ALL CATEGORY

Nasdem Mematangkan Strategi Pemenangan Pemilu Melalui Kegiatan Orientasi dan Bimtek

Makassar, FNN - Partai Nasdem mematangkan strategi pemenangan Pemilu 2024 melalui kegiatan orientasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada para calon anggota legislatifnya yang rencananya dihadiri Ketua Umum Surya Paloh di Hotel Calro Makassar, Sulawesi Selatan, pada 22 - 24 Juni 2023.\"Dalam orientasi sejumlah materi disampaikan agar para bakal caleg paham bagaimana berkampanye tanpa menyalahi aturan terutama menggunakan media. Kedua, tentu dibahas strategi pemenangan Pemilu,\" ujar Ketua Panitia Rudianto Lallo saat konferensi pers di Makassar, Rabu.Ia mengatakan, mengenai kehadiran Surya Paloh telah disetujui dan akan tiba di Makassar pada Kamis besok untuk membuka kegiatan orientasi seputar pemahaman kepemiluan sekaligus memberikan pengarahan kepada seluruh peserta yang hadir dari sejumlah wilayah Pulau Sulawesi.Termasuk, memberi pemahaman terkait tugas dan fungsi kedewanan sebelum mereka masuk di DPRD daerah masing-masing. Orientasi ini, kata Ketua DPRD Kota Makassar itu, terkhusus bagi tokoh-tokoh muda yang ikut bertarung di Pemilihan Legislatif (Pileg) pada 14 Februari 2024.Sekretaris Panitia Mario David menambahkan, dari data panitia ada belasan ribu peserta yang dinyatakan hadir dalam kegiatan tersebut serta anggota DPRD se Sulawesi dijadwalkan mengikuti bimtek.\"Jadi yang ikut orientasi adalah bakal caleg se-Sulsel. Sedangkan anggota legislatif se-Sulawesi mengikuti bimtek. Kegiatan dibuka langsung Ketua Umum Surya Paloh didampingi Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse,\" katanya.Wakil Ketua DPW Partai NasDem Sulsel Mustaqim Musma menambahkan orientasi dan bimtek tersebut merupakan yang pertama di tingkat provinsi setelah sebelumnya di laksanakan Dewan Pimpinan Pusat.\"Sulsel menjadi provinsi pertama yang menggelar kegiatan ini. Harapannya, Sulsel bisa menjadi contoh di provinsi lain agar menggelar kegiatan serupa guna memenangkan Pemilu 2024 nanti,\" turut pria yang pernah berkecimpung di media ternama Makassar itu menekankan.(sof/ANTARA)

BKSAP Mendukung Keketuaan Indonesia di ASEAN untuk Menyelesaikan TPPO

Jakarta, FNN - Anggota Badan Kerja Sama Antarparlemen (BKSAP) DPR RI Kamrussamad mendukung keketuaan Indonesia di ASEAN, khususnya dalam upaya menyelesaikan persoalan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).\"Ada tiga tantangan dalam memperkuat upaya penanganan TPPO di kawasan ASEAN,\" katanya dihubungi di Jakarta, Rabu.Dia menjelaskan tiga tantangan itu yakni berkembangnya modus perekrutan korban, penyalahgunaan teknologi dalam menjangkau korban hingga akses layanan pemulihan yang sulit dijangkau oleh korban.Menurut data Global Report In Trafficking In Person bahwa pada 2020 data menunjukkan angka 0,34 jumlah korban per 100.000 populasi, 0,19 jumlah korban antarnegara per 100.000 populasi dan 0,08 jumlah korban eksploitasi seksual per 100.000 populasiDia menyarankan dalam upaya Indonesia memperkuat penanganan TPPO, dapat meningkatkan deteksi dini dan pencegahan perdagangan manusia, .memperkuat jaminan atas perlindungan, pemulangan dan rehabilitasi korban.Selanjutnya, meningkatkan kapasitas penegak hukum negara anggota ASEAN dalam melakukan investigasi, melakukan pertukaran informasi terkait kasus TPPO hingga memperkuat kerja sama antarunit penanganan anggota ASEAN.Beberapa waktu lalu, kata dia, upaya kerja sama pemberantasan TPPO di ASEAN, didorongnya kesepakatan memorandum of understanding (MoU) antara Polri dan Kepolisian Kamboja pada Agustus 2022.Selain itu, pada pertemuan ke-25 Dewan Masyarakat Politik dan Keamanan ASEAN pada 10 November 2022 di Kamboja​. Menkopolhukam menekankan pentingnya penguatan kerja sama ASEAN dalam memerangi perdagangan orang.Selanjutnya, disepakati MoU rekrutmen dan perlindungan pekerja migran Indonesia di sektor domestik Malaysia pada April 2022.\"Presiden Jokowi mendorong pembahasan TPPO terutama online scams pada penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di bawah Keketuaan Indonesia,\" katanya menegaskan.Indonesia memegang keketuaan ASEAN di tahun 2023. Keketuaan Indonesia merupakan kali kelima, sejak organisasi itu didirikan pada 8 Agustus 1967.The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara. Keketuaan ASEAN tahun 2023 mengusung tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, yang bermakna bahwa Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia.(sof/ANTARA)

Tak Lagi Bahas Cawapres, Anies Tugaskan Tim 8 Melangkah Maju

Jakarta, FNN - Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) terus bergerak maju.  Dua hari sebelum berangkat menunaikan ibadah haji, Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Rasyid Baswedan mengumpulkan dan memimpin langsung rapat dengan Tim 8 (Rabu, 21/6). Dalam pertemuan yang di gelar di Sekretariat KPP, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Anies dan Tim 8 tidak lagi membahas soal bakal Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang akan mendampingi Anies, namun sudah melangkah lebih maju ke tahapan implementasi strategi pemenangan dan taktis pelaksanaan. “Soal pembahasan Cawapres sudah dapat dikatakan selesai.  Nama-nama yang diusulkan oleh Partai Koalisi dan masukan masyarakat telah selesai kami kaji secara mendalam. Satu nama sudah dikantong Bacapres Anies, mari kita tunggu siapa tahu sekembali Pak Anies dari ibadah haji akan ditentukan momentum terbaik untuk mendeklarasikan Pasangan Capres-Cawapres Koalisi Perubahan,” tutur Sugeng Suparwoto, Anggota Tim 8 wakil dari Partai Nasdem. Sudirman Said, anggota Tim 8 yang mewakili Anies Baswedan menjelaskan bahwa dalam pertemuan selasa sore hingga malam kemarin, Anies menugaskan agar Tim 8 mulai mempersiapkan langkah kongkrit ke depan. “Pak Anies meminta agar Tim 8 mulai terus bergerak maju memikirkan hal-hal teknis. termasuk melengkapi Struktur Tim Pemenangan Nasional, kegiatan bersama tiga Partai koalisi dan opsi waktu deklarasi pasangan Capres dan Cawapres,” sambung Sudirman. Sementara itu, Teuku Riefky Harsya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat yang juga anggota Tim 8 menyatakan bahwa Partai Demokrat siap untuk berkolaborasi dengan seluruh anggota koalisi dan relawan Anies Baswedan.   “Struktur dan Kader Partai Demokrat telah merapatkan barisan bersiap untuk turun bersama dengan para kader Partai Koalisi, dan Relawan Pro Perubahan di seluruh Indonesia. Konsolidasi awal diperlukan untuk persiapan Kegiatan Pemenangan dan Antisipasi Kecurangan.” tegas  Teuku Riefky. Menurut Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Dr. Sohibul Iman, arahan yang dipimpin langsung Capres Anies Baswedan merupakan bentuk kepastian bahwa KPP terus melaju.  “Pembahasan rapat ini menandakan tahapan kerja politik Koalisi Perubahan berjalan secara konstruktif dan progresif. Bismillah, Kami siap berlayar menuju kemenangan Pilpres 2024.” tutup anggota Tim 8 perwakilan dari PKS ini. (*)

Presiden Baru Biasanya Lawan Politik dari Presiden Sebelumnya

Jakarta, FNN - Analis politik dari Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting mengungkapkan, dalam politik Indonesia, presiden pengganti umumnya adalah lawan politik bahkan musuh politik dari presiden sebelumnya. Presiden baru, tokoh yang berbeda pandangan politik dengan presiden sebelumnya. “Konflik politik yang tidak bisa diselesaikan menjadi konsensus politik mengakibatkan terjadinya kepemimpinan nasional yang bukan merupakan penerus presiden sebelumnya. Itu fakta politik dari teori konflik dan konsensus politik yang tidak bisa terbantahkan dalam kontestasi politik, termasuk di Indonesia,” kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unas, Selamat Ginting di Jakarta, Rabu (21/6). Ia menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jokowi menginginkan presiden penggantinya bagian dari estafet kepemimpinan nasional. SBY bicara perihal mimpinya bersama mantan Presiden Megawati Sukarnoputri dan Jokowi naik kereta api dalam satu gerbong yang tiketnya diberikan presiden pengganti Jokowi. “Boleh saja Jokowi mengharapkan estafet kepemimpinan dengan harapan presiden penggantinya meneruskan kebijakannya. Begitu juga boleh saja SBY punya harapan dari mimpinya, akan tampil presiden baru dari kesepakatan para mantan presiden. Namun kenyataannya berbeda dengan dinamika politik pergantian kepemimpinan nasional di Indonesia,” ungkap Ginting yang lama menjadi wartawan bidang politik. Konflik dan Konsensus Politik Menurut Ginting, ada fakta politik di mana publik melihat ada konflik politik antara Jokowi dengan bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan yang tidak terbantahkan. Di antara kedua tokoh ini terjadi perbedaan pendapat, persaingan, bahkan pertentangan dalam kebijakan maupun keputusan politik. Hal itu biasa dalam politik praktis, untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber-sumber kekuasaan. “Politik selalu mengandung konflik dan persaingan kepentingan. Biasanya bermula dari kontroversi-kontroversi yang berujung menjadi suatu konflik politik yang tidak bisa dihindari. Karena ini konflik elite politik, muaranya adalah persaingan dalam mendapatkan kekuasaan negara, seperti jabatan presiden,” ungkap kandidat doktor ilmu politik itu. Ginting menjelaskan, pertemuan antara anak dari mantan Presiden Megawati Sukarnoputri, yakni Puan Maharani, dan anak dari mantan Presiden SBY, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan upaya melakukan konsensus politik. Sebab komunikasi politik antara kedua mantan presiden itu bisa dianggap dingin. Tidak ada komunikasi interpersonal di antara SBY dengan Megawati.  “Mimpi SBY, diamnya Megawati, dan harapan Jokowi masuk dalam kategori komunikasi intrapersonal. Jadi seperti komunikasi dengan dirinya sendiri. Melakukan perenungan dan intinya sedang melakukan imajinasi politik,” papar Ginting. Sukarno, Soeharto, Habibie Selamat Ginting mencontohkan peristiwa pergantian kepemimpinan nasional sejak era Presiden Sukarno hingga era Presiden SBY. Umumnya presiden pengganti pernah bersama dalam pemerintahan presiden sebelumnya.  Sukarno, kata Ginting, cenderung menginginkan Subandrio yang diberikan tiga jabatan penting, yakni Wakil Perdana Menteri 1, Menteri Luar Negeri, dan Kepala Badan Pusat Intelijen. “Sukarno lebih ingin Subandrio menjadi penggantinya, dan bukan Menteri/Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto. Tapi kenyataan politik, Jenderal Soeharto mendapatkan dukungan rakyat untuk menjadi pengganti Sukarno setelah peristiwa G30S/PKI dan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 dengan ujungnya pembubaran PKI.” Begitu juga dengan Presiden Soeharto, lanjut Ginting. Jelang pengumuman lengser dari tahta kepresidenan, Presiden Soeharto menginginkan Wakil Presiden BJ Habibie juga bersama-sama lengser dengan dirinya. Soeharto cenderung lebih ingin Menhankam Pangab Jenderal Wiranto yang menggantikannya. Dia tidak menghendaki Habibie menjadi Presiden penggantinya. Bahkan Habibie dianggap berkhianat terhadap dirinya.  “Namun realitas politik yang terjadi, Wakil Presiden BJ Habibie tidak bersedia mundur dan secara konstitusi otomatis naik menjadi Presiden menggantikan Soeharto. Sejak saat itu hingga akhir hayatnya, Soeharto tidak bersedia berkomunikasi dengan Habibie,” ungkap Ginting. Era Reformasi Setelah era reformasi, kata Ginting, ternyata pertanggungjawaban Presiden BJ Habibie juga ditolak anggota MPR. Sehingga Habibie menghentikannya untuk maju dalam pemilihan presiden 1999. Laporan pertanggungjawaban Presiden yang ditolak ini juga mirip ketika pertanggungjawaban Presiden Sukarno ditolak MPRS tahun 1967. Akhirnya Partai Golkar sebagai pendukung BJ Habibie mengalihkan dukungannya kepada Abdurachman Wahid (Gus Dur) saat berkompetisi melawan Ketua Umum PDIP Megawati dalam pemilihan presiden 1999. Megawati kalah, padahal partainya tampil sebagai pemenang pemilu legislatif.  Gus Dur kemudian meminta Megawati bersedia menjadi wakil presiden mendampingi dirinya untuk masa bakti 1999-2004. Gus Dur memimpin sejak 20 Oktober 1999. Dalam perjalanan pemerintahannya, ia banyak membuat kebijakan kontroversial, sehingga dilengserkan dari jabatannya oleh MPR pada 23 Juli 2001.  Misalnya, penghapusan Tap MPR yang membahas tentang PKI, mengeluarkan Dekrit Presiden yang berisikan tentang pembubaran parlemen, dan banyak lagi, termasuk memberhentikan Kapolri tanpa persetujuan DPR. Gus Dur digantikan Wakil Presiden Megawati Sukarnoputri. Gus Dur menuduh Megawati bersama Ketua MPR Amien Rais berada di belakang pelengseran dirinya.  Setelah Megawati menjadi presiden, pada Maret 2004 terjadi peristiwa mengejutkan. Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono mengajukan surat permohonan mengundurkan diri sebagai menteri.  Hubungan Presiden Megawati dengan SBY pun menjadi dingin. Keduanya kemudian saling berhadapan dalam Pemilu 2004, dan hasilnya SBY tampil sebagai pemenang pilpres.  Terakhir pada pemilu 2014, masa akhir pemerintahan Presiden SBY.  Dalam pemilu Partai Demokrat yang berada di bawah kendali SBY awalnya netral, namun kemudian memilih berpihak kepada capres Prabowo Subianto daripada mendukung capres Jokowi dari PDIP. Akhirnya yang tampil sebagai pemenang pilpres adalah Jokowi. “Dari dua peristiwa pilpres di atas, jelas Megawati tidak menghendaki SBY sebagai penggantinya. Kemudian SBY juga tidak menghendaki Jokowi sebagai penggantinya. Tapi nyatanya, realitas politik justru menjawab capres yang tidak dikehandaki presiden terdahulu, tampil sebagai pemenang pilpres,” ungkap Ginting. Hal tersebut, kata Ginting, tidak bisa dilepaskan juga dari keinginan tentang perubahan. Dalam teori perubahan sosial, maka perubahan merupakan keniscayaan. Bagaikan roda yang sedang berputar dan perputaran itu tidak akan dapat dielakkan siapa pun dan tidak dapat dikendalikan oleh siapa pun.   “Kita tidak tahu apakah perubahan sosial dilakukan secara evolusi secara lambat atau secara revolusi dengan cepat dan keras. Itulah realitas politik,” pungkas Ginting. (sws)

Erdogan dan Ottoman: Benteng Terakhir Islam?

Ada tanda-tanda yang kian kentara bahwa Erdogan memiliki visi membangun Turki dengan berkaca pada kejayaan Ottoman, terutama di era Sultan Selim I.  Oleh: Dimas Huda---Wartawan Senior FNN PADA akhir Agustus tahun lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan merayakan Tahun Baru Islam dengan penuh percaya diri. Ia baru saja mengubah Haghia Sophia yang monumental menjadi masjid. Dia juga mengubah bekas gereja Bizantium lainnya, gereja Chora abad keempat, salah satu bangunan Bizantium tertua di Istanbul.  Sehari setelah itu dia mengumumkan penyimpanan gas alam terbesar di Laut Hitam. Ini mengikuti penemuan ladang gas alam baru-baru ini di Mediterania timur. Kedua wilayah ini adalah zona persaingan internasional yang diperebutkan dengan sengit antara kekuatan-kekuatan di sekitar lautan ini.  Selain upayanya memonopoli cadangan gas alam di sekitar Turki, hari ini Erdogan mengambil bentuk usaha militer asing di Libya, Suriah, dan Yaman.  Belakangan, dia menyambut delegasi Hamas ke Ankara. Erdogan menyatakan dukungan untuk Palestina setelah pengumuman kesepakatan antara Israel dan UEA baru-baru ini. Semua gerakan ini memproyeksikan visi Erdogan tentang kekuatan Islam ke dunia. Membela Islam di dalam negeri sejalan dengan mengamankan sumber daya alam dan memaksakan kekuatan Turki di luar negeri. Ini juga sejalan dengan represi domestik.  Barat menuduh upaya Erdogan ini untuk \"membangkitkan\" Kekaisaran Ottoman. Boleh jadi itu benar. Erdogan dianggap ingin mengembalikan Turki sebagaimana yang dicapai Sultan Selim I. Sultan Selim meninggal 500 tahun yang lalu pada tahun 1520. Pada masa hidupnya, Kesultanan Utsmaniyah tumbuh dari kekuatan regional yang kuat menjadi kerajaan global yang sangat besar.  Selim menawarkan template bagi Turki untuk menjadi kekuatan politik dan ekonomi global, dengan pengaruh dari Washington hingga Beijing, menghancurkan penantang asing dan domestik.  Erdogan juga dianggap ingin menjadikan Islam sebagai reservoir kekuatan budaya dan politik, komponen vital dari kejayaan masa lalu Ottoman, yang dia coba tiru di Turki kontemporer melawan sekularisme elit dominan yang telah berkuasa sejak pendiriannya. Aktif di Sejumlah Konflik Tuduhan-tuduhan seperti itu boleh-boleh saja. Belakangan Turki di bawah Erdogan memang berbeda. Negeri ini belakangan secara aktif terlibat dalam sejumlah konflik. Contohnya banyak. Turki, misalnya, telah mengerahkan beberapa ribu tentara, didukung oleh pesawat terbang dan artileri berat, melintasi Suriah utara, setelah melakukan empat invasi besar ke Suriah selama dua tahun terakhir.  Pasukan Turki telah menembus hingga 40 km di Irak utara, sementara pesawatnya secara teratur menggempur posisi Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang kadernya telah ditempatkan di pegunungan Irak utara selama beberapa dekade. Akhir tahun lalu, Turki melintasi Mediterania ke Libya. Pada bulan November, ia menandatangani dua perjanjian dengan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang berbasis di Tripoli.  Perjanjian pertama, mengerahkan pasukan Turki untuk mendukung GNA melawan serangan oleh otoritas politik saingan yang berbasis di Tobruk di negara yang dilanda perang. Pasukan ini dipimpin oleh Khalifa Haftar.  Haftar, yang didukung oleh Mesir, UEA, dan Rusia, pensiun dari keributan pada Juni. Ini  memberikan kesempatan bagi Turki dan Rusia untuk bekerja dalam proses perdamaian dengan Mesir. Perjanjian kedua membagi perairan Mediterania Timur menjadi zona ekonomi eksklusif Libya-Turki yang menantang klaim negara pesisir lainnya – Yunani, Siprus, Israel, dan Mesir – dan mengatur konfrontasi militer di lautan. Pada Juni 2017, ketika beberapa anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC), Arab Saudi, UEA, dan Bahrain, didukung oleh Mesir, memberlakukan blokade darat, laut, dan udara di Qatar dan bahkan mengancam akan melakukan serangan militer untuk melakukan perubahan rezim, Turki dengan cepat memindahkan pasukannya ke syekh gurun. Hal itu menggagalkan pemikiran penggulingan penguasa dan juga menempatkan dirinya di pos terdepan Teluk. Ini adalah penyebaran Turki pertama sejak akhir kekaisaran Ottoman. Selanjutnya, belum lama ini terjadi perselisihan atas Nagorno-Karabakh. Azerbaijan dan Armenia, dua republik yang memisahkan diri dari Uni Soviet mengklaim wilayah yang sama. Secara resmi, wilayah itu merupakan bagian dari Azerbaijan, tetapi, dengan populasi Armenia yang besar. Di bawah kendali Armenia meletuslah perang singkat pada tahun 1991. Sekarang, situasinya sangat berbeda: Turki telah menjanjikan dukungan penuh kepada Azerbaijan, memindahkan persenjataan dan penasihat, dan juga menyediakan sekitar 1.500 militan dari kader yang dikendalikannya di Suriah utara. Politik Global Turki Nah, agresifnya Turki tersebut mengundang tuduhan bahwa Erdogan ingin mengembalikan Turki seperti di era Ottoman saat dipimpin Sultan Selim I.  Dari tahun 1517 hingga akhir Perang Dunia I, Kesultanan Utsmaniyah mempertahankan bentuk geografis yang dimenangkan Selim, mendominasi Timur Tengah dan Mediterania timur.  Pada tahun 1517, Ottoman mengalahkan saingan utama mereka di wilayah tersebut. Ottoman merebut semua wilayahnya di Timur Tengah dan Afrika Utara dari Kekaisaran Mamluk yang berbasis di Kairo. Wilayah itu lebih dari dua kali lipat ukuran kekaisaran Ottoman.  Lebih jaih lagi, kemenangan Sultan Selim atas Mamluk membuat Kekaisaran Ottoman menjadi negara mayoritas Muslim untuk pertama kali dalam sejarahnya. Sebelumnya, lebih dari 200 tahun, Ottoman adalah negara yang sebagian besar penduduknya adalah Ortodoks Yunani.  Dengan kemenangan ini, Selim menjadi sultan Utsmaniyah pertama yang memerintah dua Tanah Suci, Makkah dan Madinah. Itu sebabnya ia mendapatkan gelar khalifah dan mengokohkan kredensial Islam global kekaisaran.  Ledakan Kekaisaran Ottoman ke Timur Tengah mengubahnya menjadi kekuatan militer dan politik terkemuka di kawasan itu dan salah satu negara terbesar di dunia. Kala itu, Ottoman menguasai seluruh bagian timur Mediterania dan dengan demikian mendominasi rute perdagangan terpenting dunia melalui darat antara Eropa dan Asia dan melalui laut melalui Teluk Persia dan Laut Merah.  Republik Turki mewarisi sebagian besar kekuatan itu setelah kematian kekaisaran dan kebangkitan republik pada tahun 1923. Penguasa Turki modern sebelumnya berusaha menjauhkan diri dari warisan Kekaisaran Ottoman, dan Islam. Mereka mencoba memproyeksikan wajah republik yang lebih ‘barat’, ‘sekuler’, dan ‘modern’. Erdogan adalah yang pertama yang secara aktif merangkul masa lalu Ottoman dan warisan Islam kekaisaran.  Tindakannya yang paling mencolok adalah menamai jembatan ketiga yang baru dibangun di atas Selat Bosphorus yang terkenal dengan nama Selim. Erdogan juga mencurahkan sumber daya yang sangat besar di makam Sultan Selim dan tugu peringatan lainnya untuk pemerintahannya.  Setelah memenangkan referendum konstitusi tahun 2017 yang sangat memperluas kekuasaannya, Erdogan muncul untuk pertama kalinya di depan umum di makam Sultan Selim.  Di sana Erdogan mengembalikan kaftan dan sorbannya yang telah dicuri bertahun-tahun sebelumnya kepada penguasa yang telah lama meninggal.  Erdogan dan rekan-rekan partai Islamnya secara teratur menggambarkan diri mereka sebagai ‘cucu’ Ottoman.  Semua inisiatif Turki berasal dari presidennya, Recep Tayyip Erdogan, yang telah mendefinisikan politik nasional selama hampir dua dekade. Seorang komentator Turki, Kaya Genc, menggambarkannya sebagai “politisi paling membingungkan” dalam 96 tahun sejarah Turki.  Erdogan berusaha untuk mencapai \"Turki baru\" yang mandiri secara ekonomi dan sukses, sebuah kekuatan regional dan sebuah pemain sentral dalam semua masalah regional utama. Di sini, dia memiliki masalah \"warisan\". Kemalisme Leluhur Turki lainnya adalah Mustafa Kamal Ataturk. Ia menyelamatkan bangsanya dari pemotongan oleh kekuatan barat yang menang dalam Perang Dunia I. Kemal memimpin Perang Kemerdekaan Turki (1919-22). Ia menghapus semua hubungan Turki dengan masa lalu Ottoman.  Mustafa Kemal melarang ekspresi publik iman melalui doa dan pakaian. Menghilangkan tulisan Arab dari bahasa Turki, dan memaksakan pakaian barat pada rakyatnya. Apa yang dilakukan secara kolektif itu disebut sebagai \"Kemalisme\". Erdogan telah menggunakan dua tradisi Turki sebelumnya yang saling memperkuat: Islam dan Ottomanisme. Ini mendefinisikan etos nasional selama hampir satu millennium. Dalam pandangan Erdogan, itu adalah tradisi yang lebih otentik dibandingkan dengan Kemalisme yang mencerminkan dominasi terus dari Barat di Turki.  Cendekiawan Turki, Gonul Tol, menulis untuk Erdogan dan para pendukungnya, Turki “sebagai pewaris Kekaisaran Ottoman, adalah benteng terakhir Islam dan pemimpin alami kebangkitan peradaban Muslim”. ***

Mimpi "Politik" SBY Jelas Menakutkan

Oleh: Dimas Huda, Wartawan Senior FNN PRESIDEN RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, mendadak mengumbar mimpinya. Mimpi SBY ditafsirkan banyak orang sebagai mimpi bernuansa politis.  SBY mengaku bermimpi naik kereta bersama Presiden Jokowi dan Megawati. Dalam mimpi itu ia dijemput oleh Jokowi di kediamannya di Cikeas lalu mereka menjemput Megawati di kediamannya, Kebagusan, Jakarta Selatan.  Mereka bertiga lalu naik kereta dari Stasiun Gambir menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur yang tiketnya disiapkan oleh Presiden RI ke-8 atau Presiden terpilih di Pemilu 2024. Mimpi itu diungkap SBY beberapa saat setelah pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.  Kisah mimpi SBY ini bisa saja hanya mengada-ada, bisa juga beneran. Jika itu mengada-ada tentu bertujuan politis. Publik belum lupa bahwa hubungan SBY dan Megawati amatlah buruk. SBY berupaya rujuk, tapi terus saja direspons merajuk oleh Mega. Hal itu sudah terjadi sejak 2004. Ibaratnya, cinta mereka berdua betepuk sebelah tangan.  Mendadak pihak Mega, diwakili putrinya, Puan Maharani, kencan dengan putra SBY, AHY. Publik juga menerjemahkan kencan ini adalah kencan politik.  Konon ini semua adalah kisah bersambung tentang merebut Partai Demokrat dari Cikeas. Gagal dengan cara kasar, maka cara halus ditempuh. Tujuannya, menarik PD dari koalisi yang mencalonkan Anies Rasyid Baswedan sebagai presiden.  Jika gerakan ini sukses, maka sulit bagi Anies untuk melanjutkan langkahnya. Suara Partai Nasdem dan PKS tidaklah cukup untuk mengusung calon presiden. Jika mimpi SBY jadi kenyataan jelas menakutkan dan akan sangat memengaruhi masa depan negeri ini.  Tak usahlah kita menghubungkan ini dengan mimpi Firaun yang berbuah dibunuhnya banyak bayi laki-laki yang lahir di era kelahiran Nabi Musa. Juga bukan seperti mimpi Raja Namrud yang melihat bintang terbit dari barat, mengabarkan akan lahirnya Nabi Ibrahim. Hasilnya, lagi-lagi bayi yang lahir pun dibunuh.  Persoalan mimpi memang bukan barang sepele. Selama berabad-abad orang merenungkan arti mimpi. Peradaban awal menganggap mimpi sebagai perantara antara dunia kita dan dunia para dewa.  Sander van der Linden, peneliti dalam psikologi eksperimental sosial di London School of Economics and Political Science, menyebut orang Yunani dan Romawi yakin bahwa mimpi memiliki kekuatan kenabian tertentu.  Pada akhir abad ke-19, Sigmund Freud dan Carl Jung mengajukan beberapa teori mimpi modern yang paling dikenal luas.  Teori Freud berpusat pada gagasan tentang kerinduan yang ditekan - gagasan bahwa bermimpi memungkinkan kita memilah-milah keinginan yang tidak terselesaikan dan tertekan.  Carl Jung --yang belajar di bawah Freud-- juga percaya bahwa mimpi memiliki kepentingan psikologis, tetapi mengusulkan teori yang berbeda tentang maknanya. Sejak itu, kemajuan teknologi telah memungkinkan pengembangan teori-teori lain. Salah satu teori neurobiologis terkemuka tentang mimpi adalah \"hipotesis aktivasi-sintesis\". Teori ini menyatakan bahwa mimpi sebenarnya tidak berarti apa-apa: mimpi hanyalah impuls listrik otak yang menarik pikiran dan citra acak dari ingatan kita.  Menurut teori, manusia membangun cerita mimpi setelah mereka bangun, dalam upaya alami untuk memahami semuanya. Namun, mengingat banyaknya dokumentasi aspek realistis mimpi manusia serta bukti eksperimental tidak langsung bahwa mamalia lain seperti kucing juga bermimpi.  Psikolog evolusi berteori bahwa mimpi benar-benar memiliki tujuan.  Secara khusus, \"teori simulasi ancaman\" menunjukkan bahwa mimpi harus dilihat sebagai mekanisme pertahanan biologis kuno yang memberikan keuntungan evolusioner karena kapasitasnya untuk berulang kali mensimulasikan potensi peristiwa yang mengancam - meningkatkan mekanisme neuro-kognitif yang diperlukan untuk persepsi dan penghindaran ancaman yang efisien. Hubungan antara mimpi dan emosi kita disorot dalam penelitian yang diterbitkan oleh Matthew Walker dan rekannya di Sleep and Neuroimaging Lab di UC Berkeley, yang menemukan bahwa pengurangan tidur REM (atau kurang \"bermimpi\") memengaruhi kemampuan kita untuk memahami emosi yang kompleks dalam kehidupan sehari-hari – fitur penting dari fungsi sosial manusia.  Sander van der Linden mengatakan mimpi membantu kita memproses emosi dengan menyandikan dan membangun ingatan tentangnya. Apa yang kita lihat dan alami dalam mimpi kita belum tentu nyata, tetapi emosi yang melekat pada pengalaman ini pasti nyata.  Kisah-kisah mimpi kita pada dasarnya mencoba menghilangkan emosi dari pengalaman tertentu dengan menciptakan ingatan tentangnya. Dengan cara ini, emosi itu sendiri tidak lagi aktif.  Mekanisme ini memainkan peran penting karena ketika kita tidak memproses emosi kita, terutama yang negatif, ini meningkatkan kekhawatiran dan kecemasan pribadi.  Singkatnya, mimpi membantu mengatur lalu lintas di jembatan rapuh yang menghubungkan pengalaman kita dengan emosi dan ingatan kita. Begitu juga dengan mimpi SBY.

Tafsir Mimpi SBY: Presiden ke-8 Akan Lahir dari Rahim PDIP dan Demokrat

Jakarta, FNN - Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku bermimpi naik kereta bersama Presiden Jokowi dan Megawati. Dalam mimpi itu ia dijemput oleh Jokowi di kediamannya di Cikeas lalu mereka menjemput Megawati di kediamannya, Kebagusan, Jakarta Selatan. Mereka bertiga lalu naik kereta dari Stasiun Gambir menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur yang tiketnya disiapkan oleh Presiden RI ke-8 atau Presiden terpilih di Pemilu 2024. Mimpi itu diungkap SBY beberapa saat setelah pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.  Direktur Eksekutif The Global Future Institute Hendrajit mengajak masyarakat untuk mencermati lagi beberapa fakta terkait mimpi SBY yang diceritakan sedemikian rinci kepada publik. Hal ini disampaikan Hendrajit kepada redaksi FNN, Rabu (21/06/2023) di Jakarta. \"Pertama disebut-sebut pertemuan di Kereta Api antara SBY, Jokowi dan Megawati dalam satu gerbong. Kata kunci di sini SBY punya mimpi yang bisa juga kita artikan impian, untuk satu gerbong dengan Megawati,\" paparnya. Kedua, lanjut Hendrajit, di stasiun Gambir ketiganya bertemu dengan Presiden ke-8 yang meski belum disebut namanya tapi pastilah yang dimaksud presiden terpilih. Artinya SBY punya mimpi atau impian bahwa presiden ke-8 nanti lahir dari rahim PDIP dan Demokrat. Ketiga menurut Hendrajit, ada fakta penting yang mendahului pengumuman mimpi SBY yaitu pertemuan AHY dan Puan. Pertemuan itu berlangsung di GBK dan pada hari Minggu. Dalam perlambang, hari Minggu itu hari libur dan umumnya buat acara keluarga. Berarti pesan sentralnya pertemuan AHY dan Puan sejatinya pertemuan keluarga dengan  semangat kekeluargaan di bawah naungan spirit persatuan pikiran dan ajaran Bung Karno.  Dengan demikian, yang keempat frase kata mimpi seperti penuturan SBY adalah impian dan cita-cita dirinya sendiri. \"Bukan mimpi tidur apalagi bunga bunga tidur,\" tegasnya. Kelima, pertanyaan pentingnya, menurut Hendrajit, bagaimana cita-cita dan impian itu direalisasikan? \"Satu lagi yang menggelitik, biasanya para kiai khos selalu wanti-wanti jangan menceritakan mimpinya ke orang lain. Tapi kenapa SBY yang cucu kiai dan sangat paham adab  para ulama dan tradisi NU kok berani beraninya menceritakan  mimpinya kepada orang banyak?,\" pungkasnya. (sws)

Bongkar Indomaret dan Proses Hukum Penghancur Masjid

Oleh M Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan  PERTEMUAN Pimpinan DPRD Kota Bandung diwakili DR Edwin Senjaya, SE MM yang juga dihadiri mantan Pansus Cagar Budaya Folmer Siswanto Silalahi, ST dan Ketua Komisi A DPRD Kota Bandung H Rizal Khaerul, SIp MSi  bersama Tim Ahli Cagar Budaya dan segenap dinas terkait di lingkungan Pemkot Kota Bandung telah menyepakati untuk menjaga dan menjalankan Perda No 7 tahun 2018 tentang Pengelolaan Cagar Budaya.  Pertemuan di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Bandung tanggal 20 Juni 2023 atas dasar undangan Pimpinan DPRD Kota Bandung itu dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti Surat Tim Pembela Cagar Budaya Cihampelas 149 tersebut berlangsung hangat dan terbangun tekad bersama untuk menjaga wibawa Pemerintah Kota Bandung. Sebelum ada perubahan atau revisi atas Perda No 7 tahun 2018 maka Perda tersebut berlaku dan harus dijalankan dengan konsisten. Pelanggar Perda harus ditindak secara hukum.  Berkaitan dengan kasus Cihampelas 149 yang menghebohkan masyarakat Kota Bandung maka ada dua hal yang menonjol yaitu pertama, penghancuran Masjid Nurul Ikhlas yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya dan kedua, pendirian bangunan yang digunakan gerai Indomaret tanpa izin. Terhadap bangunan Indomaret tersebut  kini sudah pada tahap penyegelan. Tutup dan tidak dibolehkan untuk beroperasi.  Penyampai aspirasi Tim Pembela Hukum Masjid Cagar Budaya Nurul Ikhlas yang dipimpin oleh Muchtar  Effendi, SH MH dan Melani SH MH memberi apresiasi kepada Pemkot Kota Bandung yang telah berani menghentikan operasi Indomaret dengan menyegel bangunan yang dibangun tanpa IMB atau PBG serta tidak memiliki Sertifikat Layak Fungsi tersebut. Tim meminta agar Pemkot mengambil tindakan lanjutan berupa pembongkaran bangunan Indomaret sebagai konsekuensi hukum dari pelanggaran aturan yang berlaku.  Pada aspek lain yaitu perbuatan melanggar UU No 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan Perda Kota Bandung No 7 tahun 2018 maka Tim  Pembela Hukum mendesak agar tindak pidana perusakan atau penghancuran Masjid Cagar Budaya diproses secara hukum pula. Pihak yang diduga melakukan penghancuran itu apakah PT KAI atau PT Indomarco harus bertanggungjawab. Khususnya mereka yang dikategorikan sebagai pelaku (dader), penyerta (mede pleger) atau penyuruh (doen pleger) penghancuran.  Pimpinan DPRD meminta kepada jajaran Pemkot Bandung untuk secara bersama-sama menegakkan wibawa Pemkot Bandung untuk menjalankan Perda No 7 tahun 2018 hasil revisi Perda No 19 tahun 2009 tentang Pengelolaan Cagar Budaya tersebut. Semua proses pembahasan dan penetapan Perda telah dilakukan sebagaimana prosedur yang semestinya dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. (*)

"Dosa-dosa Anies" dan Cecar Ketus Andy F. Noya

Tulisan ini lebih dimaksudkan memperlihatkan bagaimana Anies Baswedan tangguh menjawab tekanan-tekanan yang diberikan, dengan penguasaan diri dan emosi yang tetap terjaga. Oleh: Ady Amar - Kolumnis KICK Andy! Double Check, Metro TV, Minggu malam (18/Juni), menyisakan kisah yang terus dibicarakan. Itu tentang Andy Noya yang tampil garang mencecar, lebih tepat membombardir Anies Baswedan, meski niatnya sebenarnya lebih mengkonfirmasi dengan pertanyaan-pertanyaan, yang menurutnya itu yang dipertanyakan netizen--kali mungkin lebih tepat yang disuarakan para buzzer. Ekspresi wajah Andy Noya, pemilik acara itu, ditekuk jadi tampak garang. Anies seperti dibuat tanpa jeda digempur bertubi-tubi. Tampang pun tampak diseram-seramkan, tanpa sedikit pun muncul senyum meski seiris. Tidak seperti sebelumnya, pada acara yang sama pekan sebelumnya, dengan bintang tamu Prof Mahfud MD. Dengan Prof Mahfud wajah Andy Noya dibuat datar-datar saja. Pertanyaan pun dibuat landai, jauh dari greget apalagi ketus menghunjam. Jika saja tamu yang diundangnya bukan Anies Baswedan, dan diperlakukan demikian pastilah emosi tersulut, setidaknya suara jadi keras meninggi. Tapi Anies seperti biasanya enjoy menjawabnya, meski Anies tidak seperti biasanya yang kerap mengumbar senyum dengan terkadang tawa pun derai terbahak. Tapi meski demikian, di sana-sini masih saja tampak senyum Anies mengembang. Pemirsa pun dibuat hanyut dalam tanya Andy yang mencecar, dan jawab Anies yang terukur dan tidak berlebihan. Pertanyaan diarahkan tajam menukik, dan Anies menjawab dengan ritme emosi yang masih tetap terjaga. Tak tampak sedikit pun Anies resah menerima gempuran pertanyaan, ia fokus menyimak dan menjawab dengan narasi khasnya dengan kalimat runtut-serba terukur. Narasi tidak diumbar berlebihan, meski pancingan pertanyaan cenderung menyudutkan--banyak kalangan menyebut itu sih bukan bertanya, tapi lebih menghakimi. Ya tampak menghakimi, itu terlihat saat Andy Noya meminta agar Anies tidak selalu berdalih pada kalimat yang sering dipakainya, agar yang menuduhnya untuk membawa bukti atas tuduhannya. Anies menjawab dengan tenang, bahwa di mana-mana yang menuduh itu membawa bukti. Sebagaimana di pengadilan yang membawa bukti itu jaksa, dan hakim mengujinya lewat putusan. Anies seperti memberi pelajaran pada hal simpel yang semestinya sudah dipahami penanya. Anies hadir dengan kapasitas diri tetap santun. Tak sedikit pun larut terjebak tersulut emosi dengan pertanyaan yang diajukan. Anies konsen menjawab, tanpa perlu memakai pihak lain jadi sasaran pembenaran dari apa yang ia lakukan. Anies tak sekalipun membawa nama orang lain, atau pihak lain dalam jawaban-jawabannya. Apalagi membawa nama lain untuk dieksekusinya. Tidak sama sekali. Anies seperti tidak butuh menjawab dengan perangkat melibatkan pihak lain sebagai pihak yang bersalah. Andy Noya melabeli semua yang ditanyakan, itu sebagai \"Dosa-dosa Anies\". Memang tampak berlebihan, dan tidak sepantasnya, itu jika konfirmasi telah mendapat jawaban memadai dari Anies akan duduk perkara sebenarnya. Mestinya pelabelan itu dihapusnya. Atau setidaknya di akhir episode itu, Andy Noya melepaskan label \"Dosa-dosa Anies\", itu karena Anies mampu menampik dengan membuktikan tuduhan yang disematkan itu tidak benar, atau bias yang dipelintir dengan sengaja. Tapi sampai episode itu berakhir, ia masih menyebut apa-apa yang ditanyakan, itu sebagai \"Dosa-dosa Anies\". Aneh memang. Tapi biarlah, bahkan bagus juga Andy Noya bersikap ketus demikian. Ada hikmah disebaliknya. Disadari atau tidak, ia sebenarnya memberi kesempatan pada Anies meng-eksplore apa yang jadi pertanyaan dan sakwasangka publik selama ini. Seolah panggung diberikan pada Anies untuk menjawab ketidakbenaran semua yang dipertanyakan. Anies mampu menjelaskan sedetailnya, meski ada batasan waktu yang diberikan. Dan, lalu secepat kilat Andy Noya menghunjam lagi dengan susulan pertanyaan yang terus menekan Anies, yang disebutnya sebagai \"Dosa-dosa Anies\". Tulisan ini tidak menuliskan ulang, dan mengulas materi apa yang ditanyakan Andy Noya, dan pula bagaimana Anies menjawabnya. Tidak perlu. Karena itu dengan mudah  bisa ditonton pada video yang beredar luas, bahkan dibuat per-episode pertanyaan dan sekaligus jawaban Anies yang memukau. Tulisan ini lebih dimaksudkan memperlihatkan bagaimana Anies Baswedan tangguh menjawab tekanan-tekanan yang diberikan, dengan penguasaan diri dan emosi yang tetap terjaga. Seorang kawan sore tadi masih saja mengeluhkan keluhan ketidaksukaannya, yang lalu melempar pertanyaan, Apakah Andy Noya akan lakukan hal yang sama pertanyaan model sengit, misal pada Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto... dan lalu, cepat-cepat ia koreksi dengan tanya susulan, Apa mungkin dua nama yang disebutnya tadi, Ganjar dan Prabowo, berani hadir di acara itu. Ganjar Pranowo sebelumnya tampil di acara yang sama, \"Dosa-dosa Ganjar\". Soal apakah Andy Noya juga mencecar Ganjar sekeras mencecar Anies, silakan nilai sendiri. Dan, tinggal Prabowo Subianto yang dinanti tampil di acara yang sama. Kita lihat saja nanti.**

LIRA Datangi KPK Laporkan Korupsi Bantuan Sosial Rp21 Triliun di Jawa Timur

JAKARTA, FNN- Aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) hari ini, Selasa (20/6/2023), mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kuningan, Jakarta. Kedatangan mereka dipimpin Presiden LIRA, Jusuf Rizal, antara lain melaporkan dugaan korupsi sebesar Rp21 triliun dana bantuan sosial atau Bansos di Jawa Timur. Dalam laporan itu, LSM LIRA juga membawa berkas berisi nama-nama yang diduga terlibat dan harus diminta keterangan. “Hari ini kami datang ke KPK melaporkan dugaan penyalahgunaan wewenang di Provinsi Jawa Timur, dan dugaan penyalahgunaan wewenang itu adalah mencapai Rp21 triliun. Bukan lagi pakai miliar seperti di Lampung, tapi Rp21 triliun,” kata Jusuf Rizal. Dugaan korupsi itu, bersumber dari dana bansos yang dijadikan bancakan. “Ada yang memakai laporan kegiatan fiktif, ada yang 60% diambil menggunakan nama rakyat kemudian dinikmatin oleh orang-orang yang memiliki kewenangan atau jaringannya,” ungkap Jusuf Rizal. Selain menyebut angka, Jusuf Rizal juga membawa berkas berisi nama-nama yang layak diperiksa oleh KPK. Mereka yang disebut patut dimintai keterangannya adalah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, kemudian Sekda Jatim, serta sejumlah anggota DPRD di Jatim. Jokowi Harus Turun Jusuf Rizal mendatangi KPK bersama Para Gubernur dan Bupati LSM LIRA se-Indonesia, usai melakukan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) sekaligus perayaan HUT ke-18 LSM LIRA di Hotel Bumi Wiyata, Depok, pada 18-20 Juni 2023. Mereka menyampaikan keprihatinan kian menggilanya korupsi di bawah rezim saat ini.  \"Pemberantasan korupsi adalah amanat reformasi, maka Presiden Jokowi hendaknya lebih serius menangani masalah ini. Jangan hanya duduk di Istana. Harus turun..\" ujar Jusuf Rizal dalam orasinya.  Di sisi lain Jusuf Rizal juga mendorong agar Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perampasan Aset segera disahkan karena dari regulasi itulah maka para penjahat korupsi dapat dimiskinkan. Kejahatan korupsi, kata Jusuf Rizal, adalah benalu yang membuat rakyat Indonesia sengsara. “Mereka memperkosa rakyat dan juga mereka merampok,” ujar Jusuf Rizal. Pelaku korupsi itu adalah pengkhianat bangsa, pengkhianat Pancasila sehingga mereka harus dimiskinkan, bahkan layak dihukum mati.  Dia mengingatkan bahwa Indonesia adalah milik rakyat, bukan milik segelintir orang. Karena itu, manfaat dari pembangunan harus dinikmati oleh seluruh rakyat, bukan segelintir pejabat yang korup. Jusuf Rizal pun mengingatkan bahwa pemberantasan korupsi adalah amanat dari reformasi 1998 yang hingga kini belum tuntas. Artinya, bangsa Indonesia masih berutang sejarah, karena korupsi bukannya menurun, tapi makin merajalela. “Hari ini, 25 tahun Reformasi Republik Indonesia. Reformasi tahun 1998 mengamanatkan kepada kita semua agar memberangus korupsi,\" katanya.  \"Tapi apa yang terjadi?\" lanjut Jusuf Rizal, \"25 tahun reformasi, justru korupsi tidak makin turun. Korupsi sekarang dilakukan mulai legislatif, eksekutif dan yudikatif, dari pusat sampai ke desa-desa,” tandasnya. Jusuf Rizal kembali menegaskan bahwa LSM LIRA mengajak semua pihak bersama-sama membantu KPK dalam membabat habis para koruptor. “LSM LIRA hadir agar KPK juga tidak tidur, agar KPK tidak memainkan kasus. Agat KPK tidak tebang pilih atau pilih tebang dalam pemberantasan korupsi. Rakyat sudah muak dengan kemunafikan,” demikian Jusuf Rizal. (Dh)