ALL CATEGORY
BNPT Berkomitmen untuk Tetap Akuntabel dalam Penyelenggaraan Keuangan Negara
Jakarta, FNN - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) berkomitmen untuk tetap akuntabel dalam penyelenggaraan keuangan negara, terutama dalam membangun Indonesia yang damai dan tanpa kekerasan.\"BNPT akan selalu bekerja profesional dan akuntabel. Tentunya juga dengan kinerja yang tinggi, kinerja yang baik, sesuai permintaan rakyat, permintaan negara kepada pemerintah, pemerintah yang dalam ini untuk penanggulangan teror yang dipercayakan kepada BNPT,\" ujar Sekretaris Utama BNPT RI Bangbang Surono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menerima tim BPK RI di Ruang Rapat Utama Kantor BNPT RI di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Kamis (8/6).Bangbang Surono menambahkan bahwa BNPT RI amanah dalam melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan sehingga anggaran yang diberikan negara dapat dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya.\"Kita harus melaksanakan penyelenggaraan negara dengan uang negara ini harus dengan sebaik-baiknya, tidak dihambur-hamburkan untuk hal-hal yang tidak pas dan sesuai dengan peruntukannya,\" ujar Sestama BNPT RI ini.Dalam exit meeting BPK RI ini, Sestama BNPT RI berharap Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) mendapatkan hasil yang baik dan dapat kembali menerima Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang kesepuluh kalinya.\"Kami berharap BNPT tetap mendapatkan opini atas laporan keuangan di tahun 2022, yaitu hasil pemeriksaan laporan keuangan tahun 2022 nanti opininya mudah-mudahan tetap wajar tanpa pengecualian atau pun WTP yang ke sepuluh kali berturut turut,\" ujar Bangbang.Senada dengan Sestama, Inspektur BNPT RI Catur Iman Pratignyo menyebutkan bahwa BNPT RI harus menjaga akuntabilitas dan juga menjalin komunikasi yang baik dengan auditor.\"Tidak kalah pentingnya adalah bagaimana menjalin komunikasi yang efektif dengan pihak auditor supaya tidak misleading, tidak ada informasi yang salah arti. Karena kesempatan sangat terbuka bagi kami untuk mengomunikasikan apa pun, kami harus terbuka dan menjalin komunikasi dengan seefektif mungkin,\" ujar Catur.Sementara itu, Wakil Penanggung Jawab I Pemeriksaan Keuangan BPK RI untuk BNPT RI Ida Irawati menyampaikan bahwa terkait pemeriksaan yang memakan waktu sampai 75 hari, BNPT RI dapat berkoordinasi dengan berbagai pihak demi menjaga keakuntabilitasan badan.\"Agar tidak kekurangan informasi, BNPT bisa berkoordinasi dengan LKPP, dengan BPKP atau pun dengan konsultan, serta juga diklat dengan BPK,\" kata Ida Irawati.Dalam pertemuan ini, Sestama BNPT RI turut didampingi Kepala Biro Umum BNPT Marsma TNI Fanfan Infansyah dan Kepala Biro Perencanaan, Hukum dan Hubungan Masyarakat Brigjen TNI Roedy Widodo.(ida/ANTARA)
SSDM Polri Menambah Almatsus Psikologi Rawat Kesehatan Mental Polisi
Jakarta, FNN - Biro Psikologi Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri berupaya merawat kesehatan mental anggota polisi guna mencegah perilaku bunuh diri dengan menambah alat material khusus (almatsus) psikolog.Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Pol. Dedi Prasetyo kepada ANTARA saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat, mengatakan penambahan almatsus psikolog ini untuk melakukan screening kondisi klinis Pegawai Negeri Pada Polri (PNPP) berupa heart rame variability (HRV) yang dapat mengukur tingkat stres dan emosi PNPP secara langsung (real time).\"Untuk memenuhi kebutuhan pemeriksaan kondisi tingkat stres dan emosi PNPP, Biro Psikologi akan menambah almatsus psikologi,\" ujar Dedi.Kesejahteraan mental menjadi atensi SSDM Polri untuk mencegah perilaku bunuh diri anggota PNPP. Biro psikologi SSDM Polri sebagai pengemban fungsi perawatan dan pembinaan psikologi, mencatat sepanjang 2023 sampai dengan bulan ini, ada 15 orang personel Polri yang melakukan bunuh diri dan percobaan bunuh diri.Dedi selaku pimpinan SSDM Polri berupaya mencari terobosan baru dan perubahan pola pembinaan mental, kerohanian, pelayanan konseling psikologi yang baik, lewat kelompok diskusi terarah (FGD) yang digelar Rabu (7/6) kemarin.Selain menambah jumlah almatsus psikologi, upaya lain yang dilakukan Biro SSDM Polri adalah melakukan pemenuhan konselor Polri.\"Caranya, kerja sama pelatihan konseling/peer konseling bersama ICITAP. Selanjutnya, akan disertifikasi LSP/BNSP dan dikukuhkan dengan surat keputusan kapolda,\" tutur Dedi.Upaya lainnya, lanjut jenderal bintang dua itu, yakni akan dilakukan rekrutmen bintara kompetensi khusus atau Bakomsus Psikologi dan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS).\"Rekrutmen Bakomsus Psikologi dan SIPSS ini untuk mencukupi kebutuhan PNPP berkualifikasi psikologi atau psikolog. Sehingga terpenuhi hingga tingkat polres,\" ucapnya.Rekrutmen Bakomsus Psikologi dan SIPSS ini pun sejalan dengan dorongan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) untuk menyediakan psikolog untuk konseling di tiap-tiap kepolisian resor (Polres).Langkah selanjutnya, kata Dedi, adalah memasukkan kurikulum konseling psikologi pada pendidikan pembentukan (Diktuk) dan pendidikan pengembangan (Dikbang) Polri.\"Kemudian, secara stuctured learning (upaya meningkatkan keterampilan) sudah ada Pendidikan Pengembangan Spesialis (Dikbanspes) Konselor yang di dalamnya mencakup materi konseling psikologi,\" kata Dedi.(ida/ANTARA)
Menpan RB Diminta Melaporkan Seluruh Data Honorer
Jakarta, FNN - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Junimart Girsang meminta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Azwar Anas menyampaikan seluruh data tenaga honorer yang telah terdaftar di kementeriannya kepada Komisi II DPR RI.\"Tolong, nanti disampaikan kepada Komisi II daftar tenaga honorer. Semuanya, Pak. Daftar tenaga honorer yang sudah terdaftar di Kemenpan RB, karena terindikasi ternyata masih banyak juga tenaga honorer yang belum terdaftar di Kemenpan RB, Pak,\" kata Junimart dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.Junimart mengatakan pihaknya menilai masih terdapat tenaga honorer yang hanya terdaftar di daerah dan belum terdaftar di Kemenpan RB.\"Jadi, mereka hanya (terdaftar) di daerah dan kepala daerahnya belum pernah melaporkan tentang tenaga honorer ini,\" tambahnya.Menurut Junimart, masih banyaknya tenaga honorer yang tidak terdaftar di Kemenpan RB akibat kepala daerah tidak kunjung melaporkan data para honorer tersebut.\"Contoh, misalnya, seseorang sudah menjadi honorer sampai 20 tahun, tetapi nama dia tidak masuk dikirimkan ke pusat, yang masuk siapa? Orang baru. Maka saya minta supaya Kemenpan RB itu memberikan kepada Komisi II, sudah berapa orang honorer yang terdaftar secara resmi di Kemenpan RB?\" jelasnya.Junimart menyampaikan hal tersebut dalam Rapat Kerja Komisi II DPR RI dengan Menpan RB Azwar Anas di Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (8/6).Pada kesempatan itu, dia juga mengatakan bahwa berdasarkan temuan di lapangan terdapat kemungkinan terjadinya perbedaan data yang terekam di Kemenpan RB dengan jumlah tenaga honorer yang saat ini masih bekerja. Apabila hal tersebut memang terjadi, maka harus dilakukan penyesuaian dengan kondisi dan jumlah riil tenaga honorer yang ada.\"Kalau memang mereka tidak terdaftar, kenapa mereka tidak terdaftar? Nah, biasanya ini menjadi kewenangan disengaja atau tidak disengaja oleh kepala daerah. Kan kasihan yang honorer sudah usia 51 tahun, nama tidak dikirimkan dan yang masuk malah yang baru,\" ujarnya.Sebelumnya, Junimart mengatakan Komisi II DPR RI membuka ruang pengaduan daring melalui https://halojg.id/lapor/ bagi para honorer yang belum diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).Hal itu untuk memperjuangkan pengangkatan seluruh pegawai honorer menjadi PPPK. Pasalnya, Junimart mengaku melihat masih banyak tenaga honorer yang mengeluh lewat media sosial.\"Bisa mengadukan masalah mereka dengan mengunjungi https://halojg.id/lapor/. Sekarang, silakan buat laporannya, kami akan perjuangkan,\" kata Junimart di Jakarta, Selasa (30/5).(ida/ANTARA)
Tuhan pun Sudah Tidak Ditakuti Rezim Ini
Oleh Sutoyo Abadi - Koordinator Kajian Merah Putih \" Perasaan terindah dan mendalam adalah perasaan terharu merasakan kehadiran yang ghaib dan Kudus. Itu adalah kekuatan hidup yang sebenarnya\" \"Menyadari yang tak bisa kita hampiri benar - benar ada. Menyatakannya sebagai kebijaksanaan tertinggi dan kita yang bodoh hanya bisa memahami, dalam bentuk sederhan. Perasaan dan kesadaran itu ada pada tingkat keimanan yang sejati.\" Masuklah bermuhasabah diri, apakah selama ini kita lebih takut kepada selain Sang Pencipta, atau kepada sesama manusia, sebagai hamba Tuhan yang lemah . Rasa takut hanya akan muncul jika kita menyadari bahwa hidup ini memiliki akhir. Begitu banyak timbunan sampah batin dari mulai urusan hati yang tak tuntas, trauma yang belum sembuh, sampai segudang rencana karena ketakutan ketika kekuasaan yang akan lepas. Beban ini, jika tidak pernah di kuras, akan muncul ke permukaan sebagai penyakit fisik, stres, paranoia, dan aneka fenomena lain yang kita sebut sebagai \"problem keangkuhan dan kesombongan\" Apakah kita sementara harus masuk kesendirian dan keheningan diri, bukan untuk menghindari sebuah kenyataan tetapi semata menata dan membersihkan kekuatan diri yang selama ini terlalu tebal terinfeksi kabut ketololan diri dari cahaya ilahi. Menjadi orang yang selalu rame memang menyenangkan, mungkin lupa sang diri perlu sejenak dalam keteduhan diri. Kita begitu iri melihat orang lain yang tetap tenang dan berani, memancarkan kekuatan diri saat menghadapi semua guncangan, tekanan , ancaman pembunuhan sekalipun. Sejenak dalam kesendirian mendekat kepada Sang Kuasa akan tampak kelemahan dan kerapuhan kita. Kebiasaan apa yang kita lakukan, apa yang kita baca, apa yang kita tonton, bahkan apa yang kita pikirkan, semuanya itu akan berlomba- lomba datang menawarkan diri pada saat anda sendiri dan kesepian. Muncul pilihan ada pada kita, tragisnya, tidak banyak yang mempunyai cukup kekuatan untuk memilih yang dikehendaki-Nya, tetapi tetap tersungkur pada nafsu apa yang disukai. Lupa ingatan dan kesadarannya bahwa Allah tak pernah hilang, tak pernah ghoib, tak pernah berjarak, tak pernah bergerak atau diam, tak pernah berpenjuru atau bernuansa, tak pernah berbentuk dan berupa, tak pernah berwaktu dan ber-ruang. Tak ada alasan apapun yang bisa menutup, menghijabi, menghalangi, menilai Allah dari dirimu, apalagi sekedar untuk \"menyendiri bersamaNya\" dalam hiruk pikuk dunia. Tanpa harus melepaskan tantangan zaman, perjuangan, kegairahan melawan kezaliman, kita tak pernah merasa takut sedetik pun ketika kita menggelayut di \"pundak-Nya\" apalagi bermesraan dalam pelukan-Nya. Hanya manusia Fir\'aun yang merasa bahwa dunia ada dalam genggaman dan kuasanya. Rusak tatanan kehidupan ini. Ketika dan konon rezim ini jangankan manusia \"Tuhanpun sudah tidak ditakuti\". Jauh dari rasa dan mengenal bahwa kekuatan ghaib dan kudus itu adalah kekuatan hidup yang sebenarnya, dan kekuasan hanyalah amanah akan lenyap tiba waktunya. *****
Membongkar Kartel Infrastruktur
Tak putus dirundung malang, itulah gambaran PT Waskita Karya Tbk sebagaimana digambarkan dalam karya sastra Sutan Takdir Alisjahbana. Baru saja dirundung masalah korupsi sehingga Direktur Utamanya Destiawan Soewardjono harus ditahan karena transaksi fiktif, tapi juga harus menghadapi ancaman gagal bayar bunga obligasi alias default. Inilah zaman dimana BUMN karya ini menghadapi keadaan paling buruk, good corporate governance babak belur, diterpa isu korupsi, kinerja obligasinya pun mendekati titik nadir. Inilah zaman jaihiliyah Waskita Karya. Akankah Waskita Karya menghadapi kebangkrutan? Selain tak mampu memenuhi hasrat investor obligasi, Waskita juga mengalami macet untuk pembayaran sub kontraktor, bahkan banyak sub kontraktor yang harus gulung tikar lantaran pekerjaan proyeknya belum kunjung dibayar. Korupsi di tubuh Waskita adalah wajah buruk korupsi infrastruktur yang dibanggakan Jokowi. Simak liputan lengkapnya di Majalah Forum Keadilan edisi Juni 2023. (*)
Majalah Forum Tetap Terbit, Sentil Ganjar Pranowo
Majalah Forum Keadilan tetap terbit di tengah banyaknya media cetak yang tutup. Laporan Utama edisi yang kini beredar adalah \"Membongkar Kartel Infrastruktur\" dan Forum Khusus bertajuk \"Pamer Maksiat ala Ginanjar\". Penasaran? Silakan pesan ke email: redaksiforumkeadilan@gmail.com
Jokowi Dengarlah Suara Mustazafin
Oleh Smith Alhadar - Penasihat Institute for Democracy Education (IDe) Dear Presiden, Ketika matahari telah condong ke barat dan banyak orang gelisah, saya ingin memperingatkan Bapak: Jangan sepelekan suara mustazafin! Mereka bukan hanya kaum papa di pinggir jalan, tapi mencakup kaum intelektual yang pikiran dan nuraninya teraniaya. Mereka adalah orang-orang dari semua bangsa dan semua zaman yang senantiasa berperan menghancurkan sistem yang korup untuk membangun tatanan baru yang adil bagi semua. Tanpa mereka pelita bangsa akan pudar, lalu lenyap. Hari ini semakin banyak mustazafin yang berhenti menghormati Bapak. Bapak sendiri yang membuang habis marwah Bapak sebagai presiden. Tak tersisa lagi kemuliaan yang melekat pada status formal Bapak itu. Presiden bisa khilaf, tapi tak boleh menjadi penjahat konstitusi. UUD dirancang untuk menjadi dasar dan tujuan bernegara. Dalam konsep kenegaraan, ia adalah \"kitab suci\" yang mengatur perilaku penguasa untuk semata berkhidmat kepada kepentingan rakyat, pemilik kedaulatan, bukan untuk mengabdi pada kepentingan sendiri, kelompok, dan pihak asing. Biar begitu, presiden RI diberi kekuasaan yang sangat besar agar ia lebih leluasa menerjemahkan visinya ke dalam pilihan kebijakan untuk menghadirkan kesejahteraan kapada seluruh warga secara adil. Keadilan akan berdampak pada terbangunnya persatuan bangsa yang kini berantakan akibat politik belah bambu Bapak. Nyatanya, Bapak menggunakan kekuasaan - yang diamanatkan rakyat kepada Bapak untuk mewujudkan tujuan bernegara - untuk kepentingan keluarga Bapak dan orang-orang yang sudah sangat kaya. Sepertinya konstitusi Bapak perlakukan sebagai naskah yang tak lagi berguna. Pantas saja orang-orang yang mencintai negara ini khawatir melihat perilaku Bapak. Dear Presiden, Ketika rakyat menjatuhan pilihan kepad Bapak dalam dua pilpres terakhir, tak ada yang menyangka orang yang tampak lugu seperti Bapak kelak akan melakukan abuse of power secara vulgar. Bahkan, Soekarno, dan Soeharto pun tidak memperkosa konstitusi secongkak yang Bapak lakukan. Tak heran, guru besar hukum tatanegara Denny Indrayana sampai merasa perlu menyurati DPR untuk meminta para anggotanya yang digaji dengan uang rakyat untuk menggunakan hak angket mereka. Memang Denny bukan orag pertama yang mempertanyakan kesewenang-wenangan Bapak menerabas konstitusi, tapi dia adalah pakar hukum tatanegara pertama yang meminta parlemen menyelidiki pelanggaran-pelanggaran konstitusional yang Bapak lakukan. Dia berharap proses politik yang berlangsung di DPR terkait penggunaan hak angket berujung pada pemakzulan Bapak. Sikap Denny adalah suara mustazafin. Karena itu, ia disambut dan digemakan banyak kalangan di sini. Apakah Bapak tak takut? Asal tahu saja bahwa semua penguasa zalim takut pada mustazafin. Bukankah semua revolusi besar dunia digerakkan oleh mereka? Dan para raja, otokrat, dan diktator pun bertumbangan secara hina? Mungkin Bapak tak tahu sejarah dunia karena, sebagaimana pengakuan Bapak sendiri, Bapak tak suka membaca buku. Tapi gerakan reformasi 1998 yang digerakkan mustazafin terjadi di ujung hidung Bapak, mungkin ketika itu Bapak juga ikut hanyut dalam arus itu. Tak bisakah Bapak pelajari sebab-sebab keruntuhan rezim Orde Baru? Dear Presiden, Soeharto dijatuhkan bukan lantaran melanggar konstitusi - setidaknya itu bukan isu yang disuarakan mahasiswa dan mustazafin - melainkan korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang sekarang Bapak lakukan juga. Soekarno dilengserkan juga bukan lantaran melanggar UUD 45, melainkan insiden politik yang dihasilkan oleh kesalahan membangun kekuatan politik nasional dengan tujuan memperkuat kekuasaannya. Ini juga yang Bapak lakukan sekarang. Terus terang, dari sisi konstitusi, pelanggaran yang Bapak lakukan lebih serius dan mencolok ketimbang apa yang dilakukan dua presiden itu. Sebenarnya yang diungkap Denny terkait abuse of power bukan isu baru. Sudah lama mustazafin memperingatkan Bapak tentang hal itu. Bahkan, lebih dari itu, mereka juga menyorot kebijakan-kebijakan ngawur dan mubazir bidang ekonomi yang Bapak lakukan. Juga kebebasan berpendapat dan pelanggaran HAM. Tapi Bapak cuek bebek. Nilai lebih dari apa yang disampaikan Denny dari Melbourne adalah keberaniannya mengikuti suara hatinya untuk mendesak parlemen melucuti kekuasaan Bapak. Pasalnya, Bapak menggunakannya untuk menciptakan pemilu curang. Tidak mungkin presiden yang menguasai tentara, polisi, birokrat, dan institusi-institusi pemilu - dan telah menyatakan akan berpihak pada capres tertentu - akan menyelenggarakan pemilu yang fair. Demokrasi pun terancam. Ternyata, Bapak bukan anak kandung gerakan reformasi. Dear Presiden, Keberanian menyuarakan kebenaran adalah awal dari gerakan besar. Ketidakpuasan terhadap Soeharto sudah sangat lama disuarakan mustazafin, tapi suara itu baru menjadi api yang berkobar setelah dikumandangkan Amien Rais. Tentu saja setelah hadir kondisi ekonomi yang memungkinkan hal itu terjadi. Kondisi ekonomi sekarang mungkin belum seburuk menjelang Soeharto ditumbangkan, tapi abuse of power Bapak telah membangunkan mustazafin. Ingat, Amien Rais masih hidup! Juga Rizal Ramli dan Faisal Basri. Beberapa waktu lalu Amien Rais bersuara keras tentang perilaku ugal-ugalan pemerintahan Bapak. Jangan mengira Amien kini telah menjadi macan ompong yang sedang menunggu ajal. Suara mustazafin tidak mengenal usia. Pikiran Amien masih jernih dan protesnya masih didengar banyak org. Rupanya Bapak harus tahu juga bahwa revolusi Iran 1979, salah satu revolusi terbesar sepanjang sejarah, digerakkan oleh lelaki yang sudah uzur. Ketika itu Iman Khomeini telah berusia 79 tahun. Lebih spektakuler lagi, ia menggerakkan revolusi dari pengasingan yang merobohkan monarki berusia 2.500 tahun dengan kekuatan militer terbesar kelima di dunia dan didukung AS. Boleh jadi Denny tak dapat memobilisasi gerakan massa dari Melbourne, akan tetapi suara kebenarannya - yang juga disuarakan mustazafin semacam Rocky Gerung - akan terus menggelinding bak bola salju. Lalu, berubah menjadi gerakan sosial massif, yang lazimnya tak dapat dibendung oleh kekuatan apapun juga. Dear Presiden, Sebaiknya sekarang juga Bapak tampil di tengah publik untuk berikrar tobat nasuha. Bapak harus berjanji sungguh-sungguh bahwa Bapak akan memerintahkan bawahan Bapak, KSP Moedoko, untuk berhenti membegal Partai Demokrat. Aksi Moeldoko, yang sangat mungkin disuruh Bapak, terlalu menjijikkan. Caranya: batalkan persetujuan tukar guling KPK dengan MA. Sebagaimana dikatakan Denny berdasarkan info yang diklaim valid, KPK memaksakan MA mengabulkan Peninjauan Kembali Moeldoko kalau tidak ingin kasus-kasus korupsi di sana dibongkar KPK. Bapak juga harus berhenti mengarahkan koalisi parpol dengan capres-cawapres yang Bapak inginkan. Ini juga yang diungkap Denny dalam suratnya kepada DPR. Terakhir, Bapak harus mencabut pernyataan \"tidak akan bersikap netral\" dalam pilpres. Maaf, ini pernyataan arogan dari orang yang bebal. Bagaimana mungkin hal itu bisa dilakukan presiden di negara demokrasi? Ini preseden buruk yang membahayakan konstitusionalisme negara dan kelangsungan demokrasi. Berhentilah berpikir seolah Indonesia adalah monarki milik keluarga Bapak. Dan Bapak harus menjelaskan secara logis konstitusional mengapa Anies Baswedan Bapak anggap sebagai orang berbahaya. Indikator apa yang Bapak gunakan? Bukankah diksi radikal, intoleran, dan politik identitas yang ingin Bapak sematkan kpd Anies hanyalah tipu muslihat untuk menjustifikasi aniaya Bapak atas mantan gubernur Jakarta itu? Bahkan, untuk menggembosi aspirasi umat Islam yang kritis terhadap Cina dan kebijakan Bapak yang pro-oligarki bukan? Dear Presiden, Alasan Bapak menggencet Anies dengan alasan demi bangsa dan negara ke depan tak bisa diterima akal sehat dan nurani siapa pun kecuali sekutu-sekutu Bapak yang sedang menikmati kue dari pemerintahan Bapak. Bukankah legacy yang akan Bapak tinggalkan banyak masalahnya? Apakah masuk akal pengganti Bapak harus meneruskan proyek-proyek infrastruktur, terutama IKN, yang mubazir? Proyek yang menggunakan duit rakyat hanya untuk berakhir sia-sia. Apakah Anies tak punya pikiran sehingga kalau nanti menjadi presiden dia akan menelantarkan bangsa ini? Masuk akalkah mengandalkan Ganjar Pranowo yang nirprestasi dan nirintegritas melanjutkan legacy Bapak yang berkelindan dengan berbagai masalah? Mengapa Anies, yang menjanjikan perubahan atas tatanan ekonomi dan politik nasional yang destruktif, harus disingkirkan dari arena pilpres bak penjahat? Padahal, ketika memimpin Jakarta dulu ia telah menunjukkan kualitas kepemimpinan kelas wahid. Kalau Bapak saja merasa mampu mengelola negara, mestinya Bapak yakin Anies lebih mampu daripada Bapak karena dia membaca buku sangat banyak. Bukan komik Doraemon dan Sinchan, melainkan buku-buku serius karya pemikir dunia. Percayalah kalau Bapak tetap ugal-ugalan mengurus negara, jangan heran kalau kian banyak mustazafin bermunculan. Juga, meskipun realitas politik saat ini tampak \"tak memungkinkan\" DPR memproses permintaan Denny, bukan mustahil lobi-lobi politik di DPR untuk memakzulkan Bapak akan membuahkan hasil. Terutama bila adzan Denny direspons mahasiswa. Bukankah dulu anggota DPR yang sengaja dipilih untuk mendukung rezim Orba pada akhirnya berbalik arah memusuhi Soeharto? Maka, kita menyaksikan strong man itu memilih berhenti ketimbang di-impeach MPR dan meninggal sebagai orang yang dilupakan. Dear Presiden, Sekarang terserah Bapak. Silakan Bapak menyepelekan suara mustazafin. Tapi terlebih dahulu Bapak harus menyadari bahwa sesungguhnya Bapak tak sekuat yang Bapak kira dan bahwa tidak mungkin lagi Bapak bisa membungkam suara mustazafin. Tidak mungkin lagi Bapak meneruskan cawe-cawe pilpres. Semua ada batasnya dan Bapak telah melampaui batas yang dilarang keras oleh Islam, agama yang Bapak peluk. Tentu saja Allah tidak main-main dengan firman-Nya: Tegakkan keadilan! Karena sesungguhnya ketidakadilan adalah akar semua revolusi dan penderitaan manusia. Semoga Bapak tidak terlambat untuk berbenah diri. Tangsel, 9 Juni 2023. (*)
Erdogan Membangunkan Kembali Sufi Turki dari Tidur yang Panjang
Di bawah AKP dan Erdogan Islam bangkit kembali di Turki. Kaum sufi terbangun dari tidur panjangnya. Oleh Dimas Huda --Jurnalis Senior Kebangkitan kehidupan beragama di ranah publik di bawah pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan atau AKP selama 20 tahun terakhir telah menyebabkan kembalinya para Sufi secara bertahap. Recep Tayyip Erdogan memberi ruang yang luas buat mereka. Padahal di era Mustafa Kemal Ataturk mereka ini dianggap sebagai simbol keterbelakangan. Marian Brehmer, pengamat tasawuf dan kearifan Timur Tengah, sempat mengunjungi makam sufi yang masyhur Jalaluddin Rumi di Konya. Laporannya di dilansir Qantara. Konya adalah tempat yang kompleks. Wilayah ini pernah menjadi ibu kota Kerajaan Seljuk dan salah satu kota terbesar di Anatolia dengan populasi lebih dari 2 juta. Hampir tidak ada kota lain di negara ini, jadi mereka berbisik satu sama lain di Turki barat, di mana orang-orangnya sangat religius, sangat konservatif, sangat \"terbelakang\". Konya juga merupakan salah satu kota utusan perdamaian paling signifikan dalam sejarah dunia. Mevlana Jalaluddin Rumi, yang lahir di Balkh di tempat yang sekarang disebut Afghanistan pada 1207 dan meninggal di Konya pada 1273. \"Mevlana\" begitu orang menyebut adalah ejaan Turki dari maulana kehormatan Arab, yang berarti \"tuan kami\". Magnet bagi Wisatawan Mausoleum Mevlana, yang selama ratusan tahun menjadi pusat pelatihan dan markas ordo darwis Mevlevi, kini menjadi magnet bagi wisatawan, menarik jutaan pengunjung setiap tahun. Malam pernikahan atau şeb-i arus, sebagai hari peringatan kematian Rumi telah dikenal selama berabad-abad, adalah satu hari di mana daya tarik transnasional santo itu terlihat jelas. Setiap tahun, ribuan orang dari seluruh dunia berziarah ke Konya untuk acara tersebut. Beberapa pengunjung mengobrol dalam kelompok kecil – di antara bahasa lain, Anda dapat dengan jelas memilih bahasa Turki, Persia, Arab, dan Inggris – sementara lingkaran pemuda Iran membaca dari Divan-e Shams. Seorang wanita yang lebih tua menggumamkan surah-surah Al-Quran pada dirinya sendiri saat dia bergoyang-goyang. Segera, salah satu penjaga kuil, mengenakan mantel wol krem, mengeluarkan korek api panjang dan mulai menyalakan lilin di toples kaca di atas kepala mereka yang menunggu. Kisah Kembalinya Para Sufi di Turki, di Era Kemal Ataturk Dianggap Simbol Keterbelakangan Suasana Festival di Kota Pukul 16.05, \"Yā Hazret-i Mevlānā\" terdengar dari pengeras suara. Semua orang berdiri, siap menerima berkah dari ritual berusia berabad-abad ini. Pembacaan Al-Quran mengikuti, upacara dengan doa dan pembacaan zikir yang luar biasa, yang diakhiri dengan seruan \"Allah\" yang semakin cepat. Beberapa saat kemudian, para peziarah keluar melalui portal dalam kerumunan besar, meskipun beberapa berlama-lama dalam meditasi hening. Setelah itu, Konya berubah menjadi arena festival. Di berbagai lokasi di sekitar makam, di hotel, pusat budaya, dergah (kuil sufi) atau di udara terbuka, orang bernyanyi, berdoa, membacakan puisi dan mengenang Rumi hingga larut malam. Salah satu pertemuan paling populer diadakan setiap tahun di aula besar di belakang toko suvenir yang tidak mencolok. Dinding berpanel kayu digantung dengan permadani dalam berbagai warna dan pola. Pada malam ini, musiknya merupakan campuran dari musik rakyat spiritual Turki dan lagu sufi, juga disebut ilahi (\"ilahi\") serta himne Persia Rumi. Ritme disediakan oleh drum bingkai melingkar. Saat musik mencapai klimaksnya, seorang wanita muda di antara penonton melompat dan mulai berputar. Saat dia berputar, keliman roknya yang berwarna cerah terangkat ke udara. Pemintalan wanita muda ini adalah hal yang memacu momen dan memiliki sedikit kesamaan dengan upacara sema rumit Ordo Mevlevi. Kisah Kembalinya Para Sufi di Turki, di Era Kemal Ataturk Dianggap Simbol Keterbelakangan Berpartisipasi dalam sema, yang telah menjadi semacam pertunjukan tasawuf, secara tradisional membutuhkan proses pelatihan yang panjang. Banyak kalangan Sufi Turki kini berpendapat bahwa ekstase mistis adalah pengalaman yang dirindukan setiap orang. Sudah waktunya, kata mereka, untuk meninggalkan institusi dan peraturan. Sementara Mevlevis hari ini mengkritik mereka yang menggambarkan sema - yang sekarang juga dilakukan di restoran atau dalam perjalanan kapal uap dari Istanbul - sebagai \"tarian\", orang-orang di Barat telah lama berbicara tentang \"tarian berputar para darwis\". Lokakarya dalam \"berputar\" tersedia di studio yoga dan pusat esoterik di kota-kota besar Eropa. Pemisahan ritual sufi dari warisan tradisionalnya dan mencampurkannya dengan praktik spiritual dari budaya lain digambarkan oleh beberapa peneliti sebagai \"tasawuf gaya hidup\". Kebangkitan Kembali Di Turki, rasa lapar akan latihan spiritual sangat besar di antara mereka yang merasa terasing oleh politik Turki yang semakin ideologis Islam. Kebangkitan kehidupan beragama di ranah publik di bawah pemerintahan AKP selama 20 tahun terakhir telah menyebabkan kembalinya para Sufi secara bertahap, sampai-sampai para master sekarang dapat berbicara kepada jutaan orang di televisi dan diundang secara terbuka ke upacara. Turki saat ini juga menjadi rumah bagi kelompok sempalan neo-Sufi dan ultra-konservatif dari ordo tradisional seperti komunitas Menzil atau gerakan Süleymancılar, yang para pemimpinnya dulu memiliki hubungan dekat dengan orang-orang yang bergerak di lingkaran pemerintahan. Di Kekaisaran Ottoman, praktik keagamaan sebagian besar penduduk selama berabad-abad dipengaruhi oleh budaya Sufi. Pondok-pondok Tekkes atau Sufi tidak hanya berfungsi sebagai tempat pendidikan spiritual, tetapi juga sebagai tempat pertemuan sosial, yang mengelola perpustakaan atau melayani tujuan amal. Beberapa persaudaraan mistis seperti Tarekat Bektashi dan Tarekat Naqsybandi memiliki pengaruh sosial dan politik yang besar di Kesultanan Utsmaniyah, oleh karena itu Mustafa Kemal Atatürk menganggap tarekat tersebut sebagai simbol keterbelakangan dan penghalang jalan negara menuju keselarasan dengan Eropa. Dua tahun setelah berdirinya negara Turki, Atatürk menutup ordo Sufi dan melarang praktik mereka. Beberapa pemimpin sufi menolak langkah ini dan memindahkan komunitas mereka ke bekas negara Ottoman lainnya, termasuk Albania dan Suriah. Çelebi, atau pemimpin spiritual Mevlevi – jabatan yang diwariskan dari ayah ke anak sejak kematian Rumi – awalnya tinggal di Aleppo, di mana salah satu mevlevihanes (pusat Sufi) terpenting pernah berada di bawah pemerintahan Ottoman. Sufi lainnya bergabung dengan Kemalis dan mengambil posisi dalam pelayanan publik. Putus dengan Budaya Spiritual Pada saat yang sama, reformasi alfabet tahun 1928, di mana alfabet Turki dialihkan dari aksara Arab ke Latin, menyebabkan putusnya budaya spiritual generasi sebelumnya. Membaca puisi Sufi Ottoman segera menjadi kegiatan yang hanya diperuntukkan bagi para spesialis. Saat ini, hampir tidak ada orang di Turki yang memiliki akses ke karya asli para Sufi; mereka pertama-tama perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Turki modern. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak terjemahan yang telah diselesaikan, dengan penerbit Istanbul seperti Sufi Yayinları berada di garis depan upaya tersebut. Akibat pelarangan itu, banyak sufi menghabiskan waktu puluhan tahun di bawah tanah. Pondok-pondok mereka melepaskan peran mereka sebagai pusat pelatihan spiritual dan hanya berfungsi sebagai klub budaya – untuk musik mistik, misalnya. Bahkan di Konya, sema dilarang hingga tahun 1950-an. Pada tahun 1953, pertunjukan itu diizinkan untuk diadakan lagi sebagai pertunjukan yang sangat sekuler. Hari ini, sebaliknya, dewan kota menggunakan Rumi dan para darwis berputar sebagai kartu panggil, menyebut dirinya sebagai \"kota hati\". Video iklan Konya untuk şeb-i arus tahun ini mengajak orang-orang untuk \"Menjadi teman, sehingga Anda dapat melihat teman [ilahi].\"
Jejak Islam: Bekas-Bekas Dendam Yunani ke Ottoman
Di Yunani, tak sedikit peninggalan era Ottoman atau Utsmaniyah yang tak terurus. Salah satunya Thessaloniki, bekas perkampungan kaum muslimin. Oleh Dimas Huda ---Jurnalis Senior Thessaloniki di era Ottoman atau Utsmaniyah adalah kota yang dihuni penduduk muslim. Kota ini ditinggalkan karena adanya pertukaran penduduk antara Yunani dan Turki. Mereka yang muslim dipaksa pindah ke Turki. Kini masih ada sedikit bekas-bekas budaya Islam era Ottoman di kota itu. Di bagian atas Ano Poli di Thessaloniki terdapat air mancur sederhana. Air mancur ini menampilkan prasasti dalam bahasa Arab dan Turki Ottoman. Berasal dari awal abad ke-20. Teks tersebut bercerita tentang orang yang membangun air mancur ini. Dia adalah seorang mufti lokal bernama Ibrahim. Pak Tua membangun air mancur untuk mengenang mendiang cucu perempuan tercintanya, Namika Hanim. Sang cucu meninggal di usia muda. Prasasti ini bertuliskan permintaan kepada semua orang yang meminum air tersebut untuk berhenti dan berdoa bagi jiwa Namika. Pemandangan Kota Pada era Ottoman, pergantian abad ke-20, air mancur menjadi tempat umum di Thessaloniki. Monumen berornamen semacam itu dapat ditemukan di sepanjang gang berkelok-kelok di Ano Poli. Air mancur terletak di antara rumah-rumah Utsmaniyah yang ditandai dengan balkon menjorok yang khas dan pintu kayu besar. Menara yang tak terhitung jumlahnya dari banyak masjid di Thessaloniki mendominasi pemandangan kota, dan azan berkumandang di lingkungan yang ramai. Thessaloniki, yang dikenal sebagai Salonika, selama masa Utsmaniyah dalam banyak hal pada dasarnya adalah kota Utsmaniyah, telah diintegrasikan ke dalam kekaisaran beberapa dekade sebelum Konstantinopel. Populasinya mencerminkan keragaman dan termasuk orang Yahudi, Yunani, Turki, Albania, Armenia, Bulgaria, dan banyak lainnya. Hellenisasi Pasca Ottoman Menurut MEE, sepanjang abad ke-20, Thessaloniki menjadi saksi peristiwa yang secara radikal mengubah penampilan demografis dan fisiknya. Proyek-proyek modernisasi selama periode Utsmaniyah menetapkan suasana untuk perubahan yang akan datang, dengan penghancuran tembok-tembok Bizantium tua di sepanjang tepi laut dan pembangunan kawasan pejalan kaki yang besar sebagai gantinya. Ketika kota itu berada di bawah kekuasaan Yunani pada tahun 1912, keinginan untuk meng-Hellenisasi lingkungan binaan membentuk kebijakan perkotaan dan menyegarkan para perencana kota. Kebakaran dahsyat pada tahun 1917 memaksa penggambaran ulang kota secara luas. Kebakaran melanda sebagian besar pusat kota, menghancurkan lingkungan Yahudi serta masjid, sinagog, dan monumen lainnya. Upaya rekonstruksi sangat ambisius, tetapi sebagian besar menghapus karakter Yahudi dan Muslim di daerah yang terkena dampak. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1923, penduduk Muslim Thessaloniki tunduk pada perjanjian pertukaran penduduk yang ditandatangani oleh pemerintah Yunani dan Turki. Mayoritas penduduk Muslim lokal, yang terdiri dari orang Turki, Albania, dan etnis lainnya, terpaksa meninggalkan kota dengan kapal menuju republik Turki yang baru. Hanya sekelompok kecil Muslim yang mempertahankan kewarganegaraan asing yang diizinkan tetap tinggal di kota. Tanda-tanda pengaruh Ottoman dihapus dari ruang publik. Masjid ditutup dan kemudian digunakan kembali untuk berbagai kegunaan. Menara di seluruh kota dirobohkan. Kuburan Muslim dihancurkan dan banyak bangunan era Ottoman didesain ulang agar terlihat lebih Hellenic. Prasasti dalam bahasa Ottoman dihapus dari monumen seperti Menara Putih yang ikonik dan Air Mancur Hamidiye. Mengembalikan Sejarah Struktur Ottoman yang bertahan sebagian besar tetap ditinggalkan, dengan empat masjid kota yang tersisa dalam kondisi pelestarian yang berbeda-beda. Yang terbesar dan terpenting di antaranya adalah Masjid Hamza Bey. Masjid ini bersejarah yang terbentang lebih dari 500 tahun. Awalnya dibangun pada pertengahan abad ke-15, masjid ini terletak di persimpangan sibuk di jantung kawasan komersial Thessaloniki. Selama berabad-abad itu berfungsi sebagai salah satu rumah ibadah Muslim utama di daerah itu. Masjid dikelilingi oleh bangunan Ottoman lainnya seperti bazaar tertutup dan berbagai hammam, atau tempat pemandian umum. Seperti banyak bangunan lain yang terkait dengan Ottoman, masjid ini ditinggalkan selama pertukaran penduduk pada tahun 1923 dan akhirnya diubah menjadi gedung bioskop. Setelah pertukaran, bioskop menjadi sangat populer di kalangan pengungsi Yunani berbahasa Turki yang tiba dari Anatolia dalam gelombang migrasi yang sama yang menumbangkan komunitas Muslim Thessaloniki. Masjid yang berubah menjadi bioskop berfungsi sebagai tempat yang ideal untuk pemutaran film berbahasa Turki, dan populer di kalangan orang Yunani Anatolia yang bernostalgia. Bioskop akhirnya ditutup pada 1990-an, dan akses ke masjid telah dibatasi sejak saat itu. Pada Mei 2023, Kementerian Kebudayaan dan Olahraga Yunani mengumumkan bahwa Masjid Hamza Bey akan dipugar sepenuhnya dan dibuka kembali sebagai museum pada tahun 2025, menyusul proyek investasi bernilai jutaan euro. Museum ini akan menampung berbagai artefak yang ditemukan selama pembangunan sistem kereta bawah tanah. Pemugaran Masjid Hamza Bey merupakan tonggak sejarah dalam kebijakan lokal terhadap warisan Muslim dan Ottoman di Thessaloniki. Diskusi tentang bagaimana dan mengapa kota harus memulihkan dan merangkul warisan Ottomannya hampir tidak ada sampai tahun 2011, ketika pemilihan Yiannis Boutaris sebagai walikota Thessaloniki mengantarkan perdebatan baru tentang promosi kota sebagai kota metropolis kosmopolitan historis. Boutaris, yang mengkampanyekan agenda progresif, secara konsisten mengadvokasi untuk merangkul situs Muslim dan Ottoman secara menyeluruh di Thessaloniki. Walikota berargumen bahwa pemulihan situs semacam itu akan menguntungkan kota di banyak tingkatan, menarik wisatawan, menjalin hubungan yang lebih kuat dengan dunia Muslim, dan mempromosikan keragaman sejarah Thessaloniki. Setelah berkuasa, Boutaris mulai mengejar agenda inklusifnya. Ia mengusulkan pendirian museum seni Islam di Masjid Alaca Imaret yang terbengkalai. Ia juga mengizinkan umat Islam setempat untuk melakukan salat Idul Fitri untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade di Masjid Yeni. Sejumlah faktor, termasuk krisis ekonomi yang mengakar kuat di Yunani dan kurangnya kerja sama di tingkat pemerintah, menghalangi penerapan penuh proposal walikota. Sikap berani walikota dan kebijakan progresif juga memicu reaksi dari kaum fasis dan ultra-nasionalis, yang menyerang Boutaris yang saat itu berusia 75 tahun pada tahun 2018. Meskipun demikian, visi walikota yang ambisius dan inklusif untuk Thessaloniki kemungkinan akan terus menginspirasi para pembuat kebijakan dan aktivis warisan budaya di masa depan, membawa pengingat yang menggugah tentang penduduk Muslim di kota itu. Dari Air Mancur Namika Hanim hingga Masjid Hamza Bey, situs dan monumen Ottoman dan Muslim di seluruh Thessaloniki menceritakan kisah salah satu bab paling menarik dalam sejarah kota. Merangkul sejarah ini dan menekankan kekayaan budaya kota akan menghormati visi Boutaris, meningkatkan daya tarik Thessaloniki bagi wisatawan dan berfungsi sebagai model untuk kota-kota lain di seluruh Yunani dan Balkan.
Prabowo Memalukan, Jokowi Memilukan
Oleh M Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan PROPOSAL Menhan RI Prabowo Subianto untuk perdamaian Ukraina-Rusia ditolak mentah-mentah oleh Ukraina dan negara Eropa pendukungnya. Memalukan karena usulannya tidak rasional dan melecehkan. Usulan itu adalah pertama gencatan senjata, kedua mundur 15 Km sebagai daerah demiliterisasi, ketiga referendum di daerah demiliterisasi. Atas usulan Menhan Prabowo di arena Forum Internasional Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2023 di Singapura tersebut, perwakilan Jerman Johan Wadephul menanggapi sinis \"Jika kita mengikuti usulanmu untuk mencapai gencatan senjata, bukankah itu akan membuat konflik dingin yang baru di Eropa ?\". Sementara komentar Ukraina melalui Wakil Menhan Oleksii Reznikov lebih melecehkan lagi \"Kami tidak membutuhkan mediator ini datang kepada kami (dengan) rencana aneh \". Bagi Ukraina hanya satu opsi yakni Rusia harus menarik kembali pasukannya. Diplomasi buruk Prabowo telah memukul negara Indonesia yang \"sok jagoan\" menjadi penengah dengan \"usulan aneh\". Ini peristiwa diplomasi buruk kedua. Dahulu Jokowi dikecam karena pesan \" palsu\" Presiden Ukraina untuk Presiden Putin. Jokowi berbohong. Kewenangan Menhan yang mengambil porsi Menlu juga menjadi bahan gunjingan. Prabowo yang ingin menunjukkan kepiawaian diri dalam berdiplomasi justru menjadi bukti dari wajah keluguan, untuk tidak menyebut kebodohan, yang memalukan bangsa di kancah dunia. Konflik Rusia-Ukraina bukan masalah sederhana sebagaimana sederhananya Prabowo menangani proyek \"food estate\" yang bukan bidangnya. Prabowo gagal total, bahkan disinyalir berbau korupsi. Kampanye Pilpres yang buruk dari Prabowo Subianto di kancah dunia. Di dalam negeri Prabowo mendapat kecaman dari anggota DPR Fraksi PDIP Tb Hasanuddin. Menurutnya \"Usulan Menhan tidak sesuai dengan kebijakan Pemerintah RI\". Komisi I DPR telah menggelar Rapat Kerja dengan Menlu mempertanyakan usulan Menhan yang mendapat penolakan tersebut. Semestinya suatu proposal itu harus dengan membaca peta lapangan yang baik. Ukraina yang didukung NATO itu diserang Rusia, negara besar yang memiliki veto di PBB. Jadi tidak relevan jika berujung Referendum. Usulan demikian terlalu memihak pada kepentingan Rusia. Indonesia dianggap tidak netral. Sementara dalam forum \"Ecosperity Week 2023\" Singapura Jokowi juga menyampaikan pidato yang terkesan mengemis-ngemis kepada para investor soal IKN di Kalimantan. Menawarkan agar investor dan warga Singapura bisa \"pindah\" ke IKN. Alasan sumier yang dikemukakan Jokowi adalah harga tanah mahal di Singapura dan murah di IKN. Ia berharap warga Singapura \"tinggal lompat ke kapal menuju IKN\". Cara berbicara \"ngobral\" dalam mengkampanyekan IKN di forum internasional dinilai merendahkan martabat bangsa. IKN menjadi komoditi \"for sale\" kepada asing. Nah, Prabowo yang memalukan dan Jokowi yang memilukan menjadi cerita sedih di bulan Juni. Saat keduanya sibuk berkampanye untuk Pilpres 2024. Jokowi sudah terang-terangan cawe-cawe untuk menyukseskan kemenangan kandidat pilihannya. Lirikan kekinian adalah Prabowo sebelumnya Ganjar Pranowo. Kualitas Calon Presiden terus terkuak dan terbaca publik. Hal ini tentu akan menjadi bahan bagi rakyat untuk bersikap ke depan. Presiden \"cawe-cawe\" juga di ujung masa jabatan menampilkan perilaku politik yang tidak elegan dan merusak citra diri. Jadi dalam kasus Singapura ini ternyata Prabowo memalukan dan Joko Widodo memilukan. Murid dan guru yang kompak dalam berdiplomasi secara amatiran. Bandung, 9 Juni 2023