OPINI

Yang Mahal di Indonesia Itu Membiayai Oligarki Konglomerat Busuk

Mereka semua oligarki konglomerat busuk tersebut harus ditangkap, jangan dibiarkan menguasai negara, pemerintahan, bank Indonesia, perbankan, sumber daya alam. Oleh: Salamuddin Daeng, Pengamat Ekonomi Politik Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) JANGAN dibalik ya, seolah olah oligarki konglomerat busuk yang membiayai kehidupan sosial, ekonomil, politik, pembangunan negara Indonesia. Bukan! Justru rakyat Indonesia-lah yang berkeringat membiayai kemewahan hidup oligarki konglomerat busuk. Ingatkan seluruh rakyat jangan terpengaruh oleh propaganda oligarki konglomerat busuk yang mengaku sebagai penyangga utama ekonomi Indonesia. Konglomerat busuk itu parasit kutu busuk. Rakyat Indonesia itu marhaen, rakyat dengan lahan sepetak, jendela rumah jadi kios, masak pagi-pagi jual ke tetangga, jualan kaki lima, jualan online skala kecil, rakyat Indonesia begitu mandiri, hampir tidak membutuhkan bantuan pemerintahan, mereka hidup guyub saling tolong menolong dalam komunitas komunitasmya. Rakyat Indonesia itu bisa membiayai pemerintah, menggaji para pejabat dari tingkat RT sampai presiden. Kebutuhan uang untuk itu tidaklah besar. Rakyat bisa iuran beras untuk membiayai mereka, iuran-iuran tersebut telah biasa dilakukan tanpa mengeluh, karena biaya pemerintahan itu murah sekali. Namun, membiayai kemewahan hidup konglomerat busuk itulah yang paling mahal. Lahan sepetak dipajaki, kios semeter dipajaki, rumah dipajaki, bayar iuran dipajaki, jualan dipajaki, semua untuk menumpuk uang di APBN yang kemudian dipakai belanja oleh oligarki konglomerat busuk. Mereka memperbesar kemewahan hidup mereka dengan mendapatkan belanja APBN dalam proyek-proyek mereka yang boros, tidak efisien dan korup. Untuk APBN itu rakyat yang dipajaki, oligarki konglomerat busuk yang belanjakan, pemerintahan yang diperalat. Kemewahan hidup para konglomerat busuk dengan diperbesar tidak hanya dengan memperalat pemerintahan, namun seluruh institusi moneter dan keuangan. Konglomerat busuk memperalat institusi moneter agar merusak stabilitas moneter. Mereka mendapatkan untung dengan menjatuhkan nilai tukar, mereka juga menjadi insider trading, memainkan nilai mata uang. Mereka itu adalah biang kerok hancurnya mata uang negara ini, setelah terlebih dahulu memindahkan aset-aset mereka ke luar negeri dan kembali disaat uang mereka bernilai besar terhadap rupiah. Coba lihat itu Bantuan Liquiditas Bank Indonesia (BLBI) dan Kredit Liquiditas Bank Indonesia (KLBI), mereka membangkitkan negara, memaksa negara agar meminjam uang, membuat uang, lalu dialirkan semua ke kantong-kantong konglomerat busuk. Tahu berapa jumlahnya, 6-7 kali APBN Indonesia di masa itu. Bagaimana mereka tidak kaya-raya, mereka itu parasit, kutu busuk yang tengik. Apa yang mereka lakukan terhadap ekonomi Indonesia? Mereka merusak, sumber daya alam dikeruk secara serampangan, sawit, batubara, minyak, tambang-tambang yang luas luas, mereka keruk, meninggalkan kerusakan kerusakan yang sangat parah, mewariskan bencana alam, seperti tragedi kemanusiaan di seantero negeri. Uang mereka dibawa kabur ke luar negeri. Mereka simpan di Panama Papers, pandora papers atas nama pejabat negara dan budak-budak piaraan mereka. Para konglomerat busuk dan antek-anteknya pada dasarnya anti dengan kebangsaan Indonesia. Jadi, sekali lagi yang mahal itu bukan transisi energi, bukan pelaksanaan politik dan pemerintahan, bukan penyelenggaraan hajat hidup orang banyak. tapi yang mahal itu adalah biaya yang harus ditanggung untuk menopang kemewahan hidup para konglomerat busuk yang sepanjang hari merampas sumber daya ekonomi rakyat dan merusak kemampuan produksi serta produktifitas rakyat. Mereka semua oligarki konglomerat busuk tersebut harus ditangkap, jangan dibiarkan menguasai negara, pemerintahan, bank Indonesia, perbankan, sumber daya alam. Karena para konglomerat busuk itu hanya akan terus melanjutkan kerusakan yang tidak berkesudahan. Mereka harus ditangkap karena telah melakukan kudeta, makar kepada bangsa dan negara Indonesia. (*)

Spirit Sejati

Selalu ada sisi terang dari gelap. Di tengah lautan kegelapan bisa saja terbit rembulan pandu penerang. Kalaupun tiada purnama, kita bisa menyibakkan kelam dengan menyalakan lentera sendiri. Oleh: Yudi Latif, Cendikiawan Muslim, Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia SAUDARAKU, kita hidup di zaman buih keterapungan. Saat huruf-huruf tak jadi kata; kata tak jadi kalimat; kalimat tak jadi ayat; ayat tak menjangkau alamat. Di seantero negeri, ucapan menggelembung mudah pecah tanpa isi yang bisa ditangkap. Orang mudah berganti posisi tanpa konsistensi posisi etis. Pusat perhatian lekas bergeser dari suatu isu ke isu lain seperti ikan berebut umpan. Tak ada kesetiaan menggumuli masalah. Persoalan menjadi debu beterbangan yang menghilang sendiri dihempas angin. Dalam kerumunan nunut hanyut, kesadaran takluk pada sihir kemasan. Jutaan orang tanpa tumpuan rentan terbius hipnosis pencitraan. Frustrasi gelombang hati yang ringkih mudah berserah pada titah mesiah gadungan. Di zaman gelisah kepalsuan, saat orang terempas tunggang-langgang tanpa jangkar jatidiri, jalan terbaik pulang ke akar. Yakni, akar keyakinan yang menumbuhkan pohon harapan. Bahwa kesenjangan antara impian dan kenyataan bisa dipecahkan dengan menghidupkan spirit, yang menyatukan pikiran dan hati. Di bawah terang spirit, katastropi tak perlu terlalu diratapi. Krisis bisa dilihat sebagai derita ibu hamil yang mengandung anak kemajuan. Seperti kata Hegel, sejarah memang mahkamah penjagalan, namun bukannya tanpa tujuan. Kekacauan memberi ruang kemunculan para pencerah; bintang penuntun yangg dapat menyingkap pola-pola tersembunyi sebagai pemandu manusia keluar dari lorong gelap menuju jalan cahaya. Maka, tetaplah teguh dalam menyusuri gelap malam. Semakin jauh kita melangkah, makin dekat dengan fajar. Tak usah terlalu gundah mengarungi kegelapan. Di kelam malam manusia bisa menyadari arti kehadiran bintang penuntun. Selalu ada sisi terang dari gelap. Di tengah lautan kegelapan bisa saja terbit rembulan pandu penerang. Kalaupun tiada purnama, kita bisa menyibakkan kelam dengan menyalakan lentera sendiri. Satu pijar lentera kecil bisa menuntun langkah di gulita malam. Jutaan lentera serentak menyala, pancarkan gelombang pencerahan. Satu hal yang pasti, gelap tak bisa disingkirkan dengan gelap. Gelap hanya bisa dienyahkan oleh cahaya. Daripada mengutuk kegelapan, marilah masing-masing pribadi tetap eling dan waspada, dengan menghidupkan kembali spirit kasih-sejati yang bisa menyalakan lentera jiwa. (*)

Tak Peduli Istri Terpeleset

Oleh M Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan SAAT tiba di Bali dan menuruni tangga pesawat  tiba-tiba Ibu Negara Iriana terpeleset jatuh. Hendak ditolong ajudan dari bawah namun dicegah oleh Jokowi. Fenomena menariknya adalah Jokowi tidak terlihat menolong istrinya untuk berdiri kembali. Cuma planga-plongo. Mungkin menganggap kecil hal tersebut. Gestur tubuh Jokowi yang \"tidak ada empati\" apalagi melakukan bantuan nyata itu menjadi sangat menarik.  Ini terjatuh kedua kalinya Iriana tanpa empati penuh Jokowi. Adalah saat kampanye akbar di Banjarmasin saat berswafoto dengan pendukungnya di panggung Iriana terjengkang ke belakang. Jokowi hanya melihat, sementara dua personal Paspampres bergegas menolong. Barulah seadanya Jokowi ikut menolong. Keduanya sedang bahagia menikmati panggung kampanye Pilpres 2019 tersebut.  Insiden adalah hal biasa tetapi tanpa empati pada istri menjadi luar biasa. Presiden yang hanya peduli dengan dirinya sendiri. Pantas urusan kesulitan rakyat pun sepertinya tanpa rasa empati apa-apa. Menikmati sendiri lempar lemparan kaos dan bingkisan kepada rakyat yang berebut terengah-engah. Luar biasa hati Presiden di negara Pancasila ini.  Ada yang berkomentar atas terpeleset atau jatuhnya ibu Iriana sebagai tanda bahwa Jokowi akan lengser. Sebenarnya itu pasti. Tidak ada jabatan abadi. Bahkan Jokowi sendiri sudah berandai andai dan berencana pulang Solo lalu menjadi rakyat biasa yang akan \"peduli lingkungan hidup\". Masalahnya adalah jika itu sinyal kejatuhan bukan lengser natural. Jatuh di ujung masa jabatan.  Ini akan menjadi masalah karena dosa-dosa politik bisa tidak diampuni. Rakyat menuntut tanggung jawab atas perbuatan melakukan kerusakan di muka bumi. Merusak lingkungan hidup dengan membabat hutan 600 hektar di Kalteng. Program food estate yang aneh di samping jenis tanamannya adalah singkong juga ditangani oleh Menhankam bukan Menteri Pertanian.  Tuntutan atas kebijakan hutang luar negeri yang menggunung dengan kebohongan memiliki uang di kantong 11 Trilyun. Pelanggaran HAM atas tewasnya 800 an petugas Pemilu, pembunuhan demonstran 21-22 Mei, pembantaian 6 anggota laskar FPI hingga korban gas air mata 130 an penonton Stadion Kanjuruhan. Semua itu tidak ditangani serius. Disikapi dengan \"tidak peduli\" dan \"tanpa empati\". Tidak peduli dan tanpa empati atas terpeleset atau jatuhnya ibu negara adalah tanda bahwa kelak rakyat juga tidak peduli dan tidak akan ada empati atas kejatuhan Jokowi. Bahkan rakyat akan meminta agar Jokowi diproses hukum untuk banyak kasus baik korupsi, kolusi maupun nepotisme. Hidup tenang pasca lengser, belum tentu. Ketika tuntutan mundur saat ini tidak dipedulikan maka ketika nanti sudah mundur rakyat pun tidak akan peduli. Di panggung Iriana terjengkang, di tangga pesawat terpeleset. Jokowi tak peduli. Itulah panggung politik. Biasanya ia suka pada pencitraan kini pencitraan sebagai suami yang baik ternyata tidak dimanfaatkan.  Padahal ia sedang berjalan menuju forum yang sedang disorot dan diberitakan dunia. KTT G-20.  Bandung, 15 Nopember 2022

G20, Apa yang Kita Harapkan?

Apalagi survei yang dirilis Kompas hari ini (14/11/2022) menunjukkan loyalis Jokowi tinggal 15% saja (lihat \"Survei Litbang Kompas: 15,1 Persen Warga Pilih Capres yang Didukung Jokowi\"). Oleh: DR. Syahganda Nainggolan, Sabang Merauke Circle DALAM Crux Channel, YouTube, pertemuan bilateral US-China yang di-upload beberapa jam lalu, Joe Biden menyampaikan kepada Xi Jin Ping bahwa dia ingin memastikan kedua negara itu mampu memenej perbedaan dan memelihara kompetisi untuk tidak menjadi konflik dan bersama dalam menyelesaikan isu global. Ketika masuk pada isu global, Biden menekankan dua hal, yakni soal perubahan iklim dan \"food security\". Xi dalam responnya setuju dengan perlunya komunikasi yang baik diantara kedua negara itu, namun tidak merespon isu kritis perubahan iklim dan kelangkaan pangan. Xi malah menekankan isu stabilitas dan keamanan dunia. Pertemuan kedua pimpinan negara besar dunia ini, hari ini, yang didampingi oleh para menterinya, pastinya akan menjadi \"guidance\" besok dan lusa, dalam pertemuan resmi G20. Indonesia sendiri selama ini mengusung tema \"Global Health Architecture, Digital Transformation and Sustainable Energy Transisition\". Hilangnya tema \"Climate Change\", sebagai agenda utama, yang dimainkan Indonesia tentu saja sejalan dengan Tiongkok, India, Brazil dan Rusia yang masih menghadapi isu lingkungan. Kelompok negara ini, khususnya Indonesia dan China, berada pada Environment Index performance yang rendah sekali, di bawah 30, sementara Amerika 51, German dan Prancis di atas 60, sebagai bandingan (EPI, 2022). Lebih dalam soal Indonesia, Greenpeace mencatat misalnya selama 2015-2019, pemerintah Joko Widodo jilid 1, seluas 4,4 juta Ha lahan terbakar. Sebanyak 30% diantaranya berada pada konsesi kelapa sawit dan bubur kertas. (BBC Indonesia, 24/9/22). Sebelum Jokowi melakukan moratorium kelapa sawit, The Jakarta Post melaporkan 2,6 juta Ha hutan terbakar tahun 2015 (6/11/21), 80% untuk pembukaan lahan sawit, dan BBC Indonesia mengatakan tahun 2016 saja deforestasi mencapai 929.000 Ha. (BBC, 20/11/21). Pengrusakan lingkungan lainnya adalah batubara. Eksploitasi batubara sengaja terus digenjot, khususnya ketika harga tinggi, yang membuat sumber energi tidak ramah lingkungan ini menjadi andalan Indonesia. Selain energi ini ikut memperkaya segelintir elit yang terlibat dalam wajah-wajah berseri di G20. Biden memang konsisten bicara climate change. Pada Agustus 2021 di Inggris, sebelum acara G7 saat itu, bahkan dia menyebutkan Jakarta akan tenggelam dalam 10 tahun mendatang. Ini adalah peringatan besar juga bagi kita tentang seriusnya ancaman perubahan iklim. Namun, dalam situasi dunia yang tidak pasti, khususnya akibat perang Rusia vs Ukraina, dan munculnya krisis energi, akan membuat tema lingkungan dan energi bersih sulit untuk menjadi kesadaran bersama. Batubara Indonesia sendiri menjadi incaran berbagai negara barat yang sedang krisis energi saat ini. Begitu pula minyak sawit kita diborong habis oleh (jejaring) negara-negara maju yang ingin mengoplos sumber energi mereka, beberapa waktu lalu. Biden dan Xi tidak menyinggung soal \"Global Health Architecture\" pada saat pertemuan mereka tadi. Kepentingan isu ini lebih pada negara-negara miskin seperti Indonesia yang menderita ketika pandemi terjadi. Sebagamana kita ketahui pada masa pandemi Covid19, negara barat dan China mengontrol penemuan, pabrikan dan distribusi vaksin COVID-19. Bahkan, Rusia yang sudah menemukan vaksin Sputnik, tidak diakui secara internasional oleh barat. Isu Global Fund mungkin kurang menarik, karena WHO (World Health Organization) sebagai lembaga kredibel sulit untuk \"disaingi\". Menkes Budi Sadikin, dalam \"Forum: G20 and APEC\", Chinadaily (14/11/22) meyakini Global Fund ini menjadi salah satu andalan untuk menopang ketimpangan antara negara miskin dan kaya ketika terjadi krisis. Tapi, sesungguhnya begitulah hubungan antara negara kaya dan miskin sepanjang sejarah manusia, kecuali negara miskin mempunyai daya tawar kolektif melakukan tekanan. Dalam G20 ini sesungguhnya Indonesia kurang mengerti strategi yang tepat. Seharusnya Indonesia menggalang berbagai negara menengah yang tergabung dalam BRICS, yang ada di G20, yakni Brazil, Rusia, India dan China, serta Turky tentunya, membentuk front besar dalam menekan barat pada isu-isu dimana negara miskin atau menengah ini membutuhkan keadilan (share prosperity), seperti isu aku akses vaksin dan pengobatan yang adil, serta isu ekonomi lainnya. Sayangnya Indonesia selalu berpikir bahwa dengan menjadi organiser pertemuan G20 seolah-olah menjadi pimpinan. Dengan merasa pemimpin, seakan-akan bisa menjadi magnet bagi semua negara dan bisa menjadikan transaksi bisnis. Ini momentum menjadi kurang termanfaatkan. Kelemahan Indonesia lainnya adalah \"event organizer mindset\". Indonesia menghabiskan uang triliuan untuk G20 ini, baik infrastruktur di Bali (Rp 850 miliar), TMII (Rp 1,2 triliun), sebagaimana disebut Kompas (10/6/22). Belum termasuk anggaran keamanan dan berbagai event lainnya. Semangatnya adalah pada perhelatan yang mewah dan gemerlap. Berbeda dengan berbagai G20 sebelumnya di Itali, Brisbane, London, Hamburg dll, masyarakat sipil diberikan ruang yang besar, bahkan demonstrasi yang melibatkan ribuan orang, seperti mahasiswa dan pecinta lingkungan, untuk menekan pertemuan fokus pada tujuan kehidupan global. Di Indonesia, pecinta lingkungan, seperti Greenpeace, Walhi, dll dihadang untuk melakukan aktivitas. Bahkan, Lembaga Bantuan Hukum diintimidasi hari ini karena diperkirakan akan melakukan aktivitas terkait G20. Dalam negara demokrasi, seharusnya peranan rakyat, masyarakat sipil, sama derajatnya dengan kalangan bisnis. Dengan mindset sebagai event organizer, uang besar yang dikeluarkan Indonesia untuk G20 kelihatan tidak sebanding dengan hasil yang akan deperoleh nantinya. Misalnya, jika Indonesia mengklaim adanya investasi masuk yang besar, itu bukanlah terkait dengan G20, khususnya, melainkan berbagai \"obral\" ijin, tax dlsb yang selama ini sudah terjadi. Di bidang keuangan sendiri,  obral suku bunga bond  kita sudah dianggap ketinggian oleh IMF. Alih teknologi sendiri belum terlihat, hampir semua mobil listrik yang disimbolkan pro lingkungan dalam event G20 tidak ada mobil Esemka, kebanggaan Jokowi, mayoritas atau semua impor (belum jelas produksi INKA murni buatan dalam negeri). Sebenarnya kita berharap apa pada G20? Sebagai rakyat kita tentu senang banyak pemimpin dunia datang berkunjung ke Bali. Ini adalah kesempatan mempromosikan Bali ke dunia. Namun, sesungguhnya harus lebih daripada itu, yakni mempromosikan seluruh Indonesia. Bali sejak dulu kala sudah dikenal dunia, bahkan untuk sebagian orang, Bali lebih populer. Kedua, Indonesia mempertanggung jawabkan pengeluaran yang besar pada event G20 ini terhadap kepentingan kemajuan kita, baik secara ekonomi maupun politik. Apalagi Indonesia sudah menjadi pemimpin ASEAN. G20 diharapkan memperlancar hubungan bilateral antara Indonesia dengan berbagai negara member, juga hubungan people to people, bukan sekedar bussiness to bussiness saja. Contohnya pertukaran kebudayaan, pendidikan  dll. Ketiga, kita berharap Jokowi merasakan \"sense of being a global leader\". Ini untuk membuat Jokowi berambisi pada politik global sebagai bagian karir hidupnya, sejak walikota, gubernur, presiden dan lalu sekjen PBB atau lainnya. Sehingga sirkulasi kekuasaan di dalam negeri dapat mulus ke depan. Apalagi survei yang dirilis Kompas hari ini (14/11/2022) menunjukkan loyalis Jokowi tinggal 15% saja (lihat \"Survei Litbang Kompas: 15,1 Persen Warga Pilih Capres yang Didukung Jokowi\"). Jadi Jokowi jangan lagi terlalu banyak turut campur dalam urusan pilpres 2024. Biarkan saja itu urusan parpol. Selamat menjalankan G20 untuk Jokowi, Chairman Xi Jin Ping, Joe Biden, Erdogan, Modi, Sunak, pemimpin Afrika, dll. Kami berharap yang terbaik untuk dunia menjadi tempat hidup yang indah. (*)

Menengok Makam Syeik Yusuf di Kampung Macassar, Afrika Selatan

Oleh M. Nigara - Wartawan Senior FNN SEPERTI hari-hari sebelumnya, matahari Jumat pagi (11/11/2022), menyinari Western Cape, Afrika Selatan  begitu cerahnya. Saya bersama keluarga berkesempatan mampir ke Kampung Macassar. Kampung Macassar adalah sebuah kota kecil berdekatan dengan Strand (nama lama Cape Town) dan Somerset West, dengan jumlah penduduk 38.136 jiwa. Sejarah Kampung Macassar sangat erat dengan Kota Makassar di Sulawesi Selatan. Adalah Syeikh Yusuf yang bergelar Tuanta Salamaka dari Kesultanan Gowa. Syiekh Yusuf merupakan ulama yang begitu gagah dan berani menentang VOC di Gowa. Tahun 1694, bersama 50 orang pengikutnya, ditangkap Kompeni dan dibuang ke Srilangka. Namun VOC gagal membendung pengaruh Sang Ulama. Akhirnya Syiekh Yusuf bersama pengikutnya dibuang ke Afrika Selatan. Di daerah yang kemudian jadi Kampung Macassar itulah Sang Ulama bersama para santrinya mendarat. Pantai dan laut menjadi bagian yang mengingatkannya dengan tanah kelahiran. Jadi, selain menyebarkan agama islam (catatan- Syeikh Yusuf diakui sebagai penyebar islam yang pertama di tanah Afrika Selatan, dan karenanya diangkat sebagai pahlawan nasional oleh Nelson Mandela. Presiden Soeharto sempat berkunjung ke Makam Kramat Syeikh Yusuf, 1997. Selain itu, Pak Harto juga menobatkan Syeikh Yusuf sebagai Pahlawan nasional dua tahun sebelumnya), Sang Ulama juga mengajarkan bagaimana menjadi nelayan yang baik. Ada satu kisah dari mulut ke mulut tentang karomah yang dimiliki Syeikh Yusuf. Waktu itu daerah sekitar Kampung Macassar tidak ada air tawar. Sang Ulama lalu meminta pengikutnya untuk menggali tanah hingga keluar air tawas dan asin. Lalu Sang Ulama mendirikan shalat lalu berdoa. Setelah itu, Syeikh Yusuf mengaduk-aduk air dengan kedua tangannya. Air tawas dan asin itu, berubah menjadi air tawar yang bisa dikonsumsi baik untuk minum atau masak. Hanya lima tahun, tepatnya 23 Mei 1699, Syeikh Yusuf wafat. Dengan hanya waktu lima tahun, islam menyebar dan tersebar di Afsel. Nelson Mandela berulang kali dalam berbagai event tidak ragu menyebutnya sebagai salah seorang putra terbaik Afrika. Kemudian dari sumber wikipedia, disebutkan, jenazah Syekh Yusuf Tajul Khalwati dibawa ke Gowa atas permintaan Sultan Abdul Jalil (1677-1709) dan dimakamkan kembali di Lakiung, pada April 1705. Jumat pagi (11/11/2022), sebelum ke kota Montagu, saya berkesempatan mampir ke makam sang ulama besar itu. Letak makamnya di bagian paling depan Kampung Macassar. Letaknya berada di atas, lebih tinggi dari Kampung Macassar. Tertata dengan rapih, dihiasi oleh lima meriam eks Belanda.  Selain makam Syeikh Yusuf, ada empat makam pengikutnya di bagian kiri. Makam yang berbeda denfan makam-makam yang biasa. Ukuran panjangnya rata-rata dua meteran. Menurut info, makam itu menjadi destinasi wajib bagi orang-orang Indonesia, Malaysia, India, dan Srilangka yang berkunjung ke Afsel. Karena bukan hanya di Afsel, Syeikh Yusuf menyebarkan agama islam, bahkan Syeikh Ibrahim ibnu Mi\'am, ulama besar India, kabarnya juga merupakan murid Syeikh Yusuf. Saya, istri, dan anak-anak saya merasakan ada sesuatu yang lain saat memasuki rumah tempat makam itu berada. Tetapi, jangan lupa, kita dilarang meminta apa pun di makam-makam Kramat, termasuk syirik. Syirik adalah dosa paling besar. Firman Allah Ta\'ala\' \"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu. Bagi siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”. (QS. An-Nisa).(*)

Jokowi dan Anies di Solo, Akankah Terjadi Koalisi?

Oleh Tony Rosyid - Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa POLITIK itu cair. Semua berkemungkinan terjadi tanpa prediksi. Si A kesannya lawan si B. Di kesempatan yang sama, keduanya bisa berkoalisi.  Apa yang diberitakan dan dikesankan di media tidak selalu mampu menggambarkan situasi politik yang sesungguhnya. Sebagaimana hari ini, Jokowi dan Anies di hari yang sama datang ke Solo. Jokowi meresmikan Masjid MBZ, dan Anies menghadiri Khaul Ali bin Muhammad Al-Habsi ke-111. Acara yang dihadiri tidak kurang dari 500.000 pengunjung. Mungkinkah kedua tokoh besar Indonesia ini bertemu? Dan mungkinkah koalisi Jokowi-Anies dimulai dari Solo? Sekali lagi, tidak ada yang tidak mungkin. Jika benar koalisi Jokowi-Anies terjadi, ini akan mengubah semua peta politik Indonesia. Setidaknya untuk jangka pendek yaitu pilpres 2024. Antara Jokowi dan Anies tidak ada persoalan. Keduanya pernah bersama-sama di 2014. Anies punya kontribusi terhadap kemenangan Jokowi.  Jika di pertemuan Ultah Perindo ke-8 tanggal 7 November 2022  lalu Jokowi sempat berbasa basi dengan bilang: nanti (setelah Jokowi) sepertinya giliran Pak Prabowo, maka pertemuan dengan Anies di Solo hari ini jika betul itu terjadi, maka restu kepada Anies bukan basa basi. Apalagi pertemuan itu di Solo, markas Jokowi memulai karir besarnya hingga jadi orang nomor satu di Indonesia selama dua periode. Dilihat dari semakin besar dukungan terhadap Anies dan bergeraknya elektabilitas Anies, maka dukungan Jokowi ke Anies adalah sesuatu yang rasional. Ini seperti Formula E. Media mengesankan ada konflik antara Anies dan Jokowi. Injury time, Jokowi datang dan memberi dukungan. Hal yang sama bisa terjadi di pilpres, dan itu dimulai dari kota Solo. Solo, 14 Noember 2022

Bangsa Indonesia: Mudah Percaya, Lupa dan Menyerah, Berahir Nestapa

Pemimpin boneka, selalu bermain watak, seperti pelawak yang bisa ketawa, sekalipun situasinya sedang gawat. Ini biasa terjadi. Inilah yang oleh Goffman disebut dengan dramaturgi. Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) berencana balik ke Solo, Jawa Tengah, usai masa jabatannya sebagai presiden selesai pada 2024. “Saya akan kembali ke kota saya, Solo, sebagai rakyat biasa,” kata Jokowi dalam wawancara khusus dengan The Economist yang ditayangkan di YouTube, seperti dikutip, Ahad (13/11//2022). Tiba-tiba muncul puja-puji bak seperti telah datang berita segar dari “dewa langit” yang turun ke bumi. Basa-basi politik yang jauh dari pencerahan keadaan sesungguhnya yang sedang terjadi, seperti kena kekuatan magis semua kesurupan. Jokowi ingin kembali ke kampung halamannya di Solo. Jokowi ingin terlibat dalam kegiatan di sektor lingkungan setelah tak lagi menjabat presiden. Selagi masih memiliki kekuasaan telah merusak lingkungan di mana-mana. Jokowi juga berharap kepemimpinannya dapat memberikan dampak terhadap perubahan pola pikir dan cara kerja baru. Dia juga ingin Indonesia melompat menjadi negara maju. Mengapa masih mimpi di siang bolong, kok masih hanya keinginan selama ini apa yang dilakukan. Lompatan apa yang telah terjadi selain lompat mundur ke belakang? Bung Lenin mengatakan, “kebohongan yang diajarkan terus-menerus di kemudian hari akan dianggap sebagai sebuah kebenaran”. Telah datang kebohongan berkali-kali masih dipercaya dan dilahab sebagai sebuah berita benar. Erving Goffman menggunakan mekanisme panggung ini untuk menganalisis dunia sosial di Indonesia. Ada panggung depan (front stage), ada panggung belakang (back stage). Panggung depan sering berbeda 180 derajat dengan panggung belakang. Cliffort Geertz adalah ahli antropologi asal Amerika (AS). Ia memakai istilah “negara panggung” alias theater state untuk memotret dinamika kekuasaan di Indonesia. “Ya Indonesia sudah berubah menjadi “negara panggung” alias theater state”. Simbolisme, persepsi, narasi dan drama lebih penting ketimbang realitas. “Pemimpin Boneka” seringkali diasosiasikan untuk pemimpin yang ucapan, peran, dan sikapnya dikendalikan orang lain. Saat manggung, dikendalikan peran panggungnya oleh sutradara. Pemimpin boneka, selalu bermain watak, seperti pelawak yang bisa ketawa, sekalipun situasinya sedang gawat. Ini biasa terjadi. Inilah yang oleh Goffman disebut dengan dramaturgi. Tipuan dan kebohongan politisi busuk, sedang memainkan perannya. “Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur sulit diperbaiki!”. Sesungguhnya keinginan untuk perpanjangan jabatan dan atau keinginan untuk tiga periode masih hidup. Jangan keburu percaya agar tidak jatuh lagi ke alam nestapa, Jokowi  akan kembali ke Solo, apalagi tampak jelas statemen yang menyertainya hanya kalimat verbal belaka. Sejak maraknya demo mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya, pada awal 2022 lalu, barang-barang pribadi milik Jokowi sudah mulai diboyong pulang kampung ke Solo. Hal itu dilakukan untuk mencegah peristiwa yang pernah dialami Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, ketika dipaksa lengser dan keluar dari Istana sebelum waktunya: banyak barang pribadinya hilang! (*)

Muhammadiyah Insya Allah Tangguh

Oleh M Rizal Fadillah - Pemerhati Politik dan Kebangsaan  AGENDA pokok Muktamar Muhammadiyah ke 48 di Surakarta di samping menyusun program, penetapan Risalah Islam Berkemajuan, serta Isu-Isu strategis adalah pemilihan Pimpinan Pusat periode 2022-2027. Muktamar yang dilaksanakan dua tahun sebelum hajat politik khususnya Pilpres dinilai rawan dari berbagai kepentingan.  Siapapun yang  akan memerintah negara RI untuk periode 2024-2029 tentu merasa perlu dengan warna atau sikap politik kepemimpinan Muhammadiyah terpilih.  Adalah wajar jika banyak fihak khawatir adanya intervensi untuk jabatan Ketum maupun jajaran kepemimpinan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Muktamar tersebut.  Ini disebabkan banyak musyawarah Ormas terjadi pengkutuban atau friksi tajam dalam pemilihan Ketua Umum nya. Kekuasaan pun ikut bermain.  Muhammadiyah memiliki tata cara pemilihan yang spesifik dengan pola penyaringan bertingkat. Dari pengajuan awal berapapun jumlahnya akhirnya dipilih dan ditetapkan oleh Sidang Tanwir menjadi 39 Calon anggota Pimpinan. Dalam arena Muktamar, peserta memilih dari 39 orang tersebut menjadi 13 anggota Pimpinan. 13 anggota terpilih menetapkan Ketua Umum. Pola seperti ini sulit ditembus oleh politik uang maupun kekuasaan.  Peserta Muktamar baik dari Daerah, Wilayah maupun unsur Pusat dibekali dengan nilai-nilai kejuangan ideologi Muhammadiyah sehingga datang ke Muktamar bukan untuk sekedar memilih Ketua Umum melainkan kepemimpinan kolektif. Tidak ada sikap otoritarian kekuasaan dalam Muhammadiyah. 13 orang bersama-sama bermusyawarah menyusun \"kabinet\" dan bekerja secara kolegial.  Ada usul bahwa dalam Muktamar ke-48 esok jumlah anggota Pimpinan Pusat yang dipilih menjadi 17 orang. Usul yang rasional dan sesuai dengan perkembangan. Hanya untuk itu diperlukan perubahan AD/ART terlebih dahulu. Mungkin berlaku untuk periode berikut. Akan tetapi AD/ART saat ini sudah membuka peluang bagi adanya anggota Pimpinan tambahan. Direkrut dari personal 39 orang terpilih dalam Sidang Tanwir. Hal itu bila ke 13 anggota Pimpinan menganggap perlu.  Dengan sistem yang ada maka polarisasi tidak akan terjadi. Konflik dapat diminimalisasi dan kapasitas serta profesi dapat beragam sesuai dengan aspirasi peserta Muktamar. Isu penyegaran dapat direspon baik dalam kategori personal lama dan baru, tua dan muda, atau keragaman profesi dan kapasitas.  Peserta dan penggembira datang ke arena Muktamar dengan semangat untuk berkorban demi silaturahmi bukan untuk mendapatkan sesuatu apalagi materi. Peserta Muktamar akan dengan cepat menolak politik uang karena ideologi Muhammadiyah mengharamkannya. Bahasa membantu transportasi difahami menjadi bagian dari politik uang jika berhubungan dengan pemilihan. Haram hukumnya.  Para calon anggota Pimpinan Pusat tentu meyakini bahwa jabatan itu bukan kesenangan tetapi ujian yang berakibat kemuliaan dan kehinaan dirinya dimata Allah SWT. Ambisi adalah sebab dari kesulitan sementara kepercayaan menjadi jalan kemudahan. Nashrun minallah.  Penunaian amanah merupakan sebab dari kemenangan dan kebahagiaan. Fathun qoriib.  Dengan berbagai Amal Usaha Muhammadiyah yang terus meningkat maka shaff perjuangan akan semakin kokoh. Keumatan yang mengakar. Benteng pertahanan pun semakin kuat.  Muktamar Muhammadiyah adalah konsolidasi strategis bagi pengembangan organisasi.  Muhammadiyah insya Allah tangguh.  Bandung, 14 Nopember 2022

KTT Asean, G20, dan Perubahan Politik Jokowi

Kita berharap Indonesia dapat berperan besar dalam G20. Selain sebagai \"event organazer\", Indonesia dapat membicarakan keadilan tatanan global dan solidaritas. Paska pandemi seluruh dunia mengharapkan adanya order global, yang selama ini dikuasi barat dengan perspektif barat sentris, ke arah dunia yang multipolar dan menekankan kebersamaan.  Oleh DR. Syahganda Nainggolan, Sabang Merauke Circle ALHAMDULILLAH Joko Widodo telah memastikan bahwa dia akan lengser 2024 dan kembali ke Solo. Sebagaimana diberitakan CNN Indonesia, 13/11/22 dalam judul \"Jokowi Beber Rencana Setelah Lengser: Pulang Ke Solo Jadi Rakyat Biasa\", mengutip wawancara Jokowi dengan The Economist, majalah ekonomi terbesar di Eropa, selain lengser, Jokowi juga akan menjadi aktifis lingkungan. Pernyataan Jokowi ini sangat penting bagi kita sebagai pegangan bahwa berbagai upaya yang dilakukan pendukungnya selama ini melalui isu perpanjangan jabatan maupun isu presiden 3 periode ditepis Jokowi. Kita dapat menghentikan kecurigaan kita pada Jokowi sebagai \"mastermind\" isu perpanjangan selama ini dan dapat mengalihkan tuduhan kepada orang-orang terdekatnya, jika isu itu muncul lagi nantinya. Perubahan sikap Jokowi ini mungkin terkait dengan aktifitas internasional Jokowi hari-hari ini yang terlalu berat, baik dalam skala Asean maupun G20. Jokowi dalam KTT Asean dan selanjutnya sebagai ketua Asean telah menunjukkan sikap keras terhadap rezim junta Militer Myanmar. Bulan lalu Asean tidak membolehkan wakil Junta hadir kecuali dihadiri juga oleh pihak oposisi, dalam bahasan batas akhir dialog Junta dan oposisi. Myanmar mengutuk pemerintah Indonesia sebagai \"anjing peliharaan\" Amerika (CNBC Indonesia, 28/10/22). Dengan berubahnya sikap Jokowi yang semula ragu mengutuk Junta di sana, Asean akhirnya mayoritas dalam genggaman mainstream global order, yang menghargai demokrasi dan anti pelanggaran HAM. Pergumulan kedua Jokowi soal demokrasi terkait dengan Vlademir Putin. Pada bulan Agustus (19/8/22), Jokowi melakukan \"self claim\" bahwa Putin akan hadir pada G20. Padahal kedutaan besar Rusia di Jakarta maupun sekretaris/jubir Putin tidak memberikan informasi itu. Setidaknya jika kita merujuk pada media yang memberitakan. Jokowi sepertinya sangat berharap Rusia hadir. Bahkan, Jokowi mengambil resiko pergi ke Ukraina dan lalu ke Rusia tempo hari untuk mengundang Putin, selain Zelensky, presiden Ukraina. Namun, seiring waktu, dengan tekanan barat yang tidak menghendaki kehadiran Putin di G20 Bali, Jokowi terkesan tidak kecewa. Setidaknya tidak diungkapkan oleh Jokowi atau jika merujuk pada statemen LBP bahwa tidak masalah jika tidak ada Komunike Pemimpin Dunia di G20 (CNBC Indonesia, 12/11/22). Myanmar dan Rusia adalah sekutu Peking/RRC. Sikap Jokowi yang terkesan berubah penting dicatat karena selama ini Jokowi menjadi \"anak emas\" RRC. Bahkan, sampai detik-detik terakhir sebelum G20, Jokowi berharap KCIC (Kereta Cepat Jakarta China) Bandung-Jakarta dapat diresmikan Xi Jin Ping, di sela kunjungannya ke Indonesia. Kita bersyukur melihat Jokowi berubah ke arah blok global order yang mementingkan demokrasi dan HAM. Namun, Jokowi tidak bisa terlalu lama di tengah. Sebab, China dan Rusia pasti akan mengevaluasi posisi Jokowi terhadap afiliasinya selama ini.  Spekulasi pertama yang terlihat adalah batalnya rencana Xi Jin Ping meresmikan projek kereta cepat pertama di Asean ini. Bukan hanya tidak meresmikan, isu kereta cepat saat ini malah sudah kehabisan dana operasional, sehingga projeck akan mangkrak, jika tidak ada suntikan negara kita. Padahal selama ini pemerintah China berencana memberikan bantuan besar tanpa resiko APBN kita. Spekulasi kedua adalah kemungkinan Indonesia tidak akan dimasukkan dalam BRICS, sebuah persekutuan negara ekonomi alternatif. Padahal, selama ini Indonesia mempunyai kesempatan untuk bisa bergabung dengan BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan South of Africa), sehingga memperkuat posisi tawar Indonesia dalam global order. Penutup KTT Asean dan G20 membawa perubahan sikap  Jokowi atas isu perpanjangan masa jabatan Presiden. Jokowi telah mengatakan akan lengser dan menjadi pecinta lingkungan, pada tahun 2024. Padahal selama ini Jokowi mengapresiasi kelompok-kelompok anti demokrasi yang menyuarakan perpanjangan masa jabatan dan atau 3 periode Jokowi sebagai bagian demokrasi. Dalam hubungannya dengan Myanmar dan Putin, Jokowi memperlihatkan sikap anti kekerasan, khusus soal Putin, setidaknya tidak mengatakan kecewa atas ketidak hadiran Putin.  Kita berharap Indonesia dapat berperan besar dalam G20. Selain sebagai \"event organazer\", Indonesia dapat membicarakan keadilan tatanan global dan solidaritas. Paska pandemi seluruh dunia mengharapkan adanya order global, yang selama ini dikuasi barat dengan perspektif barat sentris, ke arah dunia yang multipolar dan menekankan kebersamaan.  Semoga Jokowi benar-benar pro demokrasi dan lalu mengkoreksi berbagai kebijakannya yang selama ini terlalu banyak melakukan kriminalisasi ulama, aktifis politik dan tokoh-tokoh lingkungan. (*)

Kepala BIN Budi Gunawan Serasi Menjadi Cawapres Anies Baswedan

 Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jendral Polisi (Purn.) Prof. Dr. Budi Gunawan sangat layak dan pantas untuk dijodohkan menjadi bakal calon Wakil Presiden dari Anies Baswedan. Kapasitas dan kapabiltas sangat baik sebagai tokoh bangsa. Budi Gunawan sukses menjadi negarawan yang teruji mengabdi kepada bangsa Indonesia.  Oleh Kisman Latumakulita - Wartawan Senior FNN HAMPIR dipastikan tidak ada komponen bangsa ini yang meragukan komitmen dan kemampuan Budi Gunawan. Meskipun tidak banyak diketahui masyarakat menengah-bawah, namun kiprah Budi Gunawan untuk menyatukan seluruh komponen bangsa selalu dan selalu dilakukan. Tidak pernah berhenti berbuat yang terbaik demi bangsa Indonesia. Berbagai lapisan masyarakat digalang untuk memastikan bahwa Indonesia tetap bersatu, baik hari ini maupun nantinya.  Ketokohan Budi Gunawan bisa dianggap mewakili kaum nasionalis abangan. Figur yang cocok dengan bakal calon Presiden Partai Nasdem Anies Baswedan yang dikesankan mewakili kelompok nasionalis kanan. Pasangan koalisi yang serasi untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia. Anies Baswedan-Budi Gunawan dapat mengakhiri keterbelahan sosial masyarakat yang masih terasa sampai hari ini. Selain itu, pasangan Anies Baswedan-Budi Gunawan juga bisa membawa Indonesia bersaing dengan bangsa-bangsa lain di panggung kelas dunia. Apalagi menghadapi resesi ekonomi yang melanda dunia hari ini, dan telah masuk di halaman tengah rumah besar bangsa Indonesia, sangat membutuhkan pasangan Capres-Cawapres yang punya kemampuan di atas rata-rata normal. Butuh Capres-Cawapres yang punya kemampuan komunikasi dan diplomasi kelas dunia dan terukur. Itu hanya ada pada pasangan Anies Baswedan-Budi Gunawan.  Jika terwujud, maka pasangan Capres-Cawapres Anies Baswedan-Budi Gunawan mengingatkan kita dan publik dunia kepada pasangan Presiden-Wakil Presiden Amerika legendaris Ronald Reagen-Goerge Bush senior. Bush adalah mantan Kepala Central Intelligence Agency (CIA). Pasangan Reagen-Bush sangat sukses ketika memimpin Amerika selama dua priode. Setelah Reagen berakhir periode kedua, giliran Bush senior yang menggantikan Reagen sebagai Presiden Amerika dari Partai Republik.  Dibandingkan kandidat cawapres Agus Harimurti Yudhoyono dari Partai Demokrat maupun mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Budi Gunawan masih lebih unggul. Bisa dibilang unggul dalam semua aspek. Apalagi Budi Gunawan juga memiliki kedekatan yang sangat mumpuni dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.  Begitu pula bila dibadingkan dengan Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Dr. Muhammad Tito Karnavian PhD, yang sekarang menjabat Menteri Dalam Negeri, maka Budi Gunawan juga masih lebih unggul. Budi Gunawan itu matang dan mampu di semua lini. Baik itu lini depan, lini tengah dan lini belakarang. Sementara masyarakat menduga Tito Karnavian menjadi bagian penting yang ikut membuat institusi Kepolisin jatuh ke titik paling nadir hari ini. Dimulai ketika Tito Karnavian menjabat sebagai Kapolri. Tito membentuk Satgassus Nusantara dan Satgassus Merah Putih. Sekarang sudah dibubarkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Anggota Komisi III DPR Mulfachri Harahap mengatakan, Satgassus adalah organ khusus di dalam institusi Kepolisian yang punya kewenangan tanpa batas. Dapat berbuat apa saja. Menjangkau dan mengambil alih kapan saja perkara di semua Polda. Para anggotanya dikesankan memliiki darah biru, yang dapat dipromosikan pada semua jabatan penting dan strategis di Kepolisian.  Diperkirakan anggota Satgasus sangat mudah untuk sekolah pada semua jenjang pendidikan di Kepolisian. Kebijakan Tito Karnavian ini diteruskan oleh Kapolri Idham Azis. Anggota Satgassus sangat mudah untuk sekolah di Sekolah Calon Perwira Pertama, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (SESPIMMEN) maupun Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (SESPIMTI).  Kasihan Kapolri Jendral Listyo Sigit, yang hari ini harus kerja keras dan pontang-panting mencuci piring kotor yang ditinggakan Tito Karnavian dan Idham Azis. Misalnya, Tito Karnavian menunjuk Ferdy Sambo sebagai Korspripim Kapolri. Jabatan yang setara dengan Ajudan Presiden dan Ajudan Wakil Presiden. Tiga jabatan dengan pangkat Komisaris Besar (Kombes) Polisi ini, kalau dimutasi, dipastikan naik menjadi jendral bintang satu. Tidak mungkin dimutasi ke jabatan dengan pangkat Kombes juga.   Diduga Tito Karnavian kini sedang digadang-gadang oleh beberapa petinggi PKS yang dikoordinir Sekjen PKS Habib Aboebakar Alhabsyi untuk berpasangan dengan Anies Baswedan sebagai bakal Cawapres. Manuver politik Sekjen PKS ini dapat dipahama, karena selama menjadi anggota DPR lima belas tahun, Habib Aboebakar Alhabsyi hanya bertugas di Komisi III DPR. Komisi yang membidangi masalah-masalah hukum. Wajar kalau mempunyai kedakatan khuusus dengan Tito Karnavian.         Dukungan politik untuk Budi Gunawan, pastinya bukan hanya dari PDI-P saja. Sebab sebagai orang menjabat Kepala BIN selama enam tahun lebih, Budi Gunawan tentu punya kaki dan tangan dimana-mana. Mungkin juga di kalangan partai politik selain PDI-P. Bahkan diperkirakan Budi Gunawan masih punya pengaruh yang sangat kuat di kalangan Kepolisian dan TNI.  Budi Gunawan diperkirakan masih juga punya pengaruh kuat di kementerian dan lembaga-lembaga negara. Bahkan termasuk di kalangan pejabat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), para Gubernur dan Bupati-Walikota. Semua ini tentu menjadi modal dan kekuatan Budi-Gunawan untuk berpasangan dengan Anies Baswedan sebagai Cawapres. Jika demikian, maka pasangan Anies Baswedan-Budi Gunawan hampir pasti bakal menang jika berhadap-hadapan dengan pasangan Capres-Cawapres manapun.  Budi Gunawan menjadi bakal Cawapres untuk Anies Baswedan, sangat ditetantukan oleh pandapat dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soerkarnoputri. Tidak mungkin Budi Gunawan membuat keputusan penting tanpa mendengar pendapat dan masukan dari Megawati Soekarnoputri. Apalagi Budi Gunawan pernah menjadi Ajudan Presiden ketika Megawati Soekarnoputri menggantikan Abdurahman Wahid atau Gus Dur. Jika pasangan Anies Baswedan-Budi Gunawan terwujud, dan terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2024, maka dipastikan Ketua Umum PDI-P setelah Megawati Seokarnoputri nanti tetap dipegang oleh trah Soekarno. Jika dari trah Soekarno, maka kemungkinan besar Puan Maharani yang bakal naik tahta menjadi Ketua Umum PDI. (*)