ALL CATEGORY
Minta Keadilan? Beli!!
Oleh Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan SEBUAH karikatur menarik. Seorang anak memelas kepada orang dewasa yang berdiri di balik meja. Si anak berkata dan menuntut \"minta.. minta keadilan\" dijawab dengan wajah membentak oleh orang dewasa \"minta.. minta.. beliii !\". Mengenaskan ternyata soal keadilan yang harus dibeli. Artinya uang menentukan putusan adil atau tidak. Adalah video viral tentang seorang anggota Polisi bernama Madih mengungkapkan dirinya melaporkan tentang penyerobotan tanah milik orangtuanya. Ia berharap laporan orang tuanya diproses. Ia mempertanyakan dan meminta keadilan atas penyerobotan tanah milik keluarganya. Laporan ke polda Metro Jaya adalah upayanya. Dalam video tersebut Madih menyampaikan dirinya ternyata oleh Penyidik diminta uang dan hadiah. Ketika awak media bertanya berapa besaran dijawab oleh anggota Provost Polsek Jatinegara ini \"seratus juta dan tanah seribu meter\". Ia mengeluh atas perlakuan tersebut. Sebagai anggota Polisi ia dimintakan uang dan tanah oleh penyidik Polisi sendiri. Bukan rahasia lagi bahwa proses hukum di negara ini \"berbayar\" dalam arti perlu biaya meski formalnya dipastikan \"tidak berbayar\" atau sekedar \"biaya formal\". Pencari keadilan akan berhenti berjuang ketika ia kehabisan uang. Adanya istilah \"mafia hukum\" mengindikasikan keberadaan para pemain hitam di ruang hukum yang bisa mengatur vonis baik perdata, pidana maupun tata usaha negara. Pengacara, Panitera dan Hakim sebagai penegak hukum sering menjadi elemen dari ketidakadilan hukum. Ditambah Polisi dan Jaksa untuk kasus pidana. Meski kita tidak boleh menjeneralisasi tetapi sayangnya \"oknum\" itu banyak. Ketika seseorang memiliki masalah hukum maka yang pertama dilakukan adalah \"berhitung\" terlebih dahulu. Guyonannya untuk memperjuangkan seekor kambing siap-siap hilang seekor sapi. Hukum yang mahal. Mahfud MD ketika membandingkan korupsi orde baru dengan orde kini menyatakan bahwa dibanding orde baru kini jauh lebih gila korupsinya. Ia menyinggung juga hakim di pengadilan. Semestinya sebagai Menko Polhukam Mahfud MD bukan hanya bisa mengeluh tetapi bertindak. Ia punya otoritas untuk memperbaiki. Jika tak mampu ya mundur. Agama sudah mengingatkan dalam QS Al Baqarah 88 yang elemennya pertama, jangan merebut harta dengan bathil. Kedua, nanti timbul sengketa yang dibawa ke ruang pengadilan. Ketiga, hakim tidak adil sehingga putusan membuat dosa. Keempat, itu disadari sebagai rekayasa. Kini si anak memelas minta keadilan tetapi orang dewasa yang berkuasa membentak dengan keras \"minta.. minta... Belii !\". Kasihan rakyat pencari keadilan yang berhadapan dengan proses yang mengharuskan ia membeli keadilan itu. Sayangnya ia tidak mampu. Bandung, 5 Februari 2023
World Interfaith Harmony Week
Oleh Imam Shamsi Ali - Presiden Nusantara Foundation MINGGU pertama Februari telah ditetapkan sebagai pekan hubungan harmonis antar pemeluk agama se-dunia atau lebih populer dengan World Interfaith Harmony Week. Penetapan ini berdasarkan resolusi Majelis Umum PBB (A/65/5) yang disponsori oleh Raja Abdullah dari Jordania di tahun 2010 yang lalu. Sejak itu di Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York dan di seluruh dunia dilangsungkan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menguatkan relasi antar pemeluk agama-agama dunia. Tentu tanpa tendensi menyamakan, apalagi menyatukan agama-agama. Karena pastinya semua agama punya keunikan yang mendasar dan takkan mungkin bisa disamakan atau disatukan dengan yang lain. Saya sendiri sejak awal resolusi ini telah menginisiasi kegiatan tersendiri di gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa New York. Sejak tahun 2011 lalu kami mengadakan pertemuan dan Dialog antar pemeluk agama di kota New York. Lalu sejak awal berdirinya Nusantara Foundation telah menjadi organisasi partner yang mengelolah acara tahunan itu. Tahun ini kembali dilangsungkan pada hari Jumat, 3 Januari 2023 di Markas PBB New York. Tema yang diusung kali ini adalah “Working together to achieve Peace, Gender Equality, Mental Health and Well Being, and Environmental Preservation”. Poin-poin utama dari tema ini adalah perdamaian, kesetaraan jender, kesehatan mental dan lingkungan hidup. Setiap pembicara dari tokoh-tokoh agama mengambil satu isu dari tema pertemuan. Ada yang berbicara tentang lingjungan hidup, kesetaraan jwnder, kesehatan mental, dan seterusnya. Pada kesempatan ini saya memilih tema utama “keadilan sebagai fondasi perdamaian”. Dalam waktu yang sangat singkat (Karena diburu oleh Jumatan) saya menyampaikan beberapa hal yang sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Tujuan saya adalah menggugah dan mengingatkan bahwa berbicara tentang perdamaian (peace) dengan tidak mengindahkan (undermined) keadilan adalah bagaimana mengukir di atas air. “Kehadiran kita semua pada hari inu untuk membucarakan hubungan harmoni di antara kita adalah bentuk pengakuan bahwa memang ada masalah di antara. Itulah yang menyadarkan kita untuk kembali memperbaikinya”, tegas saya. Saya kemudian menegaskan bahwa secara mendasar manusia itu adalah satu keluarga. Seraya mengutip kesepakatan antara Syeikh Al-Azhar dan Paus Francis tentang “Human Fraternity” atau persaudaran kemanusiaan, saya mengutip ayat Al-Quran, Surah Al-Hujurat ayat 13. Masalah utama hubungan antar manusia dan perdamaian dunia adalah ambruknya fondasi keadilan. Salah satunya adalah ketidak adilan ekonomi (economic injustice) yang dibangun oleh sistem dunia yang tidak adil. Inilah yang kemudian melahirkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Jurang antara si miskin dan si kaya semakin membesar. Saya menyebutkan bahwa justeru ancaman terbesar kepada perdamaian dunia (World peace) bukan perang, bahkan bukan kekerasan-kekuasaan yang kita saksikan di berbagai belahan dunia saat ini. Justeru kekerasan-kekerasan itu seringkali diakibatkan oleh ambruknya keadilan tadi. Saya tentunya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu untuk mengingatkan semua yang hadir bahwa perdamaian itu harus dijaga. Salah satunya dengan menjaga sensitifitas hubungan antar manusia, termasuk hubungan antar pemeluk agama. Saya kembali mengingatkan bahwa betapa kita seringkali munafik (hypocritical) dalam menyikapi isu-isu dunia. Semua nilai-nilai menjadi baik ketika nilai itu memihak kepada kita. Toleransi, kerukunan, moderasi, kebebasan, dan lain-lain semua indah ketika berihak kepada kita. Tapi ketika nilai itu harus berpihak kepada orang lain kita merubah nilai itu menjadi ancaman bagi dunia. Saya mencontohkan kemunafikan itu dalam menyikapi pembakaran Al-Quran di Swedia baru-baru ini. Saya tegaskan kembali bahwa kebebasan itu ada batasnya. Kebebasan itu dibatasi oleh karakter yang bermoral atau basis moral dalam menjaga hak orang lain. “Saya punya kebebasan berbicara. Tapi ketika kata-kata saya menghina orang atau keyakinan orang lain maka itu bukan kebebasan. Itu adalah penghinaan dan kezholiman”. “And so burning the holy Quran or any other holy books is not an expression of freedom. It is an expression of ignorance, hate, and stupidity”. Itulah penegasan saya sebagai kata-kata penutup dari presentasi saya di acara itu. Saya yakin ada yang merasa tercubit dengan ketegasan saya. Sebab selalu ada ekspektasi di acara-acara seperti ini untuk kita berkata yang manis-manis saja. Tapi saya justeru yakin terkadang penyakit itu perlu obat yang pahit. Semoga kata-kata tegas, bahkan mungkin keras itu, didengar dan mendapat perhatian minimal oleh mereka yang hadir. Semoga! Manhattan City, 3 Januari 2023.
La Nyalla Desak Pemerintah Siapkan Sistem Validasi Tenaga Honorer
Jakarta, FNN – Penyusunan revisi Undang- Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga kini masih terkendala. Menurut Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, pemerintah dapat mengatasi hal itu dengan menyiapkan sistem terintegrasi untuk memvalidasi tenaga honorer. “Data mengenai honorer ini tidak pernah selesai, tidak pernah jelas. Tak heran jika akhirnya validitas data tenaga honorer ikut menghambat penyusunan revisi UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN),” katanya, Sabtu (4/2/2023). Yang membuat LaNyalla lebih heran lagi, setiap tahun dilakukan pemutakhiran data. “Lewat pemutakhiran data itu, harusnya bisa didapatkan data tenaga honor yang lanjut atau berhenti. Tapi faktanya ternyata tidak demikian. Berarti ada sistem yang salah,” katanya. Untuk itu, LaNyalla mendorong pemerintah untuk membuat sistem digital yang terintegrasi antar lembaga terkait dan berkepentingan. “Dengan data ini, otomatis didapatkan data yang konkret kapan terjadi penambahan atau pun pengurangan,” katanya. Tidak itu saja, LaNyalla pun mengatakan sistem juga perlu dilengkapi dengan TMT atau kepanjangan Terhitung Mulai Tanggal. “Jadi akan terlihat mata tenaga honor yang baru ditambahkan dan mana yang memang memiliki TMT sudah lama,” terangnya. Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, jika pemerintah tetap membiarkan permasalahan tenaga honor dengan perubahan data yang fluktuatif, masalah ini tidak akan pernah selesai. “Karena diperkirakan hampir di semua daerah penambahan tenaga honor akan terus terjadi karena orang memerlukan pekerjaan. Tapi tanpa data valid, hal itu akan menjadi masalah,” katanya.(sws)
Apa Bedanya Nepotisme Anak Jokowi dengan Nepotisme Anak Soeharto?
Oleh Arief Gunawan - Pemerhati Sejarah SOEHARTO yang oleh O. G. Roeder, digambarkan sebagai The Smiling General, karena selalu tersenyum memperlihatkan keramahan, masa kecilnya ternyata penuh kontroversi. Dalam beberapa narasi dikisahkan ia lahir dari keluarga broken home dan kurang kasih sayang. Suatu hari, seperti dikisahkan oleh Ramadhan KH, di buku Soeharto, Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya, Soeharto mengaku nelangsa gara-gara baju lebaran. Pakaian baru untuk hari raya yang sudah dikenakannya harus dilepasnya, karena ternyata sang eyang membelikan pakaian itu bukan untuknya. “Saya merasa nista (hina). Saya nelangsa, sedih sekali. Waktu itu saya merasa, wah hidup ini kok begini. Saya pikir, kami sama-sama cicitnya, tetapi diperlakukan lain. Mas Darsono sudah mempunyai baju, sedangkan saya belum ...”. Sebagai penyusun autobiografi Soeharto Ramadhan KH mengaku Soeharto sangat sedikit mengungkapkan soal perasaan, namun rupanya Soeharto tak dapat melupakan kejadian yang dianggapnya sangat menyakitkan itu. Tahun 2001 terbit sebuah buku tentang analisis kejiwaan Soeharto yang disusun psikolog UI, berjudul Soeharto: Ramuan Kecerdasan dan Masa Kecil yang Liat. Di salah satu bab buku yang ditulis Bagus Takwin, Niniek L Karim, dan Hamdi Muluk itu disebutkan “Soeharto Sebagai Kasus Langka Dalam Kajian Psikologi Politik”. Masa kecil yang liat, sulit, dan kurang kasih sayang menyebabkan ketika berkuasa Soeharto sangat protektif sekaligus permisif terhadap anak-anaknya. Ketika awal 1970-an putra-putri Cendana mulai terjun ke dunia bisnis Soeharto membiarkan. Ia marah dan mendeportasi wartawan Sydney Morning Herald, David Jenkins, yang menulis artikel “After Marcos, Now for the Soeharto Billions”. Nama-nama keluarga dan kerabat Cendana ditulis satu per satu di artikel itu. Ibu Tien disebutnya “Ibu Tien Persen”. Sedangkan Liem Sioe Liong sebagai cukong besar, dan diulas pula sepak terjang bisnis Sigit, Bambang, Tutut, Tommy, dan adik Soeharto, Probosutedjo. Kritik dan cercaan mengenai keserakahan dan nepotisme bisnis ini kala itu juga datang dari masyarakat. Termasuk dari sejumlah kolega Soeharto yang merupakan para purnawirawan jenderal Angkatan ‘45. Di antaranya dari bekas Pangdam Brawijaya/Wakasad Letjen M Jasin yang mengecam pembangunan lahan peternakan milik Soeharto di Tapos, Bogor, praktek bisnis anak-anak Cendana yang dari waktu ke waktu kian menggurita, dan pertikaian fisiknya dengan Kepala Bulog saat itu, Bustanil Arifin, yang beristrikan kerabat dekat Ibu Tien. Apa bedanya anak-menantu Soeharto dengan anak-menantu Jokowi dalam bisnis dan politik? Dalam waktu sekitar tujuh tahun jadi presiden anak-mantu Jokowi langsung menguasai bisnis dan politik. Gibran sang anak jadi walikota Solo. Sedangkan Bobby sang menantu walikota Medan. Belakangan muncul pula wacana memproyeksikan Gibran jadi gubernur Jakarta, sedangkan Kaesang digadang-gadang untuk menempati posisi walikota Solo. Tak tanggung-tanggung aset bisnis kedua anak lelaki Jokowi ini langsung pula mencapai ratusan miliar. Tajir melintir, kata istilah ABG zaman sekarang. CNBC Indonesia online, misalnya, menyebut bisnis tersebut bergerak di sektor makanan dan minuman hingga fashion. Antara lain Sang Pisang, Hompimpa Gamers, Sang Javas, Ternakopi, Madhang, Siap Mas, Mangkokku, Chili Pari, Markobar, Goola, Pasta Buntel, IColor, Mommilk, Yang Ayam, dan lainnya. Tidak jelas benar apakah produk-produk ini laku dan disukai oleh masyarakat. Esensinya praktek KKN dinasti Jokowi ternyata lebih ganas dan merusak dibandingkan dengan dinasti Soeharto. Berbeda dengan anak dan menantu Jokowi, anak-anak Soeharto setelah membangun kerajaan bisnis baru memasuki lapangan politik. Tutut dan Bambang Trihatmodjo masuk jadi pengurus pusat Golkar kurang lebih setelah duapuluh lima tahun Soeharto berkuasa. Tutut sempat jadi menteri sosial sekitar tiga bulan, yaitu Maret 1998 hingga 21 Mei 1998, setelah mendekati 32 tahun Soeharto berkuasa, sebelum akhirnya Soeharto dijatuhkan oleh kemarahan dan rasa muak rakyat yang menginginkan perubahan yang lebih baik. Tidak sedikit yang berkata bahwa dinasti politik yang di dalamnya bercokol nepotisme adalah suatu hal yang biasa, karena terjadi juga misalnya di Amerika Serikat (seperti berkuasanya klan Kennedy, Bush, atau Donald Trump), di India, Pakistan, dan beberapa negara lain. Bedanya dengan disini, dinasti politik dan nepotisme di sana umumnya lebih terkontrol karena adanya pengawasan dan penegakan rule of law, DPR-nya berfungsi, pers-nya melakukan tugas jurnalisme secara benar sebagai salah satu pilar demokrasi, aparatur keamanannya bukan bagian dari mafia, lembaga-lembaga anti korupsinya tidak tebang pilih, selain itu secara umum masih adanya standar moral dan standar etika yang dipegang oleh para pemangku jabatan. Di sini dinasti politik dan nepotisme berkembang subur lebih karena watak aji mumpung, rakus dan serakah, serta adanya mentalitas terabas yang mengesampingkan rasa malu. Dinasti politik dan nepotismenya juga bersumber dari mentalitas feodal yang berkelindan dengan kolonialisme yang paralel dengan penjajahan dan penindasan. *****
Barter Desa dengan Istana
Oleh M Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan KEPALA Desa demo ke DPR berjuang untuk memperpanjang masa jabatannya dari 6 tahun menjadi 9 tahun. UU No 6 tahun 2014 tentang Desa minta dikoreksi. Jika berhasil tuntutannya maka Kepala Desa dapat menjabat 3 Periode kali 9 tahun total 27 tahun. Presiden Jokowi seperti biasa menyatakan menghormati aspirasi walau UU membatasi 6 tahun. Dapat menjabat tiga periode. \"Tiga periode\"\' seru Jokowi sambil menujukkan tiga jarinya. Sewaktu ramai adanya dukungan agar masa jabatan Presiden itu tiga periode, Jokowi menyatakan bahwa Konstitusi membatasi masa jabatan dua periode. Akan tetapi jika ada aspirasi tiga periode ya boleh-boleh saja \"kita negara demokrasi\" serunya. Jokowi hadir dalam berbagai acara yang dikemas sebagai \"Musyawarah Rakyat (Musra)\" dengan isu politik antara lain perpanjangan masa jabatan hingga tiga periode. Jokowi tidak eksplisit mendukung aspirasi jabatan Kepala Desa 9 tahun. Namun mobilisasi Kepala Desa yang menuntut penambahan terasa \"by design\". Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) mendukung penambahan masa jabatan Kepala Desa menjadi 9 tahun. Menurut Ketua Apdesi versi Surtawijaya Ketua Dewan Pembina Apdesi adalah Luhut Binsar Panjaitan. Sementara Penasehat ada Menteri Desa Abdul Halim Iskandar dan ada pula Mendagri Tito Karnavian. Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar sangat mendukung masa jabatan Kepala Desa 9 tahun. Dan itu tentu suara Istana. Dahulu Jokowi pernah menyatakan bahwa tidak ada visi dan misi Menteri yang ada adalah visi misi Presiden. Jadi Luhut, Tito dan Halim adalah kepanjangan tangan dari \"visi misi \" Presiden Jokowi. Mendorong gerakan Desa untuk mempengaruhi kebijakan Pusat adalah gaya masa Orla dengan PKI nya. Kini entah ada sambungan atau tidak soal Gerakan Desa 9 tahun dengan Gerakan Istana 3 Periode ? Faktanya adalah munculnya Gerakan Desa 9 tahun ternyata berbarengan dengan hangatnya Gerakan Istana 3 Periode. Aspek simbiosisnya adalah Istana akan membantu perjuangan Kepala Desa untuk dapat menambah masa jabatan menjadi 9 tahun sedangkan Kepala Desa akan membantu, mendorong dan mendesak agar Presiden mendapat legalitas menjabat 3 Periode. Saling menguntungkan. Hal seperti ini adalah bentuk dari \"politik barter\" yang sebenarnya menjadi ciri dari \"politik primitif\". Memang kadang bahasa politik yang dikemukakan Presiden Jokowi itu harus dibaca sebaliknya \"tidak pakai dana APBN\" artinya akan menggunakan, \"new smart city\" dibaca new mangkrak city, \"harga BBM stabil\" artinya naik \"meroket\" itu nyungsep. Jadi bacaan untuk Indonesia maju itu adalah Indonesia mundur. Aspirasi Desa sama dengan menggiring atau memperalat Desa. Memang kita dididik untuk menjadi bangsa yang arif. Faham akan kata bersayap. Bandung, 4 Februari 2023
Indonesia Menyiapkan Proyek Konkret untuk Implementasi AOIP
Jakarta, FNN - Indonesia akan mulai memetakan daftar kerja sama yang dapat memberikan dampak konkret sebagai bagian dari implementasi ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP).Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam konferensi pers setelah pertemuan ASEAN Coordinating Council (ACC) ke-32 di Jakarta, Jumat, menyatakan bahwa kerja sama tersebut akan melibatkan seluruh mitra di ASEAN.Ada empat prioritas kerja sama dalam AOIP, yaitu konektivitas, maritim, pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan ekonomi.\"Indonesia akan mengidentifikasi daftar proyek yang konkret untuk implementasi AOIP yang akan melibatkan seluruh mitra ASEAN,\" ujar Retno.AOIP, yang digagas oleh Indonesia dan disepakati pada 2019, merupakan penegasan posisi ASEAN dalam peranannya untuk menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik, yang mencakup Asia Pasifik dan Samudera Hindia.AIOP mengedepankan pendekatan dialog dan kerja sama yang terbuka dan inklusif alih-alih kompetisi dan rivalitas. AOIP menegaskan bahwa ASEAN tidak akan berpihak pada negara besar mana pun dan akan menjaga perdamaian kawasan Indo-Pasifik.Retno menuturkan selama keketuaan tahun ini, Indonesia juga akan berupaya memperkuat relasi ASEAN dengan Pasifik melalui kerja sama antarsekretariat ASEAN dan Pacifik Island Forum (PIF).\"Saya juga menyampaikan bahwa Indonesia juga akan menggelar beberapa kegiatan utama di bawah Forum ASEAN-Indo-Pasifik untuk mengimplementasikan ASEAN Outlook on Indo-Pacific,\" tutur Retno.Forum-forum tersebut mencakup dialog kepemudaan dan pengembangan digital dalam mendukung SDGs yang akan dilaksanakan pada April mendatang, forum ekonomi kreatif pada Agustus, forum infrastruktur serta ASEAN Business and Investment Summit pada September 2023.(sof/ANTARA)
Barat Tidak Punya Bukti untuk Mendukung Laporan Ancaman Keamanan
Ankara, FNN - Turki mengatakan pada Jumat bahwa negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat dan Jerman, belum memberikan informasi yang mendukung keputusan mereka menutup sementara kedutaan dan konsulat atas alasan ancaman keamanan.Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu melihat negara-negara berpengaruh sedang berupaya menggambarkan Turki sebagai negara yang tidak stabil dengan menutup sementara kedutaan dan konsulat dan mengeluarkan peringatan perjalanan menyusul insiden pembakaran Al Quran di Eropa.\"Kami melihat penutupan konsulat tanpa membagikan informasi kepada kami sebagai hal yang disengaja,\" kata Cavusoglu kepada wartawan.\"Jika mereka (Barat) ingin memberi kesan bahwa Turki adalah negara yang sedang tidak stabil dan menghadapi ancaman terorisme, maka ini tidak sejalan dengan hubungan persahabatan dan aliansi,\" kata dia, menegaskan.Minggu lalu, Prancis, Jerman, Italia, AS, dan beberapa negara Barat lainnya mengeluarkan peringatan ke warganya terkait peningkatan risiko serangan di Turki, terutama terhadap misi diplomatik dan tempat ibadah non-Muslim. Peringatan itu mereka keluarkan setelah aksi protes pembakaran Al Quran terjadi di Eropa.Sejumlah negara, termasuk Jerman, Prancis, Belanda, Belgia, dan Swiss, pekan ini menutup sementara misi diplomatik di Turki, dengan alasan keamanan.Pada Rabu (1/2), Turki memanggil duta besar dari sembilan negara Barat untuk menyampaikan kritik akan keputusan itu.Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan di Twitter bahwa kedutaan-kedutaan negara Barat sedang \"memprovokasi peperangan psikologis\" terhadap negaranya.\"Kata mereka ada ancaman teror...tapi ketika ditanya dari mana sumber informasi dan siapa pelakunya, mereka tidak memberikan informasi apa pun dengan otoritas intelijen dan keamanan kami,\" kata Cavusoglu, Jumat.Sebulan terakhir, pembakaran kitab suci umat Islam Al Quran oleh aktivis sayap kanan ekstrem di Swedia, Denmark, dan Belanda.Aksi tersebut mendorong Turki menunda negosiasi, yang sebelumnya ditujukan untuk mencabut keberatan Turki terhadap keinginan Swedia dan Finlandia bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Turki juga telah meningkatkan upaya keamanan di sekitar kedutaan-kedutaan dan konsulat asing setelah insiden pembakaran Al Quran, kata Cavusoglu.\"Kami melihat bahwa beberapa negara yang tidak ada hubungannya dengan insiden ini juga menutup konsulat mereka. Kami mendapat informasi bahwa beberapa negara meminta negara lain untuk menutup konsulat mereka,\" katanya.Cavusoglu menambahkan bahwa pihaknya akan mengambil \"langkah tambahan\" jika negara-negara tersebut menutup misi diplomatik lagi tanpa berbagi informasi.(sof/ANTARA/Reuters)
Masa Jabatan Kades Terlalu Lama Tidak Cocok di Era Modern
Malang, Jawa Timur, FNN - Pakar Hukum Tata Negara Universitas Brawijaya Aan Eko Widiarto menilai masa jabatan kepala desa yang diusulkan hingga sembilan tahun terlalu lama dan tidak cocok pada era modern seperti saat ini.Kepada ANTARA di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat, Aan mengatakan Indonesia sudah mendapatkan pelajaran berharga pada pengalaman lalu terkait masa jabatan presiden, termasuk jabatan kepala desa yang terlalu lama.\"Pengalaman bangsa ini cukup panjang, mulai dari pengalaman masa jabatan Presiden Soekarno hingga Soeharto. Ini harus menjadi pelajaran. Sehingga, masa jabatan kepala desa (yang terlalu lama) tidak lagi bisa diterapkan untuk zaman modern seperti saat ini,\" kata Aan.Dia pun menilai masa jabatan kepala desa saat ini, yang selama enam tahun, sudah berada pada titik kompromi. Sehingga, jika seseorang menjadi kepala desa selama dua periode, maka dia bisa berkuasa hingga 12 tahun.Kurun waktu tersebut sudah cukup panjang sehingga tidak perlu lagi ada perpanjangan masa jabatan hingga sembilan tahun. Dengan masa jabatan selama enam tahun tersebut, proses kaderisasi dan regenerasi untuk kemajuan desa bisa terjamin.\"Sudah cukup panjang, jadi tidak perlu sembilan tahun, kemudian menjadi 18 tahun. Kemudian kapan kita itu bisa memikirkan regenerasi, pemikiran untuk membuat desa itu maju?\" katanya.Dengan masa jabatan yang terlalu lama, lanjutnya, maka kondisi akan stagnan atau tidak bisa melihat sesuatu dengan lebih luas serta merasa mapan dengan pakem pemahaman yang didapat.\"Jika terlalu lama itu stagnan. Akibatnya, mengakarnya kekuasaan dengan sangat kuat dan menghalalkan segala cara,\" imbuhnya.Terlebih, kawasan desa di Indonesia saat ini menerima Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) yang cukup besar. DD/ADD yang cukup besar itu tidak boleh menjadi objek perebutan untuk berkuasa dalam kurun waktu yang cukup panjang.\"Terlebih dana desa itu besar. Ketika ini menjadi objek perebutan dengan masa jabatan yang panjang, itu akan berbahaya,\" kata Aan.Berdasarkan hasil sejumlah diskusi yang ia lakukan, proses pemilihan kepala desa memiliki biaya sosial cukup tinggi, antara lain terkait dengan kerukunan masyarakat di wilayah pedesaan.Sehingga, lanjutnya, para kepala desa beranggapan bahwa perlu waktu satu hingga dua tahun untuk menyelesaikan permasalahan sosial setelah menduduki jabatan tersebut. Selama itu pula, masa pemulihan kondisi sosial masyarakat bisa dijalankan.\"Dengan pemilihan langsung di desa, seolah-olah nanti perlu masa penyembuhan yang cukup lama 1-2 tahun, sehingga tidak bisa langsung bekerja dan masa jabatan terlalu singkat,\" jelasnya.Namun, dia menilai masyarakat, khususnya di wilayah desa, sudah terbiasa melaksanakan demokrasi secara langsung. Masyarakat desa sudah memilih langsung kepala desa sebelum presiden dan anggota DPR di Indonesia dipilih langsung oleh masyarakat.\"Sehingga, modal sosial masyarakat desa itu sebenarnya lebih mapan dibandingkan orang-orang kota. Prinsipnya, kekuasaan itu harus terbatas, bukan tidak terbatas. Ini semangat yang kita usung sejak reformasi. Pengalaman bangsa ini cukup panjang,\" ujar Aan.(sof/ANTARA)
PKS-NasDem Belum Membahas Sosok Cawapres
Jakarta, FNN - Wakil Ketua Majelis Syura PKS Muhammad Sohibul Iman mengatakan pertemuannya dengan Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh, Jumat, belum membahas terkait sosok bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden.\"Terus terang, tadi tidak membicarakan tentang hal itu, sama sekali tidak membicarakan tentang hal itu,\" kata Sohibul kepada wartawan di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat.Sebelumnya, PKS sudah menyatakan dukungan akan mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres dalam kontestasi Pilpres 2024. Hal senada juga telah disuarakan oleh Partai NasDem dan Partai Demokrat. Namun, hingga kini, sosok bakal cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan belum ditentukan.\"Jadi, saya tidak bisa menyampaikan apa pun tentang itu,\" tambah Sohibul.Dia menjelaskan topik pembahasan dalam pertemuan antara PKS dan Partai NasDem adalah bagaimana koalisi pendukung Anies, dalam hal ini PKS, Partai NasDem, dan Partai Demokrat, bisa berkontribusi lebih besar bagi perbaikan sistem politik Indonesia ke depan.\"Mari kita memberikan satu keteladanan yang baik, ya. Berpijak kepada aturan-aturan konstitusi dan undang-undang yang kita miliki, sehingga demokrasi kita ke depan menjadi demokrasi yang makin berkualitas,\" jelasnya.Selain itu, Sohibul juga menyampaikan bahwa dalam diskusi yang berlangsung sekitar dua jam itu, kedua belah pihak sebagai satu koalisi sama-sama memiliki harapan agar Pemilu 2024 dapat berlangsung dengan jujur dan adil.\"Saya kira pembicaraan kita tadi seperti itu ya, kurang lebih dalam dua jam ini. Suasananya sangat bersahabat sekali,\" ujar Sohibul.(sof/ANTARA)
Aneka Bencana dalam Al Quran
Oleh Muhammad Chirzin - Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta Hidup di dunia penuh dengan ujian. Mati dan hidup itu pun sesungguhnya ujian dari Allah swt, untuk menentukan siapa yang terbaik amal perbuatannya. Allah swt berfirman dalam pembukaan QS Al-Mulk sebagai berikut. Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya segala kerajaan; Ia berkuasa atas segalanya. Yang telah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji siapa di antara kamu yang beramal lebih baik. Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun. (QS Al-Mulk/67:1-2) Semua manusia, apa pun latar belakang suku, bangsa, dan bahasanya setara di hadapan Allah swt. Siapa yang paling bertakwa, dialah yang paling mulia di hadapan-Nya. Hai manusia, Kami ciptakan kamu dari satu pasang laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu beberapa bangsa dan suku bangsa, supaya kamu saling mengenal (bukan supaya saling membenci). Sungguh, yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah ialah yang paling bertakwa. Allah Mahatahu, Maha Mengenal. (QS Al-Hujurat/49:13) Hidup adalah untuk beribadah, yakni beramal kebaikan bagi sesama. Siapa yang mengerjakan amal kebaikan, laki-laki ataupun perempuan, dan dia beriman, pasti Kami beri ia kehidupan yang baik, dan akan Kami balas dengan pahala yang sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (QS An-Nahl/16:97) Tuhan menyerukan kepada manusia untuk berkarya. Katakanlah, “Bekerjalah (demi kebaikan); Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada Yang Mahatahu segala yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS At-Taubah/9:105) Allah swt memberikan ujian kepada manusia, dengan sesuatu yang baik maupun yang buruk, agar mereka menginsyafi bahwa mereka cepat atau lambat akan kembali kepada-Nya. Setiap jiwa akan mengalami mati, dan Kami akan menguji kamu dengan yang buruk dan yang baik sebagai cobaan; kepada Kami kamu dikembalikan. (QS Al-Anbiya`/21:35) Ujian Tuhan berupa sesuatu yang dipandang buruk oleh manusia disebut bencana. Allah swt menguji manusia dengan kelaparan, kekurangan harta, dan bahan makanan. Pastilah Kami akan menguji kamu dengan perasaan takut, lapar, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan sampaikan berita gembira kepada mereka yang sabar. Mereka yang berkata, bila ditimpa musibah: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji\'un – kami milik Allah, dan kepada-Nya pasti kami kembali\". (QS Al-Baqarah/2:155-156) Bencana yang menimpa manusia sebagian adalah akibat ulah tangannya. Kerusakan telah tampak di darat dan di laut karena perbuatan tangan-tangan manusia, Ia akan merasakan sebagian kepada mereka akibat perbuatan mereka, supaya mereka kembali ke jalan yang benar. (QS Ar-Rum/30:41) Ciptaan Allah swt murni dan sempurna. Segala kejahatan dan kerusakan akhlak karena perbuatan setan, yakni kesombongan, keserakahan, dan sebagainya. Allah swt juga sudah memperingatkan manusia agar tidak melakukan kerusakan di bumi. Carilah dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kehidupan akhirat, dan janganlah lupa bagianmu di dunia ini; dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu mencari kesempatan berbuat kerusakan di muka bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (QS Al-Qashash/28:77) Kaum Naib Nuh ditimpa bencana berupa banjir. Akhirnya bila sudah tiba juga perintah Kami, dan mata air di bumi pun menyembur ke luar, Kami berfirman: “Muatkanlah ke dalamnya masing-masing sepasang, dan keluargamu, kecuali firman sudah berlaku baginya- dan muatkan pula mereka yang beriman.” Tetapi hanya sedikit orang beriman yang bersamanya. Nuh berkata: “Naiklah kamu ke dalamnya dengan nama Allah dalam berlayar dan dalam berlabuh.” Sungguh, Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan bahtera pun berlayar membawa mereka di tengah-tengah gelombang setinggi gunung, dan Nuh memanggil anaknya yang terpisah: “Hai anakku, naiklah bersama kami dan jangan ikut orang kafir.” Dia menjawab: “Aku akan pergi ke atas gunung, tempat yang akan melindjungi aku dari banjir.” Nuh berkata: “Tak ada yang dapat diselamatkan hari ini dari hukuman Allah, kecuali yang sudah mendapat rahmat.” Dan gelombang pun datang memisahkan mereka, dan dia pun ikut bersama mereka yang tenggelam. (QS Hud/11:40-43) Allah swt menimpakan bencana atas kaum Musa berupa wabah yang mengerikan. Bila mereka mengalami musim yang baik, mereka berkata: “Inilah usaha kami.” Tetapi bila mereka ditimpa yang buruk, mereka lemparkan sebab-sebabnya kepada Musa dan pengikutnya. Ketahuilah, nasib mereka di tangan Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. Mereka berkata kepada Musa: “Apa pun bukti yang kaubawa untuk menyihir kami, kami takkan beriman kepadamu.” Lalu Kami timpakan atas bencana kematian, belalang, kutu, katak, dan darah sebagai tanda yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri, dan mereka itulah kaum yang melakukan perbuatan dosa. (QS Al-A’raf/7:131-133) Kaum Ad ditimpa angin yang membinasakan. Dan pada kaum Ad (sebuah petunjuk lagi): perhatikan tatkala Kami kirimkan kepada mereka angin yang menghancurkan. Tiada dibiarkan apa pun yang dilandanya, pasti lebur seperti debu. (QS Adz-Dzariyat/51:41-42) Dan Ad dibinasakan oleh angin topan yang dahsyat luar biasa. (QS Al-Haqqah/69:6) Adapun kaum Ad, mereka menjadi sombong di muka bumi tanpa alasan yang benar, dan mereka berkata: “Siapa yang lebih kuat dari kami?” Tidakkah mereka melihat bahwa Allah Yang menjadikan mereka, Dialah yang lebih kuat? Tetapi mereka tetap mengingkari ayat-ayat Kami. Maka Kami kirimkan angin dahsyat menimpa mereka pada hari-hari yang naas, untuk Kami rasakan kepada mereka azab yang hina di dunia; dan azab di akhirat lebih hina lagi, dan mereka tak akan mendapat pertolongan. (QS Fushilat/41:15-16) Kaum Ad juga telah mendustakan. Maka betapa ngerinya azab-Ku dan peringatan-Ku. Telah Kami kirimkan angin dahsyat menimpa mereka, pada hari naas yang hebat. Merenggut manusia seolah mereka akar-akar pohon palma yang dijungkirkan. Maka betapa ngerinya azab-Ku dan peringatan-Ku. (QS Al-Qamar/54:18-21) Kaum Samut ditimpa bencana berupa kejadian luar biasa. Kaum Samud dan Ad mendustakan adanya bencana yang menggemparkan. Kaum Samud dihancurkan oleh hujan angin, guntur, dan petir. (QS Al-Haqqah/69:4-5) Adapun Tsamud, Kami beri mereka bimbingan, tetapi mereka lebih menyukai kebutaan hati daripada bimbingan. Maka azab hina yang memekakkan telah menimpa mereka, akibat apa yang telah mereka perbuat. Dan Kami selamatkan mereka yang beriman dan bertakwa. (QS Fushilat/41:17-18) Bencana kaum Lut berupa kehancuran kota. Ingatlah Lut ketika ia berkata kepada kaumnya: “Kamu melakukan perbuatan keji yang tak pernah dilakukan oleh siapa pun makhluk sebelum kamu. Patutkah kamu mendatangi laki-laki, membuat keonaran di jalan raya, dan melakukan perbuatan mungkar di tempat-tempat pertemuan kamu? Tetapi jawaban kaumnya tidak lain hanyalah: “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu berkata benar.” Lut berdoa: “Tuhanku, tolonglah aku dari orang-orang yang berbuat kerusakan.” Tatkala utusan Kami datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka berkata: “Kami hendak menghancurkan penduduk negeri ini, karena sungguh mereka zalim.” Ibrahim berkata: “Tetapi di sana ada Lut.” Mereka berkata: “Kami lebih tahu siapa yang ada di sana. Kami pasti akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya, kecuali isterinya; ia termasuk mereka yang tinggal di belakang. Tatkala utusan-utusan Kami mendatangi Lut, ia merasa sedih dan tak berdaya melindungi mereka; tetapi mereka berkata: “Jangan takut dan jangan sedih; kami datang hendak menyelamatkan kau dan pengikut-pengikutmu, kecuali isterimu; ia termasuk mereka yang tinggal di belakang. Kami akan menurunkan kepada penduduk negeri ini suatu bencana dari langit, karena perbuatan mereka yang fasik. (QS Al-‘Ankabut/29:28-34) Allah swt membinasakan tentara bergajah Abrahah dari Abisinia yang hendak menghancurkan Ka’bah pada tahun kelahiran Nabi Muhammad saw. Tidakkah kauperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah? Bukankah Dia membuat rencana mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) jadi sia-sia? dan untuk melawan mereka Dia mengirim burung-burung beterbangan. Melempari mereka dengan batu-batu dari tanah liat yang dibakar. Lalu Kami buat mereka seperti ladang Jerami yang hampa, yang biji-bijinya habis dimakan. (QS Al-Fil/105:1-5) Maha Benar Allah swt dengan firman-Nya, Dialah yang menjadikan kamu sebagai wakil-wakil di bumi, dan mengangkat derajatmu, yang seorang di atas yang lain, untuk menguji kamu atas karunia yang diberikan-Nya kepadamu. Allah cepat menjatuhkan hukuman. Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS Al-An’am/6:165).