ALL CATEGORY

MA Menyebut Putusan Penjara Seumur Hidup Ferdy Sambo Sudah Inkrah

Jakarta, FNN - Kepala Biro Hukum dan Humas Mahkamah Agung (MA) RI Sobandi menyebutkan bahwa putusan MA yang mengabulkan kasasi terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo sudah inkrahDengan demikian, hukuman pidana penjara seumur hidup terhadap mantan kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri itu telah berkekuatan hukum tetap.“Sudah inkrah, sudah berkekuatan hukum tetap,” kata Sobandi dalam konferensi pers di Gedung MA, Jakarta, Selasa.Kendati telah inkrah, Sobandi menyebut terdakwa Ferdy Sambo masih bisa menempuh upaya hukum luar biasa melalui peninjauan kembali atau PK.“Upaya hukum biasanya ‘kan sampai kasasi, tapi upaya hukum luar biasanya masih memungkinkan, yaitu sebagaimana disampaikan, peninjauan kembali dimungkinkan dengan syarat yang diatur oleh undang-undang,” kata dia.Lebih lanjut, Sobandi memastikan, putusan MA atas permohonan kasasi Ferdy Sambo terbebas dari intervensi dari pihak mana pun.“Kalau itu sudah pasti. Hakim itu dijamin kemerdekaannya, kemandiriannya, jadi tidak mungkin ada intervensi mereka memutuskan itu,” kata Sobandi.MA memutuskan hukuman terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo menjadi pidana penjara seumur hidup dari sebelumnya hukuman mati.Keputusan tersebut diputus dalam sidang tertutup dengan Suhadi selaku ketua majelis; Suharto selaku anggota majelis 1, Jupriyadi selaku anggota majelis 2, Desnayeti selaku anggota majelis 3, dan Yohanes Priyana selaku anggota majelis 4.Dalam persidangan yang dimulai pada pukul 13.00 hingga 17.00 WIB itu, sambung dia, terdapat dua pendapat berbeda atau dissenting opinion (DO) dari total lima majelis.Kedua anggota majelis itu, kata Sobandi, berbeda pendapat dengan putusan majelis yang lain. Jupriyadi dan Desnayeti berpendapat, Ferdy Sambo tetap divonis hukuman mati.“Di dalam hukum acara kita dimungkinkan untuk dissenting opinion, tapi yang dipilih adalah suara terbanyak sudah ada aturan dal. hukum acara pidana kita,” terang Sobandi.(ida/ANTARA)

Relawan Khofifah Memberi Dukungan kepada Prabowo di Pilpres 2024

Surabaya, FNN - Relawan Khofifah Jawa Timur 2018 memberikan dukungan kepada bakal Calon Presiden RI Prabowo Subianto untuk maju di Pilpres 2024.\"Pak Prabowo sudah membuktikan kinerja sebagai Menteri Pertahanan di kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo. Kami melihat Pak Prabowo membawa semangat kerja bersama mengedepankan persatuan demi pembangunan yang adil,” kata Koordinator Relawan Khofifah Jawa Timur 2018 Tabiin saat deklarasi dukungan ke bakal Capres Prabowo di Lapangan Tlogo Blitar, Selasa.Menurut dia, para relawan melihat Prabowo memiliki visi kerja yang sama seperti Khofifah dalam membangun Indonesia di masa mendatang dengan melibatkan kerja bersama, santun dan guyub rukun. Dukungan para relawan tersebut sebagai bukti masyarakat menginginkan Prabowo memimpin selanjutnya.Relawan Khofifah 2018 hadir dari seluruh kabupaten/kota wilayah Jawa Timur. Dukungan tersebut juga diberikan melihat sosok Prabowo tetap konsisten teguh dalam membangun Indonesia bersama Jokowi.\"Kami sepakat memberikan dukungan kepada Pak Prabowo. Para relawan datang dari berbagai wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Kami melihat Pak Prabowo seperti Ibunda Khofifah dalam memimpin Jawa Timur, mau merangkul semua pihak, menyatukan berbagai elemen dan menghapus ego politik demi membangun dan bekerja untuk masyarakat,\" kata Tabiin.Loyalitas Prabowo terhadap Presiden Jokowi juga terbukti saat memimpin Kementerian Pertahanan. Prabowo berhasil mencatatkan berbagai prestasi sehingga memberi dampak positif terhadap nilai kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo.\"Kinerja Pak Prabowo terekam saat diamanati sebagai Menteri Pertahanan. Terbukti, berhasil memberi dampak signifikan terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi,\" katanya.Para relawan menegaskan siap gerilya mengajak masyarakat untuk mendukung Prabowo agar bisa memimpin Indonesia. Gerak gerilya para relawan ini tentu bergerak bersama masyarakat dengan cara yang kreatif dan menarik dukungan.\"2024 waktu yang tepat. Pak Jokowi di berbagai forum menyatakan waktunya Pak Prabowo. 2024 Wis wayahe Pak Prabowo. Kerja bersama untuk Indonesia Maju, dari Blitar kita tak gentar mendukung Pak Prabowo,\" kata Tabiin.Deklarasi pendukung Khofifah 2018 untuk Prabowo dihadiri ribuan masyarakat yang terdiri atas para pendukung Khofifah Jawa Timur 2018 dari berbagai wilayah bersama masyarakat umum.Acara ini di samping deklarasi dukungan juga diramaikan dengan pentas kesenian Jaranan dan orkes dangdut koplo untuk menghibur masyarakat yang hadir.Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Selain itu, pasangan calon juga dapat diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.(ida/ANTARA)

Lomdeskel 2023 Menjadi Motivasi Membangun Potensi Desa

Jakarta, FNN - Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Pemerintahan Desa (Pemdes) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Eko Prasetyanto Purnomo Putro mengatakan bahwa ajang lomba desa dan kelurahan (Lomdeskel) 2023 ditujukan untuk memotivasi pemerintahan desa dan kelurahan dalam membangun sesuai potensi yang ada.Kegiatan evaluasi desa dan kelurahan ini merupakan bagian dari program penguatan pemerintahan dan pembangunan desa (P3PD). Program ini kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Bank Dunia (World Bank).\"Maksud lomba desa dan kelurahan 2023 ini untuk mendorong dan memberi motivasi kepada pemerintahan desa dan kelurahan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat,\" jelas Eko dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa.Selain itu, lomba desa dan kelurahan ini diharapkan mendorong pemerintah desa dan kelurahan untuk mengidentifikasi, mengoptimalkan dan mengevaluasi potensi yang ada serta usaha pembangunan yang dilaksanakan desa dan kelurahan sesuai tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien.\"Dengan begitu akan tercapai peningkatan kualitas hidup masyarakat desa dan kelurahan, baik aspek sosial maupun ekonomi,\" katanya.Eko menjelaskan lomba desa dan kelurahan di tingkat regional tahun ini dilaksanakan melalui empat tahap, yakni tahap administrasi, klarifikasi lapangan, pemaparan calon juara, dan tahapan penetapan calon juara.Sesuai hasil klarifikasi lapangan, sambung dia, telah ditetapkan 12 desa dan 12 kelurahan sebagai calon juara dan berhak ke tahapan pemaparan calon juara.\"Semua yang lolos ke tahap pemaparan berdasarkan hasil penilaian dan pleno klarifikasi lapangan, sesuai dengan standar instrumen yang disepakati,\" tutur Eko.12 calon juara Lomba Desa 2023 adalah Desa Pujokerto, Desa Mane Tunong, Desa Koto Mesjid, Desa Tegal Harum, Desa Logandeng,Desa Cinta, Desa Labanan Makarti, Desa Bombanon, Desa Jawai Laut, Desa Banjar Ausoy, Desa Blang Merang, dan Desa Semparu.Adapun 12 kelurahan adalah Kelurahan Yosorejo, Kelurahan Balai Jaring, Kelurahan Laksamana, Kelurahan Cisauk, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelurahan Sukamiskin, Kelurahan Ketapang, Kelurahan Karang Rejo, Kelurahan Maccini Sombala, Kelurahan Danaweria, Kelurahan Bobo, dan Kelurahan Lewirato.(ida/ANTARA)

Keanggotaan Timor Leste di ASEAN Dibahas Puan Saat Pertemuan Bilateral

Jakarta, FNN - Ketua DPR RI sekaligus Presiden ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) 2023 Puan Maharani membahas mengenai keanggotaan Timor Leste di ASEAN saat melangsungkan pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Nasional Timor Leste Maria Fernanda Lay.\"Saya berharap, Timor Leste dapat memenuhi kriteria yang diamanatkan dalam peta jalan keanggotaan penuh menjelang pelaksanaan KTT ASEAN pada September 2023,\" kata Puan yang dilakukan di sela Sidang Umum AIPA ke-44 di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa.Puan pun menekankan bahwa Indonesia selalu mendorong negara-negara ASEAN untuk mendukung keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN.\"Saya menanti kerja sama yang lebih intensif antara Indonesia dan Republik Timor Leste pasca-keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN,\" ucapnya.Dia kemudian menekankan pentingnya Indonesia dan Timor Leste merealisasikan Perjanjian Bilateral di Bidang Investasi (Bilateral Investment Treaty), menyusul peningkatan kerja sama Indonesia-Timor Leste dalam berbagai bidang, mulai dari perekonomian, perdagangan, dan investasi.\"Hal ini akan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif dan mendorong lebih banyak lagi investasi Indonesia ke Timor Leste,\" ujarnya.Puan juga berharap parlemen kedua negara dapat mendorong pemerintah masing-masing untuk segera menyelesaikan pembahasan mengenai negosiasi perbatasan Indonesia dan Timor Leste.Apabila masalah batas negara telah usai, lanjut dia, diharapkan dapat meningkatkan kerja sama pengembangan Kawasan Ekonomi Perbatasan yang saling menguntungkan kedua negara.Selain itu, dia mendorong dibukanya peluang-peluang kerja sama dengan Parlemen Timor Leste, melalui program saling kunjung antar-parlemen atau berbagai forum lainnya sebagai bagian dari peran diplomasi parlemen.Pada kesempatan tersebut, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menambahkan bahwa delegasi Timor Leste meminta dukungan DPR RI mengenai keanggotaan mereka di ASEAN.Dia menyebut Timor Leste saat ini sudah menjadi anggota ke-11 ASEAN, namun keanggotaannya masih belum penuh sehingga belum dapat memberikan suara dalam forum di ASEAN, termasuk di AIPA hanya berperan menjadi negara observer (pengamat).\"Timor Leste meminta dukungan ke Indonesia soal keanggotaannya di ASEAN. Jadi harapannya nanti bulan September di pertemuan KTT ASEAN bisa ditetapkan menjadi anggota penuh sehingga parlemen-nya juga bisa masuk ke AIPA,\" kata Charles.Pada pertemuan tersebut, turut hadir Wakil Ketua Badan Kerja Sama Parlemen (BKSAP) DPR RI dan anggota Komisi VIII Hasani bin Zuber (Ra Hasani). Sedangkan, delegasi Timor Leste lainnya yang turut hadir di antaranya, Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia Agostinho Simão Barreto, Wakil Parlemen Nasional Timor Leste Maria Terezinha Viegas, dan anggota Parlemen Nasional Timor Leste lainnya.(ida/ANTARA)

Uang Hingga Kecurangan Saat Pemilu

Surabaya, FNN - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyoroti politik uang, kecurangan-kecurangan dan hoaks atau berita bohong saat penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.Menurutnya kerawanan atas tiga isu tersebut tidak hanya berpotensi memecah belah persatuan bangsa Indonesia namun juga dapat menurunkan partisipasi masyarakat dalam mengikuti Pemilu 2024.\"Kalau titik kerawanan dalam arti tempat itu sama saja. Tidak ada daerah yang lebih rawan, tetapi kalau titik dalam arti isu adalah politik uang, kecurangan-kecurangan dan terutama hoaks atau berita-berita bohong. Kerawanan yang perlu di antisipasi cuma di bidang itu saja,\" kata Mahfud MD kepada wartawan di Surabaya, Selasa.Tetapi, Menko Mahfud menegaskan secara umum Indonesia siap menyelenggarakan Pemilu 2024. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat tidak perlu ragu menyambut serta menyukseskan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.Menko Mahfud pun merasa perlu menyosialisasikan dengan berkeliling khususnya ke daerah-daerah berpenduduk padat di Tanah Air yang selama ini masyarakatnya selalu menyambut penyelenggaraan Pemilu dengan meriah.Salah satunya terjun ke Jawa Timur dengan menggelar forum diskusi bertema \"Mewujudkan Pemilu Bersih\" yang berlangsung di Surabaya Selasa pagi.\"Dulu muncul kekhawatiran luar biasa apakah rakyat bisa berpartisipasi? Ternyata tingkat partisipasi Pemilu di Indonesia, terutama kalau diukur dari pemilihan kepala daerah atau Pilkada tahun 2020 itu terbesar bukan hanya dalam sejarah Indonesia, tapi di seluruh dunia,\" ujarnya.Mahfud mengungkapkan tingkat partisipasi masyarakat Indonesia saat Pilkada tahun 2020 tercatat sebesar 73 persen.\"Itu terbesar dalam sejarah, yang belum pernah dicapai oleh negara-negara manapun di dunia,\" ucapnya.Menko Mahfud MD meyakini tingkat partisipasi masyarakat Indonesia pada Pemilu 2024 bisa lebih tinggi lagi jika politik uang, kecurangan-kecurangan dan berita hoaks dapat ditangkal dengan kesadaran masing-masing.(ida/ANTARA)

Tendangan Politik Rocky Gerung: Game-Changer Perubahan?

Oleh Gde Siriana - Kandidat Doktor Ilmu Politik UNPAD dan Direktur Eksekutif INFUS PEREBUTAN piala Community Shield di awal sesi Liga Inggris 2023-2024 menghadirkan bigmatch antara Manchester City dan Arsenal. Beberapa menit jelang tambahan waktu berakhir saat City unggul 1-0, 10 pemain City membentuk pertahanan kokoh di depan penjaga gawang mengawal ketat 5 pemain Arsenal. Sulit bagi Arsenal menciptakan peluang dengan bermanuver dan saling umpan di dalam kotak penalti. Bahkan menembak dari luar kotak penalti pun sepertinya akan mudah diantisipasi pertahanan belakang City. Apalagi City terus fokus dan disiplin, serta bermain tanpa kesalahan hingga jelang akhir permainan.  Piala pertama di awal sesi sudah terbayang di mata Guardiola, sang pelatih yang sudah memberikan berbagai trophy kepada klub. Tapi takdir ternyata hanya membutuhkan sebuah pantulan bola tak sengaja dari pemain City sendiri untuk Arsenal menyamakan skor dan kemudian akhirnya memenangkan adu penalty. Akhir pertandingan yang dramatis. Peristiwa dramatis dalam sepakbola juga dapat terjadi dalam dunia politik. Game changer, yang menggambarkan sesuatu yang merubah permainan atau situasi politik dalam cara yang signifikan, dapat terjadi oleh aktor dan peristiwa yang barangkali tidak pernah dibayangkan sebelumnya.  Sebagai contoh di Russia, tentara bayaran Prigozhin -seorang oligark klasik yang banyak membiayai kekuasaan presiden Putin, yang mengepung Moskwa baru-baru ini barangkali akan mengubah konflik Russia-Ukraina yang sangat memberatkan ekonomi nasional Russia dan belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Prigozhin melegitimasi tindakannya mengepung Moskwa untuk “membersihkan Russia dari pejabat korup yang mengorbankan rakyatnya sendiri.” Apakah Prigozhin sungguh-sungguh ingin menumbangkan Putin atau penyerangannya hanya sebagai bentuk demonstrasi kelompok militer, tindakan Prigozhin akan sangat mempengaruhi peta kekuasaan di Kremlin di mana Putin menjadi penguasa tunggal dalam menjaga stabilitas politik Russia. Di negeri kita, hari ini ucapan Rocky Gerung (Roger) di suatu diskusi telah memantik polemik tajam. Tendangan politik “Bajingan Tolol (Bajol)” Roger kepada presiden Jokowi ternyata memantul ke banyak pihak. Para pendukung presiden Jokowi mengerahkan semua lini di berbagai daerah untuk mengantisipasi arah tendangan bola Roger. Bahkan serangan balik dilakukan yang juga disertai aksi demonstrasi dan pelaporan ke ranah hukum. Roger telah mengklarifikasi atas kemarahan terhadap dirinya dan polemik yang muncul, tetapi Roger tetap bertahan pada argumentasinya bahwa kalimat itu memang untuk menghina presiden, bukan untuk pribadi Jokowi. Polemik pun berkembang menggeser substansi isu kebijakan pemerintah yang disampaikan Roger dalam diskusi menjadi persoalan pada pribadi Roger. Dapat dipahami bahwa apa yang disampaikan Roger dapat sebagai wujud puncak kemarahannya atas kondisi negara dan masyarakat di era rezim pemerintahan Jokowi. Barangkali juga ini merupakan pikiran yang sama dari sebagian masyarakat yang kerapkali menyampaikan kritik kepada pemerintah. Benar atau tidak, legal atau illegal, prosedural atau tidak, dalam relasi negara dan masyarakat, pernyataan kemarahan masyarakat harus disikapi pemerintah dengan bijak. Dalam setiap relasi, konflik menjadi bagian yang tidak bisa dihindari, dan mengabaikan kemarahan akibat konflik berarti mengabaikan tanda-tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam hubungan tersebut. Jika kita mau jujur, sesungguhnya masyarakat kita, bahkan masyarakat dunia, sudah terbiasa mengumpat penguasa atau pemerintah bilamana dianggap arogan dalam memimpin atau membuat kebijakan yang dirasakan memberatkan atau mengorbankan kepentingan bahkan nyawa masyarakat. Sebagai contoh, saat terjadi pandemi Covid-19 varian Delta maupun peristiwa stadion Kanjuruhan yang merenggut banyak jiwa orang-orang yang tak bersalah, banyak sekali umpatan dan makian masyarakat kepada pejabat-pejabat terkait muncul di media sosial.  Dalam kehidupan sehari-hai di pasar dan kedai kopi pun ada saja masyarakat yang mengumpat pejabat dalam obrolan seputar kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan masyarakat dan negara, misalnya terkait dengan korupsi, nepotisme, dinasti politik, hingga perilaku arogan pejabat dan anak-anaknya. Jadi persoalan di sini adalah bahwa umpatan seorang Roger dianggap memiliki kekuatan dahsyat untuk menciptakan gol layaknya tendangan bebas Lionel Messi di luar kotak penalti. Dalam perspektif lain, tendangan politik Roger dianggap sebagai momen yang dapat dikapitalisasi oleh berbagai pihak yang pro maupun kontra menjadi game-changer jelang Pilpres 2024. Beberapa bulan lagi pemerintahan Jokowi akan berakhir. Dalam perspektif power-game, berbagai kekuatan politik tidak akan menggantungkan masa depannya pada aktor atau sistem yang merupakan anti-tesa dari perubahan yang diinginkan banyak orang. Elit politik ingin menjadi game-changer atau setidaknya tetap survive manakala terjadi perubahan politik. Mereka akan berlomba menjadi poros kekuatan baru dengan segala sumber daya yang dimiliki. Kompetisi politik inilah barangkali dapat menjelaskan mengapa hingga hari ini elit politik sepertinya berada dalam posisi dead-lock mengenai pasangan kandidat dan koalisi partai pengusungnya. Suka atau tidak, tendangan politik Roger telah memantul di kalangan pendukung presiden Jokowi, yaitu relawan, partai pendukung maupun pejabat lingkaran dalam presiden. KSP Moeldoko menegaskan jangan coba-coba mengganggu presiden. Tendangan politik KSP Moeldoko juga memantul di tokoh-tokoh oposisi. Pernyataan KSP Moeldoko dinilai tokoh oposisi Gatot Nurmantyo sebagai upaya menakut-nakuti rakyat. Tokoh Muhammdiyah Din Syamsuddin juga menanggapi bahwa pernyataan Moeldoko hanya ekspresi adu otot dan pamer kuasa. Hingga hariini kita belum tahu, apakah pantulan tendangan politik Roger akhirnya akan menciptakan gol bunuh diri ke gawang kekuasaan rezim Jokowi.  Barangkali Roger bisa saja dipenjara, tetapi dia telah menggelorakan kembali semangat perubahan dan menghentakkan kelompok oposisi untuk bangkit bertindak melawan kebijakan-kebijakan kontroversial di akhir rezim pemerintahan Jokowi . Dalam situasi demikian, Roger akan menjadi game-changer yang merubah situasi manakala mekanisme elit gagal memunculkan resolusi atas kepentingan-kepentingan mereka di Pilpres 2024, dan gagal dalam merepresentasikan pemilu yang demokratis, jujur dan adil. Di luar itu semua, seharusnya tendangan politik Roger menyadarkan masyarakat akademis tentang gagasan besar. Esensi ilmu pengetahuan bukan hanya berpikir dalam kerangka benar atau salah, atau hanya memvalidasi fenomena yang muncul di masyarakat. Lebih dari itu masyarakat akademis harus selalu bersentuhan dengan gagasan, dan tidak abai pada peluang dan ancaman perubahan. Tugas kampus adalah mencetak para pemikir, dan tugas para pemikir adalah agar perubahan di masyarakat memiliki arah yang benar. Esensi tendangan politik Roger adalah perubahan. Dikehendaki atau tidak, didesign atau tidak, perubahan adalah keniscayaan. (*)

Pencapaian Rendah, Anis Matta: Kita Perlu Ubah Mindset Bangsa Ini agar Punya Mimpi Besar

JAKARTA, FNN  - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, Indonesia bisa menjadi kekuatan superpower baru dunia dengan adanya empat perspektif, yakni peluang, kemauan, jarak dan waktu. \"Sekarang pertanyaannya adalah kita mau atau tidak. Kalau bicara peluang menjadi superpower itu ada, sebab dunia sedang sangat kacau dan di tengah kekacauan ini akan lahir kekuatan-kekuatan baru, yang lama akan mati atau runtuh,\" kata Anis Matta dalam keterangannya, Selasa (8/8/2023). Program \'Anis Matta Menjawab\' ini dipandu oleh Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi DPN Partai Gelora Dedi Miing Gumelar. Menurut Anis Matta, Indonesia bisa sejajar dengan Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan China untuk menjadi kekuatan superpower. \"Jadi kehadiran kita itu tidak mengeliminir yang lain, tapi kita nyelip di situ menjadi yang kelima. Selama ini saya juga suka menggunakan istilah kekuatan kelima dunia. Saya ingin Indonesia duduk bersama empat kekuatan utama itu,\" katanya. Anis Matta mengatakan, untuk melihat peluang Indonesia menjadi superpower baru bisa dilihat dari dua fakta sejarah. Pertama adalah sejarah yang berhubungan dengan Islam dan Barat, terutama perang salib. \"Persinggungan antara Islam dengan Barat adalah perang salib ini yang berlangsung dalam 8 gelombang selama 200 tahun dari abad ke 11-13,\" ungkapnya. Dalam persinggungan antara Islam dengan Barat ini,  lanjut Anis Matta, Barat atau Eropa mengalami kekalahan dalam Perang Salib. Namun, hal itu justru menjadi titik awal kebangkitan Eropa. \"Perang salib telah menciptakan guncangan besar di Eropa, tetapi juga menjadi awal abad kebangkitan sains, kebangkitan ilmu pengetahuan. Di sinilah kemudian lahirnya renaissance, revolusi industri dan revolusi maritim,\" jelasnya. Persinggungan antara Islam dan Barat selama 200 tahun, meski dimenangkan Islam dengan penaklukkan Konstatinopel oleh Kesultanan Turki Ottoman, dan mengakhiri Imperium Romawi Timur, tapi Islam justru mengalami kemunduran (decline) \"Tapi 40 tahun setelah itu, Andalusia jatuh. Bersamaan dengan itu, Columbus menemukan benua Amerika, dan Vasco de Gama menemukan anak benua India. Begitu ada revolusi maritim, maka justru dia menemukan dunia yang utuh,\" katanya. Sehingga kekuasaan Kesultanan Ottoman yang sebagian besar  wilayah daratan dan Laut Mediterania, menjadi tidak relavan, ditambah lagi teknologi yang digunakan juga sudah lama dan tertinggal dari Eropa.  Selain itu, Eropa juga telah menemukan sumber kekayaan baru yang lebih besar. \"Eropa butuh setengah abad lebih untuk menemukan dunia yang utuh. Revolusi maritim ini telah mengubah lanskap dunia. Akibat revolusi maritim ini, Indonesia juga dijajah Portugis pada tahun 1511,\" katanya. Sedangkan kedua, jika dilihat dari sejarah modern, Kesultanan Ottoman juga kalah dalam perang dunia (PD) I, sehingga terus mengalami kemunduran. Selain itu, meski Inggris dan Perancis menjadi pemenang, dan menjadi imperium yang menguasai dunia pada abad 18-19 juga terus sama mengalami kemunduran. \"Kemunduran Inggris semakin menyedihkan, sampai tidak punya pemimpin dari dalam negeri sendirinya seperti sekarang. Pemimpinnya orang India (Rishi Sunak, red) sekarang,\" katanya. Sementara pada PD II melahirkan imperium baru, yakni Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet yang merupakan kelanjutan dari peradaban Barat. Namun, kemudian Soviet runtuh, tinggallah AS sendirian sebagai imperium.  Tetapi, hal itu tidak bertahan lama, berjalan sekitar 30 tahun, kemudian muncul kekuatan baru Rusia dan China. Namun, ia tidak tahu siapa yang akan muncul sebagai pemenang dalam pertarungan ini.  \"Tapi dengan dua fakta sejarah ini, saya mau menjelaskan bahwa dimana letak peluang Indonesia untuk menjadi superpower baru. Jika kita menggunakan sejarah, akan berulang lagi. Akan ada benturan-benturan yang panjang, dan kekacauan yang panjang lagi yang melelahkan,\" katanya. Akibat benturan yang panjang ini, kata Ketua Umum Partai Gelora, kekuatan utama dunia yang akan keluar sebagai pemenang, adalah pemenang yang telah banyak kehilangan energi dan sumber daya. \"Apakah kita akan kembali ke sistem bipolar lagi, saya tidak percaya. Tapi apakah kita akan kembali ke sistem multipolar, itu yang diinginkan oleh para pihak atau , pendatang baru. Yang pasti akan terjadi konflik geopolitik dalam waktu yang lama, yang akan sangat melelahkan,\" katanya. Hal ini akan menjadi sebab adanya kebangkitan satu bangsa dan keruntuhan satu bangsa, karena adanya kelelahan dalam konflik tersebut. \"Di tengah keretakan inilah, ada peluang Indonesia menjadi superpower baru. Sebab, begitu berperang dia (kekuatan utama global) perlu kawan untuk membentuk aliansi-aliansi baru di kemudian hari,\" ujarnya. \"Jadi begitu ada crash, disitu ada peluang. Dan saya percaya bahwa Indonesia punya peluang itu, karena ada keretakan geopolitik sekarang ini. Dari teori siklus, peluangnya menjadi superpower itu ada, tapi kita punya kemauan atau tidak, ini yang harus kita jawab bersama,\" paparnya. Jika berbicara soal kemauan, Anis Matta berharap adanya perubahan mindset dari bangsa ini. Sebab, bangsa Indonesia punya masalah dengan keinginannya, tidak berani bermimpi besar dan jarang melakukan prestasi hebat. \"Manusia Indonesia lebih suka yang gimick-gimick, apalagi dalam politik, tidak suka kampanye-kampanye yang besar. Ngapain jualan superpower baru dalam politik, itu hanya orang gila, kita yang kongkrit saja,\" katanya.  Karena itu, dalam hal pencapaian (achievement), Indonesia kalah dari China, karena memiliki semangat yang rendah dan kemampuanya tidak maksimal, padahal peluangnya ada sebagai superpower baru dunia. \"Ini yang saya bilang, langit kita terlalu tinggi, tapi kita terbang terlalu rendah. Ada gap antara potensi dan pencapaian, karena achievement kita rendah. Ini yang harus kita lawan, inilah tantangan kita sebagai bangsa,\" katanya. Anis Matta berharap ada upaya untuk membangkitkan semangat dan kemauan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita besar. Sebab, peluangnya ada, tinggal didukung kemauan maksimal untuk mewujudkannya. \"Kenapa Partai Gelora ini, kita namakan gelombang, karena kita tidak ingin menjadi ombak di dalam secangkir kopi, sebab hanya bikin gaduh saja, tapi jadilah gelombang. Saya mungkin dianggap sebagai pemimpi, dianggap itu tidak efektif sebagai bahan kampanya. Tetapi tujuan kita mendirikan partai ini, adalah untuk melakukan hal-hal besar,\" pungkasnya. (*)

Rocky Gerung Tidak Melanggar Hukum

Oleh M Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan  CERAMAH pada acara buruh di Bekasi yang kemudian dikenal publik dengan \"bajingan tolol\" dan \"bajingan pengecut\" ternyata menimbulkan reaksi. Rocky Gerung dilaporkan ke Polisi. Pro dan kontra muncul meski ruang politik sebenarnya lebih besar daripada tanah hukum. Status quo versus oposisi. Rocky memang \"cadas\" dan \"keren\" dalam menggerung. Refly Harun pun ikut ikutan dikaitkan. Ah ada ada saja.  Di negeri yang sedang sakit memang \"segala kerasa\". Orang senyum dianggap mengejek, berdehem dinilai melecehkan, batuk dipandang sebagai marah-marah. Nah, diusap untuk diobati dijawab dengan jeritan kesakitan. Dikira menganiaya. Di negeri sakit semua jadi serba salah. Mengajar kebaikan pun bisa dipersekusi.  Rocky Gerung dengan \"bajingan tolol\" dan \"bajingan pengecut\" nya tidaklah dapat di kualifikasikan sebagai perbuatan melawan hukum. Persoalan maksimal hanya etika semata, itupun harus dibaca dalam konteks kritik terhadap \"kebijakan\" Presiden Jokowi yang  dinilai telah  \"menjual\" kedaulatan negara Republik Indonesia kepada Republik Rakyat China ( RRC).  Delik penghinaan kepada Presiden yang dilaporkan telah ditolak Mabes Polri. Ini dikarenakan kualifikasinya adalah delik aduan (klacht delict) yang kecil kemungkinan Presiden Jokowi menjadi pelapor. Pemaksaan penggeseran delik pun dilakukan dengan menarik UU No 1 tahun 1946 Pasal 14 dan atau 15. Soal penyebaran berita bohong. Bareskrim menarik 13 laporan dan pengaduan di berbagai wilayah kepolisian ke Mabes Polri.  Mungkin yang dimaksud \"kabar bohong\" itu adalah kalimat \"ambisi Jokowi adalah mempertahankan legacy nya. Dia masih pergi ke China buat nawarin IKN. Dia masih mondar mandir dari satu koalisi ke koalisi yang lain untuk mencari kejelasan nasibnya. Dia tidak memikirkan nasib kita. Itu bajingan yang tolol\". Adakah kalimat tersebut melanggar hukum  dan memenuhi rumusan Pasal 14 atau 15 UU No 1 tahun 1946  ? Tentu tidak.  Pasal 14 ayat (1) dan (2) dan Pasal 15 UU No 1 tahun 1946 itu memiliki 3 unsur yang mesti dipenuhi seluruhnya, yaitu : (i) menyiarkan atau menyebarkan (ii) berita bohong atau kabar angin atau kabar yang disiarkan dengan tambahan atau dikurangi (iii) keonaran.  Bahwa Jokowi ke China dan menawarkan IKN adalah fakta. Soal mondar mandir koalisi itu bisa fakta bisa opini atau persepsi tetapi tidak ada \"bohong\". Ungkapan mempertahankan legacy hingga soal nasib, seluruhnya opini atau persepsi sehingga tidak ada fakta. Sedangkan dalam aspek hukum soal \"bohong\" itu harus ada fakta \"benar\" dahulu. Nah fakta \"benar\" itu tidak ada atau tidak terbukti sehingga sampai kapanpun tidak akan ada \"bohong\". Ucapan Rocky gerung tidak melawan fakta \"benar\". Hanya pendapat, persepsi atau opini. Dan untuk ini semestinya ia tidak bisa diadili.  Demikian juga dengan \"menimbulkan keonaran\" atau \"onrust verwekken\". Hingga kini tidak ada batasan yang jelas menurut peraturan perundang-undangan. Dalam hukum pidana tanpa kejelasan batasan tentu tidak dapat dipidana. Jika tafsir menjadi bebas maka di samping melanggar asas keadilan juga membuka peluang bagi adanya \"rekayasa keonaran\". Apa yang diungkapkan Rocky Gerung dalam acara buruh di bekasi tidak memiliki dasar untuk dilaporkan ke pihak Kepolisian. Jika dilaporkan pun tidak layak diproses. Dan jika diproses juga tidak memenuhi unsur delik apapun. Yang terdekat adalah soal penghinaan dan hal itu sudah jauh-jauh ditepis. Jokowi tidak merasa terhina.  Kini masalah itu sebenarnya bukan pada hukum tetapi politik. Artinya, kriminalisasi untuk kepentingan politik. Penguasa lawan rakyat atau pemerintah lawan pengkritik.  Bandung, 8 Agustus 2023

PSI Mampu Menyulap Pembohong Jadi Pribadi Rendah Hati

Oleh Ady Amar - Kolumnis PRABOWO Subianto disebutnya sebagai politisi pembohong. Berbohong tidak cuma sekali, tapi berkali-kali. Karenanya, ia dapat piagam penghargaan dan bonus piala, sebagai politisi pembohong. Awal Januari 2019 penghargaan itu diberikan. Adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang menghadiahi penghargaan tidak mengenakkan itu. Piagam Penghargaan sebagai Juara Pembohong, itu ditandatangani oleh Ketua Umum Grace Natalie--saat ini sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina, dan Sekjen Raja Juli Antoni--saat ini sebagai Deputi Menteri Agraria dan Tata Ruang. Meski diniatkan sekadar olok-olok, piagam penghargaan itu dibingkai selayaknya. Agaknya diharapkan agar bisa jadi kenangan sepanjang masa. Olok-olok berupa penghargaan itu agar telak mengena, perlu selekas  mungkin dikirimkan via jasa ojek online. Dikirim ke alamat Kantor Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. PSI menyebut diri sebagai partai anak-anak muda, itu seperti berpolitik dengan niradab. Tak pernah sebelumnya ada rival partai politik mengolok ketua umum partai lainnya, semacam yang diperagakan PSI. Ulah tak dewasa diperagakan PSI dengan culas dan norak, itu di saat suasana menjelang Pilpres 2019. Memangnya bohong seorang Prabowo itu pada hal apa, kok sampai mendapatkan piagam penghargaan segala. Banyak kebohongan dilakukan Prabowo saat kampanye, itu kata Grace Natalie, yang saat itu sebagai Ketua Umum PSI. Tidak satu dua kali. Maka, disebutnya beberapa kebohongan yang dilakukan Prabowo. Di antaranya, tuduhan bahwa lima tahun terakhir, kurang lebih 50 persen rakyat Indonesia tambah miskin. Tapi faktanya, berdasarkan data BPS menunjukkan bahwa jumlah orang miskin pada Maret 2018 adalah 25,95 juta jiwa, atau 9,82 persen. Data ini justru menunjukkan jumlah terendah sepanjang negeri ini merdeka.  Dikilik pula kebohongan Prabowo lainnya, yang mengatakan 99 persen rakyat Indonesia hidup pas-pasan, bahkan sangat sulit. Faktanya, 52 juta orang, atau 22 persen penduduk Indonesia masuk golongan kelas menengah. Tidak hanya itu, Prabowo juga disebut melontarkan tuduhan palsu ketika menyebut, bahwa Indeks ketimpangan ekonomi Indonesia 0,454. Padahal faktanya, per Maret 2018 gini ratio Indonesia berada pada angka 0,389. Puncak kebohongan dari semuanya, yang sampai Prabowo perlu diberikan Piagam Penghargaan sebagai Pembohong, adalah saat mengatakan bahwa satu selang alat cuci darah di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) pernah dipakai untuk 40 orang. Hal itu dibantah RSCM. Karenanya, menurut PSI, Prabowo sangat pantas mendapat penghargaan itu. Suasana penyebutan Prabowo \"pembohong\" dan munculnya piagam penghargaan yang diberikan PSI, itu dalam suasana Pilpres 2019 dimana Prabowo berhadap-hadapan dengan incumbent. Jokowi. Takdir PSI memilih \"menetek\" pada Jokowi, maka pantas jika lakunya saat itu menyerang Prabowo. Tapi tidak saat ini, saat Pilpres 2024, dimana Prabowo sepertinya jadi pihak yang di-endorse Jokowi sebagai penggantinya, maka PSI menyesuaikan pilihan politiknya, yang sepertinya akan mendukung Prabowo Subianto. Meski dukungan PSI itu belum resmi diberikan. Tapi aura dukungan PSI sudah mulai terasa, itu saat Prabowo melangkah mengunjungi markas PSI. Prabowo disambut dengan puja-puji, utamanya oleh lagi-lagi Grace Natalie. Sikap Grace Natalie, dan itu sikap PSI saat ini terhadap Prabowo berubah 180 derajat dibanding sikap menjelang Pilpres 2019. Prabowo saat ini disebutnya sebagai pribadi rendah hati, dan merupakan tokoh yang menghargai pihak politik mana pun, terlepas besar atau tidaknya sebuah partai politik. Tambahnya, \"Kalau di tempat lain, kami yang diminta untuk ke sana, kalau perlu sambil merangkak. Kalau di sini, Pak Prabowo yang berkenan hadir mendatangi kami di kantor PSI,\" ujar Grace. Tidak ada yang bisa memastikan, apakah dukungan PSI itu benar-benar sampai pilpres nanti, tentu itu akan disesuaikan dengan cawe-cawe Jokowi apakah akan tetap dukung Prabowo. Atau, justru karena peristiwa politik tertentu Jokowi mesti balik kandang bersama PDIP, dan karenanya pilihannya pun akan jatuh pada Ganjar Pranowo. Dinamika dan juga pandangan politik dari Presiden Jokowi yang sering berubah dengan begitu cepatnya, itu akan juga diikuti sikap politik PSI. Tidak mustahil PSI akan ikut menyesuaikan, seolah mengikuti takdirnya senantiasa membersamai Jokowi. Menyulap Prabowo dari yang sebelumnya disebut sebagai \"pembohong\", dan seiring dinamika politik yang berkembang, memunculkan sikap puja-puji PSI pada Prabowo sebagai pribadi rendah hati. Dalam politik semua bisa berubah, bahkan berubah ekstrem sekalipun, dan itu seperti hal biasa. Pujian PSI pada Prabowo yang menyenangkan hati, itu belum pasti tidak akan berubah. Semua ditentukan oleh Jokowi, dan PSI akan berperan seperti anak bebek yang wek-wek-wek mengikuti ke mana sang induk melangkah.**

Rocky Gerung dan Tradisi Kaum Republikan

Oleh Furqan Jurdi - Ketua Pemuda Madani DUA kata “bajingan dan tolol” yang terlontar dari mulut Rocky Gerung telah membentuk dua barisan besar, yaitu pencela dan pembela. Mereka yang mencela Rocky bahkan melaporkan Rocky ke polisi berdiri dibarisan kelompok relawan yang selama ini sebagai “penjaga Jokowi”. Kelompok ini monoton dan tidak meluas. Mereka yang membela Rocky datang dari kelompok dan individu yang cukup beragam dan susah diklasifikasikan sebagai kelompok tertentu. Fenomena ini menggambarkan bagaimana sosok Rocky telah menjadi “sesuatu” yang tidak bisa disepelekan. Mereka datang  dari kelompok-kelompok Milenial, Aktivis Mahasiswa, Aktivis Pergerakan, Aktivis Buruh dan tokoh-tokoh oposisi. Kekuatan ini diluar dugaan bersama-sama membela Rocky. Pembela Rocky “mendalam dan meluas”. Mendalam karena mereka adalah kaum intelektual dan meluas karena mereka adalah kelompok dari semua kalangan dan generasi. Fenomena Rocky ini persis dengan fenomena Amien Rais pada tahun 1998. Pidato-pidato politik Amien Rais menjadi “biang kerok” yang membuat gaduh istana. Sama dengan Amien Rais, Rocky datang dari tradisi akademisi yang sederhana dengan pikiran yang berani dan menantang. Tetapi jangan sepelekan pikiran akademisi, bisa mengguncang istana dan merobohkan kekuasaan. Menarik apa yang dikatakan tokoh oposisi Dr. Syahganda Nainggolan mengenai Sosok Rocky yang disebutnya “Rocky The Plato”. Sebuah kalimat sederhana tetapi memiliki bobot intelektual dan akademisi. Bagi saya Rocky adalah seorang sosialis republikan yang berupaya menjaga nalar bangsa ini.  Sebagai orang sosialis, kata Syahganda, Rocky telah mewarisi tradisi intelektual Paertai Sosialis Indonesia dan Syahrir (Mantan Perdana Menteri Pertama Indonesia). Tradisi kaum sosialis adalah tradisi kritis yang berpegang teguh pada nilai-nilai yang berkembang di barat, dan paling banyak dipengaruhi oleh Filsafat Plato. Tradisi barat yang dianut oleh Rocky mendorong dia untuk mengkritisi secara tajam dan berani terhadap kebijakan Presiden Jokowi yang terlalu berpihak ke Cina. Sebagaimana kita Tahu  baru-baru ini setelah meloloskan dua Undang-undang Omnibus Law, yaitu Cipta Kerja dan Kesehatan Jokowi telah membuat delapan kesepakatan dengan Cina. Delapan kesepakatan itu memang berbahaya, karena memberikan “karpet merah” seperti izin membangun Rumah Sakit di kota-kota besar di Indonesia, pentingnya belajar bahasa Tiongkok di Indonesia, dan kebijakan ekonomi yang sangat pro kepada Cina. Ini semacam gerakan Cinaisasi Indonesia. Kenyataan ini mendorong Rocky Gerung untuk berbicara dengan cara-cara yang cukup keras tetapi menggunakan bahasa yang keras dan tajam. Rocky memang selalu memilih kata-kata yang kontroversial dan menantang untuk menyampaikan argumennya. Meskipun tajam tapi tidak pernah membicarakan personal melainkan fungsi seorang Presiden. Karakter Seorang Republikan Haji Agus Salim, ketika menghadiri penobatan Ratu Elizabeth II pada Tahun 1953, menunjukkan sikap seorang republikan. Dia tidak menundukkan diri pada kesopanan feodal elit istana. Di hadapan tamu seluruh dunia, Haji Agus Salim melihat Pangeran Philips canggung menghormati Tamu-tamu dari semua negara. Melihat subjek monarki yang kebingungan itu Haji Agus Salim dengan gaya jenaka nya melakukan diplomasi menggunakan rokok kretek. Dia menegur pangeran Philips yang sedang canggung itu dengan rokoknya hingga sang Pangeran tersadar bahwa dia tuan rumah pesta besar dan penting itu. Sehabis upacara penobatan, sang Pangeran memberitahu istrinya Sang Ratu mengenai orang tua itu. “Gentlemen ini dari Indonesia”. Kata pangeran kepada Ratu.  Cara Haji Agus Salim memberikan kesan yang cukup mendalam bagi sang pangeran. Cara itu tidak mungkin dilakukan oleh warga negara monarki, karena lebih memilih sopan daripada kebenaran, tetapi bagi republikan kebenaran harus disampaikan meskipun dianggap tidak sopan santun. Proklamator Indonesia Mohammad Hatta menyebut “Manusia seperti Haji Agus Salim lahir seratus tahun sekali”. Bagi Bung Hatta Agus Salim adalah seorang lelaki tua yang berbicara penuh tantangan tetapi terukur. Pembicaraannya dapat menginspirasi, memperkuat pendirian dan tujuan yang hendak dicapai. Pengakuan tentang Agus Salim juga datang dari Ulama Besar Buya Hamka. Bagi Hamka, “Agus Salim sama dengan sejuta manusia”. kecerdasannya mampu mengimbangi lawan debatnya dengan elegan dan sulit dikalahkan. Saya tidak hendak menyamakan Rocky dengan Agus Salim, tetapi kedua orang Indonesia yang berbeda zaman ini mampu menjadi bagian penting dalam perjalanan republik. Perubahan besar hanya lahir dari kemampuan menalar dan berpikir secara sistematis dan bertindak secara terukur. Kecerdasan Rocky membuat lawan debatnya tidak berkutik. Dia memiliki kemampuan logika yang sistematis dengan penalaran yang tepat. Dalam berbagai debat Rocky memperlihatkan kecerdasan yang jarang dimiliki oleh politisi Indonesia. Haji Agus Salim lebih unggul lagi dalam hal mengalahkan lawan debat tanpa sarkasme dan menyerang pribadi. Misalnya, dalam sebuah Rapat Sarikat Islam Haji Agus Salim dan Tjokroaminoto disindir oleh Musso dalam pidatonya.  Di atas podium Musso bertanya kepada peserta rapat: Yang berjenggot apa saudara-saudara?” Menjawab pertenyaan tersebut, hadirin dari SI Merah ramai-ramai berteriak, “kambing!\". \"Kalau yang berkumis?\", hadirin pun lalu ramai menyahut, “kucing!”  Haji Agus Salim tidak lantas marah dan menyerang Musso dengan kata-kata yang tidak intelektual. Mendengar ejekan itu, ketika giliran Haji Agus Salim naik panggung pun membalasnya. Dari atas podium ketika berpidato dia pun bertanya balik bertanya pada hadirin. \"Tadi hewan-hewannya kurang lengkap, apa yang tidak berkumis dan tidak berjenggot (kebetulan Musso tidak berkumis dan berjenggot)?\" tanya Agus Salim kepada peserta rapat. Mendengar pertanyaan dari H Agus Salim yang berdiri di atas podium, para  ternyata lebih riuh seraya serempak menyahut dengen menyebut nama hewan, “anjing!”. Musso dan para peledek H Agus Salim terdiam.  Tradisi intelektual hebat inilah yang ingin dihidupkan dalam percakapan publik. Kehadiran Rocky di Panggung politik Indonesia, tidak sebagai politisi tetapi sebagai akademisi dan intelektual bahkan filosof sangat diharapkan untuk mengembalikan percakapan hebat dan berbobot itu. Dengan percakapan seperti itulah kita merawat republik.  Tetapi memang telinga kekuasaan sangat tipis terhadap para pengkritik. Mereka hanya ingin dipuja dan dipuji layaknya seorang kaisar atau raja. Inilah yang akhirnya menyumbat percakapan yang intelektual. Opini publik dipenuhi dengan pujian dan “gosip politik” bahkan berita kriminal dari politisi, tidak ada percakapan publik yang membuat waras dan mencerahkan. Rocky Itu Republikan Seorang republikan tidak akan menundukkan dirinya pada keramahan feodal, tidak menghamba pada monarki, tidak takut pada tirani. Dia akan memilih jujur dan benar daripada kesopanan yang palsu dan menjenuhkan. Rocky datang dari tradisi intelektual yang kritis dan tradisi kewarganegaraan yang jujur. Dia tidak menipu dirinya untuk menyenangkan orang lain apalagi untuk menghamba pada kekuasaan. Rocky menunjukkan ciri warga negara republik. Plato, Penulis Buku Republik yang terkenal itu adalah seorang filsuf yang tidak terjebak pada feodalisme dan enaknya istana. Meskipun menjadi Penasehat Raja Dionysios dia tidak terjebak pada kenyamanan monarki itu dan lebih memilih untuk mengajarkan kejujuran dan moralitas kepada si Raja, meskipun Plato tau bahwa penguasa akan jenuh dengan kebenaran dan moralitas itu. Seorang filsuf tidak akan berpura-pura untuk sebuah kebenaran. Juga tidak akan menggantungkan nasibnya pada kekuasaan. Persis seperti itu Rocky Gerung memposisikan dirinya, meskipun dia tau bahwa kapan saja dia bisa dekat kepada Kekuasaan dan menjadi bagian penting di dalam istana.  Dia tidak tergiur dengan kemewahan jabatan dan lencana itu, dia hanya terobsesi pada perbaikan pikiran anak bangsa dan perbaikan masa depan Indonesia. Karena kesadaran itu dia memilih jalan menjadi “oposisi” bagi kekuasaan yang congkak dan dungu. Sikap Rocky itu adalah Seorang Warga negara Republik tulen. Dengan hidup mengembara dalam alam intelektual, menjadi teladan bagi sesama warga negara, tidak menyerahkan diri untuk dikekang kekuasaan dan tidak terjebak di dalam istana untuk melantunkan pujian-pujian kepada penguasa. Seorang republikan lebih mengutamakan kearifan. Itulah Rocky. Hanya dengan warga negara republikan sebuah republik akan bertahan. Kalau hanya mengandalkan politisi, negara republik akan bubar. Kalau hanya berdiri dengan gagah di atas demokrasi, demokrasi pun bisa meruntuhkan republik. Sejarah Romawi Kuno telah mengajarkan kita bahwa suksesi politik dan demokrasi electoral telah meruntuhkan republik pertama dalam sejarah itu. Kata James Wilson, Republik dibangun dengan kumpulan kesadaran sosial atau moral yang alami. \"Seorang yang mampu mengelola urusannya sendiri, dan bertanggung jawab atas perilakunya terhadap orang lain, itu tidak hanya menyatukan masyarakat tetapi juga membuat pemerintahan republik yang demokratis”. Tanpa itu, republik bisa runtuh dan punah kapan pun dan dalam situasi apa pun. Penutup Fenomena Rocky ini menjadi momentum kebangkitan kaum intelektual untuk membawa kita pada diskusi-diskusi yang lebih tajam. Sehingga tidak lagi terjebak pada feodalisme struktural yang telah merebak secara institusional dalam kekuasaan negara. Kita sudah jauh tertinggal di bidang pendidikan, dan kecerdasan anak bangsa semakin merosot karena kita terjebak pada sentimen yang berlebihan. Diskusi politik hanya semacam panggung adu mulut yang tidak bernilai. Orang-orang berbicara tentang orang, tidak berbicara tentang ide-ide besar. Hari-hari ini kita saksikan, mendekati musim pemilu, penampilan sosok yang kita nonton hanya mereka yang “asal berbeda” tanpa mengerti substansi perbedaan. Efeknya permusuhan terjadi secara meluas antara sesama warga negara Rocky ada dalam diskusi itu, bertengkar dengan membawa ide besar tentang Republik, tapi menghindari diri membicarakan mengenai orang-orang. Layaknya Tradisi Platonis, perdebatan mengenai republik adalah diskursus politik dan kekuasaan.  Karena itu kita memerlukan lebih banyak lagi Rocky Gerung lainnya yang bisa membawa bangsa ini pada percakapan akal sehat, bukan pada pertengkaran, adu mulut dan sentimen personal.  Dengan manusia seperti Rocky kita akan membawa Republik terbang mencapai tujuan bernegara. (*)