FORUM-RAKYAT

Indikasi Perubahan

Oleh Sugeng Waras - Purnawirawan TNI AD  Semua yang ada di dunia, selama hal itu hasil dari ulah dan buatan manusia, tidak ada yang kekal, mustahil abadi, sebesar, sekecil,  setinggi, sedalam, sebanyak apapun yang dihasilkan, pasti ada batasnya, tidak ada tepi yang tidak bertepian. Begitu juga fenomena di Kabinet Jokowi, adanya keanehan, keganjilan dan kelucu- lucuan para pembantunya bisa diindikasikan sebagai bentuk kepanikan, ketakutan dan keputusasaan, jelang akhir masa kekuasaan, mungkinkah juga terbayang hotel prodeo yang jendelanya berjeruji besi. Ambil contoh, ada salah satu Menteri Koordinator, yang lantang berteriak menyiratkan kesombongan dan keangkuhan bahwa selain pemerintah jangan banyak ngomong, jangan ikut campur. Loh sadar nggak, negara bukan hanya milik pemerintah atau  penguasa saja, akan tetapi milik kita semua, rakyat, bahkan bisa didaulat rakyat karena ada asas kedaulatan di tangan rakyat. Jadi jika ada amburadul atau carut marutnya pemerintah, layak dan berhak rakyat bersuara, ini dijamin dan dilindungi undang undang. Di sisi lain ada juga menteri, tampaknya menteri baru. Barangkali bermaksud baik dengan percaya diri spontan melarang berbisnis pakaian impor bekas, otomatis membuat panik rakyat kecil yang berharap mengadu nasib melalui perjuangan hidup berjualan, apalagi jelang puasa dan lebaran. Lebih konyol lagi bak mengikuti cara-cara yang lain, 1200 ton pakaian bekas yang disita dimusnakan dengan cara dibakar atau dihanguskan seperti barang haram, narkoba. Apakah pembakaran itu sebagai simbul saja ataukah akan dihanguskan semuanya? Meskipun itu pakain bekas tapi banyak yang branded dan perlu koordinasi dengan pak menteri yang lain karena ada impor garam, impor beras, impor TKA dan lain-lain yang muaranya untuk mendukung perekonomian Indonesia. Kalau narkoba bisa dipahami, karena bisa membahayakan manusia bahkan bisa mati meskipun narkoba juga bisa digunakan untuk campuran bahan obat obatan dalam katagori penyakit tertentu. Jadi pak Mendag, saran saya pakaian bekas itu jangan dihanguskan, karena masih bisa dimanfaatkan untuk keadaaan darurat seperti ada terjadinya gempa, rakyat masih membutuhkan pakaian itu, koordinasikan dan tawarkan kepada Mensos. Begitu juga kasus kasus-korupsi yang terjadi di Kemenkeu, KemESDM dan lainnya. Semua itu dapat diindikasikan cari kesempatan dalam kesempitan, bisa juga sebagai cara untuk penghasutan atau alih perhatian. Apapun yang dipikir dan dikerjakan oleh para penguasa, kayaknya sudah melihat dan menyadari batas akhir kekuasaan. Mereka menyadari tidak akan mampu lagi menunda Pemilu 2024 atau memperpanjang masa jabatanya, karena sikap rakyat bak samodera yang bergelombang. Samodra bermakna luas pandangan dan jangkauan, sedangkan gelombang bak gerakan yang pantang berhenti. Ini juga bagian dari proses, perkembangan dan dinamika yang disuguhkan oleh pemerintah kepada rakytanya sendiri, sehingga berakibat sifat dan sikap rakyat yang tadinya pasif, apatis menjadi, peka, peduli, proaktif dan sensitif. Menjadi ingat kisah Raja Fir\'aun dan Musa, David dan Goliath yang menggambarkan si lemah yang menggulingkan si kuat, meskipun ada kisah lain yang memaknakan si penguasa dzolim yang tak terkalahkan justru menjadi peluang dan tiket untuk masuk surga karena hidup mulia mati syahid. Memang, tampaknya batas pemberani dan penakut hanya beda-beda tipis. Sang pemberani karena keberanianya yang sangat luar biasa akhirnya menjadi ketakutan sendiri. Sebaliknya sang penakut karena ketakutannya yang amat sangat berubah menjadi sangat pemberani. Semoga kita yang merasa takut, panik, gamang akan berubah menjadi berani, tenang, yakin untuk menegakkan kejujuran, kebenaran dan keadilan yang tak kenal pantang mundur dan menyerah, kecuali hanya berpasrah kepada-Nya. Mari kita songsong, perubahan NKRI yang lebih baik dengan tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Bandung, 29 Maret 2023.

Buka Bersama

Bermula dari satu ajaran bahwa pahala memberi buka puasa pada orang yang berpuasa apalagi kepada orang kurang mampu amatlah besar. Maka terbentuklah lama kelamaan tradisi buka bersama Hari Kamis, 23 Maret keluar surat rahasia dari Sekab yang ditujukan kapada para pejabat dan ASN untuk tidak mengadakan acara buka bersama. Alasannya karena covid-19 masih bertransisi dari pandemi ke endemi. Masih cukup berbahaya hati-hati harus menghindari kerumunan. Muncul banyak respons pro kontra atas arahan itu. Kelompok yang setuju arahan itu baik, karena dimaksudkan untuk mengurangi tren gaya hidup pamer dan hedon dari oknum para pejabat dan ASN beserta para istrinya yang memicu kecemburuan sosial dan ketidakadilan. Namun sayangnya pilihan solusinya adalah menidakbolehkan buka bersama yang dipahami berlaku juga untuk masyarakat walaupun sudah dijelaskan hanya berlaku untuk pejabat dan ASN. Pihak yang tidak setuju berdalih pada alasan yang dipakai dalam surat nomor 1 yaitu dikaitkan dengan transisi covid 19 padahal banyak event lain yang melebihi buka bersama dari sudut peserta orang yang hadir seperti pesta besar acara ngunduh mantu, konser musik, dsb. Lagi-lagi ini dinilai diskriminatif. Dan maaf, malah cenderung berpotensi membodohkan rakyat yang seharusnya adalah mencerdaskan rakyat melalui ikhtiar yang logik dengan dasar asumsi dan sejauh mungkin fakta yang realistis dan masuk akal. Yang ditunggu oleh rakyat banyak adalah memberantas korupsi yang semakin tidak terkendali yang memunculkan perilaku pamer dan hedon itu,  dengan entah uang dari mana? Bukan karena covid lantas buka bersama dihimbau ditiadakan. Jakarta, 24 Maret 2023. Yoyon Suryono

Menyedihkan Bikin Kebijakan Tanggung-tanggung

Oleh Sugeng Waras - Purnawirawan TNI AD  Selayaknya pimpinan negara memberikan peringatan atau kebijakan berlaku untuk seluruh rakyatnya, tidak ambigiu, coba coba atau mancing mancing  diair keruh bagi yang lain, atau vulgarnya penyesatan bisa juga  alih perhatian. Alasan apapun, yang diberikan setelah ada reaksi dari rakyat, dapat diindikasikan coba-coba, cari ramai di tempat sepi dan cari sepi di tempat ramai. Tampak gagasan tidak orisinil, toh kalau saran tidak dipertimbangkan dengan matang akan berbeda hasilnya. Buka bersama bukan tanda hiruk pikuk atau hura-hura dan lagi peringatan yang aneh aneh bisa menimbulkan multi tafsir dari yang baik hingga yang  buruk. Bukan hanya itu, instruksi ini bisa berdampak  menyinggung perasaan  pihak lain atau rakyat keseluruhan khususnya yang beragama Islam. Terus apa manfaat dan makna yang bisa diambil. Hidup sederhana?  Kadaluwarsa,  toh korupsi di lembaga dan instansi-instansi negara sudah masif belum terpecahkan secara tuntas. Bukan itu masalahnya, bahwa setiap kebijakan keluar sebagai hasil kajian dan analisis berdasarkan keadaan yang berlaku, sehingga solusi yang ditempuh bisa secara konkrit memberikan pencerahan, kebaikan, ketenangan dan kemanfaatan bagi orang banyak. Apalagi jika ditelusur dan jika benar sumber atau awal gagasan dari Pramono Anung, orang akan mengkait-kaitkan siapa Pramono  Anung dan bagaimana sikap dan pandanganya terhadap umat Islam di negeri ini. Marilah kita coba, banding-bandingkan makna, tujuan dan untung ruginya suatu kebijakan. Secara sederhana BUKA BERSAMA merupakan wujud konkrit dari implementasi Pancasila khususnya sila ke tiga, tentang persatuan. Meskipun banyak para pakar dan ahli agama memaknakan puasa seperti apa yang diajarkan dalam agama islam, dan bukan hanya berarti sekadar menahan lapar dan haus sekitar 13 -- 14 jam, mau tidak mau harus diakui bahwa even buka puasa merupakan hal yang dinanti- nantikan dan diharapkan oleh umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa dimana kita merasakan syukur, bahagia karena telah selamat dan berhasil melewati masa masa perjuangan menahan lapar dan haus seiring dengan kegiatan masing-masing. Lebih dari itu, sebagai rasa pengertian, penghayatan dan kebersamaan telah lepas dari perjuangan yang hebat Maka rasa kebahagiaan itu ingin dirasakan bersama kluarga, teman, anak buah dan lain sebagainya. Sudah barang tentu, semuanya terukur, layak dan tidak terlalu berlebihan. Bahkan ada tertanam rasa senang, bahagia dan kepuasan bersama. Tujuanya untuk silaturahmi dan berbahagia bersama-sama sebagai rasa syukur atas sudah terlewatnya masa masa ujian dari Alloh swt, Alloh yang Maha Kuasa. Keuntunganya jelas semakin akrab dan kebersamaan, inilah yang diidamiddamkan setiap orang khususnya dan bangsa Indonesia umumnya. Jika ini dilarang, meskipun belakangan hanya untuk ASN dan pejabat saja, namun dapat juga diartikan ditujukan kepada rakyat yang beragama Islam. Bisa juga kebijakan ini diasumsikan sebagai isyarat bahwa niat baik pemerintah hanya ditujukan dan diberikan kepada jajaranya saja, dengan kata lain rakyat dianggap di luar tanggung jawabnya bahkan lawan sainganya keterlaluan. Maka sebaiknya pemerintah tidak perlu mengeluarkan kebijakan yang tidak signifikan agar tidak menimbulkan situasi yang tidak kondusif di negeri ini. Seiring dengan suasana bulan Romadhan bulan suci yang berbeda dengan bulan bulan lainya, bulan penuh berkah dan bulan penuh ampunan , marilah kita sama-sama menjaga dan mengawal situasi ini dengan saling menghargai dan saling menghormati satu sama lain. MARHABAN YAA MARHABAN... (Bandung, 26 Maret 2023)

KAPOLRI Nasrani Serasa Mukmin

Memang tidak gampang menjaga citra menjadi baik terus. Apalagi menjaga citra sebuah lembaga negara yang beranggotakan banyak personilnya. Pimpinannya mati-matian menjaga tapi kalau anak buahnya tidak, maka akan tetap tercoreng juga. Apalagi yang mencoreng itu di level pimpinan dua bintang di bawahnya. Ini terjadi pada kepolisian republik Indonesia. Cobaan bertubi-tubi datang di tubuh kepolisian negara. Sudah pasti yang merasakan beban ini adalah Pak Listyo Sigit Prabowo, Msi sebagai pucuk pimpinan tertinggi di kepolisian negara dengan pangkat Jenderal Bintang 16. Yakni 4 bintang di pundak sebelah kanan dan kiri serta 4  bintang di plat mobil depan dan belakang mobilnya. Di masa beliau jadi KAPOLRI sekarang banyak Jenderal yang masuk penjara bahkan ada yang dihukum dengan hukuman mati. Bukan gampang hukuman ini karena selama ini kita melihat Jenderal dihukum mati hanya di film-film action. Kalaupun di dunia nyata hanya di negara komunis seperti di KORUT. Tapi ini riil terjadi di negara NKRI kita. Mantul kan KAPOLRI-nya. Tidak mungkin hakim berani melakukan itu kalau tidak diberi sinyal oleh Pak Sigit dengan istilah \"Saya Potong Kepalanya kalau gak mau menjaga Citra Polisi.\" Dari pada di potong kepalanya sama Pak Sigit maka lebih baik hakim putuskan hukuman mati. Wanti-wanti siapa tahu hakim bisa disogok karena duitnya banyak. Tapi nyatanya hakim sama dengan Pak Sigit gak mata ijo lihat duit dalam menjalankan tugas. Seorang anggota polisi dari seorang cucu petinggi Muhammadiyah di Jawa Tengah saja berpesan kepada Mbahnya, bahwa dia belum mau pulang ke tanah air sehabis bertugas di luar negeri sebagai pasukan perdamaian PBB kalau kasus Sambo belum selesai. Karena dia merasa menjadi polisi itu beban berat sekali dengan kasus itu. Kalau dia saja level perwira pertama merasakan begitu apalagi di level perwira tinggi semacam KAPOLRI. Kira-kira Pak Sigit masih bisa tidur nyenyak gak dan makan dengan nikmat? Belum selesai kasus pembunuhan anggotanya yakni Brigadir Josua kemudian terbit kasus narkoba melibatkan KAPOLDA  dan anak buahnya sampai ke bawah yang sekarang masih bergulir di pengadilan Jakarta Barat. (Hebat polisi-polisi POLDA METRO JAYA di bawah pimpinan Dr. Fadil Imron yang mengeksekusi kasus ini. Mereka tidak gentar biar berpangkat Jenderal. Namanya melanggar hukum terlibat NARKOBA disikat habis). Wah kalau semua polisi seperti ini maka amanlah anak cucu kita dengan barang haram ini. Namun sampai tulisan ini dibuat, hakim telah menolak eksepsi terdakwa sang Irjen Teddy Minahasa Putra karena dianggap membuat keterangan palsu.  Kalau mau lihat kasus TM ini melalui persidangan di TV KOMPAS, dia mencoba mau buang badan dan menyalahkan anak buahnya KAPOLRES dan pelaku lain. Tapi ternyata hakim sangat jeli karena sudah pengalaman mengadili kasus yang sama hanya membawa 1/2 kg Sabu dihukum sama dia seumur hidup. Nah kalau TM ini sampai 5 kg barang bukti yang diumpetin dan telah dijual. Gak tahu hukuman apa yang dia akan dapatkan. Apakah sama dengan Sambo?Wallahu A\'lam. Menjadi kaya rupanya gak ada jaminan. Maka judul tulisan ini KAPOLRI NASRANI SERASA KAPOLRI MUSLIM diambil karena melihat sepak terjang pak Sigit yang tenang, tidak meledak-ledak dan tegas. Sebenarnya beliau bisa melakukan apa saja bahkan bisa lebih kaya dari TM. Beliau bisa seperti cartel Mekxico tapi itu tidak mungkin beliau lakukan, meski beliau seorang NASRANI. Tapi ada yang jadi KAPOLRI yang MUSLIM meninggalkan kesatuannya menjadi ribut seantero negeri dan membikin kesatuannya antar personilnya saling curiga dan saling menaruh permusuhan. Ini nyata yang terjadi saat ini. Hebat nyong Ambon yang satu ini. Beliau bisa menjaga marwah kesatuannya. Semoga ini akan terus terjaga sampai akhir masa tugasnya. InsyaAllah Amin. Wallahu A\'lam  Oleh Nouval Dunggio, Aktivis dan Ustadz Kampung, Bekasi, 130323.

Tunggu Apa Lagi

Oleh Sugeng Waras - Purnawirawan TNI AD  Tanggal 29 Desember dipenghujung tahun 2022 adalah hari na\'asku, 72  hari yang lalu saat aku ditusuk oleh   sekelompok orang tak dikenal yang melukai kedua pahaku dan merobek lengan atas kananku. Untung aku masih hidup. Bukan untuk dilihat dan tidak untuk diingat, seorang purnawirawan bernama Sugengwaras. Tapi lihatlah dan ingatlah, sebagai purnawirawan yang juga statusmu, kawanmu, sobatmu, mantan bawahanmu, mantan atasanmu yang kini dalam menggeram dan mendidih  dadanya, karena tak ada ujung pangkalnya, sulit diterima logikanya dengan telah ditangkapnya satu orang pelaku dan menyusul satu lagi sebulan yang lalu. Namun hingga detik ini tidak ada informasi lanjutan dan perkembangan yang menggembirakan. Seolah begitu sulitnya, begitu rumitnya, begitu berbelit-belitnya dan segitu saktinya para kelompok penusuk tak dikenal itu yang kini masih bebas berkeliaran termasuk untuk menangkap satu lagi pelaku utama yang sangat mungkin bisa mengungkap otak dan dalang tragedi misterius itu. Wahai KAPOLRI, KAPOLDA JABAR, kasus penusukan terhadap seorang purnawirawan Sugengwaras bukanlah peristiwa biasa, ecek ecek yang sebegitu mudah dipermainkan dari sekelompok keparat yang ditangani oleh aparat. Bongkar secara tuntas, siapa siapa saja para pelakunya, siapa otak dan dalangnya serta apa motifnya. Kami, para purnawirawan dengan ikhlas dan sabar menyerahkan persoalan ini kepada teman-teman aparat kepolisian Bukan kami tidak bisa bertindak, bukan juga kami harus diam, semuanya kami serahkan kepada teman-temanku Polri sebagai kehormatan peran dan fungsinya. Mana bukti, sisa ambil tokohnya? Apa bukti tugas sudah selesai 85 % sebulan yang lalu? Semuanya kami percaya, namun jangan hendaknya harapan ini berubah menjadi kekecewaaan kami para purnawirawan yang penuh cemas harap atas ending kasus ini. Baiklah, waktu untuk memotivasi masih sisa sekejap, kami para purnawirawan masih tetap berharap kepada teman teman aparat untuk menangkap dan mengungkap para keparat dan bangsat bangsat itu. Semoga Alloh swt, TYME senatiasa memberi kekuatsn lahir batin, kesehatan dan keselamatan kita semua. Jauh kita singkirkan dan kita buang untuk kami para purnawirawan berencana dan berbuat dengan cara sendiri. Di sisi lain, kami para purnawirawan berharap bantuan dan kekompakan dari para anggota TNI aktif untuk terus berpartisipasi dan bekerjasama dengan aparat kepolisian menangani masalah ini, untuk menjaga sinergitas, marwah dan kehormatam TNI POLRI dan para purnawirawan dalam menjaga dan memelihara kondusifitas NKRI. Bandung, 11 Maret 2023

Getol Tuding Islam Radikal, Kini Ratu Utang Sri Mulyani Terjerat Skandal Rp300 Triliun

Oleh: Faizal Assegaf - Kritikus independen Sri Mulyani alias Ratu Utang dengan sombong pamer diri rangkap 30 jabatan. Sok paling hebat dan bertindak suka-suka menabrak UU. Di balik perilaku rakus kekuasaan tersebut menyimpan aneka kejahatan luar biasa di Kemenkeu. Mulai dari skandal pamer kekayaan bawahannya, copet-copet duit pajak hingga terbongkar aliran uang haram Rp300 triliun. Rangkaian kebrutalan korupsi tersebut selama ini tertutup rapi dengan modus biadab  getol menuding umat Islam radikal-radikul. Satu per satu kejahatan yang disembunyikan terbongkar. Kini Ratu Utang menuai kemarahan publik. Bergaya paling bersih dan jago ngoceh, ternyata hanyalah cara untuk menutupi busuknya watak korup yang sangat bengis di Kemenkeu. Bukan kali pertama skandal besar menyeret Sri Mulyani. Tapi, pasca Pilpres 2009, misionaris IMF tersebut diduga menjadi operator dalam kasus Bank Century Rp6,7 triliun.  Ihwal kasus maling uang rakyat tersebut juga menyeret mantan Wapres Boediono selaku eks Gubernur Bank Indonesia. Tapi, kedua aktor tersebut mirip belut, bergerak licin dan lolos dari tanggungjawab. Dugaan publik mereka \'dilindungi Susilo Bambang Yudhoyono  Kini si Ratu Utang kembali membuat keonaran yang super dasyat. Markas \'depkolektor negara\' yakni Ditjen Pajak & Bea Cukai serta kawanan Kemenkeu terseret aliran skandal Rp300 T. Sri Mulyani yang gemar menggunakan topeng anti korupsi, terbukti dalam waktu yang lama membiarkan loyalisnya menggarong uang rakyat. Kejahatan Rp300 T terbongkar jelang pemilu 2024. Luar biasa besar dan harus diusut tuntas. Umat Islam yang kalian hinakan dan zalimi, kini menyaksikan dengan sangat jelas bahwa Kemenkeu menjadi sarang iblis berdasi. Para garong dan bandit pencuri uang negara bersekutu di balik topeng toleransi. (*)

Jika Tidak Tunda Pemilu, LBP Minta Jadi Cawapres Anies

PROMOTOR dan otak intelektual perpanjangan masa jabatan presiden dan tunda PEMILU adalah Opung LBP. Karena dia juga amat sangat berkepentingan dengan kepemimpinan Jokowi. Posisi Opung setingkat di bawah Jokowi dan setengah tingkat di atas Wakil Presiden. Jokowi sangat patuh dan takut dengan Opung sehingga menjadikan Emak Banteng tidak suka sama Jokowi, begitu juga Surya Paloh (SP). Saat pertemuan dengan SP, Opung mencoba merayu setengah mengancam agar jangan mencalonkan Anies Baswedan atau membatalkan pencalonan Anies tetapi SP tidak bergeming. Maka coba dirayu untuk dijadikan dirinya Cawapres Anies. Lagi lagi SP menolak. Ia mengatakan  kalau urusan Cawapres saya serahkan sepenuhnya kepada Anies karena Capres kami NASDEM. Begitu juga ke PKS dengan cara yang sama dipakai yaitu bujuk rayu dan dengan nada-nada mengancam.  Akan tetapi PKS-pun tidak bergeming. Tidak mengiyakan juga tidak takut. Semua diserahkan kepada Anies Baswedan. Padahal PKS punya banyak kader yang mumpuni mampu duduk di kursi Cawapres dan sudah teruji. Sebut aja Kang Aher, mantan Gubernur Jawa Barat dua priode. Mau cari cara bagaimana lagi untuk menggolkan syahwat mereka. Melalui PN Jakpus dapat pertentangan. Ini yang ditakuti oleh Opung LBP kalau tidak menjabat lagi. Sebab rakyat terutama nitizen akan memburu hartanya dapat dari mana sebagaimana nitizen membongkar harta-harta pejabat pajak dan di Kementrian Keuangan saat ini. Tidak ada satupun orang yang tahu ada berapa kekayaan Opung LBP soalnya Opung tidak mencatatkan di LHKPN. PPATK saja gak tahu. Kalau tahu dia sudah umukan ke publik sebagaimana terjadi transaksi keuangan di Kementrian Keuangan yang mencapai 300 triliun. Nah kalau Opung berapa triliun yang diumpetin. Ada yang di PANAMA, ada yang di SWISS, dan ada di belahan dunia lain. Kalau ini diketahui publik dan Opung sudah gak menjabat lagi maka selesailah Opung. Langsung diucapkan shodaqallahu al-\'adziim. Memang harta yang didapat bareng setan pasti akan habis bersama Iblis. Seperti Hary Tanoe Soedibyo saat ini yang mau dimiskinkan oleh kejaksaan karena terlibat korupsi Rp78 triliun. Dan kejaksaan mulai beraksi menyita aset-aset milik Hary Tanu. Yah kalau gak disita pasti ditinggal gak dibawa mati. Apa dikubur boleh bawa harta kemudian bisa untuk menyogok malaikat? Tidaakkan? Jadi pasrahlah bahwa ini sudah saatnya kalian akan mendapat giliran di pengadilan. Perih loh Pung. Itu sangat menderita. Maka lebih baik kalau sudah buntu semua maka keluarkan PERPPU penundaan PEMILU.  iIu kalau berani. Mau ada kegentingan atau tidak keluarin saja. Sekadar testing the water. Lebih cepat lebih baik, kata Bang Ucup. Wallahu A\'lam ... Oleh MOH. NAUFAL DUNGGIO, Aktivis dan Ustadz Kampung, Bekasi, 100323.

Bongkar Otak Penunda Pemilu

Oleh Sugeng Waras - Purnawirawan TNI AD  Ini hanya sekelumit ucapan kasar, bak atom  yang sangat kecil dan halus,  dibanding bahaya besar dan luasnya akibat buruk jika Pemilu 2024 ditunda! Sebagai purnawirawan mantan serdadu saya  hanya berpikir, dari 10 pelor yang ada, hanya satu pelor yang akan saya siapkan untuk membunuh seorang oligarki, sedangkan 9 pelor lainya saya siapkan untuk memusnahkan sembilan orang orang boneka dan hamba oligarki. Bagaimana tidak, melalui pelemahan norma, perangkat pandangan, Undang undang / Perppu, sistem, struktur kelembagaan dan sumber daya manusia dari tahun ke tahun makin masif merajalela dan membabi buta. Munculnya BPIP / HIP,  UU Omnibus Law / Cipta Kerja, UU IKN dan UU KUHP bukti nyata lemahnya dan hancurnya penegakan hukum dan pembelaan terhadap rakyat sendiri. Celometan bahwa Presiden beserta kabinet, Kapolri dan Panglima TNI sebagai wujud bentuk negara benar-benar penyesatan dari makna sesungguhnya tentang negara yang mempunyai rumusan secara unsur terdiri dari pemerintah, rakyat, wilayah dan pengakuan politik dari negara lain serta secara aspek negara terdiri dari Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, agama, pertahanan dan keamanan. Lebih tehnis dikaburkan dan dirancukan makna keamanan (KAM) dari HANKAM dengan KAMTIBMAS. Lebih menyedihkan lagi ketika posisi kedudukan POLRI di bawah langsung Presiden, justru TNI cukup hanya di bawah MENHAN, benar benar penyesatan dan penyalahgunaan kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab sebagai GARDA terdepan dan BENTENG terakhir terhadap NKRI. Ironisnya, sang KAPOLRI dan Panglima TNI menjadi berbeda sikap sebelum dan setelah menjabat dan mungkin berkembang lagi setelah pensiun. Pendek kata masih banyak Rakyat hampir tidak berdaya meskipun hidup tidak memiliki tanah dan membeli air ditanah airnya sendiri. Tidak hanya itu, rakyat dibikin dan menjadi terpecah belah,  sulit menerjemahkan siapa mereka dan siapa kita, rentan bersatu untuk menjaga, membela dan mencintai negeri ini. Terus....bagaimana sikap kita? Pertama, Pemerintah harus benar benar konsisten dan konsekwen terhadap bingkai ruang dan waktu, misalnya ruang tahapan pemilu mulai sistim, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan paska pemilu, disisi lain tentang waktu, harus ditepati sesuai undang undang atau peraturan yang sudah ditetapkan sebelumnya ( tiap lima tahun ) berdasarkan UU Kedua, Rakyat harus peka, peduli, berani dan berhasil, dilandasi etos niat dan konkrit yang berketuhanan, konstitusional, konsepsional, profesional, proporsional, saling menghargai dan menghormati sesama, bermartabat, beradab dan bermanfaat, tak mundur dari target, tak terbang karena pujian dan tak tumbang karena cacian. Ketiga Pemahaman dan kesadaran terhadap *lingkungan / wilayah* sekitarnya terhadap perubahan sosial atau teritorial dalam masa damai atau perang. Keempat Pemerintah beserta jajaran harus luwes, menjaga keseimbangan dan kearifan dalam pergaulan dengan *orang asing / negara lain* dalam menempatkan dan memanfaatkan  kekuatan, kelemahan, peluang dan kendala guna kepentingan rakyat, tujuan nasional dan Internasional demi kemajuan dan kejayaan NKRI Kelima  Pemerintah bersama rakyat harus selaras, seimbang, harmonis dan optimis serta peka peduli dan tanggap terhadap perkembangan dan dinamika kondisi IPOLEKSOSBUDAGHUKHANKAM. Kesimpulannya dari fenomena, data dan fakta umum diatas, menggambarkan secara umum rakyat Indonesia masih kurang berani, rela menderita, belum fokus solusi yang baik untuk perubahan yang lebih baik, masih sebatas ide, gagasan, wacana, pandangan dan analisis. Ingat orang bekerja dan berbuat  selalu dimulai dari otak,  terus kemata, ketelinga, kemulut, turun kehati dan kembali ke otak apalagi otak penguasa yang rentan dengan kebijakan dan harapan. Saran, segera bekerja dengan data dan fakta, lengserkan penguasa, jangan ditunda tunda, karena apapun alasanya bahwa situasi dan kondisi suatu negara sebagai akibat kebijakan kepala negara, dengan kata lain, kebobrokan hukum harus dilawan dengan peradilan jalanan yang berdasarkan hukum (Bandung, 4 Maret 2023, Sugengwaras )

Gelombang People Power Tidak Lama Lagi Menerjang Negeri 062

Kasus demi kasus melibatkan pejabat negeri melanda Indonesia dari hari ke hari tanpa henti. Dan keinginan mempertahankan kekuasaan walaupun menabrak konstitusi tidak juga pernah kelihatan cape. Kesemua itu menyebabkan kerinduan rakyat agar rezim laknat ini bubar grak sesegera mungkin tidak terbendung. Tapi rakyat masih terpaku dengan keraguan penuh ketakutan dengan bayang-bayang dipenjara. Usaha demi usaha dari rezim laknat melanjutkan kekuasaan ibarat orang lagi bersetubuh dengan PSK kudisan. Segala cara dilakukan agar syahwat kekuasaannya bisa terealisir dan bisa jadi kenyataan. Dari semua di usahakan baru bisa terbuka peluang ada di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat. Hakim yang ahli NERAKA itu tak malu-malu memutuskan perkara yang bukan domain dia. Dan partai yang menggugatpun gak tahu dari mana batang hidungnya dan siapa dibalik partai prima itu. Teruslah berupaya memainkan semua kekuatan untuk melanggengkan kekuasaan yang menjijikkan. Segala upaya jorok dipakai bukan tidak ada kosekwensinya. Semua beresiko dan resiko yang paling berbahaya adalah kemarahan dan amuk massa. Rakyat diam bukan berarti menyetujui. Sudah pasti dengan kasus demi kasus korupsi pejabat yang terungkap ditambah beban rakyat makin tinggi akan menjadi alasan rakyat marah yang berakibat amuk massa yang menjelma jadi PEOPLE POWER dan menyeret para penghuni istana ke lembah penyiksaan karena korup dan maling. Bersiaplah rakyat semua. Jika sudah ada indikasi rakyat semua turun ke jalan maka semua rakyat tanpa kecuali harus turun bergabung tapi jangan dengan tangan kosong. Minimal ada sebatang tongkat kalau gak punya golok ditangan untuk berjaga-jaga dari segala kemungkinan buruk bila kita turun kejalan. Jika aseng dipakai untuk menghalau rakyat yang demo turun ke jalan maka langsung di matiin aja dengan apa yang kita pegang di tangan. InsyaAllah TNI/POLRI yang masih berdarah MERAH PUTIH akan tetap bersama kita rakyat Indonesia mempertahankan NKRI. Wallahu A\'lam ... MOH. NAUFAL DUNGGIO, (Aktivis dan Ustadz Kampung, Bekasi, 030323.

Sebagai Pembayar Pajak Saya Sakit Hati

Oleh Naniek S Dayang - Pegiat Sosial Media SAKIT HATI saya melihat twitter yg  kemudian saya SS ini. Jujur tadinya saya kasihan lihat bapak yang menyatakan mengundurkan diri dari PNS setelah dipecat dari jabatannya oleh Sri Mulyani. Tapi setelah lihat kekayaannya..Masyallah kok Anda jahat sekali? Kemudian begitu di twitter ada yang secara detail mengulik kekayaannnya saya sakit hati yang luar biasa. Sebagai  pembayar pajak saya sekali lagi sakit  hati akutt. Bayangkan bapak ini hanya pegawai negeri eselon tiga, tetapi salah satu rumahnya di Simpruk , Patal Senayan. Siapa coba yang tinggal di seputaran Simpruk - Permata Hijau  (daerah Patal Senayan)? Mereka antara lain Pak Hendro Priyono, Surya Paloh , TOP Eksekutif termahal Indonesia di jaman Orba, Tantri Abeng, Mantan Dirut Bank Mandiri  (Alm) ECW Neloe, Mantan Panglima TNI  Andika Perkasa, dll. Pokoknya politikus papan atas, konglomerat , dan para top eksekutif, rata-rata rumahnya di situ. Lho ini karyawan eselon tiga bisa punya rumah di situ ..ini kan edyannnnn!!!  Harga tanah di kawasan Simpruk (daerah patal Senayan) itu per meternya 40-50 juta , dia rumahnya hampir 700 meter. Tanahnya aja bisa 35 miliar , kalau sdh jadi bangunan rumah di situ rata-rata di atas Rp50 miliar!!! Jadi gak mungkin dia hanya punya harta 56 miliar seperti laporannya ke LHKPN. Kenapa? Dia seperti terekspose dalam twitter itu di Jakarta rumahnya gak hanya di Simpruk, tetapi juga ada di Jakarta Barat dan rumah di Jakarta Barat ini bukan rumah kecil! Dia juga punya rumah super mewah di daerah Timoho Yogjakarta lengkap dengan kolam renang dan fasilitas fitness. Dia juga punya rumah super  mewah di Menado, bahkan disebut-sebut di Manado dia yang punya komplek perumahan mewah. Bukan satu rumah mewah, tapi komplek! Dia juga punya restoran besar dan mewah  bernama Bilik Kayu di Jakarta dan di Yogjakarta. Jangan ditanya tumpukan  mobil mewah di setiap garasi rumahnya mulai dari Camry seri terbaru sampai Land Cruiser berharga 5 miliar berbiji juga ada , malah ada 2. Sepertinya mobil Robicon ini mobil termurahnya!  Soal Moge dia yang mengaku pinjam itu, ternyata di rumahnya juga ada beberapa biji. Bahkan anaknya yang kemarin memukuli anak pengurus GP Ansor itu saja sudah punya puluhan kamar  kos kosan  yang disewakan per kamarnya 3,5 juta/bulan.  Jadi sepertinya kalau ditotal jenderal, kekayaanannya itu bukan 56 miliar , tapi diduga bisa ratusan miliar. Lah properti mewah dan semua di tengah  kota itu emang  murah?  Jadi itu yang membuat saya sakit hati sebagai pembayar pajak. Bisa jadi para oknum ini tidak nyolong duit pajak kita yang sudah disetor ke negara, tapi dia kongkolikong dengan wajib pajak besar sehingga misalnya seorang wajib pajak yang harusnya bayar 100 M, disuruh bayar 30 M saja, nanti yang 20 M buat para oknum. Tentu wajib pajak besar senang banget, wong dia bisa hemat 50 M. Jadi oknum pajak gembira, para Wajib Pajak besar juga gembira. Nah lalu apa yang terjadi?  Target  pajak tidak nyampai atau tidak memenuhi target. Maka saat target pajak tidak nyampai itulah, akhirnya kita yang kecil-kecil diuber -uber berbagai pajak. Paham kan? Di Indonesia itu memang koruptor benar -benar seperti hidup di surga dunia. Bagaimana tidak? Kita nggak punya UU utk merampas harta mereka , karena kita tidak punya UU pembuktian terbalik! (*)