NASIONAL

Hersubeno: Jokowi Akan Mati-matian Tutup Peluang Anies Jadi Capres 2024

Jakarta, FNN  - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan fix dijadikan calon presiden oleh Partai Nasdem. Pencalonan ini diumumkan sendiri oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Ia mengumumkan 3 nama yang akan diusung menjadi bakal calon presiden (Capres) dalam Pilpres 2024 pada Jumat, 16 Juni 2022 lalu. Selain Anies Baswedan, ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Diusungnya Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa oleh NasDem mendapat banyak komentar tokoh. Salah satunya adalah Jurnalis senior Forum News Network (FNN) Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Hersubeno Point, Ahad, 19 Juni 2022. Hersubeno Arief menduga, diusungnya 3 nama bakal Capres 2024 oleh NasDem merupakan bentuk tukar tambah politik antara Surya Paloh dengan Presiden Jokowi. Salah satunya adalah jangan sampai nama Anies muncul dalam daftar calon presiden dari NasDem,\" kata Hersu panggilan akrab Hersubeno Arief. Hal ini, kata Hersu,  disebabkan oleh adanya rivalitas antara Anies Baswedan dan Jokowi. Pasalnya, kebijakan Anies Baswedan di DKI Jakarta kerap dianggap merugikan kepentingan para oligarki yang selama ini menjadi penyokong utama Jokowi. Karena itu, Hersu menilai Jokowi akan berusaha mati-matian untuk menutup peluang Anies Baswedan agar tidak muncul dalam bursa Capres 2024. \"Karena potensinya kalau sampai kemudian Anies mendapat tiket, ini bisa mengubah peta politik. Karena memang dari hasil-hasil survei, nama Anies yang paling menonjol,\" tuturnya. Hersu menjabarkan, buruknya hubungan antara Anies Baswedan dan Jokowi salah satunya ditandai dengan nihilnya dukungan perusahaan BUMN di ajang balap mobil listrik Formula E yang digelar di Ancol, Jakarta Utara pada 4 Juni 2022 lalu. \"Apakah anda percaya bahwa putusan yang sangat besar itu merupakan inisiatif dari Erick Thohir pribadi? Tentu saja tidak, ada tangan-tangan kekuasaan di atas Erick yang ikut bermain,\" serunya. \"Bahwa Erick juga punya kepentingan yang sama karena dia sendiri juga salah satu kandidat yang ingin run pada Pilpres 2024, ya itu pasti ada, tapi tidak semata-mata itu keputusan Erick pribadi,\" kata Hersubeno Arief menambahkan. Hersu mengungkapkan spekulasi bahwa Jokowi sengaja menutup tiket untuk Anies adalah karena semula mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu akan diusung koalisi PAN, NasDem, dan PPP. Tapi, ternyata semuanya kandas ketika Partai Golkar, PAN, dan PPP membentuk Koalisi Indonesia Bersatu. Koalisi ini diduga akan digunakan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 sebagai proxy dari Jokowi. Pintu Anies untuk memperoleh tiket dari PAN semakin tertutup rapat ketika akhirnya Zulkifli Hasan ditarik masuk kabinet oleh Jokowi dengan menjadi Menteri Perdagangan,\" tutur Hersubeno Arief. Lebih lanjut, Hersu menyinggung pernyataan Surya Paloh yang menyebut bahwa NasDem merdeka dalam menentukan arah politik. Surya Paloh juga mengatakan Pemilu merupakan mekanisme agar kekuasaan tidak dimonopoli oleh satu kelompok saja. Menurutnya, pernyataan Surya Paloh itu sengaja ditujukan kepada pemerintahan Jokowi yang kini tengah berkuasa. \"Ini kan sinyalnya jelas sekali kalau dimonopoli oleh satu kelompok saja, itu siapa yang sekarang berkuasa,\" tegas Hersubeno Arief. (Ida, sws)

Natalius Pigai: Jangan Mancing Kami Keluar Menjadi Harimau!

CANDAAN “Kopi Susu” Ketum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah memantik “kemarahan” aktivis HAM Natalius Pigai. “Ini sobat lama saya yang rupanya uring-uringan berkaitan dengan guyonan Bu Megawati soal kopi susu, yakni menggambarkan orang salah satu Wakil Menteri dari Papua, yang disebutnya hitam seperti kopi, dan Mega seperti susu,” kata Hersubeno Arief, wartawan senior FNN dalam kanal Hersubeno Point, Sabtu (18/6/2022). Apa yang sebenarnya terjadi, mengapa Bung Pigai menjadi enggak nyaman dengan guyonan semacan ini? Berikut petikan wawancara Hersubeno Arief dengan Natalius Pigai.   Kenapa anda merasa bahwa Bu Mega ini kok rasis gitu? Begini, Bu Mega itu negarawan ya tokoh bangsa, tokoh Indonesia, jadi apapun pernyataan yang dikeluarkan oleh Bu Mega bisa semua penuh makna, atau seorang presiden itu sebuah sinyal politik gitu. Jadi tidak asal ucapan sesaat begitu saja yang mengatakan bahwa kopi susu itu sama saja dengan kamu. Itu diperkuat juga oleh Hasto Kristiyanto dalam konteks kopi itu hitam, susu itu putih. Ibu Mega itu tidak tahu atau Hasto itu tidak tahu. Justru orang kulit hitam di dunia itu korban rasisme. Sampai sekarang lebih dari 700 tahun itu karena kata warna itu, warna hitam ketika orang Portugis dan Spanyol masuk di Afrika Barat ya mereka temukan orang berkulit gelap, maka disebut negro. Negro itu bahasa Latin Spanyol yang disebut hitam. Kemudian di Amerika dalam perkembangannya Black Man dalam bahasa Inggris yang tadi dalam bahasa Spanyol adalah negro. Kemudian orang Anglo saxon atau orang Eropa berbahasa Inggris menggunakan kata blackman. Jadi negro dan Blackman itu adalah warna nama, warna kulit sama dengan yang sekarang Hasto sudah menyatakan bahwa kopi susu itu adalah warna. Berarti ini sama saja dengan orang Spanyol, orang-orang berbahasa Inggris maupun juga orang Indonesia, yang bernama Ibu Mega dan tokoh nasional, termasuk Hasto itu melabeli kami itu kulit berwarna. Padahal, di Amerika sudah tidak lagi orang-orang yang berkulit seperti kami ini menerima apa yang namanya Negro atau Blackman karena itu penghinaan, karena itu mereka lebih sebut African-American. African-american, bukan Negro atau bukan Blackman. Karena itulah menurut saya, memahami kopi susu itu biasanya lebih terorientasi pada segregatif, rahasialistik, diskriminatif, dan merendahkan martabat atau mempertegas perbedaan bahwa kamu itu warna lain dengan kami begitu. Berbeda kalau ketika Ibu Megawati bilang pelangi Indonesia, pelangi Indonesia itu kata-katanya lebih pluralistik sejalan dengan maintream integrasi sosial di seluruh dunia. Mainstream integrasi sosial di seluruh dunia itu pakai mosaik atau pelangi. Lambang pelangi itu persoalan integrasi sosial. Tapi, kalau kopi susu itu ke  perbedaan, mempertegas perbedaan bahwa kamu dengan kami. Begitu Ibu Mega menyatakan kami orang Papua itu berbeda dengan dia begitu. Dia berbeda dengan kami. Sedangkan Indonesia itu ada 700 suku dan 1.013 bahasa, kalau dia dalam konteks kebangsaan, maka dia harus pakai pelangi Indonesia yang dimana menyebut ini salah satu warna dari 13 abad 700 suku tersebut yang disebut pelangi bangsa atau kebhinekaan bangsa. Tapi kalau disebut kopi susu di kampung-kampung juga sama. Kkalau waktu dulu misalnya saya jalan dengan seorang perempuan yang, katakanlah orang di luar Papua, mereka sebut kopi susu. Atau misalnya ada orang kulit hitam, orang Papua jalan dengan orang lain disebut kopi susu. Kopi susu itu konotasi negatif. Ok saya baru tahu. Iya, bisa lebih cenderung menyindir, menyindir yang dimaksud itu, kamu kok berani kopi susu. Kamu kok bisa kopi susu itu. Karena itulah, menurut saya, alam bawah sadar Ibu Megawati sebenarnya menyatakan adanya diskriminasi atau rasionalistik. Itu (adalah) kecenderungan teror kata-kata yang berorientasi pada rasialistik. Bayangkan seorang anak Soekarno aja alam bawah sadar itu mengungkapkan perbedaan. Karena kan rasialisme itu muncul yang pertama itu dari kata-kata seperti tadi, negro. Di Amerika selanjutnya setelah kata-kata itu, yang berikutnya adalah ada ideologi yang muncul yaitu segregasi perbedaan, atau perwujudan dari ideologi segregasi tersebut, maka dilakukan kebijakan politik di apartheid misalnya, di Afrika Selatan atau Amerika, sekolah dibedakan. Setelah itu selanjutnya adalah mempertegas perbedaan sosial. Jadi, pertama itu dimulai dari pikiran, yang kedua menyebutkan warna atau mengucapkan, yang ketiga, itu menjadi sebuah ideologi yang tertanam di dalam kalbu setiap orang. Orang kulit putih atau orang kulit berwarna. Kemudian, berikut menjadi setelah jadi ideologi diwujudnyatakan di dalam kebijakan politik dan pemerintahan, kebijakan ekonomi, dan kebijakan sosial oleh pemerintah resmi seperti Afrika Selatan dan Amerika yang terjadi sejak dulu sebelum tahun 1960-an ke bawah. Lalu yang berikutnya adalah dampak-dampak yang muncul dalam berbagai aspek itu ya karena itu kalau alam bawah sadar Megawati menyatakan kopi susu, di saya meyakini karena Megawati itu adalah tokoh politik nasional di PDIP. Jadi, itu sudah pasti ada yang pertegas kebijakan menjadi sebuah ideologi yang mempertegas dan melaksanakan, apa yang menjadi pemikiran dasar Ibu Mega itu, menurut saya, nyatanya bayangkan orang Papua saja hanya Wakil Menteri. Masih mending Gus Dur dulu, masih mending SB. Ini Wakil Menteri, itu ecek-ecek. Maaf saja jauh itu anak Soekarno lo. PDI Perjuangan yang kita kasih itu bukan hanya satu. Kita kasih sumberdaya luar biasa. Kemudian kami juga bergabung dengan Negara ini dengan emas, uranium, plutonium, californium, semua kita kasih. Jadi dia anggap itu hebat, kasih wakil ke saya saja saya tolak semua jabatan itu. Saya bilang, kecil ecek-ecek kok jadi. Maksudnya itu tidak dalam konteks pemberian dan penghargaan posisi dan jabatan dan sumberdaya. Belum lagi persoalan sumber daya, belum lagi persoalan politik, dan konflik. Jadi bisa saja saya berpandangan bahwa kebijakan operasi militer di Papua, kebijakan ada politik pendudukan, melalui pemekaran di Papua itu dilakukan sebenarnya di atas bangunan pemikiran dasar yang namanya rasialisme, rasialistik, orientasi dan titik terakhir dampak utama dari kebijakan rasialistik itu adalah Jono Said menghilangkan suku, menghilangkan sebuah bangsa dan kata-kata itu tidak hanya diucapkan oleh Ibu Mega, Risma (Tri Rismaharini, Mensos) juga menyatakan hal yang sama. Jokowi sampai sekarang orang Papua jadi menteri itu tidak ada. Kebijakan separatis Jono Said, kemudian sumber daya alam di Papua dibangun di luar Papua seperti smelter, kantor private di Jakarta itu bisa dipandang sebagai bagian dari kebijakan segregatif, rasialistik itu. ‘ Jadi ungkapan Ibu Mega ini menurut saya satu sisi memang kami kecewa karena kami sakit hati. Karena itu ungkapan menyakitkan, tapi saya sebagai intelektual yang saya merasa ya inilah potret Indonesia dan kemungkinan sulit orang Papua menerima dan tidak akan bercak percaya sampai dunia kiamat, enggak bakal selesai perbedaan itu, sudah dilakukan pemimpin-pemimpin bangsa kok. Saya, bapak saya itu, selama 30 tahun, saya itu pembela kemanusiaan. Saya bisa saja sekarang, besok bisa jadi warga negara Amerika, bisa di Australia, bisa Eropa, bagi saya tidak ada pengaruh. Tapi bagi orang Papua selain saya, itu pengaruhnya besar dengan sebuah pernyataan itu. Karena itu apa yang saya bicara ini untuk melindungi rakyat, melindungi kepentingan orang-orang kecil, orang-orang lemah, orang-orang tidak berdaya di Papua. Begini saja, Ibu Mega tidak usah pakai mewakili sekretaris, juga tidak usah mewakili menteri-menterinya untuk menyampaikan. Biarlah dia sendiri yang menyampaikan apa yang dimaksud dengan kopi susu itu karena di Amerika sekalipun kalau dia bilang misalnya blackman, negros. Seorang misalnya Joe Biden keluarkan pernyataan itu pasti diserang habis-habisan. Tapi kalau di Indonesia dianggap pahlawan, pahlawan bagaimana? Produksi rasialisme itu muncul dari mereka kok. Ya sebentar dulu pelan-pelan dulu nih, saya sampai ini rupanya kelihatannya serius sekali Anda menganggapnya. Karena saya tadinya konteksnya ini saya mohon maaf. Kalau Anda kemudian menilai saya juga jadi rasialis, saya membacanya ini tadinya ketika nemu cuitan Anda, saya mencari sumbernya apa sih, saya sih menurut. Tadinya saya anggap juga ibu Mega sekedar candaan dan kemudian menyatakan bangga karena sepatu kadernya pun dari Papua begitu. Bukankah begitu konteks seharusnya Bung Pigai. Iya jadi begini. Kalau persoalan saya itu tidak ia menganggap orang luar Jawa itu cuma rasionalistik nggak, kita kan mendikte sekarang ini karena tokoh politik nasional, tokoh besar, saya pelajari buku pertama itu tentang negros, Negroid History yang ditulis oleh E Dubois, Profesor di Harvard University tahun 1912. Dia yang menuliskan buku tentang sejarah panjang waktu disertasi S3 di Harvard University. Saya sudah baca semua perjalanan sejarah penderitaan orang kulit hitam di seluruh dunia. Karena itu kenapa saya respon begini, karena ini masalah serius. Contoh tiba-tiba ada seorang jenderal bintang empat polisi waktu menjadi Kapolda dia bilang, kalau kamu malas saya kirim ke Puncak Jaya Papua sana. Terus ada seorang menteri dari PDI Perjuangan Ibu Risma menyatakan, kalau kamu ini saya kirim ke Papua. Papua dijadiin sebagai sebuah tempat sampah. Kemudian dulu waktu Ali Moertopo menyatakan, orang Papua itu sebaiknya tinggal di Pasifik sana. Padahal dia tidak tahu bahwa Papua itu Pasifik South. Pacific kami itu Pasifik, bukan Pasifik yang di Hawaii sana, bukan. Kami ini Pasifik atau Luhut Binsar Pandjaitan juga pernah menyatakan hal yang sama. Hendropriyono juga mau pindahkan orang Papua ke Maluku. Jadi kalau dilihat dari tokoh-tokoh bangsa seperti ini orang Papua itu ada kesabaran. Jadi saya mau ingin sampaikan terakhir bahwa sebelum Bung sampaikan sama saya atau ajukan pertanyaan orang Papua itu adalah bangsa terakhir yang teraniaya lebih dari 700 tahun atas nama rasialisme sampai detik ini. Dan saya mendengar dari orang Afrika, orang Amerika, orang Eropa, orang Afrika Latin yang terutama African-American, Afrika-European, mereka cerita hal yang sama. Kamu itu bangsa terakhir yang masih menghadapi rasialisme serius. Diplomaship terstruktur dan terencana.  Jadi artinya tidak semua, ada juga orang yang empati gitu, orang yang punya kemanusiaan ada di luar Papua Salah satunya adalah misalnya Bung Hersu. Juga ada banyak yang baik. Tetapi menjadi pertanyaanku dan lebih dari 10 tokoh nasional dan tokoh bangsa mengeluarkan pernyataan yang sifatnya segregatif dan rasionalistik itu, berarti itu sangat serius begitu. Karena itu maka jangan mancing kami keluar menjadi harimau, karena ada berjuta-juta orang yang tinggal hidup dan makan di kampung halaman kami. Kamu juga harus mengasihani, jangan sampai terjadi konflik horizontal yang lebih luas. Padahal kita bukan itu. Ingat Suriname. Itu merdeka, tapi orang-orang dari rantauan Suriname itu tidak pernah diganggu. Mereka jadi warganegara New Caledonia itu merdeka. Tapi orang-orang yang rantauan dijadikan sebagai bagian dari kekuasaan penjajah, juga dijadikan pemimpin India EVg, misalnya Inggris dengan baik orang-orang India ke Vg akhirnya juga jadi presiden di sana. Jadi tidak ada namanya sebuah negara setelah sebuah negara itu Merdeka. Orang-orang yang dimanja atau orang-orang keturunan penjajah misalnya itu tidak diberi kesempatan, tuh tidak ada. Non sense tidak mungkin satu bangsa, satu warna, satu kelompok yang berasal dari Bumiputera bisa berdiri sendiri, tidak mungkin. Karena itu hati-hati, Jakarta bisa mendorong konflik sosial. Itu menurut saya begitu karena Papua itu. Saya ingin sampaikan terakhir bahwa Papua tidak ditentukan oleh Jakarta. Ini kata saya, ini nasib Papua tidak ditentukan oleh Jakarta, wong Jakarta saja tidak dikenal orang Indonesia, tidak tahu bahasa Inggris, presiden tidak dikenal. Orang Papua punya bangsa satu Ras dunia, memiliki sebuah semangat karena mengalami trauma dan penderitaan yang panjang soal rasisme di seluruh dunia, jadi jangan main-main. Belum lagi yang kedua misalnya. Saya menanggapi ini ada kemarahan Anda. Biasanya kalau kita ngobrol Anda itu sangat analitis, argumentatif tapi sekarang ini saya agak terkejut ketika Anda kelihatan emosional. Iya saya soal rasisme sudah pasti saya sakit hati. Karena saya sudah baca, saya sudah belajar dari segala. Keluarga saya 200 orang di kampung dibunuh oleh para pendatang hanya dalam dua bulan, dan itu ada disertasi S3-nya di Belanda, Frey Universitas Amsterdam. Karena itu sudah pasti soal suara rasis itu kita pasti sakit. Anda membayangkan 400 orang pendatang, di luar Minang, di Papua, suami anak 2019 dibantai, hampir mendekati 400 orang pendatang. Tapi kita tahu kekuasaan negara dialihkan seakan-akan orang Minang yang kena. Padahal 7 restoran orang Minang di Wamena itu sama sekali tidak kena. Poinnya apa anda ceritakan tentang 7 restoran orang Minang yang tidak diapa-apakan itu? Artinya begini, jujur saja, boleh saya jujur enggak, apa adanya, kalau konflik sosial terjadi mayoritas berasal dari asal yang sama dengan orang-orang yang berkuasa di Republik ini. Karena sudah ketakutan, saya tidak boleh sebut nama tempatnya, tapi bisa mengerti, Jakarta ketakutan. Karena itu mau tidak mau dialihkan kepada orang Minang yang sama sekali tidak ada, tapi memiliki ikatan persatuan yang sama untuk menyerang pas membangun opini. Kan yang mati itu bukan orang Minang. Yang mati dibunuh di Wamena 2019 itu orang yang agak sedikit sama dengan pemimpin penguasa republik ini. Karena itu imbasan dari Surabaya, dari Malang. Jadi, maksudnya hati-hati soal begini karena soal rasisme itu sangat sensitif. Keduanya, kalau saya itu akan atas nama kemanusiaan supaya tidak boleh terjadi. Itu bukan persoalan memunculkan konflik. Kalau memunculkan konflik, ngapain gue, kasih saja 1 miliar Koperasi di lapangan tapi kan saya tidak pernah. Sampai detik ini apalagi saya pembela kemanusiaan. Jadi sebenarnya di poinnya bukan persoalan Ibu Mega atau siapapun begitu? Kebetulan saja sekarang ini Ibu Mega yang mengucapkan. Artinya Anda ingin menyampaikan pesan ini kepada terutama para pemimpin-pemimpin bangsa kita? Terutama ibu Mega itu, selain pemimpin bangsa kami sering ucapkan yang terakhir ini ke Ibu Mega harus menyampaikan secara terbuka secara jantan. Beliau pakai Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto, klarifikasi pakai kulit. Justru saya bilang tadi malah hitam. Negro itu bahasa Spanyol. Kalau orang Inggris negro menjadi bahasa Blackman. Kalau di Indonesia pakai hitam. Jadi klarifikasi kan begitu. Oke poinnya sudah kita tangkap. Saya kira ini penting juga buat yang lain ya? Buat viewer, terutama FNN lebih sensitif bicara ini. Mungkin Anda bermaksud tidak menghina, tetapi itu bisa menunjukkan di bawah sadar, tanpa sadar kita ada semacam tadi, secara berpikir yang sergrefatif, seperti yang dipersoalkan oleh Bung Natalius Pigai. Terima kasih. (mth/sws)

Aktivis Lintas Generasi Minta Jokowi Turun Terhormat

GARUT, FNN --- Pada hari Sabtu 18 Juni  2022, bertempat di kaki gunung Cikuray, Kabupaten Garut, Jawa Barat, berlangsung konsolidasi dan temu Aktivis lintas generasi mulai dari era 1970- an sampai sekarang.  Acara yang difasilitasi Siaga 98 itu dihadiri ratusan aktivis dari sejumlah kota. Acara berlamgsung tengah hari dan di tutup malam hari dengan prosesi puncak orasi dari mantan tahanan politik yakni Andrianto, Jumhur Hidayat dan Syahganda Nainggolan. Bahkan Jumhur dan Syahganda merupakan tapol era Orde Baru dan era rezim Jokowi. Syahganda maupun Jumhur sudah menjadi aktivis sejak Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1980-an. Jumhur Hidayat pernah dipenjara tahun 1989-1992 karena terlibat dalam aksi mahasiswa yang menolak kedatangan Menteri Dalam Negeri waktu itu Rudaini. Dia ditangkap bersama beberapa teman, di antaranya Fadjroel Rachman, Arnold Purba, Supriyanto alias Enin, Amarsyah, Bambang Sugiyanto Lasijanto, Lendo Novo, A.Sobur, Wijaya Santosa, Adi SR, dan Dwito Hermanadi.  Menurut Syahganda, penggagas acara ini adalah Masinton Pasaribu, kader PDI-P dan Hasanudin, pendukung berat Jokowi yang mengaku sekarang sudah tobat tidak lagi mendukung Presiden Jokowi.  Hasanudin selaku inisiator kegiatan menyatakan bahwa acara ini untuk memberi peringatan keras kepada Presiden Jokowi untuk turun terhormat dan jangan lagi berupaya untuk memperpanjng jabatannya. Syahganda mengajak forum aktivis itu untuk membuat resolusi menyatakan bahwa rezim Jokowi sudah dikuasai oligarki dan rakyat harus melawan.  \"Keadaan sekarang tidak jauh berbeda dengan era Kolonial Belanda. Situasi sekarang tidak lagi sesuai dengan makna kemerdekaan Indonesia,\" ungkap Syahganda berapi-api.  Aksi satu juta buruh Sementara itu Jumhur Hidayat mengatakan, nasib buruh sekarang sangat tertindas di rezim Jokowi ini.  Upah buruh tidak jauh berbeda dengan era Kolonial Belanda. Semua bermula UU Omnibus Law. Jumhur Hidayat yang juga Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), bertekad  untuk mengerahkan satu juta buruh turun ke jalan menuntut agar UU Omnibus dicabut.  Andrianto sebagai pelaku sejarah 98 meminta rezim Jokowi untuk mengakhiri politik pecah belah rakyat. Di forum tersebut Andrianto meminta agar semua kalangan aktivis bersatu melawan musuh utama masyarat yaitu oligarki.  \"Oligarki ini sangat serakah dan sekarang mereka bersiap hendak menciptakan boneka baru kekuasaan,\" demikian Andrianto.   Acara tersebut juga dihadiri aktivis senior Paskah Irianto, Agustiana, Santoso, Sunjati, Galih F Qurbani, Rinjani,  Mimih, Inam dan ratusan aktivis lainnya. (TG)

Kita Bicara Politik Tanpa Oligarki Itu Fakta!

  KEMARIN sebagian besar dari Anda pasti menonton wawancara wartawan senior FNN dengan akademisi dan pengamat politik Rocky Gerung mengenai PKS di kanal Hersubeno Point, Jum’at (17/6/2022). Judulnya itu “Waspada, Jangan Sampai itu PKS Masuk Angin, Kemasukan Roh Oligarki”, begitu. Bagaimana informasi yang sebenarnya, dalam kanal Hersubeno Point, Sabtu (18/6/2022), Hersubeno Arief mewawancarai Sekjen PKS Habib Abubakar al-Habsyi. Berikut petikannya. Sekarang kita ajak ngobrol dengan Sekjen PKS Habib Abubakar al-Habsyi Assalamualaikum. Walaikumsalam wa rahmatullah mitra FNN yang saya cintai, salam hormat. Salam sehat sama bahagia. Kita bukan ngomongin kangen-kangenan ya, tapi mau jelasin itu bagaimana ceritanya media ini menyimpulkan bahwa PKS sudah lelah jadi oposisi, dan kemudian memang rupanya setelah saya baca-baca kutipannya ada statement dari Sekjen PKS bahwa ingin pada 2024 tidak masuk dalam pemerintahan coba jelasin dulu? Oke kasih pengantar dulu Mas Hersu (Hersubeno Arief). Terus terang yah, kemarin saya melihat podcast-nya Hersubeno Arief. Bagi saya apalagi dekat dengan Bung Gerung bahwa statement saya soal PKS menjadi lelah karena dari oposisi itu saya dengar. Karenanya saya merasa perlu memberikan semacam klarifikasi, penjelasan atas ungkapan itu. Ya tabayyun, makanya saya langsung kontak Mas Hersu kok gak diangkat-angkat. Ini ada apa nggak diangkat. Ternyata sibuk. Jadi saya kontak untuk minta ada semacam cover-bothside dalam pemberitaan yang ada. Mas Hersu jangan terlalu tegang-tegang bahas begini. Santai sajalah mukanya, agar rileks sedikit. Saya akan kasih pantun dulu sebagai pengantar supaya jangan terlalu tegang ngurus republik ini. Demokrasi itu harus kita buat santai, tidak menegangkan, tidak melanjutkan, pikir membahagiakan. “Pagi ke pasar mau beli bakmi, asik gitu dong, ah ya jangan dimakan bersama nasi, agar tidak salah pahami mungkin saya perlu klarifikasi”. Cakep begitu, dong. Berapa kali saya sampaikan, iya kami tidak mau lagi jadi oposisi. Itu berapa kali saya ngomong kayak gitu. Ini bukan berarti merendahkan makna oposisi. Bukan bareng saya tidak mau, tidak begitu berarti saya mau di pemerintahan, itu artinya saya harus menang, begitu dong terjemahannya. Kalau saya bilang PKS mau di oposisi, itu berarti saya siap kalah di pemilu mendatang, gitu dong. Iya kan? Kan nggak mungkin saya mau menyemangati anggota PKS bahwa tahun depan kita akan oposisi lagi ada apa cerita besok begitu ya. Inikan seperti menyatakan bahwa kita mau kalah pada pemilu itu. Kira-kira begitu. Jadi bukan dimaksud di sini kami lelah dalam menjalankan oposisi di periode ini, tidak seperti itu Bos. Tidak seperti itu mas Hersu. Jadi salah besar perikatan PKS itu Partai Kurang Sabar. Tapi saya senang dikatakan gitu. Artinya itu cinta sahabat-sahabat saya yang cinta kita, cinta kita. Jadi, dikatakan Partai Kesayangan Saya ke tempat Partai Kesayangan Semua. Yang saya maksud lelah menjadi oposisi itu adalah kita membicarakan Pemilu mendatang, kami harus membangun koalisi yang kuat, sehingga bisa menang dalam Pilpres nanti. Nggak boleh kalah lagi, kita udah biasa, udah pernah dua periode di luar. Waktu udah di dalam, udah biasa, udah 2 periode ada di luar lagi. Sekarang ayo dong kita harus menang, kita ada di dalam gitu. Sehingga kami tidak berada di oposisi. Sekali lagi konteksnya tersebut adalah memberikan semangat buat anggota PKS itu. Di PKS juga saya juga sering menggunakan ungkapan bahasa saya begini. Kader PKS tidak boleh sakit menjelang pemilu, itu saya ungkapkan begitu, enggak boleh ada yang sakit mesti sehat semua, ngeri gak bahasanya! Ini apa di mana kader tidak boleh kena flu, nggak boleh kena Omicrom, nggak boleh kena Covid. Sehat semua dalam 108 hari sekarang saya enggak boleh demam. Beg,itu kira-kira kalau bahasa-bahasa Mas Hersu tuntas jin memberi semangat. Jadi ini dimaknai bahwa kader menjaga fix kesehatan, harus warming, aku segar, makan yang bergizi, olahraga, minum suplemen, dan lain sebagainya agar badan kita tidak sakit menjelang Pemilu 608 hari lagi. Begitulah kira-kira Nah, sebagai titik-titik sebelum lanjut, Mas Hersu saya kasih senyum saya, supaya gak tegang acara nih. “Pedas legit sambal terasi, gua tadi sekilo udang, ih PKS konsisten jadi oposisi, ada demokrasi menjadi seimbang”. Oke sekarang ini pertanyaan tadi menyebutkan bahwa pada 2024 tidak mau lagi jadi oposisi, dengan sistem yang sekarang ini dengan PT 20% itu harus berkoalisi? Tapi ada soal berarti kalau tanpa itu sama sekali tidak bisa mengusung kenapa kok sampai sekarang rencana pengajuan judicial review 0% itu belum diajukan juga ke Mahkamah Konstitusi?  Sudah, tunggu waktunya saja bos, masa kita hubungi cepet-cepet. Santai saja, beberapa orang yang gagal itu dalam antrian. Sebentar lagi kita punya cara kerja sendiri untuk mendeskripsikan MK. Tunggu waktunya. Sedih, pokoknya 0% yang Mas Hersu dan kawan-kawan katakan, kita punya angka tersendiri untuk supaya tidak berbeda dengan apa yang sedekakal dengan timbal balik begitu, jangan cepet-cepet. Anda kesan-kesan nggak ada masalah, tapi kita punya timeline yang sudah direncana. Tidak kesusu gitu ya? Iya. Kalau Jokowi bilan, kok orang kesusu. Oke ini saya pegang ya ini viewer kita juga pegang bahwa PKS pasti maju 0%, kenapa? PT 20% karena ini penting kalau dengan tanpa ini kan seperti biasa kita akan lihat hanya terbatas Capresnya seperti yang terjadi kan luar biasa sekarang ini. Oke saya ceritakan dulu ya rencana kerja kita deh supaya lebih enak saya ihat dianggap kita cuma ngomong doang. Omdo nggak ini partai mesin bukan main nih siap Tarung. Tadi soal judicial review kemarin di video yang ada seolah-olah PKS menurut Hersu Cs ini sudah terpengaruh oligarki, bukan seolah-olah cenderung agak mencucuk sedikit ya, tapi saya sih santai saja. Saya biasa kalau Hersu yang bicara itu menggambarkan bahwa lu baik-baik, lu hati-hati. Orang lihat lu. Kira-kira begitulah bahasa alus nya, belum ajukan syiar. Jadi kita belum Judicial Review. Begini asupan, heboh memang, ada semangat ya itu di kawan-kawan PKS ini untuk PR Prejest Resouces, termasuk ada wacana untuk mengadukan, PR satu wacana. Ini disampaikan oleh presiden partai. MK itu ada delapan perkara, sudah delapan perkara yang diajukan untuk muncul. Materi terakhir pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Permohonan Pengujian. Pada saat itu beberapa yang menyarankan agar ditunggu dulu. Ini putusan kita masuk di wilayah sudah pada gagal. Karena sebelumnya sudah empat belas kali di MK memutus yang ini belum tertutup, belum ada terkait pasal tersebut, enggak ada yang boleh. Tapi kan beda-beda yang mereka dianggap tidak punya Legal Standing kalau PKS dan partai peserta pemilu yang bisa mengkalkulasi. Kita tunggu saja. Makanya kita lihat entar makanya kita harus begitu. Kita masuk nanti saja. Kita podcast yang kenceng lagi, kita siap. Artinya Pasal soal Presidential Threshold ini sudah 22 kali telah diajukan ke MK maka disarankan PKS untuk lebih berhati-hati dalam soal ini kita juga punya strategi jangan cara yang sama. Legal Standing kita juga harus kuat. Jadi saat ini tim melakukan kajian dan telah dikumpulkan para pakar-pakar kita, telah duduk, lalu siap dan tinggal menunggu hasil presiden yang sedang berjalan di MK. Jadi jangan khawatir lah ya. “Sungai dibuat jadi Bendungan membuat kita tidak berenang, PT memang menjadi sandungan untuk demokrasi yang lebih matang”. Oke sekarang kita ngomong soal Pilpres. Apakah PKS sekarang sudah mulai memikirkan itu untuk mempermudah siapa yang akan dipilih, ajukan, dan sebagainya. Nanti kalau PT 0% beres PKS sendirian mengajukan meskipun secara kalkulasi politik tentu enggak kuat tersendiri yang harus tetap koalisi bukan basisnya 20%, tetapi basisnya harus bekerjasama. Iya. Jadi kalau kita lihat PKS ini mengikuti detik-detik perkembangan setelah KPU memutuskan 14 Februari. Dia dipersiapan untuk jadwal Pemilu berarti O. Alhamdulillah, perpanjangan 3 periode. Pokoknya semangat, semangat kerja aja dulu deh kita kita positive thinking dulu kita. Sebagai Sekjen di partai ini urusannya kerja sesuai dengan aturan mengikuti prosedur. Siapkan semua jadwal-jadwal dan simbol-simbol, terus sampai pileg-pilpres, dan sebagainya, itu urusan kami. Adapun nanti yang berkembang lain, ada lagi skenario yang lain, menyiapkan agenda. Adapun kalau ditanya bagaimana PKS? Ya iyalah kita ikuti semua perkembangan. Kenapa milad kita kemarin mengadakan sebuah suasana yang membuka kepada seluruh peluang calon untuk berbicara di Medan PKS? Mas Hersu gak datang soalnya! Nggak diundang gimana mau dateng kan gak boleh kalau ketemu kematian kita tanpa diundang datang, tapi kalau pesta enggak boleh dong. Jadi kalau nggak diundang, artinya Mas Hersu harus melacak ada apa di PKS. Begitu dong, jadi dikejar. Kita undang tuh Mas, semua datang tuh ya tokoh-tokoh semua, bicara Muhaimin (Iskandar) ada yang pakai typing, ada Sandi (Sandiaga Uno), ada Anies Baswedan. Ada konflik-lah. Beberapa dari situ pertemuan Perjodohan dibuka dan berkain bersambut. Muhaimin melanjutkan di jalur tengah dimainin, nggak perlu di langitan, di langitan kita nggak penting. Sekarang ombak kita buat saja dulu biar berputar, bergerak arah ke mana nih jalur tengah. Cocok dengan statement Jusuf Kalla kemarin di acara NasDem saya ikuti. Dan benar Jusuf Kalla, ini lagi ditentukan oleh partai tengah, sudah kita siapkan calon-calon, udah di depan meja kita. Tinggal kapan kira mau mengambil alih, kita putuskan itu saja.   Iya kan ini berkaitan dengan statement yang menyatakan bahwa tidak mau lagi di luar pemerintah, harus masuk dalam pemerintahan. Bagaimana strateginya untuk menjadikan itu? Strategi mencari calon yang pasti menang itukan sekarang ada KIB, silakan saja KIB bergerak, kita senang ada KIB. Kita juga PKS mulai membuat dengan PKB. Sebentar lagi kita ajak, tunggu aja sewaktu-waktu di pekan depan, pekan depan lagi, apa yang akan terjadi biar ombak gelombang ini berjalan. Jangan sampai ombak ini sepi, siapa yang akan memimpin nggak penting. Siapa dulu tapi penjajakan terus berjalan kemistri. Dari titik temu nanti pada waktu dijodoh ketemu, selesai itu barang pada waktunya. Cuma kita enggak model last minute. Detilnya Bos capek kita harus jelas siapa Presiden, Siapa Wakil, supaya jelas. Pemenang itu bisa kelihatan nanti auranya tuh. Kelihatan udah banyak para hamba-hamba Allah berdatangan. Juga kelihatan ini ciri-ciri khas. Oke, apakah dengan begitu berhenti terus PKS tidak akan lagi mengulang koalisi pada pilpres 2014 2019 yang terbukti kemudian kalah, karena tadi menyatakan tidak mau kalah lagi, maunya jadi pemenang? Ya kita buktikan aja nanti, kita lihat ini berhari-hari keputusan. Oke ini itu yang saya inginkan dan ini juga berkaitan dengan Koalisi kemarin mengapa kemudian yang pertama dipilih itu bersama dengan PKB apakah karena memang menghindari KIB atau ada strategi lain?   Begini ini strategis bukan untuk diceritakan tapi karena Hersu yang ngomong lebih baik kita blak-blakan aja. Kita diajak KIB dari awal, tapi kita tidak mau terikat. PKS itu partai kecil Bos partai kecil. Kita bisa bermain saja dulu. Kita tidak mau terikat si A si B si C si D, tapi kepada mereka, kita buka pintu. Dari jalur kita ada ketok pintunya, kita tahu betul perkembangannya. Ketika dari nilai pada waktu milad itu saya katakan hati-hati, jangan salah ya. Para pimpinan di depan ini bisa jadi dilamar PKS itu. Iya, senyum Anies juga wah hari itu bukan main ya tahu sendiri PKS kalau sama Anies kayak gimana. Oke jadi ini pekan depan jadi itu tradisinya bahwa akan ada kepastian bergabung dengan partai semut merah ini kualifisi semut merah ini ya. Ya betul-betul. Oke nah kan begini walaupun ada stigma antara kalau PKB bisa bekerjasama PKS sebuah fakta yang menarik tetapi orang tetap saja melihat itu  Islam ke Islam ditekan dan selama ini apakah PKS memang mencoba tidak mencoba keluar dari stigma itu bahwa ada stigma walaupun sebenarnya harus Stigma tidak tepat ya bahwa kalau Islam itu berarti politik aliran kalau nasionalis dan aliran itu sama-sama politik aliran kan sebenarnya tapi stigma Islam selalu seperti itu? Iya jadi kalau kita ya orang nyebut edrntitas, aliran, polarisasi udahlah jangan kau tanggapi baik-baik lampu semangat ngomongin itu mana ada nggak ada kualisi identitas sampai kapanpun pasti ada itu orang Jawa bukan identitas. Jawa otang Jawa itu ujung-ujungnya selalu ini kita kumat juga its oke nggak papa tapi kita meminimise pesan itu. Sekarang nih PKS posisi dikatakan diujung kanan kita lihat aja sekarang tidak perlu dengan adat fakta yang membuktikan bagaimana PKS bisa lebih bisa bermain dengan banyak pihak kita siap dengan nasional religius. satu titik rahmatan lil\'alamin kita bertemu dengan kalimat itu sama tersebut titik temu rahmatan lil\'alamin itu nanti kita kita partai nasionalis bersama nih kan udah beegabung bos kira-kira bagaimana ini? Kalau enggak para penyanyi-penyanyi tertarik lihat kita nih para artis woh tertarik ibarat tapi perlu waktu begitu kira-kira. Kok jadi pinter banget saya. Pak Hersu terlebih Ustad daripada ustad-ustad. Oke mari kita saya ingin bertanya lebih tahu tentang apa sih sebenarnya dipikirkan oleh PKS ini tentang bangsa, di tengah situasi orang sebenarnya sekarang sudah mulai putus harapan, ketika oligarki luar biasa mendominasi politik dan sehingga suara-suara rakyat ini sebenarnya cuma diperlukan untuk stempel setiap lima kali seriap lima tahun datang. Itu sebagai Pilpres Pemilu datang apa sebenarnya ingin dilakukan oleh PKS? Ada satu hal budaya psikologis yang terjadi di Republik itu soal pencapresan pencalegan Pilkada. Budaya ini menjadi sebuah hal yang sulit dihilangkan. Tapi bisa sebenarnya tinggal kemampuan pemimpin yang akan datang yang mampu mengendalikan pola kerjanya sistem yang kita harus kita rubah kalau sistem masih seperti ini saya yakin sudah untuk kita berbicara tanpa oligarki. Anda pun sebagai caleg tidak bisa anda harus jadi oligarki sendiri pada saat itu kepada anggota-anggota anda, anda enggak bisa memanggil mereka kalau tanpa sesuatu yang bisa buat mereka tersenyum dan mereka bisa berkata itulah fakta, inilah Indonesia, inilah pileg kita ente pikir bisa kosong-kosong andai jadi caleg enggak ada ya cukup kapasitas, kapabilitas, intelektual apa sebagainya kalau sementara yang ditenteng enggak kelihatan, enggak berbentuk orang juga bikin siapa dia. Inilah fakta dan ini yang mesti dirubah cara merubahnya itu perlu ada kerjasama itu oleh sistem yang diubah sistem pemilunya, undang-undang pemilu nya, bagaimana pencalegan dan pencapresan, Pilkada semua itu terkait dan itu dibutuhkan pemikiran-pemikiran inilah yang kita bekerja besar gitu kira-kira. Dari mana PKS mau mulai melakukan perubahan itu? Ya kita mulai dari kita sendiri kita mulai dari kita apa yang bisa kita lakukan tapi saya katakan saat ini boleh dikatakan namanya oligarki politik uang saat ini masih belum bisa dirubah total ini fakta lapangan jangan ngomong soal idealis deh ngak ada itu. Bagaimana caranya? Ya kita harus memulai kita sudah mendidik rakyat memilih orang tuh kalau ada sesuatu ifu problemnya enggak ada cerita kosong-kosong begitu-begitu juga Pilpres kita bilang tanpa mahar tanpa apa ini fakta. Jadi kita jadi kayak para munafikin antara yanf djkatakan dikerjakan tuh berbeda  ini perlu kebersamaan perlu pemimpin-pemimpin menjadi contoh itu harapan kedepan. Kalau saya lihat polanha masih demikian jangan-jangan periode yang akan datang masih jauh berbeda masih kelihatan putarannya ini tak sekarang udah kebaca siapa dukung siapa-siapa dukung yang kuat dukung siapa yang punya kekuatan pendukung siapa kecepatan masing-masing tafsirnya jalan-jalan lain ini tafsirnya. Itu tafsirnya NU kalau jalur lain itu bahkan  tafsir PKS. Coba politik ini enggak bisa di lugas lugas dan juga kadang-kadang mahwar azzarifa apa yang dibaca dibalik itu semua. (*)

Dukung Perkembangan Batik Pesisir Selatan, LaNyalla: Bisa Bantu Pulihkan Ekonomi

Padang, FNN - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendorong perkembangan industri kecil dan menengah (IKM) di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, termasuk perkembangan batik khas daerah. Menurut LaNyalla, IKM yang berkembang akan turut membantu pemulihan ekonomi yang sempat terganggu pandemi Covid-19. “Saya mendorong sepenuhnya aktivitas ekonomi batik tanah liek produksi Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pesisir Selatan. Usaha ini harus lebih dikembangkan secara optimal, hingga dikenal di seluruh tanah air. Sehingga dampaknya akan sangat bagus untuk pemulihan ekonomi,” kata LaNyalla, yang sedang kunjungan kerja di Padang, Sabtu (18/6/2022). Senator asal Jawa Timur ini mengatakan, potensi pasar batik Indonesia sangat besar. “Masyarakat peminat berbagai jenis batik sangat banyak. Hal ini merupakan potensi pasar yang besar dan tentunya sangat menjanjikan,” katanya. Agar pengembangan batik lokal lebih maksimal, LaNyalla mendorong supaya pemerintah daerah lebih berperan aktif dalam pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pesisir Selatan. Satu hal yang menurut LaNyalla harus diperhatikan adalah pemasarannya. “Setiap daerah memiliki kain yang khas. Untuk itu, pemasaran kain batik tanah Liek sangat terbuka di setiap daerah lain, asalkan dilakukan dengan lebih gencar agar diketahui keberadaannya,” kata Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu. Rombongan Ketua DPD RI itu disambut Senator Sumatera Barat Leonardy Harmainy dan Alirman Sori, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Maifrizon. (mth/*)

Efek Reshuffle, Potensi Kekacauan Bertambah, Siap-Siap Luhut Dapat Tugas Baru

Hari pertama kerja sebagai Menteri Perdagangan yang baru, Zulkifli Hasan blusukan ke Pasar Cibubur, Jakarta Timur dan langsung kaget. Di pasar itu, ia mendapat banyak keluhan dari pedagang maupun masyarakat soal harga bahan pokok yang naik semua. Untuk cabai merah misalnya, ia mendapat keluhan bahwa harganya melesat dari Rp80 ribu menjadi Rp100 ribu per kg. Kemudian, telur dari Rp26 ribu naik ke Rp29 ribu per kg. Ayam dari Rp21 ribu naik ke Rp26 ribu per kg. Kekagetan Zulhas justru mendapat cemoohan masyarakat. Bahkan rekan sesama politisi Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB menyindir dengan telak. Dia menyebut Zulhas sedang akting. Pengamat politik Rocky Gerung menyesalkan reshuffle yang hanya dipakai bukan untuk menyelesaikan masalah, tapi untuk mengamankan Presiden. “Jadi, ini bahayanya kalau reshuffle  hanya untuk mengamankan posisi presiden dan bukan untuk menyelesaikan masalah policy,” kata Rocky dalam wawancara dengan wartawan senior FNN Hersubeno Arief, Sabtu, 18 Juni 2022. Berikut petikannya: Yang membuat saya senyum-senyum saja itu adalah saya dikirimi status Twitter dari Cak Imin, rupanya orang sudah tahu siapa yang dimaksud.  Begini statusnya, “Menteri baru kok akting! Barang sudah naik lama kok baru kaget.” Ini cuitan dari Cak Imin. Dan kita tahu sebenarnya maksudnya apa, tapi kemudian ada netizen yang menjawab begini: “La Anda ini malah aneh, sudah tahu gitu kok pakai update status, Gus? Kenapa nggak bilang saja di depan orangnya, wong ya Anda makan bareng gitu. Apa jangan-jangan ada kecewa karena nggak jadi menteri, terus Anda agak kaget juga gitu”. Bener kan mereka makan-makan bareng. Foto-foto ini menunjukkan mereka bareng, terus jalan bareng juga. Kenapa mesti lewat status Twitter ini Cak Imin menyindir Pak Zulhas? Ya, saat pelantikan kabinet itu yang paling santai sebetulnya Cak Imin, tidak ada beban, ngeledek kiri ngeledek kanan, dan bahasa tubuh Cak Imin memang didesain untuk ngeyel kan? Memang Cak Imin paham. Opini publik merasa bahwa ini menteri ngerti apa nggak keadaan itu. Masa menteri ngeluh. Bagian-bagian yang sebetulnya sudah bisa diprediksi nggak perlu lagi dia sok pamer di pasar, saya kaget segala macem. Jadi, fasilitas kita untuk melihat politik akhirnya terhalang oleh kecurigaan kita bahwa dari awal menteri-menteri ini memang sekadar ditaruh di situ, bukan untuk menyelesaikan masalah, tapi untuk mengamankan Presiden doang. Jadi, bahayanya kalau reshuffle  itu hanya untuk mengamankan posisi presiden dan bukan untuk menyelesaikan masalah policy. Jadi, kita bedakan antara politik dan policy. Departemen Perdagangan harusnya diasuh dengan policy, bukan dengan politik. Cak Imin tentu ingin kasih tahu bahwa ya kalau gua di situ ya gue lebih jago. Kira-kira begitu. Tapi kita nggak usah anggap itu sebagai rasa iri Cak Imin. Itu rasa nakal aja tuh, buat ngledek teman-teman makannya tuh. Mungkin setelah itu ketemu di parkiran lalu sama-sama gila lu ngapain ngledek-ngledek saya. Cak Imin merasa bahwa ya mesti diledek karena itu yang bisa membuat orang ingat Cak Imin. Jadi Cak Imin juga lagi kampanye supaya namanya enggak lenyap. Biasalah itu. Ya tapi sebenarnya cuitan Cak Imin juga mengonfirmasi bahwa apa yang kita katakan kemarin makan-makan bareng, jalan bareng, duduk bareng itu sebenarnya cuman pura-pura saja kan? Iya saya bayangkan itu makan siang dengan Presiden lalu Presiden kasih sinyal bahwa ini adalah koalisi persatuan. Begitu diucapkan kata persatuan, saling senggol kaki di bawah meja. Presiden tidak tahu bahwa di antara menteri begitu. Kalau sedang sidang  kabinet juga kan begitu, saling kaget atau saling kirim WA. Jadi, dinding istana kan suka kasih bocoran kita bahwa si ini sebenarnya begini tuh. Jadi kita akhirnya harus nonton inkapasiti dari Presiden untuk menertibkan kabinetnya. Dan sebenernya kita nggak perlu merasa bahwa presiden memang ingin membuat kabinet persatuan atau mengembalikan soliditasnya karena dari awal ide untuk reshuffle itu bukan untuk menguatkan kabinet, tapi untuk mengamankan proyek politik presiden. Kan PAN dibawa ke situ untuk memastikan bahwa Anies akan lewat PAN. Jadi bukan untuk menyelesaikan minyak goreng. Memang bukan itu maksudnya Zulhas ada di kabinet. Ini topiknya masih Pak Zulhas karena kemarin orang juga terkejut ketika membaca berita (di CNN) yang judulnya “Belum sepekan menjabat menteri perdagangan Zulhas lempar urusan minyak goreng ke Pak Luhut”. Nggak lama kemudian beritanya diralat, judulnya diubah. Judulnya menjadi “Zulhas dukung Luhut urus minyak goreng curah, Cek stok ke pasar”” Jadi ini kan dua hal yang berbeda karena kata-kata ini setelah dia mendapat penjelasan dari Kementerian Perdagangan. Jadi rupanya katanya wartawannya salah-kutip. Ya mustinya wawancara Pak Luhut dulu. Jangan-jangan memang Pak Luhut maksudkan begitu. Jadi sebetulnya wartawan juga mustinya klarifikasi ke Pak Luhut, apa betul Pak Luhut pasti ngurus minyak goreng setelah Menteri Perdagangannya baru. Kan begitu juga. Kan akhirnya kalau ada reshuffle tupoksinya musti balik ke menteri-menteri teknisnya. Kan dulu Pak Jokowi minta Pak Luhut mengurusi minyak goreng karena dianggap Pak Luthfi tidak bisa. Sekarang sudah di-reshuffle. Artinya, menteri yang baru, yaitu Pak Zulhas, harus mampu untuk menjalankan fungsi teknis dari menteri sebelumnya. Dengan kata lain, seharusnya begitu di-reshuffle makan tupoksi yang dipindahkan ke Pak Luhut berhenti. Jadi, memang harusnya Menteri Perdagangan yang ngurus itu. Jadi kalau dilempar ulangi Pak Luhut juga merasa ngapain dilempar ke gue. Lu di-reshuffle buat menyelesaikan tugas yang ditinggal oleh menteri sebelumnya. Jadi, kelihatannya memang kacau aja jobdesnya. Itu artinya di kepala presiden dari awal enggak tahu apa guna atau apa fungsi utama reshuffle.  Lalu disalahin wartawan lagi. (ida, sws)

Setelah UAS, Aktivis KAMI Anton Permana Ditolak Masuk Singapura

Batam, FNN - Aktivis KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) ditolak masuk dan dideportasi dari Singapura, Sabtu, 18 Juni 2022. Penolakan tersebut mirip dengan yang dialami Ustadz Abdul Somad  beberapa waktu lalu.  Ketika diinterogasi, Anton sempat ditanyakan kenapa dipenjara. Bahkan, ada juga petugas yang meminta agar kejadian yang dialaminya itu tidak membuat gaduh, seperti yang terjadi pada saat UAS ditolak masuk ke Singapura.  Kepada FNN.co.id, Anton mengatakan, yang dialaminya itu adalah risiko perjuangan. Dia menegaskan, tidak akan menyerah dan pantang mundur dalam berjuang menyuarakan berbagai ketidakadilan yang terjadi. \"Risikonya, ya dipenjara dan ditolak masuk ke negara terangga. Kok negara tetangga begitu ya,\" kata Anton yang dihubungi lewat telepon.  Dari lantai dua rumahnya Singapura itu jelas terlihat. Anton mengaku baru sampai di rumahnya di Batam ketika dihubungi FNN. Menurut Anton, ia bersama pengusaha dengan inisial HT, bertolak ke Singapura menggunakan Ferry Majestic dari Pelabuhan Ferry Terminal Batam Centre pukul 17.30 WIB. Tiba di pelabuhan Harbour Front Singapura pukul 19.30 waktu setempat.  Setiba di meja imigrasi ketika scaning pasport, petugas Imigrasi Singapura (perempuan) langsung meminta Anton ikut petugas Polisi Singapura ke kantor, di samping meja imigrasi. Selama lebih kurang dua jam, ia  ditanya banyak hal, isi tas diperiksa, diambil KTP, termasuk ID Card jurnalis Majalah Forum, dan mereka foto. Begitu juga dengan HP Iphone Anton diminta, yang kemudian mereka bawa dan cek secara bersama semua isi galeri foto termasuk IG. Sempat terjadi ketegangan, karena ia menolak memberikan password HP.  Menurut Anton dalam kronologis yang diterima FNN.co.id, ada beberapa pertanyaan yang diajukan petugas Imigrasi dan Polisi Singapura. \"Mau ke mana? Ada urusan apa? Bawa uang berapa? Berangkat dengan siapa? Kerja di mana? Apa nama perusahaan di Singapura? Menginap di hotel mana? Berapa lama di Singapura? (Semua menggunakan Bahasa Inggris),\" kata Anton. \"Saya jawab semua sesuai fakta. Bahwa saya ikut bersama Bos yang juga Abang saya. Ada meeting besok (Ahad, 19 Juni 2022) pukul 11.00 dengan Mr. Chin terkait investasi Green Energy. Nama perusahaan di Singapura Ocean Energy Pte. LTD. Saya tinggal di Batam sudah 22 tahun dan bolak balik Singapura sudah puluhan kali, dan ganti paspor 5 kali. Baru sekarang saya di perlakukan begini,\" ujar Anton. Anton Permana juga memberikan tempat hotel menginap, yaitu di Rockford Hotel Sentosa Resort. Lengkap dengan tanda bukti register hotel. \"Malah saya juga jelaskan, justru saya datang ke Singapura untuk kepentingan Singapura yang mau investasi di lahan Bos saya di Batam terkait Green Energy,\" jelas Anton. \"Mereka juga menanyakan kartu tanda pers yang selalu saya bawa. Yaitu ID card Majalah Forum. \"Saya juga jawab, selain bisnis saya juga penulis dan jurnalis,\" ucapnya. Terakhir mereka memberikan pertanyaan paling inti, yaitu “Kenapa Anda dipenjara?“ \"Nah ini dia. Akhirnya feeling saya benar. Ini terkait kasus saya di Indonesia yang sudah divonis 10 bulan. Lalu saya jelaskan tentang kasus hukum saya terkait profesi saya sebagai penulis dan pengamat,\" ungkap Anton.  Selanjutnya mereka mengambil sidik jari, scan mata, mengukur tinggi, di foto, dan tanya berapa bawa uang. \"Ya saya jawab, duit cash saya tak banyak bawa karena saya ikut bersama Bos yang biayai,\" jelasnya.  Ternyata setelah itu, lanjut Anton, ia disuruh membeli tiket balik ke Batam. Dan naik last ferry Majestik balik ke Batam tepat pukul 22.30 Waktu Singapura. Alhamdulillah saya tiba kembali di Batam, pukul 22.30 WIB di pelabuhan Ferry Terminal Batam Centre. Jam yang sama karena ada perbedaan waktu antara Indonesia (Batam) dengan Singapura satu jam. Di Imigrasi Batam sempat juga ditanya dan heran, \"Kenapa (pulang)?  \"Ya saya jawab, kalianlah yang tahu. Macam kasus UAS kemaren,\" katanya.  Anton mengatakan, mendapatkan perlakuan ramah dan profesional dari petugas imigrasi dan polisi Singapura. \"Ketika saya tanya apa alasan kalian menolak saya? Apakah itu kehendak atau aturan pemerintahan Singapura? Atau ada “pesanan” dari pemerintahan saya? Mereka minta maaf tidak mau jawab. Mereka meminta jangan bikin gaduh seperti kasus UAS.  Anton mengaku peristiwa yang dialaminya itu sebuah pengalaman unik dan menantang baginya sebagai Warga Negara Indonesia yang hidup dan tinggal di Batam yang hanya berjarak 18 Km dari Singapura. (mth/M.Anwar Ibrahim/FNN).

Jokowi Geleng Kepala Alumni Kartu Prakerja Minta Motor

Jakarta, FNN - Alumni Program Kartu Prakerja bernama Niam Almuzaqi membuat Presiden Joko Widodo mengelengkan kepalanya keheranan karena berani meminta sepeda motor dalam acara Temu Raya Alumni Penerima Kartu Prakerja di Sentul International Convention Center, Jawa Barat, Jumat.Awalnya, Presiden Jokowi memanggil perwakilan alumni Program Kartu Prakerja dari wilayah Indonesia Timur, Indonesia Barat, dan Indonesia Tengah, untuk mendengarkan usulan dan cerita perjalanan mereka saat mendaftar program tersebut.Kemudian, empat orang perwakilan alumni, yakni Dea dari Ende, Niam dari Cirebon, Sandi dari Bogor, dan Ida dari Brebes, maju untuk menceritakan pengalaman mereka kepada Jokowi.Kepada Presiden Jokowi, mereka mengatakan tentang upayanya mendaftarkan diri untuk mengikuti Program Kartu Prakerja dengan berbagai kendala. Namun, dari keempat orang itu, hanya Sandi yang tampak berani meminta sepeda secara langsung kepada Presiden.Keberanian Sandi meminta sepeda itu mengundang perwakilan lain untuk meminta hadiah dari Jokowi. Awalnya, Jokowi tidak menggubris permintaan mereka dan menyatakan akan memberikan hanya satu buah sepeda karena cuma satu orang yang terus terang meminta.\"Satu saja,\" kata Jokowi.Presiden kemudian melanjutkan dialog dengan para perwakilan dan memberikan arahan. Namun, secara tiba-tiba, Jokowi kembali menanyakan permintaan yang diinginkan dari ketiga orang lain yang belum menerima hadiah itu.Dea kemudian meminta laptop dan berharap laptop itu langsung dikirim ke Ende, NTT. Kemudian, Ida meminta sepeda untuk diberikan kepada anaknya di rumah. Permintaan keduanya itu disanggupi Jokowi.Selanjutnya, tiba saatnya Presiden bertanya apa yang akan Niam minta kepadanya.\"Terakhir, minta apa?\" tanya Jokowi kepada Niam.Tanpa diduga, Niam meminta sepeda motor kepada Presiden dan membuat Presiden tertawa sampai menggeleng-gelengkan kepala.\"Minta motor, Pak,\" kata Niam.\"Ini ada yang lebih parah, minta motor,\" kata Jokowi sambil tertawa dan menggelengkan kepala.Dia lalu bertanya untuk kedua kalinya kepada Niam, permintaan apa yang dia inginkan. Niam kukuh pada keinginannya untuk mendapatkan sepeda motor dari Jokowi.\"Motor, Pak,\" kata Niam.\"Motor itu untuk apa?\" tanya Jokowi.\"Kerja, Pak, bolak-balik,\" jawab Niam.\"Selama ini?\" tanya Jokowi lebih lanjut.\"Pakai (punya) kakak, Pak,\" jawabnya.Jokowi lalu bertanya untuk terakhir kali kepada Niam permintaannya yang mungkin dikabulkan.\"Sekali lagi saya tanya, minta apa?\" tanya Jokowi.Niam pun mengganti permintaannya dari sepeda motor ke sebuah sepeda yang akan diberikan kepada istrinya.\"Sepeda untuk istri saya, Pak,\" kata Niam.Permintaan sepeda itu akhirnya dikabulkan Jokowi. Momentum pertemuan Jokowi dengan alumni Program Kartu Prakerja berlangsung hangat dan dipenuhi canda serta tawa. Presiden juga menyampaikan berbagai arahan kepada para alumni agar tetap produktif untuk memajukan Indonesia.\"Semua harus produktif. Oleh sebab itu, upscalling, rescalling sangat penting sekali bagi negara kita dan kunci kemajuan negara ini adalah di sumber daya manusia, bukan di sumber daya alam. Sumber daya alam banyak, kalau SDM tidak mendukung, tidak ada artinya. Tapi, kalau sumber daya alam ada, didukung SDM yang baik, seperti yang ada di kanan-kiri saya ini, ini yang nanti akan membuat negara ini maju,\" ujar Jokowi. (mth/Antara)

Pemerintah Kebut Penyelesaian Beberapa Infrastruktur Dasar di IKN

Jakarta, FNN - Pemerintah mempercepat penyelesaian beberapa infrastruktur dasar di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara seperti akses logistik, Bendungan Sepaku Semoi, dan Persemaian Mentawir.“Tiga bagian infrastruktur dasar itu sudah dimulai pembangunannya,” kata Koordinator Komunikasi dan Informasi Tim Transisi IKN Nusantara Sidik Pramono saat dihubungi di Jakarta, Jumat.Pembangunan akses logistik seperti jalan, bandara, pelabuhan, diperlukan untuk meningkatkan konektivitas dan juga akses untuk pembangunan infrastruktur lainnya di Nusantara.Sedangkan Bendungan Sepaku Semoi di Kabupaten Penajam Paser Utara, dibangun untuk menjadi sumber pasokan air baku bagi masyarakat. Kedua infrastruktur itu di bawah tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), kata Sidik.Sedangkan Persemaian Mentawir di Kabupaten Penajam Paser Utara, yang dikerjakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan menjadi tempat penyuplai bibit untuk rehabilitasi lahan dan pemulihan lingkungan.\"Masing-masing pekerjaan infrastruktur tersebut di bawah teknis dari Kementerian PUPR dan Kementerian LHK, progress terus berjalan,\" katanya.Di semester II 2022 mendatang, kata Sidik, pemerintah juga akan melakukan pematangan tanah atau land development guna mengerjakan proyek infrastruktur besar termasuk juga kawasan inti pemerintahan.“Land development termasuk kegiatan perencanaan dan pelaksanaan di semester II akan berjalan,” ujar Sidik.Kepala Otorita IKN Bambang Susantono sebelumnya memaparkan pembangunan di semester II-2022 akan mencakup akses-akses logistik, kemudian jalur-jalur untuk pembangunan infrastruktur. Selanjutnya, pada 2023, pemerintah akan mendatangkan sekitar 150 hingga 200 ribu pekerja ke IKN untuk mengejar waktu agar target pembangunan dapat tercapai.Adapun, pembangunan IKN dibagi dalam tiga tahap, di mana tahap pertama penyelesaian adalah pembangunan infrastruktur inti, antara lain, Istana Presiden, Gedung MPR/DPR, kantor-kantor pemerintahan, markas TNI-Polri, serta perumahan hingga 2024.Sedangkan pembangunan IKN tahap dua akan dilakukan pada 2025-2035 dan tahap tiga pada 2035-2045.Dari sisi anggaran, Pemerintah membutuhkan total anggaran Rp466 triliun dalam membangun IKN Nusantara. Dari total anggaran Rp466 triliun tersebut, pemerintah merencanakan sebanyak 19-20 persen dari APBN, sementara sisanya berasal dari investasi dan kemitraan dengan swasta. (mth/Antara)

Geruduk Kedubes India: Hentikan Islamofobia dan Boikot Produk India

Jakarta, FNN - Massa aksi gabungan Front Persaudaraan Islam atau FPI, PA 212 atau Persaudaraan Alumni 212 dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) menggelar aksi unjuk rasa di depan kedutaan besar India, Jalan Hajjah Rangkayo Rasuna Said, Kuningan Jakarta Selatan. Aksi menggeruduk kantor perwakilan negara tersebut digelar seusai shalat Jumat, 17 Juni 2022. Aksi tersebut dilakukan  sebagai bentuk protes terhadap politisi India, Nupur Sharma yang menghina Nabi Muhammad Sollollohu \'Alaihi Wasallam. Sejumlah ulama dan pimpinan organisasi Islam tersebut menyampaikan orasi lewat pengeras suara dari mobil komando, termasuk menantu Habib Rizieq Shyhab, Hanif Alatas. Mereka menyerukan supaya dihentikan Islamofobia atau kebencian terhadap Islam di India dan juga di berbagai negara lainnya. Dalam orasinya, pria yang akrab disapa Habib Hanif itu  mengecam politisi India Nupur Sharma yang telah menghina Nabi Muhammad.  Berdasarkan pantauan FNN kedatangan massa pria dan wanita pengunjuk rasa menyebabkan sekitar Kedubes India menyemut dengan berbagai ragam warna-warni pakaian yang digunakan. Selain itu, jalan di sekitarnya juga macet. Tidak ada aksi kekerasan dalam kegiatan tersebut karena pengunjuk rasa mengusung aksi damai.  Ada lima tuntutan pengunjuk rasa yang dibacakan di depan massa. Pertama,  mengutuk dan mengecam keras sikap Islamofobia yang ditunjukkan rezim berkuasa di India. Menuntut rezim berkuasa negara itu supaya menghentikan tindakan diskriminatif terhadap umat Muslim di negara tersebut dan menegakkan hukum terhadap pelaku penghinaan kepada Rasulullah Sollollohu  \'Alaihi Wasallam. Kedua, meminta PBB atau Perserikatan Bangsa-Bangsa supaya konsisten sesuai resolusi anti Islamofobia dengan bersikap tegas terhadap rezim India yang terus-menerus melakukan pelanggaran HAM (Hak Azasi Manusia) dan diskriminatif terhadap Muslim India, serta tidak berhenti menunjukkan sikap kebencian yang tidak bisa dibenarkan terhadap Islam. Ketiga, meminta Mahkamah Pidana Internasional agar serius sesuai standar hukum internasional mengusut dan kemudian mengadili rezim Narendra Modi atas genosida  dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan aktor negara India terhadap kaum muslimin di negara tersebut. Keempat, meminta pemerintah Indonesia supaya bersikap lebih tegas lagi dengan mengusir Duta Besar India dari Indonesia serta menghentikan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan negara tersebut. Kelima,  mengajak umat Muslim, khususnya di Indonesia agar terus bahu-membahu membantu umat Islam India dengan cara memboikot produk-produk India. (M.Anwar Ibrahim/FNN).