OPINI

“Ponzi” GoTo Mulai Terjun Bebas

Anehnya juga, kenapa OJK memberi izin IPO kepada GoTo yang prospek bisnisnya tidak jelas, suram, dan diperkirakan tidak bisa memperoleh keuntungan di masa depan? Apa ada permainan? Atau Ada permainan apa? Oleh: Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) SAHAM GoTo masih terus melanjutkan tren turun, dan mencapai level terendah sejak penawaran saham perdana atau IPO, pada awal April lalu. Saham GoTo ditutup Rp 141 per saham pada transaksi kemarin (1 Desember 2022), turun Rp 10 dari rekor terendah pada transaksi sehari sebelumnya yang ditutup Rp 151 per saham. Artinya, saham GoTo pada 1 Desember 2022 sudah turun lebih dari 58 persen dibandingkan harga IPO sebesar Rp 338 per saham. Dengan demikian, market cap (kapitalisasi pasar) atau nilai pasar, GoTo anjlok dari Rp 400,3 triliun pada saat penawaran harga perdana menjadi tinggal Rp 167 triliun saja. Gelembung market cap GoTo sedang meletus. GoTo memang kelihatannya saja besar. Tapi, isi sebenarnya hampa. Bisnisnya tergantung dari ‘bakar duit’. GoTo tidak pernah mendapatkan untung selama berdiri 10-12 tahun yang lalu. Total akumulasi rugi GoTo per 30 September 2022 sudah mencapai Rp 99,3 triliun. Sekarang pasti sudah lebih dari Rp 100 triliun. Anehnya, Telkomsel yang merupakan bagian dari BUMN kok mau membeli saham GoTo yang jelas-jelas sedang rugi, dan kemungkinan besar tidak akan bisa memperoleh untung. Apakah ada yang paksa beli? Siapa? Perlu diusut. Karena, membeli saham GoTo dengan kondisi perusahaan rugi terus seperti itu, Telkomsel dengan sadar, dan sengaja, melakukan spekulasi, tepatnya gambling, dengan tarohan sebesar nilai pembelian saham Rp 6,4 triliun. Dengan menggunakan harga Rp 141 per saham, Telkomsel mengalami rugi Rp3,06 triliun dari investasi di saham GoTo ini. Memang rugi ini fluktuatif. Artinya, masih bisa membesar lagi. Karena harga saham GoTo masih sangat mungkin turun lagi. Maka itu, kerugian investasi Telkomsel ini akan menjadi kerugian negara, yang disengaja. Karena, di dalam prospektus GoTo sudah dijelaskan bahwa GoTo tidak bisa memperkirakan prospek bisnisnya di waktu-waktu mendatang, GoTo sangat pesimis dapat memperoleh laba, GoTo sangat pesimis dapat membagikan dividen, dan GoTo secara eksplisit. mengatakan bahwa tingkat pengembalian investasi di saham GoTo kemungkinan diperoleh dari kenaikan harga saham, yang mungkin tidak pernah terjadi. Secara teori, harga saham perusahaan yang sedang rugi, dengan akumulasi rugi yang sangat besar, dengan prospek bisnis ke depan tidak pasti dan cenderung masih akan rugi, tidak mungkin akan bisa naik. Kenaikan harga saham pada kondisi seperti ini patut diduga karena spekulasi atau dimanipulasi. Anehnya juga, kenapa OJK memberi izin IPO kepada GoTo yang prospek bisnisnya tidak jelas, suram, dan diperkirakan tidak bisa memperoleh keuntungan di masa depan? Apa ada permainan? Atau Ada permainan apa? Maka itu, OJK wajib bertanggung jawab atas (potensi) kerugian investor publik yang mencapai puluhan triliun rupiah. Karena lalai melindungi investor publik. (*)

Membandingkan Jokowi dan SBY dalam Menghadapi Pilpres

Oleh karena itu rakyat memilih Anies Rasyid Waswedan untuk mengubah bangsa ini yang sudah mau hancur-hancuan di tangan Mapal. Oleh: Moh. Naufal Dunggio, Aktivis dan Ustadz Kampung KALAU membandingkan dua orang presiden berikut sama saja kita bicarakan antara anak-anak di TK dan orang dewasa di perguruan tinggi. Joko Widodo kelihatan kayak anak-anak dan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) kelihatan kayak orang dewasa. SBY tidak pernah turut campur urusan Pilpres walaupun rakyat tahu kalau pemerintah saat itu pada tahun 1914 pemerintah memihak Jokowi. Cuma gaya pemerintah bersih sampai gak ketahuan. Tapi tetap saja rakyat gak bisa dibohongi. Beda dengan Jokowi, dia sangat panik bin ketakutan kalau yang jadi presiden bukan dari klan dia yang bisa diatur-atur oligarki. Sehingga di depan Prabowo Subianto bicara lain dan di depan Ganjar Pranowo bilang lain, kemudian di depan cerminnya bilang lain pula. Pokoknya orang ini spesial dijukuki sebagai manusia penuh kepalsuan alias Mapal. Jokowi atau Mapal sangat takut dengan Anies Rasyid Baswedan. Melihat Anies sama saja melihat “raja hantu”. Dan, gak ada do\'a yang bisa dibaca agar ketakutannya hilang maka dia pakai tangan kekuasaan. Gak datang di acara itu atau melarang acara itu, sehingga tempatnya dipakai. Ini terjadi di Palu di acara KAHMI dan di Aceh kala Anies mau ketemu warganya. Ini sama saja Anies dilarang di GBK saat Persija dulu. Hal-hal itu tidak pernah terjadi sama SBY. Sudah mau lengser keprabon saja masih berulah. Malah masih juga pengen diperpanjang masa jabatannya. Padahal, negara ini sudah kayak di neraka. Semua serba sulit. Gak ada enak-enaknya dia menjabat. Malah kalau bisa berbicara langsung dengan Tuhan mau minta agar Tuhan cepat-cepat mengambil dia dari bumi Indonesia dan pindah ke alam lain karena terlalu siksa rakyat dibuatnya. Negara sudah mau dijualnya karena hutangnya. Oleh karena itu rakyat memilih Anies Rasyid Waswedan untuk mengubah bangsa ini yang sudah mau hancur-hancuan di tangan Mapal. Apalagi di kalangan relawannya ada yang mau ajak tempur. Itu tinggal bilang tempatnya di mana dan kapan, karena tidak ada yang ditakuti di dunia ini. Menang saja dengan curang Belagu Sok Jago. Loe jual kita borong. Rakyat sudah resah. Semoga rakyat habis kesabarannya dan terjadi people pawer. Supaya rezim ini segera game over dan the end. Wallahu a\'lam ... (*)

Hidupkan Malam Kala Reuni 212

Inilah tradisi orang-orang saleh sejak dahulu yang menghidupkan malam dalam keimanan, baik di masjid maupun di rumah. Beruntunglah mereka yang dapat menunaikannya. Terlebih lagi secara berkesinambungan.  Oleh: Sulung Nof, Penulis BAGI saya pribadi, acara “Munajat Akbar dan Indonesia Bershalawat untuk Keselamatan NKRI” dalam rangka Reuni 212 pada 2022 di Masjid At-Tin lebih seperti i\'tikaf di bulan Ramadhan beberapa tahun silam. Bagi sebagian pihak, barangkali acara ini sulit dimengerti. Mengapa umat rela datang berduyun-duyun dari segala penjuru sejak malam hari menggunakan sepeda motor, mobil, bus, dan lainnya. Dan, mengapa umat rela mengurangi waktu rehatnya dan meninggalkan jam tidur nyenyaknya hanya untuk tahajjud berjama\'ah. Pastilah terasa berat kantuknya. Apalagi tidak dibayar seratus ribu perorang. Anggaplah tulisan ini sebagai pengantar menuju sebuah pemahaman tentang bagaimana umat bertemu karena Allah dan jatuh cinta kepada Rasulullah. Ini salah satu bentuk nikmat iman (halawatul iman). Ketika menyimak alunan zikir dan shalawat yang dipandu oleh Ust. Ridwan Al-Amri sebelum tahajjud, hati sudah terasa tenang. Ada saatnya rasa haru menyelimuti. Dada bergemuruh seolah air mata akan berderai. Inilah tradisi orang-orang saleh sejak dahulu yang menghidupkan malam dalam keimanan, baik di masjid maupun di rumah. Beruntunglah mereka yang dapat menunaikannya. Terlebih lagi secara berkesinambungan. Sejumlah tokoh hadir, antara lain Wakil Ketua MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) RI Hidayar Nur Wahid;  pengacara HRS, Aziz Januar, pengacara Egy Sudjana; Ketua GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa) Ulama, Ustaz Yusuf Martak; tokoh PA 212, Ustaz Slamet Marif. Sesuai jadwal, acara akan berakhir pukul 09.00 yang diisi tausiah agama dan doa penutup. Dalam Munajat Akbar ini dihadiri pula keluarga Cendana, Titiek Soeharto dan Didit Prabowo. Shalat tahajjud berjama\'ah saat ini diimami oleh Ust. Imam Ramadhan. Kemudian shalat Subuh dipimpin oleh K.H. Muammar Z.A. Setelah itu dilanjutkan dengan zikir yang dipandu oleh Ust. Abdul Syukur. Jakarta, 2 Desember 2022. (*)

Talak Tiga Jokowi

Oleh M Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan  TALAK adalah cerai atau putusnya perkawinan. Talak tiga berakibat hukum tidak dapat untuk rujuk kembali. Urusan selesai. Rumah tangga rontok dalam perpisahan yang pahit. Tentu melalui proses pemeriksaan pengadilan. Talak tiga Jokowi adalah perpisahan abadi dari ruang istana. Jokowi dan istana berada dalam tempat yang berbeda. Masyarakat atau rakyat melambaikan tangan. Selamat jalan, selamat berpisah, Pak Jokowi. Ada yang menangis ada juga yang bahagia. Bahagia karena bangsa terbebas dari kerusakan dan kekacauan.  Entah itu terjadi tahun 2024 atau 2023 hanya Allah yang tahu. Pak Jokowi tentu inginnya itu tahun 2029 atau sekurangnya 2027 akan tetapi tampak fenomenanya berada di luar hukum kausalitas. Sulit mencari sebab untuk akibat yang dapat diterima secara rasional dan konstitusional. Jadi 2024 atau 2023 saja. Keharmonisan rumah tangga sudah berat untuk dipertahankan.  Menuju perpisahan tampak Pak Jokowi agak kalut dan kulit mengkerut. Rambut untung masih hitam. Ia ingin mewariskan kekuasaannya kepada putra menantunya, tetapi itu terlalu jauh. Mencoba kepada menteri yang super loyal kepadanya, itu bukan jaminan. Pilihan lain adalah Rambo. Rambut bodas. Itupun ternyata banyak kelemahan dan kritik.  Nekad sedikit jadi Wapres saja, yang penting selamat. Namun jalan demikian juga masih sempit. Jadinya pusing tujuh keliling. Bergerak menuju 2024 atau 2023 yang penuh ketegangan. Relawan dikumpulkan, partai mulai meninggalkan. pengaruh Jokowi secara bertahap memudar.  Di sisi lain \"musuh\" yang ditakuti terus bergerak ke sana-sini. Dukungan terus berlipat. Akhirnya kulit makin berkerut, wajah kecut dan hati semakin kalut. Mulai dihambat kegiatan. Izin penggunaan tempat acara silaturahmi dicabut di berbagai daerah seperti Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh juga di Tasik dan Ciamis.  Aspirasi rakyat termasuk mahasiswa yang mendesak agar Pak Jokowi segera mundur dari jabatan adalah \"surat gugatan cerai\" yang sudah teregistrasi di pengadilan. Menunggu jadwal persidangan. Bukti-bukti baik tertulis maupun saksi-saksi disiapkan. Aspek kekerasan sebagai kepala rumah tangga tentu masuk juga dalam pembuktian. Kekerasan di halaman, di jalan tol, maupun di stadion.  \"Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain\" Sulit Pak Jokowi mempertahankan argumen harmoni rumah tangga. Faktanya terjadi perselisihan terus menerus. Pasal 39 ayat (2) UU No 1 tahun 1974 Jo Pasal 19 PP No 9 tahun 1975 Jo Pasal 116 KHI \"antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga\". Dua periode sudah cukup untuk hidup bersama dengan Pak Jokowi, tidak perlu ada pikiran memperpanjang dalam segala bentuknya. Masih banyak tokoh yang mampu menggantikan. Toh prestasi dalam menyejahterakan keluarga juga jeblok. Anak istri hidup susah. Ia bukan bapak yang baik dan bertanggungjawab.  Talak tiga Jokowi hanya tinggal menunggu waktu. Moga pasca perceraian tidak berimplikasi buruk, artinya semua menjadi baik baik. Persoalan harta atau gono-gini tidak menjadi persoalan baru. Ada KKN di sana. Karena ternyata lanjutannya bukan hanya sengketa perdata tetapi juga pidana.  Kita lihat saja ke depan. Hukum kekuasaan memang unik dan mengejutkan.  Bandung, 2 Desember 2022

Jam Tangan Satu Dasawarsa dan Kesederhanaan Seorang Anies Baswedan

Oleh Ayu Simah Lestari - Pengamat Budaya PAGI ini, seorang teman mengirimkan sebuah foto dari akun Instagram @fotoanies melalui pesan instan. Di bawahnya, dia berkomentar: “Ini orang gak punya duit apa ya? Masak dari 10 tahun lalu jamnya gak ganti hahaha”. Demikian pesan teman tersebut.  Saya paham, pesan dia hanya sebuah seloroh. Hanya sebuah candaan. Dia mengirimkan foto Anies tahun 2011. Jam tangan yang dipakai Anies ternyata masih sama dengan yang biasa dipakai hari ini.  Teman saya sudah pasti jeli soal jam. Dia adalah seorang pecinta jam tangan. Meskipun hanya kolektor jam tangan kelas menengah ke bawah, tapi pengetahuannya soal jam sangat luar biasa.  Makanya ketika heboh seorang jenderal memakai jam Richard Mille dan bilang palsu, teman saya langsung bilang: bohong. Jam tangan sang jenderal menurut teman tersebut asli. Dan saya percaya pada teman saya ini.  Kembali ke topik sebelumnya, tentang jam tangan Anies, hal tersebut sebenarnya bukan hal yang mengagetkan. Tak perlu heran bila Anies menggunakan jam lama yang umurnya sudah 11 tahun atau bahkan lebih.  Anies memang sosok yang Sederhana. Bersahaja dan tidak neko-neko. Cerita ini saya dapat dari seorang teman yang kenal dekat dengan Anies Baswedan. Bagi Anies, jam adalah alat penunjuk waktu. Bukan sebuah perhiasan. Bila jam tangan tersebut masih berfungsi baik, kenapa harus gonta-ganti jam. Apalagi alasannya demi meningkatkan prestise.  Sederhana atau bersahaja itu adalah sebuah sikap untuk tidak berlebih-lebihan. Sebuah sikap untuk bertindak simple. Bukan berarti segala sesuatunya harus irit. Tapi meletakkan segala sesuatunya sesuai fungsinya. Seperti jam, fungsi utamanya sebagai penunjuk waktu, bukan perhiasan.  Rasanya, cara berpikir tersebut tidak lepas dari didikan keluarga. Keluarga Anies adalah keluarga yang bersahaja dan tidak aneh-aneh. Rumahnya pun tidak mewah. Keluarga ini bukan tipe keluarga yang suka bersolek. Mereka lebih suka mengajar dan bekerja untuk sesama.  Ayah dan ibu Anies adalah dosen yang mendedikasikan diri untuk dunia pendidikan. Daripada mengumpulkan materi, orang tua Anies lebih suka menggunakan apa yang dimiliki untuk menyebarkan ilmu.  Di rumah mereka di Gang Grompol Sleman rutin menggelar kajian. Bersama para tetangga, rumah tersebut dijadikan tempat untuk belajar bersama.  Hal tersebut ternyata menurun ke Anies. Meski pernah menjabat posisi-posisi strategis seperti Menteri Pendidikan dan Gubernur DKI Jakarta, tapi hidup Anies tetap bersahaja. Salah satunya terlihat dari jam tangan yang sudah berumur lebih dari satu dasawarsa dan masih digunakan sampai hari ini.  Di tengah isu pejabat publik yang gemar pamer gaya hidup mewah, kebersahajaan Anies ibarat oase di tengah padang pasir. Kita memerlukan tokoh publik yang bersahaja seperti Anies. Yang fokus untuk menyemai gagasan dan menggulirkan perubahan, dibanding memamerkan kekayaan. (*)

Rizal Ramli Memenuhi Kualifikasi Calon Presiden: Menghilangkan Hak Seseorang Ikut Kontestasi Merupakan Kejahatan Demokrasi

Namun, sebagai seorang pejuang dan petarung, Rizal Ramli adalah guru yang hidup yang telah mengajarkan bahwa kalah atau menang dalam perebutan posisi bukanlah tujuan utama dari sebuah pertarungan. Oleh: Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) TIDAK diragukan, Rizal Ramli merupakan tokoh nasional dan anak bangsa yang sangat peduli dengan nasib bangsa Indonesia, nasib rakyat Indonesia, khususnya rakyat kelompok menengah ke bawah, yang memang perlu diperhatikan secara khusus agar bisa mengurangi kesenjangan sosial, agar dapat mewujudkan keadilan sosial sesuai sila ke lima dari Pancasila. Sejarah menunjukkan, Rizal Ramli sangat konsisten dalam menyuarakan dan membela demokrasi dan kedaulatan rakyat, serta pembangunan ekonomi yang lebih adil. Jejak Rizal Ramli dalam membela demokrasi dapat dilihat sejak jaman Pak Harto (Presiden Suharto), tanpa kenal takut terus melakukan protes dan demo terhadap kebijakan pemerintahan Pak Harto, yang berujung pada penjara. Setelah itu, Rizal Ramli tetap menyuarakan kebenaran. Hal ini bisa dilihat dari substansi kritik yang dilontarkannya selalu sangat relevan. Baik itu terkait kebijakan ekonomi, kebijakan publik maupun kebijakan politik, semua kritikannya sangat relevan. Bukan kritik yang asal kritik. Tetapi kritik untuk kepentingan bangsa agar menjadi lebih maju. Rizal Ramli memenuhi segala kriteria untuk menjadi pejabat publik, dengan kualifikasi jauh di atas kebanyakan pejabat publik yang ada saat ini, yang kebanyakan bersedia menggadaikan kehormatannya hanya demi jabatan, meskipun harus menggunakan jurus “menjilat”. Hal mana terbukti tidak dilakukan oleh Rizal Ramli ketika menjabat menteri di dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo, meskipun yang bersangkutan harus terlempar dari kabinet. Rizal Ramli menunjukkan perlawanan terhadap kebijakan oligarki yang menyusahkan rakyat di tengah rezim yang dikuasai oligarki, seperti yang diperlihatkannya ketika melawan kebijakan reklamasi pantai utara Jakarta, yang membuatnya terpental dari kabinet. Sikap seperti ini menunjukkan sikap pejuang tanpa pamrih jabatan dan kenikmatan harta, sikap yang sangat dibutuhkan bangsa dan negara, khususnya sebagai calon presiden Indonesia. Maka itu, bangsa ini sangat kehilangan kalau anak bangsa seperti Rizal Ramli tidak mempunyai kesempatan ikut serta dalam kontestasi pemilihan presiden, untuk memperbaiki kehidupan bangsa dan negara. Kualifikasi Rizal Ramli seharusnya tidak kalah dengan kebanyakan nama-nama capres yang sekarang beredar, kalau tidak mau dikatakan jauh di atas mereka, baik kualifikasi teknis maupun akhlak. Tetapi, karena sistem politik sudah dikuaai dan disandera oleh oligarki partai politik dan pengusaha maka jalan Rizal Ramli untuk ikut kontestasi pemilihan presiden sengaja dimatikan, demi melanggengkan kekuasaan oligarki serta penguasaan kekayaan negara. Mungkin ada pihak yang berpendapat Rizal Ramli tidak pantas jika menjadi presiden, itu sah saja di alam demokrasi. Tetapi pendapat tersebut tidak bisa memberangus hak yang bersangkutan untuk mengikuti kontestasi pemilihan presiden. Kalah atau menang dalam kontestasi tak penting di alam demokrasi. Tetapi, yang pasti, menghilangkan hak seseorang untuk ikut dalam kontestasi merupakan kejahatan demokrasi. Semoga rakyat terus memperjuangkan demokrasi dan merebut kedaulatan rakyat dari tangan penjahat demokrasi.  Sebelumnya, Aktivis 1998 dari UGM yang juga Tokoh Petisi 28, Haris Rusly Moti yang kerap mengomentari terkait isu ekonomi dan politik di media, juga menyampaikan pandangannya pada sosok Rizal Ramli. “Rizal Ramli itu menjadi contoh bagi kaum aktivis atau yang pernah jadi aktivis. Yang tidak pernah jadi aktivis, tidak bisa merasakan,” kata Haris, dikutip Senin (28/11/2022). Ia menyampaikan bahwa Rizal Ramli sudah menjadi oposisi kritis sejak zaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). “Dan saat pemerintahan Jokowi, masuk kabinet, RR tetap menjadi orang kritis. Walaupun dalam internal struggle, dia gagal melawan lord-lord dan gank mafia dalam kekuasaan,” ujarnya. Moti menyebutkan Rizal Ramli sudah memberikan contoh, bahwa jabatan dan proyek bukan tujuan tapi merupakan cara untuk mewujudkan cita-cita perjuangan dan nilai-nilainya. “RR itu nilainya jauh lebih tinggi daripada aktivis yang jatuh jadi abal-abal dalam kekuasaan,” katanya. Namun, sebagai seorang pejuang dan petarung, Rizal Ramli adalah guru yang hidup yang telah mengajarkan bahwa kalah atau menang dalam perebutan posisi bukanlah tujuan utama dari sebuah pertarungan. “Rizal Ramli telah mengajarkan kita, perjuangan untuk mewujudkan nilai-nilai jauh dan gagasan besar lebih tinggi dari sekedar soal jabatan dan projek,” ujar Moti. (*)

To Kill or to be Killed or Buldozer

Waspada pada jurus katak kungfu hustle, jurus wing chun, rajawali sakti condor heroes atau drunken master si dewa mabuk. Siapkan tepak satu Cimande, naga terbang tapak suci, pulo kali, brajamusti atau lainnya. Oleh: M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan TUHAN baru telah muncul di Indonesia yang bernama “Investasi”. Menteri terdepan penyembah berhala ini adalah Luhut Binsar Panjaitan. Bukan hanya sudah sujud tetapi tersungkur menghamba. Dengan puja-puji berbagai negara akan kehebatan Indonesia yang mungkin basa-basi saja Pak Menteri sudah menggembung hidung. Pikirnya investasi adalah dewa penyelamat negeri. Fatamorgana itu muncul dari bayang-bayang kemakmuran palsu. Keterpurukan dan keputus-asaan rupanya telah membuat halusinasi tentang banjir investasi. Berkokok dengan slogan to kill or to be killed. Lebih gila lagi dengan ancaman akan main buldozer. Emang rakyat itu gundukan tanah yang seenaknya dibuldozer? “Saya akan turun dengan kewenangan saya untuk membuat Anda susah, kalau Anda bermain-main dengan itu tadi. Karena latar belakang saya tentara, buat saya ada satu titik to kill or to be killed. Jadi, gak bisa main-main”. Begitu kata Luhut di Rakornas Investasi, Rabu, 30 Nopember 2022. Ada tiga hal ngawur-nya Luhut di sini, yaitu: Pertama, investasi adalah jurus mabuk cinta eh China yang membuat sang jagal terus minum dan minum hingga hilang kesadaran. Berjalan oleng mengoceh tanpa jelas arah. Main ancam sok jago. Investasi itu bagi Luhut tampaknya sudah menjadi candu. Sebenarnya investor itu tak percaya ketika rakyat tidak mendukung rezim. Kedua, bahwa ada slogan \'to kill or to be killed\' tentu iya, akan tetapi menjeneralisasi bahwa latar belakang tentara harus pada titik ini tentu berlebihan. Tentara itu bukan tukang bunuh. Tukang bunuh namanya pembunuh. Ada aturan main dalam peperangan. Sebenarnya ingin tanya juga kapan ya bapak Luhut berperang ? Kok sombong amat sudah jadi tukang “to kill” Ketiga, Luhut mau bikin Anda susah. Aneh pemimpin model apa seperti ini. Menteri itu pembantu Presiden dalam upaya menggembirakan atau membahagiakan rakyat. Bukan membuat susah. Hanya gerombolan yang suka petantang petenteng kesana sini yang kerjanya menakut-nakuti masyarakat. Geng kampak dengan ketua yang berwajah sinis dan cengengesan. Mungkin berambut putih berkulit keriput. Fokus investasi yang dimaksud Luhut adalah asing atau Foreign Direct Investment. Antara investasi dan penjajahan ekonomi sebenarnya tipis-tipis. Apa kurangnya investasi Belanda di Indonesia dulu, ujungnya ya menjajah. Pembangunan bangsa Indonesia di bawah Jokowi dengan tukang pukul Luhut ini bukan untuk memandirikan ekonomi tapi membuka jalan bagi kolonialisasi. Rakyat dan pelaku ekonomi pribumi harus semakin intensif berlatih mempersiapkan jurus-jurus perlawanan terhadap kedatangan para pebisnis asing yang terang-terangan difasilitasi dan dilindungi oleh centeng-centeng bayaran. Mencoba mengganggunya “Anda akan dibuat susah”. Waspada pada jurus katak kungfu hustle, jurus wing chun, rajawali sakti condor heroes atau drunken master si dewa mabuk. Siapkan tepak satu Cimande, naga terbang tapak suci, pulo kali, brajamusti atau lainnya. Pribumi mandiri dan pribumi usaha bersatu perlu dibangun agar tidak tergerus oleh kekuatan investasi asing dan aseng yang kini digelar karpet merah oleh para penjual atau penggadai kedaulatan bangsa. “Plis inpest tu may kantri”. (*)

Anies adalah Kehendak Sejarah

Oleh Yusuf Blegur - Mantan Presidium GMNI  SEDIKIT pemimpin yang sedang menjalankan roda pemerintahannya,  begitu ingin dijatuhkan karena prestasinya. Tak banyak figur karena kehormatan dan martabatnya hingga didukung rakyat, diterpa badai  fitnah dan upaya kriminalisasi. Anies bergeming tak membalasnya kecuali dengan kebaikan. Ia yakin tatkala menyadari dirinya hanyalah menjadi  perkakas Tuhan, bersahabat dengan alam dan mencintai kemanusiaan. Anies merupakan figur pemimpin yang kiprahnya dibangun secara sistematik sejak usia dini, remaja dan dewasa. Struktur sosialnya terbentuk dari keteraturan, disiplin dan pertumbuhan kebudayaan yang sehat. Anies kecil sudah banyak belajar dari lingkungan keluarga yang lekat dengan dunia pendidikan. Dalam dirinya mengalir seorang kakek yang berjiwa nasionalis dan patriotis, berjuang bersama Soekarno dan menjadi pahlawan nasional.  Ayah dan ibunya adalah pengajar, menjadi dosen, terlebih ibunya yang seorang guru besar. Trah pejuang dan pendidik begitu kental dalam dirinya. Cinta tanah air, menjunjung kebhinnekaan dan kemajemukan serta jiwa pengabdian yang tulus,  menjadi warisan keluarga yang tak terbantahkan dalam diri seorang Anies. Di usia muda Anies sudah menjadi pelajar berprestasi, menjadi ketua OSIS se-Indonesia dan terpilih mengikuti pertukaran pelajar di Amerika.  Menjadi ketua senat mahasiswa UGM dan aktif dalam pergerakan sosial politik hingga menyelesaikan master dan program doktornya di Amerika. Anies identik dengan figur yang kuat dalam dalam dunia belajar dan pembelajaran. Bekal itulah yang membuat Anies berprestasi ketika memasuki lingkungan birokasi. Mendirikan program Indonesia Mengajar dan menjadi rektor Universitas Paramadina, keakraban dengan keilmuan itu yang  mengawali karir Anies sebelum memasuki dunia pemerintahan. Dari menteri pendidikan hingga menjabat gubernur Jakarta, Anies menghasilkan karya   yang mumpuni. Atas kinerja dan prestasinya di Jakarta, kini Anies menuai dukungan rakyat untuk menjadi presiden. Pemimpin yang begitu dielu-elukan dan dicintai rakyat. Anies bukan tanpa celah atau kekurangan, sama seperti pemimpin lainnya pasti ada kesalahan sekecil apapun atau kelemahan layaknya manusia yang tak sempurna. Namun itu tak membuatnya berhenti untuk berbuat yang terbaik, bekerja semaksimal mungkin buat kebaikan rakyat, negara dan bangsa Indonesia. Ada saja upaya berupa isu, intrik dan fitnah yang tak bisa dihindari Anies ketika menjadi pejabat publik. Bahkan semasa mengabdi menjadi gubernur Jakarta, manuver dan rekayasa dari kepentingan tertentu yang berlebihan dan memaksakan kehendak. Membuat Anies dengan apapun kebijakannya, selalu menjadi target dan korban politisasi sampai nyaris mengalami kriminalisasi. Ada gerakan asal bukan Anies, segala cara dilakukan agar Anies tidak menjadi presiden bahkan digagalkan hanya untuk sekedar capres. Sepertinya, dari pelbagai tantangan dan ujian kepemimpinannya, Anies memang dilahirkan untuk rakyat,  untuk Indonesia yang maju, modern, beradab dan bermartabat. Dengan latar belakang dan rekam jejak yang mengagumkan, Anies memiliki karakter sebagai pemimpin intelelektual dan intelektual pemimpin. Tak hanya cakap dalam  wawasan  dan kebijakan politik dalam pemerintahan,  Anies juga memiki kesolehan sosial yang patut menjadi contoh bagi siapapun. Pergaulan sosialnya begitu terbuka dan sangat egaliter. Ditopang juga oleh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang tinggi, Anies tetap dituntun berperilaku humanis dan terpuji. Dengan behavior yang mendekati prinsip-prinsip  jujur,  adil dan santun. Anies tetap mengumbar  prestasi dan  menebar kemaslahatan bagi kemanusiaan dan kemajuan peradaban negeri,  bahkan ditengah dinamika politik kekuasaan yang cenderung menghalalkan segala cara dan terlanjur dianggap kotor. Kini, dalam atmosfer panas pilpres 2024. Anies  bak bola salju, bergulir terus membesar menggapai amanat sebagai presiden Indonesia pilihan rakyat. Seakan tak terbendung oleh kekuatan apapun, termasuk kekuasaan rezim sekalipun. Tak dapat dihancurkan oleh konspirasi jahat apapun dan dari manapun. Tak mudah dirusak oleh dominannya oligarki dan sub koordinat jejaringnya. Anies tak terbendung sebagai pemimpin yang benar-benar lahir dari rahim rakyat. Anies layaknya pemimpin yang terpikul dan dipikul natur. Saat keyakinan Ketuhanan menuntunnya melewati jalan kepemimpinan meski peluh dengan penderitaan. Tatkala perjuangan dan pengorbanan diri tak berarti apa-apa dibandingkan dan  demi kepentingan rakyat, negara bangsa dan agama. Sesungguhnya Anies telah mewakafkan dirinya sebagai pemimpin sejati dan menjadi harapan seluruh rakyat Indonesia. Maka, faktanya Anies adalah kehendak sejarah bagi republik ini. (*)

Dugaan Kejahatan Mafia Satgassus Merah Putih, Presiden Jokowi Dituntut Bertanggungjawab

Terakhir, sepak-terjang Satgasus dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara kita telah mencoreng nama baik Polri dan juga merendahkan martabat bangsa Indonesia. Oleh: Marwan Batubara, FKN-TP3-UI Watch AKHIR bulan ini, 30 November 2022, Front Kedaulatan Negara (FKN), Front Nasional Pancasila (FNP), Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan Enam Pengawal HRS (TP3) dan UI Watch, kembali menggelar seminar tentang dugaan kejahatan berkategori mafia yang diduga dilakukan Satgasus Merah Putih Polri. Tujuannya, di samping untuk sosialisasi publik, juga untuk mengadvokasi agar penyelenggara negara, terutama Presiden Joko Widodo dan DPR RI, serta aparat penegak hukum terkait, segera bersikap dan bertindak menuntaskan berbagai dugaan kejahatan Satgasus yang memalukan bangsa dan negara, serta merugikan rakyat tersebut. Satgasus diduga kuat terlibat dalam kejahatan sistemik dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Namun sejauh ini yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hanya membubarkan Satgasus tanpa tuntutan pertanggungjawaban atas berbagai penyelewengan yang dilakukan. Begitu pula halnya dengan sikap Presiden Jokowi sebagai pemberi restu untuk pembentukan Satgasus Merah Putih saat ditetapkan pada Maret 2019. Hingga saat ini kita belum pernah mendengar perintah Presiden Jokowi agar berbagai dugaan kejahatan Satgasus diusut tuntas sesuai hukum berlaku. Karena itu, wajar jika rakyat meragukan sikap Presiden Jokowi. Jangan-jangan Presiden justru mendapat berbagai keuntungan dalam berbagai aspek baik secara politik, ekonomi, dan lain-lain, dari keberadaan Satgasus Merah Putih. Rakyat menuntut agar Satgasus diaudit investigatif secara menyeluruh, dengan melibatkan BPK dan lembaga/penyelidik independen. Sebagai kilas balik, rakyat perlu diingatkan tentang kejahatan Ketua Satgasus, Irjen Ferdy Sambo yang melakukan operasi sebar dana puluhan miliar rupiah kepada sejumlah oknum pejabat negara dan lembaga/komisi negara, untuk memuluskan rekayasa skenario manipulatif pembunuhan Brigadir J. Operasi tersebut masuk kategori suap/gratifikasi (17/8/2022). Bahkan, IPW menyampaikan bahwa guyuran dana Sambo juga mengalir ke oknum-oknum DPR (18/8/2022). Rakyat juga telah membaca peran Konsorsium 303 yang dipimpin Ferdy Sambo yang diduga kuat sebagai pelindung bandar judi. Kode angka 303 merujuk pasal 303 KUHP tentang tindak pidana perjudian (29/8/2022).         PPATK telah mendeteksi peredaran dana sebesar Rp 155 triliun dari perjudian online. Dana tersebut mengalir ke sejumlah kalangan, mulai dari aparat polisi, politisi, ibu rumah tangga, hingga PNS (13/9/2022). Ditemukan pula hubungan antara Sambo, dana judi online sebesar Rp 155 triliun milik Konsorsium 303, dengan pengusaha Robet Bono (RBT) dan Yoga Susilo dalam kaitan pemberian dukungan kepada Capres 2024 tertentu (20/9/2022). Diduga, juga ada gratifikasi penggunaan privat jet milik pengusaha RBT oleh Brigjen Hendra Kurniawan dkk., dalam perjalanan ke Jambi (11/7/2022) menemui keluaga Yosua (19/9/2022). Satgasus diduga sangat kuat juga terkait dan terlibat dengan mafia tambang, terutama dalam aspek perizinan, perpajakan, ekspor, dan lain-lain. Dalam ini Satgasus diduga terlibat dalam perpanjangan izin/kontrak PT MHU yang akhirnya memperoleh IUPK, sehingga merugikan negara puluhan triliun rupiah. Satgasus juga diduga terlibat dalam operasi tambang illegal, pembayaran pajak dan proses persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB). Belakangan muncul pernyataan dari mantan Kadiv Propam dan Karo Paminal Mabes Polri soal Laporan Hasil Penyelidikan (LHP) Ismail Bolong tentang setoran uang tambang batubara illegal senilai Rp 6 miliar kepada jenderal polisi bintang tiga. Ismail Bolong disebut-sebut sebagai pengepul dana dari para penambang illegal. Menanggapi tuduhan tersebut, Kepala Bareskrim Polri Komjen Agus Andrianto menuding Ketua dan anggota Satgasus, Ferdy Sambo dan Hendra Kurniawan, sebagai tukang rekayasa kasus. Tampaknya ada “perang antar gank” di tubuh Polri. Terlepas dari itu, rakyat jelas menginginkan diusut tuntasnya kasus-kasus kejahatan mafia tambang dan kejahatan lain yang melibatkan Satgasus tersebut. Sejumlah aktivis meyakini, kematian Brigadir J juga berkaitan dengan ‘pengkhianatan’ pembocoran operasi Satgasus terkait banyaknya dana yang “dimiliki” Brigadir J dan mengalir pula kepada beberapa pejabat dan perorangan. Dalam hal ini, beredarnya kabar saldo rekening Brigadir J yang mencapai angka Rp 100 triliun (kurang 1 rupiah) menjadi relevan dan bisa ada benarnya (24/11/2022). Meskipun telah dibantah oleh Humas BNI (25/11/2022), namun rakyat tetap meragukan bantahan tersebut. Dalam hal ini, kita berharap mendengar penjelasan salah satu pembicara seminar kita siang ini, yaitu ibu Irma Hutabarat, yang pertama kali mengungkap informasi tersebut melalui akun YouTube-nya. Beberapa contoh kejahatan “mafia” Satgasus di atas merupakan kasus besar sistemik yang mendesak dituntaskan. Karena itu sekali lagi kami dari FKN, FNP, TP3 dan UI Watch menuntut agar Satgasus segera diaudit oleh BPK dan Auditor Independen. Kami memprotes keras sikap Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan direstui pula oleh Presiden Jokowi yang telah membubarkan Satgasus Merah Putih, tanpa diiringi kewajiban mempertanggungjawabkan seluruh kejahatan yang diduga telah dilakukan. Sikap yang sama kami tujukan pula kepada DPR yang tampaknya tidak peduli dengan kasus-kasus yang melibatkan Satgasus. Terakhir, sepak-terjang Satgasus dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara kita telah mencoreng nama baik Polri dan juga merendahkan martabat bangsa Indonesia. Karena itu, kami kembali menggugat dan menuntut Presiden Jokowi yang hingga saat ini belum jelas sikapnya tentang berbagai dugaan kejahatan “mafia” Satgasus. Presiden Jokowi yang mestinya berada di garis depan pembrantasan korupsi dan berbagai kejahatan “mafia”, nyaris tak terdengar suaranya. Rakyat curiga: jangan-jangan Pak Jokowi malah “menikmati” keberadaan Satgasus Merah Putih. Kita tunggu langkah konkrit Presiden Jokowi. (*) 

Irman Gusman Terharu Jadi Tamu Luar Pertama Anwar Ibrahim

Meskipun Anwar sudah tidak di pemerintahan lagi, Irman tetap menjaga hubungan persahabatan dan terus berkomunikasi dengan politisi senior itu. Oleh: Nasmay L. Anas, Wartawan Senior dan Pemerhati Persoalan Publik SEBAGAI sahabat lama, Mantan Ketua DPD RI periode 2009-2016 Irman Gusman mendapat kehormatan sebagai tamu dari luar negeri pertama yang diterima langsung oleh Perdana Menteri (PM) ke-10 Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim. Irman bahkan merasa sangat terharu atas sambutan yang luar biasa dari orang nomor satu dalam pemerintahan Malaysia itu. Hal ini tidak hanya membanggakan, ungkap Irman, tapi sekaligus menjadi moment yang sangat penting. Mengingat dirinya dan Anwar masih terus menjalin komunikasi yang baik, meskipun keduanya sama-sama di dalam penjara. Melalui pesan khusus sepulang dari Kuala Lumpur, Irman menceritakan pengalaman bertemu dengan PM Malaysia ke-10 itu. Irman membagikan pengalaman dan persahabatan lamanya dengan Anwar. Menurutnya, ketika Irman dipenjara, Anwar yang juga sedang dipenjara, masih sempat saling mengirim pesan yang direkam lewat video dan dikirim melalui sahabatnya kepada Irman. “Irman, saya mendoakan dan harap Anda bersabar. Anda masih muda, dan baru sekali dipenjara, sedangkan saya sudah tiga kali,” begitu antara lain pesan video yang dikirimkan Anwar untuk Irman. Barangkali hubungan yang demikianlah yang kemudian menyebabkan PM Anwar Ibrahim tidak bisa menolak kunjungan Irman ke Malaysia sejak Sabtu lalu, dan mengubah agendanya sendiri dari semula tidak akan menerima tamu luar negeri sampai tanggal 4 Desember 2022. “Saya sungguh sangat terharu, sekaligus menambah rasa hormat saya kepada YAB Datuk Seri Anwar Ibrahim,” ujar Irman singkat tentang pertemuan yang penuh persahabatan itu. Irman diterima pertama di majelis makan malam syukuran bersama tokoh-tokoh Islam Malaysia di Masjid Ashabus Sholihin, Taman Rakan, Sungai Long, Selangor, Sabtu (27/11/2022) malam lalu. Selanjutnya pertemuan kekeluargaan dilanjutkan di rumah kediaman peribadi Anwar Ibrahim di #7 Jalan SL 3/3 Kajang, Selangor. Dalam pertemuan yang berlangsung hingga tengah malam, Irman sangat bangga mendapatkan kehormatan itu. Semula dia tidak menyangka bisa bertemu langsung dan diterima oleh Anwar Ibrahim dalam suasana yang akrab dan penuh kehangatan layaknya sahabat lama yang sudah lama tak bertemu. Terutama mengingat kesibukannya yang luar biasa. Sebenarnya, beberapa bulan silam Irman juga sudah bertemu dengan Datuk Anwar di Kuala Lumpur. Yakni ketika PM ini masih sebagai ketua pembangkang (oposisi) di parlemen (Dewan Rakyat) Malaysia. Begitu Anwar Ibrahim dilantik oleh Yang di-Pertuan Agong sebagai PM ke-10 Malaysia di Istana Negara Kuala Lumpur hari Kamis petang pekan lalu, mantan Senator Sumatera Barat itu langsung mengirim pesan ucapan selamat melalui WA kepada orang terdekat Anwar, dan menyatakan hasratnya untuk bisa bertemu langsung guna memberikan tahniah. Balasan pesan yang diterima Irman mulanya berbunyi: “YAB PM baru berkenan menerima tamu luar negara setelah tanggal 4 Desember”. Irman membalas dengan mengatakan, ia akan bertolak ke Kuala Lumpur Sabtu (27/11) petang, dan mohon diinformasikan keberadaan dan acara PM untuk bisa bersilaturahim barang satu-dua menit saja. Tanpa menunggu balasan, Irman dan istri pun bertolak ke Kuala Lumpur hari Sabtu petang. Mendarat di KLIA pukul 5 sore waktu Malaysia, Irman terus ke Hotel Westin, Kuala Lumpur. Baru sebentar ia masuk hotel, datang pesan dari ajudan PM Anwar Ibrahim, bahwa YAB PM berkenan menerima Irman ikut majelis makan malam syukuran di Masjid Ashabus Sholihin, Taman Rakan, Sungai Long, Selangor. Pesan itu disertai googlemap lokasi kegiatan. Karena waktunya sangat kasip, Irman dan istri tiba terlambat ketika acara sudah hampir selesai dan akan dilanjutkan makan malam bersama. Tapi, ternyata, Irman sudah disediakan tempat duduk satu meja dengan PM. Sejenak kemudian, Anwar keluar dari masjid. Begitu melihat Irman, PM langsung menarik tangan mantan Senator asal Sumatera Barat itu, dan mereka pun saling berangkulan disaksikan ribuan orang yang menghadiri majelis tersebut. Tak disangka, setelah makan malam, PM memberi isyarat pada ajudannya agar Irman diantar ke rumah pribadinya di Jalan SL 3/3 Kajang, Selangor, sekitar 2 km dari masjid. Ketika Irman sampai di sana, ternyata ratusan orang juga telah menyesaki halaman dan pekarangan rumah tersebut, yang semuanya menunggu Datuk Anwar. Namun Irman disuruh langsung masuk ke rumah, dan diterima istrinya Datuk Seri Wan Azizah Wan Ismail yang akrab disapa Kak Wan. Beberapa lama beramah-tamah dengan Wan Azizah, Anwar masuk ke dalam rumah untuk menerima telepon dari Presiden Hamas, Palestina. Setelah itu, Anwar tidak keluar lagi, dan beramah-tamah dengan Irman di ruang keluarga. Pertemuan yang diniatkan hanya sekejap, dua-tiga menit, akhirnya berlangsung hingga tengah malam waktu Malaysia. Irman Gusman dan Anwar Ibrahim sudah saling mengenal sejak tahun 1987, ketika Irman kuliah di Amerika dan Anwar Ibrahim yang waktu itu menjabat Menteri Pendidikan datang berkunjung lalu memberikan ceramah di depan mahasiswa Indonesia dan Malaysia di Negeri Paman Sam tersebut. Irman ikut dalam ceramah itu, dan berkenalan pertama kali dengan politisi yang sedang naik daun itu. Interaksi keduanya berlanjut pada tahun 1990-an ketika Anwar sudah menjadi Menteri Keuangan merangkap Timbalan Perdana Menteri (TPM) Malaysia. Kegiatan yang mempertemukan mereka adalah ketika Prof. BJ Habibie yang waktu itu menjabat Menristek dan Ketua Umum ICMI menjalin kerjasama dengan TPM Anwar Ibrahim mendirikan Forum Komunikasi Usahawan Serantau (Fokus) sebagai wadah kerjasama ekonomi dan dunia usaha Indonesia-Malaysia. Ketua Fokus dijabat Adi Sasono (Sekjen ICMI) dan Irman sebagai wakil ketua. Dalam kegiatan Fokus inilah Irman sering bertemu dengan TPM Anwar Ibrahim. Salah satu hasil dari forum kerjasama itu adalah ditingkatkannya kerjasama Segitiga Pertumbuhan Singapura-Johor-Riau (Sijori) menjadi IMS-GT (Indonesia-Malaysia-Singapura Growth Triangle), di mana Sumatera Barat masuk dalam kerangka kerjasama segi tiga pertumbuhan itu. Tahun 1998 Anwar Ibrahim dipecat PM Mahathir Mohamad sebagai TPM karena perbedaan pendapat soal menangani krisis dan karena kritik Anwar yang keras atas praktik KKN di tubuh UMNO, partai di mana Mahathir sebagai Presiden dan Anwar sebagai Timbalan Presiden. Tak cukup sampai di situ, Anwar kemudian dipenjarakan dengan tuduhan korupsi dan sodomi. Meskipun Anwar sudah tidak di pemerintahan lagi, Irman tetap menjaga hubungan persahabatan dan terus berkomunikasi dengan politisi senior itu. Ketika Anwar kemudian kembali ke gelanggang politik dengan membangun Partai Keadilan Rakyat (PKR), bintangnya kembali bersinar. Tapi pada 2015 ia kembali dipenjarakan dengan tuduhan sodomi yang diduga direkayasa untuk mematikan karier politiknya. Saat Anwar dipenjara untuk ketiga kalinya, giliran Irman yang dapat musibah. Ia dipenjarakan atas tuduhan korupsi, walaupun kemudian dikoreksi oleh Mahkamah Agung menjadi hanya kasus gratifikasi dan Irman dibebaskan dari Sukamiskin. (*)