ALL CATEGORY

Memori SMS Haji Untuk Hati

Dengan mengenakan pakaian ihram jamaah haji menanggalkan pakaian harian sebagai pejabat, pimpinan, golongan, juragan, dan sebagainya sehingga terwujudlah kesamaan dan kerendah diri di hadapan Allah maupun sesama. Oleh: Muhammad Chirzin, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta IBADAH haji merupakan pengalaman beragama yang luar biasa dan sangat layak untuk diabadikan, baik dalam tulisan, gambar hidup (video) ataupun gambar mati (foto/lukisan). Bersama sahabat Ustadz Ir. H. Ibnu Sholeh, MM (almarhum) saya mencatat pengalaman haji pada tahun 2007/2008 dalam buku 99 SMS Haji untuk Hati (Jakarta: Zaman, 2009). Di antara sms-sms haji yang dimaksud adalah sebagai berikut.    Pesan dari mimbar Jumat Masjidil Haram: Muslim niscaya menjunjung tinggi persaudaraan, tolong menolong, kesungguhan, dan taqwa. (QS al-Baqarah/ 2:284-286). labbaik allahuma labbaik. Thawaf adalah simbol gerak dan sa’i adalah simbol usaha. Mukmin akan terus hidup bila mau bergerak dan berusaha. Untuk menunaikan shalat arba’in di Masjid Nabawi haji singgah di Madinah sekurang-kurangnya delapan hari. Siapa yang telah menunaikan shalat arba’in niscaya dapat menunaikan shalat berjamaah di kampung halamannya. Haji adalah perjalanan untuk evaluasi diri yang memberikan berbagai manfaat duniawi dan ukhrawi. Haji adalah mudik ke rumah Allah swt. Allah bersaksi kepada para malaikat, bahwa Ia telah mengampuni para haji yang wuquf di Arafah. Di Tanah Suci, maupun di mana saja engkau berada, Allah tidak berada jauh darimu. Karena itu cobalah untuk menggapai-Nya. Allah lebih dekat kepada kita dibandingkan dengan  kita kepada diri kita sendiri. Allah memilih orang-orang (para nabi, Ratu Saba`, Maryam), waktu (akhir malam, fajar), hari (Jumat, Senin, Kamis), bulan (puasa, haji), tempat (Mekah, Baitulmaqdis), bilangan (dzikir, shalat, puasa), bahasa (Arab) dengan segala hikmahnya. Jamaah haji bebas menunaikan shalat menurut pengetahuan atau madzhab yang diikutinya, tanpa mengusik pihak lain yang menunaikan ibadah dengan cara yang berbeda-beda. Labbaik allahumma labbaik… Ya Allah aku mendengarkan panggilan-Mu, aku akan memenuhi seruan-Mu dalam al-Quran dan sunnah Nabi-Mu, menjalankan perintah, dan meninggalkan larangan-Mu kapan saja dan di mana pun aku berada. Di atas sana, di Gua Hira, Nabi Saw menyendiri, merenungkan umat dan mencari jalan keluar dari gaya hidup jahiliyah. Di sana Allah mengirim Jibril membawa amanat risalah untuk hamba pilihan-Nya. Sebagian jamaah haji sempat mengunjunginya. Haji itu mudah. Kegiatan yang dilakukan ialah ihram, wuquf di Arafah, thawaf ifadhah, sa’i dan tahalul. Ibadah haji adalah langkah maju “pembebasan diri” dari penghambaan kepada tuhan-tuhan palsu, menuju penghambaan kepada Tuhan Yang Sejati. Para haji berseri-seri wajah mereka, karena berada di sekitar rumah Allah, singgah berhari-hari di Serambi Surga. Siapa yang berhaji dan memaknai haji dengan benar, maka surga adalah ganjarannya. Ibadah haji, sebagaimana ibadah-ibadah lain, diperuntukkan bagi kehidupan di dunia ini, agar kita dapat hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Ibadah haji mendekatkan kita kepada Allah, mendekatkan rahmat, dan pengampunan-Nya, serta meredam panasnya dosa-dosa. Karunia-Nya melimpahkan kenikmatan dan kesyahduan bersama-Nya di Rumah Suci-Nya: Ka’bah. Ibadah haji adalah evolusi manusia menuju Allah. Ibadah haji mengandung pertunjukan tentang Masjidil Haram, Mas’a, Arafah, Muzdalifah dan Mina, dengan simbol-simbol Ka’bah, Shafa, Marwah dan upacara kurban. Dalam pergelaran haji engkau adalah aktor utamanya. Engkau berperan sebagai Ibrahim, Hajar, dan Ismail. Setiap Muslim yang berhaji diajak untuk berpartisipasi dalam ‘pertujukan’ akbar ini. Dalam haji semua orang sama. Tidak ada pembedaan berdasarkan ras, jenis kelamin ataupun status sosial. Semua adalah satu dan satu adalah semua. Dalam haji si kecil datang menghadap Yang Maha Besar, si lemah datang kepada Yang Maha Kuat, si pendosa menghadap kepada Sang Maha Pengampun, menumpahkan segala asa yang terpendam dalam doa di hadapan-Nya. Tumpahan dan derai air mata hamba yang meledakkan rindu kepada Allah adalah pemandangan rutin setiap kali mengunjungi Ka’bah. Inikah yang membuat sumur Zamzam tak pernah kering mengobati dahaga jutaan umat dari waktu ke waktu? Allahu Akbar... inilah Ka’bah yang kita telah bertahun-tahun shalat menghadap ke arahnya, kini ia berdiri agung dan anggun di hadapan kita. Muslim dari seluruh dunia berjalan mengitari Rumah-Nya. Ka’bah, Masjidil Haram, Arafah dan lain-lain semula merupakan nama-nama yang hanya terbayang dalam angan-angan. Memimpikan pun aku tidak berani. Tapi kini semua itu adalah kenyataan. Ya Allah, tak ada yang mustahil bila Engkau kehendaki. Persiapan perjalanan ke Madinah Munawwarah menggugah kerinduan untuk ‘napak tilas’ hijrah Nabi Saw dari tanah kelahiran beliau yang dicintai menuju tempat yang direstui Allah untuk meraih masa depan yang lebih baik. Setiap jamaah haji disapa Allah Swt di Rumah-Nya dengan cara-cara tersendiri. Setiap haji mempunyai pengalaman emosional, intelektual, ritual, spiritual, dan sosial sendiri-sendiri. Masing-masing mendapat sambutan menurut kehendak-Nya. Ketika di Raudhah rasanya seperti ada yang mempersilakan saya shalat di situ dalam waktu cukup lama. Di sana aku pun berdoa: ”Ya Allah, mudahkanlah jalan bagi kami untuk meneruskan risalah Nabi-Mu.” Perjalanan panjang Mekah-Madinah menghadirkan bayangan perjalanan hijrah yang ditempuh Nabi Saw dan para sahabat beliau yang mulia. Kami cukup menempuhnya kurang dari 7 jam, sedangkan baginda Rasul tidak kurang dari 7 hari. Cara jamaah haji mengungkapkan kerinduan kepada Nabi saw bermacam-macam. Ada yang membacakan shalawat, mengusap-usap pintu makam beliau, menyelipkan amplop surat dan foto ke dalam makam, dan mengambil gambar dengan kamera. Ibadah haji membukakan kepada Muslim cakrawala baru yang terang dan jalan bebas hambatan untuk berhijrah menuju Allah Yang Maha Kuasa. Para haji yang datang ke Tanah Suci membawa bahasa daerahnya sendiri dan Allah niscaya mendengarkan seruan hamba-hamba-Nya, dalam bahasa apa pun Muslim berdoa. Lafal adzan dan iqamah adalah ungkapan yang paling familiar bagi jamaah haji di Tanah Suci, sedangkan di jalan-jalan mereka selalu mendengar sopir angkot atau kernet yang berteriak-teriak, ”Ya hajj...thariq ya hajj...” (Pak/Bu haji, beri kami jalan). Setiap haji yang hendak pulang kampung selayaknya “nyuwun sangu” (minta bekal) kepada Allah agar dapat menjalani kehidupan di masyarakat dengan lebih bermakna. Ibadah haji memberikan inspirasi untuk mengisi celah kosong dalam kehidupan mukmin dengan cita-cita agar hidupnya berfaedah selama-lamanya. Setiap orang dibentangkan jalan oleh Allah untuk meraih cita-cita mulia. Pada bulan haji langit Makkah, Mina, Muzdalifah, dan Arafah serta Madinah penuh sesak dengan para malaikat yang ditugaskan Allah mengatur para tamu yang datang dari seluruh penjuru dunia dengan berjuta permohonan, harapan, dan cita-cita. Ibadah haji adalah panggilan Tuhan secara primordial dan azali, karena ketika ruh dihembuskan ke dalam jasad semasa di dalam rahim ibu, masing-masing telah diminta untuk bersaksi bahwa Allah Tuhannya. Perjalanan dari Mekah ke Madinah atau sebaliknya, para haji mendapat hidangan pemandangan yang monoton. Bukit berbatu dan padang pasir yang terhampar luas. Sejumlah bangunan megah di Tanah Suci didirikan di atas bukit. Dilihat dari tata letak benua, Ka’bah Baitullah di Makkah berada di tengah-tengah bumi yang jaraknya dari tiap-tiap benua relatif sebanding. Dalam ibadah haji muslim berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Dari Mekah ke Mina, Arafah, Muzdalifah, Mina, dan ke Mekah lagi, seperti perjalanan ruh dari alam arwah ke rahim ibu, alam dunia, alam barzah, alam mahsyar, dan alam akhirat. Ada jamaah haji yang hendak memasuki Masjidil Haram, tetapi tidak menemukan pintunya, dan ada pula yang telah memasuki Masjidil Haram, tetapi tidak melihat Ka’bah. Haji mabrur niscaya amanah, ringan tangan, berkata, dan berbuat jujur, ramah, tabah, tawakal, serta suka musyawarah; berhias akhlaqul karimah. Haji Mabrur itu suka mengajak berbuat kebaikan, bekerja keras, dan menghargai waktu. Haji mabrur itu tabah, sabar, dan pemaaf. Siapa yang tidak mau memaafkan orang lain, ia meruntuhkan jembatan yang harus dilaluinya. Haji mabrur niscaya mencintai kebaikan, yakni apa yang dinyatakan baik oleh agama, apa yang dipandang baik oleh akal, dan apa yang dinilai baik oleh orang banyak. Ibadah haji menumbuhkan ikatan antara dirinya dengan orang-orang lain yang mendorongnya berbuat demi kemaslahatan umum. Ibadah haji menyempurnakan kemanusiaan manusia. Ibadah haji menginsyafkan bahwa kadang-kadang kesalahan kecil dapat menghapuskan jasa besar, dan ada kalanya jasa kecil dapat menghapuskan kesalahan besar. Ibadah haji menginsyafkan mukmin bahwa harta dan tahta atau pangkat dan jabatan bukanlah ukuran kemuliaan seseorang di hadapan Allah Swt, karena semua itu harus ditanggalkan ketika seseorang telah memasang niat untuk mengunjungi Allah di Rumah-Nya. Ibadah haji menggambarkan kepulangan kita kepada Allah Yang Maha Sempurna, yang menunujukkan suatu gerakan yang pasti menuju kesempurnaan, kebaikan, keindahan, pengetahuan, dan nilai-nilai. Momentum ibadah haji adalah kesempatan manusia mengadukan kepada Allah segala pengalaman hidup dan suka duka, serta memohon tambahan bekal untuk menjalani kehidupan pada masa berikutnya. Dengan mengenakan pakaian ihram jamaah haji menanggalkan pakaian harian sebagai pejabat, pimpinan, golongan, juragan, dan sebagainya sehingga terwujudlah kesamaan dan kerendah diri di hadapan Allah maupun sesama. Pakaian ihram yang seragam meniadakan perbedaan kelas dan budaya. Yang kaya dan miskin berkumpul bersama. Pakaian ihram sama demokratisnya dengan kain kafan. Di bawah talang air dari emas yang menyembul dari atas Ka’bah seseorang berdoa, “Pada hari itu, ketika naungan yang ada hanyalah milik-Mu, bawalah aku dalam lindungan-Mu, Tuhan, dan biarkan aku minum dari palung sang Nabi untuk memuaskan rasa hausku selamanya.” Padang Arafah, selain tempat berkumpul etnis terbanyak, juga tempat air mata tumpah. Jutaan orang menangis bersamaan karena dosa-dosa yang diperbuat. Semoga Allah mengampuni hamba yang lemah ini. Amin. Tidak sedikit orang yang mengusap-usapkan sorban dan pecinya agar dapat berkah di mimbar, makam Nabi Saw, dan tempat-tempat yang dimuliakan, baik di Mekah maupun Madinah. Banyak orang yang mengalami peristiwa istimewa, unik, dan misterius di Tanah Suci yang dapat menambah keimanan akan adanya malaikat Allah yang gaib. Seorang ibu setiap kali melempar jumrah batunya kembali mengenai dahinya. Labbaik allahumma labbaik... Labbaika la syarika laka labbaik... Innal hamda wanni’mata laka wal mulka la syarika laka... (*)

Istana Sri Lanka Diduduki Massa, Rocky Gerung: Kekuatan Rakyat Itu Tak Perlu Ditakuti, Mereka Gembira Kok

DALAM Kanal Rocky Gerung Official, Senin (11/7/2022), wartawan senior FNN Hersubeno Arief dan pengamat politik Rocky Gerung juga membahas masalah Srilanka. Berikut petikannya. Oke, tadi Anda sudah mulai menyinggung soal Sri Lanka dan ini fenomenanya luar biasa. Foto-fotonya unik, tapi kita juga miris lihat bagaimana rakyat di sana selfie di ruang tidurnya presiden, berenang di kolam renangnya presiden. Dan yang paling unik menurut saya dari semua itu adalah mereka menikmati siaran televisi dari ruang tengahnya istana presiden Sri Lanka dan mereka melihat siaran langsung aksi yang mereka lakukan sendiri. Ini konyol. Ini kalau orang Indonesia takut nanti akan terjadi semacam Sri Lanka, ya bayangin saja orang mau seneng-seneng, mau masuk istana. Kita bayangin Istana Presiden Jokowi misalnya didatangi buruh, lalu buruh datang ke situ lihat ke segala macam arah, ada TV mereka lihat sendiri demo temannya di luar kan. Kita membayangkan saja karena hal itu bisa terjadi. Itu pula terjadi di Istana Malacanang terjadi ketika ’98, sekarang terjadi di Sri Lanka. Jadi semua hal itu bisa berlangsung, terjadi di Afganistan juga kemarin. Jadi soal-soal yang kita sebut kekuatan rakyat itu tidak usah ditakuti. Rakyat bisa bergembira kok. Coba tanya di Srilanka tuh, ratusan ribu orang menyerbu istana, ada darah tumpah? Nggak ada tuh. Biasa saja. Mereka pesta tuh. Ini juga dapat inspirasi bahwa gerakan people power Indonesia, supaya biasa saja. Pemerintah tidak usah taruh KUHP di situ. Karena rakyat hanya ingin tagih janji Presiden Jokowi itu. Dan janji itu kita bandingkan dengan janji Rajapaksa di Sri Lanka yang gagal. Tadi itu baca berita dari Argentina menteri keuangannya mengundurkan diri karena inflasinya 60% dan dia tidak bisa atasi.  Jadi, itu terhubung dengan keadaan kita. Kita mungkin Menteri Keuangan Indonesia, jadi dari Sri Lanka ke Sri Mulyani itu dekat sekali itu sebetulnya. Kita kan mengingatkan agar jangan sampai hal itu terjadi. Walaupun mereka bergembira, tapi tidak eloklah kalau ditonton dunia, kalau itu sampai terjadi di Indonesia. Supaya hal semacam ini terhindarkan dari kita kiranya cara yang paling mudah adalah dengar saja suara rakyat, apa sih maunya rakyat, jangan maunya para oligarki kan. Tapi KUHP dirancang supaya rakyat nggak boleh menghina pemerintah. Tapi kan rakyat bilang kami tidak menghina, hanya ingin ikut bergembira di istana presiden, ikut mandi-mandi. Mungkin kita masih bisa membayangkan bahwa itu nggak akan terjadi di Indonesia, tapi seluruh komponen analisis kita: sosiologi, ekonomi, global politik, ada di depan mata dan itu sangat mungkin crossfire-nya melalui gerakan buruh dan gerakan mahasiswa yang akan memimpin secara konseptual. Jadi, sebetulnya keadaan kita betul-betul cemas dan kecemasan itu justru yang memungkinkan kita berpikir bahwa kalau misalnya tertutup seluruh peluang perubahan, termasuk ditolaknya presidential threshold, maka siap-siap tambah saja televisi dan bikin kolam renang baru di istana supaya rakyat bisa bergembira di sana. Karena kolam yang ada kolam cebong. Itu susah kita berenang di situ. Iya, oke. Saya kira ini fenomena-fenomena menarik karena ini terjadi di depan mata kita, terjadi di Sri Lanka yang dramatis. Sebelumnya sebenarnya terjadi juga di Pakistan, perdana menterinya juga dijatuhkan karena berhubungan dengan China, itu yang disebut sebagai “the crap”......, jebakan hutang China. Dan kalau kita ngomong begini ini kita juga dulu ingat fenomena di negara-negara Arab yang disebut “Arab Spring”, itu karena menjalar. Karena ini kan kayak “Domino effect” yang sangat menjalalar. Dan sekarang bisa saja terjadi “Asian Sprint” gitu. Itu yang saya kira musti diwaspadai karena ada kesamaan persoalan Srilanka dengan Indonesia. Di Sri Lanka itu yang sangat serius itu ada pembangunan pelabuhan Hambantota, pelabuhan laut dalam yang sudah diserahkan pada China. Kemudian ada pembangunan yang tidak jauh dari situ, sekitar 11 mil dari situ, namanya Bandara Matala Rajapaksa. Itu semua di kampung halamannya Pak Rajapaksa. Dan itupun sekarang menjadi bandara yang sangat sepi karena jaraknya itu hampir 230 km dari ibukota Srilanka. Bayangkan ketika Anda mau ke Sri Lanka, Anda mendarat di Bandara itu, Anda perlu perjalanan tiga jam menuju ke ibukota Srilanka. Nah ini kan persis seperti yang terjadi kemarin saya saat menonton Direktur KAI memaparkan bagaimana problem PT Kereta Api Cepat China yang kemungkinan akan mulok lagi karena dananya belum turun. Seluruh analisis itu dengan mudah kita tahu dari awal karena begitu sinyal mark up itu kita tahu bahwa ini sebetulnya upaya untuk cari uang di depan dan ternyata gagal karena resesi ekonomi dunia menyerbu Indonesia. Jadi fasilitas-fasilitas yang disebut sebagai infrastruktur yang dibanggakan Presiden Jokowi itu akhirnya hanya akan dianggap sebagai rencana di atas, termasuk IKN. Rencana di atas laptop Pak Jokowi itu. Dan, presiden tetap masih ngotot, sisakan anggaran untuk IKN, seluruh keuntungan surplus anggaran itu enggak boleh dipakai karena disiapkan untuk IKN. Jadi kekacauan ini juga akan merembet pada soal-soal lain. Dan orang masih ingat bagaimana Presiden Jokowi ngotot supaya IKN itu tetap dijalankan, ini sama seperti Presiden Rajapaksa ngotot supaya bandara tetap dijalankan. Kan infrastruktur itu sebetulnya menggoyahkan kemampuan kita untuk bertahan. Tetapi nanti akan ada tokoh-tokoh dari istana yang mengatakan: enggak, kita tidak sama dengan Srilanka, kita tidak sama dengan Argentina, kita tidak sama dengan macam-macam. Memang tidak sama karena kemampuan kita untuk melihat yang sama itu ditutup oleh ambisi kita. Begitu keadaan mulai muncul, terjadi kles, baru mulai menganggap bahwa salah perhitungan. Kalau salah perhitungan bebannya ke rakyat. Apa intinya. Kita salah menghitung subsidi, karena itu subsidi saya cabut sekarang. Jadi biarkan saja itu berlangsung, sambil kita mempersiapkan diri sebagai bangsa untuk menemui kembali hakikat kita bernegara, yaitu nggak boleh ada kecurangan, nggak boleh ada janji palsu. Kalau kita lihat misalnya sinyal Ibu Sri Mulyani, memang betul-betul sudah parah. Bahkan Ibu Sri Mulyani mengatakan ya siap-siap untuk kredit rumah saja kita sudah nggak mungkin, karena suku bunga tinggi dan aturan-aturannya makin berbelit. Jadi, sebetulnya Ibu Sri Mulyani itu harus ikuti saja sejawatnya di Argentina, mengundurkan diri. Itu lebih bagus sebetulnya sebagai tanda pertanggung-jawaban moralnya. Dengan kata lain, kita suruh atau nggak suruh ekonomi akan memburuk. Nggak mungkin Indonesia bilang kami masih bisa sanggup. Sanggup bagaimana wong Indonesia sendiri hidup dari hutang. Jadi seolah-olah dia bisa paksa negara lain untuk memberi hutang. Ya pasti bisa, tetapi dengan bunga yang tinggi, dengan kolateral yang semakin lama makin berat.  Jadi kekacauan itu bisa kita lihat dari ketidakmampuan Pemerintah untuk mengendalikan harga dasar saja tidak bisa. Ini bahan pokok ya bawang, cabe, minyak, nggak ada yang bisa dikendalikan oleh pemerintah. Ya, mari kita paparkan fakta-fakta supaya kita tidak dianggap cuma nyinyir, nyebar hoaks. Ini kita gunakan fakta soal kereta api cepat China. Kita ingat betul dulu Pak Jokowi dasarnya kenapa memilih China karena itu “be to be”, sementara Jepang kan minta jaminan dari pemerintah. Dan kemudian lebih mahal Jepang. Tapi kemudian enggak tahu setelah China memenangkan tender, kita sama-sama tahu kemudian alasan macam-macam: alasan pandemi, beban meningkat, dan kemudian Pak Jokowi memutuskan untuk mendanainya dari APBN. Padahal ingat waktu kita ngomongin ini nanti jebakan hutang China, Pak Luhut (Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Marinves) sebagai Ketua Komite marah dan bilang: datang kepada saya. Saya akan tunjukkan di mana itu jebakan China. Orang ini “B to B”. Ternyata sekarang menjadi apa “B to G”.  Sekarang tiba-tiba kita tahu mau molor lagi setelah dananya juga bengkak. Jadi, sudah pasti subsidi tidak akan digelontorkan karena Presiden Jokowi ingin tetap proyek yang disebut proyek strategis itu hidup. Dan masih ada di dalam daftar dua ratusan proyek strategis yang dianggap harus dibiayai terus, bahkan kalaupun nggak bisa bisnis to bisnis, APBN musti dikuras. Jadi kita nggak lihat prospek. Oleh karena itu, dengan gampang kita bilang bahwa kejadian di Sri Lanka akan berlangsung di Indonesia. Lalu orang bilang, kalian ngomporin, FNN provokasi. Bukan provokasi, memang ilmunya begitu. Teorinya begitu. Kejadiannya akan begitu. Atau sunnatullah akan begitu. Jadi nggak ada gunanya sebetulnya. Seluruh juru bicara nggak mampu lagi mau ngomongin apa. Karena itu presiden ambil alih sendiri. Nanti Republik juga akan tahu bahwa presiden ternyata nggak paham masalahnya. Karena yang diucapkan hal yang tidak ada hubungannya dengan kesejahteraan rakyat. Sekarang kita masuk dalam jebakan baru, jebakan mentalitas. Orang menganggap bahwa silakan kalian di istana lakukan hal yang kalian suka, tapi kami akan memihak pada kaum buruh, kami akan memihak pada mahasiswa. Soal KUHP itu, hampir semua daerah sekarang bertolak, tapi presiden nggak peduli. Demikian juga gerakan buruh dan hari ini akan ada konsolidasi yang bagus dan saya tahu gerakan itu direncanakan dengan cara yang matang supaya enggak ada semacam tuduhan makar. Dan itu betul-betul protes dari mereka yang tersisih oleh undang-undang itu, dan bukan karena undang-undang omnibuslaw saja tapi karena UU itu yang menyebabkan daya beli masyarakat itu tidak bisa dipenuhi. Karena buruh itu adalah konsumen terkuat dari masyarakat konsumsi kita. Dan itu pentingnya kita pahami kalau buruh minta hal yang masuk akal itu artinya seluruh masyarakat sebetulnya ada di belakang gerakan buruh itu. (mth/sws)

Jokowi Banting Stir atau Masuk Jurang

Oleh M. Rizal Fadillah Pemerhati Politik dan Kebangsaan  Kejadian di Sri Lanka harus menjadi perhatian serius seluruh elemen masyarakat Indonesia baik rakyat maupun pemerintah. Mengabaikannya dapat berakibat buruk baik kekacauan maupun kerusakannya. Menyesal karena terlambat mengantisipasi. Perubahan begitu cepat jika kondisi memang telah matang.  Perasaan ketertekanan dan kekecewaan rakyat Indonesia atas pola penyelenggaraan negara yang abai pada keadilan dan keadaban adalah bara yang potensial untuk dapat cepat berubah menjadi api yang membakar. Upaya meredam atau menumpas akan sia-sia pada momen  kekuatan rakyat sudah mewujud gelombang air bah. Sebagaimana adagium \"vox populi vox dei\"--suara rakyat suara Tuhan. Bangsa di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi tidak sedang mengarah pada tujuan yang membahagiakan. Kegagalan dalam mengendalikan telah membawa bangsa dan negara ini bergerak menuju jurang. Mungkin masih ada kesempatan Jokowi untuk segera banting stir agar kendaraan yang dikendarai dapat selamat.  Lima ruang untuk banting stir menghindari  jurang, yaitu : Pertama, menginisiasi pencabutan atau pembatalan UU  Cipta Kerja. Aturan yang merugikan pekerja ini memungkinkan buruh untuk terus menerus melakukan aksi. Andai terjadi mogok secara nasional maka dampak ekonominya akan menjadi sangat luar biasa. Pekerja atau buruh akan berbahagia jika UU Omnibus Law ini dicabut atau dibatalkan.  Kedua, arahkan politik hukum pada penghapusan PT 20 % sehingga pintu demokratisasi menjadi terbuka. Bagi Jokowi PT O% menguntungkan karena di samping kebijakan ini populis, juga memungkinkan baginya untuk masih dapat ikut memainkan ritme Pilpres  ke depan tanpa harus terkungkung oleh tekanan partai-partai politik.  Ketiga, dukung terbitnya UU Anti Islamophobia sebagai upaya untuk menjadikan umat Islam sebagai mitra strategis pembangunan bangsa. Mengubah stigma negatif keumatan yang disadari atau tidak hanya menciptakan ketidakstabilan politik dan perlawanan umat. Keempat, batalkan rencana pembahasan RKUHP yang nyatanya telah  direaksi mahasiswa karena RKUHP potensial untuk membungkam kritik dan membawa negara kepada sistem pemerintahan yang semakin otoriter dan oligarkis. RKUHP mengubah Indonesia dari negara hukum (rechtsstaat) menjadi negara kekuasaan (machtstaat).  Kelima, stop rencana kenaikan harga dan tarif  yang telah digembor-gemborkan. Batalkan atau sekurangnya tunda. Kenaikan harga BBM, kenaikan tarif listrik dan lainnya sangat mencekik rakyat. Rakyat yang semakin sulit dan tidak akan sabar untuk tetap berdiam diri. Urusan perut dapat mengabaikan hati dan otak.  Segera banting stir, arah kendaraan ini salah karena sedang bergerak menuju jurang. Ruang di atas menjadi fenomena dari isu gerakan rakyat kini. Buruh beraksi untuk pencabutan UU Cipta Kerja, para aktivis mendesak batalkan Pasal 22 UU Pemilu, umat Islam mulai mengkonsolidasi dan berjuang melawan Islamophobia, mahasiswa berteriak agar RKUHP dibatalkan, lalu emak-emak gelisah dan marah atas kenaikan harga dan tarif. Dapurnya terganggu.  Pemerintahan oligarki Jokowi sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Dalam sejarah tidak ada Pemerintahan yang kuat tanpa dukungan rakyat. Dukungan yang dibuat-buat adalah rapuh serapuh kayu yang dimakan rayap. Atau seperti sarang laba-laba yang kait mengkait seperti kuat, padahal itulah selemah-lemahnya rumah.  Rumah Rajapaksa di Sri Lanka diduduki rakyat karena itu rumah banyak dusta. Kemewahan yang menipu.Suara Tuhan telah menakutkan dan memaksa sang Raja untuk lari tunggang langgang.  Sepatu dan celana dalamnya pun akhirnya tertinggal.  Bandung, 12 Juli 2022

Crossboy ke Milenial

Oleh Ridwan Saidi Budayawan  CROSSBOY usia di ambang matang. Usia berapa? Relatif. Tapi sering diasosiasi dengan status perkawinan belum kawin. Kalau jadi perjaka tidak matang-matang disebut tua kejemur. Crossboy dapat disamakan pengertiannya dengan yang sekarang disebut generasi milinial. Eksresi generasi milenial kini sering dikaitkan dengan kemajuan tekno komunikasi. Crossboy muncul sekitar tahun 1957. Ekspresinya cenderung kebarat-baratan. Film-film Hollywood berpengaruh dalam konteks ini dan juga musik rock \'n roll dengan bintangnya Elvis Presley. Gejala perkelahian antar-kelompok bukan trade mark crossboy, walau itu kadang-kadang ada. Style tampilan dan gaul itu yang lebih dominan. Di rumah-rumah juga ada pesta muda-mudi dengan hiburan plat gramaphone dan dansa. Sewaktu-waktu dimunculkan band, yang ketika itu sedang musim-musimnya. Film-film Hollywood dengan tema western, love, perang ramai penonton. Apalagi film Alfred Hitchkock yang realistis tapi penuh misteri. Saya heran film The Old Man and the Sea dengan Spencer Tracy ramai penontonnya juga. Padahal sepanjang tayang cuma kakek-kakek sendirian lagi mengail di laut. Film India? Di bioskop-bioskop tertentu saja. Walau judul filmnya serem misal Aaphra Dikahoun? Siapa pembunuhnya, tetap tak masuk bioskop semacam Menteng, Capitol, Globe, atau Garden Hall. Apalagi bioskop Podium Cikini yang spesial memutar film-film sebelum PD II. Dan tatkala rehat penonton dihibur dengan chamber music. Saddap.  Gaya crossboy meredup tatkala import film Hollywood distop yang disusul dengan larangan terhadap musik rock \'n roll yang disebut ngak ngik ngok. Ngik dalam  Betawi  artinya stop. Ngak ngok saya tak tahu. Lalu di jalan-jalan sering ada operasi celana jengki (blue jeans). Kedapatan pakai jengki ujung celana dua-duanya digunting. Peminat lagu-lagu barat biasanya diam-diam stel radio Australia. Beriringan dengan ekonomi yang sulit di era Orla itu, gaya berbusana juga disesuaikan dengan keadaan ekonomi. Masa perpeloncoan sebagai tradisi masuk perguruan tinggi diganti dengan Masa Kebaktian Teruna. Di tempat-tempat umum pun dilarang berbahasa Belanda sehingga \"sub kultur\" Betawi Menteng pun meredup.  Ketika muncul Orde Baru, life style crossboy, \"sub culture\"  Betawi Menteng, bioskop Podium yang hilang sejak Orla tak kembali lagi kendati di jaman Orba. (RSaidi)

Buruh Bakal Bergerak, Rocky Gerung: Ini Soal Serius Karena Harga Diri Buruh Dilecehkan Oligarki

ALIANSI buruh bakal turun jalan mendesak pemerintah segera mencabut UU 11/2020 tentang Cipta Kerja yang telah diputuskan Mahkamah Konstitusi (MK) inkonstitusional bersyarat. Gerakan dengan tajuk “Aksi Sejuta Buruh Cabut UU Omnibus Law Cipta Kerja” akan digelar serentak pada Rabu,  10 Agustus 2022. “Aksi akan digelar di Jakarta di depan Gedung DPR, dan di berbagai ibukota propinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia,” ujar Ketum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Mochamad Jumhur Hidayat dalam Konferensi Pers di Gedung Djoeang, Jakarta Pusat, Senin (11/7/2022). Dikatakan Jumhur, aksi unjuk rasa ini dilakukan karena pemerintah maupun DPR RI tidak pernah menghiraukan berbagai aksi dan dialog yang diharapkan buruh. Baik itu sebelum dan sesudah disahkannya UU tersebut, yang telah dilakukan oleh berbagai serikat pekerja dan serikat buruh yang terjadi hampir di seluruh daerah terutama di Jakarta. Dalam Kanal Rocky Gerung Official, wartawan senior FNN Hersubeno Arief dan pengamat politik Rocky Gerung dialog soal rencana “Aksi Sejuta Buruh” yang bakal digelar pada 10 Agustus 2022 nanti. Berikut petikannya.   Buruh akan bergerak turun ke jalan dalam Aksi Sejuta Buruh. Bagaimana Anda melihatnya? Begini. Pandemi ini akan selalu berhubungan dengan kebutuhan kita untuk mengendalikan penyakit sambil memastikan bahwa ekonomi tidak stagnan. Tapi, kelihatannya, bahkan Bu Sri Mulyani kemarin bilang bahwa hati-hati inflasi sudah di depan mata, suku bunga akan naik/ Itu artinya segala macam permintaan kredit, kredit konsumsi itu pasti juga akan naik, harga akan naik, inflasi akan tinggi. Jadi, semua sinyal tersebut sebetulnya membuat kita bukan sekadar panik tapi enggak ada arah seolah-olah. Apalagi kita lihat kondisi di Srilanka yang sangat dekat pengaruhnya ke Indonesia. Iya sebelum Sri Lanka, dan saya tertarik ngomongin Sri Lanka. Tapi saya tiba-tiba jadi sadar karena tadi pagi itu saya banyak dapat kiriman video-video Anda berdebat dengan Ali Mochtar Ngabalin itu dibuat dalam video short. Begitu Anda ngomong tadi saya bertanya-tanya, pada ke mana ya juru bicara presiden sekarang kok nggak ada. Langsung yang bicara Pak Jokowi. Jadi, memang terlihat semua isu itu akhirnya dibiarkan menunggu reaksi publik. Begitu publik bereaksi, siap-siap KUHP sudah di depan mata, digebug pakai KUHP. Jadi kira-kira begitu, diumpankan kita untuk bikin kekacauan karena ada alasan untuk menerapkan KUHP. Kan KUHP ini rancangannya berantakan isinya, tapi hendak dipaksakan. Karena itu kita berfikir bahwa memang ini disiapkan untuk mengendalikan dan menakut-nakuti rakyat. Begitulah kalau masih ada juru bicara, satu juru bicara bisa terangkan. Ini semuanya jadi juru bicara. Kalau semua jadi juru bicara artinya nggak ada yang mampu berbicara. Kalau dia bicara sudah ngacau semua. Itu sebetulnya keadaan di dalam istana. Apa itu buruk? Enggak juga, kalau buat kami bagus saja. Kami maksudnya oposisi ya. Dan ini buruh kelihatannya akan bergerak ya kalau saya baca mereka hari ini akan mengadakan jumpa pers dan kemudian menyatakan bahwa sejuta buruh akan diturunkan untuk memprotes omnibuslaw. Dan ini semua federasi buruh bersatu kelihatannya. Ya ini soal serius karena soal harga diri buruh yang dilecehkan oleh oligarki itu. Diperas, sistem penggajiannya makin memburuk, tetapi pemerintah tidak membelanya. Jadi, akhirnya buruh mengambil keputusan mari kita bela diri sendiri dan cara paling gampang adalah dengan demonstrasi. Jadi itulah hak primer dari buruh untuk demonstrasi. Nanti kalau dibilang, kok buruh demonstrasi, ya memang dalam sejarah buruh itu mendemonstrasi, karena nggak mungkin buruh tuker tambah kebijakan yang sudah diputuskan secara sepihak. Selalu begitu keadaannya. Di seluruh dunia sepanjang abad hak pertama buruh adalah demo. Jadi, itu sebetulnya. Kita hanya mengembalikan fungsi politik dari buruh yaitu mencari penyelesaian di jalan. Karena kalau di dalam ruangan itu urusan pemerintah yang nggak bisa lagi diintervensi. (mth/sws)

Tanggapi Peringatan Menlu China ke ASEAN, LaNyalla: Sebaiknya Instrospeksi Soal Laut China Selatan

Makkah, FNN - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, yang memperingatkan negara-negara ASEAN agar tidak menjadi pion catur negara besar.   Wang menyampaikan pernyataan itu saat berpidato di Sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta, Senin (11/7/2022). Dikatakan LaNyalla, Indonesia justru minta China melakukan introspeksi atas klaim China terhadap kawasan Laut China Selatan yang disebut sebagai wilayahnya. Sehingga menimbulkan ketegangan di sejumlah negara di ASEAN. Karena sejumlah negara ASEAN menganggap bahwa klaim itu tidak sesuai dengan hukum internasional.  “Silakan saja menyarankan agar negara-negara ASEAN tidak menjadi pion negara besar. Tentu artinya juga tidak menjadi pion China, dalam konteks geopolitik persaingan antara Amerika dan China di Asia, termasuk di Asia Tenggara, apalagi terkait kawasan Laut China Selatan,” tandas LaNyalla di Arab Saudi, Senin siang waktu setempat. Ditambahkan LaNyalla, kepentingan Satu China terkait Taiwan dan kepentingan perdagangan Amerika di kawasan Pasifik, silakan saja mereka bicarakan berdua. Yang pasti Indonesia sebagai negara berdaulat, memiliki national interest yang harus diutamakan di atas segalanya. Seperti diketahui, Asia Tenggara telah lama menjadi titik gesekan geopolitik antara negara-negara kekuatan besar atas kepentingan strategis. Negara-negara di kawasan itu kini tengah meningkatkan kewaspadaan agar tidak terjebak dalam persaingan China-Amerika Serikat (AS). Terkait Taiwan, AS melalui Menteri Luar Negeri Antony Blinken, menegaskan pihaknya tetap berkomitmen pada kebijakan Satu China. Artinya, Washington tidak mendorong kemerdekaan bagi Taiwan. Kendati demikian, AS memiliki kewajiban menyalurkan sarana untuk mempertahankan diri bagi Taiwan. Tindakan itu diatur dalam Undang-Undang Hubungan Taiwan-AS. (Sof/LC)

Pemerintah Diminta untuk Memastikan Perlindungan WNI di Sri Lanka

Jakarta, FNN - Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani meminta pemerintah memastikan perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) di Sri Lanka, terkait krisis politik yang sedang terjadi di negara tersebut.\"Pelindungan WNI sangat penting, utamanya untuk memastikan mereka tidak terkena imbas baik fisik seperti keselamatan pribadi akibat unjuk rasa maupun krisis karena kehilangan pekerjaan akibat gejolak ekonomi dan politik yang terjadi,\" kata Christina saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.Dia mengatakan, Komisi I DPR RI terus berkomunikasi dan mendorong Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI memastikan langkah-langkah perlindungan WNI yang saat ini ada di Sri Lanka.Menurut dia, catatan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kolombo, terdapat 340 WNI di Sri Lanka yang mayoritasnya adalah pekerja migran sektor pariwisata, konstruksi, serta WNI yang menikah dengan warga negara Sri Lanka.\"Kami mendorong Kemenlu dan Perwakilan untuk mematangkan rencana kontinjensi dalam penanganan situasi di Sri Lanka, mulai dari distribusi bantuan logistik sampai dengan evakuasi ketika diperlukan,\" ujarnya.Christina percaya KBRI Kolombo sanggup mengutamakan keselamatan dan perlindungan WNI selama krisis berlangsung, dan sama-sama berharap agar situasi krisis politik Sri Lanka bisa segera teratasi serta situasi kembali normal.Selain itu dia juga meminta WNI di Sri Lanka agar aktif membangun komunikasi dengan KBRI Kolombo untuk memonitor perkembangan, termasuk mematuhi arahan KBRI seperti menghindari tempat-tempat kerumunan massa, membatasi pergerakan kecuali untuk hal-hal esensial, serta tidak terlibat langsung/tidak langsung dalam aksi demonstrasi. (Sof/ANTARA)

Pencatutan Nama Anggota Parpol Titik Rawan Dalam Verifikasi

Jakarta, FNN - Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan bahwa pencatutan nama anggota ataupun pengurus partai politik (parpol) merupakan salah satu titik rawan dalam tahapan pendaftaran dan verifikasi partai politik.“Salah satu titik rawan dalam pendaftaran dan verifikasi partai politik peserta pemilu adalah pencatutan nama anggota ataupun pengurus untuk kepentingan pemenuhan persyaratan menjadi partai politik peserta pemilu (pemilihan umum),” kata Titi Anggraini ketika dihubungi oleh ANTARA dari Jakarta, Senin.Titi menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan oleh persyaratan menjadi partai politik peserta pemilu yang cukup berat.Sebuah partai politik harus memiliki kepengurusan di seluruh provinsi, 75 kabupaten/kota, dan 50 persen kecamatan, serta keanggotaan sebanyak seribu anggota atau 1 per 1000 di kabupaten/kota dari jumlah penduduk.“Pengalaman pemilu terdahulu, ada temuan soal pencomotan nama untuk memenuhi syarat kepengurusan dan keanggotaan yang dibutuhkan,” ucap Titi.Anggota Dewan Pembina Perludem ini berpandangan bahwa pencomotan nama sangat merugikan bagi orang yang dicomot namanya karena bisa berdampak jangka panjang apabila sampai berlarut-larut.Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa sangat penting bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk cermat dan hati-hati dalam melakukan verifikasi atas keterpenuhan persyaratan yang disampaikan oleh partai politik.Pencomotan data ini merupakan indikasi dari praktik koruptif yang sangat berbahaya. Bila terbiarkan, praktik ini dapat terus berlanjut pada penyimpangan-penyimpangan lainnya saat mereka berkompetisi atau terpilih dalam pemilu.“Pencomotan identitas selain tidak memenuhi persyaratan administrasi juga merupakan tindak pidana pemalsuan atau penggunaan dokumen palsu yang mestinya bisa diproses pidana,” ucap Titi.Terkait dengan sanksi untuk partai politik, Titi mengatakan bahwa sejauh ini, Undang-Undang tentang Pemilu hanya memberikan sanksi administrasi berupa pencoretan dan juga penggantian sejumlah sekian kali lipat dari dokumen yang dibutuhkan.“Hanya saja mestinya tidak berhenti di sana, pencomotan dan pemalsuan dokumen juga harus diikuti oleh proses pidana agar bisa memberi efek jera kepada pelakunya,” kata Titi. (Sof/ANTARA)

Indonesia Bakal Lumpuh, Jumhur Kerahkan Aksi Sejuta Buruh

Jakarta, FNN - Ketua KSPSI, Muhamad Jumhur Hidayat berencana akan mengerahkan jutaan buruh secara serentak di Indonesia pada 10 Agustus 2022 di Jakarta dan beberapa kota lainnya. Tujuannya untuk mencabut secara total UU Omnibuslaw sektor Ketenagakerjaan. Penegasan itu disampaikan oleh Jumhur Hidayat dalam diskusi pada hari Senin, 11 Juli 2022 di gedung Joeang, Menteng Raya, Jakarta Pusat. Elemen buruh yang bakal tergabung dalam aliansi ini adalah dari KPBI (Konferensi Serikat Buruh Indonesia), Konferensi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Konferensi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) dan aliansi buruh lainnya.  Dalam diskusi ini para buruh mendesak pemerintah untuk mencabut Undang-undang Omnibus law atau Undang-Undsng Ciipta Kerja yang telah dinyatakan inkonstitusional oleh Mahkamah Konstitusi.  Jumhur yang juga Koordinator Aliansi Aksi Sejuta Buruh ini mengatakan muatan Undang-Undang Omnibus Law - Cipta Kerja mengabaikan azas keterbukaan. Atas hal itu, lanjut dia, kaum buruh merasa ketidakadilan dan kehilangan perlindungan dari negara dalam masa bekerja. \"Karena status kerja yang tidak ada kepastian akibat kerja kontrak, alih daya (outsourcing), dan ancaman PHK yang setiap saat menghantui serta aturan yang menurunjan standar kesejahteraan,\" ujar Jumhur. \"Tentu saja hal ini akan menyebabkan terganggunya keseimbangan, keserasian dan keselarasan serta produktivitas dalam hubungan industrial,\" sambungnya. Jumhur memaparkan, demonstrasi harus ditempuh sebagai respons atas abainya pemerintah dan DPR atas berbagai aksi dan dialog. Dalam hal ini, aksi dan dialog sebelum dan sesudah disahkannya Undang-Undang Omnibus Law - Cipta Kerja. Hal ini bisa menjadi alat untuk melegitimasi UU Omnibus Law Cipta Kerja yang telah dinyatakan inkonstitusional bersyarat oleh MK menjadi konsititusional dan berlaku di Indonesia,\" papar Jumhur. Jumhur mengatakan, Undang-Undang Omnibus Law - Cipta Kerja telah bermasalah sejak awal pembentukan. Hal itu tergambar jelas dari reaksi yang timbul dari berbagai komponen masyarakat. Pemerintah dan DPR, lanjut Jumhur, telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power dalam membentuk undang-undang tersebut. Hal itu tergambar dari proses revisi Undang-Undang PPP yang begitu instan. \"Bila kita menyimak putusan MK, akan terlihat bahwa tidak mungkin UU ini menjadi konstitusional,\" kata dia. Atas hal itu, Aliansi Aksi Sejuta Buruh menuntut agar pemerintah dan DPR segera mencabut Undang-Undang Omnibus Law - Cipta Kerja. Apabila tuntutan itu bisa direspons, maka aliansi akan siap berdialog secara konstruktif untuk ikut serta menyempurnakan kebijakan nasional tentang ketenagakerjaan. \"Baik yang diatur dalam sebuah UU maupun aturan-aturan turuannnya,\" pungkasnya. (anw)

Jokowi Kembali Minta Masyarakat Pakai Masker di Luar Ruangan

Jakarta, FNN – Pertengahan bulan Mei lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kebijakan pelonggaran penggunaan masker di luar ruangan.  Namun, untuk menyikapi pandemi covid-19, Jokowi kembali meminta masyarakat memakai masker, baik di dalam maupun di luar ruangan. Hal ini dikatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (10/7/22). “Saya juga ingin mengingatkan kepada kita semuanya bahwa Covid-19 masih ada. Oleh sebab itu, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, memakai masker adalah masih sebuah keharusan,\" kata Jokowi  Wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Off The Record FNN, Senin (11/7/22) mengomentari bahwa ini seperti ada pakem bahwa menafsirkan pernyataan pak Jokowi itu harus terbalik, jadi kalo pak Jokowi meminta untuk melepas masker berarti itu tetap memakai masker. Selain itu kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda), Jokowi meminta untuk terus memperkuat pengawasan, salah satunya mengawasi interaksi masyarakatnya. Tidak hanya itu, Presiden Jokowi juga menekankan, bahwa vaksinasi booster harus segera dilakukan. \"Karena emang faktanya Covid-19 itu masih ada, utamanya yang varian BA.4 dan BA.5 di semua negara. Alhamdulillah kita masih berada pada angka-angka yang masih terkendali, negara-negara lain ada yang masih di atas 100 ribu kasus hariannya,\" katanya. “Jadi ambilah langkah yang bijak, sejak awal saya sudah mengingatkan jangan buka masker terlebih dahulu, karena covid-19 masih belum menentu, dan kita tau kebijakan di Indonesia itukan diambil kadang-kadang itu ‘tiba masa tiba akal’,” ujar Hersubeno. (Lia)