ALL CATEGORY
Mahfud MD: Hak Rakyat untuk Memakzulkan Jokowi
Oleh M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan BERSAMA dengan kelompok aspirasi lain termasuk perwakilan akademisi, Petisi 100 menyampaikan aspirasi kepada Mahfud MD beserta jajaran Kemenpolhukam di Jakarta. Pada pokoknya aspirasi itu berkenaan keprihatinan atas proses Pemilu 2024 khususnya Pilpres yang ditengarai sarat dengan berbagai kecurangan. Mahfud MD telah membentuk Satgas Pelanggaran Pemilu 2024. Rombongan berjumlah 21 orang yang diterima Menkopolhukam itu dipimpin oleh aktivis 98 Faizal Assegaf. Dalam kata pembukanya Faizal menyatakan bahwa masyarakat yang peduli pada Pemilu yang bersih, jujur dan adil sangat mendukung pembentukan Satgas Pelanggaran Pemilu 2024 tersebut. Para tokoh menyampaikan pandangan yang substansinya menyangkut tiga hal, yaitu : Pertama, situasi politik dirasakan semakin memanas menjelang Pemilu dengan indikasi kecurangan yang semakin terang benderang baik penggelembungan DPT, pengerahan aparat, intimidasi maupun kartu suara yang telah tercoblos. Kedua, Presiden Jokowi menunjukkan sikap yang tidak netral. Sangat memihak pada pasangan calon Presiden tertentu, memproteksi kepentingan anak, serta terindikasi menyalahgunakan fasilitas negara. Pemilu tanpa Jokowi merupakan solusi terbaik. Ketiga, semangat pemakzulan Jokowi semakin menguat. Terbaca bahwa sumber kecurangan Pemilu adalah Jokowi. Rakyat sudah ingin agar Jokowi segera berhenti. Proses pemakzulan memiliki landasan konstitusional. Jokowi telah memenuhi syarat untuk dimakzulkan. Pencegahan kecurangan harus dilakukan serius sebab rakyat sudah sangat jengkel dengan perilaku politik menyimpang penguasa. Curang berarti perang, demikian slogan bermunculan. Tercetus pula opsi revolusi. Pembusukan (decaying) telah mencapai titik kulminasi. Rezim Jokowi sulit untuk dipercaya lagi. Mahfud MD menyatakan bahwa pemakzulan Jokowi adalah hak rakyat. Bahkan revolusi sekalipun. Hanya selama masih ada kekuatan untuk mencegah, hal itu harus diupayakan. KPU dan Bawaslu dituntut independen dan fungsional. TNI Polri agar netral dan profesional. Petisi 100 akan terus berjuang untuk memulihkan kedaulatan rakyat. Oligarki bahkan monarki harus ditumpas. Kekuasaan Jokowi berbasis keluarga adalah ancaman yang membahayakan bangsa dan negara. Nepotisme itu kriminal. Mewakili Petisi 100 dalam pertemuan dengan Menkopolhukam tersebut adalah Letjen (purn) Mar Soeharto, DR Marwan Batubara, Dindin S Maolani, SH, Ir. Syafril Sjofyan, Mayjen (Purn) Deddy S Budiman, KH Syukri Fadholi dan M Rizal Fadillah, SH. Bandung, 9 Januari 2024. (*)
Memaknai Anies Manusia Biasa (Cinta Perspektif Sufistik)
Oleh: Ady Amar | Kolumnis PERNAH tidak melihat Anies Baswedan ditanya sebuah pertanyaan, dan ia tak mampu menjawab. Rasanya sekalipun tak pernah. Bahkan yang ada justru sebaliknya, Anies mampu menjawab pertanyaan apa pun yang ditanyakan dengan jawaban terukur. Sepertinya Anies tahu semuanya, dan karenanya ia mampu menjawab dengan tidak asal menjawab. Seorang kawan penggagum Anies--masuk kategori militan-entah sebab apa melontarkan satu tanya, yang sebenarnya lebih sebagai keinginan tak biasa. Begini lebih kurang narasi keinginan yang dibalut tanya terlontar dari mulutnya, ia ingin Anies sesekali tak mampu menjawab apa yang ditanyakan padanya. Sungguh keinginan out of the box dari kawan pengagum Anies. Bisa jadi hanya ia seorang yang berharap demikian. Sedang pengagum lain berharap sebaliknya, Anies selalu mampu menjawab semua hal yang ditanyakan. Keinginan kawan itu boleh jika disebut tak lumrah. Tanpa perlu ditanya sang kawan tadi menjelaskan, itu agar Anies tampak sebagai manusia biasa, yang juga bisa tak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan. Tambahnya, agar kultus pada Anies tak lalu bebas menyergap pikiranku. Sebagai penegas atas keinginannya itu, ia lirih berucap, agar Anies pun tak tersandung masuk dalam perangkap ujub--meski sikap itu jauh dari tabiat Anies--yang tidak mustahil mampu melenakan. Itulah keinginan sufistik dari seorang kawan yang acap melontarkan pikiran langit, yang memang sulit bisa dinalar. Aya-aya wae kawan satu itu, jika dilihat dalam pandangan umum yang tak ingin orang yang dikaguminya terpeleset pada apa saja, termasuk tergagap saat ditanya sesuatu, dan tak mampu menjawab. Namun kawan satu itu lebih melihat Anies dari sudut lain, dan itu bentuk kecintaan dalam perspektif sufistik. Memang sulit dinalar. Dan, itu lebih ingin Anies tak tergelincir. Ia pun tak berharap agar nalar umum memahaminya. Ia menyadari pikirannya itu pikiran tak biasa Anies bagi mereka yang tak berada \"satu gerbong\" dengannya--pada pilihan politik Pilpres 2024--jika sedikit mau jujur akan muncul pengakuan, bahwa Anies memang punya kemampuan komunikasi mumpuni, dan pengetahuan memadai. Karenanya, ia mampu menjawab apa yang ditanyakan dengan memuaskan. Apalagi dalam pandangan pengagumnya, Anies bak jagoan yang nyaris tanpa lawan yang mampu disanding-tandingkan. Maka, ketakutan kawan tadi pada apa yang dicintainya menjadi relevan, jika menilik alasan yang dipaparkannya. Bentuk kecintaan yang dipilih meski dalam sudut tidak biasa. Dan, kita pun terpaksa mencerna bentuk kecintaannya, syukur jika memahami, dan tak mengapa juga jika tak memahami. Tapi mengapa mesti terbangun argumen tak biasa, agar Anies sesekali tak mampu menjawab apa yang ditanyakan, jika hanya ingin melihat Anies (seperti) manusia biasa. Mengapa tidak pada argumen lain diajukan, yang lebih bisa diterima, yang bisa melihat Anies sebagai manusia biasa seutuhnya. Tapi biarlah kawan tadi dengan permintaan tak biasa, bagian dari kecintaannya, yang meski tetap sulit dipahami lewat pikiran orang kebanyakan. Jika saja kita melihat Anies sebagaimana sang kawan tadi melihat dalam perspektif yang sama--perspektif sufistik--melihat Anies dengan kacamata tak biasa, itu sebenarnya lebih pada metafor yang terbangun tak sebenarnya. Tak sungguh-sungguh berharap Anies tak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan, meski hanya sekali-kalinya. Sejatinya lebih pada \"pemberontakan\" pikiran sufistiknya dalam melawan logikanya sendiri, agar tak terjerembab pada kultus dan sejenisnya. Saya dan pun teman lainnya yang mendengar harapan tak biasa, itu \"dipaksa\" setidaknya sedikit banyak belajar alam pikir sufisme, yang memang sulit dinalar orang kebanyakan. Tapi tetap saja masih menyisakan ruang kosong tanya yang belum selesai, mengapa mesti berharap agar Anies tak mampu menjawab pertanyaan yang ditanyakan, meski hanya sekali-kalinya. Inti dari semuanya itu lebih pada kecintaan pada Anies, agar tak jatuh setelah sorak-sorai pengagum \"perubahan\" yang sulit bisa dibendung, yang itu mampu melenakan. Lalu muncul tanya berupa keinginan, agar Anies sesekali tak mampu menjawab tanya yang diajukan, itu agar ujub tak sempat muncul. Itu saja sih sebenarnya.**
Masyarakat Seputar Malioboro Tak Tertarik Pada Sosok Prabowo, Emosional
Jogjakarta | FNN - Masyarakat di sekitar Malioboro Jogjakarta memberikan pendapatnya tentang capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Mayoritas mereka tak tertarik pada sosok yang kerap diidentikkan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) in. Prabowo selalu dinilai miring, yakni temperamental, pengkhianat, dan terbaru kekanak-kanakan. Stigma ini sudah melekat di masyarakat dan sulit dibantah. Oleh karenanya masyarakat hati-hati dalam menentukan calon presiden. Penilaian ini disampaikan oleh Agus Suparjo, tukang ojeg online yang tengah beristirahat di jalan Malioboro dekat masjid Raya. Agus menyatakan bahwa sosok Prabowo tidak diminati oleh warga Jogjakarta. Jogja yang mengedepankan sopan santun dan tata krama tinggi tidak cocok dengan pemimpin model Prabowo yang terkesan keras dan labil. \"Masyarakat Jogjakarta terbiasa dipimpin oleh Sultan yang kalem namun tegas,\" kata warga Sleman itu. Senada dengan Agus, Basirun tukang parkir yang beraktivitas di depan toko Bakpia tak jauh dari Malioboro, mengatakan Prabowo tidak populer di Jogjakarta. \"Di sini ramainya hanya spanduk saja, kalau soal pilihan, kami belum tahu. Tapi orang-orang ramai membicarakan Anies - Muhaimin,\" katanya. Mengapa masyarakat Jogja ramai membicarakan Anies karena capres nomor 01 itu dianggap berasal dari Jogjakarta. \"Saya dengar, dia orang Jogja, orang tuanya juga dari Jogja,\" katanya. Sementara Siti Marhamah pedagang buah di pasar Bringharjo menilai sosok Prabowo sebagai orang yang ngototan (memaksakan kehendak). \"Dia sudah mencalonkan diri sebagai presiden sampai tiga kali, sekarang mau nyalon lagi. Kok gak bosan,\" kritiknya. Jika seseorang sudah tidak dipercaya berkali kali, kata Siti artinya pasti ada apa-apanya dengan orang tersebut. Siti dan juga masyarakat luas justru penasaran dengan motif Prabowo. \"Apakah ada udang di balik batu, kita tidak tahu,\" paparnya. Tapi anehnya, kata Siti, Prabowo mengaku tidak butuh jabatan, faktanya dia mencalonkan diri hingga empat kali. Tak hanya itu, saat kalah dari Jokowi, kok Prabowo menjadi anak buahnya tanpa malu. Alasannya demi rekonsiliasi, tetapi faktanya masyarakat tidak mau mengikuti arahan Prabowo. \"Jadi, untuk menang di Jogja, Prabowo agak sulit,\" tambahnya. Perihal Titiek Prabowo yang nyaleg DPR RI dari Jogja, hal itu kata Siti tak berpengaruh pada Prabowo. \"Bu Titiek kan bukan Prabowo,\" katanya singkat Penilaian lebih lugas tentang sosok Prabowo disampaikan oleh Koordinator Kajian Merah Putih Profesor Sutoyo Abadi. Ia bahkan bersyukur Prabowo tidak jadi presiden pada 2019. \"Melihat sepak terjang dan gaya politik Prabowo Subianto akhir-akhir ini, maka rasanya bersyukur Prabowo pada Pilpres 2019 tidak berhasil menjadi Presiden Republik Indonesia. Bukan berarti gembira Jokowi menang, akan tetapi sikap anti rakyat Jokowi jauh lebih jelas ketimbang Prabowo. Prabowo abu-abu,\" paparnya. Saat Prabowo menerima jabatan menteri dan masuk dalam Kabinet Jokowi, maka goresan buruk karakter mulai tercatat. Ia tidak peduli dengan tangisan dan perasaan pendukung yang berjuang mati-matian untuk Prabowo. Merasa terkhianati. Kecurangan Pilpres diterima begitu saja oleh Prabowo, demi status Menteri. Sutoyo masih ingat Prabowo berkali-kali memuji habis-habisan Jokowi mulai dari pekerja keras, selalu memikirkan rakyat hingga memberi predikat sebagai Presiden terbaik. Orang menyebut Prabowo bagai penjilat yang berubah dari macan menjadi meong. Galak dan gebrak mimbar Prabowo dulu hanya pencitraan. Sutoyo heran, tidak ada sedikitpun rasa simpati Prabowo pada pendukungnya yang menjadi pesakitan di rezim Jokowi. Terakhir kata Rizal, ia mendekat pada keluarga Jokowi, Gibran, Kaesang dan Bobby. \"Langkah mengerikan dari sang jagoan yang mantan Danjen Kopassus hanya untuk ambisi pribadi,\" katanya. Prabowo tidak layak untuk jadi Presiden di negeri demokrasi seluas ini. Karenanya ada hikmah besar bahwa ia tidak menjadi Presiden pada Pilpres 2019 dan Pilpres sebelumnya. \"Prabowo memang tidak lebih bagus dari Jokowi. Makanya di pilpres 2024 ini dia berlindung di ketiak Jokowi,\" tegasnya. Maka kata Sutoyo dia mengapresiasi masyarakat Jogjakarta yang tidak tertarik pada sosok Prabowo. \"Saya rasa penilaian masyarakat Jogja terhadap calon presiden sudah sangat tepat,\" pungkasnya. (abd)
Bekas Capres 2014 dan 2019 Ngotot Beli Pesawat Bekas, Andika Perkasa Beberkan Bahaya Yang Mengintainya
Jakarta | FNN – Debat Capres Pemilu 2024 telah membuka mata publik bahwa banyak kejanggalan yang dilakukan oleh pemerintah selama berkuasa. Prabowo Subianto, capres yang diyakini sebagai perpanjangan penguasa dalam debat terbuka diminta menjelaskan penggunaan uang rakyat sebesar Rp 12 triliun, namun tak bersedia menjelaskan dengan berkilah waktunya terbatas. Seperti diketahui dalam Debat Capres 2024 putaran ketiga Minggu (7/1/2024), Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menyinggung soal pembelian pesawat bekas. Menurut Anies, tidak seharusnya Kementerian Pertahanan membeli alutsista bekas, sebab berdasarkan data yang disampaikan Anies, terdapat lebih dari separuh tentara yang tidak memiliki rumah dinas. Kementerian Pertahanan dianggap tidak tepat menggunakan anggaran negara.\"700 triliun anggaran Kementerian Pertahanan tidak bisa mempertahankan itu. Justru, (dana itu) digunakan untuk membeli alat-alat alutsista yang bekas di saat tentara kita, lebih dari separuh, tidak memiliki rumah dinas,\" terang Anies dalam segmen pertama Debat Capres 2024 putaran ketiga.Alutsista yang dimaksud Anies adalah pesawat tempur Mirage 2000-5, berjumlah 12 unit, dibeli dari Qatar. Pesawat ini bauta Prancis. Pembelian itu dilakukan pada pertengahan 2023. Menurut laporan CNBC Indonesia berjudul \"Alasan Prabowo Borong Jet Tempur Bekas Qatar Rp12 Triliun\", Prabowo beli alutsista bekas dengan total menghabiskan USD 792 juta, atau nyaris Rp12 triliun. Adapun pengadaan pesawat perang jenis Mirage 2000-5 diatur dalam Surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: R.387/D.8/PD.01.01/05/2023 tanggal 17 Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan dan Surat Menteri Keuangan Nomor: S.786/MK.08/2022 tanggal 20 September 2022. Kontrak pembelian 12 unit Mirage 2000-5 beserta perangkat pendukungnya dari Qatar dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU yang diteken pada 31 Januari 2023. \"Adapun alasan Kemhan RI melaksanakan pengadaan pesawat Mirage 2000-5 eks Angkatan Udara Qatar adalah karena Indonesia membutuhkan alutsista pesawat tempur yang bisa melaksanakan delivery (pengiriman) secara cepat untuk menutupi penurunan kesiapan tempur TNI AU yang disebabkan oleh banyaknya pesawat tempur TNI AU yang habis masa pakainya, banyaknya pesawat yang akan melaksanakan upgrade, overhaul/repair dan masih lamanya delivery pesawat pesanan pengadaan baru,\" kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha, dalam siaran tertulisnya di Jakarta, Kamis, 15 Juni 2023. Dalam debat tersebut, Prabowo menjelaskan alasan membeli alutsista bekas karena militer Indonesia saat ini tidak memiliki pesawat tempur dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Karenanya, pesawat tempur Mirage 2000-5, yang baru saja dibeli dari Qatar, tersebut bakal mengisi kekosongan pesawat tempur di dapur alutsista RI. Menurut Prabowo, Kemenhan sejatinya telah memesan pesawat tempur jenis Rafale dari Prancis. Akan tetapi, alutsista tersebut baru dikirim ke Indonesia tiga tahun lagi, yakni pada 2027. Rafale adalah pesawat tempur berteknologi tinggi asal Prancis generasi 4,5. Lantaran pesawat baru itu baru tiba di Indonesia pada 2027, menurut Prabowo, harus ada yang mengisi kekosongan. Dengan begitu, pesawat tempur bekas yang dibeli dari Qatar itu bisa langsung dipakai. Prabowo sebenarnya mengakui bahwa spesifikasi pesawat perang Mirage 2000-5 tidak sama dengan Rafale. Kecanggihannya tidak setara dengan pesawat anyar yang telah dipesan oleh Kemenhan. Namun, dua jenis pesawat perang tersebut sama-sama buatan Dassault, perusahaan dirgantara Prancis spesialisasi pesawat militer, jet regional, jet bisnis, dan pesawat jet. Dengan begitu, Prabowo berharap, pasukan TNI bisa membiasakan diri mengoperasikan pesawat perang produksi Prancis, sebelum Rafale datang. Prabowo berdalih, tidak ada salahnya membeli pesawat tempur bekas. Toh, menurutnya, jam terbangnya masih cukup bagus. Mirage 2000-5 diyakini masih bisa dipakai hingga 15 tahun kemudian. Pembelian pesawat bekas yang dilakukan oleh Kementerian Pertahanan, di bawah pimpinan Prabowo Subianto, telah diresmikan pada Mei 2023. Pesawat Bekas Itu Sudah Tidak DiproduksiMantan Panglima TNI Jenderal (purn) Andika Perkasa mengkritik rencana pembelian pesawat Mirage 2000-5 ex Angkatan Udara Qatar. Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, memahami jika alasan pembelian pesawat bekas ini untuk mensuplai kebutuhan di saat pesawat baru yang sebenarnya belum tiba sehingga digunakan selama menunggu. Namun demikian, kata Andika, masalah akan muncul apabila pesawat baru yang nanti dibeli pemerintah tidak compatible atau berbeda versi dengan Mirage 2000-5. \"Karena kalau berbeda dengan versi Mirage 2000-5 maka akan terjadi pelambatan adaptasi para pilot maupun teknisi yang melayani servis ini dalam memastikan operasional pesawat yang baru nanti siap, karena belum terbiasa jadi dari nol lagi,\" paparnya. Andika menegaskan bahwa dirinya pernah hadir di Paris untuk menerima bintang tanda jasa dari Prancis, kemudian berbincang dengan otoritas Prancis pembuat pesawat Mirage. Prancis sebagai pembuat Mirage, tambah Andika, menyatakan sudah tidak membuat Mirage 2000-5. Dengan tidak membuat lagi pesawat tersebut, maka akan sulit mendapat spare part untuk keperluan perawatan pesawat. \"Jadi servis pasti rutin akan dilakukan. Jadi tidak mudah karena pembuatnya sudah tidak membuat, akibatnya kita cari spare part-nya untuk servis melalui black market atau negara-negara memang memiliki Mirage, dan harganya pasti lebih mahal. Negara pemilik Mirage juga belum tentu punya spare part lebih. Ini akan menyulitkan karena kita tak selalu mendapat spare part tepat pada waktunya, dan ini menyebabkan kita akan terbebani dalam hal anggaran, khususnya dalam hal pemeliharaan, karena itu yang disampaikan Prancis sendiri,\" tegasnya. Bongkar-bongkar alutsita di arena debat membuat Prabowo meradang. Ia menyatakan keberatan atas apa yang dbongkar Anies. Prabowo bersedia duduk bareng untuk membicarakan semuanya, termasuk soal food estate maupun PT Teknologi Militer Indonesia. \"Jadi di mana masalahnya. Saudara bicara etik-etik. Saya tuh keberatan karena saya menilai, maaf ya, karena Anda desak saya, saya terus terang saja, Anda tidak pantas bicara soal etik. Itu saja,\" kata dia. Prabowo menilai Anies sebagai sosok yang menyesatkan. Sebab, kata dia, Anies sendiri tidak memberi contoh yang baik terkait etika. \"Saya merasa bahwa Anda itu posturing, Anda itu menyesatkan. Itu saja. Saya boleh berpendapat kan? Saya menilai Anda tidak berhak berbicara soal etik, karena Anda memberi contoh yang tidak baik soal etik,\" ucap Prabowo.Pengamat politik Rocky Gerung menyebut Prabowo tidak bisa memanfaatkan situasi debat itu dengan cara santai. Padahal, pihak Anies dan Ganjar dari awal sudah siap-siap untuk mengeksploitasi sisi negatif dari panggung kampanye, terutama pada kepribadian Prabowo yang cepat emosi. Karena itu, dari awal kita sudah prediksi bahwa Anies akan mengulangi lagi,” ujar Rocky Gerung di kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Senin (8/1). Tetapi, lanjut Rocky, harusnya ada tim dari Prabowo yang menduga kuat, mengukur dengan cara yang masuk akal, bahwa Prabowo akan dilemahkan dalam soal penampilan virtualnya di publik, bukan pada soal esensi pertahanan. Karena, bagaimanapun, apa pun yang dikritik orang pada Prabowo, Prabowo sudah menjalankan itu. Harusnya dia pertanggungjawabkan dengan membela diri, bukan dengan menyerang balik, karena ini cuma taktik debat. “Jadi, Anies dan Ganjar kira-kira bersepakat untuk mengeksploitasi watak Prabowo, bukan tentang kebijakannya. Soal kebijakan cuma ditempelkan untuk memperlihatkan Prabowo pasti ngamuk dan ngamuk ini yang pasti ditunggu publik,” ujar Rocky. (ida)
Watak Emosiannya Dikilik-kilik Anies, Prabowo pun Ngamuk Lagi
Jakarta, FNN – Suasana debat capres yang diselenggarakan oleh KPU tadi malam harus diaku semakin seru dan semakin panas. Bahkan, suasana panas sudah dimulai dari awal debat ketika capres nomor urut 2 Anies Baswedan langsung menyerang capres nomor urut 2, Prabowo Subianto. Seolah tak mau kalah dengan Anies, capres nomor urut 2 pun menyerang Prabowo, meski di bagian akhir. Sudah bisa ditebak apa reaksi Prabowo. Watak aslinya yang mudah terbakar emosi pun terpancing. Seperti sudah dianalisis oleh Rocky sebelumnya bahwa debat itu akan fight antara Anies dan Parbowo, terutama dalam dua soal, yaitu bahwa Prabowo mengerti secara detail keadaan pertahanan kita. Bahkan, dia mampu menyelundupkan semacam kecemasan bahwa kalau tidak ada persiapan kita bisa jadi bulan-bulanan asing. “Tetapi, masalahnya, di dalam debat itu apa yang kita ketahui secara faktual bisa berbeda secara virtual. Karena kelihatannya Prabowo tidak bisa memanfaatkan situasi debat itu dengan cara yang sangat santai. Padahal, pihak Anies dan Ganjar dari awal sudah siap-siap untuk mengeksploitasi sisi negatif dari panggung kampanye, terutama pada kepribadian Prabowo yang cepat emosi. Karena itu, dari awal kita sudah prediksi bahwa Anies akan mengulangi lagi,” ujar Rocky Gerung di kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Senin (8/1). Tetapi, lanjut Rocky, harusnya ada tim dari Prabowo yang menduga kuat, mengukur dengan cara yang masuk akal, bahwa Prabowo akan dilemahkan dalam soal penampilan virtualnya di publik, bukan pada soal esensi pertahanan. Karena, bagaimanapun, apa pun yang dikritik orang pada Prabowo, Prabowo sudah menjalankan itu. Harusnya dia pertanggungjawabkan dengan membela diri, bukan dengan menyerang balik, karena ini cuma taktik debat. “Jadi, Anies dan Ganjar kira-kira bersepakat untuk mengeksploitasi watak Prabowo, bukan tentang kebijakannya. Soal kebijakan cuma ditempelkan untuk memperlihatkan Prabowo pasti ngamuk dan ngamuk ini yang pasti ditunggu publik,” ujar Rocky. (ida)
Gemoy Hancur Berantakan dalam Semalam, Citra Prabowo Nyungsep
Oleh M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan DEBAT Capres malam tadi menarik. Ada adu pandangan, adu tampilan, bahkan adu data. Nampak Prabowo menjadi musuh bersama Capres lain Anies dan Ganjar. Prabowo menjadi tidak fokus menghadapi \"serangan\" dari dua kubu. Tergambar Prabowo merepresentasi \"status quo\" sedang Anies Baswedan \"perubahan\" dan Ganjar Pranowo mencoba menjadi \"penyeimbang\". Namun fakta dari debat adalah Anies dan Ganjar \"bersekutu\" menyerang Prabowo. Masing-masing melakukan konperensi pers sebelum pulang. Ganjar-Mahfud mengawali tanpa pengantar menjawab beberapa pertanyaan wartawan dengan menekankan pada tantangan data atas Prabowo. Menolak ajakan \"buka-buka\" untuk waktu lain. Bagi Ganjar data harus tuntas saat debat. Anies-Muhaimin setelah memberi pernyataan pengantar lalu menjawab pertanyaan. Menekankan etik, pergaulan global, dan efisiensi penjelasan. Sebagaimana Ganjar, Anies menolak ajakan \"ngopi-ngopi\" Prabowo. \"Ini bukan persoalan pribadi, tetapi keselamatan bangsa\", serunya. Prabowo-Gibran terakhir melakukan konperensi pers. Diawali dengan kalimat \"Saya kecewa\". Menyoroti kedua lawan debatnya. Sadar dirinya diserang oleh Ganjar dan Anies. Ia berkilah pada bidang pertahanan yang harus \"rahasia\", mengulang makna \"barang bekas\" serta tetap menyalahkan data lawan. Prabowo tidak membuka ruang pertanyaan kepada wartawan, sederet tim inti turut menyertai dan tepat di belakang Prabowo ada Yusril Ihza Mahendra yang berwajah \"muram\". Rombongan tampak mengantar Prabowo ke mobil. Gibran merunduk mencium tangan Prabowo. Pasangan gemoy porak poranda dan tidak ceria. Tanpa memberi penilaian siapa pemenang atau unggul, yang jelas dalam debat kali ini yang kalah adalah Prabowo. Kalah telak. Di tema yang menjadi bidang kerja kesehariannya, Prabowo gagal tampil meyakinkan. Tetap emosional dan kurang komunikatif. Dua isu \" food estate\" dan \"kesejahteraan tentara\" tidak terjawab. Tidak ada gagasan solutif untuk konflik Laut China Selatan. Sebagai pasangan \"status quo\" dan kepanjangan tangan Jokowi, Prabowo-Gibran pantas menjadi musuh bersama. Istana yang mendukung secara vulgar membuat rakyat muak. Kompetisi dipastikan tidak akan sehat akibat rekayasa kecurangan. Bukti bermunculan dari penggelembungan DPT hingga surat suara luar negeri yang sudah tercoblos. Pengerahan aparat hingga desa menjadi berita biasa. Anies dan Ganjar harus \"berkoalisi\" melawan Prabowo. Kecurangan harus dilawan bersama. Debat semalam adalah peta mini dari pertunjukan tragedi Prabowo yang \"nelongso\". Ganjar memberi nilai 5 untuk kinerja Menhan. Anies lebih parah 11 dari 100. Prabowo Gibran yang berkoar menang satu putaran sedang berada di dunia fantasi. Dukungan istana jadi andalan. Mungkin istana kebohongan. Berlindung di jaringan Jokowi sama dengan berlindung pada sarang laba-laba, seperti kuat padahal lemah. Agama menyebut \"selemah-lemah rumah adalah sarang laba-laba\". Prabowo-Gibran seolah menjadi pasangan terkuat padahal terlemah. Kebohongan memang bisa dibayar dengan mahal tapi kebenaran yang akan menang. Sebagaimana semalam ada ungkapan Prabowo \"Saya kecewa\", maka kelak kekecewaan akan berkelanjutan. Bukan semata karena \"diserang\" oleh Anies dan Ganjar akan tetapi akibat hukuman rakyat. Rakyat yang akan memberi sanksi kepada pemimpin yang curang, culas, culun dan cuplis. (*)
Semakin Tampak Karakter Aslinya, Prabowo Kalah Debat Lagi, Baper Lagi, dan Emosi Lagi
Jakarta, FNN – Setelah selesai acara debat capres kedua tadi malam, bisa dipastikan bahwa percakapan-percakapan di media sosial dan obrolan di warung kopi masih membahas seputar debat antara para kandidat calon presiden yang diselenggarakan oleh KPU. Apalagi acara debat capres yang terjadi tadi malam lebih seru dari debat sebelumnya. Kandidat yang sabar tetap sabar, yang baper tetap baper. Seperti sudah diprediksi sebelumnya bahwa Anies akan kembali memenangkan debat dalam debat capres kedua. Namun, yang di luar dugaan adalah Prabowo yang kali ini kembali benar-benar tidak berkutik dan kembali lagi terpancing emosinya. “Jadi, kalah debat lagi, emosi lagi. Oleh karena itu, tidak heran bila netizen memberi sentimen negatif yang sangat tinggi terhadap Prabowo,” ujar Hersubeno Arief dalam kanal You Tube Hersubeno Point edisi Senin (8/1). Lain halnya dengan Anies yang mendapat sentimen positif tertinggi dan Ganjar Pranowo yang berada di urutan kedua. Jadi sentimen positifnya Anies sangat tinggi dan negatifnya sangat rendah; sentimien positif Ganjar cukup tinggi dan negatifnya cukup rendah; sedangkan sentimen negatif Prabowo sangat tinggi dan sentimen positifnya sangat rendah. Harusnya, sebagai Menteri Pertahanan Prabowo bisa mendominasi perdebatan atau setidaknya bisa mengimbangi Anies karena tema debat sudah menjadi makanan sehari-hari Prabowo. Ada soal pertahanan keamanan, soal politik luar negeri, dan soal geopolitik global. Namun, justru soal pertahanan inilah yang menjadi titik lemah Prabowo. “Ini yang menjadi amunisi mematikan bagi Anies dan Ganjar untuk menyerang Prabowo,” ujar Hersu. Selain baper saat acara debat, setelah selesai debat Prabowo juga tidak bersalaman dengan Anies. Dia hanya bersalaman dengan Ganjar Pranowo. Ketika ditanya oleh wartawan mengapa tidak bersalaman dengan Anies, dia menyatakan kan bahwa dirinya lebih tua, lebih senior, dan Anies tidak mendatanginya sehingga dia tidak bersalaman dengan Anies. “Aduh ini baper banget ya, kenapa mesti dibawa-bawa tua dan dan muda. Salaman salaman saja, dan harusnya soal debat ya selesai di panggung perdebatan,” ujar Hersu gemas. (ida)
Gemoy Semakin Letoy
Oleh Yusuf Blegur | Ketua Umum BroNies Dua kali debat capres, hanya mengumbar amarah dan penjelasan yang tak berdasar data dan fakta di lapangan. Terperosok kubangan sejarah hitam, ia sedang mempermalukan dirinya sendiri sembari mengumumkan ke publik, bahwa kegagalan dan mungkin penyimpangan kewenangan telah menjadi kesehariannya. Debat Capres ke-2 seperti menampilkan seorang pemimpin yang sarat kecerdasan sedang berhadapan dengan orang yang identik dengan kemarahan. Ditonton ratusan juta rakyat, untuk kali kedua ada capres yang begitu emosional. Merasa dipermalukan di hadapan publik, sikap temperamen ditunjukkan sebagai kontemplasi dari ketidakmampuan berdebat. Bukan karena tidak punya kemapuan bicara di depan banyak orang, tapi memang tak lagi bisa membantah fakta-fakta yang ada hanya dengan sekedar retorika. Rekam jejak yang buruk, menempatkan sosoknya sebagai capres yang dianggap tidak punya kapasitas dan integritas. Terlebih ketika terpojok saat capres lainnya mengangkat soal nilai-nilai dan etika kepemimpinan. Alhasil, rasa malu, serba salah dan akhirnya perilaku reaksioner yang muncul. Menahan kegeraman dan rasa kesal hingga terkesan ada murka di wajahnya. Seketika branding gemoy yang susah payah dibangun dan dipaksakan akhirnya runtuh dalam panggung debat capres. Tak ada lagi joget-joget, tak ada lagi pasang kuda-kuda dan tak ada lagi ajakan sorak-sorai yang provokatif. Boleh jadi sudah kehilangan semangat dan perlahan mulai muncul sikap optimis yang kian tipis. Capres itu justru malah terlihat semakin tak terkendali, hanya emosi dan sekali lagi emosi dalam jiwanya. Kasihan capres yang lanjut usia dan kesehatannya semakin terus menurun. Keadaan mental dan fisiknya tak lagi mampu mengikuti ritme dinamika pilpres 2024. Konstelasi dan konfigurasi politik yang begitu tinggi dalam kontestasi capres, sungguh sangat menyiksa pikiran dan jiwa capres langganan gagal itu. Tekanan dan ambisi saling menyalip seiring syahwat kekuasaan, namun sayang yang terjadi justru figurnya semakin hancur saat usia menjelang uzur. Gemoy tal lagi ceria, Gemoy tak lagi gembira dan bahkan gemoy tak tahu harus berbuat apalagi. Tua dan renta yang didesain menggunakan tagline Milenial, kini telah berhadapan dengan situasi yang aral. Tak bisa lepas dari perilaku emosional, performansnya di debat capres terlanjur didapuk khalayak seperti seorang pembual dan pandai memainkan peran antagonis dalam sebuah panggung politik teatrikal. Kasihan, ia tersiksa diperbudak ambisinya sendiri. Membidik suara potensial gen-z hingga rela memainkan peran Gemoy, namun apadaya kontradiksi yang didapat. Si Gemoy energinya terkuras habis oleh cengkeraman kejahatan HAM dan kejahatan lingkungan melalui proyek tanam singkong panen jagung. Lebih miris lagi langganan capres ini terus diterjang pelbagai proyek pembelian barang bekas , kepemilikan ratusan ribu hektar tanah serta penghianatan terhadap pengorbanan rakyat karena tak tahan menjadi oposisi, seperti pernah diungkit capres lainnya. Gemoy kini hanya bisa pasrah, hanya bisa berharap beruntung mendapat kompensasi kegagalan capresnya. Entah jabatan, entah fasilitas atau bahkan gelontoran uang panas hasil berjudi capres. Ya hanya capres itu dan Tuhan yang tahu. Rakyat hanya bisa tertawa dan tersenyum tersipu, menyaksikan Gemoy penampilannya kini semakin letoy. (*)
Anies Kembali Menjadi Pemenang Debat Capres 2024 Versi Netizen
Jakarta, FNN - Debat ketiga capres – cawapres 2024 telah berlangsung tadi malam (7/1). Ini menjadi acara yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh rakyat Indonesia, termasuk para netizen. Bahkan, netizen selalu memberikan penilaian langsung terhadap jalannya debat dan performance masing-masing kandidat melalui akun media sosialnya. Penilain juga banyak dilakukan oleh para pengamat dan ahli politik. Di antaranya Rustika Herlambang, Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, yang menyaksikan secara live jalannya debat dalam kanal You Tube Liputan6 live (7/1). Usai acara debat capres, ketika ditanya soal siapa pemenang debat ketiga capres-cawapres, jawabannya adalah Anies Baswedan. “Ini kemenangan versi netizen,” kata Rustika. Menurut Rustika, netizen menilai Anies menang karena dia dianggap paling menguasai panggung dan paling menguasai data, meski kita/netizen tidak tahu manakah data yang benar. Selain itu, netizen juga menilai secara performance Anies paling bagus, dia menyerang kemudian serangannya membuat orang yang diserang keder. Serangan tersebut terlihat dari ekspresi yang ditunjukkan oleh Anies hingga tampak sepertinya niatan untuk menyerang langsung diluncurkan sejak awal. “Sepertinya serangan itu memang sudah direncanakan awal oleh tim Anies. Dan ternyata serangan itu betul-betul dimunculkan saat debat, sejak awal sampai akhir,” ujar Rustika. Bahkan, lanjut Rustika, Ganjar yang semula tidak menyerang secara langsung pun, akhirnya ikut-ikutan menyerang di sesi terakhir hingga membuat suasana debat sangat dinamis. Menurut Rustika, panggung debat menjadi sesuatu yang sangat penting, terutama bagi netizen, karena netizen bisa melihat secara langsung performance ketiga kandidat. Netizen bisa melihat bagaimana respons para kandidat ketika harus berhadapan langsung, ketika mereka menghadapi masalah, dan ketika mereka menghadapi situasi terjepit. “Akhirnya, netizen tidak hanya fokus pada kata-kata yang disampaikan pada narasi, tapi juga pada gestur tubuh dan bahkan ekspresinya,” ujat Rustika. Netizen juga sangat antusias memperhatikan apa yang disampaikan para kandidat hingga di antaranya menjadi salah satu trending topik, seperti kata “omon-omon” yang diucapkan kandidat capres nomor 2 Prabowo Subianto kepada kandidat nomor Anies Baswedan.(ida)
Debat Capres Kedua, Apa yang Akan Menjadi Burning Issue?
Jakarta, FNN – Beberapa saat lagi, debat capres kedua akan berlangsung. Kalau melihat kembali hasil debat capres pertama beberapa waktu lalu, hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh sejumlah media, poling, dan lainnya, Prabowo berada di posis paling rendah dulu ya paling buncit posisinya, sementara Anies paling unggul. Sementara Ganjar berada di tengah-tengah. Tetapi, debat capres malam ini sebagian adalah soal pertahanan dan keamanan sehingga merupakan pekerjaan sehari-hari Prabowo. Jadi, kemungkinan orang akan berharap bahwa Prabowo akan tampil lebih baik dibandingkan debat sebelumnya. “Saya juga menduga begitu, tergantung pertanyaan dari panelis. Panelis pasti berharap Prabowo menjawab hal-hal yang sifatnya konkret. Kalau itu yang ditanyakan pasti Prabowo di luar kepala, dia tahu berapa rasio senjata yang diperlukan, apa sebetulnya tendensi politik di Asia Pasifik, bagaimana globalisasi memengaruhi postur pertahanan Indonesia, itu semua sudah ada di kepala Prabowo,” ujar Rocky Gerung di kanal You Tubenya, Minggu (7/1). Hal ini berbeda dengan Anis. Menurut Rocky, kalau ditanya apa pun, dia tidak mungkin menjawab secara konkret, karena statusnya masih paradigma. Jadi, Anies akan membuat analisis akademis tentang potensi gangguan berdasarkan prinsip demokrasi peaceful coexistence. Sedangkan Ganjar, menurut Rocky, dia mau bicara data dia tapi tidak punya pengalaman, jika bicara ide maka satu-satunya ide yang harusnya dia ucapkan adalah ide Soekarno tentang internasionalisme, tentang status Indonesia di antara dua karang, kira-kira cuma muter-muter di situ. Lain halnya kalau panelis diberi kesempatan untuk mengulas. Panelis tentu akan mempertanyakan postur pertahanan Prabowo butuh berapa persen dari APBN dan kalau sekian persen dipakai itu artinya IKN tidak perlu dibangun lagi, demi pertahanan. Itulah pentingnya panelis mengolah. “Jangan sampai panelis cuman sebagai pemungut pertanyaan di fish bowl,” ujar Rocky. Menurut Rocky, mungkin hal akan menjadi burning isu atau isu yang akan membakan perdebatan adalah isu mengenai pembelian pesawat bekas yang dilakukan di era Prabowo sehingga Prabowo mesti duel argumen habis-habisan. Dia mesti membuktikan bahwa ada keperluan pertahanan Indonesia 5 sampai 6 tahun ke depan. Karena, asumsinya kalau kita membeli senjata tapi tidak bisa membeli senjata yang baru sehingga membeli senjata bekas, artinya ada kedaruratan.(ida)