yang disampaikan Ganjar sangat lantang dan keras. Dia juga menautkan video ketika dia tengah memberi pengarahan narasinya, kalau kita simak bahkan jauh lebih keras. Rupanya peristiwa Ganjar ini dikaitkan dengan sebuah atau peristiwa yang sudah cukup lama terjadi. Saya buka-buka ternyata sejumlah siswi SMA di Kendal berpose dengan mengibarkan bendera Palestina dan bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid. Bendera inilah yang kemudian dikaitkan dengan bendera HTI yang sudah dibubarkan oleh pemerintah dan kemudian diberi label sebagai kelompok yang intoleran dan anti Pancasila. Peristiwanya sendiri itu terjadi pada bulan Oktober 2019. Jadi, sudah dua tahun berselang setelah pernyataan dari Ganjar kemarin. Para siswa dan guru sekolah di Kendali itu sudah minta maaf dan mereka mengaku tidak tahu kalau hal itu dikaitkan dengan kelompok HTI, sebab selama ini kan memang banyak kalimat Islam yang mengibarkan bendera itu, ya bendera hitam dengan tulisan kalimat tauhid ini disebut sebagai bendera Rasulullah. Jadi, semuanya tidak ada kaitannya dengan bendera HTI. Benar sih HTI menggunakan kalimat yang sama dengan bendera tauhid, tetapi pastilah pimpinan Muhammadiyah mengikuti dan mencatat peristiwa-peristiwa tersebut. Maka ketika bertemu dengan Ganjar dan menyampaikan pesan itu, maksudnya sangat jelas, bila kelak Ganjar terpilih menjadi capres itu jangan sampai dia meneruskan narasi-narasi yang menganggap bahwa umat beragama khususnya umat Islam adalah ancaman bagi umat beragama lain, apalagi ancaman bagi bangsa dan negara. Ini ngeri sekali narasinya. Sebab narasi semacam itu, sekarang ini terbukti telah berhasil memecah belah bangsa dan justru berbahaya dan mengancam Pancasila dan NKRI harga mati yang selama ini mereka sering didengung-dengungkan. Itu jelas kalau disampaikan kepada Ganjar itu tujuannya jangka panjang. Jika kelak Ganjar betul-betul terpilih menjadi presiden, harus ada tujuan jangka pendek yang jauh lebih penting dengan membuat pernyataan tertulis yang dikirim ke media ini analisis saya, Pak Haidar Nashir ingin agar pesan yang sangat-sangat penting itu, juga sampai kepada Pak Jokowi. Jadi, ketika muncul di media, mau tidak mau bahwa akan ada yang menyampaikan kepada Pak Jokowi pesan dari Muhammadiyah ini. Ini sungguh sebuah diplomasi yang sangat santun, tapi sangat tegas dan jelas maksudnya dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Pak Kyai Haedar Nashir. Mudah-mudahan di akhir masa jabatan yang tersisa Pak Jokowi membaca pesan itu dan menyadari bahwa menyatuhkan anak bangsa apapun latar belakangnya, agamanya, suku etnis, maupun pilihan politik, itu merupakan warisan yang jauh lebih penting dan lebih berharga dibandingkan Pak Jokowi memaksakan untuk terus membangun warisan-warisan legacy yang bersifat fisik dan salah satunya adalah ibukota negara. Bangunan fisik semegah apa pun termasuk ibukota negara yang istananya dibangun akan sangat megah, itu sangat mudah dihancurkan apabila bangsa kita terpecah belah. Mudah-mudahan saja pesan dari Pak Header Nashir tadi, sampai kepada Jokowi dan juga sampai kepada kita semua seluruh komponen anak bangsa. Bahwa agama apapun itu bukan ancaman buat bagi bangsa Indonesia apalagi dalam negara Indonesia yang dikenal ini bangsanya ini sangat moderat. Justru ancaman yang sangat serius itu adalah adanya kelompok-kelompok yang mengklaim merasa dirinya itu paling Pancasilais dan paling menjaga NKRI namun pada prakteknya sesungguhnya merekalah yang memecah belah NKRI. Saya mau bertanya apakah praktek kelangkaan atau praktek menyelundupkan minyak goreng dan CPO ke luar negeri untuk modal memperpanjang masa jabatan Pak Jokowi itu sesuai dengan Pancasila? Tentu saja mudah sekali menjawabnya dan siapa yang melakukan pasti itu bukan umat Islam. Mereka adalah para korporasi besar yang bekerjasama dengan mereka yang ada di dalam lingkar di pemerintahan dan berada di lingkar terdekat Jokowi. Pak Jokowi saatnya mulai fokus untuk meninggalkan warisan yang jauh lebih berharga buat bangsa dan negara yakni kohesi antar anak bangsa. Dengan begitu kita tetap bisa menjaga keutuhan NKRI dan mengamalkan Pancasila. (*)
Panjang Umur Menopang Jujur
Sebaik-baiknya pemimipin adalah pemimpin yang jujur. Sehebat-hebatnya pencitraan dipoles, ia menjadi semu tanpa berlaku jujur. Sepanjang-panjangnya umur, ialah umur yang banyak memberi manfaat dan dipenuhi dengan hidup jujur. Panjang umur yang menopang hidup jujur. Oleh: Yusuf Blegur - Mantan Presidium GMNI ADA dua hal yang istimewa saat Anies merayakan usianya yang ke-53. Pertama, netizen begitu antusias menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada gubernur DKI Jakarta yang digadang-gadang sebagai calon presiden RI di pilpres 2024. Kedua, beredar tayangan video entah dibuat dalam suasana hari ulang tahun Anies atau tidak, ada pesan moral yang menggugah Anies yang disampaikan ibunda tercintanya. Dalam dialog singkat itu, ibundanya berharap bahwasanya yang terpenting adalah soal kejujuran pada semua yang ada dalam diri seorang Anies. Pemilik nama lengkap Anies Rasyid Baswedan yang lahir tanggal tanggal 7 Mei 1969 di Kuningan Jawa Barat. Terpaksa harus membiarkan nuansa perayaan hari jadinya menjadi konsumsi publik. Tak cukup dari kerabat dan handai tolan, beranda di media sosial juga ramai ikut memeriahkan milad pemimpin yang lekat dengan sifat tenang, santun dan humanis. Beragam platform media sosial seperti grup-grup WA, you tube, instagram, twiter, tiktok, snack video dll., sangat meriah memberikan ucapan selamat ulang tahun dengan pelbagai narasi dan gaya sesuai versinya masing-masing. Fenomena dan realitas itu, membuktikan betapa Anies merupakan figur pemimpin yang hangat, tak berjarak dan impresif di hadapan publik. Mainstream media sosial yang berisi keragaman strata sosial mulai dari arus bawah, menengah dan kalangan elit yang prestisius. Tanpa dikomando dan dengan inisiasi yang penuh keceriaan, beramai-ramai melontarkan ucapannya seakan perayaan hari lahirnya menjadi kebahagian bersama, bukan hanya milik Anies seorang. Tanpa manuver dan rekayaya politik terutama dengan pola pencitraan, Anies secara alami terbukti memang dicintai sebagian besar rakyat. Selain itu, tak ada motivasi dan inspirasi yang lebih utama, juga paling penting kecuali dari seorang ibu. Begitupun dengan Anies, ketika mendapat wejangan dan doa dari Ibunda tercintanya dalam suasana yang intim dan sangat familiar. Seakan mengetahui dan memahami betapa terjal dan berat amanat kepemimpinan di pundak Anies. Sang ibu yang dari rahimnya lahir sekaligus merawat dan membesarkannya. Tidak sekedar harapan, keramat hidup itu juga menyampaikan bahasa tubuh dan makna tersirat kepada putranya, Anies yang membanggakan. Meskipun tak pernah surut terus dibekap caci-maki, hujatan dan fitnah, ibundanya seolah-olah menjadi kekuatan jiwa dan energi bagi Anies untuk terus berprestasi, menunaikan aspirasi dan janji serta berharap ridho dan berkah ilahi Satu hal pesan ibundanya yang paling mengusik dan menggetarkan bukan hanya untuk Anies melainkan buat semua orang dan seluruh rakyat Indonesia. Sedikit kata-kata yang sederhana, teduh dan bermakna, ketika menegaskan dari semua dan yang ada dalam kehidupan ini, yang terpenting adalah menjaga kejujuran. Sebuah prinsip yang maha dahsyat yang sangat sulit dan tidak setiap orang bisa mengembannya. Terlebih bagi seorang pemimpini dimana hajat hidup banyak orang dan nasibnya berada ditangannya. Karena jujur itulah sikap fundamental dan radikal seorang pemimipin. Dengan jujur itulah, Pancasila, UUD 1945 dan NKRI bisa dihadirkan dengan sebenar-benarnya dihadapan seluruh rakyat Indonesia. Kesanggupan untuk hidup jujur para pemimpin yang bisa menjadi satu-satunya yang menyelamatkan kehidupan rakyat, negara dan bangsa. Tahniah untuk Ibunda tercinta dan putranya Anies. Selamat merayakan ulang tahun perjuangan bagi Anies yang ekspektasi rakyat Indonesia pada kepemimpinannya begitu besar. Panjang umur Anies, panjang umur menopang jujur. (*)
Anis Matta Ingatkan 5 Tantangan Besar Indonesia di Tengah Krisis Yang Kompleks
Jakarta, FNN - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, Indonesia saat ini menghadapi 5 tantangan besar, sehingga dibutuhkan terobosan besar dalam hal kepemimpinan. Yakni pemimpin yang mampu menavigasi kapal di tengah badai krisis sistemik saat ini. \"Di tengah gelombang krisis sistemik ini, kita butuh kemampuan yang bisa menavigasi kapal di tengah badai. Sekarang kita sadar, ternyata semua janji-janji Pemilu adalah janji-janji palsu yang sekedar diucapkan. Tapi terasa begitu sulit dijalani, dan semua seperti tidak ada yang relevan dengan situasi sekarang,\" kata Anis Matta saat Konsolidasi Pemenangan Partai Gelora Sulawesi Selatan (Sulsel) di Makassar, Jumat (6/5/2022). Menurut Anis Matta, 5 tantangan besar itu yang dihadapi Indonesia saat ini, adalah pertama masalah perubahan iklim, kedua perubahan geopolitik dunia, ketiga krisis ekonomi, keempat tidak ada elit yang memahami kompleksitas krisis dan kelima potensi terjadinya revolusi sosial. \"Ini sebenarnya menjelaskan, kenapa Indonesia harus menjadi kekuatan 5 besar dunia. Karena untuk memimpin negara sebesar Indonesia diperlukan pemikiran baru, dan wawasan baru, bukan janji-janji palsu,\" katanya. Akibat janji-janji palsu Pemilu itu, kata Anis Matta, banyak program pembangunan yang tidak bisa dilaksanakan dan menjadi prioritas. Sehingga pemerintah saat ini menghadapi kebingungan untuk mencari solusi keluar dari krisis. \"Masyarakat akan semakin tidak percaya kepada para elit dan para pemimpinnya. Karena itu, Demo yang kita saksikan di awal Ramadhan kemarin, akan terus terjadi di hari-hari akan datang. Sebab, krisis ekonomi sudah masuk dan rutenya sekarang menuju ke tahapan revolusi sosial,\" ujarnya. Ketua Umum Partai Gelora ini mengungkapkan sudah mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal krisis sistemik ini, dimana periode kedua pemerintahanya hingga berakhir masa jabatannya bakal dilanda krisis. Sehingga Jokowi perlu memilih dan menata ulang agenda-agenda prioritasnya. \"Krisis sistemik itu mirip orang tua yang penyakitnya sudah terlalu banyak, ada gula, ada kolesterol, ada tensi. Dikasih obat, ini sembuh, muncul penyakit yang lain, ada saja kontradiksinya. Makanya, kita harus berpikir terbalik, karena krisis pada dasarnya sebagai peluang,\" ujarnya. Partai-partai lama, lanjut Anis Matta, juga tidak punya solusi atas 5 tantangan besar Indonesia, karena hanya berpikir bagaimana bisa mempertahankan kekuasaan dengan meraup suara sebanyak-banyaknya. \"Tidak ada elit dan partai-partai yang mampu menjawab apa yang diperlukan Indonesia. Ini akan menjadi peluang Partai Gelora untuk menang besar. Kita punya terobosan besar dalam kemenangan, Insya Allah,\" tegas Anis Matta. Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman yang hadir dalam konsolidasi ini, memuji pandangan tentang masa depan Indonesia. \"Pak Anis Matta sudah saya kenal lama sejak 2011, dan saya kira Pak Anis adalah sedikit orang Sulsel yang bisa bangun partai di level Nasional,\" ungkap Andi Sudirman Sulaiman. Sementara itu, Ketua Partai Gelora Sulsel, Syamsari Kitta mengatakan, dalam Pemilu 2024, Partai Gelora menargetkan 8 kursi DPR RI di Sulsel dan 13 kursi di DPRD Provinsi. \"Kita sudah berulang kali sampaikan kepada pengurus, kami target 8 kursi DPR RI di Sulsel dan provinsi 13 kursi,\" ujar Syamsari Kitta. Dalam Konsolidasi Pemenangan Partai Gelora ini, sejumlah kader dan fungsionaris Partai Gelora Sulsel terlihat membawa poster yang bergambar wajah Anis Matta dan bertuliskan \'Anis Matta Presidenku\'. Terkait hal ini, Anis Matta belum ingin menanggapi terlalu jauh. \"Jalan saja dulu,\" ungkapnya. Agenda konsolidasi ini dihadiri oleh sekitar 500 kader dan fungsionaris Partai Gelora Sulsel. Konsolidasi Pemenangan di gelar di Claro Hotel and Convention Makassar pada Jumat (6/5/2022). Konsolidasi pemenangan ini, juga dihadiri Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, Ketua Bidang Teroriteri V Ahmad Faradis, Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi dan lain-lain. (sws)
Waterloo Daendels di Mana Shalat Ied?
Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Melihat begitu banyaknya gedung-gedung yang dibangun Daendels di Jakarta dan Surabaya, juga pembangunan jalan Anyer-Panarukan maka menjadi mustahil klaim Belanda bahwa era Daendels 1808-1811, cuma tiga tahun. KA cepat saja sudah tiga tahun tak kunjung wujud. Merujuk pada uang logam yang dikeluarkan Nederlands Batav pemerintahan Daendels yang berlaku sampai 1826, maka menjadi sulit kita mempercayai sumber-sumber Belanda untuk sejarah. Sembayang Idul Fitri dan Adha di lapangan Banteng baru tahun 1952. Sebelumnya di lapangan Gambir. Menurut keterangan Prawoto Mangkusasmito, pernah Wakil Perdana Menteri, kepada saya shalat Ied di lapangan di Jakarta bermula 1929 di Gambir,. Karena baru, banyak yang menonton. Ketika sembayang hujan turun. Kok saya heran saudara, kata pak Prawoto, yang menonton pada tertawa. Daendels gunakan Waterloo untuk defile, lihat litho. Di zaman Nederlands Indie Belanda bermula 1826, mereka bikin monument singa di tengah lapangan. Penduduk sebut lapangan Singa. Jaman merdeka jadi lapangan Banteng. Lapangan ini menjadi ajang olah raga. Baru 1952 tempat sembayang Ied sampai tahun 1962. Pada tahun itu Bung Katno bikin patung pembebasan Irian Barat. Pada tahun 1971, 1977, 1982 lapangan Banteng untuk ajang kampanye pemilu. Pada 18 Maret 1982 giliran kampanye Golkar. Panggung kampanye mereka hangus dibakar pengunjung. Errata: Photo dalam CABE 6/5/2022 Syekh Sulaiman Arrasuli. Terima kasih. (*)
Jokowi Piknik, Sinyal Rehat Mendekat
Oleh M. Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan LEBARAN tahun ini piknik dan full rehat Presiden Jokowi kelihatannya. Tidak ada open house halal bi halal meski dengan Menteri sekalipun. Menteri yang menemuinya di Yogyakarta hanya satu yaitu Prabowo Subianto. Itupun sowan sebelum bersafari politik pencapresan. Pak Jokowi hilang dari kesibukan Istana Merdeka Jakarta. Berita piknik lanjutan setelah Yogyakarta adalah Gianyar Bali bersama anak cucu. Ada kaesang, Gibran juga Bobby Nasution. Cucu-cucu Jan Ethes, Lembah Manah, Sedah Mirah dan Panembahan Al Nahyan. Dengan kawalan Paspampres keluarga ini ber-safary journey, melihat pertunjukan burung (bird show), dan harimau putih. Adalah hak Presiden dan keluarga untuk jalan-jalan akan tetapi dengan mengabaikan open house \"ritual\" lebaran sebenarnya cukup mengganggu. Silaturahmi dengan pejabat dan rakyat yang semestinya didahulukan kini terabaikan. Jokowi yang biasa jago dalam pencitraan telah membuang momentum spiritual itu. Adakah piknik dan rehat sekeluarga ini sebagai sinyal Jokowi sudah lelah, putus asa, dan bersiap untuk menikmati istirahat dari kesibukan Istana? Sangat mungkin. Ada tiga indikasi kuatnya, yaitu: Pertama, gagal mengupayakan perpanjangan jabatan 3 tahun dan miskin dukungan untuk amandemen UUD masa jabatan 3 periode. Partai pendukung Presiden yakni PDIP justru menjadi penentang kerasnya. Kedua, masa depan proyek-proyek andalan suram. Bandara sepi, Kereta Api China mangkrak, OBOR redup, IKN masih mimpi, investor Jepang hengkang, Saudi tidak jelas, Elon Musk pun berkaos hitam. Luhut makin cemberut. Ketiga, perlawanan lapangan sulit diredam apakah mahasiswa, buruh, purnawirawan, umat Islam. Oposisi semakin menguat dan menggumpal keras. Upaya mematahkan dengan membungkam aktivis ke penjara tidak berefek jera. Justru membuat rezim lebih kental berpredikat zalim. Jokowi bertahan sampai 2024 saja merupakan prestasi atau \"blessing in disguise\". Kendaraan sedang meluncur ke bawah bukan berjalan datar. Harapan berubah peran hingga berujung bagus atau husnul khotimah tidak terlihat bahkan semakin tertutup. Jokowi meredup. Mentor strateginya AM Hendropriyono uzur karena sakit, Luhut Panjaitan sudah diposisikan musuh bersama, isu akan mundur pun merebak, sementara Kepala BIN Budi Gunawan tidak berada di kubunya. Jokowi kehilangan pegangan. Mungkinkah para taipan masih setia? Belum tentu. Mereka adalah bandar yang berkalkulasi pragmatis, dapat memegang dan mudah pula melepas. Rakyat sudah berat bertoleransi dan hilang kesabaran untuk tetap memberi mandat. Meski disebut intoleran atau radikal atas sikap kritis atau perlawanannya namun nampaknya sudah tidak peduli lagi. Rakyat ingin pengelola negara segera berganti atau berubah. Ada tiga opsi yang mungkin terjadi. Pertama, Presiden Jokowi ditinggalkan baik oleh partai koalisi maupun para Menteri. Koalisi sudah retak berjalan sendiri-sendiri. Akan ada Menteri yang mengundurkan diri dan reshuffle tidak menolong. Kedua, Presiden dan Wapres mengundurkan diri hingga trium virat menggantikan untuk kemudian MPR memilih Presiden Wakil Presiden hingga 2024. Prabowo-Puan mungkin serius sedang mengincar. Ketiga, Jokowi tidak mundur dan bertahan meski hancur-hancuran. 2022-2024 menjadi fase babak belur. Risiko siap ditanggung sebagai akhir yang buruk \'su\'ul khatimah\'. Untuk pilihan ini Jokowi dan anak-anak terancam penjara. Nampaknya dalam keputusasaan, mungkin ditunjang nasehat paranormal, maka pilihan berhenti di perjalanan lebih rasional dan membuka peluang Jokowi dan keluarga untuk dapat selamat. If he is lucky. Itu jika pak Jokowi masih beruntung. Jika beruntung. Bandung, 7 Mei 2022
Hersubeno: Jokowi Tetap Ngotot Bangun IKN, Memangnya Punya Duit?
Jakarta, FNN - Walau banyak yang menyangsikan dan mempertanyakan, Presiden Jokowi tetap ngotot memaksakan Undang-Undang Ibu Kota Negara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Diam-diam ternyata rencana pembangunan Ibu Kota Negara Baru terus dikebut. Padahal, pemerintah saat ini sedang mengalami kesulitan yang sangat berat yakni krisis ekonomi dan politik. Partai pendukung pemerintah satu per satu mencabut dukungan, termasuk PDIP. Jika pemerintah ini menggunakan sistem parlementer, maka Jokowi sudah tamat sebelum waktunya. Demikian analiisis wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Hersubeno Point, Jumat, 06 Mei 2022. Hersu panggilan akrab Hersubeno Arief mencatat Presiden Jokowi telah menerbitkan lima regulasi baru turunan Undang-Undang Ibu Kota Negara Baru. Regulasi turunan itu antara lain Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2022 mengatur tentang pendanaan dan pengelolaan anggaran untuk persiapan pembangunan dan pemindahan Ibu Kota Negara serta penyelenggaraan pemerintah daerah khusus ibu kota negara. Lalu ada Peraturan Presiden nomor 62 tahun 2022 tentang otoritas Ibu Kota Nusantara. Regulasi ini mengatur lebih detail soal kewenangan dan fungsi badan otorita Ibu Kota termasuk pembentukan dewan penasihat otorita Ibu Kota Negara Nusantara. Berikutnya ada Perpres nomor 63 tahun 2022 tentang perincian rencana induk Ibu Kota Nusantara. Dilanjutkan dengan Perpes nomor 64 tahun 2022 tentang rencana ketakwaran uang kawasan strategis nasional Ibu Kota Nusantara tahun 2022 tahun 2024 dan Perpres nomor 65 tahun 2022 tentang perolehan tanah dan pengelolaan pertahanan Ibu Kota Nusantara. Ada pula Kepmenseknek nomor 105 tahun 2022, ini berupa tim transisi pendukung persiapan pembangunan dan pemindahan Ibu Kota Negara. Ini sudah diteken oleh Menteri Sekreratiat Negara Pratikno pada tanggal 28 April 2022. Dalam Keputusan Menteri Seknes itu disebutkan bahwa sebagai ketua tim penasihat adalah Prof. Bambang Brodjonegoro Staf ahli Menteri Keuangan bidang Pengeluaran Negara Made Aryawijaya telah merinci anggaran yang akan digunakan untuk membangun kawasan inti pusat Pemerintahan di Ibu Kota Baru yakni di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Adapun total anggaran Ibu Kota Nusantara ini direncakan sebesar Rp 466 trilliun, dimana 20% di antaranya berasal dari APBN. Mengapa Jokowi memaksanakan diri membangun IKN. Padahal kondisi obyektif yakni anggaran dan dukungan politik sangat minim. Pembangunan IKN seharusnya tidak dipaksakan. Ada dua Medan tempur yang dihadapi oleh Presiden, yakni krisis ekonomi dan krisis politik. Dua-duanya secara kalkulasi, berat bagi Jokowi, apalagi kalau tetap ditambah dengan memaksakan pemindahan ibukota baru. Seharusnya Jokowi fokus menghadapi 2 krisis tersebut. Krisis ekonomi jelas, pasca musim mudik dan balik Lebaran rakyat kembali menghadapi realita kehidupan bahwa mereka akan mengalami kesulitan hidup. Survei yang dilakukan Litbang Kompas bahwa 7 dari 10 orang responden kesulitan untuk membeli kebutuhan hidup. Apakah Jokowi mampu mengatasi krisis minyak goreng? Medan pertempuran harus dimenangkan Jokowi, bahwa minyak goreng harus murah dan melimpah sesuai janji Jokowi. Kita jadi bertanya-tanya apakah instruksi Jokowi dipatuhi? Tidakkah terjadi penyelundupan minyak goreng dan CPO secara besar-besaran, karena harga di tingkat internasional sedang sangat tinggi. Belum lagi kenaikan harga Pertalite dan gas 3 kg yang sudah diwacanakan Menko Marives Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri ESDM Arifin Tasrif. Ini jelas akan memberangkatkan beban hidup masyarakat. Kita tidak bisa membayangkan kemarahan masyarakat bawah, atas kenaikan semua barang kebutuhan pokok ini. Belum lagi bicara bunga utang terus membengkak. Tahun ini saja harus membayar bunga utang sebesar Rp 405 triliun. Ini menjadi tanda tanya besar mengapa Jokowi ngotot meneruskan pembangunan IKN? \"Saya pikir setelah Jokowi merenung di Gedung Agung Jogjakarta, dia berubah pikiran, ternyata tidak. Padahal masyarakat tahu satu per satu calon investor IKN mundur. Calon calon investor baru yang dilobi oleh Luhut Binsar Pandjaitan belum ada kejelasannya,\" tegasnya. Dari sisi politik, Jokowi sudah tidak disupport oleh partai pendukungnya. \"Saya berkali-kali menyebut, kalau pemerintah ini menganut sistem parlementer, Jokowi sudah jatuh karena partai-partai pengusungnya sudah menarik diri. Ini terjadi gegara penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan,\" paparnya. Satu persatu kata Hersu, partai pendukungnya meninggalkan Jokowi termasuk PDIP. Hanya tinggal Golkar dan PKB, tapi ini soal waktu dan dinamika di internal partai. \"Jokowi juga harus waspada, gegara krisis minyak goreng PDIP makin gerah dengan Luhut Binsar Pandjaitan. Di luar itu krisis minyak goreng ini menyeret Kaesang, putra Jokowi,\" tegasnya. Jadi secara ekonomi dan politik, Jokowi sangat lemah dan dia mendapat tekanan yang sangat berat. Makanya, sikap dia ngotot melanjutkan pembangunan IKN sangat mengherankan. Jika melihat kondisi saat ini, Jokowi untuk bisa bertahan sampai 2024 sangat berat. Hersu mengingatkan, seandainya Jokowi berani mengumumkan penundaan pembangunan IKN, dan biaya dialihkan untuk memulihkan ekonomi, maka tekanan dari partai politik akan mengendor. Apalagi kalau Jokowi bersedia menghapus persyaratan Presidential Threshold, saya kira peta politik akan berubah drastis. Jika ini yang terjadi maka fokus masyarakat langsung mengarah kepada PDIP dan Gerindra. Jokowi akan dikenang sebagai presiden yang punya andil memperbaiki proses demokrasi dengan menghapus persyaratan 20 persen calon presiden. Kesalahan-kesalahan Jokowi akan dilupakan orang, apalagi presiden berikutnya adalah sosok yang dikehendaki rakyat yang tidak dikendalikan oligarki. (*)