ALL CATEGORY

Berbagai Blunder dari Kubu Prabowo-Gibran Membuat Pemilu 2024 Makin Menarik

Jakarta, FNN - Pengamat politik Rocky Gerung menyebut Pemilu menjadi menarik karena banyak blunder di Pilpres 2024 dari kubu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka beserta partai koalisinya. Rocky mengatakan saat ini sudah terlalu banyak blunder terjadi di atas panggung Pilpres 2024 maupun di dalam koalisi capres nomor urut 02. Fokus publik makin lama makin ingin melihat blunder. “Pemilu ini menarik karena blunder itu makin banyak,” kata Rocky di kanal  YouTube Rocky Gerung Official. Blunder tersebut di antaranya dilakukan oleh politisi Ade Armando yang menyebut politik dinasti di Yogyakarta, asam sulfat dari Gibran, ucapan ‘ndasmu etik’ dari Prabowo, dan dugaan penistaan agama oleh Zulkifli Hasan. Rocky juga mengatakan akan semakin banyak orang yang menjadikan Debat Pilpres sebagai panduan untuk memutuskan menggunakan hak suaranya atau tidak pada pemilu 2024. Publik juga akan sangat menunggu apa yang diucapkan oleh Prabowo Subianto ketika elektabilitasnya mengalami penurunan secara drastis. Publik menduga kuat bahwa Gibran akan terus membebani Prabowo ke manap pun. Berbagai blunder tersebut semuanya berasal dari kubu Prabowo. Sebaliknya, kubu Anies selalu mencetak prestasi. Beberapa waktu lalu ada upaya gemoisasi dari kubu Prabowo, tapi ternyata tidak berhasil. Di sisi lain, Anies muncul dengan program Desak Anies dan bahkan Abah Anies dan Park Anies yang luar biasa viral hingga Anies dijuluki Abah Online. Anies pun menjadi Abah bagi kita semua. “Ini perkembangan yang menarik bagi 01, sementara 02 belunder melulu, sedangkan 03 mati angin; 01 dapat angin, 02 dapat blunder, 03 mati angin,” ujar Refly Harun dalam kanal you Tubenya (5/1).

Gatot Nurmantyo: Kita Tunggu Proses Hukum Siapa Sesungguhnya Pelaku Knalpot Brong

Jakarta | FNN - Kasus pengeroyokan relawan Ganjar Pranowo-Mahfud Md oleh prajurit TNI di Boyolali, Jawa Tengah, terus menjadi sorotan publik. Peristiwa pengeroyokan yang sempat viral di media sosial itu disebut terjadi karena suara bising knalpot brong. Berdasarkan video yang beredar, relawan itu dinarasikan baru selesai mengikuti acara di Boyolali. Mereka lantas dicegat beberapa orang oknum TNI dari Batalyon 408 dan langsung mengeroyok korban. Komandan Kodim 0724/Boyolali, Letkol (Inf) Wiweko Wulang Widodo, membenarkan peristiwa penganiayaan tersebut. Mereka yang terlibat merupakan anggota Yonif 408/Suhbrastha. Wiweko menjelaskan pengeroyokan terjadi setelah para anggota TNI yang sedang berkegiatan terganggu suara knalpot brong para peserta kampanye yang melintas. Mereka lantas mencegat pengendara yang menggunakan knalpot brong hingga terjadilah pengeroyokan di jalan raya. \"Kemudian, beberapa oknum anggota secara spontan keluar dari asrama menuju ke jalan di depan asrama. Guna mencari sumber suara knalpot brong pengendara motor tersebut, untuk mengingatkan kepada pengendara dengan cara menghentikan dan membubarkan. Hingga terjadi penganiayaan terhadap pengendara sepeda motor knalpot brong tersebut,\" imbuh Wiweko. Menurut Wiweko, jumlah korban penganiayaan tersebut sebanyak tujuh orang. Adapun, dua orang saat ini masih menjalani rawat inap di RSUD Pandan Arang dan lima orang lainnya rawat jalan. \"Semoga kondisinya cepat pulih, sembuh sedia kala,\" jelas dia. Wiweko mengatakan saat ini kasus tersebut sudah dalam penanganan Denpom IV/4 Surakarta. Denpom telah memintai keterangan para prajurit yang diduga terlibat penganiayaan itu untuk kepentingan proses hukum. Menyikapi peristiwa itu, mantan Panglima TNI Jend. Gatot Nurmantyo mengajak masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh aparat hukum.   “Mari kita sama-sama melihat - seperti yang dikatakan KASAD yang memerintahkan kepada kesatuan untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan, itulah niat baik dari TNI,” katanya dalam wawancara dengan Metro TV yang diupload di kanal YouTube, Minggu, (07/01/2024). Gatot juga menegaskan bahwa knalpot yang digunakan pemotor tersebut tak sekadar modifikasi biasa, namun sudah dipotong hingga leher angsa, istilah lazim di kalangan pemotor. “Itu ternyata bukan sekadar brong, bukan modifikasi, tetapi knalpot yang dipotong hingga leher angsa. Jadi suaranya dua kali lipat dari knalpot brong,” paparnya. Yang kedua menurut Gatot, TNI adalah sebuah organisasi negara, bukan gerombolan, dan bukan orang yang mudah marah. Kejadian itu mulai pukul 06.30 dan bolak-balik. “Tolong kita sama-sama jangan mempolitisasi, kalau di tempat lain ada hubungan dan lain sebagainya. Kalau ini terjadi, maka kita semua terkena proxy,” paparnya. Gatot juga tidak yakin prajurit TNI memukul pakai benda tajam atau bahkan batu. Ia menyarankan agar masyarakat menunggu hasil visum dan tidak berspekulasi. “Yang dikatakan korban dipukul pakai batu, kita tunggu saja, pasti ada visum, apakah benar TNI memukul orang pakai batu, keterlaluan kalau benar. Tetapi saya tidak yakin itu dilakukan TNI dengan pakai batu. Pasti pakai tangan atau benda tumpul, itu keyakinan saya. Biarkan visum yang berbicara dan membuka semuanya,” paparnya. Gatot juga mengingatkan bahwa menjaga ketertiban umum itu dijamin oleh undang-undang, sehingga peran serta seluruh warga - tak hanya TNI - sangat diharapkan untuk menjaga kedamaian.   “Ingat bahwa Undang-undang Pemilu pasal 280, dilarang mengganggu ketertiban umum, sedangkan knalpot seperti itu mengganggu ketertiban umum, belum lagi kita lihat knalpot itu menyebabkan polusi udara. Jadi, mari kita lihat itu semuanya dengan kacamata hukum yang jernih, sehingga kita bisa mengambil pelajaran dari apa yang terjadi,” tegasnya. Gatot menambahkan, siapapun masyarakat, tak hanya TNI - kalau melihat ketertiban umum terganggu oleh pengendara motor, apalagi dengan menenggak minuman keras seperti itu yang bisa membahayakan ketertiban umum dan keselamatan umum, apakah hal itu kita biarkan. “Jangankan TNI, masyarakat umum pun boleh menghentikan siapapun yang mengganggu ketertiban umum. Naik motor dengan minuman keras, silahkan tanya kepolisian. Masyarakat punya hak untuk menghentikan perilaku yang membahayakan ketertiban umum. Orang mengendarai sepeda motor dengan minuman keras, berbahaya atau tidak,” paparnya. Gatot menegaskan bahwa dirinya tidak mau terlibat dalam tuduhan siapa yang benar atau salah. Ia menyarankan biar proses hukum yang menjawab semuanya. “Saya tidak mau mengatakan siapa yang salah. Saat diwawancara, KASAD diminta komentar atas pertanyaan apakah TNI salah, itu sama saja menggiring KASAD untuk menyatakan bersalah. Itu bisa kena hukum, karena belum ada proses hukum sudah bisa menyatakan bersalah. Jadi apa yang dikatakan Pak Andika Perkasa (Ketua TKN-red) sudah benar, tunggu saja proses hukum dan Dandim Boyolali menceritakan kejadian, bukan membela anah buahnya. Nanti proses hukum yang akan menjadi kejelasan,” jelasnya. Dalam sebuah wawancara Andika mengatakan bahwa itu penganiayaan. Atas pernyataan itu Gatot mengatakan bahwa kalau penganiayaan hanya didasarkan pada penglihatan saja, hal itu bisa bias. Menurut Gatot, justru komandan Kodim memberikan informasi awal, Dimana hasil lengkapnya adalah penyelidikan hukum. “Siapapun yang memberi informasi sebelum putusan hukum, itu adalah informasi awal yang bisa benar bisa salah. Nanti pengadilan yang memutuskan, hukum yang berbicara. Kalau tidak ada informasi awal, bisa bias. Itu itikad baik dari Dandim. Seharusnya Pak Andika paham karena dia mantan Panglima TNI,” paparnya. Gatot menegaskan, bahwa ada atau tidak unsur politik, semua bisa terjadi. “Oleh karena itu kita tunggu proses pengadilan, semua akan terbuka, siapa pelakunya, apa motifnya, apakah ada unsur-unsur luar, adakah unsur yang dibuat-buat, politisasi, saya katakana di sini saya tidak akan mendahului apa yang akan diputuskan oleh hukum,” paparnya. (sws).

Anies Bisa Menang Satu Putaran Kalau Jokowi Tidak Lagi Sebagai Presiden

Jakarta, FNN – Sepeetinya sudah banyak yang tidak sabar untuk menunggu debat capres besok, karena dalam Pemilu di Indonesia kali ini, debat menjadi faktor yang sangat signifikan ditunggu ditunggu-tunggu acaranya. Apalagi, pasca-debat capres pertama, lembaga survei dari Australia, Utting Research menyoroti lonjakan dukungan pemilih yang mencolok  untuk calon presiden nomor urut 1. Utting Research mencatat kenaikan mencolok jumlah pemilih dari calon presiden Anies Baswedan sebesar 6 persen. “Dukungan terhadap (Anies) Baswedan meningkat enam persen, tambahan suara signifikan yang membuatnya menjadi kontender kuat dalam pertarungan. Hasil survei menunjukkan bahwa (Anies) Baswedan mendapatkan 28 persen suara. Kenaikan ini menjadi titik balik, menjadikan Anies sebagai penantang utama dalam pemilihan,\" kata  Managing Director Utting Research, John Utting, Kamis, (4/1). Sedangkan Prabowo Subianto mengalami penurunan signifikan, yakni turun 6 persen menjadi 44 persen. Sementara, untuk Ganjar, kata Uting, stagnan di posisi 21 persen.  Menurut Uting, jika pola ini berlanjut dan Anies bisa melanjutkan momentum ini di debat-debat capres berikutnya, bisa diperkirakan dia bakal mampu menyaingi Prabowo pada hari pemilihan. Menanggapi hasil survei tersebut, Rocky Gerung dalam kanal You Tuber Rocky Gerung Official edisi Satu (6/1) mengatakan, “Saya kira itu benar karena sebetulnya kalau kita baca literatur, tidak ada dalam sejarah sistem demokrasi seseorang yang sudah memerintah dua periode masih diinginkan.” Jadi, lanjut Rocky, perubahan itu memang tiba pada saat yang tepat dan diambil alih sebagai isu oleh Anies. Bukan karena Anies sendiri yang ingin perubahan, tetapi memang sejarah begitu sifatnya. Karena itu, selalu dianggap bahwa periode kedua itu periode paling lemah. Meskipun dia sukses, tetap dia lemah, karena kebosanan orang untuk lihat baju yang sama dan perilaku yang sama. Rocky juga mengatakan bahwa sifat manusia yang berevolusi menginginkan ada batas ketika seseorang sudah menyelesaikan masa tugasnya sebagai presiden. Hal itu pula yang mungkin diambil alih oleh Anies, dan yang menandakan bahwa kendati Prabowa atau Gibran berupaya untuk mengendalilkan dengan cara yang masuk akal, tetapi orang tetap menganggap bahwa dia cuma mau meneruskan Jokowi. Anies justru sebaliknya, orang masih menduga-duga Anies mau membuat apa. Dalam keadaan ketidaktahuan, orang justru memberi harapan, orang berinvestasi pada sesuatu yang dianggap baru. Ganjar tetap dianggap sebagai Jokowi juga sebetulnya. “Jadi, saya kira riset itu betul sehingga dalam perdebatan itu orang nunggu hasil, perdebatan yang akan memengaruhi terutama kalangan kelas menengah yang tahu bahwa politik itu harus diupayakan sebagai proses sirkulasi elit yang makin lama dipercepat, bukan justru diperpanjang. Itu pula yang menjadi dasar kenapa elektabilitas 02 merosot. Melihat hasil-hasil survei tadi, sudah hampir pasti bahwa Pilpres tidak mungkin satu putaran. Lembaga-lembaga survei dalam negeri pun mulai mengonfirmasi hal ini. Bahkan, ada yang optimis kalau satu putaran itu berarti Anies dan Imin yang menang, meski tetap saja Jokowi dengan mesin kekuasaannya tentu masih akan punya pengaruh. “Iya, pengaruh untuk membesarkan Gibran di dalam koalisi Prabowo dan pengaruh untuk menghalangi Anies. Itu juga yang akan menunjukkan bahwa kalau Anies mau menang, dia mesti menang satu putaran, dan berarti dia mesti 50%. Lompatin mesin-mesin politik atau penghalang yang ditaruh oleh Jokowi,” saran Rocky. Menurut Rocky, penghalangnya adalah Jokowi sendiri, yaitu keinginan Jokowi sendiri. Jadi, caranya adalah Jokowi mesti dihentikan dulu sebagai presiden supaya dia kehilangan kekuasaan memakai peralatan yang dia miliki selama ini. “Jadi, Anies bisa menang satu putaran kalau Jokowi tidak lagi sebagai presiden. Itu kira-kira begitu,” tegas Rocky.(ida)

Mengenang Masa Lalu, Ganjar Kunjungi Tempat Kos dan Kerja Pertama di Jakarta

Jakarta | FNN - Ganjar Pranowo napak tilas dan bernostalgia melihat tempat kos dan kantor saat kali pertama merintis kerja di Jakarta setelah lulus kuliah. Ia ditemani istri, Siti Atikoh Supriyanti disambut pemilik kos dan warga sekitar seperti keluarga sendiri, Sabtu (6/1/2024). Dengan mengenakan kaos olahraga warna gelap, Ganjar berjalan kaki melewati gang di daerah Petojo Sabangan, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Warga setempat menyambut Ganjar bagaikan anak yang pulang dari rantau.  Bagaimana tidak, semua warga masih mengenali akrab Capres nomor urut 3 itu. Begitu pula, Ganjar masih ingat satu per satu nama warga yang mukim di sekitar indekosnya.  Mereka antara lain Rosali, pemilik kos yang biasa dipanggil Bu Ros dan Engkar, perempuan yang sering membantu mencuci baju saat itu.  \"Ini Ibu Ros yang punya kos dan ini Engkar, yang bantu saya cuci baju,\" ujar Ganjar.  Lalu, mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu melihat rumah kos yang sudah banyak berubah. Dulu, kos masih berdinding kayu triplek sekarang sudah tembok.  \"Dulu itu pembatasnya triplek. Ukurannya 2x5 meter persegi, jadi kalau kaki selonjor itu habis. Satu bulan Rp 50 ribu,\" tuturnya.  Ganjar menceritakan, menempati kos itu selama kurang lebih 4 tahun sejak 1997. Selama itu pula, Ganjar berjalan kaki sekitar 500 meter tiap berangkat dan pulang kerja di sebuah perusahaan konsultan di Jakarta. \"Kalau berangkat kerja jalan kaki, lumayan dekat. Itu kantor yang baru dibangun baru dirintis dan saya kerja di situ,\" kisahnya.  Politikus berambut putih itu juga mengenang peristiwa tahun 1998 di mana terjadi kerusuhan besar di Jakarta. Banyak orang berlarian, hingga masuk ke tengah kampung. \"Dulu gang ini ramai waktu peristiwa 98 itu,\" kenangnya.  Usai bernostalgia bersama warga sekitar kosnya, Ganjar kemudian berjalan kaki menuju tempat kantornya dulu. Hanya saja, saat ini telah berubah menjadi toko modern.  \"Ini dulu kantornya. Itu ada paku-paku untuk pasang AC itu dulu saya yang pasang sendiri,\" ucapnya.  Capres yang berpasangan dengan Mahfud MD itu berbagi tips kepada anak muda yang ingin merintis karir di Jakarta atau daerah lain, tetap semangat berjuang.  \"Waktu itu gaji saya Rp350 ribu, ya ngenes aslinya. Jadi kebutuhan makan harus diatur, jangan cari yang mahal. Pesannya berjuang, belajar memanajemen, dan jangan mengeluh,\" ungkapnya.  Sementara, Ibu Ros mengatakan bahwa Ganjar adalah anak yang baik dan ramah dengan warga sekitar kos. Sehingga, Ganjar sudah dianggap sebagai keluarga sendiri.  \"Orangnya baik, ramah dan sering kumpul warga di sini. Ya ini seperti pulang, dia seperti keluarga sendiri,\" katanya.  Dari sekian tahun, menurutnya, sikap sopan santun Ganjar tidak berubah.  \"Orangnya sopan dan baik. Dari dulu orangnya baik,\" tandasnya. (*)

Politik Jokowi Hidup atau Mati

Oleh Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Merah Putih  Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengunggah foto dirinya tengah makan malam berdua dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Jumat 5 Januari 2024. Keduanya makan malam di salah satu restoran di kawasan Jakarta Pusat. \"Selamat berakhir pekan,\" tulis Prabowo dikutip dari akun Instagramnya @prabowo, Sabtu (6/1/2024). Pesan hanya berakhir pekan dan alasan lainnya itu basa politik biasa untuk masyarakat awam, tentu sangat peka dan berbeda bagi sebagian analis dan pengamat politik. Itu sinyal ada masalah sangat serius untuk target kemenangan tidak boleh gagal. Tercium info kegelisahan  Jokowi dan Prabowo. Bagi Jokowi kekalahan dalam pilpres mendatang adalah bencana bagi diri dan keluarga, Oligarki dan kroni kroninya. Tidak bisa lepas dari resiko tanggung jawab Jokowi patut diduga telah menerima bantuan khusus untuk kemenangan calon Capres sebagai bonekanya dan tidak boleh gagal. Skenario pertemuan tersebut sengaja dipertontonkan ke masyarakat luas bahwa penguasa full mendukung paslon Prabowo - Gibran harus menang dengan cara apapun dan resiko apapun yang harus ditanggungnya. Boleh jadi, ini adalah wujud kongkrit kegalauan dan ketakutan Jokowi yang makin akut. Karena, semakin hari keyakinan akan kekalahan Prabowo-Gibran. Akibat serbuan media sosial dan dukungan untuk Anies Baswedan dan Muhaimin yang minim segala fasilitasnya justru makin militan dan membesar. Rekayasa politik penguasa melalui bantuan sebaran  survey dan media sosial tentang PS dan GRR bisa  menang dalam satu putaran makin berantakan karena masyarakat luas justru menangkap semua itu hanya mombastis dan akan bulus seorang yang telah menyandang ng sebagai penipu , boneka dan pembohong. Gempuran  dahsyat hampir semua rekayasa kecurangan dalam bentuk apapun terekam oleh kecanggihan teknologi yang terus membuntuti dan merekamnya. Baik kecurangan yang telah, sedang dan akan terjadi sudah tidak akan bisa bersembunyi. Jokowi tinggal ada dua pilihan menyerah tidak boleh campur tangan dan hentikan semua rekayasa kecurangannya ( pilihan ini mustahil terjadi). Atau pilihan nekad dengan cara sembunyi atau terang terangan memaksakan diri harus dan harus menang  dengan cara apapun. Ini beresiko negara akan masuk pada kekacauan berkepanjangan. Kalau itu terjadi inilah awal people power dan revolusi dipastikan akan terjadi. Resiko hukum dan politik Jokowi sangat besar dan berat sekali, pilihannya seperti hanya hidup atau mati, sekalipun telah lengser dari kekuasaannya. Dampak politiknya akan berimbas menerpa PS yang sejak awal telah ada peringatan dari para aktifis dan pengamat politik untuk keluar dr zona nyaman dan hindari rekayasa politik Jokowi, sayang diabaikan. ***

Simulasi Pencoblosan Pilpres KPU Hanya Dua Paslon, Ini Balas Dendam yang Dibuat Lucu

Jakarta, FNN - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar - Mahfud sedang uring-uringan karena simulasi pencoblosan Pilpres hanya ada dua gambar paslon, yaitu paslon nomor urut 01 dan 02. Tidak ada  paslon nomor urut 03. Simulasi pencoblosan  sudah dilakukan oleh KPU di beberapa daerah, tapi dalam simulasi yang disebar oleh KPU hanya ada dua paslon, yaitu paslon nomor 1 Anies – Imin dan paslon nomor 2 Prabowo - Gibran. Paslon nomor 3 Ganjar – Mahfud tidak ada. Apakah skenario dua putaran yang sengaja dirancang oleh KPU? “Itu namanya kisi-kisi. Kan KPU suruh kasih kisi-kisi. Jadi kira-kira begitu,” ujar Rocky Gerung di kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Jumat (5/1). Rocky juga mengatakan bahwa mungkin Jokowi berpesan agar Ganjar dikerjain dulu, disakiti dulu hati Megawati. “Ini kan balas dendam yang yang dibuat lucu sebetulnya, dan manipulasi semacam ini adalah khas politik Indonesia. Tidak mau terang-terangan, tapi melalui simulasi,” ujar Rocky. “Ini kecurangan yang absurd juga kan. Jadi, kita anggap bahwa segala jenis tipe kecurangan memang direncanakan oleh istana,” tegas Rocky. Jadi, bisa dikatakan bahwa simulasi ini membongkar skenario kecurangan. Kita tidak bisa hal lain kecuali memang diarahkan untuk mengalahkan dulu paslon 03. “Jadi, musuh Jokowi utama bukan lagi Anies karena Anies mungkin dianggap gampanglah putaran kedua dikerjain. Tetapi, jangan sampai Ibu Mega masuk putaran kedua tuh, itu bahaya buat Jokowi. Karena Anies bisa bergabung, misalnya, dengan Mega,” ujar Rocky. Menurut Rocky, hitungan itu memang sengaja di atas kertas dan itu dicoba diterapkan di dalam simulasi yang hanya dua pasangan itu. Jadi, ini semacam perang urat saraf. “Ini perencanaan kejahatan yang ada lucu-lucunya,” seloroh Rocky. (ida)

Unboxing Kertas Suara di Taiwan Mempertontonkan Secara Nyata Awal Kecurangan Pemilu

Jakarta, FNN – Mungkin tahun 2023 menjadi tahun terburuk bagi Indonesia pasca-reformasi. Korupsi makin menggila, nepotisme dipertontonkan terang-terangan di depan mata, kepatutan dan kewarasan dihilangkan, dinasti politik diserahkan langsung di atas meja, dan lain sebagainya. Bahkan, pesta demokrasi (Pemilu) yang tinggal beberapa hari pun sudah dinodai dengan berbagai kecurangan yang dipertontonkan terang-terangan. “Anehnya, pelakunya menganggap hal ini biasa-biasa saja dan perlu diteruskan walaupun harus melalui fenomena demokrasi yang pura-pura,” ujar Hendri Satrio dalam diskusi bersama Abraham Samad di kanal You Tube Abraham Samad Speak Up edisi Kamis (4/1). Hendri mengatakan demokrasi pura-pura karena dia tidak menemukan alasan buat Jokowi dan pasangan nomor dua untuk tidak memaksakan kemenangan satu putaran lewat Bansos, BLT, dan lain-lain. Hendri bersyukur Tuhan Yang Maha Esa mempertontonkan awal dari semua kecurangan itu. “Unboxing kertas suara di Taiwan yang kata Jokowi takut kantor posnya tutup, itu kan fenomena alam yang menggerakkan orang yang menerima kertas suara itu unboxing dengan difoto dan mengatakan, horee… saya sudah dapat kertas suaranya, coblos nomor dua. Itu semesta, Bang,” ujar Hendri kepada Abraham Samad. Walaupun KPU sudah mengatakan tidak sah, lanjut Hendri, sampai hari ini kita tidak pernah tahu kertas suara sudah dikirimkan ke mana saja. Sebuah kebetulan jika ada yang terbuka di Taiwan. Kita tidak tahu di negara-negara lain. Kita juga tidak pernah tahu bagaimana distribusi ke pelosok-pelosok negeri. Atau jangan-jangan sudah semua terdistribusi ke tempat-tempat yang tidak bisa kita pantau. Kecurangan yang terjadi di Taiwan baru baru satu tempat. “Saya tidak menuduh KPU melakukan kecurangan, ini harus digaris bawahi, karena pemilu harus jadi. Tetapi, kita tidak pernah tahu berapa kertas suara yang sudah dikirimkan oleh KPU. Apakah di Taiwan saja? Walaupun KPU mengatakan itu surat suara tidak sah, apa yang dilakukan? Dikirim balikkah, dibakarkah? Kita tidak pernah tahu,” tambah Hendri. Pertanyaannya kemudian adalah apakah ini hanya terjadi di Taiwan? Bagaimana dengan yang terjadi di Singapura dan Malaysia? Lima tahun lalu juga terjadi skandal di Malaysia. Apa yang terjadi dengan kertas suara yang dikirimkan ke Thailand, negara-negara Eropa, Amerika kita tidak pernah tahu. Karena Jokowi kepala negara sendiri mengatakan takut kantor posnya tutup. “Jadi, artinya memang ada pengiriman yang diketahui oleh Presiden, Bang. Karena presiden yang membela KPU, takut kantor posnya tutup. Presiden mengetahui bahwa sudah ada kertas suara yang dikirimkan duluan,” tegas Hendri. Hendri juga curiga jangan-jangan bukan hanya ke luar negeri saja, tapi sudah sampai juga di daerah-daerah terluar Indonesia. “Ini kalau Jokowi tidak komentar, Bang, nggak apa-apa. Maksud saya itu akan berhenti di level KPU. Tetapi, pada saat Presiden mengatakan takut kantor posnya tutup karena Natal dan Tahun Baru, artinya presiden mengetahui ada pengiriman kertas suara dan penguasa tahu,” ujar Hendri.(ida)

Dikhawatirkan Akan Bertingkah Menjadi Anak-anak, Prabowo Ditinggalkan Pendukung di Purwokerto

Purwokerto | FNN -  Kekhawatiran masyarakat akan adanya pemimpin kekanak-kanakan makin meluas, seiring dengan makin massifnya penolakan terhadap capres Prabowo - Gibran. Jika sebelumnya kekhawatiran itu terjadi pada masyarakat perkotaan, kini masyarakat di daerah pun mulai sadar, bahwa kelak akan ada capres yang berkarakter anak-anak. Ramai-ramai masyarakat luas mulai meninggalkannya, termasuk di Kota Satria, Purwokerto. Hal ini disampaikan oleh Shinta dan Ella warga Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah saat berbincang dengan wartawan FNN, Jumat (04/01/2024). Dua anak milenial itu menilai Prabowo terlalu tua untuk menjadi presiden Republik Indonesia. \"Orang yang sudah tua, pikirannya akan kembali ke anak kecil,\" katanya. Sedangkan Gibran terlalu muda untuk menjadi presiden, apalagi dengan proses yang dipaksakan. \"Kematangan seorang pemimpin mutlak diperlukan. Dari beberapa kali debat capres dan cawapres, publik tahu siapa yang tidak dewasa,\" terangnya. Jadi, kata Shinta mereka akan menjadi pasangan anak-anak memimpin bangsa ini,  hal mana akan membahayakan bangsa Indonesia sendiri.  Shinta dan Ella menyarankan Prabowo maupun Gibran bisa menahan diri nafsu berkuasa, sebab masih banyak putra bangsa yang lebih mumpuni dan diterima masyarakat. \"Seharusnya kesadaran atau tahu diri, muncul dari mereka,\" kata lulusan perguruan tinggi di Purwokerto tersebut. Senada dengan Shinta dan Ella, Slamet Riyadi pemuda Purwokerto yang sering nongkrong di depan Masjid Raya menyayangkan Prabowo mengambil cawapres Gibran. \"Saya heran, kenapa Pak Prabowo memilih Gibran,\" kata Slamet yang sejak awal mendukung Prabowo namun tahun ini memilih Anies Baswedan. \"Saya dulu jagoin Prabowo, tetapi tahun ini pilih Anies. Saya kecewa dulu dia merapat ke Jokowi,\"  paparnya dengan bahasa ngapak yang khas. Oleh karena itu, kini Slamet memutuskan untuk mendukung pasangan Anies - Cak Imin. Di samping kecewa pada Prabowo, dukungan ke Anies disebabkan oleh banyaknya warga Purwokerto yang mendukung pasangan ini.  Slamet menyebut beberapa tokoh Purwokerto mendukung AMIN, seperti Haji Tohirin Sokaraja (pengusaha getuk goreng), Pak Turyo Kasepuhan Alun alun dan Banser PKB di wilayah Purwokerto.  Perihal mengapa rakyat harus menolak Prabowo, Koordinator Kajian Merah Putih Sutoyo Abadi menyebut bahwa Prabowo telah terperangkap kekuasaan oligarki yang membahayakan negara. Ia tidak kokoh pada pendiriannya untuk menyelamatkan negara, dan terkesan hanya mencari aman bersekutu dengan penguasa untuk meraih kekuasaan. Sikap oportunis Prabowo, kata Sutoyo terbaca dari sikap politiknya dengan pengorbanan umat Islam (khususnya para pendukungnya pada pemilihan presiden 2019). \"Umat penyumbang suara terbanyak ini ditinggalkan begitu saja. Sungguh menyakitkan. Aneh sekarang mereka kembali mengais -ngais suara umat Islam,\" paparnya. Kengerian sudah terbaca di depan mata, bahwa jika Prabowo berkuasa kata Sutoyo,  perlawanan rakyat akan membesar. Apalagi jika akan meneruskan pola kepemimpinan Jokowi. \"Sangat mungkin berpotensi lahirnya people power atau revolusi,\" pungkasnya. (abd).

Apa yang Kau Cari Jokowi?

Oleh M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan DALAM film Asrul Sani \"Apa Jang Kau Tjari, Palupi ?\" produksi tahun 1969 diceritakan bahwa Palupi tidak tahan hidup apa adanya dengan Haidar suaminya, pengarang idealis. Berkat teman Haidar bernama Chalil jadilah Palupi artis film. Akibat terayu Sugito, Palupi lepas dari Haidar dan jatuh ke pelukan Sugito, seorang pengusaha kaya. Palupi menikmati kesenangan duniawi. Kecewa atas nasib Palupi, Chalil hanya bisa bertanya \"Apa jang kau tjari, Palupi ?\". Haidar masih sempat menilai mantan istrinya yang hanya mencari kesenangan sekarang. Gumamnya \"ia begitu gelisah seolah-olah ingin berlomba-lomba dengan bayang-bayangnya sendiri\". Palupi berucap \"Aduh, gelap betul disini\". Chalil berujar \" Yah, di dalam dunia angan-angan, yang terang bisa kelihatan gelap\". Membuat rumah yang tidak pernah ada, bagai dalam mimpi buruk. Sebuah kesenangan dalam kegelisahan.  Jokowi yang tidak bisa hidup apa adanya seusai berkuasa memang gelisah dan ingin tetap  berada di ruang kesenangan panjang. Ia lepas dari Megawati dan mencoba hidup bersama Prabowo. Memasuki ruang angan-angan yang sebenarnya gelap.  Ketika tiga periode tidak berhasil didapat, ia menjual Gibran dengan tukaran harga diri. Ketidakpedulian atas penilaian orang banyak. Pantas jika kolega bertanya \"apa yang kau cari, Jokowi  ?\". Sugito mengobrol dengan Cholil tentang kehidupan di ruang pesta. Menurut Sugito tamu-tamunya ada tiga model, yaitu : Pertama, \"sesama pengusaha\" yang selalu \"senyum profesional\" memuji-muji sambil mencari kesempatan untuk \"menggorok leher saya\". Kedua, \" pembesar pemerintahan dan orang politik\". Mereka \"kembang semusim\" disayang-sayang dan dipuji-puji selama masih berkuasa. Ongkosnya mahal.  Ketiga, para \"benalu\" yang selalu berkantor di kantong saku. Mungkin para punakawan, petugas bayaran yang tingkat kesetiaannya tergantung sisipan isi kantong.  Istana adalah ruang pesta yang berkilau cahaya. Tetapi diisi oleh orang-orang yang gelap mata dan gelap hati. Pemburu fatamorgana kekuasaan palsu. Berkeliling para benalu yang memuji bertalu-talu. Politisi bermulut bau dan pengusaha penggorok berkumpul disitu. Jokowi di masa akhir jabatan super sibuk menggalang dukungan untuk sang anak. Dikira itu bisa memperpanjang umur kekuasaan. Panjang angan-angan adalah ciri dari hati gelap. Ciri lain adalah perut yang terlalu kenyang, bergaul dengan orang zalim, serta banyak dosa tanpa penyesalan. Demikian sahabat Ibnu Mas\'ud menyatakan.  Para petani yang berteriak \"wuuuu.. \" saat Jokowi pidato membual tentang hubungan kelangkaan pupuk dengan perang Rusia Ukraina dan kaburnya peserta mobilisasi baik kepala desa atau petani adalah pertanda bahwa rakyat sudah muak padanya. Banyak omong yang bukan hanya tak bermutu tetapi juga tipu-tipu.  Bekerja untuk kesejahteraan diri, famili dan kroni membuat Jokowi nir prestasi. Melakukan pelemahan KPK, membumbungkan harga pangan dan BBM, swasembada hutang, serta membenturkan aparat dengan rakyat dalam konflik agraria. Menurut Majalah Time prestasi Jokowi adalah memundurkan demokrasi, memaksakan IKN dan menyuburkan politik dinasti.  Palupi adalah perempuan yang merasa diri cantik dan mampu menarik laki-laki tetapi selalu gelisah akan usia yang semakin tua. Ia menyuap petugas agar memalsukan KTP, usia diubah dari 32 menjadi 26. Akhir cerita, Palupi pulang duduk di atas mobil sampah dan berhenti di rumah pesta bersama dengan para pemabuk. Ia tidak bisa keluar karena pagar terkunci.  Adakah akhir cerita dari kekuasaan Jokowi seperti dalam film \"Apa Jang Kau Tjari, Palupi  ?\" Entahlah, yang jelas usia kekuasaan semakin pendek, penuh dengan palsu-palsu, duduk di atas mobil sampah, serta berpesta dalam penjara yang berpagar terkunci.  Palupi pernah berseru \"Aduh, gelap betul disini\". Itulah kematian dan kehidupan di alam kubur nanti. Penjara bagi orang-orang rakus, khianat dan zalim.  Lalu, \" Apa yang kau cari, Jokowi?\"

Waspada, Anies Dalam Bahaya, Jangan Sepelekan Sikap Berlebihan Pendukungnya

Jakarta, FNN – Sejak kemarin, di media sosial beredar video tentang calon presiden nomor 1 Anies Baswedan yang dipeluk oleh seorang pria dan ditarik hingga hampir jatuh tersungkur. Video tersebut diikuti oleh video lain, yakni seorang pria yang ditegur dengan keras oleh salah satu pengawal Anies. Pria tersebut mengenakan kaos bergambar wajah Anies dan bertopi putih bertuliskan kalimat tauhid. Dalam video yang diunggah di akun tiktok @katarokai tersebut, dituliskan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Cipasung, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat.  Memang, Kamis (4/1) kemarin Anies mengunjungi pesantren di Cipasung Singaparna, Tasikmalaya. Di Cipasung Anies menerima deklarasi dukungan dari para kyai dan ulama se-Tasikmalaya. Berkaitan dengan video di atas, belum ada keterangan resmi dari tim AMIN mengenai apa sesungguhnya yang terjadi. Tetapi, dari video tadi terkesan bahwa pria yang menarik Anies itu adalah salah satu pendukungnya. Ini dilihat atribut yang dia pakai. Namun, tetap saja situasi itu harus membuat tim AMIN waspada. Peristiwa tersebut bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, ketika tiba di lokasi acara Desak Anis di Pontianak (26/12/23), Anies juga disambut massa yang berdesakan. Dari sebuah video yang beredar, tampak seorang pria yang juga mengenakan topi warna putih mengenakan baju putih bertuliskan Anies, menempeleng Anies dan membuat Anies sedikit menunduk.   Pihak panitia menyebutkan bahwa pria tersebut merupakan pendukung Anies dan dia tidak punya maksud jahat. Dia ingin menyalami Anies, namun karena massa sangat berdesakan maka tangannya terdorong hingga terkesan menempeleng. “Tentu tim Anies tidak boleh paranoid dan kemudian secara drastis mengurangi interaksi dengan para pendukungnya, karena jelas itu bakal merugikan Anies sebagai kandidat, karena dia tidak bisa membuat engagement atau membuat ikatan dengan para pendukungnya dan bisa membuat pendukung kecewa. “Namun, kewaspadaan harus ditingkatkan. Bagaimanapun juga, sudah menjadi rahasia umum bahwa sejak awal ada pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan Anies menjadi presiden. Jangankan menjadi presiden, menjadi calon presiden saja tidak boleh,” ujar Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, dalam kanal You Tube Hersubeno Point edisi Jumat (5/1).ida