NASIONAL

LaNyalla Ingatkan Pentingnya Regulasi, SDM dan Infrastruktur untuk Memperkuat Telematika

Jakarta, FNN – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendukung penguatan sektor telematika di Indonesia. Hanya saja, dibutuhkan regulasi baru, kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) hingga infrastruktur untuk memaksimalkannya. Hal itu disampaikan LaNyalla secara virtual dalam “Silaturahmi Sinergi di Era Konvergensi Telematika” yang diselenggarakan oleh Masyarakat Telematika Indonesia, di Jakarta, Senin (13/6/2022). Hadir Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia, Sarwoto Atmosutarno dan Masyarakat Telematika lainnya. “Hari-hari ini bidang teknologi telekomunikasi hampir mempengaruhi seluruh sendi kehidupan kita. Teknologi telekomunikasi saat ini bukan hanya soal urusan telepon atau layanan dasar voice dan SMS melalui handphone, tetapi sudah merambah ke berbagai fungsi komputer, komputasi awan, media sosial, bahkan sudah merambah ke soal metaverse,” kata LaNyalla. Artinya, teknologi telekomunikasi kini bukan hanya bicara telekomunikasi an sich atau secara harfiah, tapi juga mencakup dan berpadu dengan informatika. “Konvergensi itulah yang mestinya membuat bangsa ini harus semakin sadar tentang pentingnya penguatan sektor telematika, baik dari sisi regulasi, SDM, hingga infrastrukturnya,” lanjut Senator asal Jawa Timur itu. Ditegaskan LaNyalla, Indonesia memerlukan regulasi yang komprehensif dan relevan dengan zaman, sehingga akan mampu mendukung serta mengelola ekosistem digital Tanah Air. Pada akhirnya hal itu akan berdampak pada lompatan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia. “Saat ini Undang-Undang yang ada, yaitu Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi sudah tidak cukup relevan. Pemerintah harus menyiapkan regulasi yang tidak kuno, yang mengakomodasi perkembangan zaman, namun tetap dalam koridor aturan yang baik dan memihak bangsa. Termasuk di dalamnya, misalnya, soal perlindungan data pribadi, peningkatan kapasitas SDM, penguatan telematika untuk pelayanan publik yang murah dan cepat, serta pemerataan infrastruktur secara nasional,” papar dia. Kesiapan regulasi, menurutnya, menjadi hal yang sangat penting mengingat dunia digital adalah dunia yang begitu dinamis. Hitungan perubahannya bukan tahun, tapi hari, bahkan jam. Menurut LaNyalla, hal lain yang juga menjadi pekerjaan rumah bersama adalah mengikis lebarnya kesenjangan akses digital di masyarakat. Dalam pandangannya, hal itu berkaitan dengan dua hal. Yakni pertama, kesiapan infrastruktur. Dimana fasilitas infrastruktur telekomunikasi memang belum merata. “Hanya di kawasan barat Indonesia yang pembangunannya tampak masif. Sedangkan di kawasan timur Indonesia relatif belum memadai. Akibatnya, terjadi kesenjangan digital. Mayoritas pengguna internet pun hanya berpusat di Jawa, Sumatera, Bali dan sebagian Sulawesi,” jelas LaNyalla. Soal infrastruktur digital, dikatakannya, sama penting dengan membangun jalan tol dan jembatan. Makanya di berbagai daerah ia sering menyampaikan agar Pemda tidak hanya fokus pada infrastruktur jalan dan jembatan, tapi juga membangun atau menyediakan infrastruktur digital. Pekerjaaan rumah kedua adalah peningkatan literasi digital. Karena LaNyalla prihatin ketika melihat bahwa akses digital oleh kebanyakan masyarakat hanya digunakan untuk bermedia sosial yang berkaitan dengan gaya hidup. Padahal tantangan ke depan, harus merambah ke soal pemanfaatan ekonomi digital melalui penguasaan e-commerce, seperti pengembangan aplikasi, dan pengayaan ilmu pengetahuan. Literasi digital yang baik tentunya akan membawa Indonesia bisa mencukupi kebutuhan SDM digitalnya. Alumnus Universitas Brawijaya itu meyakini SDM adalah pilar dasar dalam ekosistem inovasi digital. “Ada data menyebutkan, pada 2030, Indonesia butuh 17 juta SDM di bidang digital dengan kemampuan teknologi informasi yang memadai. Mampukah kita memenuhinya dengan anak-anak bangsa sendiri, yang dari Sabang sampai Merauke? Sehingga tidak diisi oleh tenaga asing?” paparnya. Oleh karena itulah, lanjutnya, DPD RI akan terus mendorong pengembangan SDM dengan kompetensi digital bukan hanya terpusat di kota besar, tapi di seluruh pelosok Tanah Air, melalui sistem pendidikan yang baik, termasuk melalui dunia vokasi. (mth/*)

Reshuffle Rabu Pahing, PDIP Ingin Jokowi Pecat LBP, Beranikah?

MENKO Marives Luhut Binsar Pandjaitan dianggap duri dalam daging dalam kabinet oleh PDIP karena dominasi jabatan yang sangat nyata. Maka tuntutan untuk me-reshuffle Menteri Segala Ada itu makin kuat. Hanya saja, jika benar Presiden Joko Widodo berani memecat LBP, maka kabinet ini segera ambruk, karena ada 27 jabatan yang dipegangnya otomatis berantakan. Namun jika tidak dipecat, publik masih akan terus melihat Menteri yang dicap publik sebagai arogan dan jarang senyum di layar televisi dan medsos ini. Tak hanya itu kegaduhan di dalam kabinet akan terus terjadi. Apakah Presiden Jokowi berani mengambil keputusan radikal dengan memecat Luhut, ikuti wawancara pengamat politik Rocky Gerung dengan wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa, 14 Juni 2022. Berikut petikannya: Isu kuat Luhut dipecat. Emang Pak Jokowi berani? Besok, Rabu, 15 Juni 2022, menjadi spekulasi bahwa akan terjadi reshuffle kabinet. Ini jadi kebiasaan Pak Jokowi karena kalau tidak Rabu Pon ya Rabu Pahing. Tapi polanya mulai berubah saya lihat. Kalau waktu peresmian Titik Nol Ibu Kota Baru itu hari Senin, bukan hari Rabu. Tapi ini Rabu Pahing, malah ada yang menghitung wukunya Kuningan. Katanya akan ada reshuffle. Banyak hal yang terjadi dalam politik dan dicarikan tanggal baiknya, kira-kira begitu. Semacam primbon atau sesuatu yang kadangkala tidak bisa kita uji dengan metodologi. Tapi justru di situ kita dapat keterangan bahwa bangsa ini, terutama pemimpinnya, memang tidak percaya pada ilmu pengetahuan. Juga nggak mungkin bisa kita minta untuk berterus terang, karena selalu bilang tunggu momentum, nanti ada hari baik. Apa itu? Dalam politik hari baik itu kalau ada pemilu dengan threshold 0%. Itu yang kita ucapkan. Tapi ya sudah. Seperti biasa kita tunggu saja. Apa yang disebut sebagai suatu gejala kebudayaan politik Jawa yang kita bahas berkali-kali di forum ini. Nah, saya kira yang menarik ini, sekarang kita spekulasi saja, itu jauh lebih menarik karena ada petinggi PAN, fungsionaris PAN, Mas Drajat Wibowo, mendengar kabar akan ada reshuffle dan reshuffle itu akan berdampak pada nama besar yang keluar dari kabinet dan itu efeknya Domino terhadap politik Indonesia. Kalau begini sebenarnya kita gampang menebaknya. Tapi yang jadi pertanyaannya, apa berani? Iya, itu main-main tebak-tebakan. Nama besar kita bisa asumsikan seseorang. Kalau ditanya siapa nama besarnya? Ya seseorang yang namanya tiga huruf, gitu kira-kira. Lalu macam-macam, reputasinya ada di semua portofolio dalam kabinet dan operasinya melebihi operasi Perdana Menteri. Misalnya begitu. Tapi, semua itu hanya berupaya untuk mengatakan bahwa ini akan terjadi sesuatu yang baru. Tapi, sebetulnya mau nama besar atau nama kecil itu tidak ada gunanya lagi, karena kita hanya ingin melihat sebuah janji dan satu keputusan pemilihan demokratis. Kalau cuma bongkar pasang di kabinet itu pasti harus terjadi karena sudah terlalu lama orang mengincar nama-nama besar itu supaya diganti. Apalagi kalau ditanya pada PDIP, PDIP pasti bilang nggak usah sebut nama besarlah, bilang saja Luhut Binsar Panjaitan. Kira-kira begitu saya bacanya. Oke, saya kira orang juga begitu disebut nama oleh Mas Drajat nama besar yang efek domino tadi, pasti orang nggak jauh-jauh akan menduga seperti itu. Dan itu memang agenda PDIP juga yang sudah lama kita tahu. Tapi pertanyaannya sekarang adalah apakah mungkin dan berani Pak Jokowi melakukan langkah itu. Karena, kalau kita lihat bahwa Pak Jokowi itu memberi penugasan kepada Pak Luhut (sorry ya Pak Luhut, bukan kita menduga Anda yang di-reshuffle). Ini meneruskan analisisnya Mas Drajat Wibowo saja. Sebab siapa lagi namanya kalau bukan Bapak. Karena Pak Luhut kan punya 27 jabatan, kalau direshuffle berapa menteri yang harus dapat peran baru dari Pak Jokowi. Saya kira bagus, kita sudah siapkan, karena saya lagi kampanye Pak Luhut memimpin satu gerakan baru. Namanya Liga Boikot Pemilu, LBP. Jadi nanti kalau Pak Luhut misalnya dilengserkan itu efek dominonya itu pasti terjadi. Jadi kalau disebut nama besar sebetulnya orang bergembira, wah berarti bukan saya, berarti bukan Airlangga, bukan Bahlil, bukan Erick Thohir. Mereka bergembira karena langsung menganggap Luhut Pandjaitan. Tetapi, sebaliknya, mereka juga mengaku mereka enggak dianggap. Jadi mustinya mereka bersedih karena mereka tidak dianggap oleh Presiden Jokowi. Yang dianggap adalah seseorang dengan nama besar. Kita boleh bikin kalkulasi apa pun, tetapi di ujungnya kita musti tanya pada partai-partai ini, nanti kalau ada reshuffle memang kalian mau kirim siapa di situ. Seolah-olah ada nama bagus dari PKB kalau di-reshuffle, dari Golkar, macam-macam hidup. Tetap kita tahu bahwa di-reshuffle dengan cara apa pun, yang nggak di-reshuffle itu panggung belakangnya, yang kita sebut kemarin panggung yang dikendalikan oleh oligraki. Kan itu bentuknya begitu politik kita. Jadi kita sampai pada satu kesimpulan bahwa pelembagaan politik yang disebut menteri itu sebenarnya tidak ada gunanya. Karena itu semua sekrup doang. Yang obeng itu dipegang oleh oligarki. Mau dikencengin, mau dilonggarin. Nah, Presiden Jokowi lantas berupaya untuk memberitahu bahwa dia masih memegang kekuasaan. Dia akan melakukan reshuffle. Reshuffle itu kalau muter-muter di dalam situ juga, itu namanya cuma rotasi saja sebetulnya. Nggak ada yang disebut reshuffle. Yang disebut kocok ulang itu mustinya menghasilkan barang baru. Ini barang yang sudah ada dikocok ulang. Kan nggak ada gunanya. Oke. Saya juga nggak terlalu antusias menanggapi reshuffle. Mari kita sekarang bayangkan kalau betul itu seperti dugaan banyak orang, nama besar itu, dan itu pasti Pak Luhut. Kalau bukan berarti itu salah informasinya. Apakah Pak Jokowi berani? Kira-kira seperti apa yang Anda bayangkan konfigurasi akan terjadi? Betul Pak Jokowi sudah enggak samping-samping. Pertama, kepentingan mereka yang diberi akses oleh Pak Luhut untuk sebut saja Pak Luhut ini jembatan yang bagus antara kekuasaan dan oligarki. Tapi kelihatannya Pak Luhut akhir-akhir ini berupaya untuk menegur secara agak berlebihan para oligarki. Bahasanya begitu. Mungkin oligarki melapor ke Pak Jokowi bahwa ini bisa justru berbahaya. Jadi kalau Pak Luhut yang dilengserkan, itu artinya ada kepentingan bisnis yang tidak lagi menghendaki Pak Luhut jadi jembatan. Akan ada jembatan baru. Tapi, bagi Pak Jokowi kalau ada yang menggantikan Pak Luhut sebagai orang besar, orang itu harus lebih besar dari Pak Luhut kan? Akses politiknya ke luar negeri, akses lobinya ke dalam negeri. Jadi kelihatannya enggak ada orang sekaliber Pak Luhut. Jadi percuma saja mengganti Pak Luhut kalau nggak ada orang yang mampu menyandang 27 jabatan itu. Di situ Pak Jokowi yang mungkin kita lihat sekarang dia mulai ragu. Mungkin nanti malam dia berpikir kalau Pak Luhut kita ganti, siapa yang akan jadi konduktor dari kabinet. Di situ kita sebut bukan sekadar efek domino, seluruh kabinet langsung ambruk. Itu karena kan Pak Jokowi beri jabatan lebih pada Pak Luhut karena menganggap kabinet nggak bisa kerja. Jadi kalau Pak Luhut dicopot maka tidak ada lagi menteri koordinator di atas kekuasaan menteri-menteri yang lain. Problem ini yang kita sebut tadi efek dominonya langsung hancur satu kabinet. Betul kalau kita jawab pasti nggak beranilah Pak Jokowi menghentikan Pak Luhut. Apalagi kalau kita hitung track record-nya. Pak Luhut itu diangkat bukan karena dia petinggi Golkar atau karena dia mantan militer, tapi karena ada kedekatan personal dalam bisnis selama berpuluh-puluh tahun lalu dengan Pak Luhut. Itu yang saya kira kekuatan Pak Luhut. Dan Pak Luhut tahu relasi bisnis artinya di dalamnya saling pegang rahasia. Ini kayaknya yang orang luput mengamati, hubungan personal antara Pak Luhut dengan Pak Jokowi. (sws)

Solusi Fundamental, LaNyalla: “Akhiri Rezim Oligarki Ekonomi!”

BERANI, Tegas, dan Lugas! Berani bicara kebenaran. Tegas dalam bersikap! Lugas saat menyampaikan suatu fakta. Predikat itu sangat melekat pada AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Ketua DPD RI. Ketiga sikap itu ditunjukkannya ketika memberikan kata sambutan dalam Musyawarah Daerah Tahun 2022 Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) DKI Jakarta, Sabtu (11/6/2022). LaNyalla mengatakan bahwa bangsa ini menghadapi persoalan fundamental. Maka solusi yang ditempuh juga harus Fundamental. “Jika kita ingin melakukan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik, maka kita harus melihat dengan jernih, bahwa persoalan yang kita hadapi ini adalah persoalan Fundamental. Maka, jalan keluar yang dilakukan juga harus secara Fundamental,” tegasnya. Menurut Senator asal Jawa Timur itu, salah satu persoalan Fundamental ini yaitu Oligarki Ekonomi yang semakin membesar dan menyatu dengan Oligarki Politik untuk menyandera kekuasaan. “Maka, jalan keluar Fundamental yang harus kita lakukan adalah mengakhiri Rezim Oligarki Ekonomi dan pastikan Kedaulatan ada di tangan rakyat. Bukan melalui Demokrasi Prosedural yang menipu,” tegas LaNyalla. Kepada para Purnawirawan TNI sebagai Pelopor, Motivator dan Komunikator di bidang Ipoleksosbudhankam, LaNyalla menegaskan bahwa konstitusi wajib dikembalikan ke semangat dan spirit suasana kebatinan para pendiri bangsa. Bagaimana Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia sekarang ini, termasuk apa yang dimaksud dengan solusi Fundamental, berikut wawancara Mochamad Toha dari FNN dengan LaNyalla. Dalam Musyawarah PPAD di Jakarta kemarin, Anda bilang, solusi untuk menyelesaikan masalah Fundamental harus ditempuh secara Fundamental juga. Bisa dijelaskan maksudnya? Saya balik tanya kepada Anda? Apakah jika Anda demam lalu saya beri obat penurun panas saja sudah bisa menyembuhkan penyakit itu? Itu namanya pendekatan karitatif dan kuratif. Padahal pokok penyebab Anda demam itu adalah karena ada radang atau infeksi di dalam tubuh Anda. Atau bahkan ada penyakit lain yang lebih serius. Masalah fundamental bangsa ini adalah ketika bangsa ini dengan sengaja mengobrak-abrik Konstitusi kita saat melakukan Amandemen pada tahun 1999 hingga 2002 silam. Sehingga pasal-pasalnya berubah total hampir 90 persen. Bukan lagi Amandemen dengan pola addendum. Sehingga, negara ini perlahan tapi pasti telah berubah meninggalkan sistem demokrasi Pancasila dan sistem ekonomi Pancasila. Bahkan, meninggalkan nilai-nilai Pancasila yang digali para pendiri bangsa. Sehingga hari ini negara ini menjadi negara yang sekuler, liberalis, dan kapitalis. Apakah ini bukan persoalan fundamental? Apakah bangsa ini yang durhaka kepada para pendiri bangsanya bukan persoalan fundamental? Karena itu, kita sebagai bangsa harus memiliki kesadaran kolektif. Bahwa ada yang salah dengan arah perjalanan bangsa kita ini. Karena semakin hari kita semakin jauh dari upaya kita untuk mewujudkan kemakmuran rakyat dan keadilan sosial. Yang terjadi justru Oligarki Ekonomi yang semakin membesar dan menggurita, yang akhirnya menyandera kekuasaan.    Sehingga, penyelesaiannya juga harus fundamental. Yaitu dengan kembali kepada nilai-nilai Pancasila dan kembali kepada disain awal, yaitu sistem yang paling sesuai dengan bangsa ini yang telah disusun para pendiri bangsa. Lalu, apa yang aneh dengan pernyataan saya? Bahwa persoalan fundamental harus diselesaikan dengan fundamental. Apakah ini termasuk denga people power seperti yang belakangan ada desakan  revolusi juga? Bagaimaan menurut Anda? Soal people power itu adalah domain rakyat. Saya sudah katakan di beberapa kesempatan jika Anda membaca dan mengikutinya. Bahwa saya tidak berhak menghalangi keinginan rakyat. Tetapi saya juga tidak mendorong-dorong. Saya sebagai pejabat yang sumpah atas nama Tuhan harus menjalankan sumpah saya bekerja untuk rakyat.   Bagaimana respon para purnawirawan TNI atas pidato yang Anda sampaikan di depan mereka? Positifkah? Apa yang ingin mereka sampaikan kepada Anda? Ya silakan saja ditanyakan kepada beliau-beliau. Tapi, yang pasti banyak yang menyatakan bahwa memang arah perjalanan bangsa ini harus dikoreksi.  Anda juga sempat ungkap adanya wasiat Jenderal Try Sutrisno di hadapan purnawirawan. Permintaan Pak Try Sutrisno jelas. Bahwa Konstitusi hasil Amandemen tahun 1999 hingga 2002, sama dengan pendapat saya, bahwa itu adalah kecelakaan konstitusi. Karena itu mutlak harus dikaji ulang. Atau dikembalikan kepada spirit Konstitusi yang disusun para pendiri bangsa. Bahwa UUD 1945 naskah asli harus dilakukan koreksi, memang benar. Tetapi harus dengan cara Adendum. Bukan diubah total, sehingga kita kehilangan ke-Indonesia-an kita. Mungkin Anda bisa mengulang lagi apa yang disampaikan oleh Jenderal Try Sutrisno kepada Anda itu? Bagaimana Anda melihat dan mengartikan wasiat beliau ini? Ya, Pak Try mengatakan, ini asli, tidak saya potong dan tambah, bahwa beliau mengatakan usia sudah 87 tahun, tidak lama lagi akan meninggal, beliau titip wasiat kepada saya, karena beliau tahu kakek saya, Pak Mattalitti itu pejuang. Waktu peristiwa perobekan Bendera Belanda di Surabaya 10 November 1945, Pak Try masih anak-anak, melihat dari toko Kakek saya di Tunjungan. Dan, beliau mengatakan kepada saya, tolong selamatkan bangsa dan negara ini dari kehancuran di masa depan. Beliau mengatakan, Amandemen Konstitusi yang dilakukan empat tahap pada tahun 1999 hingga 2002 silam sama sekali tidak dilakukan dengan tahapan yang ideal. Bahwa perubahan itu dilakukan cepat-cepatan, dan ada pengaruh kepentingan asing. Sehingga hasilnya, bangsa ini kehilangan ke-Indonesia-annya. Isi pasal-pasalnya sudah tidak nyambung lagi dengan Pancasila yang ada di naskah Pembukaan UUD 1945. Sehingga jangan heran kalau kemudian lahir banyak sekali Undang-Undang turunan dari Konstitusi yang merugikan rakyat sebagai pemilik kedaulatan bangsa ini. Itu dikatakan beliau. Dan Pak Try juga menyinggung soal diubahnya sistem paling hakiki dari Pancasila, yaitu lembaga keterwakilan rakyat, yang dulu berada di Lembaga Tertinggi Negara, yaitu MPR, yang terdiri dari DPR, Utusan Daerah, Utusan Golongan dan Fraksi ABRI (TNI-Polri). Sehingga sekarang sistem negara ini menjadi liberalis, individualistis dan juga kapitalis. Semua ditentukan oleh Partai Politik. Padahal, Pancasila yang telah dirumuskan pendiri bangsa ini adalah sistem asli yang sudah sangat cocok untuk membuat Indonesia menjadi negara yang kuat dan berdaulat. Pak Try bahkan menyatakan bahwa situasi sekarang dimana Legislatif menjadi heavy (kuat), bukan kemudian berdampak kepada check and balances yang kuat dan berpihak kepada kepentingan rakyat. Tetapi telah menjelma menjadi partai politik heavy. Karena DPR adalah kepanjangan partai politik. Dalam HUT ke-25 Mega-Bintang di Solo, Bung Rocky Gerung menyatakan, siap memimpin people power. Pendapat Anda? Pendapat saudara Rocky sangat clear. Bahwa Presidential Threshold adalah ketidakadilan yang nyata di depan mata. Bahkan, itu sudah menjadi perusak kedaulatan rakyat. Oleh karena itu, dia tetap konsisten dengan akal sehatnya bahwa itu tidak benar. Sehingga harus dikoreksi. Dan koreksi itu bukan sebatas kepada pemerintah hari ini. Tetapi, terhadap sistem yang akan selamanya membuat Indonesia seperti ini. Dimana Oligarki Ekonomi melalui Presidential Threshold itu dapat membajak kekuasaan dan membajak kedaulatan rakyat. Sehingga dia juga sampaikan bahwa siapapun presidennya, selama Oligarki Ekonomi masuk melalui pintu presidential threshold, maka kita tetap akan tersandera dan harus berpihak kepada mereka.  Menurut Anda, pemicu people power itu seperti apa saja, apakah terjadinya kenaikan harga-harga, termasuk sayuran itu bisa menjadi pemicu terjadinya people power juga? Pemicu utama adalah ketiadadilan yang dibiarkan di depan mata rakyat. Salah satu ketidakadilan itu adalah negara kita ini, karena tersandera, lalu memberi ruang kepada segelintir orang untuk menjadi Oligarki Ekonomi, yang ternyata celakanya semakin menyatu dengan Oligarki Politik. Kenaikan harga itu hanyalah ekses dari ketidakadilan yang dibiarkan terang- benderang ini. Dan, ketidakadilan itulah yang menjadi salah satu penyebab kemiskinan struktural. Dan karena kemiskinan struktual itulah, rakyat tidak mampu mengakses kebutuhannya. Mengapa akhirnya rakyat harus melakukan people power? Apakah ini juga didorong karena jalan konstitusi melalui MK, misalnya, sudah tidak bisa dipercaya lagi? Lho.. pemilik sah negara ini siapa? Rakyat kan? Kedaulatan rakyat itu abadi. Pemerintah silih berganti. Lalu, jika instrumen di negara ini untuk mengawal dan memastikan kedaulatan rakyat sudah tidak berjalan atau hanya berjalan dengan prosedural, lalu rakyat semakin dibuat susah, lalu apakah salah jika rakyat meminta kedaulatannya? Makanya sudah saya katakan di banyak tempat. Bahwa saya sebagai pejabat negara tidak punya hak untuk menghalangi kemauan pemilik sah negara ini, yaitu rakyat. Tetapi saya juga tidak mendorong-dorong. Bahwa saya hanya menyampaikan aspirasi yang saya terima dari rakyat. Saya sudah keliling di 34 provinsi dan lebih dari 300 kabupaten kota di Indonesia.      Gugatan Judicial Review Presidential Theshold 20% dimentahkan MK. Padahal dalam UUD 1945 sendiri tidak ada aturan PT 20%. Komentar Anda? Kalau sdh begini, apakah seperti yang Anda sampaikan, MK harus dibubarkan! Lha itu Anda sudah tahu kalau Presidential Threshold tidak ada di Konstitusi. Saya mengatakan jika MK tidak berpihak kepada sejarah lahirnya MK untuk memastikan Undang-Undang tidak melanggar Konstitusi, lalu apa gunanya ada MK? DPD di masa kepemimpinan Anda sekarang ini sudah menjadi satu lembaga (legislatif) yang masih dipercaya rakyat untuk mengadu dan berani bersuara di saat DPR hanya bisa membisu melihat situasi politik dan ekonomi sekarang ini. Komentar Anda? Kami di DPD RI hanya menyampaikan apa yang disampaikan oleh rakyat, khususnya rakyat di daerah, yang kami wakili. Bukan hanya rakyat, tapi pejabat tinggi seperti Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pun sudah pernah berkunjung ke Anda sebagai Ketua DPR RI. Apa saja pembicaraan dangan Panglima saat itu? Apakah juga persoalan poltik negara terkini? Tidak ada. Saya hanya sampaikan agar penanganan unjuk rasa masyarakat dan mahasiswa tidak dihadapi dengan cara represif. Dan Panglima TNI setuju atas hal itu. Apa yang Anda bisa simpulkan dalam pertemuan dengan Jenderal Andika Perkasa itu? Ya memang seharusnya beliau sependapat. Bahwa pendekatan represif tentu tidak sesuai dengan Konstitusi yang memberikan hak kepada warga negara untuk menyampaikan pendapat. Jika people power benar-benar terjadi, Anda siap bersama rakyat untuk ikut di dalamnya? Rakyat kan atasan saya! (*)

Dampak Boikot Sponsor Formula E Berlanjut, Setelah Erick Thohir, Kini Dirut Nocke Widyawati Dibully

Jakarta, FNN- Dampak keengganan Kementerian BUMN memberikan sponsor pada ajang balapan Formula e Jakarta ternyata masih terus berlanjut ya ini khususnya di dunia maya fakta bahwa ajang balapan yang diinisiasi oleh Gubernur Anies Baswedan itu sukses bahkan oleh Godfather Alberto Lounge disebut sebagai yang terbaik dan terbesar dalam sejarah formula e walaupun kita laut tidak diberi sponsor sepeserpun oleh BUMN itu semakin membuat netizen kesal. Apapun penjelasan yang datang dari kantor Kementerian yang dipimpin oleh Erick Thohir maupun apapun pernyataan yang muncul dari kalangan BUMN apalagi itu kalo ada nada-nadanya membela diri itu dianggap sebagai sebuah kebohongan dan dipastikan akan menjadi bulian jadi bulan-bulanan para netizen. Kangsebelumnya kita sempat dikejutkan juga ya adanya #yang bergema didunia Maya Indonesia tidak butuh Erick Thohir nah ini itu giliran Dirut Pertamina Nicke Widyawati itu yang jadi sasaran bulan-bulanan dari netizen. Semuanya ini bermula dari pernyataan Niken semuanya bermula dari pernyataan Nike ini ketika dia menyelenggarakan media gathering itu di Jakarta pada hari Rabu malam kami ini mau branding apa mobil itu tidak pakai pelumas dan bbm-nya maksudnya formula e sponsor itu kan branding, branding itu produk kata Nike keikutsertaan Pertamina sebagai sponsor dalam satu ajang tertentu itu harus dilandasi perhitungan matang kata Nike  salah satu aspek yang dipertimbangkan yakni kesesuaian acara atau objek sponsor dengan produk-produk yang ditawarkan perusahaan singkatnya kegiatan yang menjadi objek sponsor itu harus memberi ke memberikan keuntungan berupa peningkatan nilai brand perusahaan formula e itu secara strategi tidak sesuai dengan branding pertamina itu kata Nike. Menurut Mike sikap Pertamina ini dalam balapan Formula e mungkin akan berbeda jika sudah ada pepabrik baterai listrik di Indonesia saat Jakarta itu digelar , sebab walau berbeda dalam aspek produk kan pertamina itu berencana masuk ke bisnis baterai listrik terintegrasi. \"Kami branding baterai kendaraan listrik kata dia kalau pabriknya sudah lahir kami akan dukung mati-matian supaya besar tegasnya selain sesuaian ke obyek sponsor dengan merek dagang perusahaan syarat menjadi sponsor kegiatan bertaraf Internasional itu kata dja membutuhkan proses panjang, butuh waktu untuk merumuskan besaran angka dan strategi pemasaran argumen ini kan sebelumnya juga sempat disampaikan oleh juru bicara Kementerian BUMN Arya Sinulingga gitu yang menyatakan bahwa sponsorship yang utuh formula e ini diajukan dengan cara dilakukan secara mendadak tapi apapun yang disampaikan oleh Kementerian BUMN maupun para direksi BUMN ini dipastikan tidak akan berhasil meyakinkan publik karena sudah dalam pandangan para netizen ini bahwa ini sebenarnya berkaitan dengan akal-akalan atau boikot ini berkaitan dengan upaya untuk menjaga Anies Baswedan ini berkaitan revealed rivalitas Pilpres 2024. Pernyataan Nike yang dimuat di berbagai media online itulah kemudian yang muncul reaksi dari kalangan netizen namun agak berbeda dengan reaksi terhadap Erik ya para netizen kali ini tampaknya melampiaskan kekesalannya kepada Nike itu dengan sedikit bersenang-senang lah tapi atau banyak bersenang-senang saya kira ya, saya sendiri jujur bukan orang yang aktif di media sosial tidak punya akun-akun media sosial jadi apa itu yang untuk bersifat pribadi saya tidak punya jadi saya memang tidak mengikuti ini tetapi saya mendapat banyak kiriman informasi adanya kehebohan di dunia maya itu karena saya penasaranku saya mencoba Googling ya di beberapa media online di media online yang cukup besar bulian terhadap Dirut Pertamina ini enggak muncul atau boleh sebut enggak muncullah ya kalau saya simpulkan yang muncul itu adalah justru berita formal tadi penjelasan dari Dirut Pertamina soal alasan mengapa mereka tidak memberi sponsor formula e penjelasan nilai yang menjadi bulan-bulanan dari netizen. Mungkin ya saya kira kenapa media-media besar di online itu tidak memberitakan soal bulian dari para netizen itu ada kaitannya juga dengan Sponsor juga ya ini hanya dugaan ya bukan kesimpulan ini kan sebab kalau mereka ini memuat berita buliang dari netizen saya kira mungkin ada satu pertimbangan bahwa memang itu mungkin dianggap tidak layak dari sisi sumber pemberitaan dan dampaknya itu yang bikin gak tahan ya kalau gak tahan bisa bikin panas telinga dan pusing kepala ingin bacanya, kalau akan media-media besar ini memuat berita itu di mejanya itu bisa-bisa mereka sendiri yang nanti tidak akan dapat iklan berarti Pertamina. Namun berbagai komentar netizen itu tetap anda bisa temukan di beberapa media online yang bukan aris ùtama dan yang paling penting juga sebenernya sudah menyebar di berbagai WhatsApp grup WhatsApp Group misalnya meme ini ini eh di akun netizen Ali Ikhwan Jumali ini saya lihat di WhatsApp Group bang Ali Kalau anda kebetulan menonton saya izin yang mengutipnya dia menulis begini \"Setelah kami evaluasi perfoli kami meningkat tajam dengan penggunaan Ron 98 untuk itu pada pertandingan pekan depan konsumsi bahan bakar Ron 98 akan kami naikkan dengan pemberian minimal 65 persen dari berat badan pemain sampai tak terbatas atau anlibitum. Kami merasa partisipasi sebagai sponsor dalam ajang Poli ini sangat baik bagi branding produk yang kami miliki Hal ini penting kami utarakan kemudian ini dilampiri dengan foto tim voli putri Pertamina yang memakai kaos sponsor bertuliskan Pertamina Fastron netizen bernama andarine pempek Mang Aan ini mengomentarinya dengan kalimat yang gak kalah lucunya dia bilang gini dikasih oli samping juga ketua biar Smash nya tambah banter suaranya ditampil dengan emoticon tertawa. Netizen bernama Muhammad nashiruddin Hasan ini malah punya data lengkap bahwa Pertamina sendiri memang memiliki sejumlah klub olahraga yang bila menggunakan argumen Nike ini bahkan enggak nyambung sejauh ini Pertamina Pertamina itu memiliki Pertamina Soccer, PT Pertamina Fastron, tim voli ke Jakarta Peeramina energi selain itu Pertamina juga kerap menjadi sponsor seperti sponsor utama kompetisi voli Proliga dan dalam dunia otomotif Nah untuk olahraga itu apakah pemainnya juga minum Pertamax atau mungkin sendi-sendi ototnya otot pemainnya itu diberi oli biar enggak mudah cidera\" Saya kira ini olok-olok ya tidak hanya sekedar lucu-lucuan banyak juga netizen yang mendebat Nike dengan data-data tapi tetap saja dikemas dengan nada canda. Akun Nuice Media misalnya ini dengan telak dia membantah pernyataan Nike demikian dengan menyodorkan fakta bahwa tim Jaguar asal Inggris itu yang kemarin pembalapnya missevan menjadi juara formula e Jakarta itu disponsori oleh perusahaan oli dunia kastrol itu produknya dari sel dan brirish dan British petrolium dan kemudian ini dia menulisnya dalam bahasa Inggris diantar Noise Media juga menyatakan dia nggak peduli dengan alasan dari Nike sebagai perusahaan yang punya komitmen untuk Green energy ke Nuice Media tetap mempersoalkan Mengapa Pertamina ini all out menyumbanf besar-besaran di balapan MotoGP Mandalika ini maksudnya ya dan tidak mau mengeluarkan duit sepeserpun untuk formula e. AKunnya ch_1978 mengingatkan Nike bahwa mobil listrik itu tetap butuh pelumas terutama di bagian pengereman dan penggerak saya gak ngerti tuh apakah betul seperti ini jadi ini dia membantah argumen Nike bahwa enggak sesuai dengan produknya dari Pertamina. Dia juga menyatakan sponsorship dalam motor sport itu tidak harus ada hubungannya dengan dunia olahraga contohnya adalah tim Red Bull Racing ya ini di sponsori oleh crypto bybit yang jelas-jelas ada hubungannya contoh lain adalah tim McLaren Wah ini sangat terkenal dalam dunia otomotif ya itu disponsori oleh Huski Coklat asal swedia ini kan jelas-jelas tidak ada hubungannya. Nerizen Irfan Ardiansyah malah memberi contoh yang ada di depan mata kita yakni kehadiran kemarin produk perawatan wajah lokal ini ms-glow yang menjadi salah satu sponsor yang formula e dia mempertanyakan \"Apa hubungannya antara ms-glow dengan perawatan wajah?\" dia bercanda jangan-jangan setelah dioles dengan ms-glow mobil formula e jadi lebih kinclong masih banyak komen-komen lain yang Kalau Anda sempat membaca ini mumpung lagi hari libur dan mungkin anda lagi suntuk ini kalau anda baca-baca anda bisa terhibur ini banyak teman saya mengaku dia bisa mengikik sendirian ketika membaca komentar-komentar dari unggahan sejumlah netizen yang sangat iseng di media sosial gitu ya. Ya memang ini agak-agak aneh kemarin sponsornya justru untungnya masih ada perusahaan-perusahaan swasta yang hadir bahkan saya membaca juga ini seorang apa disebut Crazy Rich Di Jawa Tengah Ini yang kemarin membangun jalan untuk warganya karena kesal jalan ke arah Kampungnya nggak bagus-bagus juga itu kata juga jadi sponsor dan dia tidak peduli soal urusan politik karena menurut dia ini  membawa nama bangsa dan negara dan dan dia memang tidak salah kenapa karena dengan formyla e memang nama Indonesia itu melambung ke dunia internasional dan yang paling penting itu adalah menunjukkan komitmen bahwa Indonesia itu juga masuk dalam negara-negara dunia yang sadar bahwa udara yang bersih energi yang ramah lingkungan itu sangat penting. Namun kalau Anda sempat membaca komentar-komentarnya itu banyak juga sih yang cukup serius dan mengaitkan ini dengan masalah politik itu terutama rivalitas tidak hanya rivalitas antara Erick Thohir dengan Anies Baswedan pada pilpres 2024 karena kita tahu kan memang Erick Thohir saat ini sangat gencar melakukan kampanye untuk Pilpres 2024 dan banyak sekali memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh BUMN. TIdak hanya urusan Erik dan Anies keliatannya ada juga yang mengkaitkannya dengan rivalitas masa lalu yakni pada Pilkada DKI 2017 ketika Anies bersaing dengan Ahok yang kini menjadi Dirut Pertamina. Logika simpel saja pertamina itu komisaris utamanya Ahok lawannya Anis menteri BUMN ambisi nyapress 2024 pesaingnya Anies ya sudah klop untuk jaga lawan tandingnya di 2024 nanti jadi sudah terang-benderang alasan tidak ada satupun BUMN yamg jadi sponsor formula e Iya paling konyol lagi itu ya PLN dirutnya takut dicopot jabatannya oleh sang Bos itu tulis akun Trio Basuki lucu tapi dataktif dan argumentatif ya kalau kita baca-baca komentar mereka. Memanģ sangat jelas ini bahwa gelaran formula e ini sejak awal penuh dengan gintrik politik ya di DPRD DKI fraksi PDIP dan PSI sangar jelas ingin menghambatnya karena dikhawatirkan bisa kian melambungkan nama Anies mereka mencoba mengajukan hak interpelasi tapi kemudian gagal karena ditolak oleh tujuh fraksi lainnya bukan hanya di fraksi di DPRD yang terapi kalau PSI  Ini sampai giring sendiri dan petinggi-petinggi PSI iri turun langsung membully habis rencana pergelaran formula e ini. Ada juga yang melaporkan Anies ke KPK dan KPK ini kelihatannya tampaknya juga menggunakannya sebagai komoditi di media karena masih terus mengomentari bahwa mereka sedang mempelajari kasus formula e ini dan akan mengumpulkan bukti-bukti. Yang paling menarik perhatian ini tentu saja dari semua kehebohan formula e ini tidak adanya keterlibatan BUMN sebagai sponsor walaupun seperti dikatakan oleh ketua panitia Ahmad Sahroni mereka sudah mengajukannya jadilah menteri negara BUMN Erick Thohir yang jadi bulan-bulanan netizen ini apalagi kemarin itu kan ternyata akhirnya pak Jokowi juga tetap hadir nah sementara Erik yang terpaksa mari gaya daruray tidak berani hadir ke formula e padahal sih saya yakin Bos semua keputusan Erick Thohir ini nggak mungkin diputuskan secara mandiri oleh Erick Thohir saya kira pasti ini ada juga instruksi dari Pak Jokowi Kenapa? karena kenapa saya menyimpulkan begitu karena sebenarnya kalau melihat kehebohan itu dan pak Jokowi tinggal perintahkan pak Erick Thohir sebenarnya semua beres nggak ada lagi itu persoalan urusannya Oh terlalu pendek pengajuan sponsorship nya dan lainnya itu saya kira nggak jadi perdebatan lagi clear Kalau pak Jokowi mengambil keputusan gitu. Tapi toh kita tahu lebih oak Jokowi tidak mengambil keputusan apapun walaupun kemudian kepada media ia membantahnya dan bahkan menurut dia penting kalau perlu dilaksanakan setiap pekan. Ngomong-ngomong soal Erick Thohir ini dan munculnya kemarin #indonesia tidak butuh Erik ternyata itu kalau saya telusuri tidak hanya semata-mata karena tidak adanya sponsorship dari BUMN di formula e, namun banyak sekali persoalan yang disorot oleh netizen ini berkaitan dengan pengelolaan Kementrian BUMN di bawah Erick Thohir salah satunya yang sekarang jnj sangat gencar disoroti adalah gelontoran dana dari PT Telkomsel ke perusahaan patungan goto nilai saham goto ini belakangan ini terus anjlok ini dan dikhawatirkan dana triliunan rupiah milik Telkomsel milik BUMN akan amblas. Di perusahaan swasta itu di Goto ini merger antara Tokopedia dan go-jek itu kakak kandung Erick Thohir menjadi komisaris j.adi mereka menduga ada konflik kepentingan ini dibalik gelontoran dana dari PT Telkomsel ke kutub. Ngomong-ngomong yang meributkan aksi boikot sponsor di formula e ini tuh boikot  sponsor BUMN di formula e ini tidak hanya para netizen di DPR soal ini juga sempat dipersoalkan dan itu seorang anggota DPR mengkaitkannya dengan rivalitas antara Anies dengan Erick Thohir. \"Saya mau bicara sedikit soal formula e Saya tidak mau bicara soal goto karena apa namanya itu domain nya pak Aruniasi Nulinng saya bicaranya soal formula e pak Menteri berapa bulan sebelum formula e dilaksanakan Pak Jokowi datang ke sana kalau Pak Jokowi datangkan kita sebagai Menteri sebagai apa namanya pembantu presiden harusnya paham bahwa tujuan presiden kesana memberikan sinyal kepada seluruh menterinya untuk bagaimana bisa membantu agar formula ini menjadi sukses dan juga bisa apa namanya bisa mencapai gol nya yaitu kemudian bisa menjadi apa kebanggaan bangsa kita, sebentar teman-teman. Nah maksud kami adalah kami sedih kemarin ternyata kawan-kawan kami sendiri aja sahabat kami Pak Saroni mohon izin beliau seperti ngemis-ngemis ke pak Meteri katanya Iya ternyata nggak ada tuh bantuannya ya, kami juga sempet seneng bahwa waktu itu sempet ada MOu dengan anak Pertamina apa namanya Pertamina Yeremia berapa itu lengket yang ternyata itu ya bukan ngasih sponsor malah ternyata hanya memberikan apa potongan terhadap harga ini harga apa namanya BBN yang dibeli kan gitu. Maka harapan kali pak menteri Kalau kami lihat Bapak mungkin bapak lihat di medsos-medsos itu pedas tapi kadang bagus untuk kritikan kita untuk multivatin  vitamin kita untuk bagaimana kita bisa lebih-lebih apa namanya bijak dalam mengambil kebijakan banyak orang mengatakan uh tentu gak dibantu bukan panggungnya pak menteri kan begitu ada juga yang bilang bahwa Oh ini apa namanya ya kalau acaranya menteri jangankan sebulan proposal 1 menit sebelum acara Pak Menteri aja bisa BUMN itu support begitu maka kemudian ada kata-kata di masyarakat yang bilang bahwa ini memang sengaja oleh pak menteri  BMN diintruksikan untuk BUMn tidak bantu apa namanya formula e karena ini kemudian Pak Anies Baswedan ini menjadi kompetitor pak menteri kan gitu. Saya bicara disini pak menteri bukan dalam kapasitas saya mendukung pendapat Anies Baswedan atau tidak . Tapi dalam rangka kepentingan bangsa dan negara kalau soal capres pal menteri kami jelas partai Kami punya calon Puan Maharani ya gan sehingga kami bilang bahwa ini bukan soal mendukung tidak mendukung soal eh Anies Baswedan tapi soal kepentingan bangsa dan negara. Maka harapan kami pak menteri sebagai apana public figure sebagai kemudian sebagai apa petugas negara sebagai pembantu presiden harapan kami pak menteri bisa lebih bijak lagi dalam urusan ini kalau alasannya g20 saya coba dapatkan data sekarang berapa sih sebenarnya ke apa keuntungan yang dicapai BUMN dalam 2021 yaitu 1613 triliun kalau kita bilang skponsorship dalam kegiatan sponsorship dalam sebuah perusahaan adzan 5-10 persen kalau kita bicara 5-10 persen artinya 80-120 triliun. Nah masa sih lupa cara g20 sampai habis 100 trilliun kan tidak mungkin dan sisanya kemana maka harapan kami hal-hal begini juga bisa apa namanya bisa dilakukan agar nagaimana minimal 1 miliar bantu untuk mereka masa kita nggak malu namanya saya lihat di logonya Umar ada namanya ms-glow formerly ya kan MSG rapper kecantikan ya kan yang mereka berhasil sukses bukan karena negara ia akan tapi dia punya keinginan anak muda yg punya keinginan untuk bagaimana ikut mengharumkan nama bangsa kita sehingga dia mau melakukan sponsorship disitu maka harapan kami hal yang baik yang seperti dicontohkan MSG juga bisa ditiru oleh tak menteri BUMN kedepan dengan membuang sedikit teguhnya terhadap kepentingan-kepentingan politik begitu.\' Komisi VI DPR RI. 

Apa Beda Mobil Listrik Hyundai dengan Mobil Listrik ESEMKA?

Jakarta, FNN – Akhirnya hubungan Presiden Joko Widodo dengan Megawati Soekarnoputi, Ketum DPP PDIP, tampak kembali normal. Setelah sebelumnya bertemu di Istana Merdeka, terus datang peresmian masjid At-Taufiq, mereka pun saling memuji. “Mega bilang, saya senang sekali itu dengan pak Jokowi terus Pak Jokowi juga mengaku bahwa Bu Mega itu ya ibunya, tapi dia sebagai anaknya, anak yang  sekali-kali bandel. Tapi bukan itu seperti yang kita mulai,” komentar wartawan senior FNN Hersubeno Arief pada pengamat politik Rocky Gerung dalam kanal Rocky Gerung Official, Senin (13/6/2022). Berikut petikan dialog yang dipandu Hersubeno Arief dengan Rocky Gerung. Sebelum ini kelihatan sekali Pak Jokowi niat banget, karena kemarin sebelum peresmian itu beliau terbang dulu ke Jawa Tengah, kemudian ke Sulawesi. Nah yang menarik di Jawa Tengah, Pak Jokowi telah meninjau semacam kawasan industri yang sangat besar sekali di Batang. Itu empat ratusan hektar. Tapi orang jadi banyak yang menyoroti Pak Jokowi mencoba mobil listrik, mobil listrik kinesis yang akan dipakai untuk gelaran G20 Nah itu Pak Jokowi bilang \"Waduh enak banget menjaga suaranya\". Saya baca di netizen mulai tebak-tebakan dasarnya sih lucu-lucuan. Yang saya coba ngetes anda, tahu nggak apa bedanya antara mobil listriknya Hyundai yang disebutkan Jokowi dengan Esemka? Mobil listrik gak bunyi, gak ada suaranya. Esemka gak ada wujudnya. Anda ada tempat itulah yang disampaikan oleh netizen, dan lebih sunyi. Yang gak ada wujudnya. Pak jokowi berupaya untuk memulihkan ingatan kita itu, Pak Jokowi pernah membuat mobil yang, bahkan, lebih sunyi daripada Hyundai yaitu memang gak ada wujudnya. Oke tapi orang berpikir loh kok kenapa Pak Jokowi malah jadi mempromosikan Hyundai? Ini biasa, Jokowi mungkin lagi senang menghabiskan waktu Bu Mega. Nanti Ibu Mega akan saya jemput pakai mobil listrik, di G20. Sudahlah itu mimpi-mimpi begitu. Kan G20 masih Oktober-November nanti. Itu dalam 2 bulan ini ada kenaikan harga-harga, ada ekonomi global yang krisis. Jadi semua hal bisa membatalkan. Justru G20 itu dan mungkin pak Jokowi bukan pada bulan yang meresmikan G20. Dia sekedar menjadi sopir yang mengantarkan seseorang untuk meresmikan G20, semua hal bisa terjadi. Dan itu yang menandakan kenapa tiba-tiba bukan bergembira, merasa ada kegembiraan. Aneh, Ibu Mega yang habis marah-marahin Pak Jokowi tiba-tiba bersekutu lagi, ada Pak Jokowi yang seolah ingin menantang Ibu Mega, tapi akhirnya takut juga tuh, tapi kita ingin lihat bahwa politik itu bukan sekedar relasi mereka. Ada relasi lain di publik yaitu mak-mak yang marah karena harga tetap naik, buruh yang tetap menuntut agar UU ke Omnibuslaw dibatalkan. Jadi realitas psikologi di atas tidak nyambung dengan realitas sosiologi bawah, itu bahayanya. Jadi seolah-olah head lainnya berdamai, ohiya berdamai dalam wacana. Iya senyum-senyuman bukan gak bisa emak-emak itu senyum kalau harganya naik, gak bisa buruh itu tepuk tangan kalau omnibus law justru menyengsarakan mereka. Tadi, kita bedakan itu dan itu biasa di dalam kegembiraan ada kepedihan sebetulnya. Oke. Nah ini karena Anda ngomong soal kenaikan harga yang kemarin diakui juga oleh Pak Luthfi (Muhammad Luthfi) menteri perdagangan bahwa memang ada sekarang harga-harga kebutuhan pokok di pasar naik. Misalnya telur dan sebagai itu sudah mulai naik, dan yang dia tidak singgung mungkin soal harga minyak goreng belum turun. Memang benar juga, karena itu lebih akan bicara soal kenaikan, bukan bicara penurunan kan gitu. Yang lebih menarik itu ada data sedang beredar di media sosial, sangat viral soal data kenaikan kenaikan dari dapur. Kebutuhan dari dapur itu kenaikannya sangat tinggi sekali. Disebutkan angkanya supaya saya tidak salah, kenaikan harga belanja kita dapetin naik 72 persen. Saya sebenarnya tahu juga inilah karena rumah kita juga punya rumah tangga memang kenaikan terasa sekali. Tapi ini detil sekali misalnya dia menyebut satu gula pasir 13.000 menjadi Rp 17.000, 31 persen, cabe 60.000 menjadi 130.000, naik keras 16 persen dan bla-bla-bla-bla. Saya bisa coba cari ini dari mana ya angka ini muncul. Rupanya ini juga dimuat di websitenya dari PPMI buruh ya organisasi buruh yang menyebutkan detail sekali soal bawang putih, minyak goreng, terigu, daging sapi semuanya naik dan total itu 72 persen. Nah ini saya kira ini jauh lebih serius ya ketimbang soal bahwa apakah Pak Jokowi dengan Bu Mega sudah mulai berbaikan lagi. Itu politik! Itu ada ini betul-betul yang namanya kitchen politik. Dari dapur dimulai keresahan dan kenaikan itu. Semua orang tahu bahwa ada kenaikan dan pemerintah kadangkala diam-diam naikin tanpa berita. Lalu terasa tidak di pasar hidup saja, naikkan mulai listrik kebaikan BBM ya enggak diucapkan. Dinyanyikan untuk kelas menengah yang naik, iya, tapi efeknya pada kelas bawah lebih berat. Jadi, ekonomi itu selalu cari beban terakhir itu pada yang disebut subsistence economy, yaitu kemampuan bertahan orang. Jadi, kalau ada angka-angkanya semacam itu, mungkin dia mendahului Biro Pusat Saksi karena biro pursasi itu ada besaran-besar makro. Tapi kalau dessert disebut laporan dari dapur itu betul-betul real dan gak ada agregat di situ yang bisa dirata-ratakan, mungkin cuman 3-4 keluarga yang melaporkan itu. Tapi, itu betul real, artinya tiga itu tetangganya juga begitu, tetangganya lagi begitu, saudaranya di kampung begitu. Jadi itu yang disebut sebagai protes publik. Sebetulnya ini loh keadaan di dapur. Sementara dapur Istana sibuk dengan transaksi, sibuk dengan upaya untuk saling membantah. Tidak ada perpecahan. Memang ini tidak ada perpecahan karena semua cemas tentang keadaan ekonomi di keluarga, di unit terkecil, yaitu dapur. Itu terhubung dengan kebijakan yang kacau di pusat yang menyebabkan orang semacam Menteri Perdagangan akhirnya masih akui itu Sri Mulyani yang sudah kasih tahu, ada potensi kenaikan harga pangan dan energi loh, bukan potensi lagi. Itu sudah terjadi di Indonesia. Indonesia sudah betul-betul aktual. Kita sudah rasakan akibat dari kesulitan ekonomi dunia dan imbasnya ke Indonesia. Karena, buffer social safety net tidak siap oleh Pemerintah. Pemerintah sekedar menyiapkan political safetynet karena itu anggarannya di kedip-kedip, nggak mau diturunkan ke rakyat, namun dipakai buat memberi suara di 2024. Kelihatannya ini global ekonomi global juga memburuk ini indikatornya sangat jelas jangan terjadi di Amerika ya kondisi ekonomi Amerika Serikat diambang resesi dijelaskan laporan-laporan yang menyampaikan hal itu dan kemarin kita juga sudah membahasnya soal itu. Iya jadi kaitan-kaitan global ini yang memang dari sebulan atau dua bulan lalu sudah diprediksi. Tuh makin rame, makin nyata atau kaitan ke makro-mikro di tingkat Global juga berefek makro-mikro tingkat kita dan persiapan itukan yang mestinya diterangkan oleh Presiden. Presiden memang sudah ngasih sinyal akan terjadi goncangan segala macam tapi sebagai sinyal enggak ada konsekwensinya. Yang akan terjadi goncangan karena Ibu Sri Mulyani mengatakan itu, setelah tentunya berkonsultasi dan memantau pendapat-pendapat dan fakta di luar negeri. Maka Jokowi bilang, oke kita lakukan penghematan. Karena itu IKN akan kita tunda karena berbagai macam refocusing akan kita lakukan. Kan itu enggak terjadi. Bahkan, presiden masih anggap bahwa itu bisa disesuaikan dengan reshuffle. Padahal sebetulnya reshuffle itu transaksi politik tetapi hal yang riil, yaitu ekonomi itu mesin dipecahkan sebagai hasil sidang kabinet bukan sekedar sinyal-sinyal bahwa seolah-olah kalau sudah naik mobil listrik itu ekonomi akan senyap juga. Sehingga, memang ekonominya jadi senyap. Artinya, gak bergerak ekonominya. Jadi, poin kita selalu presiden mesti baca. Sebetulnya percuma juga minta presiden mesti baca, dia nggak bisa baca. Sudahlah anggap saja keadaan ini memang akan mendikte politik jadi ekonomi yang memburuk. Akan mendikte politik dari itu. Yang bisa kita baca combine bisa betul-betul terjadi. Dalam keadaan normal saja sebetulnya kradaan antar elit sudah berlangsung, apalagi kalau krisis moneter dan yang kemudian nanti merembet jadi krisis politik. Kalau sekarang mungkin krisis Seminyak, bahan bakar, dan pangan itu akan berimbas pada krisis moneter, lalu balik jadi krisis politik. Coba kaji fakta itu terasa kalau kita baik pesawat. Ada kan harga pesawat yang dua kali lipat, karena afturnya naik. Jadi hal-hal semacam itu yang seolah-olah kok buta huruf terhadap keadaan Istana. Padahal politik dapur ini bisa sangat serius. Karena kita selalu melihat bahwa kalau daya tahan masyarakat itu masih bagus yang mungkin ada krisis politik dan apapun tidak akan memberi guncangan langsung pada masyarakat. Tapi begitu ini persoalan dapur yang terkena ini soalnya jadi sangat serius.   Ya itu. Dulu 98 itu hanya karena harga susu naik, ibu-ibu sudah marah. Pada waktu 98 dan akan berulang pola itu. Masalahnya sekarang, kalau waktu 98 itu betul-betul soal Ekonomi saja. Tetapi sekarang itu soal politik, yaitu pembelahan masyarakat yang intinya adalah ketidakpercayaan kekuasaan terhadap kemajemukan bangsa ini. Jadi mau distabilkan dengan apa keadaan sekarang, dengan operasi militer atau operasi polisional, itu enggak bisa. Apalagi sinyal internasional menganggap bahwa Indonesia tetap tidak mau menyatakan diri, status dia di dalam migrain itu akan mendua. Amerika dan bisa paksa nemu proxy se Rusia. Apakah proxy Amerika. Tapi kalau Indonesia bilang bah kita non-blok. Iya non-blok itu karena kita profil tinggi. Tapi faktanya profil International kita itu buruk. Jadi ucapin non-blok juga itu enggak ada gunanya, karena bahkan, Rusia tahu kita lemah, Amerika tahu kita ini lemak, secara pertahanan China tahu kita dilemahkan, dan yang dipamerkan sementara ini kan seolah-olah itu punya banyak pesawat yang bisa menghalangi invasi luar negeri, tapi pesawat doang, senjatanya gak ada, itu pesawat kosong anegrip, tidak dipersenjatai. Oke tapi selalu yang kita coba persoalkan itu adalah bahwa ini gak kompatibel. Apa yang terjadi di dunia dengan apa yang dilakukan dengan langkah-langkah pemerintahan sekarang. Pemerintah sibuk justru para menterinya termasuk Pak Jokowi juga bermanuver sana-sini berkaitan dengan Pilpres 2024. Padahal kita sendiri bisa menyatakan bahwa kemungkinan tidak terjadi Pilpres 2024 karena kondisi ekonomi yang memburuk dan itu bukan hanya terjadi di Indonesia tapi di seluruh dunia. Ya itu yang sekarang ini dihitung oleh para analis KPU. Bisa jalan gak kalau anggarannya itu dipotong separo, hanya untuk menyelamatkan ekonomi kita. Bisa gak IKN itu dilanjutkan kalau terpaksa anggaran yang disiapkan harus dipakai buat membeli politik. Jadi trade-off semacam itu atau kampanye APBN akan mendikte politik APBN- nya bolong. Artinya, politik bakal berantakan juga. Kita hanya bisa terangkan itu sebagai analisis, nanti dianggap solusi, apa ya solusinya percepat Pemilu, solusinya ya ganti presiden, solusinya ya lakukan people power. Itu bahaya. segala semacam. Kalau itu enggak diucapkan lalu orang diam-diam merasa memang gak ada solusi kalau kayak gitu. Ini setiap kali masyarakat sipil memberi solusi dianggap itu makar. Padahal itu ada keterangan yang diolah berdasarkan dapur mak-mak. CIA mungkin sudah mulai kirim sinyal, Indonesia sudah rapuh, sekaligus nanti setelah gejala-gejala awal itu berlangsung dalam 1-2 minggu ini, baru lingkungan elit pasti akan memanfaatkan itu untuk ambil keuntungan sebanyak-banyaknya dari air keruh politik. Itu yang bakal memberantakkan segala macam koalisi yang dibuat. Padahal kita sebenarnya harusnya dalam situasi semacam ini berharap, ada yang jelas. Pemerintah bicara kepada publik yang mengingatkan kepada kita bahwa situasinya seperti ini. Langkah-langkah yang harus dilakukan semacam ini. Langkah-langkah semacam ini mestinya begitu, ada semacam cottage clan yang siapkan dan masyarakat diajak untuk werd. Itu bahwa ini ada persoalan yang serius. Itu cuma baca keterangan keseriusan dari beberapa menteri, termasuk juga Menteri Perdagangan. Dia memberi sinyal keadaan walaupun dia tahu bahwa dia goyah secara politik. Demikian juga kalau ibu Sri Mulyani, jelas dia ngerti keadaan itu, Mahfud MD sudah pasti zig-zag, dan dia nggak paham lagi apa yang diucapkan, Airlangga Hartarto paham keadaan itu, terakhir dia pastikan bahwa KIB itu bukan untuk Ganjar Pranowo. Nah, itu juga bagus. Karena orang merasa bahwa kalau buat Ganjar, yaitu Jokowi kecil lagi, sama menghadapi ekonomi yang memburuk dalam menghadapi situasi Global gak bisa orang dengan kapasitas Jokowi kecil. Jadi Airlangga mengerti itu, tapi dia juga cemas nasib. Kalau terlalu vokal yang bisa terlempar juga. Jadi ada bagian yang masih rasional dalam kabinet dan itu kecil sekali. Saya selalu usulkan yang rasional ini bikin koalisi rasional ucapkan keadaan krisis. Kan begitu mestinya, daripada diam-diam bikin transaksi kiri-kanan yang akhirnya berantakan juga. Oke tetapi saya kira ucapan Anda tidak rasional Bung Rocky, karena Anda berharap mereka melihat menjadi rasional itu. Karena kita cuma bisa analisis dengan kapasitas rasional kita tapi kemudian ditransaksikan dengan Istana yang kira-kira irasional emang gak bisa supaya rasional ya people power saja atau LBP, Liga Boikot Pemilu. Oke kalau Anda ngomong-ngomong ini mesti saya ulang-ulang terus soal people power ini karena ini potensi untuk digoreng oleh para bazzernas perlu digoreng. Coba Anda mesti elaborasi lagi apa yang Anda maksud dengan people power ini. Kalau misalnya dapur mak-mak nggak bisa lagi berasap, dia akan keluar bawa panci, lalu digendang-gendang, lalu tukang ojek ikut di situ, karena tukang ojek juga tahu dapurnya nggak berasap lagi. Itu akan sampai juga ke buruh-buruh merasa bahwa daya beli mereka makin turun. Jadi lonceng people power itu emang mulai dari dapur mak-mak dan itu yang kita sebut sebagai gerakan rakyat yang berupaya untuk cari solusi. Solusinya di mana mestinya di kabinet, solusinya di parlemen, tapi karena 2 lembaga itu sama isinya, yaitu irasional maka mak-mak cari jalan rasional itu, dia mau di jalan. Itu yang akan mengumpulkan banyak orang, terjadilah people power. Itu namanya people power. Terjemahnya kedaulatan rakyat, bukan makar! Kan begitu. Ini kenapa saya penting untuk menanyakan pada anda ini. Jaman sekarang itu biasanya begitu. Makanya harga minyak goreng menjadi mahal karena banyak bazzer yang goreng-goreng gitu.   Iya nanti kalau sudah people power buzzer-nya yang digoreng oleh mak-mak  di jalan. Jadi enggak usah seolah-olah people power itu wait, bukan. Bahwa itu namanya kedaulatan rakyat, the power of the people. Artinya, berdaulat itu rakyatnya. Terus simple cuma biasalah kalangan Istana merasa takut. Kalau dia punya legitimasi pun ngapain takut pada people power. Iya dan sebenarnya demokrasi itu juga terjemahnya people power yah dari rakyat. Dari, oleh dan untuk rakyat ya people power. Oke clear, ini semuanya orang gak akan dapat alasan untuk menggoreng lagi. Oke kembali lagi ke soal tadi krisis yang mengancam di depan mata kita ini. Bung Rocky kalau kita tidak bisa ngomong bahwa solusi di level elit gitu yang kita suite-suite berharap, jadi bagaimana kita untuk bicaranya di level bawah ini. Untuk mengamankan level bawah selalu itu tiktok. Konsen kita bagaimana silakan kalau para elit mau berkelahi tapi di bawah jangan saling berkelahi. Kalau saya perhatikan di tingkat kabupaten itu keresahan buruh sudah tinggi sekali, bersiap-siap bisa jadi buffer. LSM, masyarakat sipil, dan mahasiswa juga menganggap bahwa dia musti ada di dalam sekutu konseptual. Bersekutu secara konseptual. Itu yang akan diucapkan. Mungkin akhir bulan Juni ada lagi gerakan buruh yang lebih masif. Lalu kita bisa deteksi setiapkali saya ngomong dengan kalangan buruh dan kalangan mahasiswa ada sesuatu yang bergejolak dan itu enggak mungkin ditahan oleh sekedar headline bahwa Bu Mega dan Pak Jokowi senyum-senyuman. Itu sinyal palsu. Bagi mereka silakan Anda senyum-senyum. Tapi di bawah selama kebijakan Istana itu tidak menghasilkan distribusi lebih bawah maka itu senyum diantara polisi. Itu senyum tukar tambah. Itu namanya senyum ke senyumnya saja sudah koruptif karena dia enggak mau sentuh keadaan di bawah. Dia cuma mau bersenyum supaya terjadi transaksi di atas, tapi di bawah kan enggak begitu. Itu saya kira betul judul hari ini adalah politik dapur mulai nyaring bunyinya. Oke baik. Terima kasih. Bang Rocky tentu enggak sebutkan manfaat dirinci. Itu sebenarnya untuk kita semua, terutama kepala-kepala keluarga apalagi kepala keluarga itu adalah para buruh, para pekerja, pekerja sektor informal pasti langsung merasakan. Nah ini yang kita khawatir justru tolong jangan sampai terjadi konflik domestik itu gara-gara konflik kepentingan di atas. Ya itu, kita ingin agar keakraban dibawa tetap dan dituntut oleh akal sehat. Biarkan akal bulus bekerja di atas. Oke terima kasih Bung Rocky dan selalu kita mengingatkan, persoalannya ada, jalan keluarnya adalah 0%. 0% adalah kedaulatan rakyat! (mth/sws)

Presiden dan Jajaran Bahas Percepatan Pembangunan IKN

Jakarta, FNN - Presiden RI Joko Widodo bersama dengan jajaran membahas percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.\"Tadi kita membahas terkait percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara,\" ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa usai rapat internal dengan Presiden di Jakarta, Senin.Dia menyampaikan salah satu bentuk kebijakan untuk mendorong percepatan itu adalah dalam sektor pembiayaan.\"Bagaimana pembiayaan itu sedemikian rupa, pertama tidak mengganggu APBN, yang kedua memberikan peluang seluas-luasnya kepada partisipasi swasta publik,\" ujar Suharso.Dia mengatakan pemerintah ingin memberikan peluang investasi seluas-luasnya bagi swasta, namun tetap dengan sejumlah aturan yang kini tengah dirumuskan.Suharso mengatakan rapat tersebut juga membahas soal perlunya peraturan pemerintah terkait penggunaan lahan di IKN.\"Sebagaimana diatur dalam undang-undang, maka diperlukan peraturan pemerintah (PP) untuk mengatur kewenangan khusus terkait lahan,\" ujar Suharso. (mth/Aantara)

Keras, PDIP Nggak Sudi Jokowi 3 Periode, Serukan Mahasiswa Melawan dan Turun ke Jalan

Jakarta, FNN - Politikus  PDI Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu mengajak semua pihak untuk menolak wacana tiga periode Presiden Joko Widodo. Wacana tersebut sebetulnya muncul sejak lama, dan paling anyar Projo bertekad menggalakkan Jokowi tiga periode. Ia mengajak pemuda dan mahasiswa berdemonstrasi turun ke jalan menolak praktek anti-demokrasi tersebut.   Menanggapi ajakan demo dari anggota  DPR RI tersebut, pengamat politik Rocky Gerung menyebut, Masinton mengindap frustasi parah. Seorang anggota DPR ngomong suruh demo. Itu artinya dia sendiri frustrasi di dalam lembaganya. Mungkin dalam fraksi PDIP di dalamnya ada faksi-faksi juga. Jadi, yang bisa dia lakukan hanya mendorong. Rocky menyarankan agar Masinton Pasaribu memimpin demo seperti tahun ’98. Bagaimana pandangan Rocky Gerung tentang wacana Jokowi tiga periode dan ambang batas pencapresan 20 persen, berikut petikan wawancara wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Ahad, 13 Juni 2022. Petikannya: Bung Rocky, ini orang kelihatannya sudah mulai frustrasi dengan pengajuan gugatan judicial review tentang PT 0%. Saya dapat kiriman video dan beritanya banyak ini teman-teman KAHMI alumni HMI, senior-senior HMI di Pare-Pare langsung mendemo, datang ke rumah hakim Mahkamah Konstitusi, Aswanto. Ini fenomena ada lucunya tapi juga di dalam kelucuan itu ada semacam frustrasi bahwa seluruh elemen institusi masyarakat sipil, bahkan DPD sebagai lembaga sudah datang ke MK untuk mengajukan judicial review. Dan temen-temen di Pare-Pare ini KAHMI juga berupaya untuk memikirkan kembali. Kalau sudah sampai DPD mentok, apalagi tuh. Apalagi dia datangi rumah pribadi itu. Jadi sebetulnya ini sudah dipahami bahwa keseriusan 20% sudah dipahami oleh seluruh rakyat. Emak-emak sudah paham, buruh juga bahkan lebih awal paham bahwa hanya melalui menihilkan, menolkan itu kuantitas, meniadakan threshold itu, barrier to entry, itu yang menjadi standar pertama menyebut negara demokrasi. Tentu ada kajian macam-macam, kajian hukum tata negara, kajian politik segala macam. Tapi orang merasa, ya kalau kajian itu akhirnya ditolak dengan cara yang arogan oleh MK, maka lebih baik lakukan sepanjang happening art buat menggedor kesadaran Mahkamah Konstitusi. Nanti ini akan berlanjut. Jangan-jangan Ketua Mahkamah Konstitusi makan di restoran juga didatangi oleh emak-emak di sampingnya. Lalu angkat posters di itu, lalu dianggap sebagai pelecehan lembaga negara segala macam. Itu yang kita sebut sebagai bentuk paling lembut dari people power, yaitu happening art. Jadi, menggugah orang supaya terlibat dalam upaya memperjuangkan demokrasi secara lebih panjang. Ini demontrasi yang betul-betul datang dari kalkulasi akal sehat. Mungkin lebih tepat disebut happening art. Orang mungkin mulai mempersoalkan kok di rumah pribadi, tapi selama dia tidak masuk ke halaman rumah itu tidak melanggar properti orang dan saya kira kalau lihat tadi video-videonya, memang berlangsung damai. Saya sepakat dengan Anda bahwa ini orang sudah mulai buntu, mau apa lagi nih. Sementara partai-partai politik yang katanya punya legal standing sampai sekarang bukan melakukan langkah konkret. PKS yang katanya mau ngajukan juga sampai sekarang tidak maju-maju juga ke Mahkamah Konstitusi. Itu saya dorong terus. Saya masih bicara dengan teman-teman PKS, iya kami 0%.  Ya majukan dong. Kami masih nunggu momentum. Demokrat lebih jauh langkahnya mengajukan judicial review. Jadi sebetulnya nanti PAN juga akan ikut. Lakukan saja sekaligus dengan DPD. Jadi ini satu upaya untuk wake up call bahwa demokrasi berbahaya kalau dibiarkan hal yang paling mendasar itu, yaitu garis start kompetisi yang sama itu dibatalkan. Dan kita menghitung sebetulnya apa penyebabnya kenapa soal threshold ini tidak ingin diwujudkan. Samar-samar nanti kita dengar nanti kalau threshold diwujudkan itu partai-partai yang berbasis yang mereka sebut radikal fundamental, yaitu Islam, itu punya calon, dan itu berbahaya dalam kompetisi. Ini artinya mau menghalangi orang untuk ikut berpartisipasi, hanya karena ketakutan pertama Islamofobia yang memang lagi beredar di seluruh dunia. Jadi, di belakang desain yang ingin menghalangi 20% juga ada faktor Islamofobi. Itu intinya. Ketakutan dari mereka yang tidak punya kader, padahal partai muslim kan kecil semua, tidak mungkin memenangkan 20% threshold. Karena itu, kita musti juga awasi ada semacam ketidakadilan. Kita minta threshold itu untuk menyetarakan dan meratakan garis start. Bukan demi memungkinkan radikalisme. Konsekuensi dari pluralisme adalah semua orang boleh punya pandangan hidup yang berbeda. Yang tidak boleh adalah melakukan kekerasan. Itu sebetulnya semacam refleksi kita juga terhadap keadaan di dunia. Tetapi, sekali lagi happening art ini menunjukkan bahwa sudah merata kejengkelan terhadap pemerintah, karena pemerintah dan DPR-lah yang membuat itu jadi aturan yang disebut open legal policy yang menjadi alat pembenaran Mahkamah Konstitusi supaya Mahkamah Konstitusi terbebas dari kewajiban untuk memberi putusan, Mahkamah Konstitusi menolak judicial review. Padahal Mahkamah Konstitusi di seluruh dunia dalam sejarah hukum peradaban diberi kewenangan untuk bahkan melakukan, bukan sekadar judicial review tapi judicial activism, harus mampu membaca keresahan konstitutional di publik. Bapak Ketua Mahkamah Konstitusi, yang juga sekarang mungkin sudah selesai berbulan madu, harus melihat bahwa di Pare-Pare orang akhirnya mendatangi rumah. Kan mustinya malu Mahkamah Konstitusi. Kan Pak Ketua MK bisa bilang datanglah ke kami di Merdeka Barat. Itu rumah konstitusi. Jangan datang ke rumah pejabat hakim konstitusi. Tapi nanti akan bilang, lo Anda kunci kok Mahkamah Konstitusi. Ya datangi saja rumah rumah personal-personal itu. Saya usulkan bergilir aja datangin semua hakim konstitusi. Di depan pagar rumah mereka saja kan? Pokoknya tetap jaga, tidak boleh melanggar privasi. Juga nggak perlu ramai-ramai, simbolik saja pesannya sampai. Bagus tadi saya lihat posternya itu. Gambar itu hanya 5 - 7 orang, tetapi efeknya yang penting. Kan pesan di situ yang betul-betul sangat fundamental pesannya, tidak ada demokrasi bila masih ada diskriminasi dengan 20%. Jadi, dengan mudah kita paham bahwa rakyat ingin agar supaya ada partisipasi langsung dan tidak boleh dihalangi melalui threshold 20%. Oke tadi Anda menyinggung soal satu alasan khawatir tokoh-tokoh Islam yang muncul dan kemudian terjadi Islamofobia. Dan sebenarnya stigma yang sama sudah diberikan kepada Anies Baswedan ketika memimpin DKI dan sampai sejauh ini tidak terbukti bahwa Anis menjadi pemimpin yang mengambil garis radikal seperti Taliban. Yang kedua saya kira jauh lebih serius yang selalu kita ingatkan itu adalah praktik yang terjadi saat ini, PT 20% menyebabkan oligarki lebih bisa berkuasa terus-menerus dan saya sih senang kalau Fahri Hamzah menyebutkan bahwa sekarang ini tiket capres itu dengan PT 20% itu semua sudah di kantong oligarki. Dan siapa pun yang jadi presidennya juga sudah di kantong oligarki. Itu yang sudah bertahun-tahun kita bahas bahwa pada akhirnya 20% itu adalah peternakan politik oligarki. Saya pakai istilah itu dulu. Oligarki beternak dengan membeli tiket 20% sehingga dari awal kita tahu bahwa yang tidak ada peluang partisipasi politik kalau tiket itu dikuasai oleh oligarki. Ini yang mau kita bongkar sebetulnya dan nggak ada cara lain untuk memulai demokrasi selain mendobrak kuota 20% itu yang dikuasai oleh oligraki. Jadi, sekali lagi. ini sudah menjadi pengetahuan publik dan sudah diolok-olok sampai ke depan rumah. Kan mustinya sudah malu dong. Anda kita gaji untuk menghasilkan demokrasi kenapa Anda seolah-olah berdiri di belakang oligarki. Walaupun mereka tidak sebutkan itu bahwa mereka cuma katakan bahwa 20% itu adalah cara untuk mengefisienkan politik. Tetapi, di belakang itu kan kita mesti baca simbol di belakang mengefisienkan politik artinya melarang lawan untuk masuk bertanding. Kan itu intinya. Barrier to entry.  Itu yang sepertinya berbahaya juga dalam kompetisi apapun enggak boleh pakai itu. Itu yang disebut dalam bahasa dulu KKN. Tapi sekali lagi saya menganggap bahwa ini pasti jebol karena kalau MK kehabisan akal, dia pasti akan bilang ya udah kita win win solution, yang artinya pergi ke DPR misalnya supaya MK terbebas dari tanggung jawab. Enggak. Tetap kita minta MK untuk putuskan bahwa demokrasi sama dan sebangun dengan nol persen. Itu poin dasarnya. Sangat menarik juga berkaitan dengan bagaimana oligarki tetap ingin berkuasa dan kemudian juga ada tanda-tanda kita membaca bahwa Pak Jokowi memang ingin berkuasa terus juga. Dan ini saya kira salah satu strategi Pak Jokowi untuk mempertahankan suaranya, mempertahankan kursinya dengan 20% ini, karena sekarang kelihatnnya Pak Jokowi mencoba melakukan rekonsiliasi politik dengan Ibu Megawati, tapi ternyata saya kira Ibu Megawati seperti kita juga, sudah membaca itu. Karena kita baca lagi Masinton Pasaribu sudah mendorong mahasiswa untuk turun ke jalan, untuk menghadang tiga periode. Ya, kalau Masinton yang ngomong aman. Kalau kita yang ngomong dianggap makar. Padahal bertahun-tahun kita bilang demo saja, lalu hoakser-hoakser ini, saya nggak mau pakai istilah cebong lagi, yang disebut sebagai buzer buzer ini, dikerahkan untuk mengepung kita. “Ini mahasiswa dibiayai untuk makar, buruh dibiayai untuk makar.” Nah, kalau Masinton yang ngomong, dia anggota DPR. Dia akan memimpin makar kalau gitu kan. Jadi justru kita lihat bahwa ada pemulihan pikiran karena akhirnya orang semacam Masinton mengerti bahwa demokrasi kita memang sudah tidak bergerak. Karena itu digerakkan dari jalan saja kan. Bayangin anggota DPR ngomong suruh demo. Itu artinya dia sendiri frustrasi di dalam lembaganya. Kan mustinya dia bisa bilang, datang ke kami, kami akan memperjuangkan melalui fraksi PDIP. Tapi Masinton akhirnya ya mungkin dalam fraksi PDIP di dalamnya ada faksi-faksi juga. Jadi, yang bisa dia lakukan adalah mendorong dan mendukung. Karena yang mengucapkan itu adalah anggota DPR Masinton Pasaribu, silakan Bung, pimpin demo seperti Anda memimpin ’98. Ha ha ha... Tapi hoakser jangan salah plintir ya, ini hanya mengutip. Nanti bilang Rocky Gerung memprovokasi mahasiswa untuk turun ke jalan. Enggak ini Masinton yang ngomong. (sws)

Sejumlah Proyek Sekretariat Mensesneg Bengkak

Jakarta, FNN – Sejumlah proyek rutin tahunan di Sekretariat Kementerian Sekretariat Negara (Kemsesneg) terus meroket. Mulai dari proyek pengadaan obat-obatan, makan minum rapat, kebutuhan perlengkapan alat rumah tangga sampai operasional pimpinan dan sejumlah proyek lainnya terus membengkak, berikut contohnya. Proyek pengadaan penggantian perlengkapan rumah tangga lainnya Tahun Anggaran (TA) 2020 dianggarkan Rp 800.980.000, TA 2021 naik menjadi Rp 2.666.483.000, dan TA 2022 kembali naik menjadi Rp 3.270.643.000. Dalam dua tahun ada kenaikan anggaran sebesar Rp 2,4 miliar. Proyek langganan jaringan telematika, tahun anggaran 2020 dianggarkan Rp2.835.571.000, tahun anggaran 2021 naik menjadi Rp2.900.000.000 dan tahun 2022 kembali naik menjadi Rp5.000.000.000, dalam dua tahun ada kenaikan anggaran sebesar Rp 2,1 miliar. “Selanjutnya pengadaan obat-obatan juga naik, pada TA 2020 dianggarkan Rp 200 juta, TA 2021 naik dua kali lipat menjadi Rp 400 juta, begitu juga untuk TA 2022 kembali dianggarkan sebesar Rp 400 juta,” ungkap Jajang Nurjaman, Koordinator CBA, kepada FNN. Terakhir ada anggaran rutin operasional pimpinan, pada TA 2020 anggaran yang ditetapkan Rp 2.114.610.000, TA 2021 naik menjadi Rp 2.596.600.000, dan TA 2022 ditetapkan sebesar Rp 2.465.265.000. Begitu pula anggaran jamuan makan rapat-rapat koordinasi/kerja/dinas/ kelompok kerja, TA 2021 dianggarkan sebesar Rp 4.954.670.000, TA 2022 naik menjadi Rp 5.726.399.000. Kenaikan anggaran sejumlah proyek Sekretariat Kemsegneg tersebut sangat mencurigakan, kondisi negara sedang mengalami krisis pandemi dan APBN semakin seret, Kemsesneg seperti tidak peka dengan penderitaan rakyat. Bahkan, kata Jajang Nurjaman, ada indikasi meroketnya sejumlah proyek tahunan Sekretariat Kemsesneg berkaitan dengan dugaan   biaya lobi-lobi politik menjelang Pilpres 2024? Hal ini harus menjadi catatan Presiden Joko Widodo, jika pemborosan di anggaran di Sekretariat Kemsesneg terus berlanjut bisa berpotensi adanya kerugian negara. “Sekretaris Kementerian Sekretariat Kementerian Setya Utama harus segera dievaluasi bersama Menteri Sekretariat Negara Pratikno,” tegasnya. (mth).

Hasril Chaniago: Bagi Orang Minang, Makanan Itu Bagian dari Adat

AKHIR pekan lalu, viral masakan Padang berbahan babi. Restoran “BabiAmbo” ini memang menyajikan menu rendang dading babi. Pemilik usaha berbahan baku daging babi, Sergio, akhirnya meminta maaf kepada masyarakat karena usaha kulinernya yang telah ditutup membuat kegaduhan. Pemilik usaha nasi Padang yang berlokasi di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara ini sempat dimintai keterangan di Polsek Metro Kelapa Gading, Jumat (10/6/2022). Tidak lama setelah dimintai keterangan oleh kepolisian, Sergio meminta maaf kepada masyarakat karena telah membuat kegaduhan terkait usaha kuliner miliknya. Ia mengaku hanya mencoba berinovasi dengan memadukan kuliner khas suku Minang dengan bahan baku daging babi untuk memperluas pasar. “Saya mau minta maaf yang sebesar-besarnya. Pertama buat pihak-pihak yang merasa tersinggung karena ini soalnya benar-benar enggak ada maksud untuk menyinggung,” kata Sergio, seperti dikutip berbagai media. Kanal Hersubeno Point, Sabtu (11/6/2022) mengupas masakan Padang ini dengan Budayawan Hasril Chaniago. Berikut wawancara wartawan senior FNN Hersubeno Arief dengan Hasril Chaniago. Saya baru saja dikirimi sebuah berita ini yang membuat saya kaget. Di Kelapa Gading, Jakarta Timur, buka restoran, BabiAmbo namanya. Dari namanya bikin kaget. Restoran ini menjual makanan citarasa Padang, tetapi yang non-halal dengan menu babi-babi. Pantesan saja banyak sekali tokoh dari Minang yang anggota DPR, bahkan sampai mantan menteri, juga uring-uringan. Untuk memahami mengapa orang Minang jadi uring-uringan saat makanannya diubah menu babi. Saya akan wawancarai seorang budayawan Minangkabau. Langsung kita ambil dari Padang, Sumatera Barat, Bung Hasril Chaniago. Tolong dijelaskan pada kami kenapa orang-orang dari Sumatera Barat, orang-orang Minang, pada uring-uringan ketika tiba-tiba muncul makanan-makanan Minang dan minum-minum pakai bahan dasarnya babi? Saya kira sangat pantas saja ini terjadi, kenapa? Karena makanan itu budaya kuliner juga yang sebenarnya menyatu dengan budaya satu bangsa. Kita tahu Minang, Minangkabau masyarakatnya itu, yang namanya orang Minang 100% beragama Islam. Karena itu falsafah adatnya adalah adat “barsandi syarak, syarak bersandi kitabullah”. Artinya adat yaitu berdasarkan sandi dasarnya adalah Al-Qur’an. Jadi dalam pengertian itu tentu semua makanan kita juga harus halal. Nggak mungkinlah dasar adanya saja sudah begitu, lalu ini tiba-tiba ada yang mempromosikan. Belakangan jadi viral, itu namanya babi Ambo. Ambo artinya babi saya. Ampun saya, dalam bahasa Minang babi ambo artinya “babi saya”. Babi itu pantangan kita. Betul haram gitu. Ada dua hal yang pertama tidak memahami budaya. Budaya minang itu sendiri di mana asal masakan yang dibikin terutama rendang itu ada dua hal kesan kita. Ini cari-cari, kalau bahasa Minangnya cari ili-ili, cari gara-gara gitu, sehingga  banyak masalah. Jadi, kita belum tahu nih yang mana yang sebenarnya. Apa ini karena kealpaan saja atau memang sengaja cari gara-gara. Begitu kira-kira Bung Hersu. Oke walaupun cari gara-gara walaupun kealpaan, maksud saya kalau gara-gara urusannya jelas gitu, walaupun kealpaan tapi saya kira mungkin kalau tidak orang ini tidak bereaksi. Ini dampaknya bisa panjang juga kira-kira ya. Iyalah. Kita kan harus saling menghargai layak kita inikan bangsa yang sangat majemuk, ratusan suku bangsa kita. Kita itu bersatu, karena ada perasaan kesamaan saling menghargai, saling menjaga, saling menghormati. Jadi orang Minang itu sebenarnya suku bangsa yang sangat terbuka. Tapi, dalam hal ini saya ditanya apa masalahnya kalau misalnya dipakai itu untuk masakan babi yang haram? Saya kira apakah tidak bisa kita bertoleransi. Saya kira toleransi itu pun ada batas-batasnya. Di dalam Islam kalau soal bermuamalah berdagang, bergaul, berteman itu tidak ada masalah ya, orang Minang itu sangat terbuka dengan siapapun kita bisa bergaul, bisa berdagang, bisa bermuamalah istilahnya. Tapi kalau soal aqidah ini kan tak bisa ditawar-tawar, gak bisa ditoleransikan, karena itu sudah jelas Lakum Dinukum Waliyadin, bagimu ya agamamu bagitu juga agamaku. Jadi marilah kita saling menghormati posisi masing-masing itu, jadi jangan dicampur adukkan. Oke coba bantu kami untuk memahami posisi makanan itu dalam budaya Minang ini seperti apa Bang Hasril? Bagi orang Minang makanan itu bagian dari adat mereka. Jadi berbagai jenis makanan yang ada di Minangkabau itu tidak hanya berarti makanan suatu bahan makanan, benda yang melekat begitu, tetapi dia juga melekat dengan berbagai kegiatan-kegiatan adab dan budaya. Misalnya, randang ya randang, itu bukan hanya makanan sehari-hari, tapi dia juga melekat dengan berbagai kegiatan perkawinan katam Qur’an, misalnya. Itu melekat dan karena itu di Minangkabau itu selalu melekat gini barundiang sudah makan. Artinya, kalau kita mau bicara, mau bermusyawarah, makan dulu, ndak bisa kita lepaskan makan. Itu dari adat, adatnya jelas adat basandi syarak syarak bersandi kitabullah. Jadi makan itu adalah bagian dari kegiatan adat keseharian kita, dia melekat. Di Minangkabau itu ada beberapa jenis makanan berkait dengan adat. Makanan pokok, misalnya nasi dengan lauk pauknya. Itu dinamakan makan, setelah makan kita belum juga bisa berunding adalah namanya parabuang. Makanan penutup makanan penutup, jadi kalau misalnya musyawarah mau meminang, yang meminang untuk madu dan datang itu Mama yang laki-laki atau yang perempuan. Itu ada beberapa jenis adat kita, datang untuk meminang. Disediakan makan dulu. Kalau belum makan, belum ada pokok persoalan dibuka. Setelah makan itupun dengan tata caranya yang ada pasambrahan namanya. Dan, setelah makan makanan pokok itu diminta lagi untuk makan parabuang (bahasa Indonesia: bubungan atap atap, kalau tidak ada bubungannya, kalau hujan dia akan bocor). Jadi, istilahnya makan sudah, nanti kalau hari hujan gimana, apa sang prabuang dulu. Baru kita berunding. Artinya ibarat kita masuk satu rumah selesai pokoknya, kalau anti bocor ya dipasang. Jadi, tinggi sekali nilai makanan itu di masakan Minang. Mungkin ndak sesederhana gitu. Jadi jangan kita sepelekan makan itu. Bukan hanya untuk meengenyangkan perut, memenuhi kebutuhan gizi, dan protein, itu nanti bagian dari adab. Jad kalau dalam hal ini, katakan, itu diplomasi makanan tadi,  kalau orang tidak memenuhi tata cara tersebut, itu akan dianggap tidak beradab? Benar, ndak beradab itu. Kalau ndak beradab di Minang itu dianggap Hina. Jadi itu gak beradab atau bisa juga dibilang tidak bersuku. Jadi orang tidak bersuku itu bukan orang Minang karena orang minang itu pakai suku. Jadi kalau artinya ndak beradab, orang dagang bilang langsung ndak beradab, ndak bersuku, artinya tidak ada suku berarti gak tahu adat gitu. Jadi levelnya yang enggak beradab itu lebih paling tinggi, yang paling berat, yaitu kalau sudah sampai. Tapi, yang paling berat itu kan murtad. Soal makanan ini kaitannya dengan agama juga jadinya ya. Iya betul karena orang Minang itu sudah menerima Islam secara keseluruhan, secara kaffah. Karena itu, kalau ada yang keluar dari agama Islam, mereka ya namanya dibuang sepanjang adat. Jadi, kalau misalnya pertemuan, dia tidak dianggap lagi bagian dari kita. Jadi ada pertemuan dalam ketentuannya, jika dia seharusnya ikut ndak akan dikasih tahu lagi. Istilahnya, tidak dibawa sehilir semudi. Jadi, kita orang kaya ilir, dia ditinggalkan saja, tapi biasanya orang yang sudah terkena perlakuan seperti itu, dia ndak akan tahan akan keluar sendiri. Tapi apakah itu berlaku untuk mereka-mereka yang masih di dalam komunitas Minang di Sumatera Barat atau juga berlaku untuk orang-orang Minang yang sudah jauh di perantauan. Berlakulah, tetap berlaku itu. Jadi secara apa yang orang Minang lakukan itu juga akan punya Datuknya, punya Ninik mamaknya di rantau. Di Minang itu kan berlaku ungkapan “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung”. Artinya, mereka itu menyesuaikan dengan keadaan budaya setempat tapi dia tidak tercerabut dari akarnya, ndak mungkin dia melepaskan diri dari orang Minang, kalau jadi orang apa dia? Dalam kasus apa orang itu bisa dibuang sepanjang adat, dan apakah pernah terjadi kasus-kasus semacam ini? Banyak, yang dibuang sepanjang adat itu bukan pemerintah tapi masyarakat adat itu sendiri. Jadi banyak di dalam Kampung itu. Di Minangkabau itu juga berlaku adat salingka Nagari, setiap negeri punya kekhasan masing-masing, tapi ada yang disebut adab sebatang panjang. Artinya seluruh Minangkabau itu mendukungnya. Adat itu yang disebut ada kepada adat, asal adat yang sebanyak adat itu adalah adat bersandi syarak syarak bersandi kitabullah, itu salah satunya. Kemudian sistim matrilineal yang sampai sekarang belum ada orang Minang yang mengingkari. Matrilineal itu garis ibu, belum ada orang yang mengganti sukunya kepada suku lain. Jadi saya ini Chaniago menurut dari ibu saya ya, bukan dari bapak. Jadi sampai saat ini belum ada orang Minang yang mau mengganti sukunya diganti dengan apa gitu? Kan nggak mungkinlah saya pergi ke suku bapak saya ndak bisa jadi apapun. Berbagai penelitian seperti yang dilakukan oleh Sushi Sukato, Jeffrey Hadler, Avanza Pembenda Bekman, itu selalu mengatakan berbagai cobaan terhadap Minang ini. Berbagai konflik Perang Paderi dan segala macam, tapi yang sistem matrilineal itu tetap kukuh sampai sekarang. Jadi orang yang dibuang sepanjang adat itu bisa, pertama yang paling tinggi itu karena murtad, dia tidak lagi beragama Islam. Ada contohnya, yang jadi pendeta di Jakarta. Namanya Januardi Koto, orang Pasung itu oleh sukunya di sana sudah dibuang. Jadi dia tidak dianggap lagi orang Minang, tidak dianggap lagi bagian dari mereka. Tapi, juga hal-hal lain yang prinsip melanggar ketentuan adat yang di dalam Nagari. Di Nagari adat itu kan berlakunya di nagari. Nagari ini Kecamatan atau apa? Nagari itu Desa, kalau di dalam undang-undang kita itu disetarakan dengan desa lebih. Ada negari itu yang besar malah berpenduduk puluhan ribu, ada yang cuma ribuan. Nagari itu kesatuan masyarakat adat yang dari dulu sampai sekarang sudah ada, dari berabad-abad yang lalu sudah ada. Dalam negari itu minimal ada empat suku. Itu namanya Nagari bampat suku babalai bamusaji. Artinya ada balairung tempat pertemuan, ada masjid. Jadi setiap negara itu punya masjid. Kalau ndak belum memenuhi syarat dia Nagari. Itulah tandanya. Jadi agama ini betul-betul dan benar-benar nggak bisa dilepaskan sama sekali dari masyarakat Minang ini. Ya itulah. Jadi mungkin kajiannya agak panjang, mengapa misalnya seluruh orang Minang itu menerima Agama Islam itu secara bersama-sama sepakat. Itu panjang kajiannya. Ada Profesor Mister Muhammad Nasrun guru besar hukum adat di Universitas Indonesia dan pernah menjadi gubernur Sumatera Tengah, yang juga seorang cendekiawan, pemikir otonomi daerah. Jadi tahun 40-an, Istana Suni sudah berpikir tentang otonomi daerah. Dia menulis buku, judulnya falsafah dasar adat Alam Minangkabau. Kalau kita kaitkan dengan penelitian dalam History of Sumatra, sejarah Sumatera abad ke-19 itu ditulis, masuknya Islam ke Minangkabau berbeda dengan masuknya Islam ke daerah-daerah lain. Pada umumnya Islam itu masuk ke daerah lain seperti Aceh sampai Makassar tersebut melalui kerajaan. Artinya, rajanya dulu yang beragama Islam, lalu dia perintahkan rakyatnya. Tapi di Minangkabau tidak, dia langsung ke rakyat yang menerima. Setiap hari orang masuk kerja, berpindah ke agama Islam. Kenapa? Demikian kata Mister Muhammad Nasrun. Karena ajaran Islam sesuai dengan falsahah adat mereka alam takambang jadi guru. Artinya, belajar ke alam, kemudian di dalam Al-Qur’an itu ada diajarkan dan diperintahkan untuk belajar kepada tanda-tanda alam. Jadi mereka merasa cocok, sehingga Islam itu masuk tanpa kekerasan tanpa perintah, tapi diterima dengan pemahaman dan kesadaran dan pengetahuan. Itu sebabnya yang berbeda dengan beberapa hal lain masuknya Islam itu. Saya kira penting ngobrol soal ini agak panjang karena untuk memahami, orang akan menganggap bahwa orang Minang terlampau reaktif. Namanya makanan dan menunya bisa saja digelar ya Bang Hasrul. Jadi hal lainnya yang membahayakannya kenapa kita bereaksi, orang-orang Minang banyak sekali. Begitu ada viral soal ini, kemudian memberikan reaksi bermacam-macam karena itu efeknya besar, selain samping bisa mengganggu kerukunan kita dalam bangsa ini, antar suku bangsa, antaretnis. Ini juga bisa membahayakan kepada masakan Padang, masakan Minang yang sudah diterima di mana-mana. Oh, rupanya ada juga babi dalam masakan Minang. Ini citra yang luar biasa. Nanti orang jadi bertanya dan akan datang ke suatu restoran Padang ini. Ada babi enggak? Ini kan membahayakan sekali. Padahal ini salah satu penopang ekonomi masyarakat Minang, dan saya kira juga penopang ekonomi Indonesia. Kalau terjadi seperti itu efeknya akan besar sekali karena itu kita juga harus luruskan, harus redakan ini, harus diklarifikssi, diselesaikan ini dengan cepat. Ini bisa jadi semacam peribahasa karena Nila setitik bisa rusak susu sebelanga ini ya. Bisa jadi kalau itu dianggap, Oh rupanya masakan Padang ada juga babinya. Nanti dikatakan, tadi juga ada yang WA saya, apa kita tidak bisa bertoleransi. Oh kita harus bertoleransi? Saya bilang, jangan. Kalau menyangkut aqidah, tentu kita tidak bisa lagi. Tidak ada toleransi. Dia contohkan begini, ada misalnya masakan Korea halal, masakan China itu halal, Vietnam halal, nggak ada masalah. Tapi, ini akan jadi masalah kalau sebaliknya, masakan Minang haram. Karena dia sudah jelas dibikin secara halal. Ini ndak ada tujuan kita, misalnya untuk apa komersialisasi, ini betul-betul berkaitan dengan budaya kita kalau sekarang misalnya. Saya 10 tahun yang lalu ke Vietnam Hanoi itu sulit sekali mencari makanan halal. Ada satu restoran Malaysia, satu restoran Indonesia katanya. Kemudian ada satu-satunya Mesjid. Mesjid An-nur namanya di sana tahun 2011. Orang yang pertama ke sana itu sulit sekali mencari makanan halal. Tapi begitu pariwisata Vietnam berkembang Halong Bay saja bisa menyedot enam juta, tujuh juta orang setahun, dan itu kebanyakan dari Timur Tengah, dari Arab, mereka menyadari, harus menyediakan makanan halal, masakan halal. Kalau gak, mereka akan dijauhi. Jadi, tahun sebelum Pakde Mini, awal 2019 saya ke sana sudah banyak sekali dan saya mampir di Mesjid An-nur. Dia bilang, sekarang pengurus Umat Islam sudah dibentuk dewan halal. Pemerintahnya menyadari, harus menyediakan makanan halal. Sekarang makanan halal kita haramkan. Sempat lihat terjadi seperti itu. Makanya ia bikin-bikin shock-lah. Apalagi pemerintah sendiri menganggap bahwa makanan Minang khususnya rendang ini sebagai salah satu yang menjadi andalan pemerintah dan ingin diwariskan dan didaftarkan menjadi salah satu warisan ke UNESCO. Saya dengar begitu. Tapi ada juga klaim misalnya dari negara tetangga kita. Malaysia juga sudah patenkan di sana, saya pun tidak reaktif kalau Malaysia, kenapa? Karena Malaysia bawa rendang itu memang dari Minangkabau juga. Jadi mereka mengakui nenek moyangnya dari Minangkabau. Dan sebagai orang Minangkabau, mereka namanya hidup dalam adat perpati, mereka beragama Islam juga. Di sana semuanya begitu. Ada yang non-muslim orang Minang. Di Malaysia jumlah mereka lebih sejuta orang itu yang sudah turun temurun gitu. Jadi dengan penjelasan dari bahasa Chaniago tadi jelas, pemerintah ini tidak boleh menganggap enteng. Apalagi kemudian ada orang-orang wah ini orang Islam terlalu reaktif, muncul semacam itu ya? Kita sama-sama menghargailah. Kalau soal toleransi, siapapun sebenarnya boleh saja bikin masakan Minang atau Padang karena resepnya pun beredar dimana-mana tapi hargailah budaya yang melatarbelakanginya. Saya katakan dalam hal ini tentu kita harus bertoleransi karena, maaf saja, di Sumatera Barat ini juga banyak yang lidahnya itu ndak suka dengan masakan Jawa, misalnya. Jadi, mereka juga bikin warung pecel lele. Jadi ya kita harapkan saudara-saudara kita yang non-muslim misalnya, ada banyak juga yang bikin RM Padang, tapi kalau bisa tolong disertifikasi halal. Ada banyak begitu supaya jangan menimbulkan isu-isu yang macam-macam. Itu ndak mungkin kita larang. Toh orang Padang juga bisa bikin masakan Jawa. Pecel lele banyak sekarang Mas, tapi orang-orang Minang yang bikin di sini. Oke tapi yang jadi masalah ketika kemudian disebut bahwa restoran babi Ambo itu menyebar itu-itu saja. Tapi kalau masak di rumah sendiri memang senang babi dimasak resep rendang nggak jadi persoalan bahaya? Ini dikomersialkan, viral lagi, masuk di Grabfood, masuk juga di yang lain, ini saya lihat banyak sekali, itu yang masalah. Ini seharusnya membangun kesadaran kita bersama orang Minang nggak ada ingin bikin masalah ya mungkin saya bisa katakan di mana ada orang Minang itu cukup banyak jumlahnya di Indonesia ndak pernah ada kerusuhan. Nggak pernah orang Minang itu bikin kerusuhan bikin keributan gitu. Jadi kalau reaktif itu untuk hal-hal yang prinsip mereka yang memang selalu mau menegakkan kebenaran. Karena di Minangkabau itu yang kita pahami juga masyarakatnya egaliter, tapi itulah kekayaan kita yang agak feodal, ada yang egaliter, ada yang demokratis, ada yang seperti saudara kita di Papua, misalnya. Begitu patuh kepada kepala suku. Itu adab budaya kita. Tapi, orang Minang yang egaliter ini memang semua orang merasa berhak bicara seperti itu. Makanya kalau ada soal-soal seperti ini orang bicara dan mereka itu tidak bisa berbasa-basi dalam hal-hal prinsip ini. Makanya ada ungkapan Raja Alim Raja disembah Raja lalim Raja disanggah. Itu ungkapan Minangkabau. Jadi kalau pemimpin salah kita terbuka saja mengkritik dan meluruskannya, great karena agama pun harus seperti itu. Kawan yang baik adalah yang mau mengingatkan kesalahan kawannya sendiri ya kan? Terima kasih Bang Hasril Chaniago. Ini budayawan, saya mengenal beliau juga sebagai sejarawan Minang. Lain kali kita bisa bicara tentang sejarah makanan Minang juga ya? Waktunya nanti akan banyak lagi ceritanya makanan itu bagi orang Minang. Sekali lagi bukan hanya sekedar pengganjal perut itu ya karena adanya nilai-nilai budaya dan nilai-nilai religius di situ. (mth/sws)

Di Hadapan Purnawirawan TNI, LaNyalla: Pasal 222 UU Pemilu Pemicu Ketidakadilan dan Kemiskinan

Jakarta, FNN – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dengan tegas menyatakan, Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu sebagai pasal penyumbang terbesar ketidakadilan dan kemiskinan struktural di Indonesia.Oleh sebab itu, secara kelembagaan DPD RI telah mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi atas Pasal 222 tersebut.“Pasal yang kami gugat adalah tentang Ambang Batas Pencalonan Presiden atau Presidential Threshold. Bagi DPD RI, pasal ini adalah pasal penyumbang terbesar ketidakadilan dan kemiskinan struktural di Indonesia,” kata LaNyalla dalam Musyawarah Daerah Tahun 2022 Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) DKI Jakarta, Sabtu (11/6/2022). Senator asal Jawa Timur itu menjelaskan, melalui pasal ini Oligarki Ekonomi mengatur kongsi untuk menentukan pimpinan nasional bangsa.“Pasal 222 telah memaksa partai politik berkoalisi untuk memenuhi ambang batas. Yang kemudian terjadi adalah Capres dan Cawapres yang akan diberikan kepada rakyat menjadi sangat terbatas,” jelasnya.Lebih lanjut LaNyalla menyampaikan, pasal tersebut menjadi pintu masuk bagi Oligarki Ekonomi dan Oligarki Politik untuk mengatur dan mendesain pemimpin nasional yang akan mereka ajukan ke rakyat melalui Demokrasi Prosedural, Pilpres.Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu mengaku tidak heran bila janji-janji manis untuk mewujudkan Keadilan Sosial dan Kemakmuran Rakyat yang diucapkan kandidat Capres-Cawapres tidak akan pernah terwujud.“Karena, yang membiayai proses munculnya pasangan Capres dan Cawapres itu adalah Oligarki Ekonomi. Tujuannya adalah untuk memperkaya diri dari kebijakan dan kekuasaan yang tentunya harus berpihak kepada mereka,” terangnya.LaNyalla kemudian mempertanyakan soal kemampuan seorang Capres untuk menghentikan Impor Garam, Gula dan komoditas lainnya, sementara Oligarki Ekonomi yang mendesain dan membiayai Capres adalah bagian dari penikmat uang rente dari keuntungan Impor.“Bagaimana mungkin seorang Capres akan mewujudkan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Ayat 1, 2 dan 3, bila Oligarki Ekonomi yang mendesain dan membiayai Capres tersebut adalah penikmat konsesi lahan atas sumber daya alam hutan dan tambang?” tanyanya lagi.Seorang Capres juga tak akan mampu melakukan Re-Negosiasi kontrak-kontrak yang merugikan negara terhadap cabang-cabang produksi yang penting bagi hajat hidup orang banyak, seperti Listrik dan Energi, jika Oligarki Ekonomi yang mendesain dan membiayai Capres tersebut adalah bagian dari penikmat dalam kontrak-kontrak tersebut.“Itulah mengapa DPD RI secara kelembagaan mengajukan Judicial Review ke MK. Selain melanggar Konstitusi, juga menghalangi terwujudnya cita-cita lahirnya negara ini seperti tertulis di dalam Naskah Pembukaan Konstitusi kita,” terang LaNyalla.Sementara, Ketua PPAD DKI Jakarta, Mayjen TNI (Purn) Prijanto menegaskan bahwa purnawirawan adalah prajurit tua yang tidak pernah mati karena selalu dikenang sebagai Bhayangkari Negara.“Kami juga tegaskan bahwa pengabdian purnawirawan tetap tegak lurus kepada negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Makanya kita berharap PPAD bisa jadi wadah purnawirawan untuk silaturahmi, berpikir dan berjuang bagi bangsa ini,” katanya.Sedangkan Kasdam Jaya, Brigjen TNI Edy Sutrisno yang mewakili Pangdam Jaya mengapresiasi pembentukan PPAD sebagai wadah para purnawirawan untuk tetap berperan aktif dalam pembangunan nasional demi mewujudkan cita-cita luhur bangsa.“Konsistensi dari keteladanan para purnawirawan atas nilai kejuangan akan memberikan dampak positif kepada generasi penerus bangsa,” ucapnya.Ketua Umum PPAD, Letjen TNI (Purn) Doni Monardo berharap kepada para purnawirawan yang tergabung dalam PPAD ikut membantu negara agar bisa keluar dari krisis yang dihadapi.“Kkita ketahui, akibat dari pandemi Covid-19 hampir 2 juta rakyat kehilangan pekerjaan. Ini berdampak pada permasalahan ekonomi, sosial, keamanan dan politik. Makanya sebagai seorang pejuang dan Bhayangkari negara hendaknya jadi bagian tak terpisahkan dalam membantu negara,” tuturnya.Ditegaskan Doni, Indonesia negara sangat kaya dengan sumber daya alam dan potensi lainnya. Namun sampai saat ini kita masih sebatas sebagai penonton.“Makanya kita harus jadi pendorong agar siapa saja yang mampu membuat kebijakan supaya bisa menjadikan potensi tersebut menjadi kenyataan,” katanya.Ketua DPD RI hadir dalam pembukaan Musda didampingi Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin dan Kepala Biro Sekretariat Pimpinan DPD RI Sanherif Hutagaol.Hadir juga Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, Jenderal (Purn) Agustadi Sasongko, Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat, Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto, para pengurus dan anggota PPAD DKI Jakarta serta akademisi. (mth/*)