ALL CATEGORY
Indonesia Berjuang Lawan China untuk Hindari Degradasi Piala BJK
Jakarta, FNN - Indonesia tak kuasa menahan India di laga ketiga Piala Billie Jean King (BJK) Grup I Asia Oceania di Antalya Turki, Kamis, dan harus berjuang melawan China, Jumat, untuk terhindari dari degradasi.\"Semua telah berusaha, namun memang lawan lebih kuat,\" ucap kapten tim Deddy Tedjamukti dalam keterangan tertulis, Jumat.Tim Merah Putih harus mengakui keunggulan India, 1-2. Pada partai pertama, Beatrice Gumulya kalah dari Rutuja Bhosale 4-6 1-6. Selanjutnya, tunggal utama Aldila Sutjiadi takluk di tangan Ankita Raina 1-6 2-6.Sementara, duet Aldila/Jessy Rompies hanya bisa menipiskan skor akhir setelah unggul atas Bavisetti Sowjanya/Riya Bhatia 6-4 6-7(7) 6-2.Harapan Indonesia, satu-satunya wakil Asia Tenggara, belum sepenuhnya sirna untuk terhindar dari degradasi jika bisa menyikat semua kemenangan dalam dua laga tersisa.Indonesia akan menghadapi China yang belum terkalahkan dalam tiga laga, Jumat. Negeri Tirai Bambu itu sebelumnya menang 3-0 atas Selandia Baru, 3-0 atas India dan 2-1 atas Korea Selatan.Sebaliknya, tim Merah Putih menderita tiga kali kekalahan, 0-3 dari Korea Selatan, 0-3 dari Jepang dan 1-2 dari India.Indonesia hanya pernah menikmati satu kali kemenangan dari total sembilan kali pertemuan dengan China di ajang perebutan supremasi tenis beregu putri dunia itu, tepatnya pada babak pertama Grup I Asia Oceania di Ariake Tennis Park and Collosseum, Jepang, pada 2003.Saat itu, Angelique Widjaja mampu mengalahkan Zheng Jie 6-3 6-3 pada partai tunggal. Duet Angelique/Wynne Prakusya juga berhasil membungkam Li Ting/Sun Tian-Tian 5-7 6-4 6-3.Pertemuan terakhir Indonesia dengan China terjadi tahun lalu pada babak pertama Grup I Asia Oceania di Dubai Duty Free Tennis Stadium, Dubai, UEA, di mana tim Merah Putih menelan kekalahan 0-3.Dalam edisi 2022, enam tim berada di Grup I zona Asia/Oceania pada ajang yang dulu berlabel Piala Fed itu. Selain akan menghadapi China, Indonesia juga akan bertemu dengan Selandia Baru.Dua tim teratas akan mewakili zona untuk promosi ke Play Off Dunia, sedangkan dua regu terbawah bakal terdegradasi ke Grup II.Untuk saat ini, Jepang, yang menyapu bersih pertandingan, berada di peringkat teratas, disusul oleh China, Korea Selatan, India, Indonesia dan Selandia Baru di posisi paling buncit. (mth/Antara)
Badan Pangan Nasional Akan Jaga Harga Pangan di Tingkat Hulu dan Hilir
Jakarta, FNN - Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan menjaga harga pangan baik di tingkat hulu maupun hilir di Tanah Air.Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, seperti dikutip dari akun Instagram resmi Badan Pangan Nasional @badanpangannasional di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa pihaknya bersama para pemangku kepentingan akan menjaga ketersediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu strategi yang akan dilakukan dengan menjaga harga di tingkat hulu dan hilir.\"Harga di tingkat hulu diharapkan tidak terlalu turun sehingga petani dan peternak dapat merasakan harga yang baik dan sampai dengan Lebaran 2022 kita pastikan stok stabil dan masuk terus ke Jakarta,\" kata Arief.Arief menambahkan bahwa khusus daging sapi, Badan Pangan Nasional mendorong penyediaan daging dengan berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.Sebelumnya Badan Pangan Nasional akan melakukan simplifikasi atau menyederhanakan regulasi pengelolaan pangan yang berada di bawah kewenangannya dengan penyusunan rancangan tata kelola kebijakan pangan Indonesia.Plt Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional Risfaheri mengatakan dengan pendelegasian sejumlah kewenangan terkait pertanian dan pangan dari Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) kepada Badan Pangan Nasional, dia meyakini bahwa tata kelola pangan akan lebih fleksibel dan cepat penanganannya.Badan Pangan Nasional, katanya, masih perlu waktu transisi untuk bisa sepenuhnya bergerak. Meskipun Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional sudah terbentuk pada Juli 2021, pelantikan Kepala Badan Pangan Nasional baru dilaksanakan Februari 2022.Dia mengatakan proses pelimpahan kewenangan kepada Badan Pangan Nasional akan selesai dalam waktu yang tidak terlalu lama dan segera berjalan secara penuh. (mth/Antara)
Jepang Akan Hadiri Pertemuan Menkeu G20, Tak Berkomentar soal Rusia
Tokyo, FNN - Jepang akan menghadiri pertemuan menteri keuangan G20 minggu depan, Menteri Keuangan Shunichi Suzuki mengatakan pada Jumat, ketika negara-negara Barat menyerukan untuk mengusir Rusia dari forum itu dan memboikot sidang yang dihadiri wakil Moskow.\"Pemerintah Jepang tidak dalam posisi untuk menanggapi partisipasi masing-masing negara,\" kata Suzuki dalam konferensi pers, Kamis (14/4), saat ditanya tentang rencana Rusia untuk bergabung dengan forum daring, yang diumumkan oleh presiden G20 Indonesia saat ini, Kamis. Pekan lalu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan Amerika Serikat akan memboikot beberapa pertemuan G20 jika pejabat Rusia muncul.Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner telah menyerukan penolakan segala bentuk kerja sama dengan Rusia di G20.Pertemuan G20 mendatang \"adalah konferensi yang sangat penting untuk membahas berbagai masalah ekonomi global, termasuk kenaikan harga pangan dan energi karena invasi Rusia ke Ukraina ... di mana partisipasi menteri keuangan dan gubernur bank sentral masing-masing negara pada dasarnya diharapkan,\" kata Suzuki.Sementara itu, Jepang \"akan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam kerja sama erat dengan sekutu G7 dan negara tuan rumah Indonesia\" berdasarkan pernyataan para pemimpin G7 Maret, yang mengatakan platform internasional tidak boleh melanjutkan hubungan dengan Rusia seperti biasa, kata Suzuki. (mth/Antara)
Tiket Sekali Jalan
Oleh: Yusuf Blegur - Mantan Presidium GMNI Bukan bergantung dukungan dana dan pengaruh oligarki. Juga bukan melulu kompromi dengan pimpinan partai politik dan para penguasa negeri. Meski menyusuri jalan berduri dan sepi, tak gentar merasa nyeri memperjuangkan aspirasi dan hati nurani. Tetap semangat menjaga harga diri, setia dan taat pada konstitusi. Setiap langkah hendaknya dituntun oleh semata-mata karena pengabdian. Membangun impian perubahan dengan kesadaran kebangsaan. Menghantarkan rakyat pada cita-cita kemakmuran. Mewujudkan harapan semua warga negara, agar bisa merasakan keadilan. Anies Baswedan kini menghadapi dilema demokrasi, beradaptasi atau teguh pada yang hakiki. Mengikuti suara hati atau terjebak pada konspirasi berujung korupsi dan kolusi. Mengambil pilihan sikap konsisten menjadi pemimpin dan negarawan sejati. Mengembalikan situasi dan kondisi sesuai cita-cita proklamasi, demi keselamatan dan kedaulatan NKRI. Anies Baswedan mampukah menghidupkan keharmonisan dan keselarasan, mengandalkan pencitraan atau berkeringat membangun kesadaran dan pencerahan. Dapat menjangkau semua kalangan, membuka pintu-pintu elit kekuasaan namun tak abai menyelami suasana kerakyatan. Bersabar menerima dan merawat mandat, juga resiko kekuasaan. Satu tiket sekali jalan, didapat cuma-cuma dari kepercayaan rakyat dan menjadi kehendak Tuhan. (*)
İntisari Khutbah Jumat, Syukuri 10 Hari Kedua Ramadhan
Oleh: Ustadz Bachtiar Nasir - Pendakwah Jakarta, FNN - Ustad Bachtiar Nasir merangkum poin-poin keutamaan dalam menyambut 10 hari kedua di bulan Ramadhan 1443 Hijriyah ini. Poin- poin itu dikirim ke redaksi FNN, Jumat, 15 April 2022, antara lain: - Syukurilah nikmat mendapat kesempatan mewah memasuki 10 hari kedua Ramadhan. - Pantaskanlah diri menyambut Lailatul Qadar agar menjadi yang terpilih mendapatkan kemuliaan di malam kemuliaan (lailatul qadr). QS A lQadr - Amalkan 3 Kata kunci utama: Ramadhan: Shiyam, Qiyam dan Quran. Shiyam dan Quran pada hari kiamat. [عن عبدالله بن عمرو:] الصيامُ والقرآنُ يشفعانِ للعبدِ يومَ القيامَةِ، يقولُ الصيامُ: أي ربِّ إِنَّي منعْتُهُ الطعامَ والشهواتِ بالنهارِ فشفِّعْنِي فيه، يقولُ القرآنُ ربِّ منعتُهُ النومَ بالليلِ فشفعني فيه، فيَشْفَعانِ Shiyam dan Quran akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat. Shiyam berkata: ya Rabb aku melarangnya makan dan mengumbar syahwat pada siang hari maka terimalah syafaatku di dalamnya, Quran berkata: ya Rabb aku melarangnya tidur di malam hari maka terimalah syafaatku di dalamnya, maka keduanya pun memberikan syafaat. - Bepuas-puaslah bersama Alquran dan berulang-ulanglah mengkhatamkannya. اللهم اجعل صيامي فيه صيام الصائمين، وقيامي فيه قيام القائمين، ونبهني فيه عن نومة الغافلين، وهب لي جرمي فيه ياإله العالمين (*)
Menyambut HUT Kopassus ke-70, Nostalgia Dua Danjen Kopassus
Oleh: Egy Massadiah - wartawan senior, Tim Bidang Komunikasi PPAD (Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat). Aktif menulis buku dan Ketua Yayasan \"Kita Jaga Alam\" DUA jenderal Kopassus bernostalgia. Yang satu Iwan Setiawan (Danjen Kopassus 2022 - ). Satunya lagi, Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo, (Danjen Kopassus 2014-2015). Laksana lantunan “tembang kenangan” yang syahdu. Maka, bulir-bulir memori tugas masa lalu pun deras mengucur. Hubungan Iwan dan Doni bukan sekedar senior-junior atau abang-adik. Keduanya memiliki kenangan dalam serangkaian penugasan operasi militer di Timor Timur, Aceh, Papua, Poso, dan lain-lain. Itulah yang terekam di Gedung PPAD, Jl. Matraman, Jakarta Timur, Selasa (12/4/2022), saat Iwan Setiawan menyambangi Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD), Letjen TNI Purn Doni Monardo dan jajaran. “Hari ini saya senang bisa bertemu bapak Doni Monardo. Silaturahim ini juga sebagai bagian dari syukuran ulang tahun Kopassus yang ke 70 pada 16 April ini,” ujar prajurit baret merah yang sukses memimpin ekspedisi pendakian gunung tertinggi di dunia, Mount Everest pada tahun 1997, saat masih berpangkat Letnan Satu. Mandi Di Selokan Berikutnya, Iwan meminta Doni Monardo berkenan menyuluhkan bimbingan. “Bersama pak Doni saya memiliki hubungan emosional. Paling teringat saat Ekspedisi Khatulistiwa di Kalimantan, Maret – Juli 2012. Beliau brigjen saya letkol,” ujar pria kelahiran Bandung, 16 Februari 1968 itu. Saat itu, Letkol Iwan di posisi Wadan Pusdikpassus (Pusat Pendidikan Komando Pasukan Khusus/Kopassus). Dalam ekspedisi tersebut, ia menjabat Kabag Ops di bawah komando Wadanjen Kopassus Brigjen Doni Monardo. “Beliau benar-benar terjun ke lapangan, tidur menggunakan ponco perorangan, basah kehujanan serta mandi di selokan yang air nya mengalir dari kebun sawit. Bahkan makan mie instan,” kenang Iwan tersenyum. Perwira lain yang turut serta adalah Letkol Gusti Putu Danny Karya Nugraha, Letkol Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar, Letkol Fitry Taufik Sahari (Pakorwil Kalbar Kalteng - Kahub Kopassus), Letkol Rafael Granada Baay dll. Mereka, team ekspedisi yang berhari hari menyusuri perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan. Sejumlah perwakilan mahasiswa juga ikut terlibat. Dicintai Rakyat Iwan bertekad, ke depan, akan berupaya mengisi kemampuan prajurit baret merah agar makin professional, militan dan dicintai rakyat. Iwan memaparkan bahwa personil Kopassus terdiri atas Grup 1, (Serang), Grup 2 (Kartasura), Grup 3 (Cijantung), Pusdiklat Kopassus (Batujajar), dan Sat 81 Gultor (Cijantung). “Tapi izin, Danjen Kopassus tetap pak Doni. Saya hanya penerusnya,” ujar Iwan dengan nada gurau. Doni Monardo tampak terpingkal di balik masker yang tak pernah lepas. Pria yang dalam keseharian kental dengan keceriaan khas Sunda ini, lagi-lagi membuat Doni Monardo tertawa saat menceritakan bagaimana ia telah bergegas datang ke markas PPAD dengan harapan tiba lebih dulu, meski ia tamu. “Tapi apa yang terjadi. Saya lapor ya Pak Doni, disini banyak senior senior yang ternyata sudah tiba lebih awal. Wah, saya merasa sangat terhormat. Ya, begitulah, luar biasa,” kata Iwan yang merasa sangat tersanjung karena setelah acara selesai, Ketua Umum PPAD beserta sejumlah pengurus mengantarnya hingga naik ke mobil. Sebuah pemandangan mengharukan sekaligus membanggakan dari senior kepada yuniornya. Diam-diam Iwan sudah menelisik tentang PPAD, organisasi wadah purnawirawan TNI-AD yang dikomandoi Doni Monardo. “Saya dapat informasi yang luar biasa dari para karyawan dan staf. Kalau dulu ngantor seminggu sekali, sekarang Senin sampai Jumat,” kata Iwan disambut tepuk tangan pengurus PPAD dan tamu yang hadir. Bukan hanya itu, Iwan juga mengetahui kalau PPAD sekarang menggulirkan politik kesejahteraan. \"Maju terus pantang mundur, dengan misi prosperity policy,\" ujar Iwan. Misteri Angka Delapan Ihwal pelantikannya sebagai Danjen Kopassus, lagi-lagi Iwan menyampaikannya dalam narasi yang ringan dan menghibur. “Angka delapan ada yang bilang angka bagus. Izin, kebetulan angka itu kok sepertinya melekat terus ke saya,” kata Iwan sambil tersenyum. Begini maksudnya. Iwan dilantik menjabat danjen pada tanggal 8, lahir tahun 68, Danjen ke 35 yang kalau dijumlah menjadi angka 8, dan kode panggilan Danjen Kopassus adalah 08. Memang benar adanya. Iwan adalah Danjen Kopassus ke 35 yang dilantik pada Jumat, 8 April 2022 lalu. Sementara, Doni Monardo adalah Danjen Kopassus ke 27 (2014-2015). Jarak Doni menjabat ke Iwan juga ada 8 danjen - yakni 35 dikurangi 27 adalah 8. Jaga Silaturahim “Sebagaimana dulu Bapak contohkan kepada kami, sebelum ultah kopassus, bapak selalu melakukan silaturahmi terlebih dulu kepada para senior. Termasuk kami silaturahmi ke Jenderal Widjojo Soejono, Danjen Kopassus ke-6 (1967 – 1970). Saat saya sampaikan salam dari pak Doni Monardo, beliau cepat menjawab, ‘beliau orang baik. Sampaikan salam hormat kembali buat pak Doni’,” katanya. Iwan memuji dalam usia di atas 90 tahun, Widjojo Soejono relatif sangat sehat. Iwan sempat menguak memori 11 tahun lalu, saat mendampingi Doni Monardo bersilaturahmi dengan Widjojo yang saat itu berusia 83 tahun. “Entah pak Doni masih ingat atau tidak. Waktu itu bapak tanya apa resep sehat pak Widjojo Soejono,” berkata begitu, Iwan berhenti sejenak menatap ke arah Doni Monardo yang duduk di sebelahnya. Belum sempat Doni menjawab, Iwan melanjutkan ceritanya. Saat ditanya resep sehat, Widjojo menyampaikan tiga rahasia tetap sehat di usia sepuh. Pertama, tidak boleh nganggur. Kedua, harus menyalurkan hobi. Ketiga, cari perempuan muda. “Waktu itu pak Doni kaget dan bereaksi spontan. Pak Doni jawab, \'yang nomor satu dan dua siap laksanakan, tapi yang nomor tiga tidak bisa’, dan kita semua tertawa,” ujar Iwan, disusul tawa Doni Monardo dan hadirin. Yongmoodo Iwan mencatat, saat menjabat Komandan Brigade Infanteri (Brigif) 22/Ota Manasa, Gorontalo (2013-2014). Kala itu, situasi Gorontalo cukup panas, akibat bentrok antara Brimob Polda Gorontalo dan Anggota Kostrad Yonif 221 Kabupaten Gorontalo, yang terjadi April 2012. Dengan gaya kepemimpinan ala \"kampung\", (istilah Iwan) Iwan menyongsong tugas itu dengan niat tulus. \"Saya tidur di barak, mandi telanjang bareng prajurit, memimpin lari marathon tiga jam. Kami bikin kolam renang, saya ajarkan cara berenang dan menyelam memakai baju PDL lengkap. Saya beri materi bela diri. Nah, saat itu saya kembali minta tolong pak Doni,” ujar Iwan, lagi-lagi sambil melirik ke arah Doni Monardo. Tahun 2013, Doni Monardo dalam posisi Komandan Paspampres. Iwan tahu betul, seniornya itu adalah Wakil Ketua Umum Federasi Yongmoodo Indonesia (FYI) periode 2012 - 2016. Yongmoodo adalah beladiri Korea yang menjadi salah satu cabang beladiri wajib di TNI. “Saya minta bantuan pak Doni untuk mendatangkan pelatih yongmoodo ke Gorontalo. Pak Doni kirim lima guru yongmoodo, level Dan V. Yang terbaiklah. Terima kasih pak Doni,” kata Iwan. Doni tersenyum mendengar paparan juniornya yang memang terkenal jenaka. Nah, seiring meningkatnya _skill_ beladiri, sikap prajurit Brigif 22/OM justru makin runduk, seperti ilmu padi. Pelan tapi pasti, kasus laten perseteruan dengan polisi bisa menguap. Trembesi Kariango Sebenarnya sebelum urusan dukungan pelatih Yongmoodo, Iwan sudah pernah juga menerima bantuan langsung dari Doni berupa bibit pohon trembesi. Saat baru dilantik Dan Brigif Gorontalo, Iwan menyaksikan persoalan lahan tandus dan gersang. Iwan pun “merajuk” kepada abangnya. “Beliau lantas bilang, Wan ambil pohon sebanyak mungkin, yang bisa kamu bawa dan tanam di Gorontalo. Lalu saya disuruh ambil bibit pohon ke Kariango,” kisahnya. Kariango adalah nama desa Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Di sanalah bermarkas Brigade Infanteri Para Raider 3/Tri Budi Sakti atau Brigif Para Raider 3/TBS, yang pernah dikomandani Doni Monardo periode 2006 – 2008. Iwan pun mendengar _success story_ Doni Monardo menghijaukan wilayah Brigif Kariango yang gersang dan tandus. Di Markas Brigif itu, tepatnya di lokasi persemaian bibit, sebuah tulisan bersejarah masih terpatri, yakni : Dari Kariango Ikut Hijaukan Indonesia. “Pak Doni adalah legenda hidup tokoh penghijauan di Kariango, Maros, dan banyak daerah lain di Indonesia. Kalau saya hanya mengambil sedikit untuk Gorontalo. Trembesi di Gorontalo identik dengan Iwan Setiawan, padahal bibit-bibitnya dari pak Doni juga… ha… ha… Saya juga ikuti jejak beliau, untuk terus menjalin komunikasi dengan teman-teman di Gorontalo. Kadang-kadang mereka yang menghubungi, berterima kasih ini dan itu, padahal saya sudah lupa pernah memberi apa,” kata Iwan Setiawan. Karier Iwan selanjutnya Asops Kodam IV/Diponegoro (2013-2014), lalu Dan Pusdikpassus Batujajar (2014-2015), Komandan Rindam Jaya di Condet, Jakarta Timur (2015-2016), lanjut Danrem 052/Wijayakrama (2016—2018) yang berkedudukan di Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Sebagai pamen senior, ia pun menempuh pendidikan Lemhannas, dan tercatat sebagai peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LVII Tahun 2018. Lulus Lemhannas ia kembali ke Mabes AD. Saat di Mabes AD, Iwan pernah bersilaturahim dengan Kepala BNPB Doni Monardo, sekitar pertengahan tahun 2019. Saya ikut menemani cengkrama nostalgia keduanya di lantai 10 ruang kerja Doni, Graha BNPB. Tak lama berselang Iwan mendapat promosi bintang satu dan menjabat Komandan Korem 173/Praja Vira Braja atau Korem 173/PVB, berkedudukan di Biak, masa bakti 2020 – 2021. Kenangan Putu Danny Selama 18 bulan tugas di Papua, Iwan lebih banyak menghabiskan waktu di gunung-gunung. Maklum wilayah nya sangat luas, meliputi 11 kabupaten di Papua. Boleh jadi, Iwan termasuk perwira tinggi paling banyak masuk hutan serta melakukan kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata Papua. Iwan mengisahkan interaksi dengan juniornya, Brigjen TNI Gusti Putu Danny Karya Nugraha (AMN 1993), Kepala BIN Daerah (Kabinda) Papua, yang gugur tertembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, Minggu (25/4/2021) sore. Kontak tembak terjadi di di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Almarhum kemudian mendapat kenaikan pangkat kehormatan menjadi Mayjen Anumerta. “Hari Sabtu-nya saya masih komunikasi dengan Putu. Dia bahkan mengingatkan, jangan banyak masuk (hutan). Waktu itu saya baru turun dari Timika. Dan esoknya, hari Minggu sore saya mendapat kabar Putu tertembak,” ujar Iwan, pilu. Setelah hening sejenak, Iwan melanjutkan penuturannya tentang tugas pasca Papua, yakni menjadi Waaslat Kasad bidang Kermamil. \"Empat bulan kemudian, mendapat kepercayaan amanat yang sangat terhormat dan sangat membanggakan, yakni menjabat Danjen Kopassus,” papar Iwan. Unconvetional Warfare Giliran Doni Monardo menanggapi Iwan Setiawan. Ingatan Doni dalam lipatan masa lalu mencuat, mengalir otomatis. Kalimat pertama Doni adalah, “Dia (Iwan) adalah perwira yang pantang menyerah, tangguh, dan tidak pernah mengeluh.” Doni \"terprovokasi\" dengan ucapan Iwan yang mengatakan, bertekad menebalkan “marwah” Kopassus. Doni juga sedih dan menyesalkan gugurnya para prajurit terbaik, terutama akhir-akhir ini di Papua. “Yang perlu pak Danjen Kopassus catat, salah satu kemampuan Kopassus adalah di bidang _Unconventional Warfare_. Yakni taktik dan teknik sebagai gerilyawan menghadapi lawan gerilya (separatis bersenjata). Kemampuan bergerilya yang unggul. Baik ketika melakukan gerilya maupun kontra gerilya. Itu kemampuan dasar yang tidak boleh hilang dari Kopassus,” papar Doni. Sekadar mengilas balik sejarah penugasan, Doni Monardo adalah salah satu komandan yang tidak punya catatan “gagal dalam tugas”. Lebih dari itu, Doni Monardo adalah komandan dengan catatan membawa pulang prajuritnya dengan utuh, bahkan tanpa ada yang terluka satu pun. “Sebelum berangkat ke medan tugas, kita siapkan prajurit secara matang. Untuk menghadapi gerilyawan, kita harus punya kemampuan gerilyawan juga. Melebihi kemampuan gerilya musuh,” tutur Doni Kepala BNPB 2019 - 2021 itu. Bau Badan, Bau Sabun Doni berkisah, bagaimana strategi menghadapi operasi di Timor Timur, Aceh, atau daerah operasi mana pun. Hal penting pertama yang harus dipahami adalah bagaimana mengumpulkan informasi tentang keseharian mereka (musuh). Dengan kata lain, harus bisa menjadi bagian dari kehidupan musuh. Sebelum terjun ke medan operasi, pasukan Doni Monardo sudah mengetahui cara mereka berjalan, cara mereka memasak, cara mereka mencari makan, cara mereka beraktivitas, cara mereka mengintai pasukan TNI, cara mereka melakukan penghadangan, cara mereka melakukan penyergapan, dan semua informasi tentang kebiasaan musuh. “Apa pelajarannya, bahwa kemampuan unconventional warfare adalah keharusan. Tidak ada pilihan lain. Nah untuk bisa sampai kepada kemampuan itu, dibutuhkan sabar dan tahan menderita. Butuh tenaga dan kerelaan berkorban,” ujar Doni. Bagaimana hasilnya, seorang prajurit komando akan tangguh di medan operasi. Tahan lapar dengan tidak makan, mampu melakukan pergerakan tanpa menimbulkan bunyi, mampu bergerak tanpa meninggalkan aroma bau (bau badan, bau sabun, bau shampoo, apalagi bau deodorant). Theys Eluay Doni juga mengilas sejarah Satgas Rajawali. Anggotanya terdiri atas Kopassus, Marinir, dan Infanteri TNI-AD. Sebelum berangkat ke medan operasi, semua dikonsolidasikan dulu dalam satu manajemen terintegrasi. Belajar dulu dari anggota OPM/GPK yang telah sadar. Mereka dijadikan narasumber untuk memberi informasi bagaimana latihan, cara makan, cara berhubungan dengan masyarakat, dan lain-lain. “Waktu itu saya bilang ke pak Komar (Mayjen TNI Purn Komaruddin Simanjuntak, Sekjen PP PPAD-pen). Bahwa kelompok separatis bukan sembunyi di hutan atau di gunung, tapi sembunyi di bawah lidah rakyat. Kita harus melawan dengan kemampuan tempur dan territorial. Kalau kita punya kemampuan teritorial yang baik, rakyat dengan mudah akan membuka lidahnya. Dalam arti buka mulut memberi informasi apa saja yang kita butuhkan,” kata Doni Monardo. Logika sederhana, di atas (gunung, hutan) sulit menemukan makanan. Karena itu, kelompok separatis atau KKB atau apa pun istilahnya, pasti tetap bersandar kepada masyarakat non-combatan. Cepat atau lambat mereka akan masuk kampung. “Jadi, ini meliputi kombinasi perang intelijen, gerilya, teritori, dan IT sekaligus. Dengan begitu, korban bisa diminimalisir dan kemampuan melumpuhkan semakin kuat,” tambahnya. Dalam kapasitas sebagai Ketua Umum PPAD, Letjen Purn Doni Monardo menyampaikan kesiapannya membantu juniornya. “Meski kami sudah pensiun tapi selalu siap jika diperlukan. Kami tidak tega bahkan miris mendengar berita korban di pihak TNI atau Polri,” tegas Doni. Doni pun membagi pengalaman yang bisa dipetik sebagai pelajaran. Salah satunya adalah bagaimana mengubah status lawan menjadi kawan. Pengalaman di Timor Timur dan Papua ia jadikan sebagai contoh kasus. Betapa pasca kematian tokoh OPM, Theys Eluay November 2001, situasi Papua memanas. Doni Monardo tahun itu masih berpangkat Letkol dan menjabat Dandenma Paspampres. Tiga-belas tahun kemudian, saat Doni Monardo memuncaki jabatan Danjen Kopassus, ia melakukan pendekatan dengan keluarga Theys. Pada ulang tahun Kopassus ke-63 tahun 2015, Doni Monardo mengundang Boy Eluay, putra pertama Theys Eluay. Doni ingat dua perwiranya yakni Letkol Richard Tampubolon (sekarang Mayjen - Pangdam Pattimura) dan Letkol Joe Sembiring ditugaskan mengawal misi undangan perdamaian itu. Doni memberi jaket komando kehormatan kepada Boy Eluay dan dianugrahi \"keluarga baret merah\". Yang terjadi kemudian adalah sikap saling memaafkan dan melupakan serta menerima masa lalu sebagai sebuah takdir. Deklarasi damai itu bahkan disaksikan Lily Wahid (Hj. Lili Chodidjah Wahid), adik kandung mendiang Presiden Gus Dur. Saat ini, Yanto Eluay (adik Boy Eluay Almarhum) bahkan berada di garis terdepan dalam membela NKRI. Sikapnya tegas dalam mendukung NKRI, dan tegas pula dalam mengecam aksi KKB sebagai “mencoreng masyarakat adat Papua”. Yanto adalah pewaris posisi ondofolo (ketua suku) Kampung Sereh, Sentani, Papua. “Posisi kepala suku sangat kuat di Papua. Ini harus diperhatikan,” pesannya kepada Iwan. Hubungan baik itu bahkan tetap dijaga hingga hari ini. “Setiap mereka ke ibukota, harus ada pendampingan dari keluarga besar baret merah. Mereka sudah menjadi keluarga besar baret merah,” kata Doni seraya menambahkan, “jalinan yang tak boleh putus itu bertujuan untuk mengurangi beban konflik di waktu-waktu yang akan datang.” Iwan diminta meletakkan pondasi di Satuan Sandi Yudha atau yang lain. Agar dibentuk tim yang bekerja tidak saja saat mereka di Papua atau medan operasi lain. Tugas mereka merajut hubungan dengan para tokoh yang semula berseteru, lalu berbalik menjadi satu. Dulu lawan, sekarang kawan. Bukan saja di Papua, potensi konflik itu boleh jadi masih ada di tempat tempat lain. Nah, peran tim tersebut menjadi sangat strategis. \"Tujuannya untuk menurunkan risiko konflik di masa sekarang dan masa datang,” tegas Doni. Milik Bersama Pesan penting lain dari Doni adalah, jangan membuat kesan seolah-olah lebih menonjol dibanding yang lain. Jangan banding-bandingkan Kopassus dengan satuan mana pun. Kopassus harus bisa menjadi milik bersama. Bisa menjadi pasukan yang dicintai semua. Saat Doni beracara di Hawai, Amerika Serikat, ia sempat didatangi seorang komandan pasukan khusus dari sebuah negara. Ia bertanya bagaimana strategi mengubah lawan menjadi kawan. Kepada Iwan, Doni mengingatkan kembali serta menekankan pentingnya menangkap musuh atau menaklukkan musuh tanpa keluar sebutir peluru pun. “Saya katakan, berbanggalah kalau bisa menaklukkan musuh tanpa letusan senapan,\" ungkap Doni. Buku Aceh Ada satu peristiwa yang sangat mengesankan bagi Doni dan Iwan saat bertugas di Aceh. “Waktu itu Mayor Inf Iwan Setiawan adalah Kasi Ops Satgas Aceh. Saat akan mengakhiri tugas, dia telepon saya, ‘bang izin saya menghadap’,” tutur Doni mengenang. Iwan pun menghadap Doni. Rupanya, ia hendak menyerahkan sebuah buku sambil mengatakan, “Mungkin buku ini berguna bagi abang.” Mata Doni terbelakak. Buku yang ia terima berisi semua nama dan nomor telepon, baik di Indonesia atau di luar negeri, yang erat kaitannya dengan “operasi Aceh”. “Berkat buku dari Iwan itu saya bisa membongkar jaringan Aceh termasuk yang di luar negeri. Luar biasa. Rupanya dia mendapat dokumen itu, dan selama ini dia simpan. Begitu mau pulang, baru diserahkan kepada saya. Wah, terima kasih Wan… bukumu sangat berharga buat saya,” kata Doni kepada Iwan. Iwan menjawab cepat, “Saya serahkan kepada orang yang tepat.” Purna silaturahmi, Iwan sempat meminta Wadanjen Kopassus Brigjen TNI Deddy Suryadi yang ikut mendampingi untuk membuat prasasti dari kalimat yang ada di dekat sosok Jenderal Widjojo Soejono. Tulisan itu berbunyi, Bayangkari negara baru berhenti berjuang jika tidak lagi mampu mendengar tembakan salvo di samping telinga.” Dirgahayu Komando Pasukan Khusus ke 70 tanggal 16 April 2022. (***)
Berpakaian Tapi Telanjang
Selain kekerasan, Ade Armando juga dipaksa nyaris bugil. Tak cukup kebiadaban, apa saja yang sebenarnya sedang ditelanjangi?. Apa yang sesungguhnya tak senonoh terjadi pada negara bangsa ini? Oleh: Yusuf Blegur - Mantan Presidium GMNI PAKAIAN dalam corak tradisi dan budaya manapun di dunia. Tidak hanya sekedar fungsi yang mengular kelompok sosial, latar geografis, etika dan estetika semata. Setiap busana apapun yang dikenakan, lebih dari sekedar pemaknaan sesuatu yang berupa fisik atau material saja. Selain menutupi seluruh anggota badan terhadap semisal pengaruh cuaca dan telah menjadi bagian dari gaya hidup. Keragaman kasual pembalut tubuh itu tak bisa dihindari sudah menjadi representasi dari struktur dan kultur populasi manusia. Asal-usul atau trah, karakter dan citra seseorang atau masyarakat, dapat diidentifikasi dan diklasfikasikan dari tampilan balutan pakaian yang dikenakannya. Seiring perkembangan jaman, jenis pakaian yang dikenakan berubah sesuai trend dan modenya. Dari hampir telanjang, menggunakan anyaman dedaunan, menggunakan kulit binatang hingga dengan tampilan busana yang modern seperti sekarang ini. Aspek-aspek terkait sandang yang melingkupinya, dalam hal ini tidak ditemukan pada hewan atau makhluk lainnya. Jarang atau mungkin tak pernah terlihat, katak atau kalelawar dll. menggunakan baju atau seragamnya. Ketika pakaian juga telah menjadi warisan nilai-nilai terkait agama dan budaya, sebagaimana diantaranya ketentuan menutup aurat dan mengadakan hijab. Maka ia menjadi habit yang dimaknai sebagai keharusan atau kepatutan. Selanjutnya definisi pakaian secara keseluruhan telah mewujud sebagai bagian dari peradaban manusia. Ada kebaikan dan keburukan di dalamnya, ada norma dan kesusilaan yang menyertainya. Pada akhirnya, pakaian juga dapat menjadi alat ukur, alat tekat dan sarana komunikasi dalam interaksi sosial. Pakaian yang menyemat ditubuh seseorang terbukti dapat digunakan untuk mengangkat atau merendahkan derajatnya. Dieksplotasi untuk menyanjung atau melecehkan seseorang. Telah menjadi suatu instrumen tak terpisahkan dari sistem sosial, yang terkadang digunakan untuk menguasai dan mengendalikan kepentingan tertentu. Pakai Dulu Celanamu Kasus penganiyaan yang disertai aksi penanggalan paksa sebagian pakaian Ade Armando oleh sekelompok orang yang mengusik perhatian publik. Menjadi fenomena yang unik dan layak untuk diangkat sebagai fenomena sekaligus disfungsi sosial. Kejadian di tengah-tengah aksi unjuk rasa mahasiswa menggugat pelbagai kebijakan pemerintah itu, menarik ditinjau bukan hanya dari sudut pandang politik dan hukum semata. Tapi peristiwa itu menghentak kesadaran banyak pihak, bahwasanya saat ini semakin marak dengan kemunculan dendam sosial dan kemunduran peradaban Indonesia sebagai sebuah negara bangsa. Terlepas dari motif dan tujuan yang menyebabkan kejadian pengeroyokan massa terhadap Ade Armando sehingga menimbulkan polemik dan kontroversi. Tak larut dan terkecoh dengan premis pengalihan isu atau bukan. Suka atau tidak suka, kejadian tersebut divonis telah menjadi irisan dan sub koordinat politik kekuasaan. Ada proses demokrasi yang sedang berlangsung, ada penggunaan operasi intelejen yang tersembunyi dan tentunya ada upaya membangun opini serta target politik dari tangan-tangan rezim kekuasaan yang bermain. Isu, intrik dan fitnah begitu kental dalam babak belurnya Ade Armando. Sekental penghinaan, penistaan dan penodaan Ade Armando yang membuat babak belurnya geliat demokrasi, kehidupan beragama serta persatuan dan kesatuan bangsa. Ade Armando telah menjadi pelaku sekaligus korban dari rekayasa sosial dan politik yang selama ini dipertontonkan dihadapan publik secara telanjang dan vulgar. Ade Armando telah ditelanjangi sekalian menelanjangi konspirasi kejahatan kemanusiaan yang ada pada dirinya sendiri dan rezim kekuasaan. Saat pemerintahan berbugil ria mempertontonkan distorsi penyelengaraan negara. Sejatinya Ade Armando tidak sedang dianiaya dan ditelanjangi oleh massa. Baik Rezim kekuasaan maupun Ade Armando, keduanya telah ditelanjangi dan teraniaya oleh kemunafikan dan kebiadabannya sendiri. Terutama ketika tak ada lagi rasa malu dan kehilangan kesadaran krisis. Menyuburkan praktek-praktek KKN dan menjadi budak oligarki sehingga menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan rakyat dimana-mana. Adakah kemaluan Pemerintah dan Ade Armando yang masih tertinggal dan bisa diselamatkan?. Rasanya mustahil, karena setebal-tebalnya dan berlapis-lapisnya pakaian apapun yang membungkus rezim dan Ade Armando, mereka berdua tetap terlihat telanjang. Keduanya memang sudah lama tanpa malu dan harga diri. Tak lagi mampu menutupi kehormatan karena begitu terbiasa dengan kemunafikan. Oleh karena itu, dengan tidak menghilangkan simpati dan empati serta menguruk tindakan kekerasan apapun. Ade Armando yang dianggap representasi pemerintah, berpakaian atau tidak, keduanya tetaplah dalam keadaan tak memiliki kemaluan, harga diri dan martabat. Jadi kepada khususnya Ade Armando, jangan lupa pakai dulu celanamu!. Meskipun sama saja hasilnya, karena sesungguhnya baik pemerintah maupun Ade Armando sama-sama berpakaian tapi telanjang. (*)
Bang Ali Pembaharu Kota yang Kontroversi
Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Ln (Marinir) Ali Sadikin masuk kabinet Bung Karno sebagai Menko Maritim. Tak lama selaku Menko, tahun 1966 dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan Henk Ngantung. Pilihan kepada Ali Sadikin hasil kajian tim yang dibentuk Presiden Sukarno di bawah pimpinan Dr J Leimena. Tim Leimena memilih Ali Sadikin sebagai calon Gub DKI dan Bung Karno setuju. Di masa Orba pun Ali Sadikin berlanjut. Alu Sadikin memulai tugas dengan gelar proyek yang disebut Proyak MHT: Muhamad Husni Thamrin yang di dalamnya termasuk Kampong Verbatering, perbaikan kampung. Dana berasal dari IGGI yang perwakilannya di sini bernana Pronk. Jalan2 kampung dilebarkan dan dicor. Solokan diperbaiki sehingga air tak menggenang. Nama Ali Sadikin mulai berkibar dan orang sebut beliau Bang Ali. Econ Orba belum bangkit, Ali Sadikin melegalisasi judi. Protes muncul, dan Ali Sadikin mengindahkan protes masyarakat. Pada era Ali Sadikin terlaksana pembangunan Mesjid Sunda Kalapa yang kini menjadi icon Menteng. Jakarta Fair juga dibangun sehingga menjadi taman hiburan. Taman Ismail Marzuki menjadi tempat seniman berkiprah. Kebun Binatang dipindah ke Ragunan. Proyek2 Ali Sadikin banyak yang berorientasi kerakyatan. Pemilu 1977 di Jakarta dimenangkan PPP. Banyak orang yakin kemenangan PPP ini meniadi sebab berakhirnya karir Bang Ali dan ia diganti oleh Tjokropranolo. Sebenarnya pada pemilu tersebut PPP menang di tiga daerah pemilihan: Jakarta, Aceh, dan Kalimantan Selatan. Saya tidak yakin pergantian Bang Ali sebagai Gubernur Jakarta oleh sebab PPP menang di Jakarta. Bang Ali menjabat Gubernur sejak 1966, jadi lebih dari 10 tahun. Selaku Gubernur Bang Ali banyak membantu sukesnya pembangunan TMII yang diprakarsai Ibu Tien Suharto. Menjelang pemilu 1982 Bang Ali bersama politik senior dan yang muda2 membentuk Petisi 50 yang diawali dengan mengeluarkan petisi yang mengkritik pemerintah. Kelompok petisi cukup membuat khawatir pemerintah. Mohammad Natsir pun ikut Petisi 50. Ketika saya tanyakan ini pada Pak Natsir, beliau menjawab sambil tangannya bergerak seperti lagi stel radio, \"bertemu gelombang, saudara\". (*)
Ade Armando, Bagian dari Emporium Buzzer Yang Selalu Menebar Kebencian
Jakarta, FNN - Media asing tidak ada pemberitaan soal pembugilan pegiat media sosial Ade Armando. Berbeda dengan media di Indonesia yang heboh memberitakan tragedi Ade Armando selama berhari-hari. Bagi media asing tidak penting memberitakan kasus Ade Armando, karena dianggap tidak ada hubungannya dengan demokrasi. Menyikapi hal itu pengamat politik Rocky Gerung menyatakan bahwa pada dasarnya orang selalu ingin mengeksploitasi sesuatu untuk mendapat keuntungan. “Dan tentu karena faktanya Ade Armando adalah korban, maka pihak Ade Armando akan mengeksploitasi kekorbanan itu untuk mendapatkan political issuesnya,” papar Rocky kepada wartawan seior FNN Hersubeno Arif dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Kamis, 14 April 2022. Rocky selalu menerangkan secara akademis kepada Ade Armando bahwa dalam ilmu Ilmu Komunikasi ada istilah yang disebut sebagai mencurigai apa sebetulnya peristiwa itu. “Kalau dibilang Ade Armando kriminal, dia bukan criminal, apakah dia koruptor, dia bukan koruptor, kalau dia maling bukan, dia bukan maling. Lalu kenapa dia digebuk. Cuma orang dungu yang menggebuk orang nggak ada salahnya,” tegasnya. Dengan kenyataan itu Rocky menegaskan bahwa masyarakat harus bisa membaca teks sosial di belakangnya. “ Teks sosial di belakang itu apa? Jadi yang tergeletak minggu kemarin, secara fisik adalah Ade Armando, maka hukum akan bekerja untuk melihat krisis di dalam tubuh biologinya,” tegasnya. Namun demikian, di samping tubuh biologia Ade Armando, ada tubuh politik. “Itu yang digebuk sebetulnya. Ade Armando tidak dilihat sebagai Ade Armando yang dilindungi hukum, tetapi dia sebagai buzzer yang kebal hukum. Itu maksudnya,” paparnya. “Tentu orang akan protes saya, kok begitu caranya. Memang begitu untuk membuka keadaan. Sebab kalau kita lihat Ade Armando tanpa kita lihat sosial teks di belakangnya, tanpa kita lihat tubuh politiknya, kita nggak bisa terangkan kenapa orang melakukan itu,” tegasnya. Rocky tetap mengajak masyarakat untuk bersimpati kepada Ade Armando, “Bagaimana pun dia teman saya. Tapi kita juga musti ingatkan bahwa Ade Armando ini bukan sekadar Ade Armando ansih, tapi tim di belakang itu ada Cokro Armando, ada Ade macam-macam di situ. Karena ini sebetulnya satu kelompok yang selalu mengaktifkan kebencian pada manusia itu,” tegasnya. Rocky Gerung menegaskan bahwa dirinya tidak benci pada Jokowi. Ia mengaku benci pada presiden yang dungu, bukan pada pribadi Jokowi. “Tapi Cokro TV selalu menghina orang dengan sebutan Kadrun, pokoknya Islamofobia. Saya berkali-kali dibully di situ, diolok-olok segala macem, tapi saya anggap orang dungu begitu,” tegasnya. Sekarang kata Rocky, ada peristiwa yang dari awal sudah diprediksi akan terjadi. “Jadi lepas dari soal-soal isu kemanusiaan, yang pasti kita nggak sepakat, biarkan kembalikan ke polisi yang nanti menganalisis,” pungkasnya. (ida, sws)
KAMI Lintas Provinsi Sarankan Jokowi Mundur dari Jabatan Presiden
Jakarta, FNN – Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta untuk segera mengundurkan diri secara baik-baik atas kemuan sendiri dari pada dipaksa oleh rakyat yang berisiko jatuhnya banyak korban. Demikian rilis yang diterima redaksi FNN dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) lintas provinsi, pada Kamis, 14 April 2022. KAMI memahami betapa berat masalah yang dihadapi oleh negara saat ini, sementara pengelolaan negara sudah amburadul. APBN makin jebol, utang pemerintah mencapai 7.000 triliun lebih dan menanggung beban bunga sekitar Rp 400 triliun setahun. Tak hanya itu, pemerintah juga memiliki utang kepada Pertamina dan PLN masing-masing sekitar Rp 100 triliun. Kedua BUMN strategis tersebut juga mengalami kesulitan utang yang akan jatuh tempo. Pada era Pemerintahan Jokowi banyak sekali perusahaan yang harus disuntik dana penyertaan modal negara (PMN), supaya BUMN bisa bertahan hidup karena utang perusahaan sangat besar seperti Garuda Indonesia, BUMN Karya, Krakatau Steel, PTPN, PT Angkasa Pura, PLN dan Pertamina. KAMI juga melihat bahwa bahwa pemerintah Jokowi salah kelola ekonomi negara. Dalam keadaan daya beli rakyat yang merosot, pemerintah malah memaksa menaikkan pajak PPN 11 persen, menaikkan BBM, termasuk gas dan listrik. Menurut KAMI, usaha menaikkan harga-harga akan gagal memperbaiki kondisi ekonomi, karena kontraproduktif dengan usaha meningkatkan daya beli. Seharusnya pemerintah menghapus pajak dalam rangka mendongkrak daya beli dan konsumsi. Apalagi, pendapatan per kapita masyarakat telah menurun drastis. KAMI merasa miris mlihat ketahanan finansial pemerintah Jokowi berada di ujung tanduk. Pemerintah berutang ke Bank Indonesia dalam jumlah besar dimana ini sebagai pelanggaran moneter yang berat. Lembaga internasional IMF telah melarang BI memberi utang pada pemerintah. Selama ini Pemerintah Jokowi ditopang oleh oligarki pengusaha dan tersandera oleh para mafia, salah satunya terbukti pemerintah tidak berdaya sama sekali mengendalikan harga minyak goreng, harganya naik berlipat jika tidak, minyak goreng menjadi langka. Anggaran subsidi minyak goreng tak jelas rimbanya, serta kemudahan yang diberikan kepada pengusaha besar selama ini tidak ada gunanya. Negara kalah dengan mafia. KAMI menyaksikan sendiri bahwa pengelolaan negara amburadul, hukum tidak berkeadilan, masyarakat dibiarkan terpecah, pembelahan sengaja dilakukan dengan memelihara buzzerRP serta narasi elit/jubir dari pejabat selalu menyakitkan hati masyarakat, di samping memancing keterbelahan tidak satu pun usaha untuk persatuan. Di pihak lain ambisi terhadap kekuasaan rejim Jokowi dengan rekayasa untuk terus berkuasa, di-“komandoi” oleh menteri Jokowi sendiri dan beberapa Ketua Partai koalisi pemerintah untuk menunda Pemilu 2024 menjadi 3 periode dengan dasar Big Data bodong. Upaya ini mendapat reaksi keras dari berbagai kalangan masyarakat dan bangkitnya gerakan mahasiswa melakukan protes melalui unjuk rasa di seluruh kota besar di Indonesia. KAMI Menilai ketidakpercayaan masyarakat terhadap kemampuan Jokowi dalam mengelola negara saat ini, dikhawatirkan akan berlanjut tanpa jalan keluar. Indonesia bisa terjebak dalam utang dan dikendalikan oleh oligarki serta ketergantungan pemerintah Jokowi terhadap Pemerintahan Komunis China (RRC). Kekhawatiran tersebut tergambar dari aksi unjuk rasa berbagai kalangan masyarakat, di samping tuntutan penolakan penundaan Pemilu dan 3 Periode, tuntutan agar Jokowi mundur menggema di setiap aksi termasuk aksi mahasiswa di berbagai kota, di samping tuntutan menurunkan harga-harga. Anehnya, dalam kondisi APBN yang jebol, sementara utang menggunung, Jokowi masih memaksakan kehendak untuk membangun infrastruktur dan IKN baru, bahkan akan bekerja sama dengan pemerintah RRC. KAMI khawatir, Indonesia akan bernasib sama seperti Negara lain Pakistan dan Bangladesh yang bangkrut, dikarenakan pengelolaan ekonomi negara yang salah. Memperhatikan tuntutan masyarakat, dan permasalahan yang sangat sulit, serta mengingat kemampuan serta kinerja Jokowi pada periode pertama 2014 -2019 dalam kondisi normal tanpa prestasi, utang banyak namun pertumbuhan stagnan di angka 5%, pada kondisi periode sekarang masalah yang bertubi-tubi baik internal maupun global, maka masyarakat agar Jokowi mundur. Tuntutan masyarakat agar Jokowi mundur pun semakin kencang. Somasi ini ditandatangani oleh para Ketua Presidium KAMI di seluruh Indonesia dan Sekretaris KAMI, Sutoyo Abdi. (sof, ant)