OPINI

Safari Presiden PKS dan Tokoh NU di Jatim Hilangkan Sekat Satukan Umat

Oleh Laksma Ir. Fitri Hadi S, MAP | Analis Kebijakan Publik TATKALA segelintir orang mencari perbedaan, memecah belah umat dengan narasi NU dan PKS ibarat air dan minyak, diperlakukan seperti apapun tidak akan bisa bersatu, tapi Presiden PKS mengabaikan isu isu perbedaan itu. Ahmad Syaikhu  Presiden PKS justru berkeliling Jawa Timur mendatang sowan ke tokoh tokoh NU dan temu kader untuk membuktikan narasi memecah belah umat itu adalah tidak betul.  Pernyataan PKS dengan NU tidak bisa bersatu itu betul namun amat salah kaprah, karena PKS adalah partai politik atau Parpol berbeda dengan NU adalah organisasi kemasyarakatan atau Ormas. Ruang gerak partai politik atau Parpol dan Ormas berbeda, Parpol dan Ormas adalah  dua entitas yang memiliki peran masing masing dalam hal partisipasi politik. Segelintir orang melakukan penyebaran konten provokatif untuk membenturkan warga Nahdlatul Ulama (NU) dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), agar seolah ormas terbesar di Indonesia ini bermusuhan atau saling membenci di antara mereka. Sesungguhnya kenyataan di lapangan  berbeda, warga NU sangat terbuka dengan PKS. Safari yang dilakukan Presiden PKS dengan rombongannya baru baru ini di Jawa Timur meliputi beberapa kota dan kabupaten menunjukkan begitu cairnya hubungan antara warga NU dengan tim PKS. Didampingi Kiyai Ghozi Wahid Wahab dan Gus Aam Wahib Wahab akrab dipanggil Gus Aam yang merupakan cucu  KH Wahab Chasbullah adalah salah satu pendiri NU menunjukkan kedekatan hubungan warga NU dengan PKS.  Kedatangan mereka disambut warga pendukungnya dari berbagai kalangan termasuk warga NU tentunya. Lantunan lagu Yaa Lal Wathan merupakan lagu wajib, Lagu kebangsaan NU dan brand yang begitu populer di kalangan generasi muda Islam, terutama nahdliyin. Lagu ini menjadi lagu wajib bagi kader muda NU dinyanyikan bersama para kader PKS, mereka begitu pas menyanyikan lagu wajib tersebut. Bagaimana tidak, cucu pendiri NU Gus Aam sekaligus pengarang lagu tersebut merupakan bagian dari warga PKS yang kali ini menjadi caleg PKS dari dapil 8 Mojokerto. Tidak itu saja, Gus Aam bahkan tidak segan segan naik panggung menyemangati ratusan pendukung atau simpatisan PKS yang hadir pada setiap lokasi yang dikunjungi oleh Presiden PKS guna memenangkan Pemilu tahun 2024, kemudian ditutup dengan doa  oleh Kiyai Ghozi. KH Wahab Hasbullah merupakan ulama besar Indonesia. Beliau lahir pada 31 Maret 1888 dan wafat pada 29 Desember 1971. KH Wahab Chasbullah  adalah salah satu pendiri NU dan juga pahlawan Nasional Indonesia serta mantan merteri agama Indonesia. Salah satu karya monumental KH Wahab Hasbullah adalah lagu Yaa Lal Wathan. Dengan demikian kehadiran Kiyai Ghozi Wahid Wahab dan Gus Aam dalam rombongan menggabarkan bahwa tidak ada masalah hubungan antara PKS dengan warga NU termasuk ketika anggota PKS menyanyikan lagu lagu Yaa Lal Wathan karena cucu pengarang lagu tersebut adalah anggota PKS.  NU memang tidak berafiliasi dengan salah satu partai politik (parpol), dalam menyalurkan aktifitas politiknya, warga NU menyebar ke berbagai parpol diantaranya PKS dan PKB. Karena itu, dengan bergabungnya PKB bersama PKS dan Nasdem dalam Koalisi Perubahan bersama-sama melakukan sinergitas dalam membangun keumatan dan kebangsaan Indonesia. PKS dan PKB serta Nasdem mencari persamaan  pada umat Islam Indonesia yang  terkotak kotak dan dipinggirkan dengan narasi kadrun, intoleran radikal bahkan disebut teroris. Dengan Koalisi Perubahan Berkeadilan Bersama Anies Rasyid Basewdan dan Muhaimin Iskandar atau AMIN, sekat antar umat  dihilangkan,  disatukan  membangun peradaban dengan menjadikan Islam rahmatan lil \'alamin atau rahmad bagi alam semesta yang kokoh dan terdepan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai yang dicita citakan.  Semoga pasangan AMIN atau Anies dan gus Imin memenangkan Pemilu tahun 2024 dan dibawah kepemimpinan kedua putra terbaik bangs ini Indonesia dapat mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia sesuai yang dicita citakan dan menjadi negara yang bermartabat serta lepas dari ketergantungan pada bangsa lain apalagi dari keterjajahan secara langsung maupun tidak langsung.  Surabaya Jumat 13 Okt 2023

Stop Politik Dinasti: Gibran Bukan Cawapres 2024

Oleh Sutrisno Pangaribuan |  Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas) MAHKAMAH Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan perkara nomor 90/PUU-XXI/2023 terkait usia minimal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dalam Undang Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, Senin (16/10/2023). MK memutuskan seseorang yang belum berusia 40 tahun dapat mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden selama berpengalaman pernah atau sedang menjadi kepala daerah atau jabatan lain yang dipilih melalui pemilihan umum. Gugatan tersebut dimohonkan oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Surakarta (Unsa) bernama Almas Tsaqibbirru.  \"Mengabulkan permohonan pemohon untuk sebagian,\" kata Ketua MK Anwar Usman dalam sidang pembacaan putusan. Pasal 169 huruf q Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu sedianya berbunyi, “Persyaratan menjadi calon presiden dan calon wakil presiden adalah: berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun.” Atas putusan MK tersebut, seseorang yang pernah atau sedang menjabat sebagai kepala daerah atau pejabat negara lainnya yang dipilih melalui pemilu bisa mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden meski berusia di bawah 40 tahun. \"Menyatakan Pasal 169 huruf q Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109) yang menyatakan, “berusia paling rendah 40 tahun” bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, sepanjang tidak dimaknai berusia paling rendah 40 tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum, termasuk pemilihan kepala daerah,\" ujar hakim Anwar Usman. Sehingga, Pasal 169 huruf q UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu selengkapnya berbunyi, “berusia paling rendah 40 tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termasuk pemilihan kepala daerah”. 8MK berpendapat, pembatasan usia minimal capres-cawapres 40 tahun berpotensi menghalangi anak-anak muda untuk menjadi pemimpin negara. \"Pembatasan usia yang hanya diletakkan pada usia tertentu tanpa dibuka syarat alternatif yang setara merupakan wujud ketidakadilan yang inteloreable dalam kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden,\" ujar Hakim MK Guntur Hamzah. Putusan tersebut berlaku mulai Pemilu Presiden 2024. Gibran Tidak Akan Maju di Pemilu 2024 Gibran Rakabuming Raka (Gibran) pasti tidak akan maju sebagai calon presiden atau wakil presiden pada Pemilu 2024, meski MK lewat putusannya membolehkannya. Gibran akan \"setia\" pada proses yang telah dirintis oleh \"role model pemimpin nasional\" bapaknya, Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi sendiri memulai karir politik sebagai walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga menjadi Presiden. Terkait hal tersebut, Kongres Rakyat Nasional ( Kornas) menyampaikan pandangan dan sikap sebagai berikut: Pertama, bahwa putusan MK tidak dapat dimaknai demi kepentingan politik Gibran. Putusan MK tersebut justru memberi peluang kepada semua kepala daerah yang dinilai berprestasi memimpin daerahnya. Gibran tidak memiliki ambisi untuk maju sebagai capres atau cawapres di Pemilu 2024. Gibran sebagai putra Jokowi sedang dimanfaatkan untuk menggarap suara dari pendukung Jokowi dalam dua pilpres sebelumnya. Jika Gibran mendapat manfaat popularitas dari aksi para elit politik yang mencoba memanfaatkannya, hal tersebut sebagai konsekuensi logis dari relasi aksi reaksi. Kedua, bahwa upaya mendorong Gibran maju pada Pemilu 2024 sebagai upaya menjerumuskan Jokowi dan keluarganya persis sama dengan upaya menjerumuskan Jokowi saat didorong dan didukung sebagai presiden tiga  (3) periode atau melakukan penundaan Pemilu. Kelompok relawan dan Parpol yang mendorong Gibran sebagai upaya cari muka kepada Jokowi demi mendapat dukungan politik Jokowi jelang Pemilu 2024. Ketiga, bahwa Gibran akan fokus melanjutkan tugas sebagai Walikota Solo hingga 2024, dan akan kembali maju sebagai Walikota Solo periode kedua pada Pilkada serentak 2024. Sehingga Gibran tidak perlu dirisak dan dihujat karena dianggap memuluskan politik dinasti. Tuduhan politik dinasti tidak dapat diarahkan hanya kepada Jokowi, tetapi kepada semua elit politik yang dengan posisi dan kewenangannya memberi karpet merah bagi anak, istri, menantu, dan keluarganya, baik di partai politik, maupun jabatan politik lainnya. Keempat, bahwa Jokowi sebagai role model kepemimpinan nasional menjadi mentor utama politik Gibran. Maka Gibran pasti akan mengikuti proses persis sama dengan Jokowi seperti ungkapan yang selalu disampaikan oleh Jolkowi; \"ojo kesusu\". Sehingga Gibran pasti tidak akan buru- buru meninggalkan tanggung jawab sebagai Walikota Solo untuk maju sebagai capres atau cawapres. Kelima, bahwa Jika Gibran tergoda untuk maju sebagai capres atau cawapres di Pemilu 2024, maka meski dapat menang dan meraih jabatan politik yang lebih tinggi, langkah tersebut justru akan menjadi antiklimaks bagi karir politik Gibran. Jokowi tidak mau karir politik putranya dan nama baiknya rusak hanya karena kepentingan politik sesaat. Sebagai negarawan, Jokowi tidak akan membiarkan putranya Gibran sebagai politisi \"aji mumpung\". Keenam, bahwa meski Gibran berpeluang maju sebagai capres atau cawapres di Pemilu 2024, Jokowi pasti tidak akan merestui Gibran maju. Namun meski tidak maju, bargaining politik Gibran akan semakin tinggi karena dukungan politik Gibran akan sangat menentukan kemenangan. Ketujuh, bahwa meski dapat maju pasca putusan MK, Gibran memilih tidak akan maju untuk menyampaikan pesan kepada elit dan membangun persepsi publik bahwa Jokowi tidak memberikan karpet merah dan membangun dinasti politik untuk Gibran. Gibran lebih memilih menjadi \"pahlawan baru\" yang tidak memanfaatkan posisi bapaknya sebagai presiden. Gibran sadar betul meski saat ini ada momentum baginya, tetapi Gibran menyadari belum waktunya. Kedelapan, bahwa Jokowi sebagai pemimpin yang suka mengambil risiko dan suka berpolitik di tepi jurang selalu mampu menjadikan setiap momentum dalam memperkokoh posisinya sebagai tokoh sentral politik, sekaligus memetakan teman dan lawan politik. Maka meski Gibran dapat maju, tetapi tidak diizinkan oleh Jokowi, namun semua keputusan politik strategis nasional akan tergantung dan dipengaruhi sepenuhnya oleh Jokowi dengan melibatkan Gibran. Kornas akan terus mengawal proses transisi demokrasi jelang Pemilu 2024 yang semakin berkualitas dengan menggerakkan \"orang biasa\" untuk terlibat dalam pesta demokrasi yang menggembirakan. (*)

Dari Sidoarjo, Harapan Perubahan Mendekati Kenyataan

Oleh Erick Rumluan/Ketua Umum PMII Maluku-Maluku Utara Periode 2004-2006 FNN-Ahad pagi 15 Oktober 2023 kemarin, di Sidoarjo Jawa Timur, Gus Muhaimin Iskandar memperlihatkan kelasnya. Gus Imin tampil sebagai tokoh besar bangsa Indonesia. Gus Imin kembali mengirim pesan perubahan yang sangat jelas tegas. Pesan Gus Imin penting dan terpenting adalah Palestina harus menang dan merdeka sebagai bangsa dan negara yang berdaulat. Gus Imin tampil memukaui di hadapan 1,2 juta masyarakat Sidoajo dan sekitarnya.  Dimulai dengan Shalawat Asyghil, Gus Imin mengingatkan bahwa untuk Palestina, tidak lain, selain harus setara dengan bangsa-bangsa lain di muka bumi ini. Begitulah pesan tujuan bernegara kita di konstitusi UUD ’45. Palestina yang merdeka adalah keinginan dan cita-cita Bung Karno yang belum terwujud hingga sekarang. Tentu soal Negara Palestina yang medeka ini bakal menjadi visi besar pasangan Capres dan Cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Visi ini sejajar dengan keinginan Bung Karno. Sikap tegas Gus Imin soal Palestina ini menjadi kontrak politik pasangan AMIN kepada rakyat Indonedia dan rakyat Palestina. Gus Imin memposisikan dirinya sebagai penyambung lidah Bung Karno dan keinginan para pendiri bangsa. Gus Imin berani bersikap lain dari sebagian elit politik bangsa. Gus Imin menerobos sikap kebanyakan elit politik yang terkesan bermain mata dengan Israel. Gus Imin mau tampil memperlihatkan jati dirinya dengan jelas dan tegas. Tidak sembunyi-sembunyi soal kemedekaan Palestina. Sikap Gus Imin itu disampaikan dengan terbuka di depan 1,2 juta masyarakat Sidoanjo Jawa Timur dan sekitarnya. Begitulah seharusnya pemimpin. Harus bersikap tegas dan jelas bila berkaitan dengan penajahan di muka bumi ini. Berani melawan penjajahan. Bila perlu menyatakan konfrontasi soal gagasan dan ide perdamain dunia. Begitulah perintah kontitusi UUD ’45. Penjajahan di muka bumi, dengan dalih apapun harus harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan. Gus Imin bersikap untuk berseberangan dengan sebagian besar kekuatan dunia yang mendukung penjajahan Israel atas tanah Palestina. Gus Imin tentu tidak lupa kalau negara Palestina berjasa untuk bangsa Indonesia. Palestina menjadi salah satu negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia. Menjadi tugas bangsa Indonesia untuk turut serta secara aktif menjaga perdamainan, termasuk Palestina. Garis Muhaimin soal Palestina ini sangat jelas. Gus Imin sealiran dengan cita-cita besar Bung Karno tentang Palestina. Hanya prototype pemimpin besar yang berani tampil menyatakan sikapnya secara jelas dan tegas secara terbuka. Pemimpin yang terlahir dari medan pertarungan dan pergulatan sejak masih mahasiswa sampai hari ini. Kepada sekitar 1,2 lebih massa masyarakat Sidoarjo, Gus Imin juga kembali mengulangi sikapnya soal pendidikan yang masih memprihatinkan. Negara harusnya menghadirkan  pendidikan gratis yang berkualitas untuk seluruh anak bangsa. Lagi-lagi soal pendidikan yang berkualitas ini, Gus Imin sadar sesadar-sadarnya bahwa begitu perintah konstitusi UUD ’45 untuk selalu mencerdaskan semua anak bangsa.          Maminjam pernyataan Dr. Syahganda Nainggolan bahwa “Muhaimin Iskandar sedang mendidik bangsa menuju perubahan”. Arah perubahan besar dan mendasar itu melalui pendidikan yang berkaliatas. Pendidikan yang menghasilkan anak bangsa untuk berani tampil ke depan melawan segala bentuk penajahan di bumi. Tampil bersama pasangan Capres Anies Baswedan, Muhaimin menghimpun energi besar massa masyarakat Sidoarjo sebanayak 1,2 juta lebih. Memecahkan rekor terbanyak di hampir seluruh Jawa Timur, bahkan Indonesia. Acara yang kemas dengan nama “Mlaku Bareng AMIN itu, kebetulan saja diliput secara live oleh Matro TV, sehingga bisa disaksikan oleh seluruh rakyat, bahkan dunia. Massa yang antusias hadiri “Mlaku Bareng AMIN” datang sejak pagi. Malah ada yang sudah hadir sejak subuh. Meraka ingin sekali mendengar pidato Gus Muhaimin Iskandar dan Anies Baswedan tentang harapan perubahan bangsa ke depan. Perubahan yang membabaskan bangsa dari cengkraman oligarki penghisap darah dan keringat rakyat. Alhamdulillah janji-janji mengenai perubahan itu telah diucapkan Anies dan Gus Imin kepada 1,2 juta lebih massa rakyat Sidoarjo dan sekitarnya. Janji tentang pengadaan pendidikan yang terjangkuau seluruh rakyat, murah dan berkualitas. Pendidikan gratis yang berkualitas adalah dambaan dari rakyat yang masih masuk katagori miskin. Kemudian, ada juga janji tentang pengadaan sembako yang murah. Sembako yang mudah dapat tersedia dan dijangkau. Mudah untuk dibeli rakyat lapisan bawah. Begitu juga dengan janji membatasi impor pangan. Tujuannya untuk menciptakan petani yang kuat dan mandiri. Petani yang tidak lagi membeli beras, hanya karena biaya produksi yang besar dari harga penjualan gabah. Semua daerah kini berharap menyambut perubahan. Dari Indonesia timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Perubahan juga diinginkan rakyat Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Sumatera dan Kalimantan. Masyarakat gergejolak menghendaki perubahan menuju Indonesia yang lebih baik bersama dengan pasangan Capres-Cawapres AMIN. Harapannya, dari Sidoarjo Jawa Timur, pesan untuk menggapai perubahan itu semakin mendekati kenyataan, AMIN AMIN dan AMIN.          

Xi Jinping Akan Ambil Alih Peran LBP

Oleh Sutoyo Abadi - Koordinator Kajian Merah Putih  OTAK bulus dipaksa harus terus berputar untuk mengindari resiko politik untuk mempertahankan pertaruhan hidup atau mati. Tekanan dan perlawan rakyat yang makin membesar, kuat dan membahayakan dirinya segala upaya akan ditempuh untuk menghindar resikonya. Joko Widodo pada Kamis (27/7/2023), dengan alasan undangan Xi Jinping telah melakukan kunjungan kerja terbatas ke Chengdu. Tema resminya sebagai kunjungan bertepatan dengan 10 tahun kemitraan strategis komprehensif Indonesia dan Tiongkok. Terekam dalam suara rakyat , Jokowi antara lain telah menjual  negara antara lain penyerahan pembangunan IKN dengan segala pernik pernik politiknya yang membahayakan kedaulatan negara. Joko Widodo  hari ini (16/10/2023) kembali bertolak ke China.  Direncanakan menghadiri forum Belt and Road Initiative (BRI) di Beijing yang digelar pada 17-18 Oktober 2023. Jokowi didampingi Menteri BUMN Menko Marves Ad Interim Erick Thohir menjadi fokus yang sangat penting. Kelakar rakyat,  Xi Jinping akan melakukan test apakah yang bersangkutan layak menggantikan BP atau tidak. Peran Seskab Pramono Anung, Mendag Zulkifli Hasan dalam kunjungan ke China tersebut hanyalah sebatas protokol belaka. Kemampuan Erick Thohir kalau membahayakan Tiongkok bisa saja peran LBP diambil alih langsung oleh Xi Jinping, ex offisio boneka tetap Erick Thohir. Jokowi mengatakan  bahwa 2 (dua) acara besar di Beijing tanggal 17 dan 18 Oktober yaitu kunjungan bilateral dan bertemu Presiden Xi Jinping dan hadir di Belt And Road Forum International Cooperation yang ketiga, kata Jokowi dalam keterangan persnya. Peluang tersebut bisa saja dimanfaatkan Jokowi untuk laporan perkembangan politik di tanah air dan membahas langkah politik apa yang harus dilakukan Jokowi, pasca akan menempatkan Gibran sebagai Cawapres terkendala dengan keputusan MK. Sangat mungkin juga kebuntuan politik yang sulit menentukan Cawapres ke depan, dihadang oleh PDIP dan ARB yang tetap melaju senagai Capres dan sulit dihentikan, bahkan makin membesar kekuatannya  Selain bertemu Xi Jinping, Jokowi juga akan bertemu Perdana Menteri (PM) China Li Qiang dan Ketua Parlemen China. Jokowi mengaku akan membahas sejumlah isu prioritas dengan mereka. Selain pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping, saya juga akan bertemu dan PM RRT Ketua Parlemen RRT. Sejumlah isu prioritas yang akan bahas dengan RRT antara lain peningkatan eksport Indonesia, peningkatan investasi dan pembangunan ketahanan pangan. Patut diduga isu politik tersebut hanya lah alasan politis, tetapi kelangsungan kekuasaan Jokowi akan lebih dominan menjadi prioritas yang akan dibahas dengan Xi Jinping, bahasa lainnya bersama perangkat negara di Tiongkok hanya akan mengikuti alur skenarionya. Semua kita harus waspada terhadap isue baru yang akan muncul dan rekayasa politik baru pasca Jokowi  kembali ke tanah air. Termasuk sinyal otoritas LBP akan diambil alih panduan politiknya oleh Xi Jinping dan sangat mungkin rekayasa perpanjangan masa jabatannya presiden akan hidup kembali. *****

AMIN dan IMAN

Oleh Yusuf  | Mantan Presidium GMNI  REZIM kekuasaan, pemilik modal dan ternak-ternak oligarki merasa telah menguasai seluruh tanah air. Tinggal selangkah lagi, mampukah benalu-benalu negara itu membeli rahmat Allah selaku pemilik Indonesia yang sebenarnya?. Seketika rakyat begitu antusias dan penuh euforia menyambut deklarasi pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Publik langsung mengganjarnya dengan julukan pasangan AMIN (Anies-Muhaimin). Bersama partai Nasdem, PKS, PKB dan partai Umat yang mengusungnya, Anies dan Gus Imin seperti merepresentasikan pertemuan dua arus besar kekuatan politik di Indonesia. Tak ubahnya pertemuan aliran politik dan aliran ideologi, satunya nasionalis yang lainnya religius. Pasangan AMIN juga menggambarkan keselarasan dua figur dengan latar intelektual dan santri. Pasangan Anies-Gus Imin telah digariskan Allah menghubungkan kekuatan umat Islam perkotaan dan umat Islam pedesaan. Magnit Anies dan Gus Imin membuat bertemunya perspektif Islam kultural dan Islam struktural. Dengan kolaborasi partai Nasdem, PKS, PKB dan partai Umat, capres-cawapres Anies dan Gus Imin bukan hanya menghimpun kekuatan nasionalis, lebih dari itu menyatukan NU dan Muhamadiyah serta ormas Islam besar lainnya. Kebangkitan nasionalis dan Islam mulai kentara pada kontestasi pilpres 2024 melalui figur Anies dan Gus Imin. Ya, pasangan Anies-Gus Imin telah menjadi anugerah buat rakyat Indonesia, mengatasi kebuntuan politik dan solusi atas krisis multidimensi negara bangsa Indonesia. Sama-sama berpengalaman di birokrasi, Anies yang akademisi dan Gus Imin yang politisi, keduanya menawarkan kepada rakyat tentang kepemimpinan nasional yang sarat dengan kapasitas intelektual, skill dan tentunya nilai-nilai. Anies yang pernah menjadi Ketua umum HMI dan Gus Imin yang pernah menjadi Ketua Umum PMII, seakan siap membangun Indonesia dengan flat form kebangsaan sebagaimana torehan perjuangan idealisme semasa dalam gerakan mahasiswa.  Terbiasa dengan proses dialektika dan pergumulan pemikiran dalam mengangkat persoalan kerakyatan. Disokong partai politik yang mengangkat tema koalisi perubahan untuk persatuan, Anies dan Gus Imin ditantang mengulang kepeloporan gerakan moral yang menjadi agen perubahan sebagaimana pernah dilakukan semasa aktif di kampus. Kemunculan Anies dan Gus Imin dalam kontestasi pilpres 2024, bukan tanpa hambatan, penjegalan dan bahkan upaya kriminalisasi, telah menjadi rutinitas dan dipertontonkan rezim dihadapan khalayak. Partai politik dan kader, tokoh pergerakan dan Aktifis serta ulama dan habaib tak kurang juga para relawan ikut terdampak kebengisan rezim.  Baik Anies-Gus Imin maupun pendukungnya, tak pernah lepas dari skenario dan rekayasa politik yang  berciri main kayu dan ingin menggagalkan capres-cawapres dukungan rakyat itu untuk memimpin republik ini. Tanpa aturan main, tanpa kelayakan dan melampaui batas, rezim terus menggusur, menggasak dan menghancurkan siapapun yang menghalangi kepentingannya. Pemerintahan dan kekuasaan status quo, serta para pengkhianat dan penjilat rezim berhimpun dalam konspirasi jahat memainkan orkestrasi kolonialisme dan imperialisme gaya baru di tanah air. Tak kurang bangsa asing, oligarki dan komplotan aparatur negara haus kekuasaan dan materi, menjalankan strategi mengalahkan Anies-Gus Imin sebagai presiden, apapun caranya dan berapapun harganya. Sayang sungguh sayang, niat buruk dan rencana Jahat mungkin saja bisa mengelabui dan mencelakai manusia. Namun apa daya, Kekuasaan yang korup, tamak dan menindas tak akan akan bisa menjalankan makarnya di hadapan Allah aja wa jalla. Sehebat-hebatnya makar manusia tak akan bisa mengalahkan makarnya Allah. Fakta Anies-Gus Imin dianiaya dan didzolimi, dibayar kontan dengan aib rezim yang dibuka Allah. Alhamdulillah, Allah selalu membersamai, menjaga dan melindungi kedua pemimpin yang dicintai rakyat itu.  Tak habis niat jahat dan rencana busuk rezim, seiring itu terus mengalir rahmat dan ridho Allah untuk Anies-Gus Imin dengan agenda perubahannya. Sama halnya dengan seluruh rakyat, negara dan bangsa Indonesia, betapapun penguasa memainkan uang, senjata dan aparat yang didalangi oligarki. In syaa Allah akan ada pertolongan Allah yang akan menyelamatkan negara Pancasila yang terlahir dari rahim rakyat, TNI, ulama dan para habaib. Dengan doa dan dukungan dari umat Islam khususnya dan seluruh rakyat pada umumnya, Anies-Gus Imin akan menjemput mandat presiden. Semakin disikapi sinis, semakin kuat bersikap demokratis. Semakin dibenci oligarki, semakin rakyat menghendaki. Semakin dijegal semakin kuat terpilih secara konstitusional.  Pasangan Amin itu tak berhenti menerima banjir dukungan rakyat, kini hanya butuh iman yang kuat. Iman agar tetap menjaga amanat rakyat, tetap menjadi pemimpin yang adil dan beradab saat memimpin NKRI. Tetap menebar senyum, tetap mengumbar keramahan dan tetap menjalankan kebaikan. Yakinlah jika Allah menghendaki Anies-Gus Imin menjadi Presiden dan wakil Presiden pada pilpres 2024, maka itu yang akan terjadi. yakinlah niat yang baik dan proses yang baik maka kebaikan dan kebenaran akan seiring sejalan. Keyakinan memperjuangkan kebenaran dan keadilan serta keberanian untuk terus melakukan gerakan perubahan yang semata-mata pada tujuan kemaslahatan menyeluruh bagi semua anak bangsa. Tak bisa dihindari Anies -Gus Imin menyusuri jalan kepemimpinan sekaligus jalan penderitaan. Hanya pasangan AMIN dengan disertai iman yang kuat yang akan mendapat kemudahan dan kemuliaan dihadapkan Allah.  Sepatutnya, pasangan Anies-Gus Imin dengan segala konsekuensi dari gerakan perubahan yang didengungkan, menyikapinya sebagai ikhtiar kebangsaan. Demi keselamatan dan masa depan NKRI, Anies-Gus Imin In syaa Allah bisa membangun gerakan perubahan bersama rakyat dan umat. Dengan segala daya juang yang ada, dedikasi dan pengorbanan yang tiada tara, hanya tinggal bersandar pada Allah. Meminta langsung pada Maha Pemberi dan Maha Penyayang. Menjaga rasionalitas sembari mengasah keimanan, Anies-Gus Imin memasuki fase menjemput mandat Presiden untuk mewujudkan kemaslahatan yang holistik integral. Menuju pilpres 2024 yang tak lama lagi, rakyat dan umat Islam hanya butuh Amin dan Iman. Tak ada perjuangan tanpa dilandasi iman, tak ada iman tanpa menghadirkan keyakinan. Ketaatan dan penyerahan diri pada Sang Khalik, akan menuntun setiap jiwa pada jalan kebenaran. (*)

Ikut Mengantar Jenazah Gembong Warsono, Masih Pantaskah Anies Diserang dengan Ayat dan Mayat?

Oleh Yarifai Mappeaty | Pemerhati Sosial Politik GEMBONG Warsono, politisi senior PDIP DKI Jakarta, dikhabarkan telah menutup mata untuk selamanya, pada Sabu dini hari, 14 Oktober 2023, di RSPP Pertamina, Jakarta Selatan. Mendengar kabar itu pada ba’da subuh, Anies sontak membatalkan semua agendanya pada siang hari itu, yang telah dijadwalkan beberapa pekan sebelumnya. Sepenting itukah Gembong bagi Anies, layaknya dua orang sahabat? Sehingga waktunya hari itu hendak dicurahkan sepenuhnya hanya untuk seorang Gembong. Padahal semua tahu kalau almarhum dianggap salah satu yang paling keras mengeritik dan menyerang Anies semasa menjabat Gubernur DKI Jakarta.  Gembong bersama dua rekannya yang lain, yaitu, Prasetyo Edi Marsudi dan Gilbert Simanjuntak, melihat Anies seolah tidak ada baik dan benarnya sama sekali.  Anies selalu tampak buruk dan salah melulu. Sangking “bawelnya”, mereka kerap dijuluki oleh simpatisan Anies sebagai ‘trio kwek-kwek’ dari Kebon Sirih. Tengkok, misalnya, bagaimana gigihnya mereka berupaya membuat Anies bersalah pada kasus Formula E dan penanganan banjir Jakarta. Begitu bernafsunya, mereka tampak baru akan merasa puas, jika Anies sudah dipakaikan rompi orange KPK. Publik pun kaget, seolah tak percaya Anies tampak di antara para pelayat di rumah duka. Bahkan, tak hanya melayat, tapi juga ikut mengantar Gembong ke tempat peristirahatan terakhirnya di Tanah Kusir. Bahkan memberi testimoni kalau almarhum orang baik, hingga memanjatkan do’a terbaik untuknya.  Demikian pula di antara kolega Gembong, tentu tidak ada seorang pun membayangkan kalau Anies akan datang. Jangankan melayat, menyampaikan ucapan duka cita pun, mungkin juga tidak. Sebab mengingat sikap Gembong selama ini, membuat mereka tak melihat alasan bagi Anies untuk datang. Sehingga kedatangan Anies, benar-benar surprise.   Tetapi cara pandang Anies berbeda. Boleh jadi ia menganggap Gembong adalah penolongnya. Seperti kata pameo, ‘Musuhmu adalah sahabat terbaikmu.’  Justru karena sikap kritis Gembong membuat dirinya sangat berhati-hati selama memimpin Jakarta, agar tak membuat kesalahan. Sebab bayangkan, jika saja Gembong tak sekeras itu, bukan tak mungkin Anies lena dengan kekuasan yang ada di tangannya, sehingga pada akhirnya ia pun menjadi tersandera. Bagaimana tidak? Bagi orang yang memiliki integritas, menjadi orang nomor satu di DKI tentu tidak gampang, terlalu besar godaan. Setiap tahun mengelola APBD lebih dari 70 trilyun, sungguh menggoda.  Selain itu, hubungan Anies dengan Gembong menurut kapasitas masing-masing di DKI Jakarta, harus dilihat dalam perspektif kolaborasi. Dalam konteks ini, Anies tak pernah menggunakan diksi “musuh”, tetapi lebih sebagai “lawan” yang menyerupai sparring partner dalam permainan bulu tangkis, seperti kerap ia ungkapkan.  Apakah Anies sekadar bermain kata-kata, seperti yang sering dituduhkan oleh para pembencinya? Tidak. Kedatangannya melayat dan mengantar jenazah hingga di pemakaman, selain sebagai bentuk penghormatan terakhirnya pada Gembong, juga adalah bukti konsistensi pada ucapannya, bahwa Gembong baginya benar-benar bukan musuh, tetapi sebagai sparring partner. Itu sebabnya Anies tak tampak canggung saat berada ditengah orang-orang yang tak bersahabat dengannya. Mengapa? Karena ia memang tulus melakukannya.   Lagi pula bukan kali pertama Anies menunjukkan sikap semacam itu.  Masih ingat Remmy Silado dan Iwet Ramadhan? Saat keduanya terbaring di Rumah sakit, Anies tak hanya datang menjenguk, tapi juga membantu ringankan biaya rumah sakit. Padahal, sebagai pendukung Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017, mereka tak jarang menunjukkan ketaksukaannya pada Anies. Apa yang ditunjukkan Anies pada hari itu, mengingatkan kita pada sosok Buya Hamka yang tak mendendam pada Bung Karno. Tatkala mendengar Sang Proklamator itu menghembuskan nafas terakhirnya, Buya Hamka gegas datang untuk men-salatinya, sesuai wasiat Bung Karno sendiri. Sebaliknya, Buya Hamka malah berterima kasih pada Bung Karno yang telah memenjarakannya. Sebab jika tidak, Tafsir Al-Azhar, karya besarnya yang ia tulis di dalam penjara, mungkin tak pernah lahir. Datang melayat, mengantar jenazah Gembong hingga di peristirahatan terakhirnya, lalu memanjatkan do’a terbaik untuknya agar diampuni dosanya dan dilapangkan kuburnya, apakah masih pantas Anies diserang dengan ‘ayat dan Mayat’? [ym] Makassar, 16 Oktober 2023.

Muhaimin Iskandar dan Janji Pembebasan Palestina

Oleh Dr. Syahganda Nainggolan | Sabang Merauke Circle Pagi ini sejutaan lebih Rakyat Indonesia berkumpul di Sidoarjo, Jawa Timur bersama Anies dan Muhaimin. Syaiful Huda, wakil sekjen PKB, memberikan saya foto dan video rekaman massa di sana. Untung saja Metro TV menyiarkan live acara tersebut, sehingga memungkinkan semua orang melihat peristiwa tersebut. Sejuta manusia berkumpul adalah sebuah besaran \"skalar\". Sebuah energi. Namun, untuk apa mereka berkumpul sebanyak itu? Dalam ilmu matematika dikenal \" Vector\". Vector adalah skalar plus arah. Dalam satuan skalar massa sebanyak itu sudah membuktikan hingga kini kegagalan survei abal-abal dalam metodologi survei kuantitatif melihat elektabilitas Anies Muhaimin (Amin). Namun, dalam pikiran Bung Karno, Marx dan Mao Zadong, massa yang  datang di Sidoarjo ini adalah \"massa aksi\". Massa aksi dalam terminologi kiri merupakan massa dengan arah, yakni tuntutan perubahan. Dan hanya massa aksi, secara teoritis, yang bisa mengantarkan cita-cita perubahan tersebut. Pemimpin bersatu dengan rakyatnya.  Massa aksi 1,2 juta jiwa yang memenuhi  Sidoarjo itu datang dalam undangan acara \"Mlaku bareng AMIN\". Segelintir massa pendukung Ganjar yang diorganisir Albertus dari Bapora coba menggoda dengan nyanyian-nyanyian pro Ganjar (sumber silakan googling). Namun, fokus sejuta massa adalah mendengarkan pidato Anies dan Muhaimin tentang perubahan itu. Janji-janji perubahan telah diucapkan oleh Anies dan Gus Imin. Janji tersebut meliputi pengadaan sekolah murah dan berkualitas untuk sebuah jalan mobilisasi vertikal bagi kaum miskin. Kemudian memastikan harga-harga sembako murah. Dan berbagai janji lainnya seperti membatasi impor pangan serta menciptakan petani yang kuat dan mandiri. Catatan terpenting bagi saya dalam acara ini adalah pernyataan Muhaimin tentang Palestina. Ketika Anies belum hadir ke panggung, Muhaimin telah memimpin Salawat Asyghil dan menyatakan prihatin dengan situasi Palestina. Pada kesempatan lainnya, pernyataan keduanya Muhaimin mengulangi soal Palestina, adalah memenangkan Palestina untuk merdeka kelak. Tentu saja ini merupakan visi besar Anies dan Muhaimin yang sejajar dengan Bung Karno soal Palestina. Dengan melakukan pernyataan dihadapan massa maka hal itu merupakan juga kontrak politik Anies-Muhaimin terhadap Rakyat Indonesia dan Rakyat Palestina. Dalam soal Palestina ini Muhaimin telah menerobos sikap kebanyakan elit politik kita yang cenderung bermain mata dengan Israel. Pernyataan memenangkan Palestina melawan Israel adalah pernyataan konfrontasi terhadap Israel dan semua kekuatan dunia yang mendukung penjajahan Israel atas Palestina. Garis Muhaimin menjadi sangat jelas bahwa tugas Bangsa Indonesia untuk turut menjaga perdamaian dunia dan menegakkan keadilan secara global kembali dibangkitkan. Penutup Anies dan Muhaimin telah membangkitkan gelora kemenangan rakyat di seluruh penjuru tanah air. Aksi massa dalam \"Mlaku Bareng AMIN\" Di Sidoarjo Jatim pagi ini menunjukkan fenomena kebangkitan rakyat untuk perubahan sudah tidak dapat dibendung. Bak air bah, semua upaya rezim kekuasaan dan anti perubahan tidak lagi dapat membuat benteng pertahanan.  Dari Indonesia Timur, Sulawesi Selatan, Jakarta, Jawa Barat, berbagai daerah Sumatra telah bergolak jiwa-jiwa perubahan memenuhi jalanan. Beberapa daerah lagi segera melakukan yang sama karena imbas gerakan yang ada. Perubahan dan salam perubahan adalah kosa kata untuk memberi jalan bagi rakyat untuk berdaulat dan mandiri. Dalam pikiran Anies dan Muhaimin sebagai ikhtiar manusia dan jalan Tuhan YME. Hari ini cita-cita perubahan semakin lengkap dan menggetarkan, sebab Muhaimin telah menyatakan kemenangan kaum perubahan adalah juga kemenangan bagi Rakyat Palestina, bukan sekedar bangsa kita. Ini adalah nilai-nilai universalisme Islam yang secara spontan keluar dari jiwanya Muhaimin.  Semoga Allah memberikan jalan kemenangan secepat. Salam Perubahan dari Kebon Raya Bogor.

Elit Politik Indonesia Yang Makin Sinting

Oleh Asyari Usman - Wartawan Senior JOKOWI menunjukkan kepanikan dan bertindak ngawur, bisa dipahami. Sebab, dia membayangkan bencana hukum yang akan menimpa dia dan keluarganya pasca lengser 2024. Kita maklum kalau Jokowi berusaha sekuat tenaga untuk tetap berkuasa melalui proxy bonekanya. Atau lewat tangan anaknya, Girban, yang sedang disiapkan untuk menjadi wakil presiden. Bisa dimengerti kasak-kusuk Jokowi menyiapkan soft landing. Yang sangat celaka adalah para elit politik yang ikut dalam oskestrasi Jokowi dalam rangka menyelamatkan dirinya. Sungguh di luar nalar sehat bahwa orang seperti Prof Yusril Ihza Mahendra, Fahri Hamzah, Anis Matta, dan yang lain-lainnya yang selama ini sangat kritis kepada Jokowi, bisa-bisanya berbalik 180 derajat. Mereka semua bagai kerbau dicucuk hidung.  Juga di luar akal sehat elit politik seperti Airlangga Hartarto (Ketum Golkar), Zulkifli Hasan (Ketum PAN), dan para politisi senior lainnya mau digiring paksa oleh Jokowi untuk mendukung boneka Jokowi. Hari ini tadi (14/10/2023), mereka hadir memberikan dukungan moril kepada Jokowi. Mereka hadir di acara Projo untuk Prabowo. Mereka hadir tanpa rasa malu. Mereka menyediakan dukungan moril untuk Jokowi dengan menginjak-injak moral.  Fenomena apakah ini? Mengapa bisa begitu banyak elit politik yang mau menyokong skenario Jokowi? Hanya ada satu jawaban. Bahwa mereka sangat mungkin telah dijanjikan macam-macam oleh Jokowi. Janji yang menggiurkan. Atau bahkan sudah melewati fase transaksional yang fantastis.  Bisa jadi. Tidak mungkin dukungan mereka hanya dibalas dengan air liur basi. Mustahil. Sebab, mereka tahu betapa takutnya Jokowi kehilangan kekuasaan. Mereka tahu Jokowi sangat ingin menempatkan boneka setelah masa jabatannya selesai. Memanglah ada adagium “tidak ada yang tak mungkin dalam politik”. Tapi, sungguh tidak pantas para politisi senior ini membuang akal sehat mereka. Indonesia hancur-lebur di tangan Jokowi, kok mereka mendukung keinginan dia? Janganlah sampai begitu sekali. Kapan lagi kita ini mau memperbaiki Indonesia? Inikah teladan politik yang ditunjukkan kepada generasi penerus? Sangat menyedihkan. Sangat mengerikan. Elit politik Indonesia kini semakin sinting.[]

Menjelang Lengser, Posisi Jokowi Semakin Lemah dan Terpojok

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) MASA jabatan Jokowi akan segera berakhir. Hanya satu tahun lagi. Jokowi akan lengser pada 20 Oktober 2024. Tapi, pengaruh Jokowi akan lenyap lebih cepat lagi. Setelah pilpres 2024 berakhir. Ketika ada presiden baru, Jokowi akan ditinggal. Menjelang lengser, banyak permasalahan di pemerintahan Jokowi bermunculan. Pertama, partai politik pendukung pemerintah terpecah belah. Gara-gara Jokowi mau cawe-cawe dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024. Mau atur koalisi untuk pemerintahan yang akan datang. Partai Nasdem terlempar dari koalisi pendukung pemerintah. Karena Nasdem mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024. Sedangkan Jokowi sangat anti Anies. Terlihat jelas dari sikap Jokowi. Kemudian, PKB keluar dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang diinisiasi oleh Gerindra dan PKB. Lagi-lagi, akibat campur tangan Jokowi yang terlalu dalam. Jokowi mengatur Golkar dan PAN masuk ke dalam koalisi, membuat PKB tidak nyaman, diacuhkan, dan akhirnya hengkang. Bahkan nama koalisi diubah menjadi Koalisi Indonesia Maju, tanpa sepengetahuan Cak Imin. Selanjutnya, yang lebih parah, konflik antara Jokowi dengan Megawati / PDIP, partai yang mengusung dan menjadikan Jokowi presiden dua periode. Masalahnya sepele. Jokowi mau berperan bagaikan ‘God Father’. Tetapi gagal. Jokowi tidak bisa merebut Ganjar Pranowo dari pengaruh Megawati. Ternyata, Ganjar tegak lurus kepada Megawati. Ganjar bukan tipe pengkhianat partai. Padahal, Ganjar sebelumnya merupakan pilihan utama Jokowi untuk capres 2024. Jokowi kecewa. Dukungan capres 2024 dialihkan kepada Prabowo. Langkah Jokowi semakin mempertajam konflik dengan Megawati. Langkah Jokowi juga membuat PKB berpisah dengan Gerindra, dan kemudian bergabung dengan Nasdem. Cak Imin bahkan menjadi cawapres Anies Baswedan. Cak Imin dan PKB happy, mampu menunjukkan sebagai partai berdaulat, yang berontak dari tekanan politik yang kurang beradab. Perseteruan antara Jokowi dengan beberapa partai politik pendukung pemerintah, termasuk PDIP, semakin meruncing. Setiap waktu bisa terjadi perang terbuka. Pada beberapa kasus, sudah dimulai. Nasdem mulai mengkritisi kebijakan Jokowi. Kereta cepat, utang yang semakin besar, dan banyak lainnya. Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP, juga sempat kritik food estate yang dianggap gagal.  Selanjutnya, berbagai permasalahan yang tidak kalah memprihatinkan juga mulai terbongkar. Mega korupsi dan mega skandal bermunculan. Melibatkan pejabat tinggi negara sampai tingkat menteri. Korupsi BTS Rp8 triliun di Kemenkominfo mempertontonkan perilaku dan moral barbar. Karena juga melibatkan oknum BPK dan DPR. Menteri Kominfo, Johnny Plate, menjadi tersangka dan ditahan.  Sampai saat ini, sudah ada 13 tersangka korupsi BTS. Dipastikan, daftar tersangka masih akan bertambah terus. Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, sudah diperiksa Kejagung, dan akan diperiksa lagi, karena diduga menerima aliran dana korupsi Rp27 miliar. Mega skandal perampokan nikel di Mandiodo, Sulawesi Tenggara, terbongkar. Perampokan nikel sampai merusak kawasan hutan ratusan hektar. Pelaku utamanya orang dekat istana, Windu Aji Sutanto, yang sekarang ditahan Kejagung. Windu Aji Sutanto juga terlibat kasus BTS. Windu Aji Sutanto adalah tim sukses Jokowi pada pilpres 2014 dan 2019. Kemudian, kasus penyelundupan bijih nikel mentah sebanyak 5 juta ton terungkap. Pelakunya diduga orang-orang tertentu itu saja. Tinggal tunggu waktu, akan terbongkar tuntas. Skandal dugaan pencucian uang Rp349 triliun di kementerian keuangan masih dilindungi. Sebagian kasus mulai terbuka. Antara lain kasus penyelundupan emas batangan yang melibatkan pegawai Kementerian Keuangan. Pada kasus Rempang, pemerintahan Jokowi keteteran. Investasi ala kolonial, dengan mengusir masyarakat setempat, mengundang perlawanan besar-besaran dari seluruh penjuru Indonesia. Jokowi melunak. Tapi belum mundur. Masih banyak kasus mega korupsi dan mega skandal lainnya yang sudah tercium tapi masih terpendam. Antara lain kasus korupsi di Kementerian Perdagangan. Yaitu korupsi izin ekspor minyak goreng yang belum tuntas, kemudian muncul dugaan korupsi impor gula. Tinggal tunggu waktu kapan meledak. Yang terbaru, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo jadi tersangka korupsi. KPK menggeledah rumah dinas menteri ketika sang menteri berada di luar negeri. Kasus Menteri Pertanian yang merupakan kader Nasdem bisa berbuntut menjadi ‘perang terbuka’ antara (pemerintahan) Jokowi dan mantan partai-partai politik pendukungnya. Tanda-tanda untuk itu sudah terlihat. Limpo melaporkan pimpinan KPK atas dugaan pemerasan ke Polda Metro Jaya. Laporan Limpo diproses sangat cepat, naik ke penyidikan. Ajudan Firli Bahuri, Ketua KPK, sudah diperiksa. KPK kemudian menahan Limpo pada Kamis malam, sehari sebelum jadwal pemanggilan. Ada apa? KPK juga mengatakan, ada aliran dana dari Limpo ke partai Nasdem. Pernyataan KPK ini dapat dimaknai sebagai serangan terbuka kepada Nasdem. Syahrul Yasin Limpo mengundurkan diri sebagai Menteri Pertanian. Jokowi menunjuk pelaksana tugas (plt) Menteri Pertanian. Selang beberapa hari, terdengar kabar Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan masuk rumah sakit. Tampaknya, gangguan kesehatan Luhut cukup serius, sehinggga Jokowi harus menunjuk Erick Thohir sebagai plt Menko Marves. Dalam waktu seminggu, menjelang setahun lengser, kabinet Jokowi berantakan. Kondisi ekonomi juga sangat memprihatinkan. Harga pangan melonjak tajam. Pembelian beras di ritel modern dibatasi. Harga BBM naik lagi. Cadangan devisa turun dari 144,9 miliar (2021) menjadi 137,2 miliar (2021), dan turun lagi menjadi 134,9 miliar dolar AS pada  September 2023. Pelemahan ekonomi juga diikuti pelemahan kurs rupiah yang sempat tembus Rp15.700 per dolar AS. Semua ini, menunjukkan posisi Jokowi semakin lemah dan terpojok. Saat ini, Jokowi hanya bisa bergantung pada Prabowo. Begitu Prabowo hengkang, Jokowi bagaikan anak ayam kehilangan induk. Bagaikan layang-layang putus tanpa tahu akan mendarat di mana. —- 000 —-

Indonesia Lengah Menjaga Pulau Pulau Kecil

Oleh LaNyala Mattalitti | Ketua DPD RI  EKSPLOITASI pulau-pulau kecil yang terjadi cukup massif di beberapa daerah menjadi fokus perhatian DPD RI. Saya mendesak agar RUU tenta FCng Daerah Kepulauan yang merupakan inisiatif DPD RI segera disahkan, sehingga dapat memperkuat upaya pelestarian lingkungan dan memitigasi eksploitasi pulau-pulau kecil.  RUU Daerah Kepulauan sudah masuk ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) prioritas tahun ini. Saya meminta agar RUU Daerah Kepulauan segera disahkan, agar kita dapat segera melakukan pelestarian dan mitigasi eksploitasi pulau-pulau kecil di Indonesia. Mengutip data yang dilansir Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) pada tahun 2022, sebanyak 55 pulau kecil di Indonesia mengalami kerusakan parah imbas eksploitasi tambang dengan 164 izin yang diberikan.  Di sisi lain, mengutip data Forest Watch Indonesia (FWI) hingga 2011, ada 28 pulau kecil di Indonesia sudah tenggelam dan 24 pulau kecil lain terancam tenggelam. Yang lebih mengerikan, laporan hasil kajian Maplecroft\'s Climate Change Vulnerability Index (Indeks Dampak Perubahan Iklim) yang dirilis lembaga dunia, Maplecroft, menyebut sekitar 1.500 pulau di Indonesia yang akan tenggelam pada tahun 2051. Tentu hal ini butuh keseriusan kita untuk segera melakukan mitigasi secara menyeluruh, agar kelestarian pulau-pulau kecil di Indonesia tetap terjaga. RUU Daerah Kepulauan menjadi salah satu jawaban atas hal tersebut. Oleh karenanya, RUU Daerah Kepulauan merupakan salah satu RUU yang wajib mendapat prioritas untuk segera diundangkan. RUU Daerah Kepulauan mencakup tinjauan mengenai kondisi riil serta solusi yang diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan dan memperkuat potensi daerah untuk percepatan pembangunan. Melihat pada urgensinya, saya meminta agar RUU tersebut segera diundangkan, agar dapat segera berlaku dan langkah-langkah strategis perlindungan pulau-pulau kecil di Indonesia dapat segera diambil. Selain RUU tentang Daerah Kepulauan, ada dua usulan DPR RI lain yang masuk ke dalam Prolegnas prioritas 2023. Yakni RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, dan RUU tentang Bahasa Daerah. (*)