POLITIK

Tagar Songong dan Savage untuk Manuver Gibran dalam Debat Cawapres

Jakarta, FNN - Debat cawapres yang berlangsung tadi malam (21/1) betul-betul menjadi malapetaka bagi paslon nomor 2 Prabowo – Gibran, khususnya calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka. Akibat manuver Giban, tagar ‘songong’ dan ‘savage, bergema di media sosial. Tagar tersebut mengacu pada gaya Gibran yang mencoba memecundangi cawapres paslon nomor 03, Mahfud MD, dengan pertanyaan yang sulit berupa terminologi greenflation. Atas pertanyaan tersebut, Gibran diingatkan oleh moderator agar jangan menggunakan istilah tanpa penjelasan. Songongnya, reaksi Gibran malah bawa-bawa gelar Mahfud MD yang seorang Profesor. Padahal, tidak  dijelaskan pun Mahfud sudah tahu apa maksud pertanyaan itu. Setelah sesi Gibran bertanya dan menggunakan gestur yang terkesan merendahkan Mahfud MD, tagar songong dan savage bergema di media sosial.  Netizen menilai sikap songong Gibran tidak etis dan merendahkan. Harusnya cukup ngomong bahwa pertanyaannya belum terjawab, tidak perlu clingak-clinguk. Bukan hanya netizen yang kesal dengan ulah Gibran. Yeny Wahid juga kesal dan mengkritik keras Gibran yang terkesan melecehkan Mahfud. Menurut Yeny, mereka yang merasa mewakili anak muda justru harusnya menunjukkan bahwa anak muda punya etika, anak muda bisa mengekspresikan dirinya dengan penuh hormat kepada orang lain. Sementara itu, ketika Mahfud MD mendapat giliran mengajukan pertanyaan kepada Gibran, dia  menyentil secara halus dengan menyatakan bahwa dia menghormati Gibran sebagai seorang calon wakil presiden, jadi dia tidak akan mengajukan pertanyaan yang menjebak dan receh-receh. “Bagaimana penilaian Anda? Saya tidak menyalahkan Anda, termasuk para netizen yang tampak kesal dengan penampilan Gibran tadi malam. Penilaian dia songong dan savage tidak terlalu salah. Tetapi, harusnya kita tidak perlu kaget kalau Gibran seperti itu kelasnya. Karena, jauh sebelum Gibran resmi menjadi calon wakil presiden, Jokowi sendiri dan Gibran juga sudah dengan tepat menggambarkan siapa dia,” ujar Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, dalam kanal you tube Hersubeno Point edisi Senin (22/1). Karena, lanjut Hersu, saat ditanya wartawan apakah Gibran mau maju jadi cawapres Prabowo, Jokowi menyatakan belum cukup umur, belum berpengalaman, dan sebagainya ilmu. Jadi, kalau umurnya belum cukup, ilmu belum cukup, apalagi pengalaman, kalau sekarang tetap dipaksakan sangat berbahaya. Kalau paslon nomor 02 menang, bisa-bisa Gibran akan menjadi presiden jika Prabowo berhalangan tetap. “Saya tidak bisa membayangkan bangsa sebesar Indonesia ini dipimpin oleh seorang presiden sekelas Gibran. Saya kira cara yang paling baik untuk mencegah malapetaka bagi bangsa adalah mencegah mereka untuk tidak terpilih, dengan cara ramai-ramai tidak memilihnya,” pungkas Hersu. (ida)

Lecehkan Lawan Debat, Tokoh NU Tegur Keras Sikap Buruk Cawapres Gibran

Jakarta | FNN - Semakin banyak saja tokoh yang menyatakan kekecewaannya terhadap cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka. Putra Presiden Jokowi tersebut dicap tidak menunjukkan etika dan adab terhadap lawan debatnya pada acara debat cawapres yang digelar di Jakarta, Minggu (21/1/2024). Bahkan, sikap buruk yang dipertontonkan cawapres Gibran itu mendapat kritik langsung dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau Alissa Wahid. Teguran keras itu dilontarkan Alissa dalam akun media sosial X-nya. Menurut Alissa, Gibran telah menunjukkan sikap melecehkan orang lain. Putri sulung presiden keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu bahkan menandai (mention) langsung akun X milik Gibran. \"Menyayangkan sikap mas @gibran_tweet malam ini. Sedikit jahil berbeda dengan sikap melecehkan orang lain, dan itu yang tadi ditunjukkan mas Gibran berulang-ulang kepada kedua kandidat lain,\" tulis Alissa, dikutip dari cuitannya pada Minggu (21/1/2024). Anehnya, Presiden Jokowi sebelumnya pernah mengingatkan agar debat jangan hanya jadi ajang serang personal. Peringatan Jokowi tersebut disampaikan sehari usai debat ketiga pada Senin (8/1/2024).  Ironisnya, dalam debat selanjutnya yang diikuti oleh para calon wakil presiden, justru putra Jokowi sendiri yang malah menyerang lawannya secara personal. Sementara itu, hasil analisis dari Drone Emprit di media sosial X juga menunjukkan Gibran menerima lebih banyak sentimen negatif dalam debat. Dalam rilisnya, Founder Drone Emprit Ismail Fahmi menunjukkan Gibran mendapat penilaian negatif 60%, positif 33%, dan netral 7%. (*)

Gimik Konyol Gibran Menunjukkan Kedangkalannya

Jakarta, FNN – Sampai saat ini, debat cawapres yang berlangsung tadi malam, Minggu (21/1) masih ramai dibicarakan. Hampir semua mata tertuju acara yang dinanti-nanti masyarakat, terutama menunggu apa yang akan ditampilkan Gibran. Dan benar, ternyata dari keterlibatan emosi dan rasio, poin-poin yang diduga dari awal bahwa Gibran akan tetap memainkan teatrikal, terjadi malam itu. Tetapi, sebetulnya orang sudah bosan dengan teatrikal. Karena pada debat kali ini  orang mau lihat bagaimana pengetahuan Gibran terhadap substansi. “Jadi, ini debat tentang paradigma sebetulnya. Ini bukan soal Gibrannya, ini soal Prabowo yang akan membawa republik ini. Gibran itu wakil presiden doang. Jadi, seharusnya Gibran memback up Prabowo dengan kemampuan paradigmatik,” ujar Rocky Gerung dalam kanal you tube Rocky Gerung Official edisi Senin (22/1). Semua hal yang menyangkut lingkungan, lanjut Rocky, itu bukan soal menghafalkan istilah dan problem. Hal yang paling penting adalah kemampuan untuk menunjukkan kepemimpin konsep. Gibran mengetahui hal yang memang didiktekan pada dia beberapa jam sebelum acara. Jadi gampang saja itu. Tetapi, terlihat bahwa paradigmanya dia tidak paham. Rocky juga menilai bahwa bertanya soal lingkungan dengan istilah yang teknis itu bukan masalah lingkungan di dunia hari ini. Itu semuanya urusan orang fisika, orang teknik lingkungan, dan sebagainya yang bisa diterangkan secara panjang lebar bahkan dengan rumus-rumus yang kalau dibuat sebagai bahan untuk bertanding argumentasi Gibran pasti keteter. “Jadi, Mahfud benar, dia menerangkan sesuatu yang paradigmatik. Tetapi, Gibran tetap menagih hal yang teknikal,” ujar Rocky. Sementara, untuk hal-hal yang fundamental Cak Imin sebetulnya lebih paham. Cak Imin bagus sekali memperlihatkan bahwa pengetahuan-pengetahuan kebijakan publik itu bukan soal-soal teknis, bahkan rumus kimia, tidak ada urusan dengan itu. Itu yang sebetulnya kita perlukan. Rocky juga mengatakan bahwa kita sudah belajar berkali-kali agar yang diperdebatkan tentang policy atau kebijakan. Tetapi, lebih dari itu debat tentang paradigma, memasukkan lingkungan dalam konsep apa: dalam konsep keadilan, dalam konsep pertumbuhan, atau dalam konsep pemberataan. Dan yang mesti dibicarakan adalah konsep pemerataannya, soal distribusi tanah, misalnya. Ini pengetahuan dasar seorang pemimpin. “Saya kira, saudara Gibran menang di dalam gimik, tetapi gimik yang konyol,” ujar Rocky. Namun, lanjut Rocky, yang dipersoalkan orang adalah bagaimana cara Gibran melayani seorang Mahfud MD, yang sebetulnya jauh lebih senior dan bagaimanapun beliau masih menterinya Jokowi. Gibran mengolok-olok dengan cara mencari jawaban dengan gerak tubuhnya Gibran. Kalau bercanda mustinya bukan bercanda tubuh, itu dangkal. Mestinya bercanda di dalam logika, dalam abstraksi. Kalau bercanda tubuh komedi namanya. (ida)

Jawaban Tak Bermutu, Penampilan Debat Cawapres Gibran Makin Jeblok

Jakarta | FNN - Debat keempat Pilpres 2024 yang digelar di JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024) malam, terus menuai kritikan terhadap cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka. Adapun tema debat kali ini adalah soal Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa. Lalu apa yang layak dikomentari dari penampilan Gibran? Salah satunya adalah gimik yang justru mendatangkan reaksi negatif terhadap Gibran sendiri. Jika dibandingkan dengan penampilan pada debat cawapres sebelumnya, Gibran kali ini dinilai lebih buruk. Demikian diungkapkan Founder Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, yang terang-terangan menilai putra Jokowi itu terlalu banyak menampilkan gimik saat berdebat. \"Mas Gibran menurut saya terpuruk, tidak tampil sebaik di debat cawapres pertama,\" kata Hendri kepada wartawan, Senin (22/1/2024). Menurut Hendri, penampilan Gibran sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan dua cawapres lain yakni Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD. Sebaliknya, Gibran justru menggiring acara debat layaknya sebuah show alias pertunjukan yang membutuhkan gimik untuk menarik perhatian. Namun sayangnya, gimik seperti itu sebetulnya tidak dibutuhkan pada ajang serius seperti debat cawapres. Hendri kemudian menyoroti sejumlah pertanyaan yang tak mampu dijawab tuntas oleh Gibran.  \"Misalnya pertanyaan Pak Mahfud tentang redistribusi, kemudian tentang Trisakti-nya Bung Karno. Kemudian dengan Gus Imin juga sama bahkan fokus ke botol plastik yang mungkin saja itu disediakan panitia,\" Hendri menguraikan. Sikap Gibran itu menurut sangat disayangkan karena justru lari substansi pertanyaan. \"Banyak hal-hal yang akhirnya Gibran tidak bisa fokus ke substansi,\" kritik Hendri. (*)

Gampang Emosi, Gibran Ketularan Sifat Asli Prabowo

Jakarta | FNN - Penampilan Cawapres nomor urut 2 dalam debat keempat pemilihan presiden (Pilpres) pada Minggu (21/1/2024) malam, mendadak ramai disorot. Gibran dinilai kurang menghargai panggung debat, tak menempatkan dirinya sebagai calon wakil presiden yang seharusnya bertingkah sopan dan punya adab. Tapi lihat, nyatanya Gibran terkesan merendahkan lawan debat dengan gayanya yang kurang terpuji. Perubahan karakter Gibran itu salah satunya ditangkap oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto. Bahkan, Hasto kemudian membandingkan karakter Gibran dengan ayahnya, Joko Widodo, yang kini sudah berbeda jauh. \"Saya agak kaget dengan perubahan karakter dari Mas Gibran sehingga sangat berbeda jauh dari Pak Jokowi,\" ujar Hasto saat ditemui di JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024) malam.  Menurut Hasto, perubahan mendadak karakter Gibran, sambung Hasto, kemungkinan besar dipengaruhi oleh calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto, yang selama ini dikenal mudah tersulut emosi. Hasto kemudian menyebut kembali pentingnya batas usia 40 tahun untuk maju menjadi capres-cawapres sebagaimana yang telah diubah oleh putusan Mahkamah Konstitusi (MK) demi memuluskan langkah Gibran. Semata-mata, lanjut Hasto, untuk menentukan kedewasaan seseorang. \"Pengaruh-pengaruh dari Pak Prabowo yang cenderung emosi itu ternyata mempengaruhi Mas Gibran sehingga keputusan MK tentang batas usia 40 itu ternyata suatu hal yang sangat penting, karena di situ menentukan kedewasaan emosi seseorang,\" kata Hasto. Di sisi lain, Hasto juga menyinggung soal kemampuan Gibran menguasai suatu persoalan. Salah satunya ketika Gibran menjawab pertanyaan tentang maraknya penambangan ilegal di sejumlah daerah. Gibran terlihat tidak mengetahui persoalan saat menyebut akan mencabut izin usaha pertambangan (IUP) ilegal. Padahal, yang namanya penambangan ilegal, sudah pasti tidak mengantongi IUP. \"Contohnya ketika kita melihat illegal logging, illegal mining yang dijawab Mas Gibran tadi kan \'ya IUP-nya dicabut\'. Padahal ini kan ilegal kan tanpa IUP. Nah hal-hal seperti inilah yang sangat kami sayangkan,\" ujar Hasto menyayangkan pendeknya pemahaman Gibran terhadap suatu logika sederhana. (ant)

Jokowi Panik, Minta Dimediasi Bertemu dengan Megawati

Jakarta, FNN - Rumor bahwa Presiden Jokowi minta dimediasi untuk bertemu dengan Megawati tengah berhembus di seputar Istana. Presiden Jokowi dikabarkan telah meminta tolong kepada beberapa politisi PDIP untuk dimediasi agar bisa bertemu dengan Megawati Soekarno Putri. Namun, mereka belum menyampaikannya ke Megawati karena masih fokus menghadapi pemilihan umum legislatif dan Pilpres 2024. Munculnya kabar Jokowi minta dimediasi untuk bertemu Megawati ini berkaitan dengan berbagai perkembangan politik terbaru yang sangat dramatis dan renggangnya hubungan antara Megawati dan Jokowi, pasca Jokowi  menjadikan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto. Padahal, Megawati sudah memutuskan untuk mengusung Ganjar Pranowo - Mahfud MD. Sebagai kader partai, Jokowi dan Gibran harusnya tegak lurus kepada keputusan Ketua Umum. Jadi, kalau Jokowi mengusung sendiri calon presiden dan calon wakil presidennya, berarti menantang Megawati. Meskipun ditutup-tutupi, sesungguhnya publik sudah mengendus bahwa hubungan keduanya merenggang, bahkan patah arang sehingg sulit disambungkan kembali. Apalagi Megawati punya karakter cukup keras. Patah arang hubungan Megawati dan Jokowi terlihat pada hari ulang tahun PDIP ke-51 yang berlangsung 10 Januari 2024, di mana Jokowi tidak hadir dan memilih menghindar dengan dalih melakukan kunjungan ke Filipina. Bukan hanya tidak hadir, Jokowi bahkan juga tidak menyampaikan ucapan selamat atau memberikan pidato melalui video dan tidak mengirimkan karangan bunga. “Jadi, benar-benar buat Jokowi PDIP itu sudah bagian dari masa lalu,” ujar Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, dalam kanal you tube Hersubeno Point edisi Minggu (21/1). Sebetulnya, sejauh ini Jokowi cukup percaya diri akan memenangkan pasangan Prabowo – Gibran karena dia masih memegang kekuasaan sehingga bisa mengerahkan semua sumber daya kekuasaan. Orang-orang di sekelilingnya pun tampaknya meyakinan bahwa mesin-mesin kekuasaan itu bisa dia gerakkan untuk memenangkan Prabowo – Gibran. Hal ini terlihat narasi-narasi yang coba dibangun bahwa Prabowo - Gibran akan menang satu putaran. Namun, ternyata saat ini perkembangannya tidak seperti yang diharapkan. Elektabilitas Prabowo - Gibran terus merosot, sedangkan pasangan Anies – Cak Imin sebaliknya. Keadaan demikian diperkirakan pada Pilpres 14 Februari 2024 suara Anies – Cak Imin bisa menyamai suara Prabowo – Gibran. Apalagi survei media ekonomi dari Amerika Serikat Bloomberg malah mengunggulkan Anies untuk memenangkan Pilpres 2024. Tentu saja hal ini sangat mengkhawatirkan Jokowi. Kini Jokowi juga turun langsung mengampanyekan Prabowo-Gibran menggunakan anggaran negara dan fasilitas sebagai kepala negara, tapi ternyata tidak berdampak terhadap elektabilitas Prabowo - Gibran Bersamaan dengan itu, Jokowi juga menghadapi tekanan eksternal maupun internal yang tidak kalah beratnya. Secara internal, banyak pendukung fanatiknya yang meninggalkan dia dan secara terang-terangan menentangnya, kemudian bergabung dengan kelompok-kelompok oposisi yang menyerukan agar dilakukan pemakzulan terhadap Jokowi. Menteri Koordinator Hukum dan HAM, Mahfud MD, yang juga calon wakil presiden Ganjar Pranowo, misalnya, sudah bertemu dengan kelompok petisi 100 dan secara tidak langsung mengajarkan cara untuk memakzulkan Jokowi. Kemudian, para petisi 100 juga bertemu dengan Puan Maharani. Puan mempersilakan petisi 100 untuk mengajukan usulan pemakzulan. Yang lebih berat lagi, di internal kabinet muncul kabar yang sangat mengejutkan karena Menteri Keuangan Sri Mulyani dan orang-orang kepercayaan Jokowi, yakni Menteri PUPR Basuki Hadi Mulyono bersama 13 orang menteri lainnya bersiap mundur dari kabinet Jokowi. “Jadi, ini betul-betul dia menghadapi tekanan dari eksternal dan internal yang luar biasa dan ini mau tidak mau dia itu kepada siapa lagi harus berpaling kalau bukan ke Megawati,” ujar Hersu. Jika Pemilu berlangsung dua putaran dan yang masuk putaran kedua itu adalah pasangan Anies – Muhaimin dan Prabowo - Gibran maka Jokowi mau tidak mau harus merangkul Megawati kalau mau memenangkan pasangan Prabowo - Gibran pada putaran kedua. Masalahnya, tim paslon 01 dan PDIP itu sudah cukup lama menjalin komunikasi, karena mereka merasa senasib dalam menghadapi kecurangan yang dilakukan oleh Jokowi. Puan bahkan mengaku bahwa Tim AMIN sudah bertemu dengan PDIP, baik secara informal maupun formal, untuk menjajaki kerja sama bila salah satu masuk putaran kedua. Jadi, siapa pun yang masuk mereka akan saling mendukung. “Situasi inilah yang saya kira membuat Jokowi ini posisinya panik tingkat dewa dan mau tidak mau akhirnya dia minta dimediasi untuk bertemu dengan Megawati,” ujar Hersu. Jika melihat sikap Megawati, sepertinya upaya Jokowi tidak akan berhasil. Apalagi mereka tengah fokus menghadapi Pilpres. Artinya, mereka menolak menyampaikan keinginan Jokowi ke Megawati. Mereka pasti sangat paham dengan suasana kebatinan Megawati yang terluka karena pengkhianatan Jokowi dan keluarganya. (ida)

Deklarasi & Dukungan Sahabat AMIN New York dari Times Square, New York

Oleh Noviyanti | Diaspora Amerika Serikat  DINGINNYA suhu dibawah titik beku, minus 10 C, tidak menghalangi semangat para sahabat AMIN New York dan sekitarnya untuk berkumpul di Times Square, Manhattan, untuk mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Pemilu 2024 pada hari minggu 21 Januari 2024.  Acara deklarasi dipandu oleh Noviyanti, Kordinator Sahabat AMIN New Jersey dan Ida Irmayani, Kordinator Sahabat AMIN Luar Negeri (SALN) USA. Acara ini dihadiri sekitar 100 orang Diaspora dari berbagai kota di New York, New Jersey, dan dari Pennsylvania. Bahkan ada dari relawan yang menempuh perjalanan darat selama 4 jam dari kota Albany, New York. Acara dibuka dengan deklarasi dukungan kepada paslon nomor 1, yang dibacakan Kasiyo Marjo selaku koordinator sahabat AMIN New York. \"Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Indonesia sedang berada dalam ancaman politik dinasti, merosotnya indeks demokrasi, dan merajalelanya oligarki. Kondisi ini harus berubah, Indonesia harus berubah. Karena itu kami mendukung pasangan calon Anies Baswedan dan Muhaiman Iskandar yang mengusung agenda perubahan,” tegas Kasiyo berapi-api. Setelah itu lagu Indonesia Raya berkumandang di Times Square yang dinyanyikan bersama oleh seluruh Sahabat AMIN. Melalui rekaman video yang diputar saat acara, Anies berterima kasih  kepada Sahabat AMIN di New York yang telah mengambil bagian dari gerakan perubahan di tanah air dan tetap berjuang untuk kemaslahatan dan kebaikan demi tercapainya masyarakat adil dan makmur bagi semua. Sementara Cak Imin, menyampaikan apresiasi atas dukungan sahabat AMIN di New York dan berharap perjuangan Sahabat AMIN New York dan sahabat sahabat AMIN di penjuru dunia akan mewujudkan kemenangan perubahan bagi seluruh bangsa kita. Apresiasi yang sama juga disampaikan oleh para anggota legislatif dan calon anggota legislatif dari Daerah Pemilihan Jakarta 2 dan luar negeri seperti Dr. Hidayat Nur Wahid dari PKS, Okky Asokawati dari NasDem, Dr. Ida Fauziyah dari PKB, dan tidak ketinggalan  Dr. Amien Rais ketua majelis syuro Partai Ummat. Acara deklarasi ditutup dengan sambutan serta doa penutup oleh tokoh masyarakat Islam Indonesia di New York, Imam Shamsi Ali. Beliau menyampaikan alasan mengapa pasangan AMIN layak untuk dipilih. Selain merupakan simbol persatuan dari golongan Islam modern dan Islam tradisional di Indonesia, keduanya juga menunjukkan karakter sebagai pemimpin yang islami. Imam Shamsi mengingatkan pada Pemilu 2024 nanti untuk tidak saja memilih paslon AMIN, tapi juga memilih partai yang mengusung pasangan AMIN yaitu PKS, NasDem, PKB serta Partai Ummat. Setelah acara, Sahabat AMIN kemudian berfoto bersama di kawasan Times Square yang merupakan \"landmark\" kota New York, sambil menikmati camilan dan makanan yang disumbangkan oleh emak emak dari New York dan New Jersey. Inilah cerminan acara demokrasi rakyat: dari rakyat untuk rakyat tanpa iming-iming imbalan dan pasokan dana dari luar. (New York, 21 Jan 2024)

Terbukti Curang, KAMI Tolak Hasil Pemilu

Jakarta | FNN - Koalisi Aksi Menyelesaikan Indonesia (KAM) lintas provinsi mengeluarkan pernyataan sikap terhadap pelaksanaan Pemilu 2024 yang terindikasi curang sejak awal. Salah satu sikapnya, KAMI akan menolak hasil Pemilu jika terbukti curang. Demikian rilis yang diterima redaksi FNN, Senin (22/02/2024) di Jakarta. Untuk mencegah kecurangan KAMI menyatakan dukungannya terhadap \"Gerakan Nasional Indonesia Siaga Melawan Politik Curang 2024\" Pernyataan sikap yang ditandatangani oleh Sekjen dan seluruh cabang KAMI di Indonesia itu menyatakan beberapa poin antara lain:  Bahwa, KAMI Lintas Provinsi Ber-ijtihad politik dengan tetap berpegang teguh pada JATI DIRI KAMI untuk Menyelamatkan dan Menjaga Indonesia agar sesuai dengan Arah dan Tujuan Berbangsa dan Bernegara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945. Bahwa, KAMI Lintas Provinsi sangat menyadari Indonesia saat ini dalam bahaya setelah sekian lama di kelola dan dikendalikan rezim Oligarki yang secara sistematis destruktif telah menyimpang dari tujuan negara sesuai UUD Negara RI Tahun 1945. Bahwa KAMI Lintas Provinsi mencermati  lahirnya politik dinasti untuk melanggengkan kekuasaan dengan segala cara dan upaya untuk kemenangan dan memenangkan salah satu capres yang didukungnya. Bahwa, KAMI Lintas Provinsi merasa ikut bertanggung menyelamatkan Indonesia pada Demokrasi Pemilihan Presiden 2024 yang harus berjalan dengan jujur dan adil terbebas dari segala kekuatan yang akan merusak bahkan menghancurkan demokrasi di Indonesia. Berdasarkan pertimbangan tersebut KAMI Lintas Provinsi : 1. Mendukung dan akan bergerak  menyukseskan Gerakan Nasional Gerakan Indonesia Siaga Menolak Semua Rekayasa Politik Curang pada Pilpres 2024. 2. Menolak dan menentang keras praktik Dinasti Politik, Oligarki Ekonomi dan Politik, Kleptokrasi, dan segala bentuk penyelewengan/ penyalahgunaan kekuasaan (Abuse of Power).  3. Menolak dan tidak akan ikut mengakui hasil Pilpres 2024 yang terbukti hasil dari rekayasa curang. 4. Menyerukan semua jejaring KAMI Lintas Provinsi secara militan menjaga, memantau dan melaporkan semua bentuk indikasi kecurangan selama proses Pemilu Presiden berlangsung mulai dari masa kampanye sampai pada pelaksanaan pemungutan suara dan perhitungan suara. Pernyataan sikap dikeluarkan di Surakarta, 21 Januari 2024 dan ditandatangani oleh KAMI JAWA TENGAH (Mudrick SM Sangidu), KAMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA), Syukri Fadholi),  KAMI JAWA TIMUR (Daniel M Rasyid), KAMI JAWA BARAT (Syafril Sjofyan), AP-KAMI DKI JAKARTA (Djudju Purwantoro), KAMI BANTEN (Abuya Shiddiq), KAMI SUMATRA UTARA (Zulbadri), KAMI RIAU (Muhammad Herwan), KAMI KALIMANTAN BARAT (H. Mulyadi MY), KAMI SUMATERA SELATAN (Mahmud Khalifah Alam), KAMI SULAWESI SELATAN (Agussalim), KAMI KEPULAUAN RIAU (H. Makhfur Zurachman), KAMI JAMBIH (H. Suryadi), KAMI ACEH (Saiful Anwar S.H., M.H.) dan SEKRETARIS (Sutoyo Abadi). (*)

Megawati Ingatkan Warga Bandung Tidak Tergoda Uang, Fokus Menangkan Ganjar Mahfud Satu Putaran

Bandung | FNN – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengajak warga Bandung untuk tidak tergoda uang. Megawati mengharapkan  kader PDIP fokus memenangkan pasangan Ganjar Mahfud satu putaran pada Pilpres 2024 nanti.   Hal ini disampaikan Megawati saat kampanye terbuka perdana ‘Hajatan Rakyat’ di Lapangan Tegallega Bandung, Minggu 21 Januari 2024.   Megawati juga menyinggung agar pendukung Ganjar-Mahfud mengawasi jalannya pemilu dan tidak tergoda dengan politik uang.    \"Nanti kalo nyoblos, tetap pendirian enggak? Atau jangan-jangan dibayar jadi lemes? Kalau bener enggak berpaling, menangkan nomor 3,\" ujar Megawati. Pada kesempatan itu, Megawati mengungkapkan alasannya datang secara khusus karena dia mengingat sosok bapaknya, Presiden Soekarno, dimana saat itu ikut serta dalam kemerdekaan Indonesia dan sebagai pemimpin untuk melepaskan Indonesia dari penjajahan.   Dia menuturkan, sejak usia 16 tahun, Soekarno berkeliling Bandung sampai ke Sukamiskin untuk berdialog dengan masyarakat dan mengusung kekuatan untuk kemerdekaan Republik Indonesia.   \"Nah, di sini, Bung Karno dari umur 16 tahun sudah keliling, karena beliau yakin kalau masyarakat Jawa Barat diberi pengertian, maka kemerdekaan pasti akan bergema ke tempat lain,\" ujarnya.  Jadi mau tolong ibu tidak? Menangkan Ganjar-Mahfud,\" kata Megawati yang diikuti oleh teriakan massa. Megawati juga mengajak masyarakat Bandung untuk kritis menilai berbagai kampanye terselubung lewat pembagian sembako atau bansos untuk memenangkan pasangan calon (paslon) tertentu.    \"Ada yang kasih sembako, mikir yang pintar, emang bisa terus-terusan kasih sembako? Lalu itu sembako duitnya dari mana? APBN kan? Kalau dari duitnya sendiri, justru curiga, duitnya dari mana?\" kata Megawati yang langsung dijawab oleh massa \"korupsi\".   Dia mengatakan, dalam Pemilu 2024 ada tiga calon pemimpin. Untuk itu, masyarakat harus jeli menilai ketiga calon mana yang dapat dipercaya untuk memimpin bangsa Indonesia ke depan.  \"Karena gini loh, calon pemimpin ada tiga, jangan yang namanya kesengsem, tapi lihat pengalaman politiknya, jadi dibandingkan,\" ujarnya.   \"Nanti ada debat pada nonton ya nanti malam, lalu coba pikir dari jawabannya, iya bener ya yang ibu bilang,\" katanya.  \"Kalau ibu sih sudah menetapkan pilih Ganjar-Mahfud, jadi kalian mau bantu ibu, pilih Ganjar-Mahfud,\" kata Megawati.   Dalam orasinya, Megawati mengingatkan kembali agar aparat dalam hal ini tentara, polisi, hingga kepala desa untuk untuk bersikap netral dan tidak tunduk pada tekanan penguasa.  Menurutnya, aparat itu abdi negara, seharusnya membela rakyat, tentara itu untuk melawan musuh, bukan memukul rakyat. \"Babinsa, kepala desa, apa lagi ya? Katanya pemilu untuk semua orang, tapi kok diarahin begitu. Padahal mereka itu dibayar gajinya dari uang siapa? Rakyat,\" katanya.   \"Jadi kepala desa jangan takut, RT jangan takut, karena kamu semua dibayar rakyat Indonesia. Betul?\" ujarnya. (*)

Presiden Jokowi Membantah Isu Sri Mulyani Mundur, Apakah Berarti Beneran Mundur?

Jakarta, FNN - Akhirnya Presiden Jokowi membantah soal pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Tetapi, yang justru berbahaya, kalau Jokowi membantah tidak mundur maka orang kemudian menafsirkan betul mundur. Apalagi kemarin Sri Mulyani hadir dalam rapat dengan Jokowi di istana dan dia bungkam, tidak membantah. “Iya, tentu Jokowi tidak ingin itu terjadi, karena kalau terjadi maka itu artinya langsung pemakzulan. Jadi, faktor Sri Mulyani itu menentukan nasib Jokowi,” ujar Rocky Gerung di kanal you tube Rocky Gerung Official edisi Sabtu (20/1), menanggapi soal bantahan Jokowi. “Saya kira Jokowi sekarang disandra oleh dua menteri, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Pertahanan Prabowo. Tidak mungkin lagi Jokowi tidak menghendaki apa yang diinginkan Prabowo. Jadi, Prabowo akhirnya tahu bahwa hanya dengan menyandra Jokowi, Prabowo bisa satu putaran. Kira-kira begitu,” lanjut Rocky. Walaupun yang diterangkan Jokowi satu putaran untuk dia, tidak. Itu kekuasaan sudah pindah dan Jokowi kelihatan makin cemas sehingga dia membantu Sri Mulyani, tambah Rocky. Mengapa presiden yang mengucapkan? Itu artinya, presiden membaca gelagat Sri Mulyani memang untuk hengkang. “Jadi, orang yang mengerti watak Sri Mulyani –saya mengerti dengan benar, dengan baik, dan dengan sempurna watak Sri Mulyani. Dia bisa betul-betul dalam 2 jam sudah, dia selesaikan saja. Kan kita mau tagih itu justru karena kita kenal Sri Mulyani sebagai intelektual pembuat kebijakan publik,” ungkap Rocky. Tetapi, lanjut Rocky, Sri Mulyani dididik di dalam tradisi akademis yang ada etikanya. Kita ingat di tahun ’98 Sri Mulyani terus-menerus menghajar kebijakan Soeharto,  kendati dia masih berkedudukan sebagai ketua program public policy di FEUI. Tetapi, orang semacam Sri Mulyani selalu ada kesempatan untuk memulihkan kembali integritasnya. Tidak mungkin Sri Mulyani menulis biografi dia bahwa dia meneruskan kebijakan Jokowi yang akan dihujat oleh seluruh mahasiswa FEUI. “Jadi, bagi saya Sri Mulyani pasti akan ambil langkah untuk berhenti dari kabinet. Itu cuman soal pertimbangan-pertimbangan kecil. Pertimbangan besarnya Sri Mulyani percaya bahwa kalau ada pejabat yang bisa gantikan dia mungkin hari ini dia sudah berhenti,” ujar Rocky. Tetapi, menurut Rocky, dia juga berpikir tentang bangsa. Dia tahu kalau dia berhenti maka seluruh sistem internasional akan mengutuk Indonesia dan itu artinya Indonesia akan dikucilkan dari pergaulan ekonomi dunia, karena Sri Mulyani tetap faktor di dalam menentukan bunyi tidaknya ekonomi Indonesia dalam upaya untuk menggaet hutang maupun investasi asing. “Ini bukan sekadar soal etika Sri Mulyani yang kita uji, ini sekaligus kita mau uji apakah kabinet juga bisa utuh ketika keadaan betul-betul makin lama makin buruk,” ujar Rocky. Jadi, lanjut Rocky, tentu sudah ada semacam pandangan bahwa Jokowi sudah tidak mampu mengendalikan kabinetnya, karena kasak kusuk berita masuk berita keluar.  Sikap diam Sri Mulyani saja sudah menunjukkan bahwa dia memang sudah ragu berada di dalam kabinet. Keterangan Jokowi juga memperkuat dugaan bahwa memang Sri Mulyani ragu. Oleh karena itu, harus Jokowi yang membantah. (ida)